standar 12.doc 96KB Jan 09 2011 11:45:06 PM

AKREDITASI
INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

KUMPULAN INSTRUMEN STANDAR 12
AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

JAKARTA 2007

Buku 1
NASKAH AKADEMIK AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi secara
berkelanjutan, setiap perguruan tinggi harus memiliki sistem penjaminan mutu
sebagai bagian dari sistem pengelolaan dan proses pelaksanaan programprogram akademik. Sistem penjaminan mutu dibentuk ditingkat institusi dan
dapat pula dikembangkan di tingkat fakultas/jurusan, sesuai dengan kebutuhan.
Sistem penjaminan mutu internal pada suatu perguruan tinngi tercermin pada
adanya pengorganisasian, dan manual mutu yang memuat pernyataan mutu
sebagai komitmen institusi, kebijakan mutu, prosedur mutu instruksi kerja mutu.

Perguruan tinggi harus menetapkan sasaran mutu yang harus dicapai oleh unitunit kerja sesuai dengan kapasitas dan kinerja masing-masing. Perguruan
tinggi juga harus memiliki mekanisme peningkatan mutu berkelanjutan serta
pengembangan sistem penjaminan mutu untuk menyesuaikan dengan tuntutan
perkembangan di tingkat nasional maupun internasional.
Pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap proses peningkatan mutu
berkelanjutan dapat berkoordinasi dengan pelaksana audit internal, jika ada,
untuk memberikan masukan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan perbaikan yang efektif.
Perguruan tinggi harus memiliki sistem rekaman data dan informasi yang baik
mengenai proses serta hasil pelaksanaan sistem penjaminan mutu. Rekaman
data dan informasi yang baik dimaksudkan untuk memungkinkan pelacakan
kembali data dan informasi yang diperlukan serta memberikan peringatan dini
kepada pihak yang melakukan tindakan perbaikan.
Hasil-hasil seluruh sistem penjaminan mutu yang terdokumentasi dengan baik
hendaknya digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program
penjaminan mutu eksternal termasuk program untuk memperoleh akreditasi.

Buku 2
STANDAR DAN PROSEDUR AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN
TINGGI

Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal
12.1. Deskripsi Standar Sistem Penjaminan Mutu Internal
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi
secara berkelanjutan, setiap perguruan tinggi harus memiliki sistem
penjaminan mutu sebagai bagian dari sistem pengelolaan dan proses
pelaksanaan program-program akademik. Sistem penjaminan mutu
dibentuk ditingkat institusi dan dapat pula dikembangkan di tingkat
fakultas/jurusan, sesuai dengan kebutuhan.
Sistem penjaminan mutu internal pada suatu perguruan tinngi tercermin
pada adanya pengorganisasian, dan manual mutu yang memuat
pernyataan mutu sebagai komitmen institusi, kebijakan mutu, prosedur
mutu instruksi kerja mutu. Perguruan tinggi harus menetapkan sasaran
mutu yang harus dicapai oleh unit-unit kerja sesuai dengan kapasitas dan
kinerja masing-masing. Perguruan tinggi juga harus memiliki mekanisme
peningkatan mutu berkelanjutan serta pengembangan sistem penjaminan
mutu untuk menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan di tingkat
nasional maupun internasional.
Pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap proses peningkatan mutu
berkelanjutan dapat berkoordinasi dengan pelaksana audit internal, jika
ada, untuk memberikan masukan kepada pihak yang bertanggung jawab

untuk melakukan tindakan perbaikan yang efektif.
Perguruan tinggi harus memiliki sistem rekaman data dan informasi yang
baik mengenai proses serta hasil pelaksanaan sistem penjaminan mutu.
Rekaman data dan informasi yang baik dimaksudkan untuk
memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang diperlukan
serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang melakukan tindakan
perbaikan.
Hasil-hasil seluruh sistem penjaminan mutu yang terdokumentasi dengan
baik hendaknya digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
program penjaminan mutu eksternal termasuk program untuk
memperoleh akreditasi.
12.2. Elemen Penilaian
a. Perguruan tinggi menjalankan sistem penjaminan mutu yang didukung
dengan adanya bukti-bukti berupa manual mutu, dan pelaksanaannya.
1)
Keberadaan Manual Mutu
2)

Implementasi penjaminan mutu


b. Perguruan tinggi menetapkan sasaran mutu, memonitor dan
mengevaluasi pencapaiannya, minimal di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Perguruan tinggi merekrut calon mahasiswa yang bermutu.

d. Perguruan tinggi memiliki daya tarik institusi bagi calon mahasiswa dari
berbagai daerah di indonesia dan luar negeri.
e. Perguruan tinggi memiliki rekaman data yang diolah menjadi informasi
untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang
diperlukan serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang
melakukan tindakan perbaikan.
f. Perguruan tinggi memiliki komitmen institusi untuk menyediakan dana
yang menjamin upaya peningkatan mutu internal serta akreditasi,
secara terus menerus.

