PENGARUH PEMBANGUNAN TERHADAP KEHIDUPAN kerja

PENGARUH PEMBANGUNAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
MASYARAKAT DI KABUPATEN SIDOARJO
Oleh : Muhammad Nur Fahmi
ABSTRAK
Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
pembangunannya cukup pesat. Dengan pembangunan yang pesat tersebut
muncul berbagai permasalahan-permasalahan baru dalam kehidupan sosial
masyarakat. Permaslahan – permasalah tersebut meliputi. (1) interaksi sosial
masyarakat pendatang dengan masyarakat asli. (2) Agama (3) Perubahan Pola
fikir dan perilaku masyarakat. Data yang dimiiki diperoleh dari data sekunder
dari (Badan Pusat Statistik) namun masih dilengkapi data primer dari
observasi dan wawancara yang dilakukan di Kec. Krian, Taman, Sukodono,
Sidoarjo, dan Balongbendo. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa
memang dengan adanya pembangunan ini perubahan terhadap kehidupan
sosial masyarakat ke arah yang negatif cukup besar akan tetapi masih terdapat
perubahan

positif

didalamnya.


Contohnya

toleransi

umat

beragama

dikabupaten sidoarjo tergolong tinggi karena jarang sekali muncul konflik
antar umat beragama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
pembangunan di Kab. Sidoarjo terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.
Key Word : Pembangunan, Kehidupan Sosial Masyarakat, Sidoarjo
Kemajuan teknologi dan pembangunan, seperti juga dikemukakan Todaro
(1992), Titus (1982) dalam Mantra (1992) dan modernisasi di perdesaan
(Saefullah,2008) telah merubah paradigma berpikir masyarakat. Meningkatnya
mobilitas horizontal desa-kota baik permanen (migrasi) maupun non-permanen
(sirkulasi) dilakukan oleh golongan menengah dan misikin dan mobilitas vertikal
terutama pada golongan kaya. Dilain pihak telah terjadi perubahan sistem nilai yaitu

bagi golongan kaya anak-anak mereka tidak lagi diharapkan dapat melanjutkan

pekerjaannya, akan tetapi beralih ke sektor formal dan pada golongan menengah dan
miskin ke sector informal di kota (Kusnaka dan Utja, 2000; Suwartapradja, 1976).
Menurut Afrizal (2007) Tujuan pembangunan pada dasarnya dianggap baik,
pantas dan atau seharusnya ada, menurut penyelenggara pembangunan. Dengan kata
lain, tujuan pembangunan adalah positif dari sudut pandang penyelenggaranya. Akan
tetapi, dari sudut pandang orang lain, pembangunan tersebut tidak selalu berbuah halhal yang positif bagi mereka. Hal ini berarti, pembangunan dapat menimbulkan
konsekunesi negatif bagi suatu komunitas atau bagi suatu segmen dari komunitas.
Sidoarjo merupakan kabupaten dengan tingkat pembangunan yang pesat di
jawa timur. Pembangunan di Kab. Sidoarjo diindikasikan dengan besarnya jumlah
industri di Kab. Sidoarjo yang pada tahun 2010 mencapai 804 industri, baik dari
industri skala besar, kecil dan menengah (Badan Pusat Statistik : 2010). Dengan
jumlah industri yang begitu besar membuat sidoarjo memiliki lapangan pekerjaan
yang cukup besar pula. Selain dapat dilihat dari jumlah industri dapat dilihat pula dari
semakin naiknya PDRB (Product Domestic Regional Bruto) Kab. Sidoarjo.
Tabel 1. PDRB Kab. sidoarjo

Tahun
2008
2009
2010


Jumlah Penduduk

23,609,043,240,000
24,768,319,210,000
26,161,060,470,000

Sumber : BPS(Badan Pusat Statistik) Kab. Sidoarjo

Hal tersebut menyebabkan sidoarjo memiliki daya tarik tersendiri bagi pencari
kerja dari daerah lain. Apalagi pekerja yang berasal dari daerah yang masih cukup
tertinggal yang memiliki tingkat pendapatan yang masih relative rendah.
Mencermati pemaparan tersebut, sidoarjo memiliki sebuah permasalahan yang
disebabkan oleh pesatnya pembangunan. Karena esensi dari pembangunan itu sendiri

