: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02375
Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Supervisi A kademik
Berdasarkan Mutu Standar Proses Pembelajaran
(Studi K asus Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi J awa T engah)
Bambang Ismanto
Progdi. S2 Magister Manajemen Pendidikan – UK SW Salatiga
Email : bambang.ismanto@staff.uksw.edu
A bstrak
Pendidikan bermutu menjadi indikator keberhasilan dalam peningkatan daya saing sumber daya
manusia di Provinsi J awa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pencapaian
standar proses dan merekomendasikan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa T engah. Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kombinasi
(Mixed Method) dengan analisis konten laporan pemetaan mutu dan kebijakan pendidikan menengah.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi pemetaan mutu pendidikan dari
L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Rencana Strategis Pendidikan J awa Tengah. Capaian
mutu standar proses pendidikan di Provinsi J awa T engah oleh LPMP T ahun 2016 masih dibawah
standar nasional pendidikan. Skor standar proses pada tingkat SD sekitar : 4,19; SMP : 4,62; SMA :
4,76 dan SMK : 4,75, lebih rendah dari skor 6,66 sampai dengan 7,00. K egagalan mencapai standar
ini diakibatkan rendahnya para guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Supervisi pendidikan, pelatihan, dan pendampingan guru menjadi program yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan mutu standar proses pendidikan.
K ata kunci : Mutu, standar proses, pembelajaran, supervisi pendidikan
meningkatkan akselerasi dalam pengembangan
Pendahuluan
potensi peserta didik.
Guru memiliki peran strategis untuk
Standar proses merupakan salah satu
mewujudkan visi
dan tujuan pendidikan
dari 8 standar nasional pendidikan (SNP)
nasional
melalui
proses
pembelajaran.
sebagai kriteria minimal mutu pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi tidak dapat
Standar yang lain adalah standar kompetensi
menggeser guru dalam pengelolaan dan
lulusan, isi,
standar kompetensi lulusan;
kepemimpinan proses pembelajaran. Sebagai
standar pendidik dan tenaga kependidikan;
pengelola pembelajaran,
guru melakukan
standar
sarana
dan
prasarana;
standar
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar
evaluasi pembelajaran. Sebagai pemimpin,
penilaian pendidikan (PP 19 Tahun 2005 dan
guru akan memotivasi, mengarahkan dan
PP Nomor 32 Tahun 2013). Standar proses
menciptakan pengaruh agar siswa berperilaku
mencakup perencanaan proses pembelajaran,
positif. Teknologi informasi diberdayakan
pelaksanaan,
untuk
pemecahan kesulitan belajar
penilaian,
dan
pengawasan
dan
10
1
proses pembelajaran. Dalam perencanaan guru
Supervisi pendidikan akademik dalam
akan menetapkan tujuan, kegiatan dan materi
perspektif Pengembangan K arir Berkelanjutan
serta media yang relevan dengan kebutuhan
Guru menjadi alternatif dalam peningkatan
peserta didik. Perencanaan ini menjadi acuan
standar proses pembelajaran. Penelitian ini
dalam proses, penilaian hasil pembelajaran.
bertujuan
Guru menjadi aktor strategis dalam
pencapaian
mutu
pendidikan.
perencanaan,
implementasi
Sejak
dan penilaian
pembelajaran, peran guru menetapkan target
mutu,
motivator,
inspirator
untuk
pencapaian
menganalisis
standar
merekomendasikan
kinerja
proses
kebijakan
dan
dalam
peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa Tengah.
dan kontrol
lingkungan belajar agar terfokus pada tercapai
K ajian Pustaka
mutu pendidikan. Sementara itu K epala dan
V isi Pendidikan Provinsi J awa Tengah
Pengawas Sekolah akan melakukan supervisi
Tahun 2013-2018 adalah “Pendidikan J awa
kepada guru dalam
menyusun Rencana
Tengah
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
Bermutu,
K ompetitif,
(RPP),
Berkarakter, dan Berkeadilan“. Secara khusus
pembelajaran dan evaluasi.
konsepsi Bermutu adalah memenuhi standar
Pemetaan mutu pendidikan dilakukan
nasional pendidikan yang meliputi standar isi,
L embaga
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
standar proses, standar kompetensi lulusan,
Provinsi
J awa T engah menjadi
tahapan
standar sarpras, standar pembiayaan, standar
strategis untuk mengidentifikasi kekuatan dan
pendidik dan tenaga kependidikan, standar
kelemahan setiap sekolah dalam pencapaian
penilaian dan standar pengelolaan.
V isi
SNP. Pemetaan ini juga merekomendasikan
pendidikan ini menjadi arahan kebijakan
strategi bagi Pemerintah K ota / K abupaten
program pendidikan pada tingkat PA UD, SD,
dalam melaksanakan Sistem Penjamin Mutu
SMP, SMA /SMK .
Pendidikan berbasis data.
Standar
Pendidikan
bermutu
Proses
dikembangkan
pendidikan
mengacu pada Standar K ompetensi Lulusan
menjadi salah satu indikator V isi Dinas
dan Standar Isi. Menurut Permendikbud
Pendidikan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013
Nomer : 22 Tahun 2016, Standar K ompetensi
– 2018. V isi ini diimplementasikan dalam
L ulusan memberikan kerangka konseptual
penyelenggarakan PA UD, Pendidikan Dasar
tentang sasaran pembelajaran yang harus
dan Menengah, Pendidikan khusus serta
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
konseptual
tentang kegiatan belajar dan
sesuai standar nasional pendidikan. Pemetaan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat
mutu
pendidikan
menjadi
acuan
dalam
kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai
program penyusunan Rencana K erja Sekolah
dengan Standar K ompetensi L ulusan, sasaran
dan Rencana K erja dan A nggaran Sekolah.
pembelajaran mencakup pengembangan ranah
10
2
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
pada pendidikan Guru mencakup : (a).
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
karakteristik
proses
pembelajaran;
(b).
perencanaan
proses
pembelajaran;
(c).
Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
pelaksanaan proses pembelajaran; dan (d).
inspiratif,
beban belajar mahasiswa.
menyenangkan,
menantang,
memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi
Perencanaan menjadi hal yang penting
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
untuk mengetahui bagaimana proses belajar
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dan tujuan yang akan dicapai. Pernyataan
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
tersebut sejalan dengan Sudaryo dalam Sholeh
serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
(2007:
satuan pendidikan melakukan perencanaan
perencanaan pembelajaran sangat penting yang
pembelajaran,
proses
harus disadari sepenuhnya oleh guru sehingga
proses
dapat menciptakan proses pembelajaran yang
pelaksanaan
pembelajaran
serta
penilaian
130)
yang
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
mencerdaskan.
dan
A stowo
efektivitas
ketercapaian
kompetensi
menegaskan
Diperkuat
(2013:
174)
oleh
yang
bahwa
pendapat
mengatakan
lulusan (Permendikbud No : 22/T ahun 2016).
kejelasan tugas menjadi tanggungjawab guru,
K araktersitik kompetensi beserta perbedaan
kejelasan
lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
karakteristik
dibutuhkan perencanaan yang baik. (A tika
standar
proses.
Untuk
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
hasil,
kejelasan
waktu
yang
:2017:5)
tematik terpadu (tematik antar matapelajaran),
Standar proses merupakan salah satu
dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
indikator belum tercapaianya standar nasional
diterapkan
berbasis
pendidikan di sekolah. Penelitian dengan
(discovery/inquiry
sampel 13 sekolah, menunjukkan tingkat
learning). Untuk mendorong kemampuan
kesenjangan pencapaian standar proses sekitar
peserta didik
62,60% dengan kriteria cukup senjang. A spek
pembelajaran
penyingkapan/penelitian
untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok
perencanaan
maka
menggunakan
dengan kriteria tidak senjang, pada aspek
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
pelaksanaan diperoleh persentase 62,58%
karya berbasis pemecahan masalah (project
dengan kriteria cukup senjang, dalam
based learning).
penilaian diperoleh persentase 57,92% dengan
sangat
Standar
disarankan
Proses
adalah
kriteria
kriteria
cukup
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
pengawasan
satuan pendidikan untuk mencapai Standar
dengan
K ompetensi
:2017:14)
L ulusan.
Pasal
9
Permenristekdikti No: 55/207, standar proses
diperoleh
senjang,
persentase
dan
cukup
hal
komponen
diperoleh persentase.
kriteria
75,2%
senjang.