Buku 3
PEDOMAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO AKREDITASI INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI
Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal
a. Pelaksanaan sistem penjaminan mutu yang didukung dengan adanya buktibukti berupa manual mutu, dan pelaksanaannya.

1)

Adanya manualmutu

2)

Implementari penjaminan mutu

b. Sasaran mutu perguruan tinggi
1) Penetapan sasaran mutu, memonitor dan mengevaluasi pencapaiannya,
minimal di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
2) Rekrutmen calon mahasiswa bermutu
3) Daya tarik perguruan tinggi bagi calon mahasiswa dari berbagai daerah
c. Bukti tertulis tentang adanya rekaman data yang diolah menjadi informasi
untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang diperlukan
serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang melakukan tindakan
perbaikan.
d. Adanya bukti tentang komitmen perguruan tinggi untuk menyediakan dana
yang menjamin upaya peningkatan mutu internal serta akreditasi, secara

terus menerus.

Buku 4
PEDOMAN
ASESMEN
PERGURUAN TINGGI

LAPANG

AKREDITASI

INSTITUSI

Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal
12.1. Deskripsi Standar Sistem Penjaminan Mutu Internal
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi
secara berkelanjutan, setiap perguruan tinggi harus memiliki sistem
penjaminan mutu sebagai bagian dari sistem pengelolaan dan proses
pelaksanaan program-program akademik. Sistem penjaminan mutu
dibentuk ditingkat institusi dan dapat pula dikembangkan ditingkat

fakultas/jurusan, sesuai dengan kebutuhan.
Sistem penjaminan mutu internal pada suatu perguruan tinngi tercermin
pada adanya pengorganisasian, dan manual mutu yang memuat
pernyataan mutu sebagai komitmen institusi, kebijakan mutu, prosedur
mutu instruksi kerja mutu. Perguruan tinggi harus menetapkan sasaran
mutu yang harus dicapai oleh unit-unit kerja sesuai dengan kapasitas dan
kinerja masing-masing. Perguruan tinggi juga harus memiliki mekanisme
peningkatan mutu berkelanjutan serta pengembangan sistem penjaminan
mutu untuk menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan di tingkat
nasional maupun internasional.
Pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap proses peningkatan mutu
berkelanjutan dapat berkoordinasi dengan pelaksana audit internal, jika
ada, untuk memberikan masukan kepada pihak yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindakan perbaikan yang efektif.
Perguruan tinggi harus memiliki sistem rekaman data dan informasi yang
baik mengenai proses serta hasil pelaksanaan sistem penjaminan mutu.
Rekaman data dan informasi yang baik dimaksudkan untuk
memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang diperlukan
serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang melakukan tindakan
perbaikan.

Hasil-hasil seluruh sistem penjaminan mutu yang terdokumentasi dengan
baik hendaknya digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
program penjaminan mutu eksternal termasuk program untuk
memperoleh akreditasi.
12.2. Elemen Penilaian
a. Perguruan tinggi menjalankan sistem penjaminan mutu yang didukung
dengan adanya bukti-bukti berupa manual mutu, dan pelaksanaannya.
1) Keberadaan Manual Mutu
2) Implementasi penjaminan mutu
b. Perguruan tinggi menetapkan sasaran mutu, memonitor dan
mengevaluasi pencapaiannya, minimal di bidang pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Perguruan tinggi merekrut calon mahasiswa yang bermutu.
d. Perguruan tinggi memiliki daya tarik institusi bagi calon mahasiswa dari
berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

e. Perguruan tinggi memiliki rekaman data yang diolah menjadi informasi
untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang
diperlukan serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang
melakukan tindakan perbaikan.

f. Perguruan tinggi memiliki komitmen institusi untuk menyediakan dana
yang menjamin upaya peningkatan mutu internal serta akreditasi, secara
terus menerus.

