SISTEM APLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMI

SISTEM APLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SEDERAJAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTIPLE CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Jenjang Strata Satu Pada

STMIK BANJARBARU

OLEH FUADILLAH 3101 0601 0807

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BANJARBARU (STMIK BANJARBARU) BANJARBARU 2011

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BANJARBARU

(STMIK BANJARBARU)

PERSETUJUAN SKRIPSI

Program Studi

: SISTEM INFORMASI

Judul Skripsi :

SISTEM APLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SEDERAJAT MENGGUNAKAN

FUZZY MULTIPLE CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM)

METODE

Telah disetujui untuk disidangkan pada Sidang Skripsi Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Banjarbaru.

Banjarbaru, 24 Juni 2011

Pembimbing Mengetahui Ketua Jurusan,

(Sistem Informasi)

Ir.Yulia Yudihartanti, M.Kom Bahar A. Rahman, ST.M.Kom NIP. 1969.0401 200501 2 001

NIK. 1002.046

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BANJARBARU

(STMIK BANJARBARU)

PENGESAHAN SKRIPSI

Program Studi

: Sistem Informasi

Judul Skripsi :

Sistem Aplikasi Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah

Menengah Atas Sederajat Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM)

Telah disetujui untuk diseminarkan pada Sidang Skipsi Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Banjarbaru ( STMIK BANJARBARU ). Pada tanggal 12 juli 2011.

SUSUNAN TIM PENGUJI

NO

TANDA TANGAN 1 Ir. Yulia Yudihartanti, M.Kom

NAMA PENGUJI

JABATAN

Ketua

2 Bahar A. Rahman, ST., M.Kom

Sekretaris

3 Hugo Aprilianto, M.Kom

Anggota

Banjarbaru, 24 Juni 2011 Mengetahui Ketua Jurusan,

Mengesahkan

(Sistem Informasi) Ketua STMIK Banjarbaru

Bahar A. Rahman, ST.M.Kom Drs. H. Sushermanto, M.Kom NIK. 1002.046

NIK. 091 062 0001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : FUADILLAH

NIM : 3101 0601 0807

Jurusan : SISTEM INFORMASI

Dengan nin menyatakan bahwa dalam Skripsi ini adalah tulisan saya sendiri, begitu pula kode-kode program yang disertakan pada laporan ini. Dan Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang sama yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarbaru, 24 Juni 2011

(FUADILLAH)

Fuadillah, 3101 0601 0807 Sistem Aplikasi Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah Menengah Atas Sederajat Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM) ; di bawah

bimbingan Ir. Yulia Yudihartanti, M.Kom . 170 + xiii / 18 tabel / 34 gambar / 4 lampiran / 11 pustaka (2005-2011)

ABSTRAK

Informasi Mengenai Sekolah Menengah Atas Sederajat di Banjarbaru bukanlah hal yang mudah dalam mendapatkannya karena banyaknya sekolah menengah atas yang ada di Banjarbaru. Dalam memperoleh semua informasi diatas untuk digunakan dalam bahan pembanding dalam pemilihan sekolah menengah atas dirasakan cukup sulit dengan mengunjungi tiap sekolah yang mempunyai jarak antar sekolah yang cukup jauh. Ditambah lagi penentuan keputusan menjadi masalah setelah mendapatkan informasi yang ada.

Penelitian ini bertujuan membantu calon siswa-siswi SMA sederajat untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah-sekolah yang ada di Banjarbaru dan membantu mereka dalam penetuan keputusan dalam pemilihan sekolah yang akan mereka pilih kelak.

Sampel penelitian ini adalah SMA-SMA sederajat yang ada di Banjarbaru yang berjumlah 30 Sekolah. Metodologi yang digunakan mulai dari penelitian awal, penyusunan proposal, pengembangan SPK Pemilihan sekolah menengah atas melalui tahap analisis, desain, coding, testing, dilanjutkan, implementasi Aplikasi, Uji Precission Recall & F1.

Kesimpulan penelitian bahwa siswa lebih mudah mendapatkan informasi mengenai sekolah-sekolah menengah atasa yang ada di Banjarbaru dan siswa juga lebih mudah dalam menentukan pemilihan sekolah menengah atas dengan menggunakan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah Menengah Atas yang menggunakan Metode Fuzzy Multiple Citeria Decision Making.

