STUDI KOMPETENSI KONSULTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN IRIGASI DI KABUPATEN KERINCI

STUDI KOMPETENSI KONSULTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN IRIGASI DI KABUPATEN KERINCI ARTIKEL NAJIB NPM. 0910018312000 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015

STUDI KOMPETENSI KONSULTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN

  1

  2

  1 Najib , Zaidir , Wardi

  1 Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta,

  2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Andalas

Abstract

  Increased irrigation development projects have an impact on changes in the dimensions of the project. Project dimensions that must be considered include the quality and quantity of the completion of the project. There are several obstacles in the completion of the work, one of which is in terms of the readiness of human resources who are competent to carry out the work properly and effectively. Starting from this phenomenon, this study aimed to determine the factors that influence the competence of the successful implementation of the monitoring will be carried out on irrigation works, especially in Kerinci, the second objective of this study was to determine the most influential factors of existing competencies to the achievement of optimal control function. The research variables are identified based on competency standards contained in SKKNI. Instrument research using questionnaires and a linear regression method and the frequency distribution of the data processing. The final results obtained are 3 factors that affect the achievement of the competence of the supervisory function that expertise and knowledge managers in terms of the contract documents, negotiations, methods and techniques of analysis and evaluation of the implementation of the work, skill and knowledge managers in terms of environmental impact control, security and the provision of resources, expertise and knowledge in terms of project administration. While the overall statistical factors already known to have an influence on the successful execution of irrigation works supervision amounted to 97.3% with the most significant effect caused by two variables representing the three factors, X

  2 (master the

  technical specifications) of 35.7% and X

  29 (Interact with the community) of 36.9% Keywords : Competence, Supervision Function, Irrigation Works

  juga semakin tinggi. Semakin tinggi

1. PENDAHULUAN tingkat kesulitannya, berarti semakin

  Di era globalisasi ini, profesionalisme besar kebutuhan akan SDM untuk bisa tidak hanya diwajibkan pada dunia mengelola dan menyelesaikan proyek usaha saja namun juga pada jasa tersebut. Semuanya ini berguna untuk konsultasi yang berkaitan dengan mendukung dan mewujudkan kelancaran proyek-proyek pemerintah. Hal ini serta kelajuan pelaksanaan pembangunan dimaksudkan untuk mencapai suatu hasil nasional. Hal ini dapat terlaksana dengan kerja yang baik dan sesuai dengan baik jika kebijakan pemerintah spesifikasi yang telah ditetapkan oleh berorientasi baik kepada kepentingan pengguna jasa (onwer). Seiring dengan pembangunan jasa konstruksi sesuai perkembangan pembangunan dengan karakteristiknya. Beberapa tahun infrastruktur, salahsatunya prasarana terakhir ini proyek pembangunan irigasi irigasi maka tingkat kesulitan untuk mengalami banyak peningkatan. Namun mengelola dan menjalankan proyek ini demikian dari beberapa proyek masih mengalami kendala dalam pekerjaan dan penyelesaiannya, salah satu penyebab kegagalan ini adalah karena faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan yang disebabkan oleh faktor sumber daya manusia seperti minimnya pengetahuan dan kemampuan teknik yang dimiliki SDM serta rendahnya produktivitas SDM, berdampak terhadap lemahnya kinerja pengelolaan proyek. Salah satu masalah pada industri konstruksi saat ini adalah kekurangan sumber daya manusia yang terampil dan profesional, baik dari segi teknologi maupun dari segi manajerial. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus dikelola oleh seseorang yang sering dikenal dengan manajer. Untuk pengawasan proyek konstruksi dikenal dengan supervision engineer, manager supervisi, atau manajer pengawasan. Sebagai orang yang berada pada level pertama di struktur organisasi proyek dan betanggung jawab pada keberhasilan jalannya proyek secara keseluruhan. Untuk itu konsultan supervisi haruslah menjaga kinerjanya, agar tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya yang telah dibebankan kepadanya. Untuk menjaga kinerja dari kegiatan pengawasan proyek konstruksi tersebut, tentunya diperlukan kompetensi dengan deskripsi kerja yang jelas dan terinci, yang dapat membantu konsultan dalam menjalankan aktifitas sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek pembangunan irigasi harus berdasarkan pesyaratan teknis dan administrasi sampai dengan selesainya masa kerja secara efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya. Kemampuan usaha sangat diperlukan dalam memajukan proyek yang dijalankan dengan skill yang dipunyai. Sedangkan pekerjaan pengendalian produk dan evaluasi industri jasa diperlukan peranan kinerja sumber daya yang optimal dan komperhensif yang meliputi manusia, peralatan dan bahan. (Corhran,2002)

  dalam (Mulyono,2006). Berdasarkan

  kebutuhan sertifikasi keahlian kerja, dunia konstruksi sudah harus merumuskan dan mengaplikasikan standar kompetensi bagi pelaku konstruksi dan tidak terkecuali pada level manajerial pada perusahaan jasa konsultansi. Perkembangan yang terjadi adalah beberapa jenis standar kompetensi telah selesai dirumuskan. Adapun standar kompetensi yang telah selesai dirumuskan adalah standar kompetensi jabatan kerja tenaga ahli seperti standar kompetensi jabatan kerja manajer pengawasan pada pekerjaan irigasi. Untuk itu kompetensi yang dimiliki oleh manajer pengawasan sangat mempengaruhi dalam penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor amat menentukan kinerja penerapan standar mutu di lapangan (Porter, 1998)