Buku 5
PEDOMAN PENILAIAN
PERGURUAN TINGGI

PORTOFOLIO

AKREDITASI

INSTITUSI

Standar 12. Sistem Penjaminan Mutu Internal
12.1. Deskripsi Standar Sistem Penjaminan Mutu Internal
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi
secara berkelanjutan, setiap perguruan tinggi harus memiliki sistem
penjaminan mutu sebagai bagian dari sistem pengelolaan dan proses
pelaksanaan program-program akademik. Sistem penjaminan mutu

dibentuk ditingkat institusi dan dapat pula dikembangkan ditingkat
fakultas/jurusan, sesuai dengan kebutuhan.
Sistem penjaminan mutu internal pada suatu perguruan tinngi tercermin
pada adanya pengorganisasian, dan manual mutu yang memuat
pernyataan mutu sebagai komitmen institusi, kebijakan mutu, prosedur
mutu instruksi kerja mutu. Perguruan tinggi harus menetapkan sasaran
mutu yang harus dicapai oleh unit-unit kerja sesuai dengan kapasitas dan
kinerja masing-masing. Perguruan tinggi juga harus memiliki mekanisme
peningkatan mutu berkelanjutan serta pengembangan sistem penjaminan
mutu untuk menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan di tingkat
nasional maupun internasional.
Pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap proses peningkatan mutu
berkelanjutan dapat berkoordinasi dengan pelaksana audit internal, jika
ada, untuk memberikan masukan kepada pihak yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindakan perbaikan yang efektif.
Perguruan tinggi harus memiliki sistem rekaman data dan informasi yang
baik mengenai proses serta hasil pelaksanaan sistem penjaminan mutu.
Rekaman data dan informasi yang baik dimaksudkan untuk
memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang diperlukan
serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang melakukan tindakan

perbaikan.
Hasil-hasil seluruh sistem penjaminan mutu yang terdokumentasi dengan
baik hendaknya digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
program penjaminan mutu eksternal termasuk program untuk
memperoleh akreditasi.
12.2. Elemen Penilaian
a. Perguruan tinggi menjalankan sistem penjaminan mutu yang didukung
dengan adanya bukti-bukti berupa manual mutu, dan pelaksanaannya.
1) Keberadaan Manual Mutu
2) Implementasi penjaminan mutu
b. Perguruan tinggi menetapkan sasaran mutu, memonitor dan
mengevaluasi pencapaiannya, minimal di bidang pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Perguruan tinggi merekrut calon mahasiswa yang bermutu.

d. Perguruan tinggi memiliki daya tarik institusi bagi calon mahasiswa dari
berbagai daerah di indonesia dan luar negeri.
e. Perguruan tinggi memiliki rekaman data yang diolah menjadi informasi
untuk memungkinkan pelacakan kembali data dan informasi yang
diperlukan serta memberikan peringatan dini kepada pihak yang
melakukan tindakan perbaikan.
f. Perguruan tinggi memiliki komitmen institusi untuk menyediakan dana
yang menjamin upaya peningkatan mutu internal serta akreditasi, secara
terus menerus.

Buku 6
MATRIKS PENILAIAN PORTOFOLIO AKREDITASI INSTITUSI
STANDAR-12. SISTEM JAMINAN MUTU
HARKAT DAN PERINGKAT
KOMPONEN/PARAMETE
R

SANGAT
BAIK
4

BAIK

CUKUP

KURANG

3

2

1

12.1
Perguruan
tinggi
menjalankan
sistem
penjaminan mutu yang
didukung dengan adanya
bukti-bukti
berupa
manual
mutu,
dan
pelaksanaannya.
12.1.1 Keberadaan Manual
Mutu

Ada bukti bahwa
Perguruan Tinggi
memiliki Manual
Mutu yang
lengkap meliputi:
a. Pernyataan
Mutu
b. Kebijakan
Mutu
c. Standar
Mutu
d. Prosedur
Mutu
e. Instruksi
Kerja
f. Sasaran
Mutu
dan
terintegrasi
dalam suatu
sistem
dokumen

Ada bukti bahwa
Perguruan Tinggi
memiliki Manual
Mutu yang
lengkap, meliputi:
Pernyataan
mutu
Kebijakan
Mutu
Standar Mutu
Prosedur
Mutu
Instruksi Kerja
Sasaran Mutu
tetapi tidak
terintegrasi dalam
suatu sistem
dokumen

Ada bukti bahwa
Perguruan Tinggi
memiliki Manual
Mutu yang hanya
meliputi:
a. Pernyataan
Mut
u
b. Kebijakan
mut
u
c. Standar
Mut
u
d. Prosedur
Mut
u
e. Instruksi
Kerj
a

Tidak ada bukti
bahwa perguruan
tinggi memiliki
Manual Mutu.

12.1.2
Implementasi
penjaminan mutu.

Penjaminan
mutu
sudah
berjalan
diseluruh unit
kerja
yang
mencakup
siklus
perencanaan,
pelaksanaan,
analisa
dan
evaluasi,
tindakan
perbaikan
yang

Penjaminan
mutu
sudah
berjalan tetapi
tidak diseluruh
unit kerja yang
mencakup
siklus
perencanaan,
pelaksanaan,
analisa
dan
evaluasi,
tindakan
perbaikan
yang

Penjaminan
mutu
sudah
berjalan yang
mencakup
siklus
perencanaan,
pelaksanaan,
analisa
dan
evaluasi,
tindakan
perbaikan
tetapi
tidak
ada
bukti
dalam bentuk

Perguruan tinggi
tidak dapat
menunjukkan
bahwa
Penjaminan mutu
berjalan.

