T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends pada Siswa Kelas V Semester I SD N 02 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali T

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Ngadirojo Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali pada kelas V dengan jumlah 30 siswa.Penelitian ini terdiri
dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II masing masing siklus terdiri dari dua
pertemuan. Gambaran pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kondisi Awal
Kondisi awal adalah keadaan siswa sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil
wawancara dan hasil observasi yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 02
Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten boyolali tahun pelajaran 2016 / 2017
yang dengan jumlah 30 siswa menunjukan bahwa hasil belajar PKn masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn sebelumnya
yang menunjukan sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu ≥60.
Berikut ini adalah data hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan :
Tabel 4.1
Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn
Kelas V SD N 02 Ngadirojo Sebelum Dilaksanakan Tindakan


No
1
2
3
4
5
6

Interval
85 – 95
74 – 84
63 – 73
52 – 62
41 – 51
30 – 40
Jumlah

Frekuensi
2
3

7
5
10
3
30
39

Persentase ( % )
6,67
10
23,33
16,67
33,33
10
100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijabarkan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan
tindakan pada mata pelajaran PKn didapatkan sebanyak 3 siswa berada pada
interval 30- 40 atau 10%, 10 siswa berada pada interval 41- 51 atau 33,33%, 5
siswa berada pada interval 52 – 62 atau 16,67 %, 7 siswa berada pada interval 63

– 73 atau 23,33%, 3siswa berada pada interval 74 – 84 atau 10% dan 2 siswa
berada pada interval 85 – 95 atau 6,67%.

Dari tabel diatas diperoleh nilai

tertinggi yaitu 87 dan nilai yang terendah adalah 32.
Selain diperolah frekuensi hasil ulangan harian siswa juga diperoleh data
ketuntansan belajar siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan hasil belajar siswa
yang disajikan dalam tabel 4.2

Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Sebelum Dilaksanakan Tindakan
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas (≥ KKM 60 )
Belum Tuntas ( < KKM 60 )

Rata – rata
Skor maksimal
Skor minimal

Jumlah
18
12

Persentase %
60
40
59
87
32

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan perbandingan siswa yang telah mecapai
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu ≥60 sebanyak 18 siswa atau 60%
sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 40% . Nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 87 sedangkan nilai terendah adalah 32.


Berikut ini disajikan diagram 4.2 yaitu data ketuntasan hasil belajar siswa
sebelum dilaksanakan tindakan sebagai berikut

40

Kondisi Awal

40%
Belum Tuntas
60 %
Tuntas

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Sebelum Dilaksanakan Tindakan

Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswa belum mencapai KKM. Dari hasil observasi sebagian besar siswa tersebut
belum mencapai KKM dikarenakan memiliki kekurangan dalam memahami
materi yang disampaikan guru. Pada pelaksanaan pembelajaran guru hanya
menggunakan model pembelajaran ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajaran selain itu siswa juga terlihat bosan dan tidak antusias.
Kemampuan siswa satu dengan yang lain berbeda beda, dari 30 siswa
dikelas V hanya 18 siswa yang mencapai KKM sedangkan 12 siswa lainya tidak
mencapai KKM jika guru menggunakan model ceramah. Jadi metode maupun
model pembelajaran sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Proses
pembelajaran yang tidak menggunakan metode ataupun model yang menarik
dapat membuat siswa cepat bosan dan akhirnya berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswa.
Dari data hasil belajar siswa dapat dilihat hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 02 Ngadirojo masih rendah, oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time
41

Token Arends untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02
Ngadirojo.

4.2.2 Diskripsi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengambil Standar Kompetensi
2.Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dengan
Kompetensi Dasar 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat

pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 05 Desember 2016 dan selanjutnya
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 07 Desember 2016. Tahap
pelaksanaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

4.2.2.1 Perencanaan
Tahap perencanaan diawali dengan meminta izin kepada kepela sekolah
SD Negeri 02 Ngadirojo untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Selain kepada kepala sekolah, peneliti juga meminta izin kepada guru kelas V
untuk mengadakan penelitian pada mata pelajaran PKn.
Setelah tahap pertama yaitu meminta izin baik kepada kepala sekolah
maupun guru kelas, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas
V dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang subyek
penelitian yaitu siswa kelas V. Setelah itu peneliti dan guru kelas berdiskusi
mengenai materi pembelajaran serta Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (SK) yang akan digunakan untuk penelitian. Langkah berikutnya peneliti
melaksanakan observasi di kelas V pada mata pelajaran PKn dan bertanya tentang
kendala yang dihadapi guru ketika mengajar PKn serta meminta hasil belajar PKn
pada materi sebelumnya.

