: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02375

Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Supervisi A kademik
Berdasarkan Mutu Standar Proses Pembelajaran
(Studi K asus Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi J awa T engah)

Bambang Ismanto
Progdi. S2 Magister Manajemen Pendidikan – UK SW Salatiga
Email : bambang.ismanto@staff.uksw.edu

A bstrak
Pendidikan bermutu menjadi indikator keberhasilan dalam peningkatan daya saing sumber daya
manusia di Provinsi J awa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pencapaian
standar proses dan merekomendasikan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa T engah. Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kombinasi
(Mixed Method) dengan analisis konten laporan pemetaan mutu dan kebijakan pendidikan menengah.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi pemetaan mutu pendidikan dari
L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Rencana Strategis Pendidikan J awa Tengah. Capaian
mutu standar proses pendidikan di Provinsi J awa T engah oleh LPMP T ahun 2016 masih dibawah
standar nasional pendidikan. Skor standar proses pada tingkat SD sekitar : 4,19; SMP : 4,62; SMA :
4,76 dan SMK : 4,75, lebih rendah dari skor 6,66 sampai dengan 7,00. K egagalan mencapai standar
ini diakibatkan rendahnya para guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Supervisi pendidikan, pelatihan, dan pendampingan guru menjadi program yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan mutu standar proses pendidikan.
K ata kunci : Mutu, standar proses, pembelajaran, supervisi pendidikan

meningkatkan akselerasi dalam pengembangan

Pendahuluan

potensi peserta didik.
Guru memiliki peran strategis untuk
Standar proses merupakan salah satu
mewujudkan visi

dan tujuan pendidikan
dari 8 standar nasional pendidikan (SNP)

nasional

melalui

proses


pembelajaran.
sebagai kriteria minimal mutu pendidikan.

Perkembangan teknologi informasi tidak dapat
Standar yang lain adalah standar kompetensi
menggeser guru dalam pengelolaan dan
lulusan, isi,

standar kompetensi lulusan;

kepemimpinan proses pembelajaran. Sebagai
standar pendidik dan tenaga kependidikan;
pengelola pembelajaran,

guru melakukan
standar

sarana


dan

prasarana;

standar

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar
evaluasi pembelajaran. Sebagai pemimpin,
penilaian pendidikan (PP 19 Tahun 2005 dan
guru akan memotivasi, mengarahkan dan
PP Nomor 32 Tahun 2013). Standar proses
menciptakan pengaruh agar siswa berperilaku
mencakup perencanaan proses pembelajaran,
positif. Teknologi informasi diberdayakan
pelaksanaan,
untuk

pemecahan kesulitan belajar


penilaian,

dan

pengawasan

dan
10
1

proses pembelajaran. Dalam perencanaan guru

Supervisi pendidikan akademik dalam

akan menetapkan tujuan, kegiatan dan materi

perspektif Pengembangan K arir Berkelanjutan

serta media yang relevan dengan kebutuhan


Guru menjadi alternatif dalam peningkatan

peserta didik. Perencanaan ini menjadi acuan

standar proses pembelajaran. Penelitian ini

dalam proses, penilaian hasil pembelajaran.

bertujuan

Guru menjadi aktor strategis dalam
pencapaian

mutu

pendidikan.

perencanaan,

implementasi


Sejak

dan penilaian

pembelajaran, peran guru menetapkan target
mutu,

motivator,

inspirator

untuk

pencapaian

menganalisis

standar


merekomendasikan

kinerja

proses
kebijakan

dan
dalam

peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa Tengah.

dan kontrol

lingkungan belajar agar terfokus pada tercapai

K ajian Pustaka

mutu pendidikan. Sementara itu K epala dan

V isi Pendidikan Provinsi J awa Tengah
Pengawas Sekolah akan melakukan supervisi
Tahun 2013-2018 adalah “Pendidikan J awa
kepada guru dalam

menyusun Rencana
Tengah

Pelaksanaan

Pembelajaran

yang

Bermutu,

K ompetitif,

(RPP),
Berkarakter, dan Berkeadilan“. Secara khusus


pembelajaran dan evaluasi.
konsepsi Bermutu adalah memenuhi standar
Pemetaan mutu pendidikan dilakukan
nasional pendidikan yang meliputi standar isi,
L embaga

Penjaminan

Mutu

Pendidikan
standar proses, standar kompetensi lulusan,

Provinsi

J awa T engah menjadi

tahapan
standar sarpras, standar pembiayaan, standar


strategis untuk mengidentifikasi kekuatan dan
pendidik dan tenaga kependidikan, standar
kelemahan setiap sekolah dalam pencapaian
penilaian dan standar pengelolaan.