Kata kunci : SPK, Fuzzy MCDM, Pemilihan Sekolah

Fuadillah, 3101 0601 0807 Sistem Aplikasi Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah Menengah Atas Sederajat Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM) ; di bawah

bimbingan Ir. Yulia Yudihartanti, M.Kom . 170 + xiii / 18 tabel / 34 gambar / 4 lampiran / 11 pustaka (2005-2011)

ABSTRACT

Information about the High School in Banjarbaru is not easy to get because of the large high school in Banjarbaru. In obtaining all of the above information will be used in the comparison material in the selection of secondary schools find it quite difficult to visit each school between schools that have a considerable distance away. Plus the decision to become a problem after getting the information.

This study aims to help prospective students the same high school to get information about schools in Banjarbaru and assist them in making their school choice penetuan will choose later.

Samples from this study is the same high schools in Banjarbaru, some 30 schools. The methodology used starting from the initial research, preparation of proposals, the development of PRS Selection of high school through the analysis stages, design, coding, testing, followed, the implementation of the Application, Test & F1 Recall precision.

Conclusions from the study that students more easily find information about schools in Banjarbaru atasa and students are also easier to determine the selection of high school by using the Selection Decision Support System Applications High School who uses Citeria Fuzzy Multiple Decision Making.

Key words: DSS, Fuzzy MCDM, School Selection

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan hidayah-Nya lah, saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya yang

berjudul ” Sistem Aplikasi Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah Menengah Atas Sederajat Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making

(FMCDM) ”. Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Banjarbaru.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada saya selama proses pembuatan tugas akhir ini, yaitu kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Ruliah selaku Ketua Yayasan Mandiri STMIK Banjarbaru.

2. Bapak Drs.H.Sushermanto selaku Pimpinan STMIK Banjarbaru.

3. Ibu Yulia Yudihartanti selaku pembimbing saya, terima kasih atas bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Bahar A. Rahman, ST., M.Kom Selaku Penguji, Terima kasih saran dan kritik yang membangunnya

5. Bapak Hugo Aprilianto M.Kom, Terima kasih atas saran-saran nya

6. Bapak H. Fitriyadi, S.PI., M.Kom atas saran dan kritik nya

7. Seluruh Dosen STMIK Banjarbaru atas ilmu yang diberikan selama di bangku kuliah.

8. Isteri tercinta yang selalu mendukung aku dan membangunkanku ketika terjatuh.

9. Bapak, ibu dan kakak-kakaku, terima kasih atas segala-galanya yang telah diberikan dengan tulus iklas berupa kasih sayang, dukungan, bimbingan dan doanya.

10. Temanku Mirza Yogi Kurniawan, S.Kom atas bimbingannya dan bantuannya.

11. My Best Friend Andin Muhammad Ikbal, Muhammad Hadi, Hendra Gunawan Terima kasih untuk persahabatan nya, kalian jauh namun selalu ada di hati

12. Orang-orang yang menjadi guruku selama proses skripsi ini. Terima kasih sudah memberikan pelajaran yang berguna untukku.

13. Semua pihak yang tak mampu ku urai dalam pengantarku ini, terima kasih.

Saya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca guna kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Besar harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, Juni 2011

Fuadillah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Data Sekolah................................................................................ 173 Lampiran 2. Ijin Penelitian Dari Dinas Pendidikan ............................................................ 176 Lampiran 3. Izin Penelitian dari BP2T ............................................................................... 177 Lampiran 4. Daftar sekolah menengah atas sederajat ...................................................... 178

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan teknologi menyebabkan seseorang dapat dengan cepat dan mudah dalam mencari informasi yang mereka inginkan. Kebutuhan akan Informasi tersebut berbeda-beda dan dibedakan berdasarkan kebutuhan masing- masing individu. Salah satu informasi yang sangat diperlukan bagi masyarakat adalah informasi sekolah-sekolah yang ada di daerah sekitarnya, yang dimana informasi ini diperlukan untuk bahan pertimbangan dalam memilihkan anak- anaknya sekolah yang tepat dan sesuai yang diinginkan. Informasi ini diperlukan karena banyaknya sekolah-sekolah yang ada di daerah tertentu yang menyediakan berbagai macam fasilitas dan keunggulan masing-masing, namun info mengenai sekolah tersebut tidak dapat diperoleh kecuali datang langsung ke sekolah tersebut.