Dari permasalahan yang dialami guru tersebut perencanaan yang akan
dilaksanakan dalam siklus 1 untuk meningkatkan hasil belajar PKn kelas V SD
Negeri 02 Ngadirojo. Perencanaan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
42

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan media yang akan
digunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token
Arends
2. Melaksakankan penelitian dalam dua siklus dan masing masing siklus
terdiri dari dua pertemuan
3. Menyusun instrumen observasi yang digunakan sebagai panduan dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe
Time Token Arends
4. Menyusun alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa ( LKS )
yang digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa.
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti dan guru berdiskusi tentang model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends. Dalam diskusi ini peneliti bertukar
pendapat dengan guru tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Peneliti juga melaksanakan uji coba instrument di SD yang berbeda yaitu SD Negeri
02 Ngadirojo untuk menentukan soal yang valid dan reliable.


4.2.2.2 Pelaksanaan
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 05
Desember 2016 dengab alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada
pertemuan pertama ini mengambil indicator 1. Menjelaskan pengertian peraturan
pusat dan daerah serta indicator 2. Mendiskripsikan alasan pentingnya peraturan
pusat dan daerah. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas menggunakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya sedangkan peneliti bertugas
sebagai observer. Tahap observasi yang dilakukan peneliti dilaksanakan setiap
pertemuan pada saat pembelajaran PKn

berlangsung. Kegiatan observasi ini

bertujuan untuk mengetahui apakah sintaks model pembelajaran Time Token Arends
dilaksanakan dengan baik ataupun sebaliknya.
Pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :

43


a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan beralokasi waktu 5 menit.
Kegiatan awal ini dimulai dengan guru memberikan salam kepada siswa
selanjutnya guru bersama siswa berdoa bersama, dilanjutkan denga guru
melakukan presensi siswa, guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, guru
menyampaikan tujuan serta gambaran kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti beralokasi waktu 55 menit dan terdiri dari tiga tahap yaitu
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menggali
pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang dipelajari.
Setelah itu guru menjelaskan materi tentang pengertian peraturan pusat dan daerah
serta pentingnya mematuhi peraturan secara singkat.
Tahap kedua yaitu tahap elaborasi diawali dengan membagi siswa dalam 5
kelompok. Setelah kelompok terbentuk siswa dibacakan aturan aturan yang harus
disepakati dalam belajar berkelompok. Masing masing anggota dalam kelompok
diberikan kupon berbicara serta setiap kelompok diberikan satu LKS untuk
didiskusikan. Walaupun telah dibacakan aturan yang harus disepakati, tampak
beberapa siswa masih kurang focus pada saat diskusi sehingga terkadang guru

harus mengingatkan aturan yang telah disepakati. Diskusi juga masih didominasi
oleh anggota tertentu saja. ketika diskusi telah selesai, tiba waktunya untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi
dan siswa yang lain diminta untuk menanggapi dengan menyerahkan kupon
berbicara jika ingin berpendapat dengan waktu 1 menit. Terlihat masih banyak
siswa yang enggan menyampaikan pendapatnya dengan alasan malu maupun tidak
berani. Maka dari itu guru membimbing siswa agar mau mengutarakan pendapat
mereka salah satunya dengan menunjuk secara acak anggota kelompok untuk
memberikan pendapatnya. Suasana mulai berubah ketika ada beberapa siswa yang
mulai yakin menyampaikan pendapatnya apalagi setelah kelompok yang paling
banyak menggunakan kupon berbicara diberikan penghargaan berupa bintang.
44

Tahap ketiga yaitu tahap konfirmasi yang dimulai dengan siswa dibimbing
untuk menarik kesimpulan hasil diskusi. Siswa diberi motivasi agar pembelajaran
selanjutnya lebih aktif lagi. Dan bagi siswa yang sudah terlibat dengan aktif
diberikan penghargaan berupa tepuk tangan.
c. Kegiatan Akhir atau Penutup
Tahap yang terakhir adalah kegiatan penutup. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Setelah itu dengan dibantu guru
siswa menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari selama pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya guru menutup pelajaran denga salam.

