CAIRAN LEBAH DALAM SURAT AN NAHL AYAT 68-69 : KAJIAN SAINS AL-QUR’AN DALAM KITAB TAFSIR ALJAWAHIR.

(1)

i   

CAIRAN LEBAH DALAM SURAT AN NAHL AYAT 68-69

(Kajian Sains Al-Qur’an dalam Kitab Tafsir Al Jawahir)

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD KHOIRUL MUNTOHA AGIL E33209001

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negri Sunan Ampel

Surabaya

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Cairan Lebah dalam Surat An Nahl ayat 68-69 (Kajian Sanis Al-Qur’an dalam Tafsir Al Jawahir) ini ditulis oleh Muhammad Khoirul Muntoha Agil dibimbing oleh H.Muttamakin Billa, Lc. M.Ag.

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi mengenai manfaat madu dan kemampuan pengobatan yang telah Allah janjikan pada benda yang menakjubkan ini.

Dan itu terbukti dari teks ayat dalam surat an nahl ayat 69 “yahruju min butuniha

syarobun”yang artinya dari perut lebah keluar cairan, bukan dari perut lebah keluar madu.

Penelitian ini menggunakan metode penafsiran tahlili dengan corak ilmy. Membahas tentang cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69. Khususnya Kajian sains Al-Qur’an analisis terhadap penafsiran tantowi jauhari dalam Kitab tafsir Al jawahir. Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimanakah penafsiran Tantowi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69 dalam tafsir Al Jawahir? (2) Bagaimanakah prespektif Sains Al-Qur’an atas penafsiran ayat 68-69 surat An Nahl dalam tafsir Al Jawahir.

Setelah penulis mengadakan suatu kajian, akhirnya dapat disimpulkan bahwa (1).Tantawi jauhari menyatakan lebah adalah hewan yang sangat gigih dalam membangun rumah mereka dengan susunan yang sangat rapi dan menakjubkan, dari perut lebah, Allah SWT. mengeluarkan minuman yang beraneka warna dan mengandung obat yang menyembuhkan manusia. Pada`saat itu cairan lebah disebut dengan madu dan madu mengandung propolis, ada juga lilin lebah yang berfungsi untuk membuat sarang lebah menjadi kokoh. (2) Lebah merupakan salah satu hewan yang diabadiakan dalam Al-Qur’an. Dia mengeluarkan minuman yang beraneka warna dan mengandung obat yang menyembuhkan manusia,dan dapat dibuktiken kebenaran nya dengan penelitian ilmiah yang saat ini begitu canggih.


(7)

i

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMANPERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Rumusan Masalah ...6


(8)

ii

E. Kegunaan Penelitian………7

F. Kerangka Teoritik………8

G. Telaah Pustaka……… 9

H. Metodologi Penelitian ………11

I. Sistematika…..………15

BAB II IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA A. Pengertian Ijazul Quran………..18

B. Macam-macam Ijazul Quran………...19

C. Sains Menurut Al-Qur’an……….20

D. Pengertian Ilmu Kimia………....22

E. Batasan Penelitian Cairan Lebah dalam Ilmu Kimia………..24

F. Ilmu Kimia Bidang Organic dan Biokimia………....26

G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir bil Ilmi………..30

H. Kajian Al-Qur’an Mengenai Cairan Lebah………....33

I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan cairan lebah………...39

BAB III TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69 A. An Nahl ayat 68-69 1. Al-Qur’an surat an nahl ayat 68-69……… 40

2. Makna Kata………...41

3. Munasabah………...41

4. Asbab Nuzul………...41


(9)

iii

B. Tantawi jauhari, mufassir pelopor kitab tafsir bercorak ilmiy

1. Biografi Tantawi jauhari……….43 2. Latar belakang pemikiran Tantowi Jaohari dalam

menafsirkan Al-Qur’an………..46 3. Penafsiran Tantawi Jaohari atas surat an nahl 69-69………….50 C. Penafsiran Ulama tentang surat an nahl ayat 68-69.

1. Tafsir Al Misbah………57 2. Tafsir Ibnu Katsir………..58 3. Tafsir Al Maraghi...………...59 BAB IV PRESPEKTIF SAINS AL-QUR’AN TENTANG CAIRAN LEBAH

A. Analisa Penafsiran Tantawi Jauhari tentang Cairan Lebah

1. Pembuktian secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69…………61 2. Lebah madu penghasil minuman obat

(Menjadi Perhatian Ilmuan)………..62 3. Analisis Penafsiran Tantowi Jauhari tentang Cairan Lebah….63 B. Hasil penelitian terkini tentang cairan lebah ……….65 C. Kandungan cairan lebah menurut ilmu kimia ………...68 D. Manfaat cairan lebah dalam dunia modern ………...73 E. Implementasi surat an nahl 68-69 dalam konteks masyarakat


(10)

iv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...80

B. Saran ……….…81

DAFTAR PUSTAKA ……….………....82


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alquran merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapanpun dan dimanapun, sekaligus memiliki berbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut antara lain, susunan bahasanya yang unik lagi mempesonakan dan pada saat yang sama mengandunh makna-makna yang dapat dipahami oleh siapapun yang memahami bahasanya, walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai macam faktor.1

Alquran sejak dahulu hingga kini bertujuan menjelaskan kehendak Allah SWT dan kehendak itu dibidang akidah dan hukum-hukum syar’i yang dikandungnya, serta nilai-nilai etis dan keadaban yang dibawa Alquran untuk perbaikan dan pembersihan jiwa manusia.2

Pada fase peradapan inilah, mucul berbagai metode dan aliran tafsir Alquran. Selain ditemukan corak-corak yang berorientasi seperti : fiqhi, kalami, balaghi, shufi, maka ditemukan pula corak tafsir ‘ilmiy yang berorientasi pada

1

M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran. Cet XXX. Jakarta : Mizan, 2007. 75

2

M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996. 63


(12)

2

pemanfaatan hasil temuan dibidang ilmu pengetahuan untuk membuktikan berbagi kebenaran fakta ilmiah yang bernah disebukan oleh Alquran3

Segala sesuatu yang diciptakan Allah pasti tidk ada yang sia-sia. Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini telah jelas dituliskan dalam QS. Adz Dzariyat 56. Di dalam ayat lain, QS. Al Baqarah 30, disebutkan bahwa manusia dihantar ke bumi untuk ditugaskan sebagai khalifah, bertugas memelihara bumi dan seisinya dengan baik. Dari kedua ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk dapat beribadah kepada Allah dengan baik, manusia hendaknya tetap memelihara bumi dan seisinya dengan baik. Bumi merupakan bagian dari alam semesta yang berisi berbagai makhluk ciptaan Allah SWT. Allah berfirman4

                         



Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)

Dari ayat di atas, dapat kita ambil salah satu penafsiran bahwa dengan adanya berbagai macam makhluk yang bertebaran di muka bumi, hendaknya manusia dapat mengambil pelajaran. Maksudnya adalah manusia dapat

3

Yusuf Qardhawi, terj: Baharuddin Fannani. Alquran dan Assunnah Refrensi Tertinggi Umat Islam, Jakarta: (Robbani Press,1997). 54

4

Lajnah Pentashih Mushaf Alquran. Alquran dan Tafsirnya. (Jakarta: Menara Kudus). 1985. Surat An Nahl ayat 12.


(13)

memperhatikan fenomena alam, baik dari makhluk hidup maupun tak hidup. Dengan fenomena alam ini, manusia dapat mengambil hikmah baik dari sifat-sifatyang baiknya untuk dapat ditiru dan sifat- sifat buruknya untuk dapat dihindari. Dalam memperhatikan fenomena alam yang terjadi, manusia memerlukanilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berperan penting dalam mengolah, menginterpretasi, dan memanfaatkan hasil pemikiran terhadap fenomena alam, untuk kemudian digunakan sebagai alat pemenuhan hidup manusia5.

Dalam mengambil pelajaran dari fenomena alam pun demikian. Untuk mendapatkannya, manusia dapat menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat pendekatan melalui berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti matematika, sains, ilmu sosial, ilmu politik, ekonomi, dan pendidikan.Salah satu fenomena alam yang patut menjadi perhatian manusia adalah keajaiban lebah madu. Lebah madu adalah salah satu dari sekian banyak makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT yang diberikan banyak kemampuan6.

Kemampuan ini dapat terlihat ketika bagaimana mereka dapat berorganisasi dengan baik, membuat sarang dengan penuh ketepatan dan keindahan artistik, berkomunikasi dengan efektif, dan menghasilkan produk yang tidak hanya berguna bagi koloninya sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.

