ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPE (3)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
1
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF
PENGUSAHAAN KOMODITI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
A. Faroby Falatehan1 dan Arif Wibowo2
1
2
Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB
Asist en Penelit i Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB
ABSTRACT
Corn is one of st rat egic commodit ies in Indonesia. Corn product ivit y f rom year t o year cont inues t o
increase, but it is lower t han t he world product ivit y. This research analyzes t he comparat ive and
compet it ive advant ages of corn f arm management in Grobogan dist rict , Cent ral Java province. Corn is
f inancially and economically prof it able, besides t hat , it also has comparat ive and compet it ive
advant ages. Government policy on corn commodit y has not been running ef f ect ively. The most
sensit ive component of t he prof it earned in corn commodit y in Grobogan is a component of t he out put
price.
Keywords : PAM, compar at i ve advant ages, compet i t ive, diamond por t er
I.
PENDAHULUAN
12. 600. 000 t on. Meskipun t ingkat produkt ivit as
j agung di Indonesia dari t ahun ke t ahun t erus
1. 1 LATAR BELAKANG
Jagung dapat
meningkat mencapai 34, 70 kuint al per hekt ar
dimanf aat kan
t idak
unt uk bahan pangan masyarakat
hanya
t et api j uga
unt uk makanan olahan, indust ri t epung, dan
indust ri pakan t ernak. Peranan komodit i j agung
sebagai bahan baku ut ama pakan t ernak sampai
saat ini belum t ergant i. Permint aan j agung di
pasar
dunia
peningkat an
maupun
set iap
domest ik
t ahunnya.
mengalami
Meningkat nya
permint aan j agung di pasar dunia t erut ama unt uk
bahan baku bahan bakar et anol sebagai upaya
mengurangi ket ergant ungan pada minyak bumi
yang
harganya
peningkat an
t erus
meningkat .
permint aan
j agung
Sedangkan
di
pasar
domest ik disebabkan proporsi penggunaan j agung
oleh indust ri pakan t elah mencapai 50 persen
dari t ot al kebut uhan nasional dalam beberapa
Produksi j agung Indonesia pada t ahun 2006
sebesar 11. 609. 463 t on (BPS, 2007). Ket ersediaan
t ersebut
masih t ergolong rendah j ika dibandingkan dengan
produkt ivit as j agung dunia, yait u sebesar 47, 20
kuint al per hekt ar (BPS, 2006). Berkembangnya
sekt or
pet ernakan
belum
dapat
memenuhi
permint aan j agung dal am negeri, yait u sebesar
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
yang
didukung
oleh
berkembangnya indust ri pakan dan pangan yang
menggunakan bahan baku j agung, menyebabkan
permint aan
j agung
dalam
negeri
t erus
meningkat . Upaya Indonesia unt uk memenuhi
permint aan
j agung
di
dal am
negeri
adal ah
dengan melakukan impor j agung dalam bent uk
segar maupun olahan dari negara lain, yait u
Amerika Serikat , China, Thailand, Argent ina, dan
India (Dept an, 2006).
Menurunnya
Int ernasional
permint aan
t ahun t erakhir.
j agung
pada t ahun 2006, namun produkt ivit as t ersebut
menyebabkan
persediaan
yang
t erhadap
harga
j agung
diikut i
pasar
peningkat an
komodit as
j agung
di
di
t ersebut ,
t ingkat
int ernasional t erus meningkat . Pada t ahun 2006
rat a-rat a harga j agung di pasar int ernasional
sebesar US$ 135 per t on, t et api saat ini sudah
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
2
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
US$ 280 per t on. 3 Kondisi t ersebut
mencapai
menj adi
sebagai
peluang
sent ra
bagi
Kabupat en
produksi
j agung
Grobogan
t erbesar
di
Propinsi Jawa Tengah dengan produksi rat a-rat a
set iap t ahun sebesar 600 ribu t on at au 60 persen
1. 2 TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah yang t elah
diuraikan di at as, maka t uj uan penelit ian ini
adalah sebagai berikut :
1.
a) Menganalisis keunggulan komparat if
dari t ot al produksi j agung di Jawa Tengah (Dinas
dan kompet it if usahat ani j agung di
Pert anian
Kabupat en
dan
Perkebunan
Grobogan,
2007).
Grobogan
dengan
Selain it u, Kabupat en Grobogan j uga memiliki
menggunakan Pol i cy Anal ysi s Mat r i x
ket ersediaan lahan yang luas dan kondisi iklim
(PAM) ;
yang mendukung. Namun, kondisi t ersebut belum
b) Menganalisis keunggulan kompet it if
berdampak pada peningkat an pendapat an pet ani
usahat ani
j agung di Kabupat en Grobogan.
Grobogan
Dalam
perdagangan
campur
t angan
pemerint ah
yang
di
dengan
Kabupat en
menggunakan
analisis Di amond Por t er ;
int ernasional,
pengusahaan j agung t idak t erlepas dari adanya
j agung
2.
berupa
Menganalisis perubahan
t erhadap
keunggulan
yang
t erj adi
komparat if
dan
kebij akan-kebij akan, sepert i kebij akan subsidi,
kompet it if j ika t erj adi perubahan harga
paj ak, dan perubahan nilai t ukar rupiah. Dampak
out put dan harga input .
adanya kebij akan pemerint ah t ersebut seringkali
menyebabkan t erj adinya perbedaan harga input
maupun out put dari usahat ani j agung, sehingga
II. METODE PENELITIAN
akan berpengaruh t erhadap perhit ungan f inansial
maupun ekonomi yang dikeluarkan oleh pet ani.
Unt uk menget ahui dayasaing pengusahaan
komodit i j agung di Kabupat en Grobogan, akan
dilakukan analisis keunggulan komparat if dan
analisis keunggulan kompet it if .
Perdagangan
at au pert ukaran t erj adi karena adanya prinsip
lokalisasi
produksi
dan
spesial isasi.
Prinsip
keunggulan komparat if adal ah unt uk menj elaskan
spesial isasi at au manf aat adanya perdagangan
dari sat u daerah (negara) dengan daerah l ain.
Sedangkan
keunggulan
keunggulan
yang
keunggulan
harga,
kompet it if
lebih
luas,
kualit as,
merupakan
mencakup
st rat egi
dan
kompet it if ,
merupakan
kunci
produksi,
pemasaran
dan
kebij akan.
ef isiensi
bagaimana memprediksi
konsumen
PENELITIAN
Penelit ian
at au
ini
dil aksanakan
di
Desa
Panunggalan, Kecamat an Pulokulon, Kabupat en
Grobogan,
Propinsi
Jawa
Tengah.
Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara sengaj a (pur posi ve) ,
sesuai
dengan
t uj uan
penelit ian.
Saluran
pemasaran j agung di daerah penelit ian dalam
penelit ian ini diasumsikan hanya ada sat u saluran
pemasaran
sehingga
persent ase
komodit i
di
set iap t ahap saluran pemasaran adalah serat us
persen.
Penelit ian ini
dilakukan pada Bulan
Februari sampai Mei 2008, yang meliput i survei
penj aj agan
Keunggulan
dari
2. 1 LOKASI, WAKTU DAN RUANG LINGKUP
ke lokasi
penelit ian,
penyusunan
rencana kerj a, pengambilan dat a di lapangan,
dan pengolahan dat a sert a penyusunan hasil.
apa yang diinginkan
meningkat kan
kepuasan
2. 2 JENIS DAN SUMBER DATA
konsumen.
Dat a yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah dat a primer dan dat a sekunder, baik yang
bersif at
kuant it at if
maupun
kualit at if .
Dat a
3
Bank Ekspor Indonesia. Harganya makin Mel ambung.
www. wart aekonomi. com. Diakses Tanggal 28 Januari 2008.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
primer diperoleh dari wawancara dan pengisian
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
kuesioner kepada responden sert a pengamat an
langsung di lapangan.
Tabel 1.
Pengamat an langsung ini
digunakan unt uk memperkuat analisis keunggulan
Alokasi Biaya Produksi dalam
Komponen Domestik dan Asing
Domestik
Asing
Paj ak
(%)
(%)
(%)
100, 0
0, 0
0, 0
Urea
70, 6
29, 1
0, 3
TSP
70, 6
29, 1
0, 3
100, 0
0, 0
0, 0
50, 0
50, 0
0, 0
No
Uraian
menggunakan di amond por t er . Sedangkan dat a
1
Benih
*
sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pert anian,
2
Pupuk
kompet it if ,
khususnya
unt uk
analisis
sert a inst ansi-inst ansi t erkait lainnya.
