II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

  

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

  

Analisis neraca keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam

  rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Hansen,2000).

  Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir bulan fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance sheet. Menurut Munawir (2002), neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu padi sisi sebelah kiri neraca menunjukkan aktiva perusahaan, sedangkan sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut.

  Menurut Amin ( 1997), Neraca adalah suatu laporan keuangan sistematis tentang aktiva, hutang dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu dengan demikian neraca menyajikan informasi perusahaan mengenai aktiva, kewajiban dan struktur modal pada suatu periode tertentu. Tujuan neraca pada umumnya adalah untuk menunjukkan proses keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender.

  Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa neraca mengandung tiga unsur yaitu aktiva, hutang dan modal yang disusun oleh suatu perusahaan pada suatu saat atau tanggal tertentu yang biasanya pada waktu tutup buku. Suatu neraca keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam neraca keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa neraca keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, neraca keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

  Neraca, juga disebut daftar posisi keuangan, melaporkan harta, hutang dan ekuitas suatu perusahaan pada akhir tiap periode akuntansi. Daftar perhitungan laba rugi melaporkan pendapatan, beban, keuntungan, kerugian dan hasil berupa laba atau rugi bersih dan mengikhtisarkan kinerja perolehan keuntungan perusahaan selama satu periode akuntansi. Daftar perubahan dalam ekuitas pemilik mengikhtisarkan transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik selama satu periode. Terakhir, daftar arus kas mengikhtisarkan arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas keuangan selama periode akuntansi yang bersangkutan (Sadeli,2000). Tujuan dan fungsi utama dari neraca keuangan adalah memberikan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Para pemakai laporan keuangan tersebut akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan yang diambilnya, dan menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan.

  Untuk memudahkan para pemakai guna memahami informasi di dalam neraca keuangan diperlukan suatu alat analisis, karena neraca keuangan lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan berbagai pihak sehingga neraca keuangan tersebut bersifat umum. Analisis neraca keuangan juga memberikan gambaran mengenai hasil keuangan dimasa lalu yang dicapai maupun kegagalan yang dialami. Selain itu pihak manajemen akan mengetahui penggunaan modal serta sumber-sumber perolehan modal pada waktu tertentu. Neraca keuangan yang telah disusun perlu dianalisis lebih lanjut, karena dalam neraca keuangan tersebut akan mencerminkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diambil dalam rangka mengantisipasi terhadap kebijaksanaan yang akan diambil manajemen untuk masa yang akan datang. Hal terpenting dalam analisis neraca keuangan adalah untuk tetap melanjutkan kebijaksanaan yang telah ditempuh, atau perlu digunakan kebijaksanaan baru dan meninggalkan yang lama untuk memperoleh hasil yang lebih baik dimasa yang akan datang.

  Untuk dapat mengetahui kondisi atau kinerja keuangan perusahaan analisis rasio merupakan alat yang paling populer untuk menganalisis neraca. Dimana dari analisis dapat diketahui likuiditas perusahaan, karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca usahatani.

2.2 Landasan Teori

  Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif jika produsen atau petani tersebut dapat mengalokasikan sumber daya yang merela miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995). Didalam berusaha tani adalah merupakan suatu kombinasi yang tersusun dari faktor-faktor produksi dimana petani/keluarga petani bercocok tanam. Dalam mengelola usaha tani ketersediaan faktor produksi yang terdiri atas lahan, tenag kerja, modal dan keahlian sangat berpengaruh terhadap lancar atau tidaknya usaha tani tersebut. Keberhasilan suatu usahatani sangat bergantung pada peranan petani untuk mengelola usaha taninya. Seorang petani harus mampu memanfaatkan faktor produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha membuat usahataninya semaksimal mungkin agar mendapat keuntungan yang terus bertambah yang sangat menunjang bagi peningkatan petani (Mosher, 1987). Sistem usaha tani mengandung pengertian pola pelaksanaan usahatani masyarakat yang berkaitan dengan tujuanya. Secara umum, tujuan utama pertanian atau usaha tani yang diterapkan sebagian besar petani adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga ( pola subsistence). Tetapi ada juga yang bertujuan untuk di jual kepasar atau market oriented (Daniel, 2002).

  Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada tanggal 31 Desember.

  Perbedaan antara aktiva dan hutang disebut modal atau ekuitas modal atau ekuitas dapat dikatakan sebagai jumlah aktiva yang benar-benar dapat diakui sebagai milik para pemilik organisasi atau jumlah yang tersisa jika semua hutang dibayar. (Warren,2005). Neraca juga dikenal sebagai “ laporan posisi keuangan”. Dengan mengikuti model akuntansi tradisional, neraca adalah laporan historis yang menyajikan hasil kumulatif dari semua transaksi masa lalu suatu perusahaan yang diukur dalam satuan harga perolehan (biaya historis).

  Neraca adalah penjelasan dari persamaan akuntansi :

  Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

  Untuk mencerminkan sudut pandang ekuitas pemilik maka persamaan akuntansi menjadi : Ekuitas Pemilik = Aktiva - Kewajiban Perkiraan-perkiraan yang ada di neraca disebut juga perkiraan rill karena perkiraan-perkiraan tersebut masih terlihat pada awal periode berikutnya.