Memilih sekolah yang tepat adalah salah satu hal yang penting dalam penentuan kuliah. Karena pilihan untuk sekolah saat ini, akan mempengaruhi dalam pemilihan Kampus kelak. Bila pilihannya tepat, maka apa yang didapat di sekolah akan menjadi bekal yang cukup dalam mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Dan kelak, juga akan mempengaruhi bidang pekerjaan yang akan ditekuni.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para siswa (dan otomatis orangtuanya juga) adalah terdapat banyaknya pilihan sekolah yang dapat membingungkan calon siswa dalam memilih sekolah sehingga calon siswa mengalami kesulitan untuk mendapatkan data dan informasi secara lengkap.

Dalam pemilihan sekolah Menengah Atas (SMA) banyak pertimbangan yang dilakukan oleh para orang tua dan siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan antara lain : Menurut jurnal penelitian dari Dedi & Margaret faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu sekolah adalah dari : wilayah, fasilitas, ekstra kurikuler, biaya dan status sekolah. (Trisnawarman & Livereja, 2006)

Faktor lain yang disebutkan dalam Jurnal penelitian Sri Maryati faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih sekolah yaitu karakteristik sekolah (sarana prasarana sekolah, prestasi sekolah, keberagaman jurusan, dan masa depan), karakteristik ekonomi masyarakat (biaya sekolah, kondisi ekonomi keluarga, dan biaya transport) serta karakteristik lokasi sekolah (letak strategis, kedekatan dengan tempat tinggal dan mudah terjangkau). (Maryati, 2009)

Dari faktor-faktor tersebut menjadi suatu permasalahan para orang tua dan siswa lulusan sekolah Menengah Pertama dalam menentukan pilihan sekolah Menengah Atas yaitu dengan banyaknya sekolah menengah atas yang ada membuat pilihan menjadi sulit, selain itu untuk mendapatkan info secara keseluruhan mengenai sekolah menengah atas yang ada di banjarbaru dirasakan cukup sulit dan membuang-buang waktu karena jarak antar sekolah lumayan jauh. Data tersebut diperoleh dari pembagian kuisioner yang di bagi kan kepada calon siswa yang akan melanjutkan ke sekolah menengah atas yaitu siswa SMPN

1 Martapura kelas VII. Dari semua permasalahan, banyaknya SMA yang ada di banjarbaru menjadi alasan perlunya aplikasi penunjang keputusan pemilihan sekolah dikarenakan di banjarbaru terdapat beragam jenis sekolah yang terdiri dari 4 SMA Negeri, 3 SMK Negeri, 5 SMA Swasta, 9 SMK Swasta, 7 Madrasah

Aliyah Swasta, 1 Madrasah Aliyah Negeri, 1 SMA Luar Biasa dan Total semua sekolah tersebut berjumlah 30 sekolah.