Dalam
pet ani
penel it ian
ini,
responden
j agung Desa Panunggalan,
adalah
Kecamat an
Tenaga
3
Pulokulon, Kabupat en Grobogan, Jawa Tengah
kerj a
dengan j umlah responden sebanyak 40 orang.
Mekanisme
dilakukan
pemil ihan
dengan
pet ani
met ode
Penyusut an
ini
4
r andom
5
Sewa lahan
100, 0
0, 0
0, 0
6
Paj ak
100, 0
0, 0
0, 0
responden
si mpl e
3
sampl i ng.
peralat an **
Sumber: Tabel Input -Out put 2005, BPS diol ah
2. 3 METODE ANALISIS DATA
Ket : *) www. dupont . com
**) Suciany, 2007
2. 3. 1 Met ode Alokasi Komponen Biaya Domest ik
2.
dan Asing
1.
Biaya t at aniaga didapat dengan menghit ung
Al okasi Bi aya Pr oduksi
Input t r adabl e dalam penelit ian ini adalah
benih dan pupuk (Urea, TSP), sedangkan input
non t r adabl e yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah sewa lahan, t enaga kerj a, dan pupuk
organik
t ersebut ,
(kompos
cair).
t erdapat
diperdagangkan t et api
Al okasi Bi aya Tat ani aga
Selain
input
di
kedua
input
yang
t idak
biaya pengangkut an dan biaya penanganan mul ai
dari pet ani sampai ke konsumen yang dalam hal
ini adal ah pabrik pakan t ernak, yait u CP Prima
yang ada di Semarang, Jawa Tengah.
Tabel 2.
Komponen Domestik dan Asing
dalamnya t erdapat
barang-barang yang diperdagangkan yang disebut
i ndi r ect
t r ade.
Dalam
penelit ian
ini,
Alokasi Biaya Tataniaga dalam
Uraian
yang
t ergolong barang ini yait u peralat an pert anian.
Suciany (2007) membagi besarnya penyusut an
peralat an at as 50 persen biaya domest ik dan 50
Domestik
Asing
Paj ak
(%)
(%)
(%)
Pengangkut an
44, 32
54, 47
1, 21
Penanganan
82, 05
17, 19
0, 76
Sumber: Haryono, 1991
persen asing. Unt uk keperluan penelit ian ini,
besarnya biaya unt uk peral at an yang dihit ung
2. 3. 2 Model Policy Analysis Mat rix (PAM)
berdasarkan nil ai penyusut an per musim t anam
Pol i cy Anal ysi s Mat r i x (PAM) at au Mat riks
dit et apkan sebesar 50 persen biaya domest ik dan
Analisis Kebij akan merupakan suat u anal isis yang
50 persen biaya asing. Sedangkan unt uk input
dapat
benih dimasukkan ke dalam komponen biaya
yait u keunt ungan (Analisis Finansial dan Analisis
domest ik 100 persen karena sej ak t ahun 1988, PT
Ekonomi)
Dupont
Indonesia mulai
memproduksi
benih j agung hibridanya di dalam negeri.
sendiri
mengident if ikasikan
dan
anal isis
dua
dampak
perhit ungan,
kebij akan
pemerint ah yang mempengaruhi input dan out put
pada sist em komodit i. Model analisis ini dapat
digunakan unt uk menganalisis ef isiensi ekonomi
dan
pengaruh
int ervensi
pemerint ah
sert a
dampaknya pada sist em komodit i, baik pada
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
4
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
akt ivit as pet ani, pengolahan maupun pemasaran.
Elemen-elemen
unt uk
melakukan
2.
anal isis
Analisis
sensit ivit as
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual upah
f inansial dan ekonomi dit unj ukkan oleh Tabel 3.
t enaga kerj a sebesar 25 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini
Policy Analysis Mat rix (PAM)
Tabel 3.
Penerimaan
Out put
Harga
Privat
Harga
Sosial
Dampak
Kebij akan
t erj adi pada periode penanaman 2006.
3.
Biaya
Input
Tr adabl e
Fakt or
Domest ik
Keunt ungan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Analisis
sensit ivit as
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual pupuk
sebesar 12, 79 persen dan 10, 71 persen
unt uk Urea dan TSP. Hal ini didasari
apabila suat u saat pemerint ah mencabut
subsidinya t erhadap kedua j enis pupuk
t ersebut
dengan
asumsi
f akt or
lain
t et ap.
Sumber: Pear son, Got sch, dan Bahri (2005)
4.
Ket erangan:
A : Penerimaan Privat
B : Biaya Input Tr adabl e Privat
C : Biaya Input Domest ik Privat
D : Keunt ungan Privat
E : Penerimaan Sosial
F : Biaya Input Tr adabl e Sosial
G : Biaya Input Domest ik Sosial
H : Keunt ungan Sosi al
I : Transf er Out put
J : Transf er Input Tr adabl e
K : Transf er Fakt or
L : Transf er Bersih
Analisis sensit ivit as karena penurunan
harga bayangan dan harga akt ual out put
sebesar 25 persen dengan asumsi f akt or
lain t et ap. Kondisi ini t erj adi pada t ahun
2005.
Analisis
sensit ivit as
pada
saat
harga
bayangan dan harga akt ual input (benih, t enaga
kerj a,
pupuk)
bersamaan
Indikat or-indikat or anal isis PAM meliput i, (1)
sert a
dalam
out put
berubah
secara
yang
t idak
kondisi
mengunt ungkan.
Keunt ungan Privat (PP) = A-B-C; (2) Keunt ungan
Analisis sensit ivit as unt uk mel ihat komponen
Sosial (SP) = E-F-G; (3) Rasio Biaya Privat (PCR) =
yang paling sensit if at au berpengaruh t erhadap
C/ A-B; (4) Rasio Biaya Sumberdaya Domest ik
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
(DRC) = G/ E-F; (5) Transf er Out put (TO) = A-E;
komodit i j agung di Desa Panunggalan,
(6) Koef isien Prot eksi Out put Nominal (NPCO) =
dilakukan analisis sensit ivit as t erhadap komponen
A/ E; (7) Transf er Input (TI) = B-F; (8) Koef isien
benih, t enaga kerj a, pupuk, dan out put dengan
maka
Prot eksi Input Nominal (NPCI) = B/ F; (9) Transf er
persent ase masing-masing sebesar 10 persen,
Fakt or (TF) = C-G; (10) Koef isien Prot eksi Ef ekt if
sert a gabungan keempat nya.
(EPC) = A-B/ E-F; (11) Transf er Bersih (TB) = D-H;
(12) Koef isien Keunt ungan (KK) = D/ H; (13) Rasio
III HASIL DAN PEMBAHASAN
Subsidi Bagi Produsen (SRP) = L/ E.
3. 1 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN
2. 3. 3 Analisis Sensit ivit as
KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOMODITI
Pada penelit ian ini, analisis sensit ivit as yang
akan dilakukan adal ah:
1.
Analisis
sensit ivit as
MAT RIX (PAM)
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual benih
j agung sebesar 28, 57 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini
t erj adi pada musim t anam t ahun 2007.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
JAGUNG MENGGUNAKAN POLICY ANALYSIS
Hasil perhit ungan dari penerimaan, biaya
usahat ani, dan biaya t at aniaga dapat dilihat pada
Lampiran 1. Mat riks PAM yang diperoleh dapat
dilihat pada Tabel 4.
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 4.
5
Matriks Analisis Kebij akan Usahatani Jagung Desa Panunggalan Tahun 2007 (Rp/ Ha)
Biaya
Penerimaan Output
Input T radable
Keuntungan
Faktor Domestik
Harga Privat
11. 534. 566
391. 147
6. 334. 972
4. 808. 446
Harga Sosial
11. 926. 016
419. 201
6. 355. 326
5. 151. 488
-391. 450
-28. 054
-20. 354
-343. 041
Dampak
Kebij akan
3. 1. 1 Analisis Keunggulan Komparat if
t ambah out put sebesar sat u sat uan diperlukan
Analisis keunggulan komparat if dapat diukur
dengan menggunakan Keunt ungan Sosial (SP) dan
Rasio
Biaya
Sumberdaya
Berdasarkan hasil
Domest ik
anal isis,
(DRC).
keunt ungan sosial
yang diperoleh posit if (>0), yait u sebesar Rp
t ambahan biaya f akt or domest ik sebesar 0, 57
sat uan.
