Makalah pencemaran tanah TERHADAP KESEHATAN DAN EKOSISTEM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah
satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang
umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang
digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan
dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi
telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan
pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun
keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung
sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan
tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai
pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka kami merumuskan masalah yang perlu
ditanggulangi sebagai berikut :
1) Apa saja yang menyebabkan pencemaran tanah.
2) Bagaimana cara untuk menanggulangi dampak pencemaran tanah yang sedang terjadi.

C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1) sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan
2) sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang sedang
dikaji

D. Ruang Lingkup Masalah
Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak, dan
cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran dari Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan

kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting, terutama bagi kehidupan
semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia papan maupun pangan bagi kehidupan
makhluk hidup. Sebaliknya tanah juga berfungsi sebagai media bagi penyebaran penyakit-penyakit
yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya. Sumber-sumber yang
menyebabkan tanah tidak subur adalah sebagai berikut :

 Limbah pertanian
 Limbah pabrik/industri
 Rumah tangga
 Bahan-bahan yang tak dapat diuraikan oleh mikroorganisme misalnya plastik.
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Plastik tidak bisa

diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa dibusukkan dan akan menumpuk
sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar disamping tampak sampah-sampah plastik dan
kaleng, hal itu akan sangat mengganggu kesuburan tanah karena tidak bisa diuraikan dan dibusukkan
oleh mikroorganisme.
Begitu juga dengan penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, ternyata dapat
menimbulkan pencemaran tanah. Beberapa tumbuhan justru tidak dapat tumbuh dengan subur lantaran
pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk yang tidak sesuai. Selain itu sebagian sisa dari
pupuk akan hanyut terbawa air sehingga mencemarkan air sungai atau danau.
B. Jenis Tanah dan Persebarannya Di Indonesia
a. Tanah Kapur (Terarrosa)
Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan kapur. Tanah kapur banyak terdapat di Jawa, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
b. Tanah Gambut (Tanah Rawa)
Tanah ini berasal dari bahan organik yang hidup di rawa-rawa. Tanah ini terdapat di pantai timur
Sumatera, Kalimantan dan bagian selatan Papua.

c. Tanah Vulkanik (Tanah Gunung Api)
Tanah vulkanik adalah jenis tanah dari pelapukan batuan letusan gunung api. Tanah ini terdapat
di Jawa, Sumatra, Halmahera, dan Sulawesi.
d. Tanah Aluvial

Tanah ini terbentuk akibat proses pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai.
Tanah ini banyak terdapat di lembah, sungai dan daerah pertemuan antara laut dan sungai.
C. Pemanfaatan Tanah
Tanah berperan penting bagi kehidupan di muka bumi. Seluruh aktivitas manusia dilakukan
diatas tanah. Tanah dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraannya. Berikut ini beberapa pemanfaatan tanah oleh manusia.
a. Pemanfaatan tanah secara langsung
Contoh pemanfaatan tanah secara langsung adalah digunakan untuk pembuatan genteng, batu
bata dan campuran pembuatan semen.
b. Pemanfaatan tanah secara tidak langsung
Contoh pemanfaatan tanah secara tidak langsung adalah :
(1)

Mengolah tanah untuk ditanami berbagai jenis tanaman

(2)

Untuk pondasi bangunan

(3)


Untuk dibuat jalan sebagai prasarana-transportasi
Secara umum, pemanfaatan tanah atau lahan dapat juga dibedakan menjadi pertanian dan non

pertanian. Pemanfaatan lahan untuk pertanian antara lain perkebunan, sawah dan ladang. Pemanfaatan
lahan di bidang non pertanian, antara lain permukiman jalan dan industri.
D. Zat Kimia Utama Penyebab Pencemaran Tanah
Diantara zat-zat kimia yang banyak mencemari tanah, pestisida adalah yang paling banyak
menyumbangkan pencemaran pada tanah.
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk atau pestisida. Pertanian yang intensif banyak
menggunakan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama. Penggunaan
pupuk yang terus menerus akan mengubah struktur tanah sehingga kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami tanaman tertentu.
Pestisida haruslah digunakan secara hati-hati sebab pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tapi juga mikroorganisme dalam tanah yang berguna, padahal kesuburan tanah bergantung
pada jumlah mikroorganisme di dalamnya.

