METODE PENYAMPAIAN NILAI AJARAN ISLAM (Studi Deskriptif pada Majlis Ta’lim Desa Ngunut Kecamatan Ngunut) Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Temuan penelitian ini,

mengemukakan data yang diperoleh

penulis dari hasil penelitian mengenai ‘’ Metode Penyampaian Nilai
Ajaran Islam ( Studi Deskriptif pada Majlis Ta’lim Desa Ngunut,
Kecamatan Ngunut).
Maka setelah melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi
yang sesuai maksud dan tujuan penelitian akan dapat memaparkan data
hasil penelitian. Data dibawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil
wawancara dari beberapa ustadz dalam majlis ta’lim Masjid Besar AlFalah Ngunut, dan observasi yang dilakukan peneliti secara langsung di
lapangan serta hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti di lokasi.

1. Metode penyampaian nilai akidah pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut.
Pada awal penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan
Ustadz Ahmad Anwar Dasuqi imam masjid besar Al-Falah Ngunut
tentang metode dalam menyampaikan nilai akidah atau keimanan pada

jamaah, dan beliau memaparkan:

98

99

‘’Metode dalam menyampaikan nilai akidah, nilai keimanan pada
masyarakat biasanya saya menggunakan sistem ala pondok pesantren
yaitu dengan ceramah dengan tetap berpedoman pada kitab’’1
, Selanjutnya peneliti bertanya perihal kitab apa yang biasa
digunakan Bapak Ahmad Anwar Dasuqi dalam penyampaian materi
akidah, beliau menjelaskan:
kitab yang saya sampaikan pada masyarakat saat pengajian
berupa kitab ataupun hadis yang berkaitan dengan keimanan, seperti
halnya tentang bagaimana cara meningkatkan keimanan, ciri-ciri orang
yang beriman dan lain-lain.2
Selaras dengan penjelasan beliau, peneliti melihat bapak Ahmad
Ahmad Anwar Dasuqi menyampaikan ceramah dengan menggunakan
kitab, sebagaimana gambar berikut:


Gambar 4.1 Bapak Ahmad Anwar Dasuqi menyampaikan ceramah
dengan membaca kitab
Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa metode yang
digunakan Bapak Ahmad Anwar dalam menanamkan nilai akidah adalah
dengan menggunakan metode ala pondok pesantren yaitu ceramah dengan

1

Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
2
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018

100

tetap berpedoman pada kitab yang tentunya berkaitan dengan materi
akidah atau keimanan.
Selain menggunakan metode ceramah yang berpedoman pada
kitab, kyai Anwar juga menjelaskan bahwasanya metode dalam

menanamkan nilai keimanan pada jamaah adalah dengan mengajak
berdzikir bersama, sebagaimana pemaparan beliau:
Selain ceramah, saya juga berusaha menanamkan nilai keimanan
pada masyarakat dengan cara mengajak jamaah untuk bersama-sama
berdizikir kepada Allah, kalau selama ini saya mengajak jamaah agar
setelah sholat magrib sebelum dimulai majlis untuk bersama berdzikir
membaca Al-Fatihah 40 kali yang mana tujuan dzikir tersebut adalah
agar hati para jamaah tetap sambung dengan Allah.’’3
Selaras dengan pernyataan bapak KH. Ahmad Anwar, peneliti juga
melihat bahwasanya sebelum dimulainya majlis taklim ada dzikir bersama
yaitu membaca surat Al-Fatihah 40 kali.4

Gambar 4.2 Dzikir bersama sebelum dimulainya majlis ta’lim

3

Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
4
Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada

tanggal 09 Januari 2018

101

Berdasarkan

pernyataan

diatas

bahwasanya

metode

dalam

menanamkan nilai akidah atau keimanan adalah dengan metode ceramah
dengan berpedoman pada kitab yang berkaitan dengan akidah islam, selain
itu juga menggunakan metode berdzikir yang mana tujuan dari dzikir
tersebut adalah agar hati para jamaah tetap selalu berhubungan dengan