  2. PERMASALAHAN

  Keterlibatan sumber daya manusia untuk pencapaian sasaran pekerjaan pengawasan pada proyek pembangunan irigasi ini tentunya menjadi ukuran dalam menciptakan pekerjaan yang efektif dan efisien. Sumber daya manusia ini memiliki peranan yang amat penting dalam setiap tahapan proyek, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Dengan kata lain kualitas sumber daya manusia, terutama yang berkaitan dengan kompetensinya secara signifikan berhubungan dengan baik tidaknya sebuah pekerjaan itu dilaksanakan. Beranjak dari deskripsi permasalahan ini, maka dapat disimpulkan suatu permasalahan kongrit bahwa keberhasikan fungsi pengawasan amat bergantung dari kemampuan ataupun kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusianya

  3. PERTANYAA PENELITIAN

  2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.

  Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode dan

  (resources)

  b. Dibutuhkan sumber daya

  a. Bersifat unik Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

  Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi (Ervianto, 2005), tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

  menurut (Barie dan Paulson,1995),

  4. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek konstruksi merupakan proses dimana rencana, disain dan spesifikasi dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik, dimana konstruksi melibatkan organisasi dan seluruh sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai kualitas yang di spesifikasikan.

  3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

  1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja terakhir.

  Berdasarkan permasalahan yang ada didalam penelitian ini, selanjutnya dapat dirumuskan dua hal yang harus dijawab secara mendalam, yaitu :

  1995). Dengan demikian kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri-ciri :

  Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan aloksi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto,

  5. TINJAUAN LITERATUR

  2. Untuk mengetahui prioritas faktor kompetensi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh konsultan pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan dimasa akan datang

  1. Untuk mengetahui faktor-faktor kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan irigasi sehingga didapatkan hasil pekerjaan yang lebih optimal.

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  4. TUJUAN PENELITIAN

  2. Prioritas faktor kompetensi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh konsultan pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan dimasa akan datang?

  1. Faktor-faktor kompetensi apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan irigasi sehingga didapatkan hasil pekerjaan yang lebih optimal?

5.1 Proyek Konstruksi

  • Manajemen Proyek merupakan sebuah disiplin ilmu yang berhubungan dengan banyak disiplin ilmu.

  5. Memuaskan/memenuhi kebutuhan kontraktor (satisfying the need of

  2001), mengatakan manajemen proyek adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, sarana dan keahlian untuk memenuhi proyek. Manajemen dapat juga dilihat sebagai kelompok yang menduduki berbagai jenjang dan jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan lagi melaksanakan sendiri berbagai kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga pelaksana melaksanakan tugas operasionalnya secara efisien, efektif, ekonomis dan produktif. (Dendarlianto, 2007), dalam makalahnya tentang Manajemen Proyek memaparkan bahwa ada tiga alasan perlunya menggunakan prinsip dibawah ini, antara lain :

  Management Body of Knowledge (PMI

  5. Method (metode kerja) Manajemen Proyek. Defenisi manajemen proyek manurut (Kerzmer,1995), berdasarkan fungsi dan pendekatan sistem mengatakan bahwa manajemen proyek adalah sebuah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Project

  4. Money (uang)

  3. Material (bahan)

  2. Machine (mesin)

  1. Man (manusia)

  Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik yaitu :

  stakeholder’s)

  tcchnical specification)

  4. Spesifikasi teknik (meeting the

  (minimizing the project duration)

  3. Meminimalisasi waktu proyek

  customer’sneeds)

  2. Memuaskan/memenuhi kebutuhan konsumen (satisfying the

  (minimizing project cost)

  1. Meminimalisasi biaya proyek

  Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi/manajemen. Kriteria sukses proyek kontruksi menurut Bryde dan Robinson (2005) adalah sebagai berikut :

  c. Organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di dalamnya terlihat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidak pastian.

  material. Perorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek.

  • Manajemen proyek berkonsentrasi pada ketentuan leadership, yang nantinya akan membantu seorang manajer proyek untuk beradaptasi pada lingkungan proyek.
  • Manajemen Proyek adalah aktifitas yang beroriantasi pelayanan begitu pentingnya faktor manusia didalam keberhasilan proyek, berdasarkan hal ini, maka seorang manajer proyek harus memiliki kompetensi akademis, pangalaman, maupun lingkungan.

  Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu proyek adalah manajemen. Apabila faktor ini tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan proyek gagal. Permasalahan dalam lemahnya manajemen merupakan salah satu faktor dibalik kegagalan perusahaan. Hal ini disebabkan manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan merencanakan, menggerakan, mengawasi dan memotivasi yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan SDM. Menurut (Manutur

  Singh dan Singh,2002) dan (Tang,2002).

  Jadi tiap kegiatan dalam organisasi membutuhkan manajemen. Penerapan manajemen untuk tiap-tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatannya. Didasarkan pada orientasi dan tingkatan maka manajemen dibagi menjadi :

  • Mengidentifikasi masalah dan memecahkannya.

  1. Higher Management (manajemen tingkat tinggi) Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas, umum dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak (top manager) yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

  • Mengatasi kenyataannya bahwa waktu dan perhatiannya akan terserap oleh ribuan masalah dan persoalan yang beragam.
  • Menyelaraskan penanganan masalah jangka pendek dan jangka panjang.
  • Dapat memotifasi bawahannya untuk berprestasi baik dan mengatasi kebiasaan buruk mereka.

  2. Middle Management (manajemen menengah) Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan bagian yang merupakan tanggung jawabnya/ manajemen bagian yang mengkoordinir atau membawahi beberpa seksi/bagian.

  3. Lower Management (manajemen tingkat bawah) Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis.

  Manajer Proyek

  Manajer proyek merupakan organisator dan koordinator proyek yang betanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan baik secara teknis maupun administratif dan keuangan serta lingkungan dan bertanggung jawab kepada pimpinan dan pemilik proyek. Peran manajer proyek adalah memahami kegiatan bidang utama manajemen proyek dan melaksanakan fungsi manajemen sesuai dengan kemampuan dalam pelaksanaan proyek. Definisi manajer proyek adalah seorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek, dan seorang manajer proyek berasal dari suatu instansi atau seseorang pengusaha yang sinonim dengan pengurus, eksekutif dan supervisor. Menurut PMBOK (Guide dan Rith,1994), menjelaskan tuntutan jabatan manajer untuk mampu ;

  Demi keberhasilan proyek manapun, seorang manajer proyek sangat besar dan penting secara fundamental sifatnya. Dan salah satu faktor penting dari keberhasilan suatu proyek adalah kualitas dan kemampuan dari manajer proyek dimana manajer proyek adalah orang yang bertanggung jawab atas satu proyek tertentu, yang membawahi beberapa kelompok kerja yang terdiri dari para spesialis, mengkoordinasikan, menggabungkan dan mengarahkan kegiatan berbagi proyek dalam batas- batas biaya, mutu dan waktu. (Shtub,1994) menjelaskan prinsip Human Capital menggambarkan dalam diagram kemampuannya yang penting

  dimiliki oleh seorang manajer proyek diantaranya:

  • Budgeting and Cost Skill
  • Communication Skills
  • Negotiating Skills

  Kemampuan dalan hal membuat anggaran biaya proyek memiliki peranan yang sangat penting. Dengan demikian manajer proyek dituntut untuk memiliki pengetahuan dalam analisis biaya proyek, analisis kelayakan investasi agar keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan penyedia dana.

  • Schedulling and Time Management Skill

  Perencanaan proyek membutuhkan kemampuan menjadwalkan proyek. Disini manajer dituntut untuk dapat mengelola waktu secara baik agar proyek selesai tepat waktu seperti yang diharapkan.

  • Nobody Perfect
  • Technical Skills
  • Leadership Skills
  • Resource Management and Human Relationship Skills

  Kemapuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan mekanisme proyek.

  Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang dimiliki olek seorang manajer proyek. Apa yang dilkukan oleh manajer proyek menandakan bagaimana seharusnya orang lain atau timnya bekerja.

  Pemakaian sumber daya adalah masalah utama bagi para manajer proyek. Manajer proyek perlu memahami akibat dari kegagalan dalam pengelolaan sumber daya bisa mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan proyek, oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam menempatkan dan menjadwalkannya.

  Perencanaan sebuah proyek akan menjadi tidak berguna ketika tidak ada komunikasi yang efektif antara manajer proyek dengan timnya. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik demi kelancaran dalam pelaksanaan proyek.

  Selain kemampuan komunikasi yang baik, negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajamen atas atau sponsor mereka, bagaimanapun pihak yang bernegosiasi harus dapat melihat loyalitas sang manajer terhadap mereka, baru muncul kepecayaan.

  Kata ini memang menujukan sebuah realitas. Bagaimanapun tuntutan kesempurnaan kerja seorang manajer proyek yang efektif tidak dapat seratus persen terwujud.

