Program Lingkungan Pelestarian lingkunga dalam

Program Lingkungan
Pelestarian lingkungan merupakan elemen kunci dari strategi bisnis kami dan visi "Menciptakan
Masa Depan yang Lebih Baik Setiap Hari".

Mengurangi Dampak Lingkungan
Pelestarian lingkungan merupakan elemen kunci dari strategi bisnis dan visi "Menciptakan Masa
Depan yang Lebih Baik Setiap Hari" seperti yang juga tercerminpadaUnileverSustainable Living
Planuntuk melipatgandakan bisnis.Sejalandengan Unileveryangmemiliki tujuan besar,kami
jugabekerjauntuk mengurangi gas rumah kaca, limbah, dan dampakpadaair.Kami telah membuat
dan melaksanakan program yang berkelanjutan di pabrik-pabrik Unilever Indonesia dan
masyarakatyang ada di 10 kota besar dari 4 pulau besar (Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi).
Sebuah program berbasis masyarakat, Unilever Green and Clean di mulai pada tahun 2001
dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam penanganan limbah domestik melalui
pemilahan sampah, pembuatan kompos dan kegiatan penghijauan. Pada tahun 2008, Unilever
Indonesia meluncurkan kampanye lingkungan proaktif dan gerakan untuk mengurangi
pemanasan global di tingkat masyarakat. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menciptakan
sebuah gerakan bersama serta mengedukasi masyarakat sehingga turut serta bertanggung jawab
untuk mengurangi dampak gas rumah kaca. Hal ini juga mendorong lahirnya program Bank
Sampah dan Trashion.
Pada tahun 2009, kampanye konservasi air dimulai melalui inovasi Molto UltraSekali Bilas

dimana konsumen dapat membilas pakaian mereka hanya satu kali setelah mencuci.

1. Gas Rumah Kaca (GRK)
Mengurangi emisi gas rumah kaca di masyarakat
Sejak 2008, Unilever Indonesia telah secara proaktif mendidik dan meningkatkan kesadaran
masyarakat melalui kampanye lingkungan dan gerakan untuk mengurangi pemanasan global.
Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menciptakan sebuah gerakanmasyarakattentang dampak
gas rumah kaca mereka sehingga mereka dapat mengambil tindakanpencegahan.
Melalui Green Initiative Forum (GIF), kami melakukan Green Festival, sebuah kampanye yang
bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana mereka dapat mengambil tindakan
untuk mengurangi jejak karbon mereka, melalui pameran dan area pengalaman, serta talk show
dan pertunjukan. Forum ini telah menjangkau 200.000 orang.

Melalui program Unilever Indonesia Volunteer, kami jugamengundang semua karyawan untuk
berpartisipasi dalam tindakan sederhana namun berdampak untuk mengurangi emisi melalui
kegiatan penanaman pohon. Kami telah aktif terlibat dalam pergerakan Indonesia untuk
penanaman pohon di wilayah kerja Unilever dan juga beragam area di Indonesia.Pada tahun
2009, kami menanam lebih dari 15.000 pohon untuk merayakan HUT ke-75 kami.
Selanjutnya, pada 2010 kita bekerjasama dengan Green Radio dan mengadopsi kawasan hutan
khusus di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, di mana kita telah menanam 5.000 pohon.

Program penanaman pohon akan terus dijalankan dimasa depan. Sementara di 2011, kami juga
telah berhasil ditanam5000 pohon dengan WWF.
Secara keseluruhan, upaya kami telah menghasilkan sekitar 500.000 pohon yang ditanam di
bawah program Unilever Indonesia Volunteer.

2. Sampah
Mengurangi sampah di Masyarakat
Sebagai bagian dari program lingkungan Unilever Indonesia Foundation, kami memulai program
berbasis masyarakat, Unilever Green and Clean, tahun 2001. Tujuannya adalah untuk
memberdayakan masyarakat dalam penanganan limbah domestik dengan melalui pemilahan
sampah, pembuatan kompos dan kegiatan penghijauan.
Program ini memiliki manfaat lebih dari 6 juta orang Indonesia. Dampak dari proyek ini adalah
8-10% pengurangan limbah di setiap kota dimana program ini dilaksanakan.
Sejak tahun 2001 sampai 2011, kita sudahmenjangkau sepuluh kota besar di Indonesia terletak di
pulau besar; Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Medan, Bandung, Banjarmasin,
Balikpapan, Manado dan Denpasar.
Untuk mempertahankan program ini, kami memiliki penggerak lingkungan yang bertindak
sebagai agen perubahan. Kami telah menyediakan mereka pelatihan dalam kepemimpinan
pengelolaan sampah. Pada akhir 2011, jumlah penggerak atau kader telah mencapai 150.000,
dibandingkan dengan hanya 2 orang ketika program pertama kali dimulai di Surabaya pada 2001.