Pertemuan 2
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 Desember 2016
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua
ini mengambil indicator 3. Menyebutkan contoh peraturan perundang undangan
pusat dan daerah serta 4. Menyebutkan tata urutan peraturan perundang
undangan.tindakan dilakukan oleh guru kelas sementara peneliti bertindak sebagai
observer.

a. Kegiatan awal
Kegiatan awal atau pendahuluan beralokasi waktu 10 menit. Dimulai
dengan guru mngucapkan salam kepada siswa, berdoa bersama siswa, guru
melakukan presensi dan kemudian melaksanakan apersepsi dengan bertanya
jawab dengan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Tidak lupa guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang terdiri dari
tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi
dumulai dengan siswa diminta menyebutkan peraturan yang ada di daerah
mereka. Kemudian guru bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
45

yaitu tentang contoh peraturan peraturan perundang undangan tingkat pusat
dan daerah serta tata urutan peraturan perundang undangan.
Pada tahap kedua atau elaborasi siswa membentuk kelompok diskusi yaitu
5 kelompok. Seperti pertemuan pertama siswa dibacakan aturan yang harus
disepakati dan setelahnya masing masing anggota dalam kelompok diberikan
kupon berbicara. Masing masing kelompok diberikan LKS untuk didiskusikan
tentang contoh peraturan perundang undangan tingkat pusat dan daerah serta
tata urutan peraturan perundang undangan. Pada saat berkelompok, guru
mengkoordinasi kelompok agar diskusi dapat berjalan lebih baik dari
pertemuan 1. Masing masing siswa dalam kelompok diminta mencatat
jawabannya dalam buku catatan. Guru membimbing siswa agar saling
menghargai jika teman dalam satu kelompok mengungkapkan pendapatnya.
Masih sama seperti pertemuan sebelumnya, terlihat beberapa anak masih
menddominasi dalam kelompok. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan
kelompok menyampaikan hasil diskusi dan siswa dari kelompok lain berhak
menanggapi dengan menyerahkan kupon berbicara dengan durasi 1 menit. Sesi
berbicara dengan kupon ini diutamakan kepada siswa yang masih sedikit atau
belum menggunakan kupon berbicara pada

pertemuan sebelumnya. Guru

memberikan hadiah berupa bintang bagi kelompok yang paling banyak
menggunakan kupon berbicara.
Tahap yang ketiga atau konfirmasi diawali dengan siswa dengan dibantu
guru menarik kesimpulan hasil diskusi. Siswa yang masih belum aktif
deberikan motivasi agar lebih aktif lagi serta bagi siswa yang sudah aktif
diberikan penghargaan berupa tepuk tangan.
c.

Kegiatan Akhir atau Penutup
Pada kegiatan akhir siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas. Kemudian siswa dengan dibantu guru menarik
kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan mencatatnya di buku
catatan. Pada pertemuan 2 ini dilakukan evaluasi hasil belajar dengan
memberikan tes pilihan ganda untuk dikerjakan. Setelah semua selesai
mengerjakan guru menutup pembelajaran dengan salam.
46

4.2.2.3

Hasil Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal yang diamati atau diobservasi adalah kinerja guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.

a. Kinerja Guru
Kinerja guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends.
Aspek yang diamati dari kinerja guru berjumlah 17 item pada pertemuan 1
dan 18 item pada pertemuan 2 dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model Time Token Arends. Setiap item dinilai menggunakan skor mulai dari yang
terendah yaitu 0 hingga yang skor yang tertinggi yaitu 4. Skor 0 diberikan apabila
item observasi tidak dilaksanakan sama sekali, berikutnya skor 1 apabila item
dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat kurang, skor 2 diberikan apabila
item observasi dilaksanakan namun masuk ke dalam kategori kurang, skor 3
diberikan apabila item observasi dilaksanakan tetapi termasuk kategori cukup
baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang diberikan apabila guru melaksanakan
item observasi sangat baik.
Rata rata skor akhir pada pertemuan 1 dan 2 adalah 84. Pembelajaran
menggunakan model Time Token Arends dilaksanakan dengan baik. Hal ini
nampak pada saat guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam,
melakukan presensi dan apersepsi serta menyampaikan materi yang akan
dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti guru
melaksanakan pembelajaran dengan sintaks Time Token Arends secara runtut.
Pada kegiatan akhir guru mengajak semua siswa untuk menarik kesimpulan
bersama sama, melakukan evaluasi dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b. Aktivitas Siswa
Pada observasi siswa yang diamati adalah keaktifannya dalam pembelajaran
menggunakan model Time Token Arends. Masih sama dengan lembar observasi
guru, observasi siswa dilakukan dengan memberikan skor antara 0 sampai dengan
4. Skor terendah yaitu 0 diberikan apabila siswa tidak melakukan item observasi
47