62,2%
(A tika
Guru sebagai tenaga pendidik sangat
10
3
berperan dalam menentukan proses dan hasil
didik (Sagala, 2008: 47).
pendidikan yang bermutu, karena pendidik
Supervisi
merupakan
kegiatan
berinteraksi secara langsung dengan peserta
pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
didik
mengajar,
kepada guru untuk membantu memperbaiki
membantu, mengarahkan dan membimbing
situasi pembelajaran agar para siswa dapat
peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
belajar lebih efektif dengan prestasi belajar
yang
untuk
yang meningkat ( Suto Prabowo : 2017:1).
meningkatkan kompetensinya guru sebagai
Menurut Sudjana dalam Sulthoni (2014:18),
tenaga
tidak
mengatakan bahwa perilaku peserta didik
terlepas dari bimbingan dan pembinaan yang
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh guru,
berkesinambungan dari pengawas (A li Sudin:
sedangkan perilaku guru dipengaruhi oleh
2008). Pengawas selaku pembina guru dan
kepala sekolah dan pengawas.
dalam
proses
diharapkan.
pendidik
belajar
Selain
yang
itu
profesional
kepala sekolah, harus memiliki kesiapan untuk
K egiatan supervisi
pada dasarnya
memberikan solusi bagi permasalahan yang
adalah proses pembimbingan yang dilakukan
mereka hadapi. Oleh karena itu pengawas
kepala sekolah dan guru senior kepada guru
dituntut
dan para personalia sekolah lainnya yang
meningkatkan
profesionalnya
sebagai
kemampuan
penjamin
mutu
langsung menangani belajar para siswa untuk
pendidikan di sekolah binaannya (Sudjana,
memperbaiki situais belajar mengajar, agar
2009: 74).
para siswa dapat belajar secara efektif dengan
Sekolah adalah lembaga pendidikan
prestasi belajar yang semakin meningkat
formal penyelenggara kegiatan proses belajar
(Pidarta, 1999). Supervisi merupakan kegiatan
mengajar sebagai upaya untuk tercapainya
pembimbingan
tujuan pendidikan. Mutu pendidikan sangat
melalui
dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas
keterbukaan dan persahabatan (Bafadal, 1992).
proses pembelajaran guru, karena guru secara
Selain itu kegiatan supervisi direncanakan
langsung atau tidak memberikan bimbingan
untuk membantu guru dalam memberikan
dan bantuan kepada siswa dalam upaya
pengajaran kepada siswa agar aktif belajar
mencapai tujuan pendidikan. K epala sekolah
sehingga tujuan organisasi sekolah dapat
merupakan center leader yang memanage
tercapai.
yang
hubungan
bersifat
yang
manusiawi
demokratis,
aktivitas program kerja sekolah menjadi
Upaya K epala sekolah melibatkan
terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan
guru-guru yang dipimpinnya ikut berperan
yang signifikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah
dalam
memiliki peran penting bagi peningkatan
meningkatkan
kinerja guru untuk lebih semangat dan
pengajaran. Sedangkan masalah guru dalam
profesional dalam mengajar, mengembangkan
proses pembelajaran akan selalu ada dan terus
diri, dan mentransfer ilmu kepada peserta
berlanjut, sehingga pembinaan dari kepala
setiap
usaha
mutu
pemerintah
pendidikan
untuk
dan
10
4
sekolah tetap bahkan akan terus dibutuhkan.
guru. L angkah-langkah yang diambil melalui
Guru harus tetap tumbuh dan berkembang
Surat K eputusan J endral Pendidikan Dasar dan
dalam jabatannya agar mereka senantiasi
Menengah nomor 079/C/K /1/93 menjelaskan
mampu mengatasi
bahwa K K G
setiap kesulitan atau
sebagai
salah satu sistem
masalah-masalah yang dihadapinya dalam
pembinaan profesional guru yang dibentuk
perkerjaan mereka sebagai seorang guru.
oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan
Pertemuan di kelompok kerja dan
kemampuan profesional dalam melaksanakan
musyawarah kerja yang terdiri dari: K elompok
dan
K erja Guru (K K G) K elompok K erja K epala
dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat Gugus
Sekolah (K K K S), K elompok K erja Pengawas
atau K ecamatan yang terdiri dari beberapa
(K K PS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
guru dan beberapa sekolah.
mengelola
pembelajaran
disekolah
(MGMP), Musyawarah K erja kepala Sekolah
K K G merupakan wadah atau forum
(MK K S), dan Musyawarah K erja Pengawas
kegiatan profesional bagi para guru sekolah
Sekolah (MK PS). Michael, dkk (2007) Group
dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus
work cannot solve this problem entirely, but it
atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru
can certainly help. K elompok kerja diharapkan
dan beberapa sekolah. (Depdiknas 2008)
dapat
masing-masing
Sedangkan K elompok K erja Guru (K K G)
kelompok kerja dan musyawarah kerja, yang
menurut Direktorat Profesi Pendidik (2010)
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
adalah: “Wadah kegiatan
K K G, K K K S dan K K PS.
guru SD/MI/SDLB di tingkat K ecamatan yang
terbentuk
pada
Pengembangan
Berkelanjutan
(PK B)
K eprofesian
adalah
bentuk
profesional bagi
terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah
sekolah”
pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang
Setiyati
(2013)
Sebagai
seorang
merupakan kendaraan utama dalam upaya
pendidik,
membawa
profesionalisme seorang guru bukanlah pada
perubahan
yang
diinginkan
kita
mengetahui
bahwa
berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan
kemampuannya
demikian semua siswa diharapkan dapat
pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya
mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
untuk
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan
menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh
pemahaman yang mendalam tentang materi
karena itu, tugas professional guru adalah
ajar serta mampu memperlihatkan apa yang
menjadikan pelajaran yang belum menarik
mereka
mampu
menjadi menjadi menarik, yang dirasakan sulit
melakukannya.(Permenpan dan RB Nomor 16
menjadi mudah, yang tadinya tidak berarti
Tahun 2009 Pasal 1). Pemerintah telah
menjadi bermakna. J ika kondisi tersebut dapat
melakukan langkah-langkah strategis dalam
dilaksanakan oleh guru yaitu siswa secara suka
rangka meningkatkan mutu profesionalisme
rela mempelajari lebih lanjut karena adanya
ketahui
dan
mengembangkan
melaksanakan
pembelajaran
ilmu
yang
10
5
kebutuhan dan belajar bukan hanya sekedar
Standar proses bukan hanya kinerja
kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat
guru yang bersangkutan. Penelitian A tika
dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik
(2017:4), menunjukkan pelaksanaan standar
guru masih belum mampu melaksanakan
proses di 13 sekolah belum memenuhi kriteria
dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya
yang ditetapkan Permendikbud No. 65 tahun
peserta didik yang berada pada sekolah dasar
2013, baik dari komponen perencanaan,
kelas satu, dua, tiga berada pada rentangan
pelaksanaan, penilaian hingga pengawasan.
usia dini.
K esenjangan terjadi karena tidak adanya
K epala sekolah sebagai pemimpin
pengawasan,
kurangnya
lembaga sekolah mempunyai peran yang besar
mendukung
administrasi
bagi
manajemen,
tidak
peningkatan
kemajuan
sekolah,
sarana
guru,
yang
minimnya
diberlakukannnya
dikarenakan tugas kepala sekolah dalam
punishment, kurangnya anggaran sekolah,
mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan
kurangnya evaluasi kepala sekolah, beberapa
oleh sekolah agar menjadi terfokus, terarah
sekolah
dan berhasil baik. K epala sekolah juga
pengembangan,
mempunyai peran penting bagi peningkatan
terkait sepervisi.
kemampuan guru agar lebih semangat dan
profesional dalam belajar mengajar.
Supervisi
masih
dalam
tahap
dan kurangnya informasi
Sesuai dengan Standar K ompetensi
L ulusan dan Standar Isi
maka prinsip
pendidikan
pembelajaran di sekolah adalah : (1). dari
mempunyai fungsi strategis dan penting dalam
peserta didik diberi tahu menuju peserta didik
manajemen pendidikan maka dalam kegiatan
mencari tahu; (2). dari guru sebagai satu-
supervisi pengajaran kepala sekolah tidak
satunya sumber
hanya berfungsi sebagai supervisor, namun
berbasis
juga adanya pengawasan melekat pada diri
pendekatan tekstual menuju proses sebagai
kepala sekolah yang mempunyai dua hal
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4).
dalam pengawasan yaitu Built in Control
dari pembelajaran berbasis konten menuju
(pengawasan melekat) dan juga F unction
pembelajaran berbasis kompetensi;
Control (fungsi pengawas). Senada dengan
pembelajaran parsial menuju pembelajaran
pendapat tersebut, Made Pidarta (2012) dalam
terpadu;
bukunya supervisi pendidikan kontekstual
menekankan
menyatakan
yang
pembelajaran
dilakukan kepala unit atau kepala sekolah
kebenarannya
disebut
sebab
pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
pengawasan disini merupakan salah satu
aplikatif; (8).peningkatan dan keseimbangan
kegiatan rutin sekolah ketika situasi dalam
antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keadaan tenang atau tidak bergejolak.
keterampilan
bahwa
pengawasan
dalam
yang
pengawasan
melekat,
aneka
(6).
belajar
menjadi
belajar
sumber
belajar;
(3).dari
dari
pembelajaran
jawaban
tunggal
dengan
multi
mental
(5).dari
yang
menuju
jawaban
dimensi;
(7).