Nilai
ini
menunj ukkan
bahwa
pengusahaan komodit i j agung ef isien, memiliki
dayasaing
pada
saat
ada
int ervensi
dari
pemerint ah.
5. 151. 488 per hekt ar. Hasil ini menunj ukkan
bahwa secara ekonomi, yait u pada kondisi pasar
persaingan
komodit i
sempurna,
j agung
kegiat an
dapat
3. 1. 3 Analisis Dampak Kebij akan Pemerint ah
pengusahaan
dilanj ut kan
karena
3. 1. 3. 1 Dampak Kebi j akan Ter hadap Out put
Hasil analisis PAM menunj ukkan bahwa nilai
mengunt ungkan.
Selain
keunt ungan
sosial ,
keunggulan
komparat if pengusahaan komodit i j agung j uga
dapat dilihat dari ef isiensi ekonomi yang dapat
diukur
dengan
Sumberdaya
menggunakan
Domest ik
(DRC).
Rasio
Hasil
Biaya
analisis
menunj ukkan bahwa nilai DRC adalah sebesar
0, 55. Ini mengindikasikan bahwa pada harga
sosial, unt uk meningkat kan nilai t ambah out put
sebesar sat u sat uan diperlukan t ambahan biaya
f akt or domest ik sebesar 0, 55 sat uan. Nil ai DRC
yang
kurang
pengusahaan
Panunggalan
dari
sat u
menunj ukkan
komodit i
ef isien
j agung
secara
di
ekonomi
Transf er Out put adalah negat if , yait u sebesar Rp
-391. 450 yang berart i harga j agung di Desa
Panunggalan lebih rendah dibandingkan dengan
harga
at au
memiliki dayasaing pada kondisi t anpa adanya
di
t ransf er
pasar
out put
int ernasional,
dari
produsen
at au
ke
konsumen sebesar Rp 391. 450, ini menunj ukkan
konsumen membeli komodit i t ersebut dengan
harga
yang
lebih
rendah
dari
harga
yang
seharusnya dibayar apabila pasar t idak t erdist orsi
at au t anpa kebij akan pemerint ah.
Analisis dampak kebij akan t erhadap out put
bahwa
Desa
j agung
t erdapat
dilihat dari Koef isien Prot eksi Out put Nominal
(NPCO). Nilai NPCO sebesar 0, 97. Nil ai NPCO
lebih kecil dari sat u menunj ukkan bahwa akibat
kebij akan t arif impor sebesar lima persen, harga
int ervensi dari pemerint ah.
privat yang dit erima pet ani j agung lebih rendah
dari
3. 1. 2 Analisis Keunggulan Kompet it if
harga
di
pasar
int ernasional.
Hal
ini
menyebabkan pet ani j agung mendapat insent if
Keunt ungan privat
yang diperoleh posit if
unt uk meningkat kan produksinya.
Kondisi
ini
(>0), yait u sebesar Rp 4. 808. 446 per hekt ar. Ini
mengindikasikan t arif impor sebesar lima persen
menunj ukkan bahwa secara f inansial, dengan
belum mampu melindungi harga j agung domest ik
adanya kebij akan
at au kurang memberikan insent if kepada pet ani
dari
pemerint ah,
komodit i
j agung mengunt ungkan.
Nilai
PCR adalah 0, 57,
unt uk meningkat kan produksinya.
mengindi-kasikan
bahwa pada harga privat , unt uk menaikkan nilai
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
6
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 5.
Indikator-indikator Analisis PAM pada Pengusahaan Komoditi Jagung Desa Panunggalan
Tahun 2007
Indikator
Nilai
1. Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
2. Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
4. Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
5. Transf er out put (TO)
-391. 450
6. Koef isien prot eksi out put nominal (NPCO)
0, 97
7. Transf er input (TI)
-28. 054
8. Koef isien prot eksi input nominal (NPCI)
0, 93
9. Transf er f akt or (TF)
-20. 354
10. Koef isien prot eksi ef ekt if (EPC)
0, 97
11. Transf er bersih (TB)
-343. 041
12. Koef isien keunt ungan (PC)
0, 93
13. Rasio subsidi bagi produsen (SRP)
-0, 03
3. 1. 3. 2 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input
Nilai
Input
kebij akan
pemerint ah
yang
berupa
(TI) yang diperoleh
subsidi pupuk Urea dan TSP, sehingga pet ani
sebesar Rp -28. 054, berart i kebij akan pemerint ah
mendapat kan t ambahan keunt ungan Rp 20. 354
pada
Transf er
adanya
t r adabl e
input
mengunt ungkan
pet ani
per hekt ar.
sebesar Rp 28. 054 per hekt ar karena dengan
adanya
subsidi
menj adikan
pupuk
harga
pada
yang
Urea
dan
dibayarkan
TSP
3. 1. 3. 3 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input Out put
pet ani
t erhadap input t ersebut lebih rendah daripada
harga yang sebenarnya.
Koef isien
Prot eksi
menggambarkan
Unt uk menunj ukkan t ingkat prot eksi at au
Ef ekt if
sej auh
mana
(EPC)
kebij akan
pemerint ah dal am mel indungi at au menghambat
dist orsi yang dibebankan pemerint ah pada input
produksi
t r adabl e apabil a dibandingkan t anpa adanya
adalah sebesar 0, 97. Nil ai EPC yang lebih kecil
kebij akan
dari sat u mengindikasikan kebij akan pemerint ah
pemerint ah,
dapat
dilihat
dari
domest ik
secara ef ekt if .
Nilai
EPC
besarnya nilai Koef isien Prot eksi Input Nominal
t erhadap input -out put unt uk komodit i j agung
(NPCI). Nilai NPCI sebesar 0, 93, berart i kebij akan
belum
subsidi
TSP
pemerint ah yang belum berj alan dengan ef ekt if
biaya
yait u kebij akan t arif impor lima persen. Hal ini
posit if
menyebabkan
pada
pupuk
pet ani
Urea
dan
hanya membayar
berj alan
ef ekt if .
input t r adabl e sebesar 93 persen dari biaya yang
menyebabkan nil ai
seharusnya
dit erima pet ani
pet ani
keluarkan
unt uk
input
t r adabl e ket ika t idak ada kebij akan subsidi
t ambah
t ersebut .
pet ani
Hasil
anal isis
TF
adal ah
negat if ,
yait u
yang
yang
Adapun
t ambah
keunt ungan yang
j agung 0, 97 kal i
seharusnya
kebij akan
dari
dit erima,
mengusahakan
komodit i
nil ai
sehingga
j agung
kurang mendapat perlindungan pemerint ah.
sebesar Rp -20. 354. Nilai ini menunj ukkan bahwa
Transf er Bersih (TB) merupakan besarnya
harga input non t r adabl e yang dikeluarkan oleh
t ambahan surplus produsen at au berkurangnya
pemerint ah pada t ingkat harga f inansial lebih
surplus produsen yang disebabkan oleh kebij akan
rendah j ika dibandingkan dengan harga input non
pemerint ah. Nilai TB yang diperoleh sebesar Rp -
t r adabl e yang dikeluarkan pada harga sosial. Hal
343. 041 per hekt ar. Hal ini berart i kebij akan
ini
mengakibat kan
domest ik
lebih
pet ani
rendah
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
membayar
input
pemerint ah t erhadap input dan out put belum
dibandingkan
t anpa
memberikan
insent if
ekonomi
unt uk
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
7
meningkat kan produksi, karena dengan adanya
sebesar Rp 77. 130 dengan asumsi f akt or lain
kebij akan pemerint ah,
t et ap .
surplus yang dit erima
pet ani berkurang sebesar Rp 343. 041 per hekt ar.
Nilai PC menunj ukkan pengaruh gabungan
3. 2. 2 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
pada out put , input t r adabl e, dan input non
t r adabl e, diperoleh nilai sebesar 0, 93. Nil ai ini
berart i keunt ungan hanya 93 persen dari yang
seharusnya diperoleh.
-0, 03.