sama sekali, skor 1 diberikan apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori
sangat kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk
ke dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan
tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang diberikan
apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik.
Rata rata hasil observasi pertemuan I dan pertemuan II adalah 55. Dapat
dikatakan bahwa kegiatan siswa pada pertemuan I dan pertemuan II termasuk
sedang. Hal ini terlihat bahwa siswa mulai aktif namun belum maksimal dalam
kegiatan belajar khususnya saat menanggapi hasil diskusi menggunakan kupon
berbicara.

4.2.2.4 Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus 1 didapatkan dari evaluasi belajar siswa yang
berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada pertemuan kedua. Nilai
evaluasi siswa adalah ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngadirojo. Hasil evaluasi tersebut kemudian
dianalisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran menggunakan
model Time Token Arends yang dilaksanakan pada siklus 1 dengan mengacu pada
KKM yaitu ≥60.
Hasil evaluasi pada siklus 1 ini masih terdapat beberapa siswa kelas V
yang masih memperoleh nilai dibawah KKM. Berikut adalah hasil evaluasi siswa
kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo pada siklus 1.

48

Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus 1
No
1
2
3
4
5
6

Interval
95 – 100
84 – 94
73 – 83
62 – 72
51 – 61
40 – 50
Jumlah

Frekuensi
0
3
5
11
5
6
30

Persentase ( % )
0
10
16,67
36,66
16,67
20
100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijabarka hasil evaluasi siswa kelas V pada
mata pelajaran PKn diperoleh 6 siswa berada pada interval 40 – 50 atau 20%, 5
siswa berada pada interval 51 – 61 atau 16,67 %, 11 siswa berada pada interval 62
– 72 atau 36,66%, 5 siswa berada pada interval 73 – 83 atau 16,67%, 3 siswa
berada pada interval 84 – 94 atau 10% sedangkan yang terakhir tidak ada siswa
berada pada interval 95 – 100 atau 0%. Hasil evaluasi menunjukkan nilai tertinggi
adalah 90 sedangkan nilai terendah adalah 45.
Selain hasil evaluasi siswa,juga

didapatkan data ketuntansan belajar

siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan siswa pada siklus 1 SD Negeri 02
Ngadirojo :

Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus 1
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas (≥ KKM 60 )
Belum Tuntas ( < KKM 60 )
Rata – rata
Skor maksimal
Skor minimal

Jumlah
22
8

Persentase %
73,33
26,67
66,03
90
45

49

Berdasarkan tabel 4.4 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar atau
KKM ≥60 sebanyak 22 siswa atau 73,33 %. Sedangkan yang belum mencapai
ketuntasan belajar atau KKM ≥60 sebanyak 8 siswa atau 26,67 %.
Berikut disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 :

Siklus 1

26, 67%
Belum Tuntas

73,33%
Tuntas

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo

4.2.2.5 Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus 1 selesai dilanjutkan dengan melakukan refleksi
untuk mengetahui kekurangan kekurangan pada pelaksanaan siklus 1 yang
nantinya diperbaiki pada siklus 2. Adapun permasalahan yang didapat pada siklus
1 adalah sebagai berikut :
1. Siswa masih terlihat bingung dengan model pembelajaran
2. Diskusi dalam kelompok masih didominasi beberapa siswa tertentu saja
sehingga anggota kelompok yang lain masih pasif.
3. Siswa masih ragu ragu untuk menyampaikan pendapat
4. Waktu yang digunakan belum efisien

50

4.2.3

Diskripsi Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 tidak jauh berbeda dari pelaksanaan siklus 1. Siklus 2

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama yaitu hari Jumat 9
Desember 2016 sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
10 Desember 2016. Pada siklus 2 ini menggunakan Standar Kompetensi dan
Kompentensi Dasar yang sama dengan siklus 1 hanya indikatornya yang berbeda.
Adapun tahap dalam pelaksanaan siklus 2 adalah sebagai berikut.