5

Ahmad Mushtaf Al-Maroghi. Terj: Anshori Umar Sitanggal dkk. Terjemah Tafsir Al-Maroghi. (Semarang: Tohaputra Semarang. 1987). 68

6


(14)

4

Lebah (an Nahl) merupakan salah satu surat dalam Alquran selain 2 surat yang menggambarkan serangga yakni semut (An Naml) dan laba-laba (Al Ankabut). Ketiga surat tersebut jika dipahami mengandung nilai filosofi bagi kehidupan manusia.7

Jika diperhatikan, lebah adalah binatang yang sangat disiplin dalam pembagian kerja. Ada lebah pekerja, ada lebah ratu, dan ada lebah pejantan. Semua bekerja dengan teratur tanpa saling “adu jotos” atau mengeluh. Segala residu yang tidak berguna disingkirkan dari sarang. Makanannya terpilih dari yang baik-baik yaitu nectar (sari bunga). Dari sari makanan yang baik dihasilan yang baik pula, yaitu cairan lebah. Sarang lebah juga terkenal sangat steril sehingga tidak ada bakteri yang menyusup Karena itu tidak ada pembusukan disarang lebah. Lebah tidak akan menganggu kecuali ada yang mengganggu atau

menyerangnya. Kalaupun member “pesan” lewat lebah agar mengambil sifat

-sifatnya untuk bisa diwujudkan dalam kehidupan mencoba menyerang atau membalas, sengatannya bisa menjadi obat dan sarana sejulmah terapi kesehatan.8

Dewasa ini dalam dunia medis, para dokter dan pasien sepakat untuk mengalihkan perhatian dalam penggunaan obat. Yang semula menggunakan obat kimia berubah menjadi obat alami tradisional9. Salah satunya “akan keluar dari perutnya (lebah) cairan yang beraneka warnanya”. Itulah manisan lebah atau

7

Ahmad Mushtaf Al-Maroghi. Penerjemah Anshori Umar. Terjemah. 88

8

H. Abdul Halim, Hasan Binjai. Tafsir Al Ahkam. (Jakarta: Kencana. 2006). 34

9DR. dr Koosnadi, S.S. Seminar “

Natural Medicine is Good”, Jogjakarta. Gedung sebaguna UGM, 13 September 2011


(15)

madu yang sangat terkenal10. Ternyata dalam penelitian terbaru kemukjizatan ayat lebah bukan hanya karena madu punya khasiat penyembuhan terhadap penyakit manusia, yang demikian itu karena yang keluar dari perut lebah bukan hanya madu, tetapi disana ada juga makanan lebah ratu (royal jelly), propolis, beeswax, dan racun lebah11

Fokus penulisan skripsi disini adalah, mengapa sistematika potongan ayat

ini datang dengan : “ dari perut lebah keluar cairan yang berwarna”, dan bukan

dengan “dari perut lebah itu keluar madu”. Makna apakah yang tersirat di potongan ayat tersebut yang lebih memilih bentuk pengungkapan seperti ini.12

Untuk itu skripsi ini mengkaji potongan ayat tersebut agar nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak dan menggunakan penafsiran surat an nahl ayat 68-69 dengan pendekatan ilmu kimia.

B. Identifikasi masalah

Dari pemaparan diatas jelas sekali bahwa skripsi ini mengulas lebih jauh dan ingin mengetahui cairan yang keluar dari perut lebah, karena sampai saat ini masyarakat hanya mengetahui madu yang keluar dari perut lebah. Dalam

10Hamka. Tafsir Al Azhar, (Jakarta. Pustaka Panji Mas, 2002). 265

11Hassan Syams Basya, Wa Fil Akbar Asrar Wa I’jaz, Muktamar Internasional ke delapan, tentang Kemukjizatan Ilmiah dalam Alquran dan sunnah. Madinah. 214


(16)

6

penggunaan fungsinya juga lebih bervariatif, dunia kecantikan banyak menggunakan masker wajah dengan cairan yang berasal dari lebah tersebut.13

Dengan tidak adanya penekanan objek terhadap apa yang keluar dari perut lebah, maka label medis Alquran terhadapnya (sebagai obat yang dapat memberi kesembuhan) meliputi segala sesuatu yang keluar dari perutnya, jadi bukan hanya madu saja yang dapat menyembuhkan.14

Hal ini yang menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang ayat lebah ini menggunakan prespektif ilmu kimia. Karena segala sesuatu hal yang tertuang dalam Alquran adalah firman Allah SWT dan dipastian mempunyai kebenaran empiris.

C. Rumusan Masalah

Dari kerangka latar belakang dn identifikasi masalah diatas, agar lebih jelas dan memudahkan operasional penelitian, maka perlu diformulasikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penafsiran Tantawi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69 dalam tafsir Al Jawahir?

2. Bagaimanakah prespektif sains alquran atas penafsiran ayat 68-69 surat an Nahl dalam tafsir Al Jawahir?

13Abdul Karim Najib al-Khatib. Madu lebah ubat yang turun bersama wahyu (Selangor: Pustaka Ilmi. 1994). 104

14Ibid . 105


(17)

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penafsiran Tantowi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69 dalam tafsir Al Jawahir.

2. Untuk mengetahui prespektif sains alquran tentang cairan lebah dan analisis penafsiran Tantowi Jauhari dalam tafsir Al Jawahir.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi kaum muslimin dan pembaca untuk mengetahui kandungan dan fungsi cairan lebah yang saat ini semakin marak digunakan dalam dunia kesehatan dan kecantikan dengan mengetahui kandungan kimiawi dalam cairan tersebut. Dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia tafsir mengenai penafsiran bil ilmi dalam pendekatan ilmu kimia.

2. Penelitian ini diharapkan memberikan suatu produk yang menjelaskan bahwa cairan lebah benar-benar dapat digunakan untuk pengobatan,sekalipun sengatan lebah apabila digunakan dengan tepat dapat menyembuhkan penyakit tertentu.


(18)

8

F. Kerangka Teoritik

Adapun penelitian ini membahas tentang cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69. Melalui telaah dari berbagai data-data penafsiran dan pendapat mufassir kontemporer mengenai hai ini, terdapas suatu pelajaran yang dapat dipetik dai direalisasikan dalam tataan kehidupan masyarakat seperti sekarang ini, dengan berkaca pada surat an nahl ayat 68-69.

Pemahaman tentang keunikan cairan madu yang saat ini sangat diminati oleh semua kalangan dalam berbagai aktifitas (kesehatan, kecantikan dll) yang disebutkan dalam Alquran pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis (metode tahlili), yakni terhadap beberapa kitab tafsir sebagai gambaran pendapat para ulama terkait penafsiran ayat tersebut, serta analisis terhadap beberapa penafsiran yang tercakup dalam ilmu tafsir sebagai tolak ukur kualitas penafsiran para ulama. Data-data yang diperoleh dari pendekatan analisis diatas kemudian dipadu-padankan dengan pemahaman mufasir klasik maupun kontemporer dan keilmuan modern (dalam hal ini ilmu kimia) sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap wacana keilmuan tafsir secara objektif.15

Selain itu penelitian ini dapat memberikan kotribusi positif terhadap dunia keilmuan modern. Sesungguhnya apa yang terdapat dalam Alquran benar adanya dan dapat dijadikan rujukan dalam berbagai hal, salah satunya tentang cairan lebah yang banyak manfaatnya.

15Abdul Mutaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Alquran. (Yogyakarta : Adab Press, 2012). 17.


(19)

G. Telaah Pustaka

Selama ini beum ditemukan karya tulis yang secara khusus mengkaji tentang cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69 dalam pendekatan ilmu kimia. Penafsiran surat an nahl ayat 68-69 dalam beberapa karya tafsir yang telah ada pada umumnya hanya memberikan penjelasan tentang kehidupan lebah madu maupun madu sebagai penyembuh.

Beberapa karya penafsiran bercorak ilmiah baik dalam bentuk buku maupun penelitian ilmiah juga belum ditemukan adanya pembahasan yang mirip dengan penelitian ini, hanya beberapa karya yang membahas tentang madu secara umum. Karya inspiratif dalam penjelasan tentang lebah madu di antaranya adalah:

1. “Lebah Madu dalam Alquran Inspirasi Hidup dalam Pendekatan Ilmu

Pengetahuan”. Oleh Ahmad Wachidul Kohar, Universitas Negri Surabaya.

2008. Diantara isi karya ilmiah ini menjelaskan tentang kehidupan lebah madu, keajaiban sarang dan organisasi kehidupan lebah madu.16

2. Artikel “Delapan Keajaiban Lebah Madu dalam Alquran”, karya Mashudi

Haris. Artikel ini menjelaskan tentang keajaiban lebah madu dilihat dari sisi keragaman spesies, sifat polimorfofisme yang betul-betul bhineka, mengonsumsi makan yang baik, menghasilkan yang tidak kalah baiknya, dan pekerja keras.17

16

Ahmad Wachidul Kohar, Lebah Madu dalam Alquran Inspirasi Hidup dalam Pendekatan Ilmu Pengetahuan. Unesa Press. 2008.