Nilai
SRP
yang
negat if
mengindikasikan bahwa kebij akan pemerint ah
yang berlaku selama ini menyebabkan pet ani
mengeluarkan biaya produksi lebih besar t iga
persen
daripada
berproduksi.
t erj adi
biaya
Nilai
karena
Tabel 7 met unj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan harga t enaga kerj a sebesar 25 persen,
pengusahaan
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP) diperoleh
sebesar
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a
imbangan
negat if
adanya
berart i
dist orsi
unt uk
divergensi
kebij akan,
sehingga menurunkan keunt ungan privat .
komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan masih mengunt ungkan, baik secara
f inansial maupun secara ekonomi meskipun nilai
keunt ungan
menurun
privat
sebesar
Keunggulan
pengusahaan
dan
Rp
keunt ungan
609. 050
per
komparat if
dan
komodit i
j agung
sosial
hekt ar.
kompet it if
di
Desa
Panunggalan j uga menurun. Hal ini dit unj ukkan
dengan meningkat nya nil ai PCR dan DRC sebesar
0, 05. Meskipun demikian, pengusahaan j agung
t et ap memiliki dayasaing karena nil ai PCR dan
3. 2 ANALISIS SENSITIVITAS USAHATANI JAGUNG
3. 2. 1 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
ket ika
Kenaikan Harga Benih
harga benih
menyebabkan
nilai
sebesar
28, 57 persen
keunt ungan,
baik
privat
maupun ekonomi menurun sebesar Rp 220. 360
Kenaikan harga benih di t ingkat pet ani j uga
keunggulan
kenaikan
harga
t enaga
kerj a
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
perubahan harga t enaga kerj a sebesar 10 persen,
maka
keunt ungan
pengusahaan
per hekt ar.
menurunkan
t erj adi
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
Tabel 6 menunj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan
DRC masih lebih kecil dari sat u. Begit u j uga
komparat if
dan
yang
komodit i
diperoleh
j agung
di
dalam
daerah
penelit ian berubah sebesar Rp 243. 620 dengan
asumsi f akt or lain t et ap .
kompet it if pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.
Hal
ini
dit unj ukkan
dengan
3. 2. 3 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
Kenaikan Harga Pupuk
meningkat nya nilai PCR dan DRC sebesar 0, 02.
Meskipun
pengusahaan
Panunggalan
demikian,
secara
komodit i
t et ap
j agung
keseluruhan
di
mengunt ungkan
Desa
secara
Terj adinya
kenaikan
harga
pupuk
Urea
sebesar 12, 79 persen dan TSP sebesar 10, 71
persen
menyebabkan
keunt ungan
privat
dan
f inansial dan ekonomi, sert a t et ap berdayasaing.
keunt ungan sosial mengal ami penurunan, t et api
Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga benih
nilainya
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
pengusahaan
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
ekonomi ket ika t erj adi kenaikan harga kedua
perubahan harga benih sebesar 10 persen, maka
pupuk t ersebut .
masih
posit if .
komodit i
Hal
ini
berart i
j agung
masih
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
komodit i j agung di daerah penelit ian berubah
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
8
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 6. Hasil Analisis Sensitivitas Ket ika Terj adi Kenaikan Harga Benih
Indikat or
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya
Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Benih Sebesar 28, 57 Persen
4. 808. 446
4. 588. 086
5. 151. 488
4. 931. 128
0, 57
0, 59
domest ik (DRC)
0, 55
0, 57
Kenaikan Harga Benih Sebesar 10 Persen
4. 808. 446
4. 731. 316
5. 151. 488
5. 074. 358
0, 57
0, 58
domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
Selisih
-220. 360
-220. 360
0, 02
0, 02
-77. 130
-77. 130
0, 01
0. 01
Tabel 7. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Tenaga Kerj a
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 199. 396
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 542. 438
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 62
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 60
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 564. 826
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 907. 868
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 59
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 57
Selisih
-609. 050
-609. 050
0, 05
0, 05
-243. 620
-243. 620
0, 02
0, 02
Tabel 8. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Pupuk
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Selisih
Kenaikan Harga Urea Sebesar 12, 79 Persen dan TSP Sebesar 10, 71 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 690. 673
-117. 773
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 020. 091
-131. 396
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
Kenaikan Harga Urea Sebesar 10 Persen dan TSP Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 711. 989
-96. 457
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 043. 925
-107. 563
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
dilihat
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
bahwa dengan naiknya harga pupuk Urea dan TSP
Berdasarkan
Tabel
8,
dapat
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
yang masing-masing sebesar 12, 79 persen dan
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
10, 71 persen, pengusahaan komodit i j agung di
perubahan harga pupuk sebesar 10 persen, maka
Desa Panunggal an t et ap memiliki dayasaing. Hal
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
ini dit unj ukkan oleh nilai PCR dan DRC yang
komodit i j agung di daerah penelit ian berubah
kurang dari
sebesar Rp 96. 457 dengan asumsi f akt or lain
sat u meskipun t elah mengalami
peningkat an dari sebelumnya, yait u sebesar 0, 01.
t et ap .
Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga pupuk
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
9
Tabel 9. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Penurunan Harga Output
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Penurunan Harga Output Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
1. 924. 805
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
2. 169. 984
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 77
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 75
Penurunan Harga Output Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 654. 990
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 958. 886
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 63
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 62
3. 2. 4 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
Begit u
Analisis sensit ivit as yang keempat adalah
kepekaan
keunt ungan
privat
dan
ekonomi, sert a dayasaing pengusahaan komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan
penurunan
harga
out put
ket ika
sebesar
25
t erj adi
persen
dengan asumsi f akt or-f akt or lain t et ap. Hal ini
didasari pada saat produksi j agung melimpah,
harga komodit i t ersebut
-2. 883. 641
-2. 981. 504
0, 20
0, 20
-1. 153. 456
-1. 192. 601
0, 06
0, 07
nilai PCR dan DRC masih lebih kecil dari sat u.
Penurunan Harga Out put
menguj i
Selisih
menj adi t urun, dan
j uga ket ika t erj adi
penurunan
harga
j agung sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan
masih
mengunt ungkan dan berdayasaing. Jadi, pada
harga f inansial, set iap perubahan harga j agung
sebesar
10
persen,
maka
keunt ungan
yang
diperoleh dalam pengusahaan komodit i j agung di
daerah penelit ian berubah sebesar Rp 1. 153. 456
dengan asumsi f akt or lain.
penurunan harga t erendah yang pernah t erj adi di
lokasi penelit ian adalah sebesar Rp 900 per
kilogram dan harga sebelumnya adalah Rp 1.200
per kilogram.
Analisis
sensit ivit as
yang
kelima
analisis sensit ivit as gabungan,
Menurunnya harga out put sebesar 25 persen
sangat
3. 2. 5 Analisis Sensit ivit as Gabungan
mempengaruhi keunt ungan privat
dan
yait u
adal ah
menguj i
kepekaan keunt ungan privat dan ekonomi, sert a
dayasaing pengusahaan komodit i j agung di Desa
keunt ungan sosial. Bahkan, j ika dibandingkan
Panunggalan
dengan keadaan sebelumnya, penurunan harga
(benih, t enaga kerj a, pupuk) dan harga out put
out put t ersebut t elah menurunkan keunt ungan
secara bersamaan dalam
privat
mengunt ungkan.
dan
keunt ungan
ekonomi
melebihi
dengan
Jadi
set engah dari keunt ungan sebelumnya. Meskipun
gabungan
demikian,
sampai yang keempat .
nil ainya
pengusahaan
masih
komodit i
posit if
j agung
sehingga
masih
analisis
harga
input
kondisi
yang t idak
analisis ini
merupakan
sensit ivit as
yang
pert ama
Tabel 10 memperlihat kan bahwa dari hasil
mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun
analisis
ekonomi.
pengusahaan
Berdasarkan Tabel 9,
mengubah
gabungan
komodit i
menunj ukkan
j agung
bahwa
di
Desa
dit unj ukkan bahwa
Panunggalan t et ap mengunt ungkan secara privat
t urunnya harga out put sebesar 25 persen t elah
maupun sosial sert a memiliki dayasaing. Hal ini
meningkat kan nilai PCR dan DRC sebesar 0, 20,
diket ahui dari nilai PP dan SP yang posit if , sert a
sehingga keunggulan komparat if dan kompet it if
nilai PCR dan DRC yang masih lebih kecil dari
menurun.
sat u.