4.2.3.1 Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus 2 diawali dengan memperhatikan
permasalahan atau kekurangan yang didapati pada siklus 1. Kekurangan atau
permasalahan pada siklus 1 menjadi dasar dalam melaksanakan tindakan pada
siklus 2 agar tindakan yang dilaksanakan berjalan dengan lebih baik.
Dari permasalahan atau kekurangan yang didapat dalam pelaksanaan
siklus 1 maka peneliti menyusun rencana untuk memperbaiki hasil belajar PKn
pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo. Perencanaan yang dalam
melaksanakan tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil refleksi pada
siklus1 serta mencari pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan
pada siklus 1
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan media yang akan
digunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token
Arends
3. Melaksakankan penelitian dalam dua siklus dan masing masing siklus
terdiri dari dua pertemuan
4. Menyusun instrumen observasi yang digunakan sebagai panduan dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe
Time Token Arends
5. Menyusun alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa ( LKS )
yang digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa
51

Sebelum melaksanakan siklus 2 peneliti berdiskusi dengan guru kelas tentang
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Peneliti juga
memaparkan permasalahan atau kekurangan yang didapat dari siklus 1 untuk
saling bertukat pendapat mencari solusinya. Tidak lupa peneliti dan guru kelas
juga berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan
dalam siklus 2 ini agar lebih baik dari siklus1.

4.2.3.2 Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 09
Desember 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Indicator
yang digunakan dalam pertemuan pertama ini antara lain 5. Menyebutkan akibat
jika tidak mematuhi peraturan perundang undangan serta indicator 6.
Menyebutkan akibat jika mematuhi peraturan perundang undangan. Dalam
pelaksanaan pertemuan pertama yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas
sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Tahap observasi yang dilakukan
peneliti dilaksanakan setiap pertemuan pada saat pembelajaran PKn berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai
berikut :
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal beralokasi 10 menit dimulai dengan guru
mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan berdoa bersama, guru
melaksanakan presensi, kemudian guru mulaksanakan apersepsi dengan
member pertanyaan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari,
selain itu guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang
terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Tahap
pertama yaitu eksplorasi dimulai dengan siswa diminta mengamati gambar
perilaku tidak mematuhi peraturan lalu lintas di buku pelajaran PKn. Dari
52

situ guru menggali kemampuan siswa dengan melakukan tanya jawab
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang akibat tidak
mematuhi peraturan perundang undangan dan akibat yang didapat jika
mematuhi peraturan perundang undangan. Setelah bertanya jawab guru
memaparkan sedikit materi tentang akibat jika tidak mematuhi dan akibat
jika mematuhi peraturan lalu lintas tersebut.
Berlanjut ke tahap yang kedua yaitu elaborasi, siswa diminta
berkelompok sesuai kelompok pada siklus 1. Masing masing siswa
diberikan kupon untuk berbicara dan LKS tentang tentang akibat tidak
mematuhi peraturan perundang undangan dan akibat yang didapat jika
mematuhi peraturan perundang undangan untuk didiskusikan. Sebelum
berdiskusi guru mengingatkan siswa perihal aturan yang harus disepakati
seperti pada pelaksanaan pembelajaran PKn sebelumnya. Pada saat diskusi
guru berkeliling untuk membantu siswa jika ada yang ingin ditanyakan.
Pada diskusi kali ini guru meminta siswa yang masih pasif untuk
berpendapat dan siswa terlibat aktif mencatat pendapatnya. Awalnya siswa
yang diminta berpendapat terlihat enggan melaksanakan perintah guru,
namun guru memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa berani
mengemukakan

pendapatnya.Siswa

yang

aktif

diminta

untuk

menyampaikan pendapat yang telah dicatat ke teman teman yang lain agar
waktu yang digunakan lebih efisien. Selanjutnya perwakilan siswa diminta
mempresentasikan hasil diskusi. Setelah selesai mempresentasikan hasil
diskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang aktif untuk
menyampaikan apa saja yang didapatkan pada kelompoknya dan meminta
siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan menggunakan kupon
berbicara dengan durasi 1 menit. Seperti pertemuan siklus 1 bagi
kelompok yang aktif diberikan hadiah berupa bintang.
Tahap ketiga yaitu konfirmasi, siswa dengan dibantu guru menarik
kesimpulan hasil diskusi. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Bagi siswa yang sudah mengalami
53