17


(20)

10

3. “Pengobatan dengan Madu”, karya Dr. Muhammad Saqa al-‘id. Karya ini

menjelaskan tentang pengobatan dengan madu.18

4. “Lebah Madu Dalam Perspektif Tantowi Jauhari Dan Harun Yahya (Studi

Analisa Surat An-Nahl Ayat 68-69). Skripsi ini fokus pada perbandingan pemikiran 2 tokoh besar yang mempunyai latar belakang berbeda19.

5. Makna Edukatif Perilaku Lebah dalam Surat an Nahl ayat 68-69. Skripsi mahasiswa IAIN Sunan Ampel tahun 2008, Jurusan Tafsir Hadis memfokuskan perilaku lebah sebagai contoh dalam membentuk perilaku manusia yan saling membantu dan menghargai seperti dicontohkan oleh lebah.20

6. Abdul Hamid Dayyat karyanya yang berjudul “Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an”, hanya mengulas gambaran madu dari segi kandungan madu, khasiat madu, serta ketahanan dan spesifikasi madu yang harus diketahui yang kesemuanya itu dilihat dari kacamata kedokteran. Karena memang, Abdul Hamid Dayyat merupakan seorang pakar dokter. Dalam pembahasannya, beliau menjaga untuk tidak memaknai ayat-ayat Al-Qur’an lebih banyak dari kandungannya. Kami senantiasa menghindari pemaknaan ayat yang dipaksakan hanya karena ingin menyesuaiakan dengan penemuan-penemuan ilmiah, dengan kata lain hanya jika ayat-ayat tersebut menunjukkan

18

Dr. Muhammad Saqa al-‘id, Pengobatan dengan Madu. (Jakarta Timur. Pustaka al Kautsar. 2010)

19

Azang Saepul Hiyar. Lebah Madu Dalam Perspektif Tantowi Jauhari Dan Harun Yahya (Studi Analisa Surat An-Nahl Ayat 68-69). Jakarta. 2007

20

Skripsi Makna Edukatif Perilaku Lebah dalam Surat an Nahl ayat 68-69. IAIN Sunan Ampel. 2008


(21)

pengertian yang jelas. Namun demikian, penemuan-penemuan ilmiah juga merupakan fakta-fakta yang tidak boleh diingkari.21

Babarapa karya diatas mempertegas bahwa belum ada yang membahas secara spesifik tentang cairan lebah yang dikhususkan pada penelitian tentang penafsiran surat an nahl ayat 68-69 dalam pendekatan ilmu kimia, dan dari pengamatan yang telah dilakukan belum ditemukan adanya hasil penelitian yang dimaksud.

Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dengan penelitian yang sedang di angkat, hal itu merupakan ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan.

H. Metodologi Penelitian

1. Model penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sebuah metode penelitian yang berlandaskan inkuiri naturalistic atau alamiah, prespektif kedalam dan interpretative.22

Inkuiri naturalistic adalah pernyataan dari diri sendiri terkai persoalan yang sedang diteliti23, yaitu tentang indikasi adanya pemahaman terhadap surat an nahl ayat 68-69 yang terkait cairan lebah.

21

Abdul Hamid Dayyat, Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an. Jakarta. Qafah Gemilang, 2006. ix

22

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung Remaja Rosdakarya, 2002. 2

23


(22)

12

Prespektif kedalam adalah sebuah kaidah dalam menemukan kesimpulan khusus yang semulanya didapatkan dari pembahasan umum, yang pada penelitian ini berupa penyebutan kata yahruju min butuniha syarobun yang artinya “dari perut lebah keluar cairan”, sedangkan interpretative adala penerjemah atau penafsiran yang dilakukan untuk mengartikan maksud suatu kalimat, ayat, atau pernyataan, dengan kata lan peterjemah terhadap objek bahasan, yang dalam penelitian ini berupa uraisan beberapa mufassir tentang surat an nahl ayat 68-6924.

2. Jenis Penelitian

Bentuk Penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), yang menyajikan secara sistematis, data yang berkenaan dengan permasalahan yang diperoleh berdasarkan telaah terhadap buu-buku atau lieratur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas25. Data tersebut akan diperoleh dari sumber data yaitu tafsir dan bahan tertulis ataupun buku literatur yang berhasil dikumpulkan sebagai data tambahan

3. Metode Penelitian

Metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan dan menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya atau karangan yang melukiskan sesuatu26. Metode tersebu dapat digunakan untuk memperoleh wacana tentang cairan lebah dalam ranah studi tafsir surat an nahl ayat 68-69.

24

Abu Hamid al-Ghazali. Rahsia kejadian makhluk. Kuala Lumpur: Crescent News. 2002. 114

25

Lexy J. Moeloeng, Metodologi 12

26


(23)

Pendeskripsian ini digunakan dalam memaparkan hasil data-data yang diperoleh dari literature kepustakaan, baik literatur yang membahas tentang otopsi forensic, baik seputar ilmu tafsir27, serta hasil-hasil penafsiran beberapa ulama terhadap surat an anhl ayat 68-69.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai data berupa catatan, buku, kitab dan lain sebagaianya, yang berhubungan dengan hal-hal atau variable terkait penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang sebelumnya telah dipersiapkan28.

5. Metode Analisis Data

Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasikan dan di analisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas data-data yang memuat tentang cairan lebah dalam studi tafsir surat an nahl ayat 68-69. Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan data tersebut dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan dipresentasikan sehingga pada intinya diarahkan pada upaya mencari jawaban atas permasalahan yang dikaji29.

27

Ibid, 24

28

Toha Anggoro. Materi Pokok Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. 65

29


(24)

14

Adapun penelitian ini menggunakan metode Analisis (tahlili), yakni langkah-langkah dari metode tahlili biasanya mufassir menguraikan makna yang terkandung dalam Alquran, ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutannya di dalam mushaf usmani. Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat yang lain, baik sebelum atau sesudahnya (munasabat) dan tak ketinggalan pendapat-pendapat yang t elah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik

yang disampaikan oleh nabi, sahabat, tabi’in maupun ahli tafsir lainnya30

. 6. Sumber Data

Dalam Penelitian ini sumber data terbagi dua, yaitu: a. Data Primer

Sumber data pertama adalah data primer (data pokok), yaitu kibat suci Alquran.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalaah buku-buku penunjang, kitab tafsir, kitab hadis, serta buku penunjang dan segala referensi yang mendukung pembahasan tersebut kamus-kamus, buku-buku lain yang masih berkaitan dengan maksud penelitian.

Adapun diantaranya :

1) Al-Syekh Tantowi Jauhari dalam kitab tafsir Al Jawahir

30

Nasruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Alquran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 1998. 31


(25)

2) Dr. Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir Al Misbah dan Membumikan Alquran

3) Imam al-hafidz Ibnu Katsir dalam Tafsir Alquranul Adhim ( Tafsir Ibnu Katsir)

4) Prof. Dr. Hamka, dalam kitabnya Tafsir Al Azhar. 5) Kementrian Agama RI, Alquran dan tafsirnya juz 13-15 6) Buku kimia untuk mahasiswa universitas tingkat I I. Sistematika

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Kerangka Teoritik G. Telaah Pustaka

H. Metodologi Penelitian I. Outline

BAB II IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA A. Pengertian Ijazul Quran

B. Macam-macam Ijazul Quran C. Sains Menurut Alquran D. Pengertian Ilmu Kimia


(26)

16

E. Batasan Penelitian Cairan Lebah dalam Ilmu Kimia F. Ilmu Kimia Bidang Organic dan Biokimia

G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir bil Ilmi H. Kajian Alquran Mengenai Cairan Lebah

I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan cairan lebah BAB III TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69

B. An Nahl ayat 68-69

1. Alquran surat an nahl ayat 68-69 2. Makna Kata

3. Munasabah 4. Asbab Nuzul

5. Tinjauan Surat An Nahl

C. Tantawi jauhari, mufassir pelopor kitab tafsir bercorak ilmiy 1. Biografi Tantawi jauhari

2. Latar belakang pemikiran Tantowi Jaohari dalam menafsirkan Alquran

3. Penafsiran Tantawi Jaohari atas surat an nahl 69-69 C. Penafsiran Ulama tentang surat an nahl ayat 68-69.

1. Tafsir Al Misbah 2. Tafsir Ibnu Katsir 3. Tafsir Al Maraghi

BAB IV PRESPEKTIF SAINS ALQURAN TENTANG CAIRAN LEBAH B. Analisa Penafsiran Tantawi Jauhari tentang Cairan Lebah


(27)

1. Pembuktian secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69 2. Lebah madu penghasil minuman obat

(Menjadi Perhatian Ilmuan)

3. Analisis Penafsiran Tantowi Jauhari tentang Cairan Lebah C. Hasil penelitian terkini tentang cairan lebah

D. Kandungan cairan lebah menurut ilmu kimia E. Manfaat cairan lebah dalam dunia modern

F. Implementasi surat an nahl 68-69 dalam konteks masyarakat Modern

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran


(28)

18

BAB II

IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA A. Pengertian Ijazul Quran

Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara

harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz

dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Alquran. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.