Inisiatif lain utama kami diimplementasikan di bawah pilar Litterbug program berfokus pada
Trashion (Trashdan Fashion) Program dan inisiatif Bank Sampah. Litterbug adalah program yang
bertujuan untuk mengurangi dampak dari limbah pasca Unilever konsumen fleksibel kemasan.
Melalui program Trashion, kami telah mengumpulkan kita hingga 300.000 kg sampah. Program
ini dimulai untuk mengatasi sampah kemasan produk yang telah dikonsumsi dengan
meningkatkan nilai dari kemasan sampah plastik sekaligus memberdayakan perempuan
Indonesia untuk menjadi pengusaha sampah kemasan.

Kami telah mengembangkan 40 Bank Sampah yang berhasil memproses lebih dari 160.000 kg
sampah.Mulai 2010 dan seterusnya, kami memanfaatkan sistem dengan membentuk koperasi
untuk mengelola Bank Sampah. 20 Bank Sampah sudah berubah menjadi unit bisnis sebagai
koperasi dengan struktur organisasi yang tepat dan juga mekanik administrasi yang akan
menguntungkan 2000 anggota serta memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Program Bank Sampah secara intensif dioperasikan di Jakarta dan Surabaya. Sistem ini
memungkinkan masyarakat untuk mengumpulkan sampah anorganik mereka dan menjualnya
untukkemudian memilikiuang di Bank Sampah.Hingga saat ini Unilever Indonesia membina 390
Bank Sampah.

3. Air
Mengurangi penggunaan air dalam proses mencuci pakaian

Inovasi dalam Molto Ultra Sekali Bilas memungkinkan konsumen untuk membilas pakaian
mereka hanya satu kali setelah mencuci. Kampanye konservasi air dimulai pada 2009 bekerja
sama dengan Yayasan Unilever Indonesia melalui program lingkungan berbasis masyarakat.
Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat dalam mengurangi konsumsi air rumah tangga
melalui 3 kegiatan dasar:


Mengurangi konsumsi air dengan mendorong konsumen untuk mencuci sekali bilas dari
yang biasanya tiga kali bilas



Penggunaan kembali air bekas pakai untuk kegiatan rumah tangga lainnya seperti
membersihkan lantai dan mencuci mobil



Efektif dan efisien penggunaan konsumsi rumah tangga air untuk mencegah kekurangan
air dalam waktu dekat.


Program ini telah diluncurkan di lima kota di seluruh Indonesia. Lebih dari 80.000 penggerak
lingkungan di masyarakat dilatih sebagai Penyelamat Air untuk mempromosikan kampanye
hemat air.

4. Kemitraan
Yayasan Unilever Indonesia selalu mengutamakan pendekatan 3600 di mana kita selalu terlibat
dengan berbagai pemangku kepentingan dalam memastikan kita mencapai target tujuan kami.
Untuk gas rumah kaca, sampahdan program penghematan air berbasis masyarakat dalam
program Unilever Green and Clean, kami bekerja dengan pemerintah daerah dan Asosiasi
Perempuan Indonesia (PKK) sebagai mitra kami untuk menjamin keberlangsungan konservasi

air dan perilaku ramah lingkungan dalam masyarakat, LSM lokal seperti Yayasan Peduli Negri
(YPN) dan media lokal sebagai koran Fajar di Makassar, untuk menciptakan juara lingkungan,
agen perubahan untuk aktivasi di daerah mereka.
Untuk Green Festival, Unilever Indonesia memprakarsai kolaborasi dengan tiga media Indonesia
- Harian Kompas, MetroTV, Radio Female - dan perusahaan lain, seperti Perusahaan Minyak dan
Gas Negara, PT Pertamina,Kemitraan ini berkembang lebih besar di tahun-tahun berikut dan
melibatkan perusahaan lain seperti National Panasonic, Aqua Danone. Kemitraan ini kemudian
dinamai sebagai Green Initiative Forum (GIF).
yang meluncurkan Green Festival sebagai acara tahunan dimulai pada 2008 sampai 2010 di

mana kami berhasil menjangkau sekitar 50.000 orang setiap tahun.