Tabel 1. 1 Daftar Sekolah Yang ada Di Banjarbaru

NO NAMA SEKOLAH

ALAMAT SEKOLAH

1 SMA Negeri 1 Jl. Keruing 3 Banjarbaru

2 SMA Negeri 2 Jl. Perhutani Mentaos Banjarbaru

3 SMA Negeri 3 Jl. Aneka Tambang Cempaka Banjarbaru

4 SMA Negeri 4 Jl. Sriwijaya Landasan Ulin

5 SMA PGRI 1 Jl. Al Djaperi Banjarbaru

6 SMA PGRI 2 Jl. Kebun Karet Loktabat Banjarbaru

7 SMA Bethel Jl. Sumber Rejo Banjarbaru

8 SMA Al Islami Nurul Maad Jl. Lapangan Golf Landasan Ulin

9 SMA Islam Terpadu Jl. Rahayu Komp. Qardhan Hasana Qardhan Hasana

10 SMALB Jl. A. Yani Km. 20 Landasan Ulin

11 SMK Negeri 1 Jl. A. Yani Km. 33 Loktabat Banjarbaru

12 SMK Negeri 2 Jl. Nusantara No. 1 Loktabat Banjarbaru

13 SMK Negeri 3 Jl. Aneka Tambang Cempaka Banjarbaru

14 SMK Sabumi Jl. Pandawa Gg Arjuna No. 1 RT. 35 Guntung Paikat

15 SMK Telkom Sandhy Putra Jl. Pangeran Suriansyah Banjarbaru

16 SMK YPK Jl. Sukarelawan Banjarbaru

17 SMK Bhakti Bangsa Jl. Karang Rejo RT. 002/001 Kel. Gt Manggis (Palam)

18 SMK Farmasi Jl. Gemini Raya No. 2 RT. 31 Komplek Bumi Cahaya Bintang

19 SMK Komputer Mandiri STMIK Loktabat Banjarbaru

20 SMK Cahaya Insani

Jl. Bumi Berkat V

21 SMK PP Negeri Banjarbaru Jl. P. Junjung Buih No. 15 Banjarbaru

22 SMTK Malinggang Jl. Pondok Jeruk Rt. 19/8 Loktabat Utara

23 MA Al Falah Putra Jl. A. Yani Km. 32 Landasan Ulin

24 MA Al Falah Putri Jl. A. Yani Km. 32 Landasan Ulin

25 MA Nurul Hikmah Jl. Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka

26 MA Mif. Khairiyah Jl. H. Mistar Cokrokusumo

27 MA Darul Ilmi Jl. A. Yani Km. 19 Simpang Tiga

28 MA Misbahul Munir Jl. Golf Rt.4 Rw. V Kel. Landasan Ulin Utara

29 MA Plus Zamzam Djailani Jl. Sintuk Ujung No. 12 Banjarbaru

30 MAN 1 Jl. Mistar Cokrokusumo 43 Bangkal (Sumber : Dinas Pendidikan Banjarbaru)

Dari permasalahan diatas penelitian ini mencoba memecahkannya dengan salah satu alternatif yaitu dengan menggunakan Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM). Fuzzy (MCDM) adalah salah satu metode pengambilan keputusan untuk memberikan solusi terhadap masalah kriteria yang kompleks dalam berbagai alternatif, dalam penelitian ini Fuzzy (MCDM) digunakan untuk memberikan alternatif pilihan sekolah yang optimal, dimana terdapat konflik antara alternatif dan kriteria, dengan menggunakan Fuzzy (MCDM) konflik-konflik tersebut dapat terpecahkan sehingga didapatkan alternatif pilihan sekolah yang optimal.

Menyadari betapa pentingnya memilih sekolah yang tepat, maka dirancanglah program aplikasi ini, yaitu Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sekolah menggunakan Metode Fuzzy (MCDM). Aplikasi yang menggunakan sistem pembantu keputusan dimaksudkan agar dapat digunakan dengan mudah dan secara luas oleh masyarakat.

1.2 Permasalahan penelitian 1.2.1. Identifikasi masalah

Masalah yang akan di bahas dalam laporan tugas akhir ini adalah bagaimana cara membantu para siswa dan para orang tua untuk memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan keinginan siswa dan orang tua.

Sehubungan dengan hal diatas maka dapat diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut :

1. Banyaknya pilihan sekolah yang dapat membingungkan calon siswa dalam memilih sekolah sehingga calon siswa mengalami kesulitan untuk mendapatkan data dan informasi secara lengkap

2. Adanya program aplikasi penunjang keputusan yang dapat dijadikan alat untuk membantu calon siswa dan orang tua dalam pemilihan sekolah.

1.2.2. Ruang lingkup masalah

Agar pembahasan masalah lebih terfokus, maka perancangan dan pembangunan sistem penunjang keputusan pemilihan sekolah ini ruang lingkup pembuatan aplikasi ini dibatasi hanya pada proses pembantu keputusan dalam pemilihan sekolah tingkat menengah atas untuk daerah banjarbaru saja.

1.2.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka perumusan masalah yang dibahas adalah ” Bagaimana cara pembuatan aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan sekolah menengah atas dengan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka perumusan masalah yang dibahas adalah ” Bagaimana cara pembuatan aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan sekolah menengah atas dengan

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari laporan tugas akhir ini adalah : “ Aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan sekolah menengah atas “

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari laporan tugas akhir ini adalah :

1. Sebagai alat bantu bagi orang tua dan siswa dalam memperoleh data dan informasi tentang sekolah yang ada disekitarnya dan membantu keputusan dalam pemilihannya.