Adapun Manna Al Qatthan1 mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan tidak dapat ditandingi.

Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun

pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu

hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama2

Karena diturunkan terakhir, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada

1

Manna Al Qatthan. Mabahits fi Ulum al-Qur’an.

2


(29)

tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran3

B. Macam-macam Ijazul Quran4

Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :

1. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.

2. I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya.

Ajaran-ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.

3. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah a

yat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 yat-ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan

4. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada

4 yaitu:

3

http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html diunduh hari selasa jam 19:41 wib

4


(30)

20

a. Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu terdahulu.

b. Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh manusia.

c. Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.

d. Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim sepeninggal Rasulullah SAW.

5. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti

mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.

6. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz

ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib, di jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat lima waktu ini ada 17 rekaat. Segi-segi Ijazul Quran

C. Sains menurut Alquran

Alquran diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah SWT. Alquran bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam


(31)

Alquran 14 abad silam. Ini menunjukkan bahwa Alquran merupakan salah satu bukti terpenting yang menegaskan keberadaan Allah5.

Ilmu kimia yang merupakan salah satu dari cabang penjurusan ilmu pengetahuan alam, suatu ilmu yang menjelaskan struktur perubahan dari suatu objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi, ternyata pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Alquran sejak zaman dahulu. Adapun penjelasan secara detail nya, baru bisa dijelaskan pada zaman baru-baru ini6.

Alquran bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Alquran adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Alquran memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan masnusia. Dengan demikian, dalam Alquran disana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia7

Ini sudah membuktikan bahwa I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan8. Saalh satunya dalam surat an nahl ayat 68-69 ini.

5

Quraish Shihab. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 2002. Vol 3. 29

6

Abdul Mutaqim. Pergeseran Epistimologi Tafsir. Cet I. Yogyakarta. Pustaka pelajar. 2008. 12

7

Ahmad Wachidul Kohar, Lebah.. 22

8

Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an (Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005), hlm. 105-106


(32)

22

D. Pengertian Ilmu Kimia

Kimia (dari bahasa Arab: ءايميك, transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari9. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan10.

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi11. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai Bapak Kimia Modern. Para kimiawan

9

Merriam. Chemistry. (n.d.). -Webster's Medical Dictionary. Retrieved August 19, 2007.

10

Ibid

11

"Chemistry - The Central Science". The Chemistry Hall of Fame. York University. Diakses tanggal 12 Oktober 2015.


(33)

Muslim adalah pendiri ilmu kimia, cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Will Durant12 juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.

Kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar.13

Sedangkan, peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia14.

Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini15.

Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim16.

Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi.

12

Will Durant. The Story of Civilization IV: The Age of Faith. Vol IV. USA. 1975. 66

13

Ibid. 69

14

Ibid. 74

15

M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989. 77

16


(34)

24

Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer17.

E. Batasan Penelitian Cairan Lebah Dalam Ilmu Kimia

Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia. Lima Cabang Utama18:

1. Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafein dalam secangkir kopi. Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet. Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu forensik, ilmu lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode / pemastian untuk membantu menentukan komponen zat (menjawab pertanyaan: apa). Analisis kuantitatif di sisi lain, membantu untuk mengidentifikasi berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat (menjawab pertanyaan: berapa).

2. Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga

17

M. Natsir Arsyad, Ilmuan.,74

18

Charles W Keenan, dkk. Terj. Aloysius Hadyana Pujaatmaka. Ilmu Kimia untuk Universitas jilid I. Erlangga. Jakarta.1996. 47-48


(35)

berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia banyak sub-cabang baru telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin mengkhususkan diri di dalamnya.

3. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam. Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak hidup senyawa yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia anorganik meliputi struktur kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi.

4. Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan bakar, plastik, aditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang berfokus pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Contohnya adalah proses fotosintesis di daun karena ada perubahan dalam komposisi kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang dari kimia organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda termasuk studi keton, aldehid, hidrokarbon (alkena, alkana, alkuna) dan alkohol.


(36)

26

5. Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip dan metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana struktur kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah pembuatan brownies, karena ada pencampuran bahan serta menggunakan panas dan energi untuk mendapatkan produk akhir.

Dari pemamaparan di atas,dapat dijadikan rujukan bahwa dalam skripsi ini batasan penelitian yang akan dilakukan mengerucut kepada cabang ilmu kimia biokimia dan organik. Karena penelitian ini mempelajari interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup (yaitu lebah) dan mempelajari senyawa karbon sepert produk lebah yang dapat digunakan obat-obatan alami (non kimia)19.

Kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat20, dalam meneliti cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69 ini .

F. Ilmu Kimia Bidang Organik Dan Biokimia

Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang21.

Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa pengecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan

19

Soeharsono Martoharsono. Biokimia 1. UGM Press. Yogyakarta. 2011. 65

20

Charles W Keenan. Ilmu...47

21


(37)

juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya22.

Ada banyak sekali penerapan kimia organik dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah pada bidang makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna, tekstil, parfum, dan lain sebagainya.

Dalam meneliti cairan lebah termasuk kedalam kimia organik, karena senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh lebah sangat banyak dan produk-produk lebah merupakan senyawa organik yang sangat istimewa. Karena mempunyai kandungan-kandungan yang tidak terdapat dalam minuman jenis apapun kecuali madu dan segala sesuatu yang keluar dari lebah23.

Dunia lebah itu luas yang penuh fakta ilmiah yang tabiat aslinya tidak mungkin disingkapkan sepanjang waktu dan ia mampu sepanjang fase sejarah

22

Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia,...46

23


(38)

28

sebagai bahan untuk meyakinkan kebenaran agama ini dan inilah segi lain keajaiban ilmiah Alquran dalam bidang dunia lebah.24

Biokimia berasal dari kata bio artinya organisme hidup, sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari bahan-bahan kimia. Ilmu Kimia juga menitikberatkan terhadap komposisi bahan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan komposisi. Juga mengkonsentrasikan perbedaan interaksi senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam reaksi kimia untuk membentuk zat-zat baru25.

Dengan demikian dapat digabungkan dua pengertian diatas bahwa Biokimia meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi yang terjadi di dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan26.

Ilmu Biokimia bertujuan mempelajari sifat zat kimia yang terdapat di dalam jasad hidup dan senyawa yang diproduksinya, mempelajari fungsi dan transformasi zat kimia serta menelaah transformasi tersebut sehubungan dengan aktivitas kehidupan27.

Dari dua definisi Biokimia di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek, yaitu struktur senyawa dan reaksi antara senyawa di dalam organisme hidup. Dengan mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum organisme hidup dapat dijelaskan secara rinci. Demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan dapat diketahui,

24

Ahmad As Shouwy, Mukjizat Al-Qur’an dan As-SunnahTentang Iptek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) 202-203

25

Poedjiadi Anna. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. 1994. 32

26

Ibid. 30

27


(39)

sehingga dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan negatif. Jasad hidup (benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup yang dapat berbaur dan bereaksi serta berinteraksi satu sama lain dengan cara dan susunan yang sangat rumit, namun teratur dengan baik28.

Contohnya, karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C))., hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n.. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O629.

Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat30.

Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan

28

Ibid 54

29

Aisjah Girindra. Biokimia...54

30


(40)

30

karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis31.

Rasa manis madu disebapkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan glukosa, dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula32. Madu memiliki ciri-ciri kimia yang menarik, dioleskan jika dipakai untuk pemanggangan. Madu memiliki rasa yang berbeda daripada gula dan pemanis lainnya. Kebanyakan mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalam madu karena rendahnya aktivitas air yang hanya 0.633.

Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa dengan pereaksi selianoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl. Pereaksi ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berkaitan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari dengan pemanis, dan berasal dari tebu atau bit34.

Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Balaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada glukosa dan kurang larut dalam air.

G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir Bil Ilmi

Dunia Islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, sains,

31

Aisjah Girindra. Dasar-dasar Kimia Organik. UGM Press. Yogyakarta. 1993. 29

32

Wikipedia. Carbohydrates and the Sweetness of Honey. National Honey Board. Akses 28 juli 2016

33

Wikipedia. What is the relative sweetness of different sugars and sugar substitutes?". Oregon State University Akses 28 juli 2016

34


(41)

filsafat dan lain-lain semua ada di perpustakaan Baghdad Irak. Dimana selama masa perang salib, banyak buku-buku Islam yang diambil, dan dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib. karena pada saat terjadi serangan pasukan salibis, buku-buku di perpustakaan Baghdad dibakar dan dibuang ke sungai Tigris. Jadi hampir semua teknologi dan sains yang ada di tangan orang-orang barat berasal dari kebudayaan Islam35.