peningkatan dan terlibat aktif dalam peembelajaran diberikan penghargaan
berupa tepuk tangan.
c. Kegiatan Akhir atau Penutup
Kegiatan akhir atau penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu 10
menit diawali dengan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami, dilanjutkan dengan siswa dengan dibantu
guru menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Kesimpulan
yang telah dibuat kemudian dicatat dalam buku catatan siswa.
Pembelajaran diakhiri dengan guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 2016
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua
ini mengambil indicator 7. Menentukan sikap dalam menegakkan peraturan
perudang undangan. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas sedangkan peneliti
bertindak sebagai observer.
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II adalah sebagai
berikut :
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal atau pendahuluan beralokasi waktu 10 menit.
Dimulai dengan guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
berdoa

bersama,

guru

melaksanakan

presensi,

kemudian

guru

mulaksanakan apersepsi dengan member pertanyaan kepada siswa terkait
materi yang akan dipelajari, selain itu guru juga menyampaikan materi
yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta
manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu 50 menit yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap
perama yaitu eksplorasi siswa diminta untuk mengamati gambar polisi
mengatur lalu lintas pada buku pelajaran PKn. Guru bertanya jawab
dengan siswa terkait tenang materi yang akan dipelajari yaitu menentukan
54

sikap dalam menegakkan peraturan perudang undangan. Dilanjutkan guru
memaparkan sedikit materi yang akan dipelajari.
Tahap kedua yaitu elaborasi siswa dibentuk kedalam kelompok
yang baru. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa belajar bekerja sama
dengan teman teman yang lain. Setelah berkelompok siswa dibacakan
aturan yang harus disepakati dan guru memastikan bahwa semua siswa
mengerti tentang peraturan yang dibacakan. Setiap siswa dalam setiap
kelompok diberikan kupon berbicara serta setiap kelompok diberikan LKS
tentang menentukan sikap dalam menegakkan peraturan perudang
undangan. untuk didiskusikan. Tampak bahwa selama diskusi berlangsung
siswa yang aktif lebih banyak mencatat dan mendengarkan dan juga
memberikan masukan masukan pada jawaban teman satu kelompok. Ada
juga kelompok yang mewajibkan setiap anggota kelompok menuliskan
jawaban masing masing lalu menyatukan jawaban mereka. Seperti pada
siklus 1 setelah berdiskusi perwakilan keompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Kali ini disepakati bahwa yang
membacakan hasil diskusi adalah siswa yang kurang aktif dan kurang
berani. Siswa lain ditunjuk secara bergantian menanggapi hasil diskusi
kelompok menggunakan kupon berbicara dengan durasi 1 menit. Guru
memberikan bintang kepada kelompok yang paling sering dan tepat dalam
memberikan tanggapan.
Memasuki tahap ketiga yaitu konfirmasi, siswa dengan dibantu
guru menarik kesimpulan hasil diskusi. Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Bagi siswa yang sudah
mengalami peningkatan dan terlibat aktif dalam peembelajaran diberikan
penghargaan berupa tepuk tangan.
c. Kegiatan Akhir atau Penutup
Pada kegiatan akhir ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 10
menit diawali dengan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami, dilanjutkan dengan siswa dengan dibantu
guru menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Kesimpulan
55

yang telah dibuat kemudian dicatat dalam buku catatan siswa. Sebelum
menutup pembelajaran guru memberikan soal evaluasi berupa pilihan
ganda untuk dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan guru mengucapkan
salam penutup.
4.2.3.3