dapat menciptakan sebuah iklim negatif yang dapat mengganggu sebuah komunitas
atau suatu segmen dari komunitas. Iklim negatif yang terjadi dapat memicu timbulnya
suatu konflik sosial dalam masyarakat. Yang akhirnya dapat menyebabkan suatu
permasalah serius yang mengganggu kehidupan sosial dikabupaten sidoarjo.
Memang Dampak negatif pebangunan tersebut tidak selalu disadari dan atau

tidak selalu tampak kepermukaan. Makalah singkat ini akan membicarakan cara
menganalisis dampak sosial pembangunan dan setelah itu akan dibicarakan beberapa
dampak pembangunan yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam setiap kajian
dampak pembangunan.
Metode Peneliian
Jenis penelitian ini adalah penelitian field observation. Observasi dilakukan
dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui hal yang
berhubungan dengan masalah penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
objektivitas dari kenyataan yang ada tentang keadaan dan kondisi objek yang akan di
teliti. Penggunaan teknik observasi ini dimaksudkan untuk mengungkap fenomena
yang tidak diperoleh melalui teknik wawancara.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran permasalahan yang ditimbulkan dari adanya pembangunan dan
interaksi antara masyarakat pendatang dan penduduk asli Kab. Sidoarjo.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Teknik
yang dipergunakan untuk menjaring data adalah wawancara secara mendalam
(indepth interview). Unit analisis penelitian ini adalah penduduk asli Sidoarjo dan
penduduk pendatang, yang diambil berdasarkan beberapa sampel acak dari beberapa

kecamatan, yaitu Kec. Krian, Taman, Sukodono, Sidoarjo, dan Balongbendo.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif.
Analisis kualitatif adalah memberikan gambaran informasi masalah secara jelas dan
mendalam untuk menghasilkan data kualitatif yang baru. Hasil dari gambaran
informasi akan diinterpretasikan sesuai dari hasil penelitian yang dilakukan
berdasarkan dukungan teori yang berkaitan dengan objek penelitian.

HASIL PENELITIAN
AGAMA
Tabel 2. Pemeluk agama menurut keyakinan
Tahun
2010
2009
2008
2007
2006

Islam
1.680.50
1

1.590.90
8
1.411.92
1
1.386.46
2
1.405.35
2

Konghuch

Katolik

Kristen

Budha

Hindu

19.870


35.811

3.775

3.958

232

19.459

50.098

2.339

3.231

0

19.401


28.851

3.717

3.151

0

17.721

18.430

3.501

3.697

0

20.381


44.839

3.864

4.280

0

u

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Kab. Sidoarjo

Pembangunan di Kab. Sidoarjo menyebabkan mobilitas penduduk cukup
tinggi. Penyebabnya adalah pada satu sisi menjadikan lapangan pekerjaan lebih
mudah didapat sehingga banyak orang yang ingin masuk. namun disisi lain
pembangunan juga menyebabkan menurunnya tingkat kenyamanan hidup di Sidoarjo
menurut penuturan beberapa orang. Tingginya mobilitas tersebbut ditunjukkan oleh
fluktuasi jumlah pemeluk agama setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2010 pemeluk
agama di Sidoarjo semakin Heterogen dengan adanya pemeluk agama Konghucu.

Heterogenitas pemeluk agama yang tinggi di Sidoarjo tidak menimbulkan
suatu konflik sosial dalam masyarakat. Faktor yang mempengaruhi adalah tingginya
kesadaran masyarakat Sidoarjo tentang bahaya konflik yang didasari atas dasar
agama. Bahkan di Desa Tempel, Kec. Krian terdapat pemeluk agama kristen yang

sering sekali mengikuti acara tahlilan. Walaupun terjadi hal demikian pemeluk agama
Islam di Desa tersebut masih tetap menghargai bahkan merasa kagum dengannya.
Tabel 3. Jumlah tempat ibadah
Tahun