Kimia yang menjadi cikal bakal ilmu kimia modern seperti yang telah dinikmati pada saat ini, sesungguhnya pernah melewati tahapan di mana teori-teori klasik yang dihasilkan berasal dari olahan dan hasil karya ilmuwan muslim abad ke-12 yang lampau. Kimia di tangan ilmuwan muslim mengalami lonjakan kemajuan besar karena terjadi perubahan paradigma dalam mengemas sebuah ilmu pengetahuan dengan menggunakan tahapan verifikasi melalui sebuah eksperimen. Hasil-hasil temuan para ilmuwan muslim ini pun masih dirasakan manfaatnya hingga sekarang. Perpindahan kimia Islam ke Eropa menjadi titik balik kemunduran kimia dan sains-sains Islam pada umumnya yang sebelumnya menjadi lokomotif kemajuan ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.36

Bersamaan dengan itu, kimia secara perlahan mulai ditinggalkan oleh ilmuwan masyarakat yang mulai beralih kepada ilmu kimia modern karena memiliki kerangka kerja yang lebih handal dan teliti dalam kajian kealaman37.

Beberapa ilmuan muslim mengejar ketinggalan kemajuan ilmu kimia modern melalui riset-riset yang terus dikembangkan seperti yang kerap dilakukan pada lembaga-lembaga akademik. Semangat dan kinerja yang ditunjukkan

35

Arsyad, Ilmuan,.82

36

Ibid. 84

37


(42)

32

ilmuwan muslim serta hasil dari kegiatan ilmiah tersebut dapat dianggap sebagai modal dan aset untuk kemajuan ilmu kimia yang lebih baik serta pemanfaatan yang lebih meluas dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat muslim38.

Problem terbesar tersendatnya kemajuan ilmu kimia didunia muslim terletak pada dukungan yang kongkret dari semua pihak. Diantara yang mutlak diperlukan adalah dukungan moril baik dari instansi pemerintah, institusi agama dan masyarakat, serta dukungan materil berupa kucuran dana yang signifikan39.

Perkembangan ilmu kimia di dunia muslim diawali kira-kira sejak satu abad setelah hadirnya peradaban Islam, kemudian berkembang hingga masa sekarang. Ilmu kimia modern berhutang banyak pada kimia Islam lebih dari seperangkat metode, tetapi juga produk-produk kimiawi yang manfaatnya dirasakan hingga masa sekarang. Ilmuwan muslim secara perlahan tetapi pasti telah berupaya mengejar ketertinggalannya. Dengan kuantitas dan kualitas yang dihasilkan di ilmuwan kimia muslim, cukuplah kompetitif untuk diharapkan dengan apa yang telah dihasilkan di Barat40.

Oleh karena itu penelitian ini ingin sedikit mewarnai dunia penafsiran menggunakan pendekatan ilmu sains, kimia. Surat an nahl adalah salah satu surat yang ada didalam Alquran yang membahas tentang lebah dan kehidupanya. Salah satu yang menarik perhatian dunia modern saat ini adalah hasil-hasil produk dari lebah41.

38

Abdul Hamid Dayyat. Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Qafah Gemilang, 2006. 77

39

Ibid. 79

40

M. Natsir Arsyad, Ilmuan..90

41


(43)

Melalu tinjauan cabang ilmu kimia diatas bahwa cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69 dapat diteliti menggunakan kimia organik dan biokimia dengan penjelasan yang telah dipaparkan.

H. Kajian Alquran Mengenai Cairan Lebah

Ayat-ayat tentang lebah dalam Alquran Al-Karim tidak lain adalah rentetan petunjuk tentang keajaiban ilmiah. Mukjizat Alquran masih terus dikisahkan dan ilmu dari waktu ke waktu menyingkapkan kepada kita tentang berbagai mukjizat tersebut. Seperti diterangkan dalam Tafsir Fi Zilal Alquran, di mana ayat surat an-Nahl diturunkan di Mekkah yaitu ayat yang membahas masalah aqidah dan topik-topik besarnya berhubungan dengan masalah ke-Tuhanan, wahyu, dan kebangkitan. Ayat-ayat surat an-Nahl ini membicarakan rahasia fakta ilmiah yang tidak disingkapkan kecuali pada masa-masa terakhir ini saja. Di dalamnya mengandung bukti-bukti wahyu dari Allah tentang keistimewaan-keistimewaan lebah bagi orang yang memahaminya dan ilmuwan yang spesialis yang menghargainya sehingga ilmuwan pendebat yang fanatik, apalagi yang bukan ilmuwan tidak lagi mempunyai alasan untuk mendebat. Secara umum ini saja sudah cukup karena ia memantulkan segi keajaiban ilmiah Alquran42.

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa lebah /le·bah/ adalah serangga berbulu, bersayap empat dan hidup dari madu kembang.43

42

Sayyid Quthb. Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Di Bawa Naungan Al-Qur’an jilid 13, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004).

43


(44)

34

Lebah adalah Serangga yang berbulu dan bersayap empat dan hidup dari madu kembang. Besarnya lebih kurang dua kali besar lalat. Warna perutnya cokelat kemerah-merahan. Dibagian belalainya ada semacam jarum yang sangat kecil dan tersembunyi. Yang digunakan untuk menyedot sari kembang dan dibagian belakang ada juga yang digunakan untuk menyengat siapa yang mengganggunya. Lebah jantan berfungsi menjaga sarang44.

Lebah adalah Makhluk Allah yang banyak sekali memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan lebah dengan Alquran, Madu berasal dari macam-macam nektar bunga dan madu menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia45.

Ayat diatas adalah salah satu ayat yang dijelaskan dalam Alquran yang menjelaskan keutamaan lebah sebagai penghasil minuman yang berkhasiat sebagai obat untuk menyembuhkan manusia. Minuman tersebut keluar dari perut seekor lebah yang disebut dengan madu46.

Madu adalah cairan yang kental dan terasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu dengan jalan proses penguraian suatu cairan manis yang dihasilkan oleh bunga atau bagian-bagian dari tanaman47.

Madu digunakan lebah sebagai sumber karbohidrat. Di Indonesia jenis lebah yang paling banyak digunakan sebagai penghasil madu adaiah lebah local (Apis cerana), Lebah hutan (Apis dorsata) dan Lebah Eropa (Apis mellifera). Rasa

44 M. Quraish shihab

Tafsir al-Mishbah. 645

45

Imron Rossidy. Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Alquran, 2008. 8

46

Ahmad As Shouwy, Mukjizat Al-Qur’an dan As-SunnahTentang Iptek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal. 211.

47


(45)

dan jenis madu ditentukan oleh jenis bunga sebagai tanaman pakan lebah, misalnya madu randu, rambutan, kelengkeng, kaliandra, mangga dll.48

Lebah telah memerankan fungsi tersebut dengan sempurna. Jenis serangga ini menyembunyikan segudang rahasia penciptaan yang butuh sentuhan-sentuhan tangan ilmu pengetahuan dan telaah hati nurani yang qurani. Yang demikian itu, dikemas rapi oleh sistematika kedua ayat lebah (an nahl ayat 68-69) di atas49.

Desain kehidupan komunitas lebah yang rumit ini tanda bahwa tidak ada satu pun dari makhluk Allah, kecuali di dalam kendali pengetahuan, pengaturan, dan kebijakan-Nya. Apa yang terlihat oleh kasat mata dari makhluk-makhluk Allah yang sederhana pada hakikatnya mengemas segudang rahasia penciptaan yang butuh penelitian dan sentuhan nurani. Penciptaan mereka tidak kalah sempurnanya dengan penciptaan manusia. Semuanya tercipta sempurna untuk memperlihatkan qudrah Allah yang mutlak.50

Kreasi sang pencipta nampak secara mutlak dan menyeluruh di jagat raya ini, dan tidak ada yang membatasi kreasi-kreasi tersebut kecuali hikmah rabbani, kehendak Allah, dan sejauh mana kesiapan makhluk itu sendiri. Kebetulan semata, kekuatan alam yang buta, hukum kausalitas yang kaku, dan unsur-unsur kehidupan yang tercerai-berai, mustahil punya kemampuan mengulurkan tangan mereka atau mencampuri kreasi-kreasi rabbani ini yang terlihat sangat detail, penuh keseimbangan, dan hikmah. Oleh karena itu, hukum kausalitas tidak lain

48

http://catatanwindu.blogspot.co.id/2012/06/lebah-dan-madu-menurut-islam.html. diakses pada tanggal 31 Mei 2015 pukul 09.10

49

http://www.dakwatuna.com/2012/07/24/21796/kemukjizatan-ayat-lebah/#ixzz3zecBUpAg. diakses pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 14.37

50

http://www.dakwatuna.com/2012/07/24/21796/kemukjizatan-ayat-lebah/ #ixzz3zecBUpAg. diakses pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 14.37


(46)