V isi

SNP. Pemetaan ini juga merekomendasikan
pendidikan ini menjadi arahan kebijakan
strategi bagi Pemerintah K ota / K abupaten
program pendidikan pada tingkat PA UD, SD,
dalam melaksanakan Sistem Penjamin Mutu
SMP, SMA /SMK .
Pendidikan berbasis data.
Standar
Pendidikan

bermutu


Proses

dikembangkan

pendidikan
mengacu pada Standar K ompetensi Lulusan

menjadi salah satu indikator V isi Dinas
dan Standar Isi. Menurut Permendikbud
Pendidikan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013
Nomer : 22 Tahun 2016, Standar K ompetensi
– 2018. V isi ini diimplementasikan dalam
L ulusan memberikan kerangka konseptual
penyelenggarakan PA UD, Pendidikan Dasar
tentang sasaran pembelajaran yang harus
dan Menengah, Pendidikan khusus serta
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
konseptual

tentang kegiatan belajar dan

sesuai standar nasional pendidikan. Pemetaan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat
mutu

pendidikan

menjadi

acuan

dalam
kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai

program penyusunan Rencana K erja Sekolah
dengan Standar K ompetensi L ulusan, sasaran
dan Rencana K erja dan A nggaran Sekolah.
pembelajaran mencakup pengembangan ranah
10
2

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

pada pendidikan Guru mencakup : (a).

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

karakteristik

proses

pembelajaran;

(b).

perencanaan

proses

pembelajaran;

(c).

Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

pelaksanaan proses pembelajaran; dan (d).

inspiratif,

beban belajar mahasiswa.

menyenangkan,

menantang,

memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi

Perencanaan menjadi hal yang penting

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

untuk mengetahui bagaimana proses belajar

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dan tujuan yang akan dicapai. Pernyataan

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

tersebut sejalan dengan Sudaryo dalam Sholeh

serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap

(2007:

satuan pendidikan melakukan perencanaan

perencanaan pembelajaran sangat penting yang

pembelajaran,

proses

harus disadari sepenuhnya oleh guru sehingga

proses

dapat menciptakan proses pembelajaran yang

pelaksanaan

pembelajaran

serta

penilaian

130)

yang

pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi

mencerdaskan.

dan

A stowo

efektivitas

ketercapaian

kompetensi

menegaskan

Diperkuat

(2013:

174)

oleh

yang

bahwa

pendapat

mengatakan

lulusan (Permendikbud No : 22/T ahun 2016).

kejelasan tugas menjadi tanggungjawab guru,

K araktersitik kompetensi beserta perbedaan

kejelasan

lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

karakteristik

dibutuhkan perencanaan yang baik. (A tika

standar

proses.

Untuk

memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),

hasil,

kejelasan

waktu

yang

:2017:5)

tematik terpadu (tematik antar matapelajaran),

Standar proses merupakan salah satu

dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu

indikator belum tercapaianya standar nasional

diterapkan

berbasis

pendidikan di sekolah. Penelitian dengan

(discovery/inquiry

sampel 13 sekolah, menunjukkan tingkat

learning). Untuk mendorong kemampuan

kesenjangan pencapaian standar proses sekitar

peserta didik

62,60% dengan kriteria cukup senjang. A spek

pembelajaran

penyingkapan/penelitian

untuk menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok

perencanaan

maka

menggunakan

dengan kriteria tidak senjang, pada aspek

pendekatan pembelajaran yang menghasilkan

pelaksanaan diperoleh persentase 62,58%

karya berbasis pemecahan masalah (project

dengan kriteria cukup senjang, dalam

based learning).

penilaian diperoleh persentase 57,92% dengan

sangat

Standar

disarankan

Proses

adalah

kriteria

kriteria

cukup

mengenai pelaksanaan pembelajaran pada

pengawasan

satuan pendidikan untuk mencapai Standar

dengan

K ompetensi

:2017:14)

L ulusan.

Pasal

9

Permenristekdikti No: 55/207, standar proses

diperoleh

senjang,

persentase

dan

cukup

hal

komponen

diperoleh persentase.

kriteria

75,2%

senjang.