Allah.
Selain menggunakan metode ceramah dan dzikir di majlis taklim
ini juga menggunakan metode tanya jawab sebagaimana yang dijelaskan
oleh bapak Sukamto Abdurrahman selaku takmir masjid sebagai berikut:
Di majlis taklim ini metode ustad dalam menyampaikan nilai-nilai
agama islam cukup variasi, tapi pada umumnya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab ataupun dengan diberikan kisah-kisah yang
berhubungan dengan materi yang disampaikan. Kalau metode saya
khususnya dalam bidang akidah saya biasanya menggunakan metode
ceramah, menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan akidah seperti
halnya rukun iman. Selain itu saya juga menggunakan metode tanya
jawab ataupun dengan memberikan kisah-kisah yang berhubungan
dengan akidah atau keimanan.5
Contoh kisah yang bapak Sukamto Abdurrahman sampaikan
kepada jamaah adalah seperti halnya kisah nabi Sulaiman yang diberikan
Allah kekayaan yang berlimpah tetapi tetap beriman kepada Allah,
sebagaimana penuturuan beliah :
Kalau yang berhubungan dengan kisah-kisah, sebenarnya banyak
sekali kisah-kisah yang berhubungan dengan akidah keimanan, kalau tadi
saya menceritakan kisah tentang nabi Sulaiman yang tetap beriman

kepada Allah meskipun diberi kekayaan yang berlimpah oleh Allah, tujuan
saya menceritakan itu adalah supaya orang ketika sudah kaya raya maka
tidak akan melupakan Allah, seperti halnya nabi Sulaiman.6
5

Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
6
Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018

102

Berbeda halnya dengan pernyataan bapak Sukamto Abdurahman
yang cenderung menggunakan kisah-kisah yang berhubungan dengan
materi keimanan, menurut bapak KH. Muhson Hamdani ketika di
wawancara peneliti beliau menjelaskan bahwa metode dalam menenamkan
nilai akidah atau keimanan yaitu dengan metode pemberian doktrin,
sebagaimana penjelasan beliau :
‘’Menurut saya metode dalam menyampaikan sekaligus

menanamkan nilai akidah pada masyarakat adalah dengan cara
pemberian doktrin-doktrin kepada jamaah, yaitu doktrin yang
berhubungan dengan keyakinan’’.7
Selanjutnya peneliti bertanya kembali kepada beliau, bagaimana
cara pemberian doktrin tersebut, beliau menjelaskan ;
‘’ mendoktrin bahwa Allah itu ada dengan disertai nas-nas, dalil
yang ada yang menujukkn bahwa Allah itu ada, bahwa Allah itu maha
pengampun dsb’’.8
Lain halnya dengan pernyataan bapak KH. Adnan, bahwasanya
metode dalam menanamkan nilai akidah pada jamaah adalah dengan
menggunakan metode pembiasaan, yaitu membiasakan melalui budaya,
seperti halnya budaya mengikuti sholat berjamaah, mengikuti jamaah
yasin dan lain-lain sebagaimana pernyataan beliau:
Kalau yang berhubungan dengan akidah, bahwasanya akidah itu
harus didahului dengan konsep terlebih dahulu, setelah konsep kemudian
beralih kepada ilmu. Setelah adanya konsep dan ilmu maka tahap
berikutnya adalah pembiasaan. Menurut saya dalam hal akidah bentuk
pembiasaannya berupa terbiasa mengikuti sholat jamaah, mengikuti
7


Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar AlFalah desa Ngunut pada 23 Januari 2018
8
Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar AlFalah desa Ngunut pada 23 Januari 2018

103

jamaah yasinan tahlil yang ada di masyarakat, yang mana kebiasaan
tersebut akan lebih meningkatkan kadar keimanan para jamaah secara
tidak langsung.9
Jadi dengan adanya pembiasaan seperti halnya permbiasaan
mengikuti sholat jamaah, mengikuti jamaah yasin tahlil maka secara tidak
langsung kadar keimanan para jamaah akan meningkat ketika mengikuti
kegiatan-kegiatan tersebut sebagaimana pemaparan KH. Adnan.
Berdasarkan paparan diatas ada banyak metode yang digunakan
ustadz-ustadz dalam majlis taklim untuk menanamkan nilai akidah kepada
para jamaah seperti halnya metode ceramah, tanya jawab, dzikir,
perumpamaan, pemberian doktrin-doktrin tentang keyakinan dan metode
pembiasaan.