36

kecuali penutup lahiriah saja yang dibentangkan oleh qudrah pelaku yang Maha Agung lagi Mulia dan ditundukkan oleh-Nya sesuai dengan perintah, iradat, dan kekuatan-Nya. Contoh terdekat dalam hal ini dapat ditemukan di ayat lebah berikut ini51:

        

                                                                                        



Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"

Ya, sesungguhnya lebah mukjizat qudrah rabbani dilihat dari fitrah penciptaan dan tugas, sungguh mukjizat agung hingga namanya disandang oleh salah satu surah Alquran. Yang demikian itu karena merekam program tugas yang sempurna di kepalanya yang begitu kecil untuk menjalankan mini mesin madu yang ada di tubuhnya, meletakkan saripati makanan dan memasaknya di mini mesin tersebut, memilih tempat yang tepat untuk menyembunyikan racunnya yang dapat menghancurkan anggota tubuh yang digigit tanpa memberikan pengaruh apa-apa terhadap anggota lain yang ada di tubuh, yang demikian itu tidak mungkin terjadi, kecuali dengan tingkat ketelitian dan ilmu yang tinggi, penuh hikmah dan iradat, serta keseimbangan dan keteraturan. Mustahil adanya campur tangan dalam kreasi-kreasi sempurna seperti ini dari apa yang tidak punya perasaan, sistem, neraca, seperti kekuatan alam yang buta atau kebetulan

belaka”.52

51

Lajnah Pentashih Mushaf Alquran. Alquran dan Tafsirnya. Jakarta: Menara Kudus. 1985. aN Nahl 68

52


(47)

Di samping itu, Lebah jenis serangga yang tercipta untuk memberi. Bukan hanya produk-produknya yang kaya gizi, tetapi ia pun telah menyelamatkan sepertiga dari sumber makanan manusia dari pembusukan dengan melakukan pembuahan, tanpa lebah manusia kehilangan sumber makanan tersebut. Di sini, ia seperti mengajak manusia untuk senantiasa berusaha memberi dan melakukan yang terbaik. Karena dengan seperti ini nilai-nilai kemanusiaan akan hidup. Yang mulai dari mereka adalah mereka yang senantiasa ingin memberi sesuatu yang terbaik demi kelangsungan hidup umat menjalankan fungsi-fungsi kehambaan. Hakikat ini dapat dilihat di kelanjutan ayat lebah di atas:



               



Dari perut lebah itu ke luar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Yang menjadi pertanyaan di sini: “Mengapa sistematika potongan ayat ini datang dengan: (جرخي نم اهنوطب ) dan bukan dengan: (جرخي نم اهنوطب ٌلسع) yang artinya: “dari perut lebah itu keluar madu?” Makna apakah yang tersirat di potongan ayat tersebut yang lebih memilih bentuk pengungkapan seperti ini.

Kemukjizatan ayat lebah bukan hanya karena madu punya khasiat penyembuhan terhadap penyakit manusia, tetapi kemukjizatannya lahir dari tiga sisi:Pertama: yang demikian itu karena yang keluar dari perut lebah bukan hanya madu, tetapi di sana ada juga makanan lebah ratu (royal jelly), propolis, bee pollen, beeswax, dan racun lebah. Di sini manusia diberi peluang seluas-luasnya untuk menemukan keistimewaan setiap materi tersebut dan mengetahui


(48)

38

komposisinya. Kedua: dengan tidak adanya penekanan objek terhadap apa yang keluar dari perut lebah, maka label medis Alquran terhadapnya (sebagai obat yang dapat memberikan kesembuhan) meliputi segala sesuatu yang keluar dari perutnya, jadi bukan hanya madu yang dapat menyembuhkan, tetapi propolis, royal jelly, dan sengatan lebah juga dapat menjadi media penyembuhan. Ketiga: penyakit yang dapat disembuhkan oleh produk-produk lebah tidak disebutkan. Ini terlihat di potongan ayat ini: (ٌءافش سانلل). Tentunya, ini ajakan halus kepada ilmuwan-ilmuwan Islam untuk mengetahui lebih lanjut penyakit apa saja yang dapat diobati oleh setiap produk lebah tersebut.53

Ayat lebah di Surah An-Nahl bukti nyata bahwa Alquran kitab pedoman hidup yang kaya pengetahuan dan hikmah. Yang merasakan kesejukannya adalah mereka yang senantiasa berusaha memahami pesan-pesan ketuhanan dan kehidupan yang dikoleksinya.Di samping itu, kemukjizatan sistematika ayat lebah ini telah terbukti oleh dunia medis modern. Di sana Alquran tidak menyebutkan satu produk lebah tertentu, tetapi ia lebih menekankan sifat penyembuhan terhadap apa saja yang keluar dari perut lebah itu sendiri. Oleh karena nya itu, bercerminlah kepada kehidupan lebah, ia simbol kesyukuran, qanaah, ridha, dan sifat yang senantiasa ingin memberi yang terbaik, ia pun indeks kitab ketauhidan dan kacamata kehidupan yang menyinarkan sejuta pesona hikmah-hikmah rabbani.

53


(49)

I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan Cairan Lebah

Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata : “Saudara saya sakit perut.” Rasul menjawab : “Beri ia madu!” kemudian orang itu datang kembali untuk kedua kalinya. Rasul berkata lagi : “Beri ia madu!” kemudian orang itu datang lagi untuk ketiga kalinya. Rasul berkata lagi : “Beri ia madu!” kemudian orang itu datang lagi dan berkata : “Telah saya lakukan.” Rasul menjawab : “Allah SWT. benar dan perut saudaramu yang bohong. Beri ia madu!.” Setelah itu diberikannya lagi madu kepada saudaranya, dam sembuhlah penyakitnya54.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,Hendaklah kalian

menggunakan dua obat yaitu madu dan Al Qur’an."55

Rasulullah bersabda: “Jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah(bekam) atau minum madu atau sengatan api. Tetapi aku

tidak menyukai dengan cara kay (sundut dengan besi panas).”56

Hadis di atas menjelaskan hal-hal berikut :

1. Madu merupakan obat segala penyakit kerana Rasulullah tidak melihat pesakit, sebaliknya terus menyebutkan madu sebagai ubatnya.

2. Supaya madu itu berfaedah dan berkesan, maka penggunanya perlu menggunakannya beberapa kali.

54

HR. Bukhari dan Muslim

55

Sunan Ibnu Majah, jilid II. hadist no.3452. bab Madu. 1142

56

Hadits shahih yang dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Silsilah al-Ahadits Ash-Shahihah, hadits no. 245


(50)

40

BAB III

TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69 A. An Nahl ayat 68-89

1. Alquran Surat An Nahl ayat 68-69

                                                                   

68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",

69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

1

Lajnah Pentashih Mushaf Alquran. Alquran dan Tafsirnya. Jakarta: Menara Kudus. 1985. aN Nahl 68-69


(51)

2. Makna Mufrodat

جرخي : keluar, muncul, timbul2

ء فش : kesembuhan, pengobatan, obat3

ٌ اَرَش : cairan lebah4 3. Munasabahn Ayat

An-Nahl ayat 69 berhubungan erat dengan ayat sebelumnya. Pada ayat 68 Allah mewahyukan kepada lebah supaya membuat sarang baik di bukit, di pohon atau di tempat yang di bangun oleh manusia yang kemudian di lanjutkan oleh ayat 69 yang menerangkan bahwa dari perut lebah itu mengeluarkan minuman yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.

Makkiyah Madaniyyah, surat An nahl merupakan surat yang ke 9 yang terdiri dari 129 ayat dan di turunkan di Madinah. Jadi surat ini di sebut Madaniyyah5

4. Asbabun Nuzul

Sejauh ini tidak menemukan asbab an-nuzul ayat ini, akan tetapi adanya hubungan dengan ayat sebelumnya yaitu Q.S An-Nahl ayat 66 dan 67 yaitu melanjutkan pembahasan yang sebelumnya, jika ayat sebelumnya menerangkan tentang binatang ternak (susu) dan anggur. Pada ayat ini disebutkan madu. Ibn

‘Asyur menilai bahwa penempatan uraian tentang susu dan perasan buah-buahan secara bergandengan karena keduanya melibatkan tangan guna memperolehnya.

2

Warson Ahmad Munawwir. 1997. AL-MUNAWWIR KAMUS ARAB-INDONESIA. Surabaya: Pustaka Progressif. 67

3

Ibid.69

4

Tantawi Jauhari. al Jawahir fi Tafsir Alquranal Karim, jilid 1. Mesir: Mustafa al Bab al Halabi, 1350

5


(52)

42

Susu diperah dan buah-buahan diperas, berbeda dengan madu yang diperoleh tanpa perasan. Al-Baqa’i berpendapat bahwa karena pembuktian tentang kekuasaan Allah SWT. Melalui lebah lebih mengagumkan daripada kedua sumber minuman yang disebut sebelumnya ini,dan karena madu tidak sebanyak kedua minuman sebelumnya.6

5. Tinjauan tentang surat An-Nahl

Surat An-Nahl ini berjumlah 128 ayat dan merupakan surat makkiyah, keculi tiga ayat yang terakhir merupakan surat madaniyyah surat An-Nahl diturunkan setelah Al-kahfi. Surat ini dinamanakan An-nahl yang berarti lebah karena didalamnya terdapat firman Allah swt yang terdapat dalam ayat 68-69 yang artinya dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah7.