Masjid

2010
2009
2008
2007
2006

1017
933

843
849
835

Musholla
h
4325
4114
2767
2744
3869

Gereja

Pura

78
72
66
56
22

5
5
5
3
1

Kelenten
g
2
0
0
0
0

Vihara
2
2
2
2
2

Sumber : BPS(Badan Pusat Statistik) Kab. Sidoarjo

Data diatas menegaskan rasa toleransi antar umat beragama yang
tinggi di Sidoarjo, masyarakat mengetahui bahwa mobilitas penduduk
cukup tinggi yang memungkinkan bertambahnya jumlah pemeluk agama
lain selain pemeluk agama mayoritas yaitu islam. Dengan mengetahui
masalah itu masyarakat mengerti bahwa kebutuhan akan tempat ibadah
untuk setiapumat beragama semakin meningkat. Sehingga perlu ada
pembangunan tempat beribadah untuk semua agama.
Interaksi Penduduk Asli dengan Pendatang
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa. Jumlah penduduk yang masuk
ke Sidoarjo dan kemudian menetap tergolong cukup banyak jumlahnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. Jumlah pendatang di Kab. Sidoarjo
Tahun
2006
2007
2008

Jumlah Penduduk
42.663 jiwa
33.884 jiwa
52.911 jiwa

Sumber : BPS(Badan Pusat Statistik) Kab. Sidoarjo

Dari jumlah tersebut menunjukkan jumlah mobilitas penduduk ke Kab. Sidoarjo
cukup besar setiap tahunnya belum lagi ditambah penduduk yang belum melaporkan
ke pihak dinas catatan sipil.
Dengan jumlah pertambahan yang cukup besar tersebut banyak muncul suatu
fenomena-fenomena baru di Kab. Sidoarjo. Di Sidoarjo muncul pengelompokan
tempat tinggal antara penduduk asli idoarjo dengan penduduk dari luar.
Pengelompokan tempat tinggal dapat dilihat dari ke 5 kecamatan yang digunakan
sebagai sampel penelitian. Penduduk pendatang lebih memilih tinggal di perumahanperumhan dibandingkan tinggal di desa. Menurut beberapa penduduk dari beberapa
kecamatan yang tinggal dekat perumahan kebanyakan penduduk yang tinggal di
perumahan kurang bisa membaur dengan masyarakat desa.

Kenyataan tersebut

membuat penduduk desa merasa kurang respect tehadap penduduk perumahan. Hal
demikian membuat intoleransi antara penduduk asli dengan penduduk yang
merupakan pendatang. Bahkan menurut beberapa keterngan penduduk tak jarang
permasalahan yang sebenarnya sepele menjadi sebuah permasalahan yang besar.
Penyebab lainnya adalah faktor dari pihak pendatang sendiri. Tujuan mereka datang
ke tempat tersebut adalah mencari pekerjaan sehingga dalam perjalanannya mereka
tidak begitu memperdulikan masyarakat sekitar.
Kenyataan lain menunjukkan terdapat suatu pola pemikiran dan pola perilaku
yang berbeda antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Peduduk sidoarjo ratarata memiliki watak keras dengan logat berbicara kasar yang memang merupakan ciri
perlakuan yang tidak sopan oleh masyarakat pendatang yang berasal dari barat Jawa
Timur seperti Blitar, Ngawi, dan Ponorogo serta pendatang dari daerah Jawa tengah
yang terbias menggunakan logat yang halus dalam bertutur kata dan berwatak lembut.
Menurut hasil wawancara perbedaan tersebut memunculkan suatu perasaan
tidak suka dari beberapa warga pendatang. Karena mereka tidak terbiasa dengan logat
berbicara dan sifat masyarakat Sidoarjo yang cenderung kasar. Hal tersebut
menimbulkan persepsi negatif para warga pendatang terhadap penduduk asli. Bahkan

menurut salah seorang responden dari Kec. Krian menyatakan bahwa pembicaraan
yang dianggapnya biasa saat berbincang dengan sesama penduduk asli ditafsirkan
lain oleh masyarakat pendatanng. Ketidak cocokan itulah yang sering melandasi
adanya konflik di Sidoarjo.

Pola Fikir dan Pola Perilaku
Pola fikir masyarakta sidoarjo saat ini memang lebih rasional dalam
memandang suatu permasalahan dan kebanyakan sudah berfikir maju ke depan. Akan
tetapi dalam menyelesaikan suatu masalah masih banyak pula yang masih
menggunakan cara-cara yang irasional untuk menyelesaikan masalahnya. Misalnya
pada saat menginginkan kelancaran dalam berdagang seorang pedagang dari Kec.
Taman mengaku masih menggunakan jimat yang dibelinya dari seorang para normal
untuk

melariskan

dagangannya.

