Konsumsi Nasional Daging Sapi dalam Pand (1)

Konsumsi Nasional Daging Sapi dalam Pandangan Islam
Belakangan ini di Indonesia dihebohkan dengan naikknya harga daging sapi sampai
menyentuh harga yang termahal di sekitaran Rp. 130 – 150 ribu. Naikknya harga daging sapi
biasanya terjadi menjelang hari keagamaan terutama hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Permasalahan yang sering terjadi ketika harga daging sapi naik ialah masyarakat akan
kesulitan untuk membelinya. Namun, beberapa dari masyarakat terpaksa membelinya karena
daging sapi merupakan makanan yang biasanya mereka buat ketika hari keagamaan itu tiba.
daging sapi sudah merupakan budaya konsumsi secara nasional masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia dalam menangani kasus kenaikan harga daging sapi dengan
mengimpor daging sapi dari Australia. Pemerintah Indonesia berupaya untuk menekan harga
daging sapi di Pasaran. Namun, tindakan pemerintah Indonesia menurut beberapa pengamat
merupakan tindakan yang terlalu tergesa-gesa. Dikarenakan stok daging sapi lokal masih cukup
atau terpenuhi. Pemerintah Indonesia juga melakukan operasi pasar murah di tiap Kecamatan
untuk menekan harga daging sapi turun.
Peran pemerintah seharusnya mampu mengawasi harga tidak boleh membiarkan harga
melambung tinggi yang dinaikkan sepihak oleh penjual perseroan (perusahaan) swasta free
market sementara masyarakat menjerit, menderita karena bentuk penzaliman terhadap
masyarakat. Bila terjadi kelangkaan barang di dalam negeri harus menciptakan regulasi kran
impor dan pengelolaan pangan di dalam negeri. Pemerintah mendorong berkembangnya sektor
riil saja atau pertukran barang dan jasa (pertanian, perindustrian, transportasi dll).
Bagaimanakah pandangan islam terhadap konsumsi nasional daging sapi dan masalah

kenaikan harga yang terlalu tinggi ?
Dalam islam, ada beberapa cara untuk mengendalikan harga daging sapi. Yakni mengatur
distribusi dengan baik dengan cara menyiapkan alat tranportasi yang layak sehingga
pendistribusian daging sapi menjadi lancar dan harganya bisa turun. sebagaimana dijelaskan
dalah hadits Rosulullah saw. yang diceritakan oleh Anas ra: “Harga meroket pada masa
Rasulullah saw lalu mereka (para sahabat) berkata: “ Ya Rasulullah patoklah harga untuk kami
”. Maka Beliau bersabda: “ Ses

ungguhnya Allahlah yang Maha Menentukan Harga, Maha

Menggenggam, Maha Melapangkan dan Maha Pemberi Rezki dan aku sungguh ingin

menjumpai Allah dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman
dalam hal darah dan harta”. (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, ad-Darimi, Ahmad)
Selain itu, negara juga harus melarang asosiasi pengusaha, importir, produsen atau
pedagang melakukan kesepakatan, kolusi atau persekongkolan untuk mengatur dan
mengendalikan harga misalnya dengan menahan stok maupun membuat kesepakatan harga jual
minimal sebagaimana yang diduga dilakukan oleh para importir daging sapi saat ini. Hal itu
berdasarkan sabda Rasul saw: “Siapa saja yang turut campur (melakukan intervensi) dari
harga-harga kaum Muslimin untuk menaikkan harga atas mereka, maka adalah hak bagi Allah

untuk mendudukkannya dengan tempat duduk dari api pada Hari Kiamat kelak” (HR Ahmad, alBaihaqi, ath-Thabarani).
Demikianlah, Islam telah mengatur tata cara ketersediaan dan keterjangkauan pangan
dengan jelas. Baik itu bahan makanan pokok maupun bahan makanan utama lainnya termasuk
didalamnya daging sapi.

Islam telah menempatkan penguasa sebagai pihak yang paling

bertanggung jawab dalam mengurusi urusan rakyatnya. Namun penguasa yang dimaksud adalah
penguasa yang menetapkan Islam secara kaaffah sebagai ideologi dari sistem pemerintahannya.
Sistem ini akan mampu menjembatani terjalinnya kerjasama yang baik antar sektor dalam tiap
struktur pemerintahan sehingga terwujudlah kesejahteraan bagi rakyatnya