Makalah Presentasi Kelompok Aborsi dari

Nama
Mata Kuliah
Dosen
Tugas

: Ester Abigail Tanio, Imanuel Christian
: Ilmu Komunikasi (MPK 1202)
: Dra. Nurlan Kembaren, M.Si
: Makalah Presentasi Kelompok

Aborsi dari Perspektif Alkitab
BAB I. Pendahuluan
Sejak beratus-ratus tahun silam, aborsi sudah sangat sering dilakukan dalam kalangan masyarakat
dengan berbagai alasan. Di kalangan umat Kristiani masa kini, Aborsi menjadi suatu topik yang
kontroversial. Inilah yang kami angkat sebagai topik presentasi kami pada hari ini. Sebagai orang Kristen,
kita perlu mengetahui bagaimana perspektif Alkitab terhadap hal ini.

BAB II. Isi
1. Apa yang dimaksud dengan Aborsi?
Aborsi adalah pengguguran kandungan yang disengaja. Pengguguran yang disengaja adalah
pembunuhan yang disengaja dan secara langsung pada manusia pada masa awal tahap

hidupnya, yaitu antara saat pembuahan sampai dengan saat kelahirannya, dengan cara apapun
juga pelaksanaannya.
2. Bagaimana dunia memandang Aborsi?
 Dari sudut pandang Hukum
Banyak pro dan kontra tentang dilegalkannya Aborsi. Hukum yang mengatur mengenai
Aborsi adalah PP nomor 61 tahun 2014, terutama pada BAB IV pasal 31. Di dalam PP
tersebut juga dijelaskan syarat-syarat bagaimana aborsi diperbolehkan.


Dari sudut pandang Medis
Aborsi digolongkan menjadi beberapa jenis. Salah satunya disebut dengan Aborsi Medis.
Aborsi medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis.
Jadi dunia medis mengijinkan aborsi, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang
benar. Dan tindakan aborsi harus didasari oleh pertimbangan medis yang matang dan
tidak diputuskan tergesa-gesa.

BAB III. Masalah
Ada yang menganggap bahwa “Tidak ada bagian dari alkitab yang melarang melakukan aborsi” ,
maka dari itu tidak ada salahnya melakukan aborsi. Karena itu banyak orang Kristen yang memberi
kelonggaran bagi tindakan aborsi. Terutama dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya ketika dihadapkan

dengan kasus pemerkosaan, atau ketika bayi yang masih dalam kandungan divonis akan lahir cacat, atau

1

ketika hasil medis mendiagnosa bahwa proses kelahiran bisa mengancam keselamatan sang ibu dan bayi.
Bagi beberapa orang, apabila dalam kasus-kasus demikian maka aborsi boleh dilakukan.
Ada pula yang mati-matian menolak aborsi. Namun ketika ditanya, mengapa menolak aborsi, ia
tidak tahu bagaimana memperjelas statement nya. Ia tidak memiliki dasar statement nya. Ia tidak
memiliki dasar yang kuat terhadap statement yang pertama. Ia hanya merasa bahwa aborsi itu berdosa.
Ada kalangan orang Kristen yang bingung mengenai sikap yang harus diambil bila diperhadapkan
dengan topik aborsi. Banyak yang menganggap aborsi merupakan permasalahan yang sulit dan banyak
menimbulkan kontra. Sebenarnya kita tidak perlu memandang permasalahan ini demikian. Banyak yang
berkata bahwa alkitab tidak membahas mengenai aborsi. Karena Alkitab tidak membahasnya, maka dari
itulah kita kebingungan. Nah pertanyaannya, apakah anda yakin Alkitab tidak membahas mengenai topik
ini. Walaupun di dalam Alkitab tidak ada kata aborsi, namu bukan berarti Alkitab tidak membahas
mengenai topik ini.
Apabila ditanyakan apakah sebagai seorang Kristen bisa setuju dengan tindakan aborsi? Maka
beberapa orang Kristen akan menjawab tidak. Dan alasannya adalah karena bagaimanapun juga aborsi
termasuk dalam kategori pembunuhan. Dan Allah, melalui Alkitab, jelas-jelas melarang kita untuk
membunuh. Apalagi membunuh sesama kita manusia.