“SAMPAH” kata tersebut memang sudah tidak asing ditelinga kita,berbagi topik pembahasan sering
bermunculan mengenai hal tersebut.Sampah merupakan berbagai macam material yang sudah tidak
dibutuhkan lagi.Sampah dapat berupa barang-barang bekas,makanan sisa,dedaunan yang gugur, dsb.
Sekarang ini para ahli dan pengamat lingkungan sudah menggolongkan sampah menjadi beberapa
kategori namun secara global orang-orang lebih familiar dengan kategori sampah berdasarkan sifatnya
yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan jenis sampah yang dapat
terurai secara alami contohnya seperti sisa makanan,dedaunan,batang
pohon,dsb.Sedangkan sampah an-organik merupakan jenis sampah yang tidak dapat terurai secara alami
contohnya barang- barang yang terbuat dari material plastik,barang pecah belah dsb. Keberadaan
sampah tidak dapat dihindari, karena setiap hari kita pasti melakukan aktifitas yang menggunakan segala
sesuatu barang yang nantinya mungkin akan menjadi sampah. Setiap hari orang-orang disuatu wilayah
pasti
memproduksi sampah,tidak heran ketika diakumulasikan jumlah sampah yang terkumpul di suatu
wilayah misalnya di kotakota besar seperji Jakarta,Bandung atau Surabaya jumlahnya bisa mencapai angka puluhan ton bahkan
ratusan ton,lalu dikemanakan sampah-sampah tersebut? Pengelolaan sampah di indonesia bisa
dikatakan masih menggunakan cara yang tradisional, sampah-sampah hanya dkumpulkan lalu diangkut
oleh mobil kebersihan yang ujung-ujungnya akan ditumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
akibatnya kita bisa melihat gunungan sampah yang membuat pemandangan kota menjadi kumuh.

Pengelolaan sampah merupakan hal yan penting untuk diperhatikan jika memang kita tidak ingin wilayah
kita menjadi lautan sampah. Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah, seperti mencanangkan program
3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle perwujudan program ini bergantung pada partisipasi masyarakat.
Salah satu metode yang diunakan untuk mengatasi masalah sampah yakni mensosialisasikan
pengelompokan sampah, Namun enatah kenapa cara ini tidak pernah berhasil di indonesia. Kurangnya
kesadaran dan partisipasi masyarakat dirasakan menjadi persoalan utama. Masyarakat masih
menyepelekan masalah sampah ini terbukti dengan masih banyaknya orang yang membuang sampah
sembarangan. Akibatnya lingkungan menjadi tercemar. Masyarakat dan pemerintah harus dapat bekerja
sama dalam mengatasi masalah ini,ada banyak hal yang dapat dilakukan seperti : 1. Membuat aturan
yang jelas Untuk mendisiplinkan masyarakat pemerintah bila perlu harus membuat peraturan yang tegas
untuk setiap orang yang membuang sampah sembarangan, pemberlakuan denda mungkin akan menjadi
upaya yang efektif. 2. Membuat organisasi atau komunitas Pengelola sampah Saat ini pemerintah masih

terbatas pada pengumpulan sampah tanpa upaya berkelanjutan, pemerintah harus membuat komunitas
pengolah sampah disetiap wilayah,sehingga sampah-sampah yang sudah terkumpul dalam bentuk
sampah organik dan an-organik dapat ditindaklanjuti untuk menjadi sesuatu yang baru,karena sekarang
ini ketika orang-orang sudah mulai mengelompokan sampah berdasarkan sifatnya ketika sampah itu di
angkut oleh mobil kebersihan akhirnya malah di campur kembali.Sampah organik dapat diubah menjadi
kompos, sedangkan untuk sampah anorganik kita dapat mengolahnya menjadi barang kerajinan, atau
kita bisa melibatkan para penjual produk dari barang-barang tersebut untuk berpartisipasi dengan

mendaur ulang bekas produk mereka untuk di daur ulang kembali. 3. Melakukan program 3R Reduce
artinya mengurangi, hal ini berarti sebisa mungkin kita harus mengurangi penggunaan barang-barang
yang sulit terurai secara alami contohnya setiap kita berbelanja kita harus membawa tas belanja sendiri
jangan sampai anda malah menggunakan banyak tas plastik nantinya, Reuse artinya kita harus
menggunakan kembali barang – barang yang sulit terurai secara alami misal tidak langsung membuang
plastik belanja. Recycle artinya mendaur ulang kembali contohnya botol-botol bekas sisa minuman bisa
kita gunakan untuk bahan membuat tempat pensil atau hiasan lainnya semua hal itu dapat mengurangi
jumlah sampah. 4. Membiasakan diri dengan gerakan cintai bumi Disini dituntut partisipasi dan
kesadaran masyarakat.Sebelum seseorang berniat untuk mengubah lingkungan maka orang tersebut
harus memulai dengan mengubah dirinya, pengelolaan sampah secara mandiri merupakan salah satu
solusi yang tepat, mulai menyediakan 2 jenis tong sampah untuk organik dan an-organik di rumah.Hal itu
dapat memudahkan proses selanjutnya dari pengolahan sampah itu sendiri.disini keberhasilan program
pengelolaan sampah ditentukan. 5. Maksimalkan kreatifitas diri kita Sebagai manusia yang dibekali akal
fikiran, kita dituntut untuk bisa berkreasi, tentu dalam masalah ini pun bumi kita membutuhkan inovasiinovasi yang bisa membuat masalah sampah ini teratasi, misal dengan menciptakan alat pengubah
sampah baik organik maupun anorganik menjadi suatu hal yang baru dan dapat digunakan dengan