BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-produk Perbankan Syariah Studi Kasus: Kecamatan Medan Petisah

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau jenis pinjaman lainnya. Jadi baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah mempunyai fungsi sebagai intermediary service. Menurut Julius R Latumaerrisa (2011: 331) karakteristik sistem perbankan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai kebersamaan dan persaudaran dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertansaksi keuangan.

  Makin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara kesuluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang (Julius, 2011: 331). Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan kebijakan pengembangan bank Syariah di Indonesia yakni dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang meyakini sistem operasi perbankan konvensional tidak sesuai dengan syariah Islam. Pengoperasian bank syariah terus ditingkatkan karena faktor bunga yang terdapat di bank konvensional yang haram dan tidak sesuai

      syariah Islam dan juga adanya kekecewaan masyarakat terhadap praktek-praktek perbankan saat ini serta tingkat suku bunga yang terlalu tinggi sehingga seringkali dapat merugikan masyarakat.

  Produk-produk yang ditawarkan bank syariah terdiri dari 3 kategori yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran dana (financing) dan produk jasa (services). Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/19/2007 disebutkan bahwa pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa, dilakukan sebagai berikut 1. Dalam kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain Akad Wadi’ah dan Mudharabah, 2. Dalam kegiatan peyaluran dana berupa Pembiayaan dengan mempergunakan antara lain Akad Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna’, Ijarah dan Qardh dan 3. Dalam kegiatan pelayanan jasa dengan mempergunakan antara lain Akad Kafalah, Hawalah, dan Sharf.

Tabel 1.1 Akad-akad dari produk penghimpunan dana (funding)

  No Akad Pengertian

  1. Wadi’ah Titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila pemilik menghendaki.

  2. Mudharabah 1.

   Mudharabah muthlaqah merupakan kerjasama

  antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal dan memberikan kewenangan penuh kepada pihak kedua dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan bersama.

2. Mudharabah muqayyadah merupakan kerjasama

  antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal dan memberikan kewenangan terbatas kepada pihak kedua dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.

  Sumber: Diolah dari berbagai sumber    

Tabel 1.2 Akad-akad dari produk penyaluran dana (financing)

  No Akad Pengertian

  1. Murabahah Suatu perjanjian yang disepakati antar bank syariah dengan nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku/modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang telah ditentukan.

  2. Mudharabah Kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan modal sedangkan pihak kedua mengelola dana dimana keuntungan dan kerugian dibagi bersama menurut kesepakatan dimuka.

  3. Musyarakah Perjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah yang membutuhkan pembiayaan, dimana bank dan nasabah secara bersama membiayai suatu usaha/proyek yang juga dikelola secara bersama atas prinsip bagi hasil sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan dimuka.

  4. Salam Pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan pengantaran kemudian.

  5. Istishna’ Pembiayaan jual beli yang dilakukan bank dan nasabah dimana penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah.

  6. Ijarah Perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan dan setelah masa sewanya berakhir maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun penyewa juga dapat memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain

  7. Qardh Pemberian harta kepada nasabah yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

  Sumber: Diolah dari berbagai sumber    

      Tabel 1.3

  

Akad-akad dari produk penyaluran dana (financing)

  No Akad Pengertian

  1. Kafalah Akad pemberian garansi/jaminan oleh pihak bank kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin.

  2. Hawalah Akad pemindahan piutang nasabah kepada bank untuk membantu nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.

  3. Sharf Akad pertukaran dengan uang (jual beli valuta asing)

  4. Wakalah Akad perwakilan antara kedua belah pihak (bank dan nasabah) dimana nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan/jasa tertentu.

  Sumber: Diolah dari berbagai sumber

  Dalam butir 13 Pasal 1 Undang-undang Perbankan Indonesia (UUPI) dijelaskan mengenai batasan prinsip syariah sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah. Dalam menjalankan operasinya, bank syariah bukan hanya bersandarkan pada syariah saja sehingga transaksi dan setiap aktivitasnya halal tetapi juga mempunyai sifat terbuka yakni dengan tidak mengkhususkan diri bagi nasabah muslim saja tetapi untuk nasabah non-muslim juga (Amir-Rukmana, 2010: 7).

  Dalam menjalankan usahanya, bank syariah menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam operasinya, baik dalam produk pendanaan, produk pembiayaan dan produk jasa. Aktivitas perbankan syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan bank konvensional karena bank syariah dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari kegiatan spekulatif non-produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari kegiatan yang meragukan (gharar), bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil), dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal.

  Selama periode 2005-2009 jumlah bank umum syariah naik relatif baik, dengan jumlah kantor yang setiap tahun bertambah, dimana tahun 2005 jumlah bank umum syariah 304 unit pada tahun 2009 sudah berjumlah 643 unit. Berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja bank umum syariah pada tahun 2005 menyerap 3.523 orang karyawan dan bertambah menjadi 8.486 orang pada tahun 2009 (Julius R Latumaerissa, 2011: 333). Hal ini menunjukkan perkembangan yang signifikan selama lima tahun terakhir.