62,2%
(A tika

Guru sebagai tenaga pendidik sangat
10
3

berperan dalam menentukan proses dan hasil

didik (Sagala, 2008: 47).

pendidikan yang bermutu, karena pendidik

Supervisi

merupakan

kegiatan

berinteraksi secara langsung dengan peserta

pembinaan yang dilakukan kepala sekolah

didik

mengajar,

kepada guru untuk membantu memperbaiki

membantu, mengarahkan dan membimbing

situasi pembelajaran agar para siswa dapat

peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan

belajar lebih efektif dengan prestasi belajar

yang

untuk

yang meningkat ( Suto Prabowo : 2017:1).

meningkatkan kompetensinya guru sebagai

Menurut Sudjana dalam Sulthoni (2014:18),

tenaga

tidak

mengatakan bahwa perilaku peserta didik

terlepas dari bimbingan dan pembinaan yang

dalam pembelajaran dipengaruhi oleh guru,

berkesinambungan dari pengawas (A li Sudin:

sedangkan perilaku guru dipengaruhi oleh

2008). Pengawas selaku pembina guru dan

kepala sekolah dan pengawas.

dalam

proses

diharapkan.

pendidik

belajar

Selain

yang

itu

profesional

kepala sekolah, harus memiliki kesiapan untuk

K egiatan supervisi

pada dasarnya

memberikan solusi bagi permasalahan yang

adalah proses pembimbingan yang dilakukan

mereka hadapi. Oleh karena itu pengawas

kepala sekolah dan guru senior kepada guru

dituntut

dan para personalia sekolah lainnya yang

meningkatkan

profesionalnya

sebagai

kemampuan
penjamin

mutu

langsung menangani belajar para siswa untuk

pendidikan di sekolah binaannya (Sudjana,

memperbaiki situais belajar mengajar, agar

2009: 74).

para siswa dapat belajar secara efektif dengan

Sekolah adalah lembaga pendidikan

prestasi belajar yang semakin meningkat

formal penyelenggara kegiatan proses belajar

(Pidarta, 1999). Supervisi merupakan kegiatan

mengajar sebagai upaya untuk tercapainya

pembimbingan

tujuan pendidikan. Mutu pendidikan sangat

melalui

dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas

keterbukaan dan persahabatan (Bafadal, 1992).

proses pembelajaran guru, karena guru secara

Selain itu kegiatan supervisi direncanakan

langsung atau tidak memberikan bimbingan

untuk membantu guru dalam memberikan

dan bantuan kepada siswa dalam upaya

pengajaran kepada siswa agar aktif belajar

mencapai tujuan pendidikan. K epala sekolah

sehingga tujuan organisasi sekolah dapat

merupakan center leader yang memanage

tercapai.

yang

hubungan

bersifat
yang

manusiawi
demokratis,

aktivitas program kerja sekolah menjadi

Upaya K epala sekolah melibatkan

terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan

guru-guru yang dipimpinnya ikut berperan

yang signifikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah

dalam

memiliki peran penting bagi peningkatan

meningkatkan

kinerja guru untuk lebih semangat dan

pengajaran. Sedangkan masalah guru dalam

profesional dalam mengajar, mengembangkan

proses pembelajaran akan selalu ada dan terus

diri, dan mentransfer ilmu kepada peserta

berlanjut, sehingga pembinaan dari kepala

setiap

usaha
mutu

pemerintah
pendidikan

untuk
dan

10
4

sekolah tetap bahkan akan terus dibutuhkan.

guru. L angkah-langkah yang diambil melalui

Guru harus tetap tumbuh dan berkembang

Surat K eputusan J endral Pendidikan Dasar dan

dalam jabatannya agar mereka senantiasi

Menengah nomor 079/C/K /1/93 menjelaskan

mampu mengatasi

bahwa K K G

setiap kesulitan atau

sebagai

salah satu sistem

masalah-masalah yang dihadapinya dalam

pembinaan profesional guru yang dibentuk

perkerjaan mereka sebagai seorang guru.

oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan

Pertemuan di kelompok kerja dan

kemampuan profesional dalam melaksanakan

musyawarah kerja yang terdiri dari: K elompok

dan

K erja Guru (K K G) K elompok K erja K epala

dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat Gugus

Sekolah (K K K S), K elompok K erja Pengawas

atau K ecamatan yang terdiri dari beberapa

(K K PS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran

guru dan beberapa sekolah.