  Struktur Organisasi Proyek

  Organisasi dapat didefenisikan sebagai kumpulan orang yang harus melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang akan dilakukan agar mencapai tujuan dari kegiatan tersebut. Suatu organisasai melakukan investasi dalam sumber daya dan berupaya untuk mengembangkan sumber daya tersebut sebaik-baiknya. Investasi tersebut akan memberikan keuntungan bagi organisasi setelah misi dan strategi yang jelas telah ada. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam organisasi setelah misi dan strategi yang jelas telah ada, antara lain adalah :

  1. Struktur Organisasi Menjelaskan bagaimana kewajiban, tugas dan peran dialokasikan di b. Survei dengan menggunakan Adapun data yang dapat diteliti dan dianalisa pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

  Terdapat beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan didalam pengumpulan data untuk penelitian ini, yaitu : a. Studi Kepustakaan

  c. Prosedur kerja (task),

  6.1 Teknik Pengumpulan Data

  6. METODOLOGI PENELITIAN

  Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya merupakan sistim nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara kerja yang dilakukan dan cara pegawai berperilaku. Kebudayaan perusahaan adalah campuran apresiasi, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki bersama-sama oleh karyawan-karyawan

  4. Budaya Organisasi Budaya memiliki dampak pada efisien dan efektifitas organisasi.

  Keempat elemen tersebut saling terkait dengan yang lainnya secara simultan dan sinergis dalan upaya meningkatkan kinerja sebuah organisasi atau perusahaan. Namun dari keempat komponen tersebut, manusia (people) adalah komponen terpenting dari keempat komponen dasar. Tenaga kerja (manusia) menentukan struktur dan proses organisasi.

  d. Struktur organisasi (organization structure)

  b. Teknologi (technologi),

  dalam organisasi. Hal ini penting karena dampaknya terhadap cara orang bekerja dan terhadap efektifitas proses-proses organisasi. Menurut Kenneth dan Gray, yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah rumusan peran dan hubungan peran pengalokasian aktivitas guna mengesahkan sub unit-sub unit, distribusi kekuasaan diantara jabatan-jabatan administratif serta jaringan komunikasi formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas dan koordinasi aktivitas anggotanya.

  a. Sumber daya manusia (people),

  3. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Manurut (Martin dkk, 1994), komponen dasar dari sebuah organisasi terdiri dari :

  e. Melakukan mekanisme kerja.

  d. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab serta melakukan pekerjaan.

  c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.

  b. Menggelompokan pekerjaan.

  2. Proses Organisasi Menurut (Iman Soeharto, 1998), Proses biasanya menentukan bagaimana organisasi itu disusun, meskipun mekanisme tersebut mungkin dibuat sangat sesuai dengan struktur mekanisme. Mekanisme ini juga akan mempengaruhi jenis tenaga yang akan dikerjakan. Proses mengorganisir adalah : a. Melakukan identifikasi dan klafikasi pekerjaan.

  • Data primer
  • Data sekunder

  • Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama.

6.2 Tahap Pengolahan Data

  6.2.1 Tujuan I

  Tujuan pertama dalam penelitian ini didapatkan dengan skematik tahapan yang dilakukan dapat dilihat pada

gambar 3.1 dibawah ini : Rencana Penelitian Studi Literatur dan Penelitian

  • Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan.

  Pendahuluan Deskripsi Kondisi Eksisting Rumusan Faktor dan Variabel Penelitian Rancangan Instrumen (Kuesioner Penelitian Jurnal Ilmiah, Buku Text Pengumpulan Data (Penyebaran Kuesioner) Pengolahan Data (SPSS) Gambar 1 Kerangka Penelitian Tahap I

  • Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama
  • Uji realibilitas yang dilakukan dengan menggunakan standar nilai

  6.2.2 Tujuan II Uji Validitas dan Realibilitas

  Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul relevan dengan sifat atau karakteristik yang dikehendaki, dan sejauhmana perbedaan skor yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang akan diukur. Sementara pengujuan reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

  alpha cronbach (α)>0,7. Berikut

  langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perhitungan realibilitas dengan menggunakan software SPSS for windows 19.

  6.3 Analisa Korelasi

  Analisa korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable atau lebih yaitu variable pengharapan (predictor) yang merupakan variable terikat dengan variable-variabel kriteria ukuran yang merupakan variable bebas (Dilson and Goldstein, 1984). Atau merupakan alat analisis yang dipergunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variable terikat (Y) dengan variable bebas (X). Hubungan antara variable menghasilkan nilai positif atau negatif dengan batasan nilai koofesien korelasi 1 untuk hubungan positif dan -1 untuk hubungan negatif. Sama halnya dengan pengujian realibilitas, pengujian korelasi juga dilakukan dengan melihat hasil nilai koefisien korelasi yang dimiliki oleh masing-masing variabel dengan tahapan sebagai berikut

  • Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban- jawaban tertentu.
  • Analisis data dengan pendekatan analisis korelasi bivariate

  • Memindahkan variabel kedalam kolom analisis dan selanjutnya memilih koefisien korelasi pearson dan spearman
  • = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