(softskills);
yang
dari
(9).
10
6
pembelajaran
yang
mengutamakan
mengembangkan
kurikulum;
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
3)mengembangkan kelompok kerja guru, dan
sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10).
membimbing
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
Prinsip-prinsip Supervisi A kademik meliputi,
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
praktis,
tulodo), membangun kemauan (ing madyo
antisipatif,
mangun
kekeluargaan, berkesinambungan, demokratis,
karso),
kreativitas
dan
peserta
mengembangkan
didik
dalam
proses
aktif,
penelitian
sistematis,
tindakan
objektif,
konstruktif,
humanis,
terpadu,
kelas
realistis,
kooperatif,
komprehensif
pembelajaran (tut wuri handayani); (11).
(Dalawi:2015:3). Tindak lanjut yang perlu
pembelajaran yang berlangsung di rumah di
dilakukan kepala sekolah adalah memberi
sekolah,
(12).
penguatan atau penghargaan kepada pendidik
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
yang telah memenuhi standar, teguran yang
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
bersifat mendidik diberikan kepada pendidik
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
yang belum bisa memenuhi standar dan
(13). Pemanfaatan teknologi informasi dan
pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
pelatihan
efektivitas pembelajaran; dan (14). Pengakuan
meningkatkan kompetensinya (Permen Diknas
atas perbedaan individual dan latar belakang
Nomor 41, 2007 ). Menindaklanjuti hasil
budaya peserta didik (Permendikbud No :
supervisi akademik harus dilakukan oleh
22/Tahun
proses
kepala sekolah karena merupakan kegiatan
pembelajaran dikalangan guru perlu disiapkan
kelanjutan untuk memberi umpan balik kepada
sejak dalam kuliah di L embaga Pendidikan
pendidik setelah dilakukan supervisi sehingga
Tenaga K ependidikan baik FK IP, atau FIP
diperoleh perubahan hasil pembelajaran yang
atau ST K IP. Menurut Pasal 9 Pemenristekdikti
lebih baik.
55/2017,
dan
di
2016).
masyarakat;
K ompetensi
agar
para
pendidik
dapat
karakteristik proses pembelajaran
Proses pengawasan/supervisi meliputi
pendidikan guru meliputi : a. interaktif;
dua hal, yaitu menetapkan standar-standar
b.holistik; c. integratif;
pelaksanaan
kontekstual;
f.
d. saintifik; e.
tematik;
g.
efektif;
pekerjaan
hasil/pelaksanaan
dan
pengukuran
pekerjaan.
Penetapan
pelaksanaan
pekerjaan
h.kolaboratif; i. inovatif; dan j. berpusat pada
standar-standar
mahasiswa.
Penentuan standar mencakup kriteria untuk
Dalam supervisi akademik kepala
semua lapisan pekerjaan (jobperformance)
sekolah harus memahami tentang konsep
yang terdapat dalam suatu organisasi. Standar
supervisi, melakukan bimbingan terhadap
ialah
pendidik.
pelaksanaan pekerjaan. K riteria tersebut dapat
akademik
Tujuan
adalah:
mengembangkan
dan
fungsi
supervisi
kriteria-kriteria
untuk
mengukur
1)membantu
guru
dalam bentuk kuantitatif ataupun kuanlitatif.
kompetensinya;
2)
Standar pelaksanaan (standard performance)
10
7
ialah suatu pernyataan mengenai kondisi-
memenuhi
kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan
pendidikan.
dikerjakan secara memuaskan (Giri : 2016 :60)
Metode Penelitian
Penelitian
pendekatan
dilakukan
kombinasi
berdasarkan
(mixed
method),
dengan menganalisis data kuantitatif skor
pemetaan
pendidikan
standar
di
mutu
Provinsi
dan
kebijakan
J awa
T engah.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknis
dokumentasi pemetaan mutu standar proses
dari L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) dan Rencana Strategis Pendidikan
Provinsi J awa T engah. A nalisis penelitian
A nalisis kualitatif
berdasarkan konten penjaminan mutu
dan
nasional
2016
K ompetensi guru dalam penyusunan
RPP masih relatif rendah dengan capaian
dibawah
6,67.
perencanaan
Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan.
standar
Tabel 1. Pencapaian Standar Proses Mutu
Pendidikan
di Provinsi J awa Tengah Tahun 2016
Indikator
Skor Mutu
SD SM SM SM
P
A
K
1. Total
4,1 4,6 4,77 4,76
9
2
2. Proses
5,4 5,4 5,46 5,43
Pembelaja 5
0
ran
3. Perencana 2,9 3,8 4,05 4,08
5
an Proses 3
Pembelaja
ran
Sumber : LPMP J awa T engah T ahun
kuantitatif berdasarkan rasio ketercapaian
mutu standar proses.
kriteria
Indikator
meliputi
penilaiaan
kemampuan
guru
membuat RPP, evaluasi RPP K epala Sekolah,
partisipasi
Hasil dan Pembahasan
pemangku
kepentingan
dalam
penyusunan RPP, dan kesesuaian kualitas RPP
Pemetaan
mutu
pendidikan
oleh
dengan
kurikulum
nasional.
K ompetensi
L PMP Provinsi J awa T engah mencakup 8
perencanaan dikalangan guru SD dengan skor :
standar nasional pendidikan.
Skor capaian
2,93, SMP : 3,85; SMA : 4,05 dan SMK : 4,08.
pemenuhan SNP berkisar antara 0 – 7.
Sekalipun implementasi pembelajaran lebih
Capaian pemenuhan SNP, dengan kategori,
tinggi dari perencanaan, namun kinerjanya
(1)Menuju SNP level 1 : skor < 2,04
juga
masih
dibawah
standar
nasional
(2)Menuju SNP level 2 : 2,04< skor < 3,70
pendidikan. Skor implementasi pembelajaran
(3)Menuju SNP level 3 : 3,70< skor < 5,06;
SD sekitar : 5,45, SMP : 5,40; SMA : 5,46 dan
(4)Menuju SNP level 4 : 5,60< skor < 6,66 dan
SMK : 5,43.
(5)Menuju SNP level 5 : 6,66< skor < 7,00.
Masih rendahnya kompetensi guru
Pada tabel 1 berikut, skor standar
dalam menyusun RPP
akan berdampak
proses mutu pendidikan di Provinsi J awa
permasalahan dalam pencapaian standar isi.
Tengah SD : 4,19; SMP : 4,62; SMA : 4,77
Oleh karena,
dan SMK : 4,76.
pada tahapan Perencanaan
Ini berarti mutu standar
pembelajaran akan menentukan intensitas
proses baik SD, SMP, SMA dan SMK belum
penyusunan tujuan, materi, penyiapan media
10
8
dan sumber belajar, perangkat penilaian
kelompok ada tiga cara yaitu, mengadakan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
pertemuan,
Setiap pendidik
pada satuan pendidikan
(Dalawi : 2015:4)
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
Program
diskusi
kelompok,
supervisi
workshop
akademikyang
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
menekankan prinsip berkelanjutan. Supervisi
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
akademik diprogramkan terjadwal dua kali
menantang, efisien, memotivasi peserta didik
pelaksanaannya dalam satu tahun. Supervisi
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
yang
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
sebagai supervisor. Supervisi direncanakan
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
melalui kegiatan K K G, MGMP dengan prinsip
dan perkembangan fisik serta psikologis
bertanggungjawab yang berorientasi
peserta didik. RPP disusun berdasarkan K D
mutu perencanaan kegiatan pembelajaran.
atau
Menggunakan model supervisi tak langsung
subtema
yang
dilaksanakan
kali
pertemuan atau lebih.