mengelola

pembelajaran

disekolah

(MGMP), Musyawarah K erja kepala Sekolah

K K G merupakan wadah atau forum

(MK K S), dan Musyawarah K erja Pengawas

kegiatan profesional bagi para guru sekolah

Sekolah (MK PS). Michael, dkk (2007) Group

dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus

work cannot solve this problem entirely, but it

atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru

can certainly help. K elompok kerja diharapkan

dan beberapa sekolah. (Depdiknas 2008)

dapat

masing-masing

Sedangkan K elompok K erja Guru (K K G)

kelompok kerja dan musyawarah kerja, yang

menurut Direktorat Profesi Pendidik (2010)

dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja

adalah: “Wadah kegiatan

K K G, K K K S dan K K PS.

guru SD/MI/SDLB di tingkat K ecamatan yang

terbentuk

pada

Pengembangan
Berkelanjutan

(PK B)

K eprofesian
adalah

bentuk

profesional bagi

terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah
sekolah”

pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang

Setiyati

(2013)

Sebagai

seorang

merupakan kendaraan utama dalam upaya

pendidik,

membawa

profesionalisme seorang guru bukanlah pada

perubahan

yang

diinginkan

kita

mengetahui

bahwa

berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan

kemampuannya

demikian semua siswa diharapkan dapat

pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya

mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai

untuk

keterampilan lebih baik, dan menunjukkan

menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh

pemahaman yang mendalam tentang materi

karena itu, tugas professional guru adalah

ajar serta mampu memperlihatkan apa yang

menjadikan pelajaran yang belum menarik

mereka

mampu

menjadi menjadi menarik, yang dirasakan sulit

melakukannya.(Permenpan dan RB Nomor 16

menjadi mudah, yang tadinya tidak berarti

Tahun 2009 Pasal 1). Pemerintah telah

menjadi bermakna. J ika kondisi tersebut dapat

melakukan langkah-langkah strategis dalam

dilaksanakan oleh guru yaitu siswa secara suka

rangka meningkatkan mutu profesionalisme

rela mempelajari lebih lanjut karena adanya

ketahui

dan

mengembangkan

melaksanakan

pembelajaran

ilmu

yang

10
5

kebutuhan dan belajar bukan hanya sekedar

Standar proses bukan hanya kinerja

kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat

guru yang bersangkutan. Penelitian A tika

dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik

(2017:4), menunjukkan pelaksanaan standar

guru masih belum mampu melaksanakan

proses di 13 sekolah belum memenuhi kriteria

dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya

yang ditetapkan Permendikbud No. 65 tahun

peserta didik yang berada pada sekolah dasar

2013, baik dari komponen perencanaan,

kelas satu, dua, tiga berada pada rentangan

pelaksanaan, penilaian hingga pengawasan.

usia dini.

K esenjangan terjadi karena tidak adanya

K epala sekolah sebagai pemimpin

pengawasan,

kurangnya

lembaga sekolah mempunyai peran yang besar

mendukung

administrasi

bagi

manajemen,

tidak

peningkatan

kemajuan

sekolah,

sarana
guru,

yang

minimnya

diberlakukannnya

dikarenakan tugas kepala sekolah dalam

punishment, kurangnya anggaran sekolah,

mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan

kurangnya evaluasi kepala sekolah, beberapa

oleh sekolah agar menjadi terfokus, terarah

sekolah

dan berhasil baik. K epala sekolah juga

pengembangan,

mempunyai peran penting bagi peningkatan

terkait sepervisi.

kemampuan guru agar lebih semangat dan
profesional dalam belajar mengajar.
Supervisi

masih

dalam

tahap

dan kurangnya informasi

Sesuai dengan Standar K ompetensi
L ulusan dan Standar Isi

maka prinsip

pendidikan

pembelajaran di sekolah adalah : (1). dari

mempunyai fungsi strategis dan penting dalam

peserta didik diberi tahu menuju peserta didik

manajemen pendidikan maka dalam kegiatan

mencari tahu; (2). dari guru sebagai satu-

supervisi pengajaran kepala sekolah tidak

satunya sumber

hanya berfungsi sebagai supervisor, namun

berbasis

juga adanya pengawasan melekat pada diri

pendekatan tekstual menuju proses sebagai

kepala sekolah yang mempunyai dua hal

penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4).