  Perkiraan-perkiraan ini melaporkan kenaikan dan penurunan saldo perkiraan mulai saat perusahaan didirikan. Perkiraan rill yang terdiri dari asset, kewajiban dan ekuitas pemilik tidak ditutup saldonya menjadi nol pada setiap akhir periode akuntansi. Saldo yang ada pada perkiraan rill pada akhir periode dibawa terus ke periode berikutnya. Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang utama yang memberikan dasar untuk perhitungan tingkat pengembalian, pengevaluasian struktur modal perusahaan, penilaian likuiditas dan fleksibilitas keuangan dari perusahaan tersebut, untuk menentukan likuiditas dan solvabilitas perusahaan, maka pimpinan perusahaan harus menganalisa neraca. Menurut Amin (1997), Komponen-komponen Neraca dapat dikelompokkaan sebagai berikut:

1. Harta Aktiva ( Asset)

  Harta Aktiva ( Asset) merupakan seluruh kekayaan (asset) perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak terwujud, termasuk didalamya adalah hak patent. Dalam penyususnan suatu aktiva disusun berdasarkan tingkat liquiditas dari aktiva tersebut, artinya aktiva yang paling liquid pada posisi paling atas kemudian diikuti sampai pada aktiva yang paling tidak liquid. Ada dua kategori aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar (aktiva tetap).

   Harta = Hutang + Modal

  1.1 Aktiva lancar yaitu aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan, jika melampaui satu tahun.

  1.2 Aktiva tetap adalah dalam kelompok harta-harta yang relatif sifatnya permanen, dan dipergunakan dalam operasi usaha perusahaan yaitu sama sekali tidak dimaksud untuk dijual kembali. Komponen Harta (asset) yaitu : tanah, bangunan, rumah semai, peralatan pertanian, uang tunai ditangan, uang di bank, ternak, pembibitan.

  2. Kewajiban

  Kewajiban merupakan jumlah hutang untuk keperluan usahatani yang harus dibayar kepada pemberi pinjaman seperti upah tenaga kerja, pemasok benih, pemasok pupuk dan transportasi. Komponen kewajiban meliputi:pembayaran sewa lahan per periode (musim tanam, bulan, tahun), bunga pinjaman di bank, tagihan telepon untuk usahatani, hutang untuk pembayaran upah tenaga kerja, uang yang dipinjam dari pemasok untuk menyediakan pupuk.

  3. Modal

  Modal merupakan bagian hak pemilik dalm perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan utang yang ada. Modal perusahaan umumnya berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan.

  Modal = Aktiva – Kewajiban

  Untuk dapat mengetahui kondisi atau kinerja keuangan usahatani analisis rasio merupakan alat yang paling populer untuk menganalisi laporan keuangan. Dimana dari analisis dapat diketahui likuiditas dan modal kerja karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca usahatani. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (Balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu.

2.3 Kerangka Pemikiran

  Usahatani padi sawah merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan keluarga. Sangat sedikit petani padi sawah yang mengetahui dan memberikan perhatian terhadap pengelolaan usahataninya khususnya dalam melakukan pencatatan harian secara rutin.

  Untuk mengetahui kinerja keuangan pada usahatani padi sawah, maka perlu diketahui tentang bagaimana kondisi keuangan usahatani padi sawah yaitu dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang menceritakan tentang posisi keuangan suatu badan usaha/perusahaan pada suatu saat tertentu, hasil usaha selama periode tertentu, dan perubahan-perubahan yang telah terjadi atas posisi keuangan .

  Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian kinerja dengan menggunakan analisis neraca. Neraca keuangan merupakan sebuah keseimbangan yang dimana terdapat dua beban dikanan dan kiri yang berisi Harta, kewajiban dan modal . Untuk mengetahui kinerja keuangan usahatani padi sawah diperlukan analisis rasio keuangan, rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan suatu usaha. Melalui analisis rasio kecukupan modal kerja, rasio rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas dapat diketahui kinerja keuangan usahatani padi sawah.

  Adapun skema dari kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada gambar skema kerangka pemikiran berikut ini: Usahatani Padi Sawah

  Laporan Keuangan Passiva:

  Aktiva: Kewajiban

  Neraca Harta modal

  Analisis Rasio Keuangan Rasio kecukupan modal kerja Rasio lancar Rasio cepat Rasio kas

  Kinerja keuangan usahatani padi sawah

  

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran penilaian kinerja petani padi sawah

melalui analisis neraca usahatani.

  Keterangan : : Terdiri atas

  : Mempengaruhi

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis tetapkan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Kinerja keuangan petani padi sawah di desa wonosari kecamatan tanjung morawa kabupaten deli serdang dilihat dari analisis rasio keuangan yaitu rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas dianggap tidak likuid (tidak baik).

Dokumen yang terkait

Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 114 86

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Hubungan Antara Karakteristik Petani Peternak Sapi Dengan Kinerja Penyuluh (Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat)

0 3 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Pengelolaan Usahatani Tebu dengan Sistem Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) di Desa Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pertanian Organik - Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 2 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Sikap Petani Terhadap Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)” (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara).

0 2 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 14

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

0 0 20