Meskipun
demikian,
pengusahaan
komodit i j agung t et ap memiliki dayasaing karena
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
10
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 10. Analisis Sensitivitas Gabungan
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Gabungan pada Kondisi yang Tidak Menguntungkan
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
977. 621
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
1. 209. 177
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 88
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 86
Gabungan 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 237. 782
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 530. 573
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 67
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 66
3. 3 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF
Selisih
-3. 830. 825
-3. 942. 311
0, 31
0, 31
-1. 570. 663
-1. 620. 914
0, 10
0, 11
sepert i berasal dari Dinas Pert anian dan
USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN
Perkebunan (Dist anbun) dengan bent uk
PENDEKATAN T HE NAT IONAL DIAMOND
penyuluhan,
demplot
SYST EM (ANALISIS PORTER)
St akehol der
misalnya
manusia
memiliki
d)
rendah
modal kelompok t ani, berasal dari iuran
dibandingkan
pokok, simpanan waj ib, pinj aman pusat
dengan daerah sekit arnya, pet ani yang
t erlibat
(Bant uan
sudah berpengalaman ant ara
26-33
t ahun
sehingga
berpengalaman
j agung.
Selain
manaj erial
dimiliki
dal am
pet ani
sudah
j uga
didukung
mendapat kan dana pembinaan dari desa
yang
berupa
oleh
dapat
hekt ar lahan sawah dan 7. 906, 6 hekt ar
lahan kering. Daya dukung lahan sangat
baik, karena sist em pert aniannya sudah
lingkungan.
pert anian
Selain
it u
yang ramah
kondisi
iklim
Sumberdaya
Ilmu
dan
uang.
disimpulkan
kondisi
keuangan
e)
Sumberdaya Inf rast rukt ur
Sudah t ersedianya t eknologi sumur
resapan.
kelompok
pemipil
Unt uk
pascapanen,
t ani
sudah
j agung
memiliki
(power
set iap
alat
t hr eser ) ,
sehingga proses pemipil an bisa berj alan
sangat mendukung pert anian.
c)
percobaan
sudah t ercukupi dan t ersedia.
Lahan yang t ersedia sebesar 5. 458
ke
lahan
Dengan banyaknya sumber modal, maka
Sumberdaya Fisik/ Al am
mengarah
pinj aman
anggot a. Selain it u, kelompok t ani j uga
adanya organisasi kelompok t ani.
b)
Langsung
bunga yang diperoleh dari
kemampuan
ket rampilan
Pinj aman
Masyarakat ), hibah, sert a berasal dari
mengusahakan
it u,
dan
diakses
melalui kelompok t ani. Adapun sumber
t enaga kerj a yang t ersedia, upah yang
lebih
Sumberdaya Modal
Permodalan pet ani dapat
beberapa keunt ungan, sepert i j umlah
relat i f
bekerj asama
sumber IPTEK Lainnya.
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya
lainnya,
dengan pihak int i, asosiasi pet ani dan
1). Kondisi Fakt or Sumberdaya
a)
at au
Penget ahuan
dan
lebih
cepat .
Kondisi
sarana
dan
prasarana t ransport asi yang ada j uga
Teknologi (IPTEK)
Sumberdaya IPTEk bagi pet ani bisa
dapat dikat akan cukup baik.
didapat secara f ormal maupun secara
inf ormal.
Secara inf ormal
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
misalnya
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
2). Kondisi Permint aan
a)
produsen benih j agung hibrida akan
Komposisi Permint aan Domest ik
Permint aan
menggiat kan produsen benih j agung
lebih
unt uk berproduksi dengan kualit as
didominasi unt uk pakan t ernak. Oleh
yang lebih baik dan harga yang
karena it u, peran indust ri pengolahan
dit et apkan pun akan lebih bersaing.
j agung sangat dibut uhkan.
Pupuk yang digunakan pet ani dalam
Rat a-rat a
domest ik
kadar
air
j agung
di
usahat ani j agung (pupuk Urea dan
t ingkat pet ani masih t ergol ong t inggi,
TSP)
yait u sekit ar 19 persen. Padahal rat a-
pemerint ah.
rat a kadar air j agung impor adalah 14
mendapat kan
subsidi
(2) Indust ri Jasa Pemasaran
Salah sat u indust ri j asa pemasaran
belum mempunyai sarana dan prasarana
komodit i
pengeringan j agung yang modern. Oleh
penelit ian
karena it u, proses pengeringan unt uk
pedagang
memenuhi
pet ani yang sudah t erkumpul
st andar
di
kadar
air
t ingkat
j agung
pedagang
Jumlah
Permint aan
dan
Pola
persen.
Permint aan j agung, baik di pasar
maupun
set iap
di
pasar
mengalami
Jagung
pengumpul,
Oleh
j agung,
domest ik
di
rat a-rat a
karena
perusahaan
cont r ol ,
Meningkat nya
proses
salah
akan
dayasaing
j agung
didukung
oleh
pakan
qual i t y
sat unya
t ent unya
indust ri
pedagang
pengeringan.
disebabkan oleh berkembangnya sekt or
yang
unt uk
melakukan
permint aan j agung di dalam negeri lebih
berkembangnya
it u,
dayasaing komodit i
pengumpul
peningkat an
t ahunnya.
pet ernakan
daerah
perusahaan
pengumpul.
meningkat kan
cenderung
di
adalah
kadar airnya masih t inggi, yait u 19
Pert umbuhan
dunia
j agung
pedagang
pengumpul lokal.
melalui
Hal
ini
mendukung
di
daerah
penelit ian.
dan
b)
Indust ri Pendukung
pangan yang menggunakan bahan baku
Indust ri
j agung.
pengolahan
merupakan
suat u bagian yang sangat pent ing di
dalam
3). Indust ri Terkait dan Indust ri Pendukung
a)
yang
persen. Hal ini disebabkan para pet ani
dilakukan
b)
11
pengusahaan
sehingga
dapat
komodit i
j agung
meningkat kan
nilai
Indust ri Terkait
t ambah yang mengunt ungkan pet ani.
(1) Indust ri Pemasok Bahan Baku
Namun, indust ri sepert i ini belum cukup
Terdapat nya
perusahaan-
berkembang di
Kabupat en Grobogan.
perusahaan indust ri benih j agung
Sehingga hal ini bisa menj adi f akt or
hibrida meliput i, PT Sang Hyang
penghambat
Seri,
usahat ani j agung di daerah penelit ian.
PT
Pioneer
Dupont
Hibrida
Indonesia,
PT
Indonesia,
PT
Pert ani, PT BISI, PT Benih Int i Subur
Int ani,
dan
benih
yang
beberapa
produsen
t ergabung
dalam
4)
St rukt ur,
dalam
Persaingan,
pengembangan
dan
St rat egi
Perusahaan
St rukt ur
pasar
yang
t erj adi
dal am
Himpunan Produsen Pedagang Benih
komodit i j agung adalah pasar persaingan
(HPPB).
sempurna,
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Dengan
banyaknya
sehingga
t ingkat
persaingan
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
12
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
dalam
indust ri
komodit i
j agung
dapat
j agung agar dapat
dikat akan sangat kuat .
a)
j agung domest ik.
St rat egi Produk
Para
Peran Pemerint ah Kabupat en Grobogan
pet ani
penelit ian
mendukung dayasaing
j agung
melakukan
di
daerah
melalui
penanaman
Dist anbun
mengadakan
adalah
Sekol ah
dengan
Lapang Pengelolaan
komodit i j agung pada musim kemarau,
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLP-TT).
sehingga kadar
yang t erkandung
Selain it u, Pemerint ah Kabupat en Grobogan
dalam j agung wakt u panen t idak t erlalu
j uga menyalurkan bant uan benih j agung
t inggi. Selain it u, qual it y cont r ol j uga
hibrida yang diarahkan unt uk daerah-daerah
dilakukan
yang produkt ivit asnya masih rendah.
air
di
t ingkat
pedagang
pengumpul.
b)
6)
St rat egi Harga
Dalam
keunt ungan
c)
Peranan dari Kesempat an
Adanya
mempert ahankan
usahat ani
yang
mereka
membuat
globalisasi
perdagangan
perdagangan
seol ah
t idak
ada
t erima, para pet ani berusaha menekan
bat asnya. Sehingga secara t idak langsung
biaya
dapat
produksi
usahat aninya
melalui
menj adikan
perdagangan
komodit i
konservasi l ahan pert anian.
j agung menj adi sebuah peluang bagi set iap
St rat egi Promosi
negara
St rat egi promosi dil akukan dengan
mengikut i
pameran,
sebagai
bent uk
produsen
produksi
unt uk
j agungnya.
meningkat kan
Selain
it u,
kebut uhan j agung dalam negeri yang masih
promosi produk-produk pert anian di Sub
j auh
Terminal
ket ersediaan j agung dalam negeri.