dalam pengawasan yaitu Built in Control

dari pembelajaran berbasis konten menuju

(pengawasan melekat) dan juga F unction

pembelajaran berbasis kompetensi;

Control (fungsi pengawas). Senada dengan

pembelajaran parsial menuju pembelajaran

pendapat tersebut, Made Pidarta (2012) dalam

terpadu;

bukunya supervisi pendidikan kontekstual

menekankan

menyatakan

yang

pembelajaran

dilakukan kepala unit atau kepala sekolah

kebenarannya

disebut

sebab

pembelajaran verbalisme menuju keterampilan

pengawasan disini merupakan salah satu

aplikatif; (8).peningkatan dan keseimbangan

kegiatan rutin sekolah ketika situasi dalam

antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keadaan tenang atau tidak bergejolak.

keterampilan

bahwa

pengawasan

dalam

yang

pengawasan

melekat,

aneka

(6).

belajar

menjadi

belajar

sumber

belajar;

(3).dari

dari

pembelajaran

jawaban

tunggal

dengan
multi

mental

(5).dari

yang
menuju

jawaban

dimensi;

(7).

(softskills);

yang
dari

(9).
10
6

pembelajaran

yang

mengutamakan

mengembangkan

kurikulum;

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

3)mengembangkan kelompok kerja guru, dan

sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10).

membimbing

pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai

Prinsip-prinsip Supervisi A kademik meliputi,

dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

praktis,

tulodo), membangun kemauan (ing madyo

antisipatif,

mangun

kekeluargaan, berkesinambungan, demokratis,

karso),

kreativitas

dan

peserta

mengembangkan

didik

dalam

proses

aktif,

penelitian

sistematis,

tindakan

objektif,

konstruktif,

humanis,

terpadu,

kelas

realistis,
kooperatif,

komprehensif

pembelajaran (tut wuri handayani); (11).

(Dalawi:2015:3). Tindak lanjut yang perlu

pembelajaran yang berlangsung di rumah di

dilakukan kepala sekolah adalah memberi

sekolah,

(12).

penguatan atau penghargaan kepada pendidik

pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa

yang telah memenuhi standar, teguran yang

siapa saja adalah guru, siapa saja adalah

bersifat mendidik diberikan kepada pendidik

peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;

yang belum bisa memenuhi standar dan

(13). Pemanfaatan teknologi informasi dan

pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

pelatihan

efektivitas pembelajaran; dan (14). Pengakuan

meningkatkan kompetensinya (Permen Diknas

atas perbedaan individual dan latar belakang

Nomor 41, 2007 ). Menindaklanjuti hasil

budaya peserta didik (Permendikbud No :

supervisi akademik harus dilakukan oleh

22/Tahun

proses

kepala sekolah karena merupakan kegiatan

pembelajaran dikalangan guru perlu disiapkan

kelanjutan untuk memberi umpan balik kepada

sejak dalam kuliah di L embaga Pendidikan

pendidik setelah dilakukan supervisi sehingga

Tenaga K ependidikan baik FK IP, atau FIP

diperoleh perubahan hasil pembelajaran yang

atau ST K IP. Menurut Pasal 9 Pemenristekdikti

lebih baik.

55/2017,

dan

di

2016).

masyarakat;

K ompetensi

agar

para

pendidik

dapat

karakteristik proses pembelajaran

Proses pengawasan/supervisi meliputi

pendidikan guru meliputi : a. interaktif;

dua hal, yaitu menetapkan standar-standar

b.holistik; c. integratif;

pelaksanaan

kontekstual;

f.

d. saintifik; e.

tematik;

g.

efektif;

pekerjaan

hasil/pelaksanaan

dan

pengukuran

pekerjaan.

Penetapan

pelaksanaan

pekerjaan

h.kolaboratif; i. inovatif; dan j. berpusat pada

standar-standar

mahasiswa.

