Paradigma Yang Terdapat Dalam Proses Pen

Paradigma Yang Terdapat Dalam Proses Penelitian

Ahadin Winarko Wibisono
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Iringmulo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Telp.(0725) 41507, Fax. (0725) 47296
[email protected]

A.

Pendahuluan
Kata “penelitian” diartikan kedalam bahasa Inggris yatu “research”, atau didalam bahasa

indonesia biasa dikenal dengan kata “riset”. Kata research terdiri dari dua suku kata yaitu, “re” yang
artinya “kembali” dan “search” yang artinya “mencari”. Dengan demikian research (penelitian)
secara bahasa memiliki arti “mencari kembali”. Banyak definisi tentang penelitian yang diantaranya
disebutkan didalam kamus Webster’s New International mengatakan bahwasannya penelitian
adalah sebuah penyelidikan biasanya dilakukan dengan hati-hati dan kritis dalam mencari sebuah
fakta dan prinsip-prinsip penyelidikan yang amatlah cerdik guna menetapkan sesuatu masalah
tertentu. Dalam kamus online menyatakan bahwa penelitian secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai berikut “careful study that is done to find and report new knowledge about something”.

Pada dasarnya proses penelitian akan melalui tiga tahapan terlebih dahulu yaitu, 1). Mengajukan
pertanyaan penelitian terlebih dahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, 2)
Mengumpulkan data-data untuk menjawab kembali pertanyaan-pertanyaan yang digunakan saat
melakukan penelitian, 3) Memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan dari
penelitian tersebut.
Dari berbagai pengertian penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa penelitian pada
dasarnya adalah sebuah metode yang digunakan untuk menemukan sebuah kebenaran dari suatu
persoalan yang dihadapi oleh manusia dengan cara-cara ilmiah. Cara-cara ilmiah yang dimaksud
adalah sebuah penelitian haruslah dilakukan dengan cara rasional, obyektif, empiris, sistematis, dan
teratur. Sehingga hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti akan
memberikan sebuah hasil yang sama jika mengikuti atau mematuhi prosedur atau tahapan yang
sama1. Dalam melakukan penelitian pastilah ada sebuah kekurangan yang mana kekurangan
tersebut dapat menjadi tanda tanya akan penelitian yang telah si peneliti lakukan. Secara umum
kelemahan-kelemahan dalam penelitian berdasarkan pengamatan para ahli antara lain disebabkan
1

Imam Machali, Metode Penelitian Kuantitatif Panduan Praktis Merencanakan, Melaksanakan dan Analisis
dalam Penelitian Kuantitatif (Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), 1, http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24023.


1

oleh rendahnya kualitas si peneliti, rendahnya kulaitas objek yang dignakan si penliti, kurangnya
rerferensi yang dimiliki peneliti dan juga kurangnya komunikasi antar peneliti.2
Dari penelitian yang telah dilakukan para peneliti banyak menghasilkan metode-metode yang
telah berkembang saat ini salah satunya tentang Konsep Learning Revolution.3 Dimana didalam
Konsep Learning Revolution ini berperan dalam proses pembelajaran yang banyak dilakukan saat
ini oleh tenaga pendidik atau guru, yang mana di dalam konsep ini juga guru sangat dipermudah
karena guru hanya dijadikan sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
belajara mengajar didalam kelas dan konsep ini merupakan konsep yang sangat disukai atau
diminati oleh para pendidik karena konsep ini merupakan cara arau proses belajar mengajar secara
mengasyikkan dan menyenangkan tanpa terikat oleh sistem atau peraturan yang berlaku.

B.

Pembahasan
Dalam melakukan sebuah penelitian pastilah kita mendapati paradigma-paradigma penelitian,

paradigma penelitian tersebut dibagi menjadi dua, yakni kuantitatif (scientific paradigm) dan
kualitatif (naturalisticparadigm). Sementara itu, ada ahli yang memisahkan kedua paradigma

tersebut, seperti Lexy Moleong dan Noeng Muhadjir. Beberapa ahli lain juga berupaya untuk
memadukan kedua paradigma tersebut, seperti Julia Brannen.4

C.

Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif secara induktif ialah suatu cara yang digunakan seseorang untuk

berpikir dengan mendasarkan pada pengalaman yang terjadi secara berulang-ulang. Bisa juga
sebuah kumpulan fakta yang bertebaran yang kemudian dilakukan pencarian kesesuaian diantara
fakta-fakta tersebut sehingga masing-masing fakta tersebut memiliki keterkaitan antara satu fakta
dengan fakta yang lain. Dengan demikian cara berpikir secara induktif merupakan suatu bentuk
rekayasa kejadian yang dilakukan sesorang setelah melakukan observasi atau penelitian dari
berbagai macam kasus yang unik atau khusus yang kemudian dilakukan pengembangan materi
sehingga menjadikannya sebuah penalaran tunggal yang menggabungkan antara kasus-kasus khusus
menjadi sebuah bentuk pemahaman yang umum dan dapat diterima oleh akal pikiran. Hukum yang

Abdul Khobir, “Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi,” EDUKASIA ISLAMIKA 7, no. 1 (2013): 8,
http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/forumtarbiyah/article/view/248.
3

Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, “Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Konsep Learning
Revolition,” Attarbiyah 26 (2016): 4.
4
Rohmad Qomari, “Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif Dalam Penelitian Kependidikan,” Jurnal
Insania , No. Vol 14, No 3 (2009) (2009): 1.
2

2

dapat disimpulkan dari sebuah fenomena yang telah diselidiki akan berlaku juga bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki (generalisasi).5
Sebuah metodologi penelitian yang dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan
paradigma yang baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang telah ada. Hasil pemikiran
paradigma saat ini selalu tidak mencukupi dan terbuka untuk perubahan pengembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya. Dengan kata lain hasil dari pemikiran yang sudah melalui perubahan
paradigma maka akan selalu bersifat relative dalam perkembangannya, hal ini bergantung pada data
dan fakta yang diperoleh saat melakukan observasi atau penelitian dari dunia nyata yang kemudian
dianalisis kembali menurut kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.6
Terdapat 11 Karakteristik dalam Metode penelitian kuantitatif yakni: 1. Jika dilihat dari
desainnya metode kuantitatif merupakan metode yang spesifik, jelas dan rinci, ditentukan secara

mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah demi langkah. 2. Jika dilihat dari tujuannya, metode
ini menunjukkan hubungan/pengaruh antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi. 3. Jika
dilihat dari teknik pengumpulan data, metode kuantitatif menggunakan metode

kuesioner,

observasi, dokumentasi dan wawancara terstruktur. 4. Jika dilihat dari insterumen penelitiannya
metode kuantitatif menggunakan metode berupa tes, angket, wawancara terstruktur, instrumen yang
telah terstandar. 5. Jika dilihat dari data, metode kuantitatif menggunakan metode, berupa angkaangka, hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen yang telah
ditetapkan. 6. Jiak dilihat dari sampel, metode yang digunakan yakni besar, representatif, random,
ditentukan sejak awal. 7. Jika dilihat dari segi analisis data, metode yang digunakan yakni setelah
selesai pengumpulan data, deduktif, menggunakanm statistik untuk uji hipotesis. 8. Jika dilihat dari
hubungan dengan responden, metode yang digunakan yakni dibuat berjarak, kedudukan peneliti
lebih tinggi daripada responden, jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan 9. Jika dilihat
dari usulan desain, cara yang digunakan yakni luas dan rinci, literatur yang berhubungan variabel
yang diteliti, prosedur spesifik, masalah yang jelas, hipotesis yang jelas, ditulis secara rinci sebelum
terjun ke lapangan. 10. Jika dilihat dari waktu penelitian, metode ini berpatokan pada, sebuah
penelitian sudah bisa dianggap selesai apabila semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
dengan baik, 11. Sedangkan jika dilihat dari segi kepercayaan terhadap hasil penelitian, metode ini
menggunakan metode pengujian validitas dan relaibilitas instrumen.7

Dalam proses penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini berpijak pada apa yang
disebut dengan funsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme, dan empirisme yang
5 Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,”
Jurnal Studi Komunikasi Dan Media , no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.
6
Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,”
Jurnal Studi Komunikasi dan Media , no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media (2011): 129.
7
Alfian Erwinsyah, “Pemahaman Penelitian Kuantitatif Bagi Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, no. Vol 2, No 2 (2014): Tadbir, Agustus (2014): 276.