Agribisnis
(STA)
t ingkat
j umlah
lebih
besar
dibandingkan
dengan
propinsi.
d)
Berdasarkan hasil anal isis Di amond Por t er ,
St rat egi Dist ribusi
ini
secara keseluruhan mulai dari komponen kondisi
dilakukan berj alan sesuai dengan rant ai
f akt or sumberdaya sampai komponen peran dari
pemasaran yang umumnya t erj adi pada
kesempat an, menunj ukkan bahwa kondisi yang
produk agribisnis. Jadi t idak ada st rat egi
ada di daerah penel it ian mendukung peningkat an
dist ribusi yang dilakukan oleh pet ani di
dayasaing pengusahaan komodit i j agung. Oleh
daerah
karena it u, kondisi t ersebut diharapkan semakin
Dist ribusi
yang
penelit ian,
ada
sel ama
misalnya
dengan
menguat kan Kabupat en Grobogan sebagai sent ra
memperpendek rant ai pemasaran.
produksi ut ama j agung di Propinsi Jawa Tengah.
5)
Peranan Pemerint ah
Salah
sat u
peran
pemerint ah
pusat
adalah penet apan bea masuk (t arif impor)
sebesar 5 persen. Besaran t arif t ersebut
belum
mampu
domest ik,
sehingga
mengusahakan
mendapat
melindungi
komodit i
perlindungan
harga
j agung
pet ani
yang
j agung
kurang
dari
pemerint ah.
Seharusnya pemerint ah Indonesia bisa lebih
meningkat kan
prot eksi
harga
j agung
domest ik dengan meningkat kan t arif impor
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
3. 4 REKOMENDASI KEBIJAKAN
Adapun rekomendasi kebij akan yang dapat
diaj ukan adalah:
1. Harga out put dalam pengusahaan komodit i
j agung di Desa Panunggal an masih memegang
peranan
yang
sangat
pent ing
dalam
memberikan kont ribusi t erhadap keunt ungan
usahat ani,
sehingga
pemerint ah
perlu
melakukan prot eksi t erhadap harga j agung
domest ik
dengan
menj aga
volume
impor
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
j agung.
Dengan
kebij akan
13
t ersebut
pet ani j agung dalam hal pemasaran j agung
diharapkan dapat mel indungi harga j agung
dengan membent uk sarana pendukung sepert i
domest ik,
memberikan
Bulog unt uk j agung sehingga st abilisasi harga
insent if dalam pengembangan pengusahaan
j agung dapat t erj aga, khususnya pada wakt u
sehingga
dapat
komodit i j agung.
t erj adi panen raya.
2. Pemerint ah dapat memanf aat kan dayasaing
5. Indust ri pengolahan merupakan suat u bagian
j agung domest ik unt uk mengurangi j umlah
yang sangat pent ing di dalam pengusahaan
impor j agung yang t erus meningkat set iap
komodit i
t ahunnya. Saat ini j umlah produksi j agung
meningkat kan
dalam
mengunt ungkan
negeri
masih
rendah dibandingkan
j agung
dengan j umlah konsumsi dal am negeri. Oleh
sepert i
karena it u,
Kabupat en
pemerint ah diharapkan dapat
ini
pet ani.
belum
Grobogan,
pengolahan j agung,
sehingga
menj adi
dapat
menghemat
pengeluaran
dapat
t ambah
yang
Namun,
indust ri
cukup
menggali pot ensi dayasaing j agung domest ik,
devisa set iap t ahunnya.
sehingga
nilai
berkembang
khususnya
di
indust ri
sehingga hal ini bisa
f akt or
penghambat
dalam
pengembangan usahat ani j agung di daerah
3. Pemerint ah sebaiknya t idak menghapus bea
penelit ian.
masuk impor j agung karena selain merugikan
Kabupat en
pet ani,
memikirkan ke arah hilir at au pascaproduksi,
dalam j angka panj ang j uga akan
berdampak
Penurunan
negat if
t erhadap
surplus pet ani
konsumen.
akan
Oleh
karena
Grobogan
it u,
Pemerint ah
sebaiknya
mulai
yait u dengan membent uk perusahaan daerah
membuat
yang
bergerak
dalam
bidang
pengadaan
pet ani dalam negeri enggan unt uk menanam
indust ri pengeringan dan pengolahan j agung,
j agung karena pendapat an pet ani semakin
baik
menyusut , sehingga insent if unt uk budidaya
konsumsi.
unt uk
pakan
t ernak
maupun
unt uk
j agung akan semakin menurun. Penurunan
produkt ivit as akibat penurunan luas panen
akan semakin memperburuk produksi j agung
dalam
negeri
yang
sel anj ut nya
meningkat kan ket ergant ungan j agung impor
bagi
Indonesia.
Dalam
j angka
IV KESIMPULAN DAN SARAN
akan
panj ang,
4. 1 KESIMPULAN
1.
a.
kebut uhan j agung dalam negeri akan sangat
t ergant ung
oleh
impor
yang
Panunggalan
harganya
ekonomi,
t ukar dan suplai j agung dunia, sehingga akan
komparat if
merugikan konsumen j agung (indust ri pakan
memiliki
dan
kebij akan
t ernak).
baik
keunggulan
kompet it if .
pemerint ah
Adapun
t erhadap
pengusahaan komodit i j agung di Desa
j agung
di
daerah
penelit ian
Panunggalan
mempunyai posisi t awar (bar gai ni ng posi t i on)
yang lemah dalam penent uan harga j ual
j agung karena yang menent ukan harga adalah
pasar, sehingga harga yang dit erima oleh
pet ani j agung seringkali rendah apalagi ket ika
t erj adi
mengunt ungkan,
dilihat secara f inansial maupun secara
cenderung t idak st abil akibat perubahan nilai
4. Pet ani
Pengusahaan komodit i j agung di Desa
panen
pemerint ah
raya.
diharapkan
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Oleh
dapat
karena
it u,
membant u
belum
berj alan
dengan
ef ekt if .
b.
Pada analisis sensit ivit as, meningkat nya
harga
benih
sebesar
meningkat nya
harga
28, 57
persen,
t enaga
kerj a
sebesar 25 persen, meningkat nya harga
pupuk Urea sebesar 12, 79 persen dan
TSP sebesar
10, 71 persen,
t urunnya
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
14
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
harga out put sebesar 25 persen, sert a
gabungan
keempat nya
menyebabkan
hilangnya
komparat if
dan
t idak
keunggulan
kompet it if
pada
pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.
sensit if
Komponen
yang
t erhadap
paling
Panunggalan adalah komponen harga
out put .
Pada Analisis Port er,
secara keseluruhan
hasilnya menunj ukkan bahwa kondisi yang
ada
di
daerah
peningkat an
penelit ian
dayasaing
Pearson, Scot t , Carl, dan Sj aif ul. 2005. Apl i kasi
Pol i cy Anal ysi s Mat r i x pada Per t ani an
Indonesi a. Yayasan Obor. Jakart a.
keunt ungan
pengusahaan komodit i j agung di Desa
2.
Haryono, Dwi. 1991. Keunggul an Kompar at i f dan
Dampak Kebi j aksanaan pada Pr oduksi
Kedel ai , Jagung, dan Ubi Kayu di Pr opi nsi
Lampung. Tesis. Sosial Ekonomi Pert anian.
IPB. Bogor.
mendukung
Port er, Michael E. 1998. The Compet i t i ve
Advant age of Nat i ons. Macmillan Press
Lt d. London.
Suciany,
Yani.
2007.
Anal i si s Keunggul an
Kompar at i f dan Kompet i t i f Usahat ani
Jagung dengan Anal i si s Bi aya Sumber daya
Domest i k (BSD). Skripsi. Sosial Ekonomi
Pert anian. IPB. Bogor.
pengusahaan
komodit i j agung di daerah penelit ian.