Penentuan standar mencakup kriteria untuk

Dalam supervisi akademik kepala

semua lapisan pekerjaan (jobperformance)

sekolah harus memahami tentang konsep

yang terdapat dalam suatu organisasi. Standar

supervisi, melakukan bimbingan terhadap

ialah

pendidik.

pelaksanaan pekerjaan. K riteria tersebut dapat

akademik

Tujuan
adalah:

mengembangkan

dan

fungsi

supervisi

kriteria-kriteria

untuk

mengukur

1)membantu

guru

dalam bentuk kuantitatif ataupun kuanlitatif.

kompetensinya;

2)

Standar pelaksanaan (standard performance)
10
7

ialah suatu pernyataan mengenai kondisi-

memenuhi

kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan

pendidikan.

dikerjakan secara memuaskan (Giri : 2016 :60)
Metode Penelitian
Penelitian
pendekatan

dilakukan

kombinasi

berdasarkan

(mixed

method),

dengan menganalisis data kuantitatif skor
pemetaan
pendidikan

standar
di

mutu

Provinsi

dan

kebijakan

J awa

T engah.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknis
dokumentasi pemetaan mutu standar proses
dari L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) dan Rencana Strategis Pendidikan
Provinsi J awa T engah. A nalisis penelitian

A nalisis kualitatif

berdasarkan konten penjaminan mutu

dan

nasional

2016
K ompetensi guru dalam penyusunan
RPP masih relatif rendah dengan capaian
dibawah

6,67.

perencanaan

Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan.

standar

Tabel 1. Pencapaian Standar Proses Mutu
Pendidikan
di Provinsi J awa Tengah Tahun 2016
Indikator
Skor Mutu
SD SM SM SM
P
A
K
1. Total
4,1 4,6 4,77 4,76
9
2
2. Proses
5,4 5,4 5,46 5,43
Pembelaja 5
0
ran
3. Perencana 2,9 3,8 4,05 4,08
5
an Proses 3
Pembelaja
ran
Sumber : LPMP J awa T engah T ahun

kuantitatif berdasarkan rasio ketercapaian
mutu standar proses.

kriteria

Indikator

meliputi

penilaiaan

kemampuan

guru

membuat RPP, evaluasi RPP K epala Sekolah,
partisipasi

Hasil dan Pembahasan

pemangku

kepentingan

dalam

penyusunan RPP, dan kesesuaian kualitas RPP
Pemetaan

mutu

pendidikan

oleh
dengan

kurikulum

nasional.

K ompetensi

L PMP Provinsi J awa T engah mencakup 8
perencanaan dikalangan guru SD dengan skor :
standar nasional pendidikan.

Skor capaian
2,93, SMP : 3,85; SMA : 4,05 dan SMK : 4,08.

pemenuhan SNP berkisar antara 0 – 7.
Sekalipun implementasi pembelajaran lebih
Capaian pemenuhan SNP, dengan kategori,
tinggi dari perencanaan, namun kinerjanya
(1)Menuju SNP level 1 : skor < 2,04
juga

masih

dibawah

standar

nasional

(2)Menuju SNP level 2 : 2,04< skor < 3,70
pendidikan. Skor implementasi pembelajaran
(3)Menuju SNP level 3 : 3,70< skor < 5,06;
SD sekitar : 5,45, SMP : 5,40; SMA : 5,46 dan
(4)Menuju SNP level 4 : 5,60< skor < 6,66 dan
SMK : 5,43.
(5)Menuju SNP level 5 : 6,66< skor < 7,00.
Masih rendahnya kompetensi guru
Pada tabel 1 berikut, skor standar
dalam menyusun RPP

akan berdampak

proses mutu pendidikan di Provinsi J awa
permasalahan dalam pencapaian standar isi.
Tengah SD : 4,19; SMP : 4,62; SMA : 4,77
Oleh karena,
dan SMK : 4,76.

pada tahapan Perencanaan

Ini berarti mutu standar
pembelajaran akan menentukan intensitas

proses baik SD, SMP, SMA dan SMK belum
penyusunan tujuan, materi, penyiapan media
10
8

dan sumber belajar, perangkat penilaian

kelompok ada tiga cara yaitu, mengadakan

pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

pertemuan,

Setiap pendidik

pada satuan pendidikan

(Dalawi : 2015:4)

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap

Program

diskusi

kelompok,

supervisi

workshop

akademikyang

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

menekankan prinsip berkelanjutan. Supervisi

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

akademik diprogramkan terjadwal dua kali

menantang, efisien, memotivasi peserta didik

pelaksanaannya dalam satu tahun. Supervisi

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

yang

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

sebagai supervisor. Supervisi direncanakan

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

melalui kegiatan K K G, MGMP dengan prinsip

dan perkembangan fisik serta psikologis

bertanggungjawab yang berorientasi

peserta didik. RPP disusun berdasarkan K D

mutu perencanaan kegiatan pembelajaran.