1. Kegunaan Pestisida
Pestisida digunakan bukan saja untuk mengatasi serangga yang menimbulkan / membawa penyakit
pada manusia, tetapi juga untuk membasmi berbagai jenis hama tanaman. Pestisida dimaksudkan

untuk semua racun yang digunakan untuk memberantas hama tanaman, binatang atau serangga dalam
rumah, perkantoran atau gudang, serta zat pengatur tumbuh pada tanaman di luar pupuk. Banyak
pestisida tersebut juga racun bagi manusia.
2. Jenis-Jenis Pestisida
Berdasarkan sasaran penggunaannya, pestisida dapat dibagi atas berbagai golongan :
a. Insektisida (hidrokarbon terklorinasi)
Insektisida adalah pencemaran tanah untuk memberantas serangga di rumah atau perkantoran dan
hama tanaman, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, semut, belalang, kepik, wereng, dan ulat. Bahan
kimia Insektisida ada yang tergolong organoklor (hidrokarbon terklorinasi), organofosfat, dan
karbonat.
1) Organoklor
Pada awalnya, senyawa organoklor banyak digunakan sebagai Insektisida. Beberapa diantaranya
yaitu : DDT, Aldrin, Dieldrin, dan Lindan. Pestisida golongan ini bersifat persisten (sukar terurai) dan
larut dalam lemak. Akibatnya, limbah pestisida ini dapat mengalami bioakumulasi dalam rantai
makanan. Oleh karena itu, berbagai pestisida organoklor telah dilarang atau diperketat
penggunaannya.
2) Organofosfat
Larangan atau pengetatan penggunaan pestisida golongan organoklor menyebabkan peningkatan
penggunaan pestisida golongan organofosfat. Beberapa diantaranya yang banyak digunakan yaitu
Malation, Diazinon, dan Paration. Senyawa-senyawa ini telah dipelajari lebih seksama tentang

efektivitasnya membasmi serangga, serta toksisitasnya terhadap manusia dan hewan.
Senyawa organofosfat umumnya lebih beracun terhadap mamalia daripada senyawa organoklor
(kecuali Malation, yang kurang toksik daripada DDT). Sebagaimana halnya organoklor, organofosfat
juga terakumulasi dalam lemak. Akan tetapi, golongan organofosfat jauh lebih mudah terurai dalam
beberapa hari atau minggu juga akan terdegradasi, sedangkan organoklor tetap utuh sampai tahunan.
Residu pestisida organofosfat jarang ditemukan dalam makanan.
3) Karbonat
Kelompok senyawa lain yang dapat digunakan sebagai Insektisida khususnya setelah larangan
penggunaan DDT, yaitu karbamat. Contohnya adalah karbaril (sevin), karbofuran (furadan), dan

aldikarb (temik). Secara umum, karbamat kurang toksik terhadap mamalia. Kebanyakan karbamat
hanya mematikan sejenis atau sedikit hama; sedangkan organoklor dan organofosfat mempunyai
spektrum yang lebih luas. Karbamat tidak terakumulasi dalam lemak dan mudah terurai. Sayangnya,
karbaril, yaitu golongan karbamat yang paling banyak digunakan ternyata meracuni lebah.
b. Herbisida dan Defolian
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mematikan tumbuhan pengganggu (gulma) seperti
alang-alang, rerumputan, dan enceng gondok, sedangkan defolian adalah herbisida perontok daun.
Salah satu contoh herbisida yaitu 2,4-D (Asam 2,4 - diklorofenoksiasetat), dan salah satu contoh
defolian yaitu 2,4-T (Asam 2,4 - triklorofenoksiasetat). Campuran kedua senyawa tersebut dikenal
dengan nama zat oranye (agent orange). Pernah digunakan dalam perang Vietnam untuk merontokkan