Hal

tersebut

mengindikasikan

rasionalitas

masyarakat sidoarjo tergolong masih kurang.
Pola perilaku masyarakat Sidoarjo saat ini cenderung bersifat individualistik.
Indikasi dari sifat tersebut ditunjukkan dengan memudarnya gotong royong yang
biasa dilakukan masyarakat Sidoarjo saat pertama kali membuat pondasi rumah.
Dahulu ketika membuat pondasi rumah masyarakat Sidoarjo melakukan gotong
royong untuk membantu mendirikan rumah (adek kudoh) akan tetapi saat ini hal
tersebut sudah mulai hilang dalam masyarakat. Penyebabnya adalah kesibukan setiap
anggota masyarakat, yang lebih mementingkan pekerjaannya dari pada membantu
tetangganya.
Kenyataan di atas berbanding lurus dengan apa yang dikatakan oleh
kuntowidjojo (1983) masyarakat industri mempunyai akibat melonggarnya ikatanyang digantikan peranannya oleh hubungan-hubungan yangbersifat rasional legal dan
kontraktual (DEPDIKBUD : 1992)
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahu bahwa pembangunan di
Kab. Sidoarjo sangat bepengaruh terhadap Kehidupan Sosial Masyrakat. Gambaran
secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) interasksi sosial antara
penduduk asli dan pendatang berjalan kurang baik penyebabnya adalah masalah
perbedaan budaya dan perbedaan pola pemikiran selain itu tujuan dari pihak
pendatang yang memang fokus hanya untuk mencari uang membuat interaksi antara
pendatang dan penduduk lokal kurang. Sehingga muncul sebuah kecurigaan apabila
antar penduduk tersebut salinng bertemu dan berinteraksi. (2) menyangkut masalah
Agama pembangunan disidoarjo malah membawa perubahan kearah yang positif
terhadap agama adanya pembangunan malah memunculkan sebuah toleransi antar
umat beragama yang tergolong tinggi, hal itu dibuktikan dengan tidak adanya konflik
sosial yang didasari oleh agama di Sidoarjo (3) pola fikir masyarakat sidoarjo
memang sudah mulai berkembang namun terkadang masih ditemukan pola fikir
irasional yang dimiliki masyarakatnya. Pola perilaku mengalami perubahan yang
cukup signifikan di Sidoarjo saat ini masyarakat sidoarjo cenderung Individualistik
dalam menjalani kehidupannya.
SARAN
Pemerintah Kab. Sidoarjo sebaiknya memeratakan pembangunan yang ada
agar tidak muncul perasaan iri antara penduduk asli dan pendatang. Selain itu
pemerintah juga harus mendidik anak sejak usia dini untuk memiliki rasa toleransi
terhadap sesama walaupun mereka mempunyai perbedaan baik dari agama ataupun
budaya agar kedepannya konflik dalam masyarakat tidak muncul. Selain itu
pendidikan untuk gotong royong harus diterapkan agar masyarakat tidak bersifat
individualistik.
Bagi masyarakat seharusnya memiliki rasa toleransi yang tinggi. Masyarakat
harus dapat memandang suatu permasalahn dari sudut pandang yang berbeda
sehingga dalam perjalanannya muncul sebuah rasa saling menghargai antar sesama.

Selain itu Budaya gotong royong yang ada harus terus diestarikan karena budaya
merupakan sebuah ciri yang harus tetap di pertahankan agar suatu masyarakat tidak
kehilangan jati dirinya.
DAFTAR RUJUKAN
Afrizal, 2007, The Nagari Community, Business and the State: The Origin and the
Process of Contemporary Agrarian Protests In West Sumatera, Forest People
Programmed an Sawit Watch, Bogor.
Ali, Irainy dkk. 1992. Perubahan pola kehidupan masyarakat akibat pertumbuhan
Industri di daerah istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Sidoarjo Dalam Angka. Sidoarjo: BPS.
Fardani,Andi. 2012. Dampak Sosial Keberadaan PT vale Indonesia tbk Terhadap
Kehidupan Masyarakat. (online), (http//www.unhas.ac.id) diakses 20 April
2013
Narwoko, J Dwi. 2004, Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta :
Kencung pers
Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media Group

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124