2. Menambah referensi dan pengetahuan akan sekolah-sekolah menengah atas yang ada di daerah sekitar banjarbaru.

3. Mempermudah siswa dalam pemilihan sekolah yang bagus dan sesuai dengan yang diinginkan.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN Merupakan gambaran umum mengenai latar belakang permasalahan yang ingin diselesaikan dengan pendekatan logika fuzzy, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi sistem, dan sistematika penyusunan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI Berisi dasar-dasar teori yang melandasi penyusunan dan perancangan dalam pengembangan sistem aplikasi ini.

BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi analisa kebutuhan dan rancangan sistem yang digunakan, meliputi (diagram konteks, use case diagram, sequence diagram, activity diagram, perancangan database, dan desain antarmuka) dan yang terakhir teknik analisis \ .

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang penerapan rancangan program ke dalam bahasa pemrograman, analisis hasil, serta analisa mengenai kelebihan dan kekurangan sistem.

BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi tentang kesimpulan sesuai dengan hasil pengujian sistem yang telah dibangun dan saran pengembangan program.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian tentang sistem penunjang keputusan pemilihan sekolah, yang telah terbukti dapat membantu siswa dalam pemilihan keputusan sekolah mana yang akan dia ambil, hal itu dijabarkan dalam ringkasan peneliti terdahulu seperti dibawah ini :

Hasil penelitian Sri mariati pada tahun 2009, Dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah diketahui bahwa faktor kondisi sekolah mempunyai pengaruh paling besar, kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan yang paling kecil adalah faktor ekonomi, Selain hal-hal diatas faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih sekolah antara lain

1. Dari analisis karakteristik kondisi sekolah, sub faktor masa depan yang lebih menjanjikan mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti sub faktor keleluasaan dalam memilih jurusan, baru kemudian prestasi yang telah dicapai sekolah dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor fasilitas sekolah.

2. Dari analisis karakteristik ekonomi, sub faktor kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor biaya transportasi, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor biaya sekolah. Hal ini menunjukkan siswa mempunyai pertimbangan dengan sekolah di sekolah kejuruan akan mempersiapkan mereka 2. Dari analisis karakteristik ekonomi, sub faktor kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor biaya transportasi, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor biaya sekolah. Hal ini menunjukkan siswa mempunyai pertimbangan dengan sekolah di sekolah kejuruan akan mempersiapkan mereka

3. Dari analisis karakteristik lokasi sekolah sub faktor kemudahan dijangkau dengan tranportasi umum mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor kedekatan sekolah dengan tempat tinggal, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor lokasi yang strategis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai pertimbangan mengenai kemudahan aksesbilitas ke sekolah akan memperlancar proses belajar mengajar.

4. Berdasarkan analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara preferensi pemilihan sekolah dengan kondisi ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap siswa dalam memilih SMKN di Kota Semarang. (Maryati, 2009)

Hasil penelitian yang dilakukan Yayuk murtia dhani, dari Penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Genukwatu dengan responden siswa Madrasah Aliyah Negeri Genukwatu sebagai populasinya. Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian korelasional. Analisis data penelitian yang dipakai adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji f dalam menguji hipotesisnya. Data penelitian ini dijaring dengan menyebarkan kuisioner kepada 73 sampel siswa Madrasah Aliyah Negeri Genukwatu dan menggunakan acak bertingkat disproposional sampling yaitu teknik pengambilan sampel pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Genukwatu secara bertingkat berdasarkan kelas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa keputusan pemilihan sekolah secara signifikan dipengaruhi oleh: faktor internal(X1) dan eksternal (X2) baik secara parsial maupun

simultan.Berdasarkan hasil penelitian faktor internal berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pemilihan sekolah dapat di lihat dari thitung>ttabel yaitu 2,841 > 2,645, dengan signifikansi 0,006 dan faktor eksternal berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pemilihan sekolah dengan thitung > ttabel yaitu 9,660 > 2,645 dengan signifikansi 0,000. sedangkan pengaruh simultan antara faktor internal dan eksternal terhadap keputusan pemilihan sekolah dapat dilihat dari nilai F hitung > Ftabel yaitu 367,176 > 3,07. Variabel faktor internal dan eksternal dalam mempengaruhi keputusan siswa dalam memilih sekolah adalah sebesar 91 %. Sedangkan variabel yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan pemilihan sekolah adalah faktor eksternal yaitu sebesar 75,3 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangan yaitu hendaknya Madrasah Aliyah Negeri Genukwatu meningkatkan kualitasnya untuk menarik calon konsumen baru dan kepada peneliti lanjutan yang berminat meneliti keputusan konsumen dalam keputusan pemilihan sekolah dapat memperluas sub variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan pemilihan sekolah dan dapat menambahkan sampel dengan teknik pengambilan sampel yang lebih baik (Murtia Dhani, 2009)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemilihan Sekolah