daun pepohonan sehingga musuh tidak dapat berlindung. Juga untuk merusak sawah yang mendukung
kehidupan musuh. Selain merusak lingkungan, zat oranye dicurigai bersifat teratogenik, menjadi
penyebab cacat lahir bayi-bayi Vietnam dan bayi dari tentara Amerika yang terkontaminasi zat
tersebut. Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa zat oranye, jika murni, tidak menyebabkan
kelainan pada bayi hewan percobaan. Kelainan cacat itu mungkin disebabkan dioksin, suatu zat yang
lebih racun, yang terdapat sebagai pengotor dalam 2,3,4-T. Oleh karena itu, 2,3,4-T telah dilarang
penggunaannya.
Contoh herbisida yang lain yaitu atrazin, paraquat, dan gliposat. Atrazin banyak digunakan pada
ladang gandum. Gandum dapat mendeaktifkan atrazin, sedangkan rerumputan tidak. Paraquat dapat
mematikan kebanyakan tumbuhan, tetapi mudah terurai. Oleh karena itu, paraquat dapat digunakan
untuk membasmi gulma sebelum ditanami. Gliposat membasmi semua tumbuhan tanpa pilih-pilih.
c. Fungisida
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas / mencegah pertumbuhan jamur / cendawan seperti
bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I)
oksida dan tembaga (II) sulfat.
d. Bakterisida
Bakterisida adalah pestisida untuk membasmi bakteri atau virus.
Contoh : tetra yang digunakan untuk membasmi CVPD (salah satu penyakit pada jeruk).
e. Nematisida
Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama berupa cacing (nematoda). Hama jenis ini

umumnya merusak akar atau umbi tanaman.
f. Rhodentisida

Rhodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat seperti tikus. Contoh : Warangan.
3. Cara-Cara Pencegahan Pestisida
a. Cara penggunaannya :
1. Bacalah tabel dan petunjuk penggunaannya.
2. Jangan makan, minum, atau merokok selama menggunakannya.
3. Pakailah perlengkapan keamanan, seperti sarung tangan, sepatu bot, kacamata, pelindung pernafasan,
dan baju kerja yang menutupi kulit seluas mungkin.
4. Hindari teknik penyemprotan yang salah, misalnya menyemprot berlawanan dengan arah angin.
5. Tidak menggunakan obat melebihi takaran.
b. Cara menyimpannya :
1. Simpan di tempat yang kering dan aman, jauh dari jangkauan anak-anak, jauh dari makanan dan
minuman.
2. Simpan dalam wadahnya sendiri, jangan dipindahkan ke wadah lain, apalagi wadah bekas makanan
atau minuman.
3. Simpan selama diperlukan, jika tidak diperlukan lagi sebaiknya disingkirkan.
4. Simpan tersendiri, jauh dari bahan kimia lain, khususnya dari bahan kimia yang reaktif seperti asam.
Bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber api.

5. Bacalah label dan petunjuk penggunaannya, jika tidak jelas, tanyakan pada orang yang
mengetahuinya.
c. Cara membuang wadah :
1. Pilihlah tempat yang cocok untuk mengubur atau membakar bekas wadah, jangan membuang di
tempat sampah, atau tempat lain yang dapat terjangkau anak-anak.
2. Jangan membuang wadah bekas ke sumber air atau selokan.
3. Jangan membakar wadah yang bertekanan tinggi.
4. Tidak mencuci peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur, agar tidak mencemari sungai atau
sumur penduduk. Cucilah peralatan di tempat khusus dan limbahnya dibuang secara khusus pula.
4. Tanda-Tanda Keracunan Pestisida
Keracunan propoksur (bahan aktif dalam Baygon dan Raid) dapat terjadi melalui pernafasan, mulut,
kulit, dan mata. Bila terhirup dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Bila tertelan dapat
menyebabkan mual, muntah, diare, kram perut, sesak nafas, nafas berbunyi seperti kucing, dan
ngorok. Bila terkena kulit akan menyebabkan kemerahan, bila terkena mata akan mengakibatkan mata

bengkak, berair, dan orang-orangan mata mengecil, pada keadaan berat dapat terjadi nafas berhenti,
kejang, dan kematian.
5. Pertolongan Korban Keracunan Pestisida
Penanganan korban keracunan pestisida juga sangat kompleks, bergantung pada jenis racun dalam
pestisidanya. Secara umum, tindakan berikut dapat dilakukan :

a. Usahakan agar korban tetap sadar, ciptakan kondisi dengan sirkulasi udara yang baik.
b. Usahakan agar racun dapat dimuntahkan.
c. Jika pasien masih sadar dan dapat minum, berikan norit.
d. Segeralah bawa ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat atau menghubungi nomor-nomor darurat.

E. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya :
a. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang
besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
b. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi
tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar
terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk
kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan
rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies
tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar

ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
F. Penanganan yang Harus Dilakukan
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah. Diantaranya :
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,
tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah,
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan
remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari
referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca
setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam
menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26