Masih
direncanakan
melibatkan
pendidik
pada
dengan teknik supervisi kelompok melalui
relatif
capaian
diskusi kasus. K epala Sekolah, merencanakan
standar proses pembelajaran dikalangan guru
program supervisi dilaksanakan dua kali dalam
SD, SMP, dan SMA /SMK perlu bimbingan,
satu tahun. J adwal supervisi bersifat fleksibel
motivasi, pemberdayaan oleh K epala Sekolah
menyesuaikan kondisi sekolah, dilaksanakan
dan
kepala sekolah dan pendidik senior. Program
Pengawas
rendahnya
dalam bentuk
supervisi.
K egiatan supervisi memberikan bantuan atau
supervisi
akademik
pembinaan yang
obyektif.
L ingkup
diberikan kepada guru
bukanlah
bantuan
kreatifitas
dan
yang
tanggung
menekankan
perencanaan
prinsip
supervisi
membelenggu
akademik diprioritaskan pencapaian standar
jawab
proses
guru,
dan
mengacu
peraturan
melainkan dengan bantuan itu justru dapat
pelaksanaannya. Perencanaa program supervisi
merangsang pertumbuhan tanggung jawab dan
akademik
kreativitas kinerja guru.
berdasarkan
Model supervisi akademik ada dua
macam
supervisi
yaitu
supervisi
kontemporer.
tradisional
pada
menggunakan
kebutuhan
prinsip
sekolah,
pelaksanaannya dua kali dalam satu tahun.
Pelaksana supervisi
akademik melibatkan
supervisi
pendidik, pengawas sekolah. Lingkup rencana
akademik ada dua yaitu teknik supervisi
program supervisi akademik memprioritaskan
individu
supervisi
pelaksanaan kurikulum. Pogram supervisi
kelompok.Teknik supervisi individual ada
akademik kepala sekolah menerapkan prinsip
lima macam yaitu: 1) kunjungan kelas; 2)
berkelanjutan dan prinsip sesuai
kunjungan observasi; 3) pertemuan individual,
kebutuhan. Supervisi akademik diprogramkan
pertemuan individu; 4) kunjungan antar kelas,
dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, waktu
dan 5) supervisi kelompok. Sedangkan teknik
pelaksanaan berdasarkan hasil musyawarah
dan
Teknik
dan
yang
teknik
dengan
10
9
dengan pendidik selanjutnya disusun jadwal
guru sebagai perencana, pelaksana dan penilai
supervisi.
pelaksanaannya
hasil pembelajaran. Fungsi K epala Sekolah
kolaboratif antara kepala sekolah dengan
dan Pengawas untuk memberikan bantuan,
pendidik senior. A spek yang diprogramkan
pendampingan dan pemotivasian kepada para
berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan dan
guru untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai
penilaian pembelajaran. Model supervisi yang
pembelajar peserta didik.
Supervisi
diprogramkan model observasi langsung dan
Pada
kesempatan
ini
observasi tak langsung melalui diskusi kasus
direkomendasikan agar (1) Pemerintah Provisi
menggunakan
J awa Tengah untuk memberdayakan
teknik
individu
melalui
kunjungan kelas dan pertemuan individu.
para
Guru, K epala dan Pengawas SMA /SMK
melaksanakan proses pembelajaran secara
Penutup
profesiona
dan
K abupaten/K ota
Berdasarkan
pemetaan
(2)
untuk
Pemerintah
meningkatkan
mutu
intensitas dan fasilitas peningkatan mutu
pendidikan,
disimpulkan
bahwa
standar
proses pembelajaran SD dan SMP secara
proses pembelajaran SD, SMP, SMA dan
efektif dan efisien.
SMK
di
Provinsi
J awa T engah belum
mencapai
standar
nasional
pendidikan.
Standar proses menjadi bagian utama tugas
lewat pemberdayaan K K G Bagi guru SD .di akses pada tanggal
Michael H, 2007. Group Work, Interlanguage Talk, and
R eferensi
cquisitionhttp://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=1
A li Sudin, 2008. Implementasi Supervisi Akademik Terhadap AProses
Pembelajaran di
ep1&type=pdf di akses pada tanggal 12 J anuari 2016
Sekolah Dasar Se Kabupaten
Sumedanghttp://file.upi.edu/Direktori/J URNA L/PENDIDIK A N_DA SA R/Nomor_9_A
Mintadji, 2015,
Implementasi Supervisi
pril_2008/Implementasi_Supervisi_A kademik_Terhadap_Proses_Pembelajaran_di_Se
A kademik
epala Sekolah
kolah_Dasar_Se_K abupaten_Sumedang.pdf (diunduh tanggal
12 KDesember
2015)SMP Negeri
di Manusiawi.
Tarakan, JJurnal
ebijakan dan
A rikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Pembelajaran Secara
akarta: KRineka
Pengembangan Pendidikan V olume 3,
Cipta.
Nomor 1, Pelaksanaan
J anuari 2015;
82-87 ISSN:
A tika, I Made Sudana dan Basyirun, 2017, A nalisis K esenjangan
Standar
Proses pada Pembelajaran Produktif di SMK , J ournal
of V ocational
Career
2337-7623;
EISSN: and
2337-7615
Education, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce,
Pidarta, diunduh
Made , 2009,
30 A pril
Supervisi
2018, jam
Pendidikan
22.17
K ontekstual,J akarta: Rineka Cipta
Bafadal, Ibrahim, 1992, Supervisi Pengajaran
Sanjaya,
TeoriWina.
dan2007.
Aplikasi
Strategi dalam
Pembelajaran
MembinaProfesional Guru, J akarta: Bumi A ksara
berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Dalawi, A mrazi Zakso, Usman Radiana, 2015, Pelaksanaan JSupervisi
akarta: Fajar
A kademik
Interpratama
Pengawas
Offset
Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme
Sudjana, NanaGuru
(2009).
Smp
K ompetensi
Negeri 1
Pengawas
Bengkayang, J urnal K ebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Sekolah. J akarta:
V olumeLPP
3, Nomor
Binamitra.
1,
J anuari
2015;
82-87
ISSN:
Sudjana,
2337-7623;
Nana (2009).
EISSN:Penelitian
2337-Tindakan
7615http://download.portalgaruda.org/article.php?article=33392&val=2338,
K epengawasan. J akarta: LPP Binamitra.
diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 10.04
Sulthoni A khmad , Haryono, Fakhruddin,
Giri, I Made A riasa, 2016, Supervisi Pendidikan Dalam Peningkatan
MutuModel
Pendidikan
Di K linis
Pengembangan
Supervisi
Sekolah, J urnal Penjaminan Mutu, V ol 2,Dengan
No 1,Pendekatan
Pebruari Lesson
2016, Study
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/J PM/article/view/60/69.
J umat, 4 Mei
Untuk diunduh
Meningkatkan
K ompetensi
2018, jam 8.07 Setiyati, Endah, 2013.Peningkatan kemampuan
mem-buat
RPPInggris
dan SMA
Profesional Guru Bahasa
menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematik melalui Pembinaan akademik
11
0
Negeri
Di
K abupaten
Cilacap,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
jere, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.49
Suto Prabowo, Dyah Satya Y oga, 2017,
Supervisi K unjungan K elas Sebagai
Upaya Membina Profesional Guru
SLTP/SLT A
jsh
J urnal
Sosial
Humaniora, V ol 9 No.1, J uni 2016,
http://download.portalgaruda.org/article
.php?, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.53
Fungsional Guru dan A ngka K reditnya
Peraturan Pemerintah :
Depdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi
pusat
pembinaan Profesional guru
(PK G) dalam sistem pembinaan
Profesional Guru, J akarta: Depdikbud
Depdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan K K G
dan MGMP, J akarta: Direktorat
Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
T enaga
kependidikan departemen Pendidikan
Nasional
K eputusan K epala Dinas Pendidikan Provinsi
J awa T engah Nomor : 050.11 / 14486
Tentang Penetapan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pendidikan Provinsi
J awa Tengah Tahun 2013 – 2018
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Dan
K ebudayaan Republik Indonesia Nomor
: 22 T ahun 2016 Tentang Standar
Proses
Pendidikan
Dasar
Dan
Menengah
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 55 T ahun 2017 Tentang Standar
Pendidikan Guru
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun 2005.
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Repubi,Ik Indonesia
Nomor 19 T ahun 2017 T entang
Perubahan A tas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2oo8 Tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor : 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan.