atau

Menggunakan model supervisi tak langsung

subtema

yang

dilaksanakan

kali

pertemuan atau lebih.
Masih

direncanakan

melibatkan

pendidik

pada

dengan teknik supervisi kelompok melalui

relatif

capaian

diskusi kasus. K epala Sekolah, merencanakan

standar proses pembelajaran dikalangan guru

program supervisi dilaksanakan dua kali dalam

SD, SMP, dan SMA /SMK perlu bimbingan,

satu tahun. J adwal supervisi bersifat fleksibel

motivasi, pemberdayaan oleh K epala Sekolah

menyesuaikan kondisi sekolah, dilaksanakan

dan

kepala sekolah dan pendidik senior. Program

Pengawas

rendahnya

dalam bentuk

supervisi.

K egiatan supervisi memberikan bantuan atau

supervisi

akademik

pembinaan yang

obyektif.

L ingkup

diberikan kepada guru

bukanlah

bantuan

kreatifitas

dan

yang

tanggung

menekankan
perencanaan

prinsip
supervisi

membelenggu

akademik diprioritaskan pencapaian standar

jawab

proses

guru,

dan

mengacu

peraturan

melainkan dengan bantuan itu justru dapat

pelaksanaannya. Perencanaa program supervisi

merangsang pertumbuhan tanggung jawab dan

akademik

kreativitas kinerja guru.

berdasarkan

Model supervisi akademik ada dua
macam
supervisi

yaitu

supervisi

kontemporer.

tradisional

pada

menggunakan
kebutuhan

prinsip
sekolah,

pelaksanaannya dua kali dalam satu tahun.
Pelaksana supervisi

akademik melibatkan

supervisi

pendidik, pengawas sekolah. Lingkup rencana

akademik ada dua yaitu teknik supervisi

program supervisi akademik memprioritaskan

individu

supervisi

pelaksanaan kurikulum. Pogram supervisi

kelompok.Teknik supervisi individual ada

akademik kepala sekolah menerapkan prinsip

lima macam yaitu: 1) kunjungan kelas; 2)

berkelanjutan dan prinsip sesuai

kunjungan observasi; 3) pertemuan individual,

kebutuhan. Supervisi akademik diprogramkan

pertemuan individu; 4) kunjungan antar kelas,

dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, waktu

dan 5) supervisi kelompok. Sedangkan teknik

pelaksanaan berdasarkan hasil musyawarah

dan

Teknik

dan

yang

teknik

dengan

10
9

dengan pendidik selanjutnya disusun jadwal

guru sebagai perencana, pelaksana dan penilai

supervisi.

pelaksanaannya

hasil pembelajaran. Fungsi K epala Sekolah

kolaboratif antara kepala sekolah dengan

dan Pengawas untuk memberikan bantuan,

pendidik senior. A spek yang diprogramkan

pendampingan dan pemotivasian kepada para

berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan dan

guru untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai

penilaian pembelajaran. Model supervisi yang

pembelajar peserta didik.

Supervisi

diprogramkan model observasi langsung dan

Pada

kesempatan

ini

observasi tak langsung melalui diskusi kasus

direkomendasikan agar (1) Pemerintah Provisi

menggunakan

J awa Tengah untuk memberdayakan

teknik

individu

melalui

kunjungan kelas dan pertemuan individu.

para

Guru, K epala dan Pengawas SMA /SMK
melaksanakan proses pembelajaran secara

Penutup

profesiona

dan

K abupaten/K ota
Berdasarkan

pemetaan

(2)
untuk

Pemerintah
meningkatkan

mutu
intensitas dan fasilitas peningkatan mutu

pendidikan,

disimpulkan

bahwa

standar
proses pembelajaran SD dan SMP secara

proses pembelajaran SD, SMP, SMA dan
efektif dan efisien.
SMK

di

Provinsi

J awa T engah belum

mencapai

standar

nasional

pendidikan.