  Di Kota Medan terdapat tujuh bank umum syariah (full fledged Islamic

  

bank) yakni perbankan syariah yang sudah berstatus independen. Daftar bank

  umum syariah yang ada di Kota Medan dapat dilihat di Tabel 1.4 selain itu terdapat empat bank dengan unit usaha syariah yakni bank konvensioal yang membuka unit usaha syariah. Unit usaha syariah belum berstatus independen karena masih bernaung di bank konvensional. Daftar Unit Usaha Syariah yang ada di Kota Medan dapat dilihat di Tabel 1.5.

     

     

  189 DE Medan (061-4515683)

  Memiliki 6 penawaran dari produk penghimpunan dana dan 4 penawaran dari produk penyaluran dana.

  Jl Gatot Subroto no 79 Medan 20112

  7. CIMB Niaga Syariah

  Memiliki 7 penawaran dari produk penghimpunan dana, 10 penawaran dari produk penyaluran dana dan 2 penawaran dari produk jasa

  Jl Letjend S Parman Medan 061-4523321

  6 PT Bank Syariah Bukopin

  Memiliki 12 penawaran dari produk penghimpunan dana dan 3 penawaran dari produk penyaluran dana.

  Jl. Jend. Gatot Subroto Komp. Tomang Elok No. 99 Simpang Tj. Medan Sunggal 20114 (061- 8444789)

  5 PT. Bank Syariah Mega Indonesia

  Memiliki 5 penawaran dari produk penghimpunan dana, 3 penawaran dari produk penyaluran dana dan 3 penawaran dari produk jasa.

  4 PT Bank Syariah BRI Jl. Gatot Subroto No.

Tabel 1.4 Bank Umum Syariah di Kota Medan

  Memiliki 2 penawaran dari produk penghimpunan dana, 11 penawaran dari produk penyaluran dana dan 3 penawaran dari produk jasa.

  Jl Jend Gatot Subroto 199-201 Medan 20119 (061- 4532901)

  3 PT Bank Syariah BNI

  Memiliki 13 penawaran dari produk penghimpunan dana, 10 penawaran dari produk penyaluran dana dan 3 penawaran dari produk jasa.

  Jl Gajah Mada 21 Medan 20153 (061- 4519040)

  2 PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia

  Memiliki 10 penawaran dari produk penghimpunan dana, 8 penawaran dari produk penyaluran dana dan 3 penawaran dari produk jasa.

  Jl Jend A Yani 100 Medan 20111 (061- 4151466)

  1 PT Bank Syariah Mandiri

  Umum Syariah di Kota Medan Alamat Keterangan

  No Nama Bank

  Sumber: Diolah dari berbagai sumber

     

  Setiabudi Blok B.1A, Kel. Tanjung Rejo, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan 061-8225528

  unit usaha syariah yang ada di Kota Medan terdapat di Kecamatan Medan Petisah dari 22 bank yang ada di kecamatan tersebut baik yang konvensional maupun yang syariah.

  musyarakah, murabahah dan wakalah. Beberapa diantara bank umum syariah dan

  Dari tujuh bank umum syariah dan 4 unit usaha syariah yang ada di Kota Medan secara garis besar menawarkan produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk jasa dengan akad-akad yaitu mudharabah,wadi’ah,

  Sumber: Diolah dari berbagai Sumber

  Memiliki 8 penawaran dari produk penghimpunan.

  Jl Asia 214-C Medan 061-7321822

  4 Bank Sinarmas Syariah

  Memiliki5 penawaran dari produk penghimpunan dan dan 1 penawaran dari produk penyaluran dana.

  3 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Jl. Setiabudi, Komp.

Tabel 1.5 Bank Dengan Unit Usaha Syariah di Kota Medan

  Memiliki 5 penawaran dari produk penghimpunan dan dan 8 penawaran dari produk penyaluran dana.

  Jl Sisingamangaraja 14- A Medan 061-7325481

  Tabungan Negara Syariah

  2 Bank

  Memiliki 4 penawaran dari produk penghimpunan dan dan 3 penawaran dari produk penyaluran dana.

  Jl Letjen S Parman 50-A Medan 061-4531178

  1 BPD Sumatera Utara (Sumut) Syariah

  Usaha Syariah di Kota Medan Alamat Keterangan

  No Nama Bank dengan Unit

  Kecamatan Medan Petisah merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan dengan luas wilayah sekitar 4,93 km . Jumlah penduduk di Kecamatan Medan Petisah berjumlah 61.855 jiwa yang terbagi dalam 7 kelurahan. Penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 29.371 jiwa, penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah 32.484 jiwa dan relatif lebih banyak penduduk usia produktif yakni kelimpok umur 15-44 tahun sebanyak 33.107 jiwa atau 53,52 persen dari umlah penduduk. Di Kecamatan Medan Petisah terdapat 22 bank baik bank syariah maupun konvensional terdapat 6 koperasi dan 2 pegadaian (sumber: Kecamatan Medan Petisah Dalam Angka 2013).