3

mana pada intinya metode ini menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan
fakta-fakta yang nyata. Sedangkan tujuan dari penelitian ini berfungsi untuk menguji teori,
membangun sebuah fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan sebuah deskripsi
statistik, menaksir dan meramalkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode
ini.8
D.


Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini didasarakan pada sebuah paradigma

rasionalisme yang mana menghendaki akan adanya pembahasan yang bersifat holistik, sistematik
dan mengungkapkan makna dibalik sebuah fakta empiris. Secara epistimologis, sebuah metodologi
penelitian yang menggunakan pendekatan rasionalistik menuntut agar objek yang menjadi pusat
penelitian tidak dilepaskan dari konteksnya. Atau setidaknya objek yang akan diteliti tetap dengan
fokus atau aksentuasi tertentu tetapi tidak mengiliminasi atau menghilangkan konteksnya. Artinya
penelitian seperti ini mengasumsikan bahwa sebuah realitas empiris terjadi dalam sebuah konteks
sosio-kultural atar adanya keterkaitan antar satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, setiap fenomena
sosial yang ada haruslah diungkap secara holistik.
Yang menjadi pegangan dalam penelitian kualitatif adalah paradigma alamiah yang mana hal
ini melahirkan karakteristik yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Karena didalam penelitian
kualitatif tidak memakai variabel sebagai satuan kajian melainkan pola-pola yang terdapat didalam
masyarakat. Dalam pengumpulan data, instrumen yang dgunakan didalam penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri, karena desain, data yang telah dikumpulkan, dan fokus dari penelitian
dapat beubah sesuai kondisi alamiah yang ada.9
Didalam penelitian kualitatif lebih menekankan kepada penggunaan diri si peneliti tersebut
guna djadikan instrumen


dalam penelitiannya. Lincoln dan Guba mengatakan bahwa dalam

pendekatan kualitatif si peneliti hendaklah memanfaakan dirinya sebagai instrumen dalam
peneliltian yang ia lakukan, sebab instrumen yang bukan manusia sulit digunakan secara mudah
guna menangkap berbagai realitas dan interaksi yang terjadi saat melakukan penelitian. Seorang
peneliti harus bisa mengungkap gejala sosia di lapangan dengan mengerahkan seluruh fungsi
inderawinya. Dengan demikian, penelliti harus bisa diterima oleh informan dan lingkungan
tempatnya berada agar bisa mengungkap data yang tersembunyi dengan memnggunakan bahasa
tutur, bahasa tubuh (gesture), perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang muncul di lingkungan
informan.10

Eko Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” MAGISTRA, no. Vol 19, No 60
(2007): Magistra Edisi Maret (2007): 53.
9
Ibid.
10
Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” 131.
8

4


Tujuan utama dalam penelitian kualitatif ialah pengembangan pengertian, konsep-konsep,
yang mana pada tingkat akhir dijadikan teori, pada tahap ini dikenal dengan “grounded theory
research”. Sedangkan desain penelitian kualitatif bersifat umum, dan berubah-ubah menyesuaikan
keadaan dilingkungan sekitarnya. Desainini hanya sebagai asumsi untuk melakukan penelitian, oleh
karenanya haruslah bersifat fleksibel atau menyesuaikan dengan keadaan dan haruslah terbuka.
Dalam penelitian kualitatif teknik yang digunakan ialah teknik observasi, artinya peneliti terjun
langsung guna berinteraksi dengan obyek yang diteliti dan diperlukan sebagai patner. 11

E.