2. Metode penyampaian nilai akhlak pada majlis ta’lim Desa Ngunut

Kecamatan Ngunut .
Akhlak merupakan suatu yang tercermin dari diri seseorang,
bahwasanya akhlak yang baik biasanya disertai dengan kualitas
keagamaan yang baik pula, sebaliknya akhlak yang buruk biasanya juga
ada pengaruh pada kualitas keagamaan seseorang.
Ketika peneliti mewawancarai bapak KH. Ahmad Anwar perihal
penanaman nilai akhlak, beliau menjelaskan :
Dalam hal akhlak, metode yang saya gunakan untuk
menyampaikan dan menanamkan nilai akhlak adalah dengan ceramah
yang mana tetap berpedoman pada kitab yang berhubungan dengan
9

Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
Ngunut pada 06 Februari 2018

104

akhlak, seperti halnya akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama
makhluk dan akhlak pada sekitar.10
Selanjutnya KH. Ahmad Anwar memberikan penjelasan perihal

akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama makhluk dan akhlak kepada
sekitar sebagai berikut :
secara sederhana contoh akhlak kita kepada Allah adalah dengan
kita beribadah dengan baik dengan khusyu’ istiqomah,kemudian kalau
akhlak kita pada sesama, ya kita berbuat baik kepada siapapun, tidak
gampang mengolok orang lain kalau akhlak kita kepada sekitar adalah
dengan menyayangi mahkluk-makhluk Allah seperti halnya hewan atau
tumbuhan.11
Selain menggunakan metode ceramah KH Ahmad Anwar dalam
menanamkan nilai akhlak juga menggunakan metode keteladan, seperti
halnya pemaparan beliau :
Selain ceramah saya juga menggunakan metode keteladanan yaitu
menyampaikan tentang bagaimana cara nabi berdoa , seperti yang saya
sampaikan, bahwa adab berdoa yang dicontohkan oleh nabi yang ada di
kitab yaitu ketika kita berdoa kita harus dalam keadaan suci kemudian
saya juga menyampaikan bahwa tata cara berdoa sesuai rasulullah yaitu
dengan merapatkan tangan kemudian diangkat keatas dan adab lainnya
yang sesuai rasulullah.12
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, bapak KH. Ahmad
Anwar menyampaikan bagaimana cara adab berdoa sesuai rasulullah

berikut memberikan contoh bagaimana cara mengangkat kedua tangan
ketika berdoa sesuai rasulullah.13

10

Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
11
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
12
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
13
Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al Falah pada 09 Januari 2018

105

Selaras dengan apa yang dikatakan oleh bapak KH. Ahmad Anwar,
menurut bapak Sukamto Abdurarahman, metode yang sering digunakan
untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan akhlak adalah
dengan metode ceramah ataupun dengan metode tanya jawab yang
berkaitan dengan akhlak, sebagaimana apa yang dikatakann bapak
Sukamto Abdurahman sebagai berikut:
Selama ini yang biasa digunakan oleh dai ataupun ustad termasuk
saya dalam menyampaikan dan menanamkan akhlak pada jamaah adalah
dengan metode penyampaian langsung yang berkaitan dengan akhlak
ataupun kalau ada sisa waktu bisa ditambah dengan tanya jawab.14
Berbeda halnnya dengan bapak KH. Muhson Hamdani beliau
menuturkan bahwasanya metode dalam menanamkan nilai akhlak pada
jamaah adalah dengan metode kisah-kisah, dan dengan keteladanan,
sebagaimana apa yang dipaparkan beliau:
Kalau sifatnya dalam majlis taklim menanamkan akhlak bisa
dengan cara memberikan kisah-kisah yang bisa diambil pelajaran, karena
dengan memberikan kisah-kisah biasanya lebih bisa mengena, selain itu
dengan pemberian doktrin dan nilai-nilai yang seyogyanya dilakukan
oleh orang islam dan yang terakhir adalah memberikan gambaran contoh
keteladan dalam upaya penanaman nilai akhlak.15
Metode kisah adalah metode yang mudah dan cukup efektif dalam
penyampaian di majlis taklim karena penyampian materi yang dikemas
dengan cerita-cerita akan lebih mudah diterima oleh para jamaah.
Sedangkan menurut bapak KH. Adnan metode dalam menanamkan
nilai akhlak adalah dengan menggunakan metode pembiasaan dan juga

14

Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
15
Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar
Al-Falah desa Ngunut pada 23 Januari 2018

106

keteladanan dengan budi pekerti yang bagus dan sopan santun,
sebagaimana yang dikatakan oleh beliau:
Pada dasarnya penyampaian dan penanaman nilai akhlak itu sama
dengan akidah ataupun ibadah yaitu dengan pembiasaan. Kalau
pembiasaan yang berhubungan dengan akhlak contohnya saja dibiasakan
selalu berbudi luhur, sopan santun terhadap sesama masyarakat selain itu
juga perlu adanya ketaladanan yang luhur sebagai bentuk menanamkan
nilai akhlak.16
Berdasarkan temuan diatas, metode dalam menyampaikan nilai akhlak
adalah dengan menggunakan metode ceramah, keteladanan, tanya jawab,
kisah-kisah, dan pembiasan.