Hasil Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung pada

pertemuan 1 dan pertemuan 2. Dalam siklus II ini yang diamati adalah seluruh
proses pembelajaran yaitu kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe Time Token Arends.
a. Kinerja Guru
Kinerja guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends.Sama seperti pada siklus 1
keseluruhan aspek yang diamati dari kinerja guru berjumlah 17 item pada
pertemuan 1 dan 18 item pada pertemuan 2, dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model Time Token Arends. Setiap item dinilai menggunakan
skor mulai dari yang terendah yaitu 0 hingga yang skor yang tertinggi yaitu 4.
Skor 0 diberikan apabila item observasi tidak dilaksanakan sama sekali,
berikutnya skor 1 apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat
kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk ke
dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan
tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang
diberikan apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik.
Rata rata skor observasi pada pertemuan 1 dan 2 adalah 92,5.
Pembelajaran menggunakan model Time Token Arends dilaksanakan dengan
baik sekali. Hal ini nampak pada satt guru memulai pembelajaran dengan
memberikan salam, melakukan presensi dan apersepsi serta menyampaikan
materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada
kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran dengan sintaks Time Token
Arends secara runtut. Guru juga memberikan hadiah berupa bintang bagi
kelompok yang aktif dan bagi siswa yang aktif diberikan penghargaan berupa
tepuk tangan. Pada kegiatan akhir guru mengajak semua siswa untuk menarik
56

kesimpulan bersama sama, meminta siswa untuk memcatat kesimpulan materi,
melakukan evaluasi dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
b. Aktivitas Siswa
Observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa pada saat
pembelajaran dengan menggunakan model Time Token Arends. Aspek yang
diamati mulai dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran hingga
antusisas siswa dalam pembelajaran. Seperti pada siklus 1 observasi siswa
dilakukan dengan memberikan skor antara 0 sampai dengan 4. Skor terendah
yaitu 0 diberikan apabila siswa tidak melakukan item observasi sama sekali,
skor 1 diberikan apabila item dilaksanakan tetapi termasuk kategori sangat
kurang, skor 2 diberikan apabila item observasi dilaksanakan namun masuk ke
dalam kategori kurang, skor 3 diberikan apabila item observasi dilaksanakan
tetapi termasuk kategori cukup baik, dan yang terakhir adalah skor 4 yang
diberikan apabila guru melaksanakan item observasi sangat baik. Berikut ini
adalah hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2
Rata rata skor pada pertemuan pertama dan kedua adalah 72. Terlihat
adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa hasil
belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan model Time token Arends
sangat baik.

4.2.3.4 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa didapatkan dari hasil evaluasi yang dikerjakan siswa
pada pertemuan 2. Hasil evaluasi ini adalah ukuran keberhasilan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngadirojo. Hasil dari evaluasi
yang dikerjakan siswa kemudian dianalisa untuk mengeahui tingkat keberhasilan
dari pembelajaran menggunakan model Time Token Arends yang dilaksanakan
pada siklus 2.
Hasil belajar pada siklus 2 ini terbilang memuaskan sebab semua siswa
telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo pada
pelajaran PKn dengan model Time Token Arends dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

57

Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus II
No
1
2
3
4
5
6

Interval
95 – 100
84 – 94
73 – 83
62 – 72
51 – 61
40 – 50
Jumlah

Frekuensi
0
3
13
10
4
0
30

Persentase ( % )
0
10
43,33
33,33
13,34
0
100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijabarkan hasil evaluasi siswa kelas V pada
mata pelajaran PKn diperoleh 0 atau tidak ada siswa yang berada pada interval
40– 50 atau 0%, 4 siswa berada pada interval 51– 61 atau 13,34%, 10 siswa
berada pada interval 62 – 72 atau 33,33%, 13 siswa berada pada interval 73 – 83
atau 43,33%, 3 siswa berada pada interval 84 – 94 atau 10% sedangkan yang
terakhir tidak ada siswa yang berada pada interval 95 – 100 atau 0%. Hasil
evaluasi menunjukkan nilai tertinggi adalah 93 sedangkan nilai terendah adalah
62.
Selain hasil evaluasi siswa,juga

didapatkan data ketuntansan belajar

siswa. Berikut ini adalah data ketuntasan siswa pada siklus 2 SD Negeri 02
Ngadirojo yang sudah disederhanakan dalam bentuk tabel:

58

Tabel 4.6
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Ngadirojo Pada Siklus II
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas (≥ KKM 60 )
Belum Tuntas ( < KKM 60 )
Rata – rata
Skor maksimal
Skor minimal