Permen PA N dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 tahun 2009 tentang jabatan
11
1
Berdasarkan Mutu Standar Proses Pembelajaran
(Studi K asus Pemetaan Mutu Pendidikan di Provinsi J awa T engah)
Bambang Ismanto
Progdi. S2 Magister Manajemen Pendidikan – UK SW Salatiga
Email : bambang.ismanto@staff.uksw.edu
A bstrak
Pendidikan bermutu menjadi indikator keberhasilan dalam peningkatan daya saing sumber daya
manusia di Provinsi J awa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pencapaian
standar proses dan merekomendasikan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa T engah. Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kombinasi
(Mixed Method) dengan analisis konten laporan pemetaan mutu dan kebijakan pendidikan menengah.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi pemetaan mutu pendidikan dari
L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Rencana Strategis Pendidikan J awa Tengah. Capaian
mutu standar proses pendidikan di Provinsi J awa T engah oleh LPMP T ahun 2016 masih dibawah
standar nasional pendidikan. Skor standar proses pada tingkat SD sekitar : 4,19; SMP : 4,62; SMA :
4,76 dan SMK : 4,75, lebih rendah dari skor 6,66 sampai dengan 7,00. K egagalan mencapai standar
ini diakibatkan rendahnya para guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Supervisi pendidikan, pelatihan, dan pendampingan guru menjadi program yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan mutu standar proses pendidikan.
K ata kunci : Mutu, standar proses, pembelajaran, supervisi pendidikan
meningkatkan akselerasi dalam pengembangan
Pendahuluan
potensi peserta didik.
Guru memiliki peran strategis untuk
Standar proses merupakan salah satu
mewujudkan visi
dan tujuan pendidikan
dari 8 standar nasional pendidikan (SNP)
nasional
melalui
proses
pembelajaran.
sebagai kriteria minimal mutu pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi tidak dapat
Standar yang lain adalah standar kompetensi
menggeser guru dalam pengelolaan dan
lulusan, isi,
standar kompetensi lulusan;
kepemimpinan proses pembelajaran. Sebagai
standar pendidik dan tenaga kependidikan;
pengelola pembelajaran,
guru melakukan
standar
sarana
dan
prasarana;
standar
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar
evaluasi pembelajaran. Sebagai pemimpin,
penilaian pendidikan (PP 19 Tahun 2005 dan
guru akan memotivasi, mengarahkan dan
PP Nomor 32 Tahun 2013). Standar proses
menciptakan pengaruh agar siswa berperilaku
mencakup perencanaan proses pembelajaran,
positif. Teknologi informasi diberdayakan
pelaksanaan,
untuk
pemecahan kesulitan belajar
penilaian,
dan
pengawasan
dan
10
1
proses pembelajaran. Dalam perencanaan guru
Supervisi pendidikan akademik dalam
akan menetapkan tujuan, kegiatan dan materi
perspektif Pengembangan K arir Berkelanjutan
serta media yang relevan dengan kebutuhan
Guru menjadi alternatif dalam peningkatan
peserta didik. Perencanaan ini menjadi acuan
standar proses pembelajaran. Penelitian ini
dalam proses, penilaian hasil pembelajaran.
bertujuan
Guru menjadi aktor strategis dalam
pencapaian
mutu
pendidikan.
perencanaan,
implementasi
Sejak
dan penilaian
pembelajaran, peran guru menetapkan target
mutu,
motivator,
inspirator
untuk
pencapaian
menganalisis
standar
merekomendasikan
kinerja
proses
kebijakan
dan
dalam
peningkatan mutu pendidikan SD, SMP dan
SMA / SMK di Provinsi J awa Tengah.
dan kontrol
lingkungan belajar agar terfokus pada tercapai
K ajian Pustaka
mutu pendidikan. Sementara itu K epala dan
V isi Pendidikan Provinsi J awa Tengah
Pengawas Sekolah akan melakukan supervisi
Tahun 2013-2018 adalah “Pendidikan J awa
kepada guru dalam
menyusun Rencana
Tengah
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
Bermutu,
K ompetitif,
(RPP),
Berkarakter, dan Berkeadilan“. Secara khusus
pembelajaran dan evaluasi.
konsepsi Bermutu adalah memenuhi standar
Pemetaan mutu pendidikan dilakukan
nasional pendidikan yang meliputi standar isi,
L embaga
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
standar proses, standar kompetensi lulusan,
Provinsi
J awa T engah menjadi
tahapan
standar sarpras, standar pembiayaan, standar
strategis untuk mengidentifikasi kekuatan dan
pendidik dan tenaga kependidikan, standar
kelemahan setiap sekolah dalam pencapaian
penilaian dan standar pengelolaan.
V isi
SNP. Pemetaan ini juga merekomendasikan
pendidikan ini menjadi arahan kebijakan
strategi bagi Pemerintah K ota / K abupaten
program pendidikan pada tingkat PA UD, SD,
dalam melaksanakan Sistem Penjamin Mutu
SMP, SMA /SMK .
Pendidikan berbasis data.
Standar
Pendidikan
bermutu
Proses
dikembangkan
pendidikan
mengacu pada Standar K ompetensi Lulusan
menjadi salah satu indikator V isi Dinas
dan Standar Isi. Menurut Permendikbud
Pendidikan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013
Nomer : 22 Tahun 2016, Standar K ompetensi
– 2018. V isi ini diimplementasikan dalam
L ulusan memberikan kerangka konseptual
penyelenggarakan PA UD, Pendidikan Dasar
tentang sasaran pembelajaran yang harus
dan Menengah, Pendidikan khusus serta
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
konseptual
tentang kegiatan belajar dan
sesuai standar nasional pendidikan. Pemetaan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat
mutu
pendidikan
menjadi
acuan
dalam
kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai
program penyusunan Rencana K erja Sekolah
dengan Standar K ompetensi L ulusan, sasaran
dan Rencana K erja dan A nggaran Sekolah.
pembelajaran mencakup pengembangan ranah
10
2
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
pada pendidikan Guru mencakup : (a).
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
karakteristik
proses
pembelajaran;
(b).
perencanaan
proses
pembelajaran;
(c).
Proses Pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
pelaksanaan proses pembelajaran; dan (d).
inspiratif,
beban belajar mahasiswa.
menyenangkan,
menantang,
memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi
Perencanaan menjadi hal yang penting
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
untuk mengetahui bagaimana proses belajar
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dan tujuan yang akan dicapai. Pernyataan
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
tersebut sejalan dengan Sudaryo dalam Sholeh
serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
(2007:
satuan pendidikan melakukan perencanaan
perencanaan pembelajaran sangat penting yang
pembelajaran,
proses
harus disadari sepenuhnya oleh guru sehingga
proses
dapat menciptakan proses pembelajaran yang
pelaksanaan
pembelajaran
serta
penilaian
130)
yang
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
mencerdaskan.
dan
A stowo
efektivitas
ketercapaian
kompetensi
menegaskan
Diperkuat
(2013:
174)
oleh
yang
bahwa
pendapat
mengatakan
lulusan (Permendikbud No : 22/T ahun 2016).
kejelasan tugas menjadi tanggungjawab guru,
K araktersitik kompetensi beserta perbedaan
kejelasan
lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
karakteristik
dibutuhkan perencanaan yang baik. (A tika
standar
proses.
Untuk
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
hasil,
kejelasan
waktu
yang
:2017:5)
tematik terpadu (tematik antar matapelajaran),
Standar proses merupakan salah satu
dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
indikator belum tercapaianya standar nasional
diterapkan
berbasis
pendidikan di sekolah. Penelitian dengan
(discovery/inquiry
sampel 13 sekolah, menunjukkan tingkat
learning). Untuk mendorong kemampuan
kesenjangan pencapaian standar proses sekitar
peserta didik
62,60% dengan kriteria cukup senjang. A spek
pembelajaran
penyingkapan/penelitian
untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok
perencanaan
maka
menggunakan
dengan kriteria tidak senjang, pada aspek
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
pelaksanaan diperoleh persentase 62,58%
karya berbasis pemecahan masalah (project
dengan kriteria cukup senjang, dalam
based learning).
penilaian diperoleh persentase 57,92% dengan
sangat
Standar
disarankan
Proses
adalah
kriteria
kriteria
cukup
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
pengawasan
satuan pendidikan untuk mencapai Standar
dengan
K ompetensi
:2017:14)
L ulusan.
Pasal
9
Permenristekdikti No: 55/207, standar proses
diperoleh
senjang,
persentase
dan
cukup
hal
komponen
diperoleh persentase.
kriteria
75,2%
senjang.