  Hasil deskripsi yang dilakukan akan dijadikan dasar awal untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja fungsi pengawasan pada pekerjaan irigasi yang dipengaruh oleh kompetensi pada masing-masing jabatan sebagai konsultan pengawasan. Dalam SKKNI ada pengetahuan dan ketrampilan yang dipersyaratkan untuk jabatan manajer konstruksi. Berdasarkan referensi yang digunakan untuk mendukung penelitian, maka jumlah variabel yang diungkapkan pada awal bagian ini nantinya akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan maksud dan pemahaman. Hasil akhir yang diperoleh menyimpulkan terdapat 10 faktor yang harus diuraikan lebih detil. Kesepuluh variabel dimaksud adalah sebagai berikut:

  Secara manual korelasi ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Dimana :

  7. PEMBAHASAN Faktor-Faktor Yang Paling Berpengaruh

  • = deviasi dari mean untuk nilai variabel X
  • = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y

  • = jumlah perkalian antara nilai X dan Y
  • = Kuadrat dari nilai
  • = Kuadrat dari nilai y

6.4 Analisis Faktor

  1. Dokumen Kontrak

  Analisis faktor merupakan salah satu analisis yang banyak digunakan pada statistika multivariat (peubah ganda). Analisis ini biasanya digunakan apabila dalam suatu penelitian dilibatkan variabel-variabel yang jumlahnya banyak, dimana antar variabel saling independen. Dari variabel-variabel yang banyak tersebut dimungkinkan untuk dilakukan reduksi variabel menjadi beberapa kelompok variabel baru yang lebih sedikit. Caranya yaitu dengan menemukan hubungan antar variabel yang ada. Sebagai contoh, suatu penelitian melibatkan 10 variabel yang independen satu dengan yang lain. Dengan menggunakan analisis faktor, 10 variabel tersebut mungkin dapat direduksi menjadi 3 kumpulan variabel baru. Kumpulan variabel baru tadi disebut “faktor”, dimana faktor tersebut tetap mencerminkan karakteristik dari variabel-variabel awal. Jadi, inti dalam analisis faktor adalah menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

  3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

  4. Perhitungan Biaya Konstruksi Pekerjaan

  5. Rencana dan Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya

  6. Sistem Manajemen Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi

  7. Administrasi Proyek

  8. Teknik Negosiasi dan Hubungan Masyarakat

  9. Pengadaan Sumber Daya

  2. Rekayasa Lapangan

  10. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pekerjaan. Semua persyaratan yang ditetapkan dalam SKKNI perlu diketahui variabel- variabel mana yang paling berpengaruh sebagai ukuran kompetensi yang harus dimiliki untuk tenaga konsultan. Untuk mengetahui hal ini kesemua variabel disusun dalam bentuk kuisioner.

  Analisis Korelasi Kuat lemahnya

  hubungan antara dua variabel atau lebih bisa dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi (Dilson and Golstein, 1984). Nilai -1 atau 1, menyatakan korelasi yang sangat kuat dengan nilai minus menyatakan korelasi negatif yang berarti bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang bertolak belakang. Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa dari 39 variabel standar kompetensi terdapat 12 variabel yang memiliki korelasi sangat kuat dengan kebutuhan kompetensi yang harus dimiliki oleh konsultan pengawas, sedangkan 12 variabel berkorelasi kuat, dari

  15 variabel berkorelasi sedang. Dari 10 faktor yang menjadi kompetensi standar harus dimiliki seorang pengawas terlihat bahwa hampir keseluruhan faktor memiliki korelasi sedang sedang hingga kuat. Menurut (Enggasari, 2010), sebagai seorang manajer ada kemampuan dan orientasi yang harus dimiliki salah satunya adalah technical

  skill yaitu kemampuan melakukan tugas

  yang bersifat teknis mulai dari prosedur, proses/metode dan opersional lainnya. Berdasarkan tujuan penelitian ini mengetahui variabel kompetensi yang paling mempengaruhi keberhasilan pengawasan maka untuk analisis selanjutnya hanya diambil variabel- variabel dengan korelasi kuat sampai dengan sangat kuat. Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut adalah variabel yang secara signifikan mempengaruhi baik tidaknya pengawasan dilaksanakan. Sedangkan variabel dengan korelasi sedang walaupun memiliki pengaruh tetapi pengaruh itu sangat kecil dan tidak signifikan terhadap pelaksanaan pengawasan. Oleh karena itu variabel dengan korelasi sedang tidak dimasukkan untuk mencari variabel dominan yang mempengaruhi.