Meluruskan Dikotomi Kualitatif-Kuantitatif
Pemahaman para ilmuan sosial di Tanah Air tentang metode penelitian kulaitatif sejauh ini

tampaknya masih sangat didominasi oleh penilaian bahwa penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif sepenuhnya merupakan suatu dikotomi, bahkan beberapa ahli menilai keduanya
merupakan dua paradigma yang muttualy exclusive dan kedua paradigma ini masing-masing
memiliki pendapat atau pandangan epistimologi dan ontologi atau quality criteria yang berbeda
secara keseuruhan atau sepenuhnya. Pemahaman yang seperti ini memanglah tidak dapat lepas
dengan reference yang mereka dapat atau gunakan ketika melakukan sebuah penelitian

dilingkungan tempat tinggalnya atau dimana sang peneliti itu berada saat melakukan penelitian
yang sesuai dengan obyek yang akan diteliti.
Tabel 1. Perbedaan Antara Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif12

 Kedudukan penelitian kualitatif
 Hubungan

peneliti

dan

QUANTITATIVE
”objective”

 studi awal

yang  jauh

diteliti


 Hubungan teori/konsep dengan
data empirik

 Strategi penelitian lingkup/klaim
temuan

 Konsepsi tentang realitas sosial

 Analisis data subjek yang diteliti

QUALITATIVE
“reflective”

(peneliti



penelitian) outsider

 penggalian interpretasi
subjek
objek
 dekat (empati) insider

 Konfirmatori (data menguji  Emergent (data untuk

memunculkan teori)

teori)

 Berstruktur

 Nomothetic “the truth”

analysis

flexible

 ideographic “a truth”
 prosesual, konstruksi
single-level
sosial

 statis dan eksternal
 individual

 tidak berstruktur, atau

 kontekstual multi-level
analysis

Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” 55.
Dedy N. Hidayat, “Dikotomi Kualitatif – Kuantitatif dan Varian Paradigmatik Dalam Penelitian Kualitatif,”
Scriptura , no. Vol 2, No 2 (2008): Juli 2008 (2008): 83.
11

12

5

Memang terdapat perbedaan antara penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan
kuantitaif pada umumnya dapat dilihat melalui karakteristik data yang digunakan (terukur versus
teramati), metode dalam pengumpulan data (wawancara terstruktur versus wawancara mendalam,
participantobservation) dang yang lebih jelas dari metode analisisnya. Sebagai tanggapan akan

persoalan yang telah dijabarkan diatas, beberapa kalangan ilmuwan sosial menilai permasalahan
tentang pengaharusan penggunaan metode kualitatif atau metode kuantitatif dalam melakukan
penelitian, sesungguhnya hal ini merupakan permsalahan sekunder saja. Namun permasalahan
utmanya ialah dalam penentuan paradigma apakah yang akan dipakai dalam meneliti suatu masalah
tertentu yang ada didalam lingkungan masyarakat.13
F.

Paradigma Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut dengan paradigma penelitian

yang dominan ialah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dilihat dari segi
istilah penyebutan oleh para ahli tampak mengenakan istilah atau pemberian nama yang berbedabeda antar para ahli walaupun mengacu pada permasalahan yang sama, untuk itu guna menghindari
adanya kekaburan didalam memahami pengertian kedua pendekatan ini, berikut akan dipaparkan
penamaan yang digunakan oleh para ahli didalam penyebutan kedua istilah ini, seperti yang tampak
didalam tabel yang telah dirancang dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah tabel
yang berisi penamaan tentang penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif sebagai berikut :

Tabel Penamaan.
Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels
Quantitative

Qualitative

Authors

Rasionallistic

Naturalistic

Guba &Lincoln (1982)

Inquiry from the Outside

Inquiry from the inside

Evered & Louis (1981)

functionalist

Interpretative

Burrel & Morgan (1979)

Positivist

Constructivist

Guba (1990)

Positivist

Naturalistic-ethnographic

Hoshmand (1989)

Dari kedeua pendekatan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam
pendekatan kualitatif saat melaksanakan penelitian membutuhkan waktu yang tidak sedikit dengan
kata lain banyak memakan waktu, reliabilitasnya sering dipertanyakan, prosedurnya tidaklah baku
atau dapat berubah-ubah, memiliki desain yang tidak terstruktur dan tidak dapat digunakan dalam
penelitian yang berskala besar dan pada akhir penelitian hasilnya dapat terkontaminasi oleh

13

Ibid.