62,2%
(A tika
Guru sebagai tenaga pendidik sangat
10
3
berperan dalam menentukan proses dan hasil
didik (Sagala, 2008: 47).
pendidikan yang bermutu, karena pendidik
Supervisi
merupakan
kegiatan
berinteraksi secara langsung dengan peserta
pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
didik
mengajar,
kepada guru untuk membantu memperbaiki
membantu, mengarahkan dan membimbing
situasi pembelajaran agar para siswa dapat
peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
belajar lebih efektif dengan prestasi belajar
yang
untuk
yang meningkat ( Suto Prabowo : 2017:1).
meningkatkan kompetensinya guru sebagai
Menurut Sudjana dalam Sulthoni (2014:18),
tenaga
tidak
mengatakan bahwa perilaku peserta didik
terlepas dari bimbingan dan pembinaan yang
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh guru,
berkesinambungan dari pengawas (A li Sudin:
sedangkan perilaku guru dipengaruhi oleh
2008). Pengawas selaku pembina guru dan
kepala sekolah dan pengawas.
dalam
proses
diharapkan.
pendidik
belajar
Selain
yang
itu
profesional
kepala sekolah, harus memiliki kesiapan untuk
K egiatan supervisi
pada dasarnya
memberikan solusi bagi permasalahan yang
adalah proses pembimbingan yang dilakukan
mereka hadapi. Oleh karena itu pengawas
kepala sekolah dan guru senior kepada guru
dituntut
dan para personalia sekolah lainnya yang
meningkatkan
profesionalnya
sebagai
kemampuan
penjamin
mutu
langsung menangani belajar para siswa untuk
pendidikan di sekolah binaannya (Sudjana,
memperbaiki situais belajar mengajar, agar
2009: 74).
para siswa dapat belajar secara efektif dengan
Sekolah adalah lembaga pendidikan
prestasi belajar yang semakin meningkat
formal penyelenggara kegiatan proses belajar
(Pidarta, 1999). Supervisi merupakan kegiatan
mengajar sebagai upaya untuk tercapainya
pembimbingan
tujuan pendidikan. Mutu pendidikan sangat
melalui
dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas
keterbukaan dan persahabatan (Bafadal, 1992).
proses pembelajaran guru, karena guru secara
Selain itu kegiatan supervisi direncanakan
langsung atau tidak memberikan bimbingan
untuk membantu guru dalam memberikan
dan bantuan kepada siswa dalam upaya
pengajaran kepada siswa agar aktif belajar
mencapai tujuan pendidikan. K epala sekolah
sehingga tujuan organisasi sekolah dapat
merupakan center leader yang memanage
tercapai.
yang
hubungan
bersifat
yang
manusiawi
demokratis,
aktivitas program kerja sekolah menjadi
Upaya K epala sekolah melibatkan
terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan
guru-guru yang dipimpinnya ikut berperan
yang signifikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah
dalam
memiliki peran penting bagi peningkatan
meningkatkan
kinerja guru untuk lebih semangat dan
pengajaran. Sedangkan masalah guru dalam
profesional dalam mengajar, mengembangkan
proses pembelajaran akan selalu ada dan terus
diri, dan mentransfer ilmu kepada peserta
berlanjut, sehingga pembinaan dari kepala
setiap
usaha
mutu
pemerintah
pendidikan
untuk
dan
10
4
sekolah tetap bahkan akan terus dibutuhkan.
guru. L angkah-langkah yang diambil melalui
Guru harus tetap tumbuh dan berkembang
Surat K eputusan J endral Pendidikan Dasar dan
dalam jabatannya agar mereka senantiasi
Menengah nomor 079/C/K /1/93 menjelaskan
mampu mengatasi
bahwa K K G
setiap kesulitan atau
sebagai
salah satu sistem
masalah-masalah yang dihadapinya dalam
pembinaan profesional guru yang dibentuk
perkerjaan mereka sebagai seorang guru.
oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan
Pertemuan di kelompok kerja dan
kemampuan profesional dalam melaksanakan
musyawarah kerja yang terdiri dari: K elompok
dan
K erja Guru (K K G) K elompok K erja K epala
dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat Gugus
Sekolah (K K K S), K elompok K erja Pengawas
atau K ecamatan yang terdiri dari beberapa
(K K PS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
guru dan beberapa sekolah.
mengelola
pembelajaran
disekolah
(MGMP), Musyawarah K erja kepala Sekolah
K K G merupakan wadah atau forum
(MK K S), dan Musyawarah K erja Pengawas
kegiatan profesional bagi para guru sekolah
Sekolah (MK PS). Michael, dkk (2007) Group
dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus
work cannot solve this problem entirely, but it
atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru
can certainly help. K elompok kerja diharapkan
dan beberapa sekolah. (Depdiknas 2008)
dapat
masing-masing
Sedangkan K elompok K erja Guru (K K G)
kelompok kerja dan musyawarah kerja, yang
menurut Direktorat Profesi Pendidik (2010)
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
adalah: “Wadah kegiatan
K K G, K K K S dan K K PS.
guru SD/MI/SDLB di tingkat K ecamatan yang
terbentuk
pada
Pengembangan
Berkelanjutan
(PK B)
K eprofesian
adalah
bentuk
profesional bagi
terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah
sekolah”
pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang
Setiyati
(2013)
Sebagai
seorang
merupakan kendaraan utama dalam upaya
pendidik,
membawa
profesionalisme seorang guru bukanlah pada
perubahan
yang
diinginkan
kita
mengetahui
bahwa
berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan
kemampuannya
demikian semua siswa diharapkan dapat
pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya
mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
untuk
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan
menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh
pemahaman yang mendalam tentang materi
karena itu, tugas professional guru adalah
ajar serta mampu memperlihatkan apa yang
menjadikan pelajaran yang belum menarik
mereka
mampu
menjadi menjadi menarik, yang dirasakan sulit
melakukannya.(Permenpan dan RB Nomor 16
menjadi mudah, yang tadinya tidak berarti
Tahun 2009 Pasal 1). Pemerintah telah
menjadi bermakna. J ika kondisi tersebut dapat
melakukan langkah-langkah strategis dalam
dilaksanakan oleh guru yaitu siswa secara suka
rangka meningkatkan mutu profesionalisme
rela mempelajari lebih lanjut karena adanya
ketahui
dan
mengembangkan
melaksanakan
pembelajaran
ilmu
yang
10
5
kebutuhan dan belajar bukan hanya sekedar
Standar proses bukan hanya kinerja
kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat
guru yang bersangkutan. Penelitian A tika
dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik
(2017:4), menunjukkan pelaksanaan standar
guru masih belum mampu melaksanakan
proses di 13 sekolah belum memenuhi kriteria
dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya
yang ditetapkan Permendikbud No. 65 tahun
peserta didik yang berada pada sekolah dasar
2013, baik dari komponen perencanaan,
kelas satu, dua, tiga berada pada rentangan
pelaksanaan, penilaian hingga pengawasan.
usia dini.
K esenjangan terjadi karena tidak adanya
K epala sekolah sebagai pemimpin
pengawasan,
kurangnya
lembaga sekolah mempunyai peran yang besar
mendukung
administrasi
bagi
manajemen,
tidak
peningkatan
kemajuan
sekolah,
sarana
guru,
yang
minimnya
diberlakukannnya
dikarenakan tugas kepala sekolah dalam
punishment, kurangnya anggaran sekolah,
mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan
kurangnya evaluasi kepala sekolah, beberapa
oleh sekolah agar menjadi terfokus, terarah
sekolah
dan berhasil baik. K epala sekolah juga
pengembangan,
mempunyai peran penting bagi peningkatan
terkait sepervisi.
kemampuan guru agar lebih semangat dan
profesional dalam belajar mengajar.