  Analisis Faktor

  Untuk menyerderhanakan jumlah variabel bebas yang mempunyai nilai r > 0.6 terhadap kompetensi yang paling mempengaruhi maka dilakukan analisis faktor dengan menggunakan metode

  Principal Component Analisys dan

  metode rotasi Varimax dengan kriteria dari Kaiser yaitu mengambil komponen yang mempunyai Eigen Value > 1. Penyerderhanaan jumlah variabel ini dilakukan untuk mengurangi gangguan antar variabel dikarenakan adanya kemungkinan interkorelasi antara variabel. Interkorelasi ini menyebabkan variabel-variabel bebas saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bisa mempengaruhi model regresi yang nantinya akan dibuat hasil analisis faktor menunjukan bahwa ke 24 variabel terkelompok menjadi 3 faktor yaitu F1, F2, F3. Berdasarkan hasil analisis faktor, dari 23 variabel kompetensi yang berkorelasi kuat dengan pengawasan terdapat 9 variabel yang berkelompok pada faktor 1. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa komposisi faktor F1 terfokus pada keahlian dan pengetahuan pengawas dalam hal pembuatan dokumen kontrak, teknik dan analisis survey dan pelaksanaan pekerjaan, serta negosiasi. Berdasarkan hal tersebut maka faktor ini disebut sebagai faktor keahlian dan pengetahuan dalam hal dokumen kontrak, negosiasi serta metode dan teknik analisis dan evaluasi pekerjaan. Menurut (Shtub,1994) kemampuan yang penting dimiliki oleh pengawas adalah kemampuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu sendiri. Dengan mengetahui prosedur dan mekanisme pelaksanaan proyek. Kemudian kemampuan dalam

  negotiating skill , selain kemampuan

  komunikasi yang baik negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan. Selanjutnya berdasarkan analisis faktor, dari

  24 variabel kompetensi yang berkorelasi kuat dengan fungsi jabatan supervisi terdapat 3 variabel yang terkelompok pada faktor

  2. Hasil pengolhan data memperlihatkan bahwa komposisi faktor F2 terdiri dari keahlian dan pengetahuan manajer dalam hal analisis dan evaluasi survei, teknik pengaturan lalu lintas ditempat kerja, pengendalian dampak lingkungan dan pengadaan sumber daya. Berdasarkan hal tersebut maka faktor ini dinyatakan sebagai faktor keahlian dan pengetahuan dalam hal dampak lingkungan, keamanan dan pengadaan sumber daya. Menurut (Shtub,1994) dalam prinsip human capital, pemakaian sumber daya adalah masalah utama bagi para manajer. Manajer supervisi perlu memahami akibat dari kegagalan dalam pengelolaan sumber daya bisa mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan suatu proyek. Selanjutnya, faktor ketiga yang terbentuk (F3) adalah Berdasarkan hasil analisis faktor, dari 24 variabel kompetensi yang berkorelasi kuat dengan jabatan supervisi terdapat 3 variabel yang terkelompok pada factor 3. Untuk menyederhanakan jumlah variabel bebas yang mempunyai nilai r > 0.6 terhadap fungsi pelaksanaan pengawasan kompetensi yang paling mempengaruhi manajer supervisi, maka dilakukan analisis faktor dengan menggunakan metode Pincipal Component Analisys dan metode rotasi Varimax dengan kriteria dari Kaiser yaitu mengambil komponen yang mempunyai Eigen

  Value > 1. Penyerhanaan jumlah variabel

  ini dilakukan untuk mengurangi gangguan antara variabel dikarenakan adanya kemungkinan interkorelasi antara variabel. Interkorelasi ini menyebabkan variabel-variabel bebas saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bisa mempengaruhi bebas regresi yang nantinya akan dibuat. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ke 24 variabel terkelompomk menjadi 3 faktor yaitu F1, F2, F3.

  Analisis Regresi Berganda

  Model analisis regresi berganda ini merupakan model sistematis, yaitu model yang memperlihatkan hubungan secara kuantitatif antara variabel terikat Y dengan variabel-variabel bebas X i. Variabel bebas disini adalah variabel dominan dari kompetensi yang telah ditetapkan dalam SKKNI sedangkan variabel terikat Y adalah keberhasilan fungsi pengawasan yang akan dilaksanakan secara baik dan efektif. Dalam analisis regresi ini akan dilihat seberapa besar pengaruh dari variabel dominan kompetensi akan mempengaruhi seseorang untuk dapat melaksanakan pengawasan. Hasil analisis regresi dengan menggunakan perangkat software SPSS dapat ditunjukkan seperti hasil dibawah ini ; Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan bahwa ada 4 variabel yang berpengaruh dominan terhadap pengawasan yaitu X2, X3, X18 dan X29 dimana :

  • X2 = Menguasai Syarat-syarat

  Kontrak

  • X3 = Menguasai spesifikasi teknik
  • X18 = Menguasai pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan
  • X29 = Melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar

  Model persamaan regresi untuk faktor dominan yang mempegaruhi pelaksanaan pengawasan adalah sebagai berikut : Hasil diatas memperlihatkan koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