Salah satu pertimbangan pemilihan sekolah adalah faktor unggulan sekolah. pengertian sekolah unggul dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu pada tipe 1, sekolah unggul diartikan sekolah yang memilih siswa baru (input) sebaik-baiknya, agar proses belajar juga baik dan output atau lulusannya juga bermutu tinggi, kalau memang demikian timbul pertanyaan, bahwa bila

inputnya unggul, meskipun belajar mengajarnya tidak luar biasa, kemungkinan lulusannya tetap akan unggul, keunggulan sekolah ini merupakan bawaan sebelum siswa masuk sekolah tersebut. Pada tipe 2. Diartikan sekolah unggul dalam hal fasilitas, karena fasilitas yang unggul maka harga fasilitas tersebut sudah barang tentu sangat mahal, di sekolah semacam ini dengan fasilitas yang serba mewah, daya tahan siswa untuk belajar bisa lebih lama, Pada sekolah unggulan tipe 2 ini, ada kemungkinan dari sisi prestasi akademik siswa, input yang unggul bukan persyaratan utama. Persyaratan utama adalah kemampuan membayar uang sekolah yang mahal tersebut. Sekolah unggul jenis lainnya adalah yang penekanannya pada iklim belajar yang positif, disebut dengan sekolah tipe 3. Yang didefinisikan sekolah unggul adalah sekolah yang mampu memproses siswa yang bermutu rendah pada masuk sekolah tersebut (input rendah), menjadi lulusan yang bermutu tinggi (output tinggi). Sekolah unggul

yang merupakan terjemahan bebas dari bahasa Inggris “effective school”. What is effective school? For many, the effective school indicator is student

achievement in academic subjects, with special emphasis on increased academic achievement for at risk student . Dengan demikian terdapat selisih yang mencolok pada prestasi akademik siswa, sebagai input rendah (bahkan yang lamban berpikir), tetapi outputnya tinggi. Berarti dalam sekolah unggul tipe terakhir ini, terjadi proses belajar mengajar yang efektif.

Tentang sekolah unggul ini setiap sekolah pasti memiliki iklim belajar tertentu. Sebagian bisa memiliki iklim belajar positif, sedangkan yang lainnya memiliki iklim belajar yang kurang positif. Sekolah dengan suatu iklim belajar yang positif, memiliki prestasi siswa tinggi, hal ini bisa terjadi baik pada Tentang sekolah unggul ini setiap sekolah pasti memiliki iklim belajar tertentu. Sebagian bisa memiliki iklim belajar positif, sedangkan yang lainnya memiliki iklim belajar yang kurang positif. Sekolah dengan suatu iklim belajar yang positif, memiliki prestasi siswa tinggi, hal ini bisa terjadi baik pada

2.2.2 Sistem Penunjang Keputusan Definisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. (Alam, 2011). Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :  G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah

sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

 Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

 Horold dan Cyril O’Donnell : pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

 P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

 Drs. H. Malayu S.P Hasibuan : Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

 Chester I. Barnard : Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relatif dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan. Tahap – tahap Pengambilan Keputusan : Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2011), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace ) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phace )

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

2.2.3 Definisi Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Keen dan Scoot Morton : “ Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi

Sistem pendukung keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support Sistem (DSS), pada tahun 1970-an sebagai pengganti istilah Management Information Sistem (MIS). Tetapi pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari MIS yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Maksud dan tujuan dari adanya SPK, yaitu untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh/ tersedia dengan menggunakan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan masalah-masalah bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur (Mulyono, 2010).

Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah himpunan/ kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya. Suatu sistem yang menyediakan sarana bagi para manajer untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yang akan dibuat. Tujuan: menunjang keputusan- keputusan yang relatif tidak terstruktur (unstructured).

2.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah (Haniif, 2007) :

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur 1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur

pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model - model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi - fungsi pencari / interogasi informasi.