Lebah adalah mahluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepadan manusia. Ada persaman antara madu yang dihasilkan oleh madu dengan Al-Qur’an karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bermacam-macam penyakit mansia. Sedangkan Al-Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kita yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia.

Suara An-Nahl ada sebagaian ulama’ yang berpendapat diberi nama dengan An-Ni’am artinya beberapa nikmat, karena didalamnya Allah menyebutkan berbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.

6

M. Quraish shihab Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran, Vol. 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2002). 170

7

Ahmad Kholid Alam dkk. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Jakarta : Gema Insani. 45


(53)

Adapun pokok-pok isi pembahasan dalam surat An-nahl adalah berisi berbagai macam intisasi ajaran agama islam diantaran adalah8 :

a) Keimanan yang meliputi adanya hari kiamat, keesaan Allah, kekuasaan Allah, dan kesempurnaan ilmu-Nya. Serta manusia mempuyai tanggung jawab kepada Allah terhadap segala apa yang diperbuatnya.

b) Hukum-hukum, yaitu hukum makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan, kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti marjan, diperbolehkan makan makana yang diharamkan dalam keadaan terpaksa dan kulit binatang yang halal dimakan.

c) Kisah-kisah teladan Nabi Ibrahim As.

d) Serta asal kejadian manusia, madu adalah untuk kesehatan manusia

B. Tantawi Jauhari, Mufassir Pelopor Kitab Tafsir Bercorak Ilmiy 1. Biografi Tantawi Jauhari

Tantawi Jauhari, dilahirkan di desa Kifr ‘Iwadillah tahun 1287 H/1870 M

dan wafat pada tahun 1358/ 1940 M. Beliau adalah seorang pemikir dan cendekiawan Mesir bahkan ada yang menyebutnya sebagai seorang filosof Islam. Ia dibesarkan dalam keluaga petani9.

Pada masa kecilnya, beliau belajar di Al-Ghar sambil membantu orangtuanya bertani. Dari sanalah ia akhirnya mampu melanjutkan studinya ke Al-Azhar, Kairo. Namun dalam perjalananya beliau merasa kecewa akan sistem

8

A. Mujab Mahali. 2002. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur”An. Jakarta : PT Grasindo Persada.113

9

Sofiah, Fasad Menurut Tafsir Al-Jawahir Fi Tafsir AlquranAl-Karim Karya Tantawi Jauhari, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2007. 65


(54)

44

pengajaran yang diterapkan di Universitasnya yang dogmatis dan sempit serta materi pelajarannya yang tradisional dan menjemukkan10.

Muhammad Abduh adalah salah satu guru yang ia kagumi, walaupun Muhammad Abduh termasuk orang yang kurang disukai di Al Azhar. Beliau sangat tertarik pada metode Abduh dalam menyampaikan materi terutama dalam kuliah tafsir11.

Tantawi tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tegas, sehingga tidak aneh jika dalam bidang keilmuan (akademik) Tantawi mampu menjadi anak yang berprestasi dan mengalami kemajuan yang pesat. Semangat belajar yang sangat kuat dan tinggi terhadap ilmu pengetahuan dapat dilihat dalam diri Tantawi. Ketertarikannya pun tidak sebatas dalam bidang agama saja namun dalam bidang ilmu pengetahuan murni, seperti fisika, astronomi, biologi dan lain-lain. Dari ketertarikan beliau pada bidang inilah yang nantinya banyak memperkuat argumentasi bahwa agama sejalan dengan sains dan tidak menentang sama sekali kemajuan sains dan teknologi. `

Tantawi hidup pada masa kebangkitan umat Islam khususnya di Mesir, yakni setelah terjadinya perang dunia 1 ( 1914-1918). Dalam kondisi sosio-politik yang sedang bergejolak, beliau aktif sebagai pelopor terhadap masyarakat di sekitar Dar al-Ulum untuk melawan Inggris melalui tulisan maupun ceramah-ceramah. Selain itu, beliau juga mendirikan sebuah organisasi aktif mahasiswa untuk menyuarakan semangat kebangsaan dan membangun peradaban khususnya

10

Ahmad Taufik Muharram. Proses Turunnya Hujan dalam Alquran: Telaah Penafsiran Tantawi Jauhari dalam Tafsir Al-Jawahir Fi Tafsir Al Qur’anul Karim. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga 2008. 21

11

Tantawi Jauhari. al Jawahir fi Tafsir Alquranal Karim, jilid 1. Mesir: Mustafa al Bab al Halabi, 1350. 2


(55)

di daerah Iskandariyah. Organisasi ini terus berlangsung sampai terjadi deklarasi bersyarat yang diberikan Inggris kepada Mesir (1922) setelah sebelumnya Prancis melalui ekspidisi Napoleon Bonaparte (1798) yang telah menguasai Mesir dan tidak sedikit telah memberikan kontribusi bagi kemajuan Mesir12. Prancis banyak mewariskan kemajuan dalam bidang keilmuan kepada Mesir, diantaranya

berdirinya institute D’Egypte dengan adanya empat jurusan: ilmu pasti, ilmu

alam, ilmu ekonomi dan sastra seni13. Pada masa ini pula, Mesir mengalami perdebatan antara golongan sekuler dan golongan Islam. Para sarjana muslim yang berusaha mengadopsi ilmu-ilmu yang berkembang dan kebudayaan barat. Sedangkan golongan muslim diwakili oleh para ulama yang mempertahankan doktrin lama14.

Bangsa Barat yang terus mengalami kemajuan dengan pesat, turut mempengaruhi pola pikir umat Islam termasuk Tantawi. Sadar akan ketertinggalan yang begitu jauh dari bangsa barat bagi umat Islam dalam bidang sains dan teknologi membuat Tantawi berusaha mengejar ketertinggalan tersebut melalui tafsir ilmi nya. Semangat serta kerja keras dari Tantawi mampu menjadikan beliau sebagai seorang pemikir dan cendikiawan Mesir yang memotivasi umat Islam agar lebih maju. Dengan menjadi penafsir yang

12

Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), hlm. 924

13

Taufik Abdullah, (ed) Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, ( jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), jilid II, hlm. 247-248

14

Harun Nasution (ed), Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 248


(56)

46

mempunyai kapasitas intelektual diberbagai bidang sains mampu membuat Tantawi terkenal sebagai filosof muslim15.

2. Latar belakang pemikiran Tantawi Jaohari dalam menafsirkan Alquran Kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir Alquran al-Karim yang terdiri dari dua puluh lima juz tersebut lebih banyak menyoroti tentang ayat-ayat Kauniyah yang identik dengan kajian keilmuan dan sains. Maka oleh para mufassir kitab ini digolongkan sebagai kitab tafsir yang lebih cenderung membahas ayat-ayat Alquran dari segi ilmu pengetahuan dan dalam penafsirannya beliau menggunakan teori-teori ilmiah.

Tantawi termasyhur karena kegigihannya dalam gerakan pembaruan membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap penguasaan ilmu pengetahuan. Karena itu, tidak berlebihan jika sejumlah kalangan menjulukinya "mufasir ilmu" lantaran ilmu yang dikuasainya sangat luas dan mendalam.

Dalam muqaddimah kitab tafsirnya, dijelaskan bahwa sejak dulu beliau sering menyaksikan kejaiban alam, mengagumi dan merindukan keindahannya baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi, revolusi matahari, perjalanan bulan, bintang yang bersinar, awan yang berarak, kilat yang menyambar dan listrik yang membakar serta keajaiban-keajaiban lainnya16.

Alasan motivasi ia menulis kitab ini17 ialah supaya umat Islam sadar untuk mencari, menuntut berbagai macam Ilmu dalam arti yang seluas-luasnya yaitu

15

Tantawi Jauharii, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, ter. Muhammadiyah Ja’far, (Surabaya: al- Ikhlas, 1984), hlm. 5

16

Sofiah, Fasad menurut Tafsir Jawahir. 65

17


(57)

Ilmu Fisika, Pertanian, Pertambangan, Matematika, Ilmu Ukur, Ilmu Falaq, dan Ilmu Modern Lainnya18.