Namun dari pendapat yang demikian maka muncullah sebuah pertanyaan yang menarik.


Apakah bayi yang belum lahir (janin) sudah bisa disebut manusia?
Mari kita melihat langsung bagaimana Alkitab menjawab bagian ini.
Mazmur 51 : 5
“… dalam dosa aku dikandung ibuku… “
Secara alkitabiah, kehidupan diawali dengan pembuahan. Dalam ayat ini Raja Daud berkata
bahwa dia sudah berdosa sejak di dalam kandungan ibunya. Ini berarti dia sudah menjadi
manusia sejak dibuahi, hanya menjadi seseorang yang memiliki dosa warisan.

Masih banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang mengutarakan tentang janin sebagai anak-anak atau
manusia. Pada saat seorang wanita mengandung, ditulis wanita tersebut sudah “bersama dengan
anaknya.” Seringkali Allah berhubungan akrab dengan sang bayi (janin). (Lihat: Maz 119:73; 139:13-16;
Yeremia 1:5; Ayub 10:8-12; 31:13-15; Kejadian 25:22; Hosea 12:2-3; Matius 1:18-20; dll). Bahkan Allah
seringkali telah menyiapkan mereka untuk panggilan khusus (Rom. 9:11; Hak. 13:3-5; Yer. 1:5; Gal. 1:15).
Jadi bayi yang belum lahir juga termasuk manusia. Kita tidak bisa menganggap bahwa janin yang
belum lahir itu belum ‘manusia’
Namun ketika pertanyaan inipun berhasil dijawab, muncullah satu pertanyaan lagi.
 Apakah Alkitab dapat menerima pembunuhan terhadap manusia yang belum lahir?

Bagaimana Aborsi dari perspektif Alkitab
Permasalahan ini juga dijawab dalam Kitab Kejadian. Kejadian 1:26-29 dan 2:7-23 membuatnya jelas
bahwa manusia diciptakan berbeda dari binatang, diciptakan dalam gambar Allah.

Manusia adalah gambar dan Rupa Allah “ imago dei” (kej 1;26-27). Manusia disini adalah yang diciptakan
oleh Allah hal ini berarti manuasia dapat berelasi dengan Allah, memiliki kelimpahan anugrah dan
memiliki kuasa atas bumi.
Dalam Kejadian 3 kita baca bagaimana gambar ini telah dirusak oleh dosa oleh manusia pertama,
Adam dan Hawa. Hanya satu generasi selanjutnya, Kain melakukan pembunuhan, pertama, suatu
kehancuran atas gambar ini, sekaligus juga suatu penghinaan yang memalukan terhadap Allah. Tindakan
kekerasan (dan kejahatan lainnya) menyebar ke seluruh bumi, sehingga Allah membinasakan semua
manusia dengan air bah yang terjadi di seluruh permukaan bumi kecuali mereka yang didalam bahtera
(Kejadian 6-8).
Tepat dalam banyak ayat, pembunuhan—merupakan suatu tindakan yang mematikan orang tak
bersalah dengan sengaja—menunjuk kepada suatu dosa yang mengerikan (Keluaran 20:13, Matius
19:18, Roman 13:9). Aborsi adalah tindakan yang mematikan orang yang tak bersalah, itu bukanlah suatu
hal yang lebih rendah dari pembunuhan.
Bab IV. Kesimpulan
Berangkat dari beberapa pandangan mengenai boleh tidaknya aborsi, yang ditinjau melalui sisi
hukum, medis dan khususnya Alkitab. Sebenarnya masing-masing sumber tidak menganjurkan tindakan

aborsi tersebut, tetapi apabila secara Hukum dan Medis masih memberikan toleransi dalam hal aborsi,
Alkitab secara jelas menolak aborsi. Jadi sebagai orang Kristen yang berpegang dan percaya bahwa
Alkitab adalah Firman Allah seharusnya kita tidak bisa menoleransi aborsi. Demikianlah makalah kami.
Terima kasih.