HARKAT DAN PERINGKAT
KOMPONEN/PARAMETE
R

SANGAT
BAIK
4

BAIK
3

CUKUP

KURANG

2

1

dibuktikan
dalam bentuk
laporan
monev/audit.

dibuktikan
dalam bentuk
laporan
monev/audit.

laporan
monev/audit.

Ada rumusan
sasaran mutu
di
bidang
pendidikan,
penelitian dan
pengabdian
kepada
masyarakat
yang
terdokumenta
si
dan
pencapaianny
a
dimonitor
serta
dievaluasi.

Ada rumusan
sasaran mutu
di
bidang
pendidikan,
penelitian dan
pengabdian
kepada
masyarakat
yang
terdokumentas
i,
tetapi
pencapaianny
a
dimonitor
serta
dievaluasi.

Tidak
ada
rumusan
sasaran mutu.

12.2.2
Perguruan
tinggi
merekrut
calon
mahasiswa yang bermutu

Rasio pelamar
dibanding
yang diterima
>4:1

Rasio pelamar
dibanding yang
diterima antara
3:1 dan 4:1

Ada rumusan
sasaran mutu
di
bidang
pendidikan,
penelitian dan
pengabdian
kepada
masyarakat
tetapi
tidak
terdokumenta
si
dan
pencapaianny
a
tidak
dimonitor dan
tidak
dievaluasi.
Rasio pelamar
dibanding yang
diterima antara
1:1 dan 2:1

12.2.3
Perguruan
tinggi
memiliki
daya
tarik
institusi
bagi
calon
mahasiswa dari berbagai
daerah di indonesia dan
luar negeri

Mahasiswa
berasal dari >
30% propinsi
di Indonesia
dan
luar
negeri.

Mahasiswa
berasal
dari
30-21%
propinsi
di
Indonesia dan
luar negeri.

Mahasiswa
berasal
dari
20-11%
propinsi
di
Indonesia.

Mahasiswa
berasal ≤10%
dari propinsi di
Indonesia.

Memiliki bukti
rekaman data
yang
diolah
menjadi
informasi yang
bisa
dilacak
dan digunakan
untuk
memberikan
peringatan dini
untuk tindakan
perbaikan.

Memiliki bukti
rekaman data
yang
diolah
menjadi
informasi yang
bisa
dilacak
tetapi
tidak
digunakan
untuk
memberikan
peringatan dini
untuk tindakan
perbaikan.

Memiliki bukti
rekaman data
tetapi belum
diolah menjadi
informasi yang
bisa
dilacak
tetapi
tidak
digunakan
untuk
memberikan
peringatan dini
untuk tindakan
perbaikan.

Tidak memiliki
bukti rekaman
data dan
informasi yang
bisa dilacak
dengan mudah
dan digunakan
untuk
memberikan
peringatan dini
untuk tindakan
perbaikan.

12.2.1
Perguruan
tinggi
menetapkan sasaran mutu,
memonitor
dan
mengevaluasi
pencapaiannya, minimal di
bidang
pendidikan,
penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.

12.3.Perguruan tinggi memiliki
rekaman data yang diolah
menjadi informasi untuk
memungkinkan
pelacakan kembali data
dan
informasi
yang
diperlukan
serta
memberikan peringatan
dini kepada pihak yang
melakukan
tindakan
perbaikan.

.

Rasio pelamar
dibanding yang
diterima kurang
1:1

HARKAT DAN PERINGKAT
KOMPONEN/PARAMETE
R
12.4.
Perguruan
tinggi
memiliki
komitmen
institusi
untuk
menyediakan dana yang
menjamin
upaya
peningkatan
mutu
internal serta akreditasi,
secara terus menerus.

SANGAT
BAIK
4
Ada
dana
yang
memadai
dialokasikan
secara
khusus
untuk
menjamin
upaya
secara terus
menerus
untuk
meningkatka
n
mutu
internal serta
akreditasi.

BAIK

CUKUP

KURANG

3

2

1

Ada
dana
yang
memadai
tetapi tidak
dialokasikan
secara
khusus untuk
menjamin
upaya
secara terus
menerus
untuk
meningkatka
n
mutu
internal serta
akreditasi.

Ada
dana
tetapi tidak
memadai
untuk
menjamin
upaya
secara terus
menerus
untuk
meningkatka
n
mutu
internal serta
akreditasi.

Tidak
ada
dana
yang
dialokasikan
untuk
menjamin
upaya
secara terus
menerus
untuk
meningkatka
n
mutu
internal serta
akreditasi.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52