2. Dalam proses

pengolahannya,

sistem

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan / dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

2.2.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :

1. Subsistem pengelolaan data (database).

2. Subsistem pengelolaan model (modelbase).

3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface). Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 2. 1 Hubungan Antara Ketiga Komponen

Sumber : (Haniif, 2007)

 Sub sistem pengelolaan data (database) Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management Sistem ).

 Sub sistem pengelolaan model (model base) Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

 Subsistem pengelolaan dialog (user interface) Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen:

1. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.

2. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.

3. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

2.2.5 Definisi Logika Fuzzy

Pengertian Logika Fuzzy kata Fuzzy merupakan kata sifat yang berarti kabur, tidak jelas. Fuzziness atau kekaburan atau ketidakjelasan atau ketidakpastian selalu meliputi keseharian manusia. Logika fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama (Kusumadewi, Sri, 2005).

Logika Fuzzy diperkenalkan oleh Dr. Lotfi Zadeh dari Universitas California, Berkeley pada 1965. Logika Fuzzy adalah peningkatan dari logika Boolean yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian. Di mana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran.

Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti seperti "sedikit", "lumayan", dan "sangat". Fuzzy Logic (Logika Fuzzy) atau biasa juga disebut dengan Logika Samar merupakan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output didasari oleh konsep himpunan fuzzy. Logika fuzzy sebagai komponen utama pembangun softcomputing, terbukti telah memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah - masalah yang mengandung ketidakpastian.

2.2.6 Himpunan Fuzzy

Pada tahun 1965, Profesor L.A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa tidak hanya teori probabilitas saja yang dapat merepresentasikan ketidakpastian. Teori himpunan fuzzy adalah merupakan perluasan dari teori logika Boolean yang menyatakan tingkat angka 1 atau 0 atau pernyataan benar atau salah, sedang pada teori logika fuzzy terdapat tingkat nilai, yaitu :  satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu

himpunan, atau  nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. Contoh: Jika diketahui:

S = {1,2,3,4,5,6} adalah semesta pembicaraan

A = {1,2,3}

B = {3,4,5}

Maka, bisa dikatakan bahwa :  Nilai keanggotaan 2 pada himpunan A,

, karena .  Nilai keanggotaan 3 pada himpunan A,

, karena .  Nilai keanggotaan 2 pada himpunan B,

, karena . Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [0,1]. Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item tidak hanya bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah.

Himpunan tegas (crisp) A didefinisikan oleh item-item yang ada pada himpunan itu. Jika a.A, maka nilai yang berhubungan dengan a adalah 1. namun jika a.A, maka nilai yang berhubungan dengan a adalah 0. notasi A = {x|P(x)} menunjukkan bahwa A berisi item x dengan p(x) benar. Jika XA merupakan fungsi karakteristik A dan properti P, maka dapat dikatakan bahwa P(x) benar, jika dan hanya jika XA(x)=1 (Kusumadewi, Sri, 2005).

Himpunan Fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [0,1]. Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu (Kusumadewi, Sri, 2005): Himpunan Fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [0,1]. Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu (Kusumadewi, Sri, 2005):

b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu:

a. Variabel Fuzzy Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy.

b. Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel.

c. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

d. Domain Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

2.2.7 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (de ajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan.

a. Representasi Linier Pada representasi linier, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai garis lurus. Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linier.

1. Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.

Gambar 2. 2 Reprensentasi Linier Naik Sumber : (Kusumadewi Sri, Idham Gaswaludin, 2005)

Fungsi Keanggotaan:

0 x≤a

μ [x] = (x-a) / (b-a); a ≤ x ≤ b……………………………………(2.1)

x≥b

2. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian begerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.

Gambar 2. 3 Representasi Linier Turun Sumber : (Kusumadewi Sri, Idham Gaswaludin, 2005)

Fungsi Keanggotaan:

(b-x) / (b- a) ; a ≤ x ≤ b

µ [x] = …………………………………..(2.2)

0; x ≥ b

b. Representasi Kurva Segitiga Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linier).

Gambar 2. 4 Kurva Segitiga Sumber : (Kusumadewi Sri, Idham Gaswaludin, 2005)

Fungsi Keanggotaan:

0; x ≤ a atau x ≥ c

µ [x] = (b-a) / (x- a) ; a ≤ x ≤ b…………………..……………(2.3)

(b-x) / (c- b) ; b ≤ x ≤ c

c. Representasi Kurva Trapesium Kurva trapesium pada dasarnya seperti kurva segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.