3. Metode penyampaian nilai ibadah pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut.
Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan hasil wawancara
dengan ustadz di Majlis Taklim

yaitu bapak Ahmad Anwar Dasuqi

tentang metode dalam penyampaian nilai ibadah pada jamaah, beliau
memaparkan :
Bahwasanya kalau tentang ibadah, sama seperti halnya dengan
metode menyampaian nilai akidah yaitu saya menggunakan sistem ala
pondok pesantren yaitu ceramah dengan tetap berpedoman dengan kitabkitab.17
Kemudian peneliti bertanya mengapa dalam ceramah beliau
menggunakan kitab dalam setiap penyampaian materi, beliau menjelaskan
:

16

Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
Ngunut pada 06 Februari 2018
17
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari

107

ketika ceramah saya selalu membawa kitab, pedoman saya ya
kitab, menurut saya kelebihan menggunkan kitab dalam menyampaikan
ceramah adalah ketika penyampian gak khawatir kehabisan ukel ( bahan
), selain itu kalau menggunakan kitab materi yang disampaian bisa
berurutan sesuai isi kitab.18
Berhubungan dengan materi, khususnya materi bidang ibadah,
bapak Ahmad Anwar Dasuqi biasa menyampaian materi yang berkaitan
dengan sholat, puasa,muamalah dan lain-lain sebagaimana pemaparan
beliau:
mengenai materi, saya biasa menyampaikan yang berhubungan
dengan bagaimana cara sholat yang benar cara sholat yang sesuai sunah,
sesuai sholat rasul sebagaimana disebutkan dalam hadis,’’sholatkan
kalian sebagaimana kalian melihat sholatku’’. Kemudian saya juga
mengajarkan materi tentang hal-hal yang berhubungan dengan puasa dan
yang berhungan dengan muamalah, itu materi yang kurang lebih saya
sampaikan kepada jamaah yang berkaitan dengan ibadah.19
Selain menggunakan metode ceramah, kyai Anwar juga kerap kali
bila masih ada waktu juga membuka pertanyaan kepada jamaah yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan, sebagaimana penuturan beliau:
‘’Dan kadang kala kalau waktu masih ada saya juga membuka
pertanyaan, kalau ada yang bertanya yang berkaitan dengan materi yang
saya sampaiakan.’’ 20
Berdasarkan paparan diatas metode yang digunakan bapak KH.
Ahmad Anwar adalah menggunakan metode ala pondok pesantren yaitu
dengan metode ceramah yang tetap berpedoman pada kitab yang berkaitan
dengan materi dan juga menggunakan metode tanya jawab kalau dikala

18

Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari
19
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari
20
Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018

108

majlis taklim dimungkinkan ada waktu atau ada jamaah yang mau
bertanya.
Pada majlis taklim, tausiyah ataupun pengajian, metode ceramah
merupakan salah satu metode yang sangat lazim dan sangat sering
digunakan oleh para ustadz dalam menyampaikan materi-materi yang
berkaitan dengan ajaran islam. Berbeda halnya dengan bapak Sukamto
Abdurahman selain menggunakan metode ceramah, dalam menanamkan
nilai ibadah juga bisa menggunakan pemberian nasihat-nasihat yang baik
yang berhubungan dengan ibadah, seperti yang dijelaskan bapak Sukamto
sebagai berikut:
Kalau selama ini metode yang sering digunakan ustadz-ustadz,
kurang lebih hanya sebatas menggunakan metode ceramah ataupun tanya
jawab, kalau saya dalam hal ibadah, saya sering menyampaiakan nasihatnasihat yang berkaitan dengan ibadah. Contohnya seperti yang saya
sampaikan tadi,’’kalaupun kita hidup susah hidup serba kekurangan,
jangan sekali-kali kita meninggalkan ibadah kita, jangan sekali-kali kita
meninggalkan sholat kita.21
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, dalam ceramah
beliau, bapak Sukamto Abdurrahman memberikan nasihat kepada jamaah
agar tetap melaksanakan ibadah meskipun hidup susah serta kekurangan.22
Berbeda halnya dengan pendapat bapak KH. Adnan dan bapak
KH.Muhson Hamdani, menurut bapak KH. Adnan metode dalam
menanamkan nilai ibadah para jamaah adalah dengan menggunakan