  Y = 7.700 + 0.144 X2 + 0.357 X3 + 0.291 X18 + 0.369 X29

  Persamaan regresi diatas memperlihatkan bahwa koefisien keempat variabel berpengaruh positif terhadap model regresi. Hal ini berarti bahwa keempat variabel komponen tersebut harus benar-benar dimiliki oleh seorang pengawas untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara baik dan efektif. Setiap peningkatan kemampuan dalam keempat kompetensi tersebut akan berdampak pada semakin besarnya keberhasilan pelaksanaan pengawasan yang akan dilaksanakan. Dari persamaan model regresi juga terlihat bahwa variabel yang memberikan kontribusi terbesar adalah

  X2 (menguasai spesifikasi teknik) sebesar 0.357 dan X29 (Melakukan interaksi dengan masyarakat) yang berarti kedua variabel ini yang paling besar mempengaruhi peningkatan keberhasilan pelaksanaan pengawasan pada pekerjaan proyek irigasi. Secara keseluruhan keempat variabel kompetensi tersebut memberikan pengaruh yang besar dan dominan dalam menentukan seseorang bisa melaksanakan fungsi pengawasan dengan baik dan efektif sesuai yang diharapkan.

  Pengujian Model Regresi

  Pengujian kecocokan penggunaan model regresi dilakukan dengan melihat nilai Adjusted R

  2

  , uji F dan uji t hasil analisis regresi linier untuk pengujian model adalah sebagi berikut : Hasil analisis regresi memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R

  2

  sebesar 0.973 yang berati bahwa 97.3% keempat ukuran kompetensi memiliki pengaruh pada keberhasilan pengawasan yang akan dilakukan oleh jabatan manajer supervise. Hal ini berarti bahwa variabel kompetensi X2,X3, X18 dan X29 memiliki hubungan yang kuat dengan sukses tidaknya pengawasan itu dilaksanakn dengan besarnya kekuatan hubungan 99.0%. Hasil analisi juga memperlihatkan nilai durbin watson sebesar 2.736. Uji durbin watson dilakukan untuk melihat apakah ada interkorelasi antar variabel bebas. Interkorelasi ini akan mempengaruhi kestabilan dari model regresi. Dalam uji durbin watson apabila du>1.69 maka berarti tidak ada interkorelasi antar variabel bebas. Dari hasil analisi terlihat

  • X2 = Menguasai Syarat-syarat
  • X3 = Menguasai spesifikasi teknik
  • X18 = Menguasai pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan
  • X29 = Melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar

  X

  (Melakukan interaksi dengan masyarakat) sebesar 36,9%.

  29

  (menguasai spesifikasi teknik) sebesar 35.7% dan X

  2

  2. Dari tiga faktor yang sudah dideskripsikan tersebut, yang paling dominan memiliki pengaruh pada keberhasilan fungsi pengawasan pada pekerjaan irigasi yang dijelaskan oleh dimensi variabel X

  (Melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar)

  29

  pelaksanaan pekerjaan) dan X

  18 (Menguasai pengendalian biaya

  3 (Menguasai spesifikasi teknik),

  bahwa nilai df>1.69 yang berarti bahwa antara keempat variabel bebas X2,X3, X18 dan X29 tidak ada interkorelasi.

  X

  (Menguasai Syarat-syarat Kontrak),

  2

  X

  1. Terdapat 3 faktor baru yang dirumuskan sebagai faktor yang memiliki pengaruh pada keberhasilan pelaksanaan pengawasan yaitu kontrak dan pelaksanaan (X1); Evaluasi dan Monitoring (X2); Administrasi Proyek (X3). Secara keseluruhan ketiga faktor tersebut akan dijelaskan oleh empat ukuran variabel yang memiliki kontribusi pengaruh secara keseluruhan sebesar 97.3% yaitu terdiri dari

  8.1 Kesimpulan

  8. PENUTUP

  Kontrak

  Uji T (T-test) bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang dipergunakan untuk memprediksi nilai Y. apabila nilai Sig.α<0.095 berarti variabel bebas tersebut berpengaruhnya terhadap variabel terikat Y. hasil pengujian model regresi memperlihatkan bahwa nilai Sig.α=<5% untuk semua variabel bebas yang berarti bahwa ketiga variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap jabatan manajer supervisi. Hasil pengujian mennujukan bahwa model regresi cocok untuk digunakan yang berarti bahwa variabel standar kompetensi yang dominan mempengaruhi seseorang untuk sukses dalam melaksanakan pengawasan adalah:

  Uji F (F-test) digunakan untuk menetuklan atau menguji apakah ada hubungan linier antara variabel respon Y dengan sejumlah variabel terikat. Uji hipotesis ini untuk melihat apakah model regresi yang telah diperoleh cocok untuk digunakan atau tidak dengan menggunakan uji F pada ANOVA. Hasil uji F pada model regresi didapatkan nilai F=10.576 dengan nilai Sig.α=0.001. karena nilai Sig.α=<5% maka bisa disimpulkan bahwa model ini cocok digunakan dengan tingkat significan yang tinggi.