4. 2 SARAN
Kebij akan
yang
t erhadap out put
pemerint ah
t et apkan
pada pengusahaan komodit i
j agung, yait u kebij akan t arif impor lima persen
perlu
diperhat ikan
kenyat aannya
belum
di
berj alan
kembali,
karena
lapang
kebij akan
dengan
ef ekt if .
pada
t ersebut
Sebaiknya
pemerint ah menaikkan t arif impor j agung karena
kebij akan t ersebut
akan lebih ef ekt if
dalam
meningkat kan dayasaing j agung domest ikyang
akan mendukung peningkat an dayasaing j agung
domest ik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat St at ist ik. 2006. Gr obogan Dal am
Angka.
BPS
Kabupat en
Grobogan.
Grobogan.
Badan Pusat St at ist ik. 2007. Indi kat or Ekonomi
dal am Bul et i n St at i st i k Bul an Jul i 2007.
BPS. Jakart a.
Dinas Pert anian dan Perkebunan. 2007. Dat a
Pr oduksi Pal awi j a. Kabupat en Grobogan.
Git t inger, J. P. 1986. Anal i si s Ekonomi Pr oyekPr oyek Per t ani an. Edisi Kedua. UI PressJohn Hopkins. Jakart a.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Domestik
A
Penerimaan
B
Biaya Produksi/ Input:
Benih
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Analisis Ekonomi
Uraian
Asing
Paj ak
Total
Domestik
Asing
11. 534. 566
771. 300
Total
11. 926. 016
771. 300
771. 300
771. 300
Pupuk:
Urea
491. 059
202. 405
2. 086
695. 552
551. 410
227. 281
778. 692
TSP
189. 928
78. 284
807
269. 020
210. 269
86. 669
296. 938
36. 000
36. 000
36. 000
36. 000
TKLK
804. 600
804. 600
804. 600
804. 600
TKDK
1. 631. 600
1. 631. 600
1. 631. 600
1. 631. 600
70. 300
35. 150
2. 000. 000
2. 000. 000
150. 976
Kompos cair
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Analisis Finansial
No
Tenaga kerj a:
Penyusut an
35. 150
Sewa lahan
2. 000. 000
2. 000. 000
Paj ak lahan
55. 210
55. 210
150. 976
150. 976
150. 976
Biaya pemipilan
35. 150
35. 150
70. 300
Biaya t at aniaga:
Pengangkut an
Penanganan
Tot al
40. 159
49. 338
1. 087
90. 585
40. 159
49. 338
89. 498
123. 860
25. 967
1. 147
150. 976
123. 860
25. 967
149. 828
6. 329. 844
391. 147
5. 128
6. 355. 326
419. 201
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
15
Lampiran 1. Biaya Finansial dan Ekonomi dalam Komponen Domest ik dan Asing per Hektar per Musim Tanam di Desa Panunggalan, 2007
1
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF
PENGUSAHAAN KOMODITI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
A. Faroby Falatehan1 dan Arif Wibowo2
1
2
Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB
Asist en Penelit i Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB
ABSTRACT
Corn is one of st rat egic commodit ies in Indonesia. Corn product ivit y f rom year t o year cont inues t o
increase, but it is lower t han t he world product ivit y. This research analyzes t he comparat ive and
compet it ive advant ages of corn f arm management in Grobogan dist rict , Cent ral Java province. Corn is
f inancially and economically prof it able, besides t hat , it also has comparat ive and compet it ive
advant ages. Government policy on corn commodit y has not been running ef f ect ively. The most
sensit ive component of t he prof it earned in corn commodit y in Grobogan is a component of t he out put
price.
Keywords : PAM, compar at i ve advant ages, compet i t ive, diamond por t er
I.
PENDAHULUAN
12. 600. 000 t on. Meskipun t ingkat produkt ivit as
j agung di Indonesia dari t ahun ke t ahun t erus
1. 1 LATAR BELAKANG
Jagung dapat
meningkat mencapai 34, 70 kuint al per hekt ar
dimanf aat kan
t idak
unt uk bahan pangan masyarakat
hanya
t et api j uga
unt uk makanan olahan, indust ri t epung, dan
indust ri pakan t ernak. Peranan komodit i j agung
sebagai bahan baku ut ama pakan t ernak sampai
saat ini belum t ergant i. Permint aan j agung di
pasar
dunia
peningkat an
maupun
set iap
domest ik
t ahunnya.
mengalami
Meningkat nya
permint aan j agung di pasar dunia t erut ama unt uk
bahan baku bahan bakar et anol sebagai upaya
mengurangi ket ergant ungan pada minyak bumi
yang
harganya
peningkat an
t erus
meningkat .
permint aan
j agung
Sedangkan
di
pasar
domest ik disebabkan proporsi penggunaan j agung
oleh indust ri pakan t elah mencapai 50 persen
dari t ot al kebut uhan nasional dalam beberapa
Produksi j agung Indonesia pada t ahun 2006
sebesar 11. 609. 463 t on (BPS, 2007). Ket ersediaan
t ersebut
masih t ergolong rendah j ika dibandingkan dengan
produkt ivit as j agung dunia, yait u sebesar 47, 20
kuint al per hekt ar (BPS, 2006). Berkembangnya
sekt or
pet ernakan
belum
dapat
memenuhi
permint aan j agung dal am negeri, yait u sebesar
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
yang
didukung
oleh
berkembangnya indust ri pakan dan pangan yang
menggunakan bahan baku j agung, menyebabkan
permint aan
j agung
dalam
negeri
t erus
meningkat . Upaya Indonesia unt uk memenuhi
permint aan
j agung
di
dal am
negeri
adal ah
dengan melakukan impor j agung dalam bent uk
segar maupun olahan dari negara lain, yait u
Amerika Serikat , China, Thailand, Argent ina, dan
India (Dept an, 2006).
Menurunnya
Int ernasional
permint aan
t ahun t erakhir.
j agung
pada t ahun 2006, namun produkt ivit as t ersebut
menyebabkan
persediaan
yang
t erhadap
harga
j agung
diikut i
pasar
peningkat an
komodit as
j agung
di
di
t ersebut ,
t ingkat
int ernasional t erus meningkat . Pada t ahun 2006
rat a-rat a harga j agung di pasar int ernasional
sebesar US$ 135 per t on, t et api saat ini sudah
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
2
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
US$ 280 per t on. 3 Kondisi t ersebut
mencapai
menj adi
sebagai
peluang
sent ra
bagi
Kabupat en
produksi
j agung
Grobogan
t erbesar
di
Propinsi Jawa Tengah dengan produksi rat a-rat a
set iap t ahun sebesar 600 ribu t on at au 60 persen
1. 2 TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah yang t elah
diuraikan di at as, maka t uj uan penelit ian ini
adalah sebagai berikut :
1.
a) Menganalisis keunggulan komparat if
dari t ot al produksi j agung di Jawa Tengah (Dinas
dan kompet it if usahat ani j agung di
Pert anian
Kabupat en
dan
Perkebunan
Grobogan,
2007).
Grobogan
dengan
Selain it u, Kabupat en Grobogan j uga memiliki
menggunakan Pol i cy Anal ysi s Mat r i x
ket ersediaan lahan yang luas dan kondisi iklim
(PAM) ;
yang mendukung. Namun, kondisi t ersebut belum
b) Menganalisis keunggulan kompet it if
berdampak pada peningkat an pendapat an pet ani
usahat ani
j agung di Kabupat en Grobogan.
Grobogan
Dalam
perdagangan
campur
t angan
pemerint ah
yang
di
dengan
Kabupat en
menggunakan
analisis Di amond Por t er ;
int ernasional,
pengusahaan j agung t idak t erlepas dari adanya
j agung
2.
berupa
Menganalisis perubahan
t erhadap
keunggulan
yang
t erj adi
komparat if
dan
kebij akan-kebij akan, sepert i kebij akan subsidi,
kompet it if j ika t erj adi perubahan harga
paj ak, dan perubahan nilai t ukar rupiah. Dampak
out put dan harga input .
adanya kebij akan pemerint ah t ersebut seringkali
menyebabkan t erj adinya perbedaan harga input
maupun out put dari usahat ani j agung, sehingga
II. METODE PENELITIAN
akan berpengaruh t erhadap perhit ungan f inansial
maupun ekonomi yang dikeluarkan oleh pet ani.