Supervisi
masih
dalam
tahap
dan kurangnya informasi
Sesuai dengan Standar K ompetensi
L ulusan dan Standar Isi
maka prinsip
pendidikan
pembelajaran di sekolah adalah : (1). dari
mempunyai fungsi strategis dan penting dalam
peserta didik diberi tahu menuju peserta didik
manajemen pendidikan maka dalam kegiatan
mencari tahu; (2). dari guru sebagai satu-
supervisi pengajaran kepala sekolah tidak
satunya sumber
hanya berfungsi sebagai supervisor, namun
berbasis
juga adanya pengawasan melekat pada diri
pendekatan tekstual menuju proses sebagai
kepala sekolah yang mempunyai dua hal
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4).
dalam pengawasan yaitu Built in Control
dari pembelajaran berbasis konten menuju
(pengawasan melekat) dan juga F unction
pembelajaran berbasis kompetensi;
Control (fungsi pengawas). Senada dengan
pembelajaran parsial menuju pembelajaran
pendapat tersebut, Made Pidarta (2012) dalam
terpadu;
bukunya supervisi pendidikan kontekstual
menekankan
menyatakan
yang
pembelajaran
dilakukan kepala unit atau kepala sekolah
kebenarannya
disebut
sebab
pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
pengawasan disini merupakan salah satu
aplikatif; (8).peningkatan dan keseimbangan
kegiatan rutin sekolah ketika situasi dalam
antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keadaan tenang atau tidak bergejolak.
keterampilan
bahwa
pengawasan
dalam
yang
pengawasan
melekat,
aneka
(6).
belajar
menjadi
belajar
sumber
belajar;
(3).dari
dari
pembelajaran
jawaban
tunggal
dengan
multi
mental
(5).dari
yang
menuju
jawaban
dimensi;
(7).
(softskills);
yang
dari
(9).
10
6
pembelajaran
yang
mengutamakan
mengembangkan
kurikulum;
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
3)mengembangkan kelompok kerja guru, dan
sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10).
membimbing
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
Prinsip-prinsip Supervisi A kademik meliputi,
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
praktis,
tulodo), membangun kemauan (ing madyo
antisipatif,
mangun
kekeluargaan, berkesinambungan, demokratis,
karso),
kreativitas
dan
peserta
mengembangkan
didik
dalam
proses
aktif,
penelitian
sistematis,
tindakan
objektif,
konstruktif,
humanis,
terpadu,
kelas
realistis,
kooperatif,
komprehensif
pembelajaran (tut wuri handayani); (11).
(Dalawi:2015:3). Tindak lanjut yang perlu
pembelajaran yang berlangsung di rumah di
dilakukan kepala sekolah adalah memberi
sekolah,
(12).
penguatan atau penghargaan kepada pendidik
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
yang telah memenuhi standar, teguran yang
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
bersifat mendidik diberikan kepada pendidik
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
yang belum bisa memenuhi standar dan
(13). Pemanfaatan teknologi informasi dan
pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
pelatihan
efektivitas pembelajaran; dan (14). Pengakuan
meningkatkan kompetensinya (Permen Diknas
atas perbedaan individual dan latar belakang
Nomor 41, 2007 ). Menindaklanjuti hasil
budaya peserta didik (Permendikbud No :
supervisi akademik harus dilakukan oleh
22/Tahun
proses
kepala sekolah karena merupakan kegiatan
pembelajaran dikalangan guru perlu disiapkan
kelanjutan untuk memberi umpan balik kepada
sejak dalam kuliah di L embaga Pendidikan
pendidik setelah dilakukan supervisi sehingga
Tenaga K ependidikan baik FK IP, atau FIP
diperoleh perubahan hasil pembelajaran yang
atau ST K IP. Menurut Pasal 9 Pemenristekdikti
lebih baik.
55/2017,
dan
di
2016).
masyarakat;
K ompetensi
agar
para
pendidik
dapat
karakteristik proses pembelajaran
Proses pengawasan/supervisi meliputi
pendidikan guru meliputi : a. interaktif;
dua hal, yaitu menetapkan standar-standar
b.holistik; c. integratif;
pelaksanaan
kontekstual;
f.
d. saintifik; e.
tematik;
g.
efektif;
pekerjaan
hasil/pelaksanaan
dan
pengukuran
pekerjaan.
Penetapan
pelaksanaan
pekerjaan
h.kolaboratif; i. inovatif; dan j. berpusat pada
standar-standar
mahasiswa.
Penentuan standar mencakup kriteria untuk
Dalam supervisi akademik kepala
semua lapisan pekerjaan (jobperformance)
sekolah harus memahami tentang konsep
yang terdapat dalam suatu organisasi. Standar
supervisi, melakukan bimbingan terhadap
ialah
pendidik.
pelaksanaan pekerjaan. K riteria tersebut dapat
akademik
Tujuan
adalah:
mengembangkan
dan
fungsi
supervisi
kriteria-kriteria
untuk
mengukur
1)membantu
guru
dalam bentuk kuantitatif ataupun kuanlitatif.
kompetensinya;
2)
Standar pelaksanaan (standard performance)
10
7
ialah suatu pernyataan mengenai kondisi-
memenuhi
kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan
pendidikan.
dikerjakan secara memuaskan (Giri : 2016 :60)
Metode Penelitian
Penelitian
pendekatan
dilakukan
kombinasi
berdasarkan
(mixed
method),
dengan menganalisis data kuantitatif skor
pemetaan
pendidikan
standar
di
mutu
Provinsi
dan
kebijakan
J awa
T engah.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknis
dokumentasi pemetaan mutu standar proses
dari L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) dan Rencana Strategis Pendidikan
Provinsi J awa T engah. A nalisis penelitian
A nalisis kualitatif
berdasarkan konten penjaminan mutu
dan
nasional
2016
K ompetensi guru dalam penyusunan
RPP masih relatif rendah dengan capaian
dibawah
6,67.
perencanaan
Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan.
standar
Tabel 1. Pencapaian Standar Proses Mutu
Pendidikan
di Provinsi J awa Tengah Tahun 2016
Indikator
Skor Mutu
SD SM SM SM
P
A
K
1. Total
4,1 4,6 4,77 4,76
9
2
2. Proses
5,4 5,4 5,46 5,43
Pembelaja 5
0
ran
3. Perencana 2,9 3,8 4,05 4,08
5
an Proses 3
Pembelaja
ran
Sumber : LPMP J awa T engah T ahun
kuantitatif berdasarkan rasio ketercapaian
mutu standar proses.
kriteria
Indikator
meliputi
penilaiaan
kemampuan
guru
membuat RPP, evaluasi RPP K epala Sekolah,
partisipasi
Hasil dan Pembahasan
pemangku
kepentingan
dalam
penyusunan RPP, dan kesesuaian kualitas RPP
Pemetaan
mutu
pendidikan
oleh
dengan
kurikulum
nasional.
K ompetensi
L PMP Provinsi J awa T engah mencakup 8
perencanaan dikalangan guru SD dengan skor :
standar nasional pendidikan.
Skor capaian
2,93, SMP : 3,85; SMA : 4,05 dan SMK : 4,08.
pemenuhan SNP berkisar antara 0 – 7.
Sekalipun implementasi pembelajaran lebih
Capaian pemenuhan SNP, dengan kategori,
tinggi dari perencanaan, namun kinerjanya
(1)Menuju SNP level 1 : skor < 2,04
juga
masih
dibawah
standar
nasional
(2)Menuju SNP level 2 : 2,04< skor < 3,70
pendidikan. Skor implementasi pembelajaran
(3)Menuju SNP level 3 : 3,70< skor < 5,06;
SD sekitar : 5,45, SMP : 5,40; SMA : 5,46 dan
(4)Menuju SNP level 4 : 5,60< skor < 6,66 dan
SMK : 5,43.
(5)Menuju SNP level 5 : 6,66< skor < 7,00.
Masih rendahnya kompetensi guru
Pada tabel 1 berikut, skor standar
dalam menyusun RPP
akan berdampak
proses mutu pendidikan di Provinsi J awa
permasalahan dalam pencapaian standar isi.
Tengah SD : 4,19; SMP : 4,62; SMA : 4,77
Oleh karena,
dan SMK : 4,76.
pada tahapan Perencanaan
Ini berarti mutu standar
pembelajaran akan menentukan intensitas
proses baik SD, SMP, SMA dan SMK belum
penyusunan tujuan, materi, penyiapan media
10
8
dan sumber belajar, perangkat penilaian
kelompok ada tiga cara yaitu, mengadakan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
pertemuan,
Setiap pendidik
pada satuan pendidikan
(Dalawi : 2015:4)
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
Program
diskusi
kelompok,
supervisi
workshop
akademikyang
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
menekankan prinsip berkelanjutan. Supervisi
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
akademik diprogramkan terjadwal dua kali
menantang, efisien, memotivasi peserta didik
pelaksanaannya dalam satu tahun. Supervisi
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
yang
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
sebagai supervisor. Supervisi direncanakan
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
melalui kegiatan K K G, MGMP dengan prinsip
dan perkembangan fisik serta psikologis
bertanggungjawab yang berorientasi
peserta didik. RPP disusun berdasarkan K D
mutu perencanaan kegiatan pembelajaran.
atau
Menggunakan model supervisi tak langsung
subtema
yang
dilaksanakan
kali
pertemuan atau lebih.