Standar proses menjadi bagian utama tugas

lewat pemberdayaan K K G Bagi guru SD .di akses pada tanggal
Michael H, 2007. Group Work, Interlanguage Talk, and
R eferensi
cquisitionhttp://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=1
A li Sudin, 2008. Implementasi Supervisi Akademik Terhadap AProses
Pembelajaran di
ep1&type=pdf di akses pada tanggal 12 J anuari 2016
Sekolah Dasar Se Kabupaten
Sumedanghttp://file.upi.edu/Direktori/J URNA L/PENDIDIK A N_DA SA R/Nomor_9_A
Mintadji, 2015,
Implementasi Supervisi
pril_2008/Implementasi_Supervisi_A kademik_Terhadap_Proses_Pembelajaran_di_Se
A kademik
epala Sekolah
kolah_Dasar_Se_K abupaten_Sumedang.pdf (diunduh tanggal
12 KDesember
2015)SMP Negeri
di Manusiawi.
Tarakan, JJurnal
ebijakan dan
A rikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Pembelajaran Secara
akarta: KRineka
Pengembangan Pendidikan V olume 3,
Cipta.
Nomor 1, Pelaksanaan
J anuari 2015;
82-87 ISSN:
A tika, I Made Sudana dan Basyirun, 2017, A nalisis K esenjangan
Standar
Proses pada Pembelajaran Produktif di SMK , J ournal
of V ocational
Career
2337-7623;
EISSN: and
2337-7615
Education, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce,
Pidarta, diunduh
Made , 2009,
30 A pril
Supervisi
2018, jam
Pendidikan
22.17
K ontekstual,J akarta: Rineka Cipta
Bafadal, Ibrahim, 1992, Supervisi Pengajaran
Sanjaya,
TeoriWina.
dan2007.
Aplikasi
Strategi dalam
Pembelajaran
MembinaProfesional Guru, J akarta: Bumi A ksara
berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Dalawi, A mrazi Zakso, Usman Radiana, 2015, Pelaksanaan JSupervisi
akarta: Fajar
A kademik
Interpratama
Pengawas
Offset
Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme
Sudjana, NanaGuru
(2009).
Smp
K ompetensi
Negeri 1
Pengawas
Bengkayang, J urnal K ebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Sekolah. J akarta:
V olumeLPP
3, Nomor
Binamitra.
1,
J anuari
2015;
82-87
ISSN:
Sudjana,
2337-7623;
Nana (2009).
EISSN:Penelitian
2337-Tindakan
7615http://download.portalgaruda.org/article.php?article=33392&val=2338,
K epengawasan. J akarta: LPP Binamitra.

diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 10.04
Sulthoni A khmad , Haryono, Fakhruddin,
Giri, I Made A riasa, 2016, Supervisi Pendidikan Dalam Peningkatan
MutuModel
Pendidikan
Di K linis
Pengembangan
Supervisi
Sekolah, J urnal Penjaminan Mutu, V ol 2,Dengan
No 1,Pendekatan
Pebruari Lesson
2016, Study
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/J PM/article/view/60/69.
J umat, 4 Mei
Untuk diunduh
Meningkatkan
K ompetensi
2018, jam 8.07 Setiyati, Endah, 2013.Peningkatan kemampuan
mem-buat
RPPInggris
dan SMA
Profesional Guru Bahasa
menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematik melalui Pembinaan akademik
11
0

Negeri
Di
K abupaten
Cilacap,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
jere, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.49
Suto Prabowo, Dyah Satya Y oga, 2017,
Supervisi K unjungan K elas Sebagai
Upaya Membina Profesional Guru
SLTP/SLT A
jsh
J urnal
Sosial
Humaniora, V ol 9 No.1, J uni 2016,
http://download.portalgaruda.org/article
.php?, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.53

Fungsional Guru dan A ngka K reditnya

Peraturan Pemerintah :
Depdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi
pusat
pembinaan Profesional guru
(PK G) dalam sistem pembinaan
Profesional Guru, J akarta: Depdikbud
Depdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan K K G
dan MGMP, J akarta: Direktorat
Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
T enaga
kependidikan departemen Pendidikan
Nasional
K eputusan K epala Dinas Pendidikan Provinsi
J awa T engah Nomor : 050.11 / 14486
Tentang Penetapan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pendidikan Provinsi
J awa Tengah Tahun 2013 – 2018
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Dan
K ebudayaan Republik Indonesia Nomor
: 22 T ahun 2016 Tentang Standar
Proses
Pendidikan
Dasar
Dan
Menengah
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 55 T ahun 2017 Tentang Standar
Pendidikan Guru
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun 2005.
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Repubi,Ik Indonesia
Nomor 19 T ahun 2017 T entang
Perubahan A tas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2oo8 Tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor : 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan.
Permen PA N dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 tahun 2009 tentang jabatan
11
1

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53