21

Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
22
Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah pada tanggal 16
Februari 2018

109

metode pembiasaan yang mana seyogyanya masyarakat biasa melakukan
sholat berjamaah dan lain-lain, sebagaimana yang dikatakan beliau :
Bahwa dalam hal ibadah, sama seperti halnya dalam akidah yaitu
harus adanya pembiasaan, seperti halnya pembiasaan mengikuti sholat
berjamaah. Seperti yang kita lihat tadi setelah usai majlis taklim para
jamaah dibiasakan untuk sholat isya’ berjamaah, secara tidak langsung
sholat isyak berjamaah tersebut merupakan suatu usaha untuk
membiasakan para jamaah agar terbiasa sholat secara berjamaah di
masjid.23
Pernyataan KH. Adnan diatas sesuai dengan apa yang dilihat oleh
peneliti di lapangan yaitu majlis taklim ditutup dengan sholat isyak
berjamaah.24

Gambar 4.3 Sholat isya’ berjamaah setelah majlis ta’lim
Sedangkan menurut bapak KH. Muhson Hamdani, selain
menggunakan metode pembiasaan dalam menanamkan nilai ibadah,
metode lain yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai ibadah kepada
jamaah adalah dengan menggunakan metode menyampaikan fadilah-

23

Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
Ngunut pada 06 Februari 2018
24
Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah pada tanggal 06
Februari 2018

110

fadilah ibadah, dan konsekunsi bila meninggalkan suatu kewajiban, seperti
apa yang dikatakan bapak KH.Muhson Hamdani sebagai berikut:
Kalau untuk dalam majlis taklim selain metode pembiasaan juga
bisa dengan memberikan materi-materi yang berhubungan dengan
fadilah-fadilan ibadah, seperti halnya bahwa suatu ibadah mempunyai
keutamaan-keutamaan tertentu dan kalau tidak melaksanakan maka akan
ada ancamannya ( targhib dan tarhib).25
Berdasarkan pemaparan diatas, metode yang digunakan ustadz
dalam menanamkan nilai ibadah adalah dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, nasihat-nasihat, pembiasaan, pemberian materi
yang berkaitan dengan fadilah-fadilah ibadah dan ancaman bila
meninggalkannya.

B. TEMUAN PENELITIAN
Dalam pelakanaan penelitian di Majlis Taklim Masjid Besar
Al-Falah Desa Ngunut Kecamatan Ngunut peneliti menemukan
temuan sebagai berikut:
1. Metode penyampaian nilai akidah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut KecamatanNgunut.
Berdasarkan temuan penelitian dari data yang diperoleh dilapangan
tentang metode penyampaian nilai akidah pada Majlis Ta’lim pada
desa Ngunut diperoleh data sebagai berikut: metode ceramah, metode
dzikir bersama, metode tanya jawab, metode pemberian kisah-kisah

25

Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar
Al-Falah desa Ngunut pada 23 Januari 2018

111

tentang keimanan, pemberian doktrin-doktrin tentang keyakinan, dan
metode pembiasaan.
2. Metode penyampaian nilai akhlak pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
Berdasarkan temuan penelitian dari data yang diperoleh tentang
metode penyampaian nilai akhlak pada Majlis Taklim desa Ngunut
diperoleh data sebagai berikut: metode ceramah, metode keteladanan,
metode

tanya

jawab,

metode

penyampian

kisah-kisah

yang

berhubungan dengan akhlak dan metode pembiasaan.
3. Metode penyampaian nilai ibadah pada Majlis Ta’lim desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
Berdasarkan temuan penelitian dari data yang diperoleh tentang
metode penyampaian nilai ibadah pada Majlis Taklim desa Ngunut
diperoleh data sebagai berikut: metode ceramah, metode tanya jawab,
metode

menyampiakan

nasihat-nasihat

(mau’izah),

metode

pembiasaan, metode pemberian materi yang berkaitan dengan fadilahfadilah ibadah dan ancaman bila meninggalkannya ( targhib dan tarhib
).