Gambar 2. 5 Kurva Trapesium Sumber : (Kusumadewi Sri, Idham Gaswaludin, 2005)

Fungsi Keanggotaan:

x ≤ a atau x ≥ d

(x-a) / (b-a);

a≤ x≤b

µ [x] = 1;

b ≤ x ≤ c…………………………...(2.4)

(d-x) / (d-c)

x≥d

d. Representasi Kurva Bentuk Bahu Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Tetapi terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perub ahan. Himpunan fuzzy „bahu‟, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Sebagai contoh, himpunan fuzzy pada variabel TEMPERATUR dengan daerah bahunya.

Gambar 2. 6 Kurva Bentuk Bahu

Sumber : (Kusumadewi Sri, Idham Gaswaludin, 2005)

2.2.8 Operator dasar Zadeh untuk operasi himpunan fuzzy

Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan nama fire strength atau a-predikat. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu: Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan nama fire strength atau a-predikat. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu:

a- predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µ A∩B = min (µ A [x], µ B [y] )……………………………………………..(2.5)

b. Operator OR Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan.

a- predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan- himpunan yang bersangkutan.

µ A ⋃B = max (µ A [x],µ B [y])………………………………………………..(2.6)

c. Operator NOT Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. a- predikat sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.

A = 1-µ A [x]………………………………………..……………………(2.7)

2.2.9 Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM)

Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. (Kusumadewi Sri, 2005).

Metode Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM). Metode ini dikembangkan untuk membantu pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan untuk mendapatkan suatu keputusan yang akurat dan optimal. Logika fuzzy adalah salah satu cabang dari AI (Artificial Intelligence). Logika fuzzy merupakan modifikasi dari teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 sampai 1. Sejak ditemukan pertama kali oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965, logika fuzzy telah digunakan pada lingkup domain permasalahan yang cukup luas, seperti kendali proses, klasifikasi dan pencocokan pola, manajemen dan pengambil keputusan, riset operasi, ekonomi dan lain lain. Sejak tahun 1985, terjadi perkembangan yang sangat pesat pada logika fuzzy, terutama dalam hubungan yang bersifat non- linear, ill-defined, time-varying dan situasi-situasi yang sangat kompleks.

Fuzzy Multiple Criteria Decision Making (FMCDM) digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Ada beberapa fitur umum yang akan digunakan dalam MCDM yaitu :

a. Alternatif, alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.

b. Atribut, atribut sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersiifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub criteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan.

c. Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya.

d. Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W= (W 1 ,W 2 ,….,W n ). Pada MCDM akan dicari bobot kepentingan dari setiap kriteria.

e. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen x ij , yang mempresentasikan rating dari alternatif

A 1 (i=1,2,…,m) terhadap kriteria C 1 (j=1,2,…,n).

Pada Metode Fuzzy Decision Making (FDM), ada 3 langkah penting yang harus dikerjakan, yaitu: representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy pada setiap alternatif keputusan dan melakukan seleksi terhadap alternatif yang optimal (Kusumadewi Sri, 2005).

1 . Representasi masalah

Pada bagian ini, ada 3 aktivitas yang harus dilakukan (Kusumadewi Sri, 2005) :

a. Identifikasi tujuan dan kumpulan alternatif keputusannya; Tujuan keputusan dapat direpresentasikan dengan menggunakan bahasa alami atau nilai numeris sesuai dengan karakteristik dari masalah tersebut. Jika ada n alternatif keputusan dari suatu masalah, maka alternatif-alternatif tersebut dapat ditulis sebagai A = {A i | i=1,2, ..., n}.

b. Identifikasi kumpulan kriteria; Jika ada k kriteria, maka dapat dituliskan C = {C t | t = 1,2, ..., k}.

c. Membangun stuktur hirarki dari masalah tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan tertentu. Struktur hirarki ini dapat dilihat pada. Gambar 2.7

Kriteria C 1 C 2 C k

Gambar 2. 7 Struktur Hirarki Permasalahan

2. Evaluasi himpunan fuzzy

Pada bagian ini, ada 3 aktivitas yang harus dilakukan (Kusumadewi Sri, 2005):