Masih
direncanakan
melibatkan
pendidik
pada
dengan teknik supervisi kelompok melalui
relatif
capaian
diskusi kasus. K epala Sekolah, merencanakan
standar proses pembelajaran dikalangan guru
program supervisi dilaksanakan dua kali dalam
SD, SMP, dan SMA /SMK perlu bimbingan,
satu tahun. J adwal supervisi bersifat fleksibel
motivasi, pemberdayaan oleh K epala Sekolah
menyesuaikan kondisi sekolah, dilaksanakan
dan
kepala sekolah dan pendidik senior. Program
Pengawas
rendahnya
dalam bentuk
supervisi.
K egiatan supervisi memberikan bantuan atau
supervisi
akademik
pembinaan yang
obyektif.
L ingkup
diberikan kepada guru
bukanlah
bantuan
kreatifitas
dan
yang
tanggung
menekankan
perencanaan
prinsip
supervisi
membelenggu
akademik diprioritaskan pencapaian standar
jawab
proses
guru,
dan
mengacu
peraturan
melainkan dengan bantuan itu justru dapat
pelaksanaannya. Perencanaa program supervisi
merangsang pertumbuhan tanggung jawab dan
akademik
kreativitas kinerja guru.
berdasarkan
Model supervisi akademik ada dua
macam
supervisi
yaitu
supervisi
kontemporer.
tradisional
pada
menggunakan
kebutuhan
prinsip
sekolah,
pelaksanaannya dua kali dalam satu tahun.
Pelaksana supervisi
akademik melibatkan
supervisi
pendidik, pengawas sekolah. Lingkup rencana
akademik ada dua yaitu teknik supervisi
program supervisi akademik memprioritaskan
individu
supervisi
pelaksanaan kurikulum. Pogram supervisi
kelompok.Teknik supervisi individual ada
akademik kepala sekolah menerapkan prinsip
lima macam yaitu: 1) kunjungan kelas; 2)
berkelanjutan dan prinsip sesuai
kunjungan observasi; 3) pertemuan individual,
kebutuhan. Supervisi akademik diprogramkan
pertemuan individu; 4) kunjungan antar kelas,
dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, waktu
dan 5) supervisi kelompok. Sedangkan teknik
pelaksanaan berdasarkan hasil musyawarah
dan
Teknik
dan
yang
teknik
dengan
10
9
dengan pendidik selanjutnya disusun jadwal
guru sebagai perencana, pelaksana dan penilai
supervisi.
pelaksanaannya
hasil pembelajaran. Fungsi K epala Sekolah
kolaboratif antara kepala sekolah dengan
dan Pengawas untuk memberikan bantuan,
pendidik senior. A spek yang diprogramkan
pendampingan dan pemotivasian kepada para
berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan dan
guru untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai
penilaian pembelajaran. Model supervisi yang
pembelajar peserta didik.
Supervisi
diprogramkan model observasi langsung dan
Pada
kesempatan
ini
observasi tak langsung melalui diskusi kasus
direkomendasikan agar (1) Pemerintah Provisi
menggunakan
J awa Tengah untuk memberdayakan
teknik
individu
melalui
kunjungan kelas dan pertemuan individu.
para
Guru, K epala dan Pengawas SMA /SMK
melaksanakan proses pembelajaran secara
Penutup
profesiona
dan
K abupaten/K ota
Berdasarkan
pemetaan
(2)
untuk
Pemerintah
meningkatkan
mutu
intensitas dan fasilitas peningkatan mutu
pendidikan,
disimpulkan
bahwa
standar
proses pembelajaran SD dan SMP secara
proses pembelajaran SD, SMP, SMA dan
efektif dan efisien.
SMK
di
Provinsi
J awa T engah belum
mencapai
standar
nasional
pendidikan.
Standar proses menjadi bagian utama tugas
lewat pemberdayaan K K G Bagi guru SD .di akses pada tanggal
Michael H, 2007. Group Work, Interlanguage Talk, and
R eferensi
cquisitionhttp://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=1
A li Sudin, 2008. Implementasi Supervisi Akademik Terhadap AProses
Pembelajaran di
ep1&type=pdf di akses pada tanggal 12 J anuari 2016
Sekolah Dasar Se Kabupaten
Sumedanghttp://file.upi.edu/Direktori/J URNA L/PENDIDIK A N_DA SA R/Nomor_9_A
Mintadji, 2015,
Implementasi Supervisi
pril_2008/Implementasi_Supervisi_A kademik_Terhadap_Proses_Pembelajaran_di_Se
A kademik
epala Sekolah
kolah_Dasar_Se_K abupaten_Sumedang.pdf (diunduh tanggal
12 KDesember
2015)SMP Negeri
di Manusiawi.
Tarakan, JJurnal
ebijakan dan
A rikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Pembelajaran Secara
akarta: KRineka
Pengembangan Pendidikan V olume 3,
Cipta.
Nomor 1, Pelaksanaan
J anuari 2015;
82-87 ISSN:
A tika, I Made Sudana dan Basyirun, 2017, A nalisis K esenjangan
Standar
Proses pada Pembelajaran Produktif di SMK , J ournal
of V ocational
Career
2337-7623;
EISSN: and
2337-7615
Education, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce,
Pidarta, diunduh
Made , 2009,
30 A pril
Supervisi
2018, jam
Pendidikan
22.17
K ontekstual,J akarta: Rineka Cipta
Bafadal, Ibrahim, 1992, Supervisi Pengajaran
Sanjaya,
TeoriWina.
dan2007.
Aplikasi
Strategi dalam
Pembelajaran
MembinaProfesional Guru, J akarta: Bumi A ksara
berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Dalawi, A mrazi Zakso, Usman Radiana, 2015, Pelaksanaan JSupervisi
akarta: Fajar
A kademik
Interpratama
Pengawas
Offset
Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme
Sudjana, NanaGuru
(2009).
Smp
K ompetensi
Negeri 1
Pengawas
Bengkayang, J urnal K ebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Sekolah. J akarta:
V olumeLPP
3, Nomor
Binamitra.
1,
J anuari
2015;
82-87
ISSN:
Sudjana,
2337-7623;
Nana (2009).
EISSN:Penelitian
2337-Tindakan
7615http://download.portalgaruda.org/article.php?article=33392&val=2338,
K epengawasan. J akarta: LPP Binamitra.
diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 10.04
Sulthoni A khmad , Haryono, Fakhruddin,
Giri, I Made A riasa, 2016, Supervisi Pendidikan Dalam Peningkatan
MutuModel
Pendidikan
Di K linis
Pengembangan
Supervisi
Sekolah, J urnal Penjaminan Mutu, V ol 2,Dengan
No 1,Pendekatan
Pebruari Lesson
2016, Study
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/J PM/article/view/60/69.
J umat, 4 Mei
Untuk diunduh
Meningkatkan
K ompetensi
2018, jam 8.07 Setiyati, Endah, 2013.Peningkatan kemampuan
mem-buat
RPPInggris
dan SMA
Profesional Guru Bahasa
menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematik melalui Pembinaan akademik
11
0
Negeri
Di
K abupaten
Cilacap,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
jere, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.49
Suto Prabowo, Dyah Satya Y oga, 2017,
Supervisi K unjungan K elas Sebagai
Upaya Membina Profesional Guru
SLTP/SLT A
jsh
J urnal
Sosial
Humaniora, V ol 9 No.1, J uni 2016,
http://download.portalgaruda.org/article
.php?, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam
7.53
Fungsional Guru dan A ngka K reditnya
Peraturan Pemerintah :
Depdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi
pusat
pembinaan Profesional guru
(PK G) dalam sistem pembinaan
Profesional Guru, J akarta: Depdikbud
Depdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan K K G
dan MGMP, J akarta: Direktorat
Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
T enaga
kependidikan departemen Pendidikan
Nasional
K eputusan K epala Dinas Pendidikan Provinsi
J awa T engah Nomor : 050.11 / 14486
Tentang Penetapan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pendidikan Provinsi
J awa Tengah Tahun 2013 – 2018
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Dan
K ebudayaan Republik Indonesia Nomor
: 22 T ahun 2016 Tentang Standar
Proses
Pendidikan
Dasar
Dan
Menengah
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 55 T ahun 2017 Tentang Standar
Pendidikan Guru
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun 2005.
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Repubi,Ik Indonesia
Nomor 19 T ahun 2017 T entang
Perubahan A tas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2oo8 Tentang Guru
Peraturan Pemerintah Nomor : 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan.
Permen PA N dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 tahun 2009 tentang jabatan
11
1