  8.2 Saran

  1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada upaya-upaya untuk merumusan solusi dan strategi dalam peningkatan kemampuan fungsi pengawasan berdasarkan faktor-faktor yang sudah didefinisikan memiliki pengaruh pada keberhasilan pencapaian pekerjaan.

  LPJKN, Bakuan Kompetensi : Pelaksana Lapangan TK.II Pekerjaan Irigasi, Bakuan Kompetensi (LPJKN), Jakarta, 2005

  Suntana Sukma Djatnika “Peningkatan Kinerja Daya Saing Tenaga Kerja Konstruksi Pekerjaan Irigasi, Tesis Program Studi Teknik Sipil- Kekhususan Manajemen Proyek, UI, 2009

  Stoner James, Management Edisi VI, Prentice Hall, 1995

  Stephen Robins, “Organizational Behaviors” Edisi VIII, Prentice Hall, 1989

  Singgih Santoso, Menguasi Statistik Di Era Informasi dengan SPSS 12, Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2005

  R Sulistyowati “Desain Standar Kompetensi Tenaga terampil Jasa Konstruksi” Tesis, Fakultas Teknik, UI, 2004

  Makalah Program Studi Kajian Administrasi, Jakarta, 2003.

  Ratna Juwita, “Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Tenaga Kerja”,

  Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, 2005

  PMBOK, Edisi III, Project Management Institute, 2004

  Krefting, “HRM In Reality: Putting Competence In Context, Edisi II, Prentice Hall, 2005

  1980. Peter J. Frost, Water R. Nood, Linda A.

  Techniques for Analyzing Industries and Competitors , The Free Press,

  Michael E Porter, Competitive Strategy:

  Kompetensi 5 Bidang Jasa Konstruksi , (Jakarta: LPJKN, 2003).

  2. Disarankan pada konsultan untuk bisa menempatkan manajer yang benar-benar mempunyai kompetensi kerja berdasarkan kualifikasi, klasifikasi keahlian dan keterampilan.

  LPJKN, Workshop Harmonisasi Standar

  Pencari Kerja dan Pasar , (www.suarapublik.org. 2005).

  Jacob Nuwa Wea, Antara Kualitas

  To Economic Growth, Strategic Priorities For The Road Sector in Indonesia”, (ADB: Januari, 2005).

  Infrastructure Policy Brief , “The Road

  ISO/IEC Guide 2 “Labor Competency Standard” New York, 1996

  Infrastruktur , ( www.suarapublik.org , 2005).

  Heru Dewanto, Kualitas Layanan Jasa

  H John Bernardin, Human Resources Management : an Experimental Approach, Edisi III, Prentice Hall, 2004

  Gibson, Organisasi-Perilaku-Proses Edisi III, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1996.

  Pekerjaan , Fakultas Teknik, UI, Jakarta, 1999.

  Asiyanto, Metoda Pelaksanaan

  3. Untuk meningkatkan kinerja supervisi disarankan kepada konsultan untuk melakukan uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

9. REFERENSI

  Sutermeister, R.A. People and

  Productivity , New York: Mc Graw Hill, 1976.

  Tatang Asrizal, LPJKN, Penyusunan Standar Kompetensi dan Standar Latih Kompetensi Penganggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU) Golongan Kecil, LPJKN, Jakarta, 2005

  Uma Sekaran, Research Methods for Business : a Skill Building

  nd

  Approach, 2 Edition, John Wiley & Sons, 1993

  US Department of Energy, How To

  Measure Performance, A Handbook Of Techniques And Tools ,

  ( www.ini.gov/PBM/Handbook ), 2002

  Yuono Dolly, Optimasi Biaya Tenaga

  Kerja Proyek Irigasi Pada Kontraktor Irigasi Kelas Besar ,

  Tesis Manajemen Konstruksi, 2005

Dokumen yang terkait

PERANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA PADANG ARTIKEL

0 0 17

KAJIAN EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI KAWASAN MANDEH KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

1 2 18

EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KABUPATEN GORONTALO UTARA ARTIKEL

0 0 16

EKOLOGI DAN VEGETASI EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus : Pulau Panjang dan Pulau Tamiang) ARTIKEL

0 0 10

KAJIAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI PULAU PANJANG, AIR BANGIS, KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

0 0 11

PENILAIAN KESESUAIAN LOKASI SUAKA PERIKANAN DI BATANG KAPUR NAGARI KOTO BANGUN KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

0 0 14

STUDI MANAJEMEN RISIKO KETERLAMBATAN WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN (Studi Kasus Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera V) Syatriawan1 , Zaidir2 , Yusrizal Bakar3

0 1 14

ANALISIS PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP CAPAIAN KINERJA BIAYA PROYEK BANGUNAN AIR (Studi Kasus Pada Proyek Bangunan Air Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera V) Desrinur1 , Zaidir2 , Yusrizal Bakar3

0 1 12

EFEKTIFITAS PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI E-PROCUREMENT PADA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

0 0 10

STUDI PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PNPM- MPd DI KABUPATEN KERINCI

0 0 12