Selanjutnya ia menyatakan :"Ketika aku berpikir tentang keadaan umat islam dan pendidikan-pendidikan agama, maka aku menuliskan surat kepada para pemikir (al-'Uqala') dan sebagian ulama-ulama besar (Ajillah al-Ulama') tantang makna-makna alam yang sering ditinggalkan dan tentang jalan keluarnya yang masih sering dilakukan dan dilupakan. Sedangkan sedikit sekali dari mereka yang mau berpikir tentang kejadian alam dan keanehan-keanehan yang melingkupinya". Itulah yang mendorong Tantawi menyusun pembahasan-pembahasan yang dapat mengkompromikan pemikiran Islam dengan kemajuan Studi Ilmu Alam19.

Kitab tafsirnya ini pertama kali dicetak di Kairo dengan penerbit Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi pada 1350 H/ 1929 M. Kemudian selanjutnya dicetak di Beirut, Dar al-Fikr pada 1395 H/ 1974 M.

Kitab al-Jawâhir fî Tafsir Alquran al-Karîm ini terdiri dari 25 jilid yang dia tulis ketika berumur 60 tahun. Kitab tafsir ini memiliki metode pembahasan yang amat berbeda dari kitab-kitab tafsir lainnya.

Dalam menafsirkan, Syaikh Tantawi mulanya menyebutkan nama surat, mengklasifikasikan Makki-Madani, menyebutkan ringkas pembahasan surat (mulakhkhash), mengelompokkan pembahsan ayat kedalam beberapa kelompok

(āqsam), menyebutkan tujuan umum surat (al-maqshad) tiap qism, menyebutkan munasabah dengan surat sebelumnya, kemudian memaparkan Maqshad

18

Sofiah, Fasad menurut Tafsir Jawahir. 65

19


(58)

48

Awwal yang dibagi menjadi beberapa fashl yang mengandung beberapa lathā’if (penjelasan pembahasan perspektif ilmu modern) diselingi terlebih dahulu dengan tafsir perkata (tafsir lafzhi) dan terkadang diselipkan tadzkirah, hidayah dan tanya jawab.

Corak yang digunakan dalam tafsir ini adalah corak tafsir bil 'ilmi. Meskipun para ulama berbeda pendapat tentang atafsir bil 'ilmi, ada yang menolaknya dengan alasan bahwa teori-teori ilmiah jelas bersifat nisbi (relatif) dan tidak pernah final. Tetap ada yang mendukungnya dengan alasan bahwa Alquran justru menggalakkan penafsiran ilmiah20.

Ali Iyazi menulis bahwa cara Syaikh Tantawi menafsirkan adalah dengan mengambil sekelompok ayat, dan setelah menjelaskannya secara perkata, dilanjutkan dengan penjelasan dan uraian yang panjang tentang

penemuan-penemuan ilmiah yang sering disebutnya dengan istilah lathā’if atau jawāhir.

Penjelasannya mungkin seringkali terlalu panjang dengan mengutip pendapat-pendapat ilmuan barat dan timur. Tujuannya tidak lain untuk menunjukkan bahwa Alquran telah menjelaskannya lebih dulu dari ilmuwan-ilmuwan modern itu. Di tengah pembahasan sering juga dicantumkan gambar-gambar hewan, tumbuhan, panaroma alam, eksperimen ilmiah, tabel-tabel ukuran, sebagai alat bantu menjelaskan apa yang disebutkannya.

Syaikh Tantawi juga menerapkan pendekatan (teori-teori) ilmiah modern untuk memahami Alquran. Beliau juga berusaha menggali teori dari Alquran. Dengan demikian, tafsir ini banyak mencampur-adukkan

20


(1)

80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Tantawi jauhari menyatakan lebah adalah hewan yang sangat gigih dalam membangun rumah mereka dengan susunan yang sangat rapi dan menakjubkan, dalam sarang lebah atau “ لكشلا” itu ada yang namanya “لسعلا” madu, “عمشلا” lilin lebah (propolis). Dan dari perut lebah, Allah SWT. mengeluarkan minuman yang beraneka warna dan mengandung obat yang menyembuhkan manusia

2. Prespektif sains Alquran atas penafsiran ayat 68-69 surat an Nahl dalam tafsir Al Jawahir, lebah merupakan salah satu hewan yang diabadiakan dalam Alquran. Dia mengeluarkan minuman yang beraneka warna dan mengandung obat yang menyembuhkan manusia, yang berasal dari nectar/sari pati buah yang dia hisap. Ini mengajarkan kita bahwa manusia harus mengambil suseuatu yang baik dari alam, dan harus bisa member manfaat untuk sesama. Cairan lebah ini sudah diteliti baik oleh mufassir maupun ilmuan non muslim, dan ternyata memang benar bahwa salah satu fungsi cairan lebah ini untuk menyembuhkan penyakit. Dan masih banyak lag fungsi-fungsi yang lain.


(2)

81

B. Saran

Kalau orang diluar Islam saja dapat menemukan kebenaran ilmiah tentang Islam melalui pengamatannya terhadap sunnatullah ini masuk Islam, maka orang Islam yang mendalami sains atau ilmu kimia dapat menghantarkan mereka ketingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi insya Allah. Oleh karena itu bagi teman-teman di UIN Sunan Ampel marilah kita bersama-sama mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hal di atas agar kita menjadi manusia yang hebat, apalagi teman-teman sudah memiliki pondasi iman yang kuat maka jika kita mendalami tentang ilmu biologi, fisika dan kimia maka kita dapat mempertemukan antara ayat-ayat Allah dalam Alquran yang berhubungan dengan biologi, fisika dan kimia (ayat-ayat Qauliyah) dengan ayat -ayat Allah berupa ayat-ayat Qauniahnya (Bentangan Alam semesta) Allah SWT.


(3)

82

DAFTAR PUSTAKA

As Shouwy, Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Iptek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

al-Khatib, Abdul Karim Najib. Madu lebah ubat yang turun bersama wahyu (terj:) Selangor: Pustaka Ilmi. 1994

al-Ghazali, Abu Hamid. Rahsia kejadian makhluk. (terj:). Kuala Lumpur: Crescent News. 2002

al-‘id, Dr. Muhammad saqa. Pengobatan dengan madu. jakarta timur.pustaka al kautsar. 2010

Ahmad Mushtaf Al-Maroghi.. Penerjemah Anshori Umar Sitanggal dkk. Terjemah Tafsir Al-Maroghi. Semarang: Tohaputra Semarang. 1987 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,

Surabaya: Mahkota, 1989.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Media Insani Publishing, 2007.

Dayyat, Abdul Hamid, Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Qafah Gemilang, 2006.

Fadloli, Ahmad. 2012. Peredaran Bulan dalam Alquran (Studi atas Penafsiran Thantawi Jauhari dalam Kitab al-Jawahir fi Tafsir Alquran al-Karim). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Faisal Badroen, dkk. 2005. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. Goldziher, Ignaz. 2003. Madzhab Tafsir, terj. Yogyakarta : eLSAQ


(4)

83

http://www.scribd.com/doc/41764357/Lebah-Madu-Inspirasi-Hidup-Beriman-Dalam-Pendekatan-Ilmu-Pengetahuan(Diakses, Jumat 20 April 2016) http://fanni.suyuti.com/2012/02/belajar-tentang-kehidupan-pada-lebah/

Imam Muslim, Shahih Muslim, hadits no. 1474, dan Shahih Muslim, hadits no. 1467.

Ibrahim M. Thayyib, Lalu, Keajaiban Sains Islam, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010.

Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida’, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 14: Al-Hijr 2 s.d An-Nahl 128, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003.

Jauhari, Thantawi. Al-Jawahir fi Tafsir Alquran al-Karim. pdf

Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an. Alqurandan Tafsirnya. Jakarta: Menara kudus. 1985.

Mutaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an. Yogyakarta : Adab Press, 2012

Perpustakaan Nasional RI, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis: Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-buahan, Jilid 6, Sapta Sentosa, 2010. Sihombing, DTH.2005.Ilmu Ternak Lebah Madu.Gajah Mada University Press, Bulak Sumur Jogjakarta.

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Di Bawa Naungan Al-Qur’an jilid 13, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1993.


(5)

Shihab, M. Quraish, Tafsir Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 1 dan 2, Jakarta: Lentera Hati, 2002.


(6)

85

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Muhammad Khoirul Muntoha Agil lahir di Tulungagung Propinsi Jawa Timur pada tanggal 22 April 1990 merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak H. Mahfudz Harun (alm) dan Ibu Hj. kasmanah. Penulis sekarang bertempat tinggal di dusun Bacek RT RW desa Gadingmangu, Kecamatan Perak kabupaten Jombang.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Dalem, Kecamatan Tulungagung, kabupaten Tulungagung lulus pada tahun 2003, lalu melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Tulungagung dan lulus pada tahun 2006, dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Darul Umum 1 Unggulan BPPT tahun 2009, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke Institut Agama Islam Negri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, yang saat ini lebih dikenal dengan Universitas Negri Islam (UIN) Sunan Ampel Surabaya pada Tahun 2009 sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Tafsir hadis, Prodi Ilmu Quran dan Tafsir di Universitas Negri Islam (UIN) Sunan Ampel Surabaya.