6

subyektifitas peneliti. Dalam pendekatan kuantitatif ini memunculkan kesulitan kitika mengontrol
variabel-variabel lainnya yang bisa berpengaruh terhadapat berjalannya proses penelitian baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menghasilkan validitas yang tinggi juga diperlukan
kecermatan dalam proses pemilihan sampel, pengambilan data dan penentuan alat yang digunakan
untuk menganlisis.
Didalam hal ini yang menjadi masalah terpenting dalam penelitian kuantitatif ialah
kemampuan untuk melaksanakan generalisasi hasil penelitian yang dilaksanakan; seberapa jauh
hasil penelitian yang bisa digeneralisasi pada populasi yang ada. Sedangkan pada penelitian
kualitatif mencari data tidak digunakan untuk melakukan generalisasi, sebab penelitian kualitatif
hanya meneliti proses bukanlah meneliti permukaan yang tampak.14
Didalam paradima ini juga terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan dan
menggunakan paradigma tersebut yang mana dalam penelitian tersebut banyak menggunakan
pencarian data yang telah diperoleh si peneliti. Didalam hal ini penelitian yang menggunakan dua
metode ini yaitu, Studi Islam Tentang Dialog Antar Budaya15,

Studi Penerapan Strategi

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam16,
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak17, Studi Tentang Pendidikan

Islam dan Sistem Teknologi Komunikasi18, yang mana didalam beberapa penelitian yang telah
disebutkan disini si peneliti menggunakan salah satu diantara dua paradigma penelitian yang ada dan yang
telah diterangkan diatas tentang dua paradigma penelitian yang banyak dipergunakan saat melakukan
penelitian.

Referensi
Imam

Machali,

Metode

Penelitian

Kuantitatif

Panduan

Praktis

Merencanakan,

Melaksanakan dan Analisis dalam Penelitian Kuantitatif (Program Studi Manajemen Pendidikan

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), 1,
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24023.
Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, “Strategi Pembelajaran Menyenangkan

Dengan

Konsep Learning Revolition,” Attarbiyah 26 (2016): 4.

Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,” 131.
Dedi Wahyudi Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di Dunia
Barat),” FIKRI 1, no. 2 (2017): 270.
16
Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam 8, no. 2 (2016): 225.
17
Dedi Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program
Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014),” JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar) 1, no. 1 (2015): 8.
18
S. Pd I. Asnawan dan M. Si, “Pendidikan Islam dan Teknologi Komunikasi,” 98, diakses 30 Maret 2017,
http://www.academia.edu/download/35731934/7-asnawan-pendidikan-islam-dan-teknologi-komunikasi.pdf.
14

15

7

Rohmad Qomari, “Teknik Penelusuran Analisis

Data Kuantitatif Dalam Penelitian

Kependidikan,” Jurnal Insania , No. Vol 14, No 3 (2009) (2009): 1.
Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi Dan Media , no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi
Komunikasi dan media (2011): 129.
Mohammad Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya,” Jurnal Studi Komunikasi dan Media , no. Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi
Komunikasi dan media (2011): 129.
Alfian Erwinsyah, “Pemahaman Penelitian Kuantitatif Bagi Mahasiswa

Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, no. Vol 2, No 2
(2014): Tadbir, Agustus (2014): 276.
Eko Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” MAGISTRA,
no. Vol 19, No 60 (2007): Magistra Edisi Maret (2007): 53.
Mulyadi, “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya,”
131.
Suharto, “Pendekatan Kuanttatif dan Kualitatif Dalam Metode Penelitian,” 55.
Dedy N. Hidayat, “Dikotomi Kualitatif – Kuantitatif dan

Varian Paradigmatik Dalam

Penelitian Kualitatif,” Scriptura , no. Vol 2, No 2 (2008): Juli 2008 (2008): 83.
Dedi Wahyudi Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam
Di Dunia Barat),” FIKRI 1, no. 2 (2017): 270.
Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” Mudarrisa: Jurnal Kajian
Pendidikan Islam 8, no. 2 (2016): 225.

Dedi Wahyudi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak
Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014),”
JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 1, no. 1 (2015): 8.

S. Pd I. Asnawan dan M. Si, “Pendidikan Islam dan Teknologi Komunikasi,” 98, diakses 30
Maret

2017,

http://www.academia.edu/download/35731934/7-asnawan-pendidikan-islam-dan-

teknologi-komunikasi.pdf.
Abdul Khobir, “Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi,” EDUKASIA ISLAMIKA 7, no.
1 (2013): 8, http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/forumtarbiyah/article/view/248.

8