112

C. Analisis data
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu mengetahui metode yang
digunakan ustadz dalam menyampaikan nilai ajaran islam, baik nilai
akidah, ibadah dan akhlak melalui kegiatan majlis ta’lim pada masyarakat
Desa Ngunut.
Analisis merupakan usaha untuk memilah suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian, sehingga menjadi jelas susunannya.
Analisis termasuk mengelolah data yang telah dikumpulkan untuk
menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut. Setelah data yang
dimaksudkan terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan pengelolaan
terhadap data-data tersebut.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis
deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan metode yang digunakan ustda
dalam menyampaikan nilai ajaran islam pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut.
A. Metode Penyampaian Nilai Akidah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
Metode dalam menyampaikan nilai akidah pada majlis ta’lim
yaitu dengan metode ceramah dengan tetap berpedoman pada kitab
atau yang biasa disebut metode ala pondok pesantren, yang mana
kitab yang digunkan yaitu tentunya berhubungan dengan materi
keimanan atau akidah, selain dengan menggunakan metode ceramah,
metode dalam menanamkan nilai akidah adalah dengan mengajak

113

berdzikir bersama, tujuannya yaitu agar hati tetap berhubungan
dengan Allah, kemudian dengan metode tanya jawab yaitu metode
menanyakan suatu hal yang dirasa belum memberikan kepahaman
kepada ustadz atau kepada yang menyampaian materi, metode
selanjutnya yaitu dengan metode pemberian doktrin-doktrin yang
berkaiatan dengan keimanan tentunya disertai dengan dalil-dalil yang
sesuai, kemudian metode pembiasaan, yaitu membiasakan sesuatu hal
yang baik agar menjadi sebuah kebiasaan seperti kebiasaan mengikuti
kegiatan yasinan tahlil agar kadar keimanan terus meningkat karena
dibiasakan berdzikir bersama dan yang terakhir adalah dengan
menggunakan metode pemberian kisah-kisah yang berhubungan
dengan akidah ataupun keimanan.
B. Metode Penyampaian Nilai Akhlak pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut
Metode dalam menyampaikan nilai akhlak pada majlis ta’lim yaitu
dengan metode ceramah yaitu seperti halnya metode penanaman nilai
akidah dan ibadah bahwa metode ceramah disini adalah metode ala
pondok pesantren yang tetap berpedoman pada kitab yang terkait ,
kemudian dengan metode keteladanan yaitu metode dengan pemberian
contoh teladan yang baik seperti halnya memberikan contoh berdoa
yang baik sesuai cara berdoa Rasulullah , selain menggunakan metode
ceramah dan keteladanan dalam penanaman nilai juga bisa dengan
menggunakan metode tanya jawab yaitu metode menanggapai suatu

114

persoalan atau masalah yang berkaitan dengan materi penyampian ,
kemudian dengan metode pemberian kisah-kisah yaitu membeikan
teladan berupa kisah-kisah yang menyentuh yang berhubungan dengan
materi dan yang terakhir adalah dengan metode pembiasaan yaitu
memberikan pembiasaan-pembiasaan yang baik agar menjadi sebuah
kebiasaan yang baik dalam keseharian.
C. Metode Penyampaian Nilai Ibadah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut
Metode dalam menyampaikan nilai ibadah melalui kegiatan
majlis ta’lim yaitu metode ceramah yaitu metode dengan penyampian
langsung yang mana berdasarkan wawancara dengan responden disini
adalah ceramah ala pondok pesantren yaitu dengan berpedomana pada
kitab yang tentunya berhubungan dengan materi yang disampaikan,
kemudian selain ceramah dalam menanamkan nilai ibadah adalah
dengan tanya jawab yaitu tanya jawab berhubungan dengan ibadah
apabila ada sesuatu yang belum bisa dipahami, selain itu dengan
metode pemberian nasihat-nasihat (mau’izah ), pemberian nasihat
merupakan salah satu metode yang baik dalam usaha menanamkan
nilai karena memberikan penuturan yang baik tentang apa yang
seharusnya dilakukan, kemudian dengan metode pembiasaan yaitu
membiasakan diri agar selalu berbuat yang baik seperti halnya dalam
majlis ta’lim ini yaitu setelah selesai majlis para jamaah tidak
langsung pulang tapi harus sholat isya’ berjamaah sebagai bentuk

115

pembiasaan sholat berjamaah, kemudia selanjutnya dengan metode
pemberian materi yang berkaitan dengan fadilah-fadilah ibadah dan
ancaman bila meninggalkannya ( targhib dan tarhib ) yang mana
tujuannya agar para jamaah mempunya motivasi dalam beribadah
ketika mengetahui fadilah-fadilah ibadah.