  Menurut Dian Ariani (2007: 21) banyak tantangan dalam pengembangan perbankan syariah terutama di Kota Medan. Permasalahan yang muncul antara lain adalah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah terutama yang disebabkan dominasi perbankan konvensional. Pengetahuan sebagian besar masyarakat hanya sebatas bahwa bank syariah menerapkan sistem bagi hasil dan menghindari sitem bunga yang dilarang karena sistem bunga tersebut dapat menimbulkan keburukan atau kemudharatan bagi masyarakat.   Penelitian sebelumnya yakni yang dilakukan oleh Lutfi Efendi (2009) dapat diketahui bahwa minat masyarakat terhadap bank syariah relatif cukup tinggi.

  Namun begitu, menurut Lutfi Efendi (2009) pemahaman masyarakat mengenai keunikan produk/jasa bank syariah secara umum masih rendah. Pemahaman masyarakat tentu sangat diharapkan guna meningkatkan perluasan bank syariah. Pengetahuan masyarakat terdiri dari informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan. Informasi-informasi yang dipegang masyarakat akan sangat mempengaruhi pola konsumsi. Pemahaman masyarakat adalah hal yang patut dipertimbangkan karena perluasan pengetahuan dan pemahaman masyarakat ini dapat menjadi jalan yang berarti meningkatkan market share perbankan syariah (Amir, 2003: 11).

      Kendala yang muncul berkaitan dengan pengembangan perbankan syariah adalah (Subarjo dalam Muhammad S Antonio (2001: 224-226)) 1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional perbankan syariah. 2. Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodasi operasional bank syariah. 3. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas. 4. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bank syariah masih sedikit. Salah satu kendala yaitu dari segi pemahaman masyarakat karena pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah dan produk-produk yang ditawarkan perbankan syariah mempengaruhi kemajuan perkembangan perbankan syariah.

  Secara sederhana masyarakat menganggap bahwa sistem bagi hasil yang tidak menerapkan bunga, tidak mendatangkan pendapatan bagi bank syariah sehingga sulit untuk bertahan. Selain itu masyarakat menganggap bahwa operasional dan produk yang ditawarkan bank syariah sama dengan bank konvensional. Tingkat pemahaman dan pengetahuan umat tentang bank syariah masih sangat rendah. Masih banyak yang belum mengerti dan salah paham tentang bank syariah dan menganggapnya sama dengan bank konvensional (Lutfi, 2009: 18).

  Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat

  

Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan Syariah Studi Kasus:

Kecamatan Medan Petisah”    

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah masyarakat Kecamatan Medan Petisah paham terhadap produk penghimpunan dana (funding) yaitu mudharabah dan wadi’ah yang ditawarkan bank syariah? 2. Apakah masyarakat Kecamatan Medan Petisah paham terhadap produk penyaluran dana (financing) yaitu musyarakah dan murabahah yang ditawarkan bank syariah? 3. Apakah masyarakat Kecamatan Medan Petisah paham terhadap produk jasa

  (services) yaitu wakalah yang ditawarkan bank syariah?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  1. Mengetahui pemahaman masyarakat Kecamatan Medan Petisah terhadap produk penghimpunan dana (funding) yaitu mudharabah dan wadi’ah yang ditawarkan bank syariah.

  2. Mengetahui pemahaman masyarakat Kecamatan Medan Petisah terhadap produk penyaluran dana (financing) yaitu musyarakah dan murabahah yang ditawarkan bank syariah.

3. Mengetahui pemahaman masyarakat Kecamatan Medan Petisah terhadap produk jasa (services) yaitu wakalah yang ditawarkan bank syariah.

     

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara ilmiah maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk Pemerintah dan Pihak Perbankan Sebagai bahan masukan bagi pemegang kebijakan yang berkaitan dengan bank syariah untuk menentukan langkah-langkah pengembangan bank syariah.

2. Untuk pihak lain

  Sebagai bahan rujukan dan sumber informasi atau sumber pengetahuan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan.

  3. Untuk Akademik Hasil penelitian diharapkan dapat menyumbang kajian ilmu dan pengetahuan.

  Dan dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.

  4. Untuk Penulis

  a. Meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang lembaga keuangan terutama pada perbankan syariah.

  b. Menambah pengetahuan tentang analisis tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan syariah.

  c. Meningkatkan pola berpikir ilmiah pada penulis.

     

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-produk Perbankan Syariah Studi Kasus: Kecamatan Medan Petisah

15 95 120

Analisis Permintaan Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Syariah ( Studi Kasus: Bank Muamalat Kecamatan Medan Marelan)

0 45 140

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Deli, Medan Barat dan Medan Timur Kota Medan

0 0 9

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Game-Online Terhadap Perilaku Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah Dan Medan Helvetia Kota Medan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Pemanfaatan Dana pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MP) Kota Medan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan terhadap Lembaga Otoritas Jasa Keuangan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Event Organizer Studi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara di Kota Medan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Minat Menabung Masyarakat di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Petisah)

1 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah - Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-produk Perbankan Syariah Studi Kasus: Kecamatan Medan Petisah

0 1 19