Jumlah
30
0

Persentase
100%
0
73
93
62

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh data semua siswa kelas V pada mata
pelajaran PKn dengan jumlah siswa sebanyak 30 telah mencapai ketuntasan
belajar KKM ≥60. Nilai tertingginya 93 dan nilai terendah adalah 62.
Berikut disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II :

Siklus 2

100%
Tuntas

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo

4.2.3.5 Refleksi
Dalam pelaksanaan siklus 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Time Token Arends pada siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo secara
keseluruhan sudah sangat baik. Permasalahan yang didapatkan dari siklus 1 telah
dilakukan perbaikan pada siklus 2. Misalnya siswa yang belum aktif diberikan
59

dorongan agar mau menyampaikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi yang
dilaksanakan pada pertemuan ke dua, seluruh siswa telah mencapai KKM ≥60.

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Ngadirojo dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends jika dibandingkan mulai
dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa siswa mengalami
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal
menunjukkan bahwa 12 dari 30 siswa belum mencapai KKM yaitu ≥60. Hasil
belajar siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu 22 dari 30 siswa telah
mencapai KKM. Pada siklus II hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya yaitu hasil belajar keseluruhan siswa telah mencapai
KKM. Berikuat adalah hasil belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus II yang disajikan dalam tabel :

Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PKn
Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Kondisi Awal
NO

Nilai
F

Siklus 1

Persen
(%)

F

Siklus 2

Persen
(%)

F

Persen
(%)

1

Tuntas

18

60

22

73,33

30

100

2

Belum Tuntas

12

40

8

26,67

0

0

Jumlah

30

30

100%

30

100%

60

100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Time Token
Arends. Dari kondisi awal siswa yang belum mencapai KKM, dan dilakukan
tindakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat

sebanyak 19 siswa.

Dilanjutkan dengan tindakan pada siklus 2 peningkatan hasil belajar juga terjadi
yaitu seluruh siswa telah mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran

dengan

menggunakan

model

yang

menarik

akan

dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token
Arends membuat siswa lebih memahami materi sebab siswa dituntut aktif dan
harus bisa mengemukakan pendapat tentang materi pembelajaran. Berikut adalah
diagram ketuntasan hasil belajar siswa :

120%

Ketuntasan Hasil Belajar PKn

100%

100%

80%
60%

60%

40%

40%

20%
0%

Kondisi Awal

73.33%

Tuntas
Belum Tuntas

26.67%
0%
Siklus 2

Siklus 1

Gambar 4.4 Rekapitulasi Hasil belajar Siswa
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus II

Dengan melihat diagram diatas, terlihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa muali dari kondisi awal dengan siklus 1 dan siklus II. Kondisi awal ke
siklus 1 menunjukkan peningkatan dari 60% menjadi 73,33 %, sedangkan dari
siklus 1 73,33% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 100 %.
61

4.4

Pembahasan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas V SD Negeri

02 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, peneliti berupaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan beberapa strategi. Dari
hasil wawancara, kondisi awal siswa menunjukan masih banyak siswa yang
belum memenuhi KKM ≥60.
Berangkat dari masalah tersebut peneliti melaksanakan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02
Ngadirojo. Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pelaksanaan siklus I berjalan cukup baik, namun pada pertemuan pertama masih
ada beberapa siswa yang mendominasi pembelajaran dan masih ada siswa yang
kurang aktif. Pada pertemuan kedua siswa mulai terlihat beberapa siswa yang
awalnya kurang aktif menjadi berani mengemukakan pendapat setelah diberikan
motivasi oleh guru. Motivasi dari guru sangat penting untuk mendorong siswa
menjadi lebih berani mengemukakan apa yang merekan pikirkan tentang materi
yang dipelajari.jika dibandingkan dengan kondisi awal, hasil belajar pada siklus I
mengalami peningkatan namun hasisl belajar siklus I masih belum mencapai
target maka perlu dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II.
Sama seperti siklus I untuk siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan dengan model pembelajaran yang sama yaitu Time Token Arends. Pada
pelaksanaan siklus II siswa sudah memahami fase fase dalam model pembelajaran
Time Token Arends sehingga siswa lebih aktif dan berani mengemukakan
pendapat maupun memberikan tanggapan. Hasil belajar pada siklus II ini
meningkat melebihi target yang telah ditetapkan. Penelitian menggunakan model
Time Token Arends pada siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V SD negeri 02
Ngadirojo.

62

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24