Unt uk menget ahui dayasaing pengusahaan
komodit i j agung di Kabupat en Grobogan, akan
dilakukan analisis keunggulan komparat if dan
analisis keunggulan kompet it if .
Perdagangan
at au pert ukaran t erj adi karena adanya prinsip
lokalisasi
produksi
dan
spesial isasi.
Prinsip
keunggulan komparat if adal ah unt uk menj elaskan
spesial isasi at au manf aat adanya perdagangan
dari sat u daerah (negara) dengan daerah l ain.
Sedangkan
keunggulan
keunggulan
yang
keunggulan
harga,
kompet it if
lebih
luas,
kualit as,
merupakan
mencakup
st rat egi
dan
kompet it if ,
merupakan
kunci
produksi,
pemasaran
dan
kebij akan.
ef isiensi
bagaimana memprediksi
konsumen
PENELITIAN
Penelit ian
at au
ini
dil aksanakan
di
Desa
Panunggalan, Kecamat an Pulokulon, Kabupat en
Grobogan,
Propinsi
Jawa
Tengah.
Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara sengaj a (pur posi ve) ,
sesuai
dengan
t uj uan
penelit ian.
Saluran
pemasaran j agung di daerah penelit ian dalam
penelit ian ini diasumsikan hanya ada sat u saluran
pemasaran
sehingga
persent ase
komodit i
di
set iap t ahap saluran pemasaran adalah serat us
persen.
Penelit ian ini
dilakukan pada Bulan
Februari sampai Mei 2008, yang meliput i survei
penj aj agan
Keunggulan
dari
2. 1 LOKASI, WAKTU DAN RUANG LINGKUP
ke lokasi
penelit ian,
penyusunan
rencana kerj a, pengambilan dat a di lapangan,
dan pengolahan dat a sert a penyusunan hasil.
apa yang diinginkan
meningkat kan
kepuasan
2. 2 JENIS DAN SUMBER DATA
konsumen.
Dat a yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah dat a primer dan dat a sekunder, baik yang
bersif at
kuant it at if
maupun
kualit at if .
Dat a
3
Bank Ekspor Indonesia. Harganya makin Mel ambung.
www. wart aekonomi. com. Diakses Tanggal 28 Januari 2008.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
primer diperoleh dari wawancara dan pengisian
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
kuesioner kepada responden sert a pengamat an
langsung di lapangan.
Tabel 1.
Pengamat an langsung ini
digunakan unt uk memperkuat analisis keunggulan
Alokasi Biaya Produksi dalam
Komponen Domestik dan Asing
Domestik
Asing
Paj ak
(%)
(%)
(%)
100, 0
0, 0
0, 0
Urea
70, 6
29, 1
0, 3
TSP
70, 6
29, 1
0, 3
100, 0
0, 0
0, 0
50, 0
50, 0
0, 0
No
Uraian
menggunakan di amond por t er . Sedangkan dat a
1
Benih
*
sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pert anian,
2
Pupuk
kompet it if ,
khususnya
unt uk
analisis
sert a inst ansi-inst ansi t erkait lainnya.
Dalam
pet ani
penel it ian
ini,
responden
j agung Desa Panunggalan,
adalah
Kecamat an
Tenaga
3
Pulokulon, Kabupat en Grobogan, Jawa Tengah
kerj a
dengan j umlah responden sebanyak 40 orang.
Mekanisme
dilakukan
pemil ihan
dengan
pet ani
met ode
Penyusut an
ini
4
r andom
5
Sewa lahan
100, 0
0, 0
0, 0
6
Paj ak
100, 0
0, 0
0, 0
responden
si mpl e
3
sampl i ng.
peralat an **
Sumber: Tabel Input -Out put 2005, BPS diol ah
2. 3 METODE ANALISIS DATA
Ket : *) www. dupont . com
**) Suciany, 2007
2. 3. 1 Met ode Alokasi Komponen Biaya Domest ik
2.
dan Asing
1.
Biaya t at aniaga didapat dengan menghit ung
Al okasi Bi aya Pr oduksi
Input t r adabl e dalam penelit ian ini adalah
benih dan pupuk (Urea, TSP), sedangkan input
non t r adabl e yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah sewa lahan, t enaga kerj a, dan pupuk
organik
t ersebut ,
(kompos
cair).
t erdapat
diperdagangkan t et api
Al okasi Bi aya Tat ani aga
Selain
input
di
kedua
input
yang
t idak
biaya pengangkut an dan biaya penanganan mul ai
dari pet ani sampai ke konsumen yang dalam hal
ini adal ah pabrik pakan t ernak, yait u CP Prima
yang ada di Semarang, Jawa Tengah.
Tabel 2.
Komponen Domestik dan Asing
dalamnya t erdapat
barang-barang yang diperdagangkan yang disebut
i ndi r ect
t r ade.
Dalam
penelit ian
ini,
Alokasi Biaya Tataniaga dalam
Uraian
yang
t ergolong barang ini yait u peralat an pert anian.
Suciany (2007) membagi besarnya penyusut an
peralat an at as 50 persen biaya domest ik dan 50
Domestik
Asing
Paj ak
(%)
(%)
(%)
Pengangkut an
44, 32
54, 47
1, 21
Penanganan
82, 05
17, 19
0, 76
Sumber: Haryono, 1991
persen asing. Unt uk keperluan penelit ian ini,
besarnya biaya unt uk peral at an yang dihit ung
2. 3. 2 Model Policy Analysis Mat rix (PAM)
berdasarkan nil ai penyusut an per musim t anam
Pol i cy Anal ysi s Mat r i x (PAM) at au Mat riks
dit et apkan sebesar 50 persen biaya domest ik dan
Analisis Kebij akan merupakan suat u anal isis yang
50 persen biaya asing. Sedangkan unt uk input
dapat
benih dimasukkan ke dalam komponen biaya
yait u keunt ungan (Analisis Finansial dan Analisis
domest ik 100 persen karena sej ak t ahun 1988, PT
Ekonomi)
Dupont
Indonesia mulai
memproduksi
benih j agung hibridanya di dalam negeri.
sendiri
mengident if ikasikan
dan
anal isis
dua
dampak
perhit ungan,
kebij akan
pemerint ah yang mempengaruhi input dan out put
pada sist em komodit i. Model analisis ini dapat
digunakan unt uk menganalisis ef isiensi ekonomi
dan
pengaruh
int ervensi
pemerint ah
sert a
dampaknya pada sist em komodit i, baik pada
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
4
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
akt ivit as pet ani, pengolahan maupun pemasaran.
Elemen-elemen
unt uk
melakukan
2.
anal isis
Analisis
sensit ivit as
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual upah
f inansial dan ekonomi dit unj ukkan oleh Tabel 3.
t enaga kerj a sebesar 25 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini
Policy Analysis Mat rix (PAM)
Tabel 3.
Penerimaan
Out put
Harga
Privat
Harga
Sosial
Dampak
Kebij akan
t erj adi pada periode penanaman 2006.
3.
Biaya
Input
Tr adabl e
Fakt or
Domest ik
Keunt ungan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Analisis
sensit ivit as
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual pupuk
sebesar 12, 79 persen dan 10, 71 persen
unt uk Urea dan TSP. Hal ini didasari
apabila suat u saat pemerint ah mencabut
subsidinya t erhadap kedua j enis pupuk
t ersebut
dengan
asumsi
f akt or
lain
t et ap.
Sumber: Pear son, Got sch, dan Bahri (2005)
4.
Ket erangan:
A : Penerimaan Privat
B : Biaya Input Tr adabl e Privat
C : Biaya Input Domest ik Privat
D : Keunt ungan Privat
E : Penerimaan Sosial
F : Biaya Input Tr adabl e Sosial
G : Biaya Input Domest ik Sosial
H : Keunt ungan Sosi al
I : Transf er Out put
J : Transf er Input Tr adabl e
K : Transf er Fakt or
L : Transf er Bersih
Analisis sensit ivit as karena penurunan
harga bayangan dan harga akt ual out put
sebesar 25 persen dengan asumsi f akt or
lain t et ap. Kondisi ini t erj adi pada t ahun
2005.
Analisis
sensit ivit as
pada
saat
harga
bayangan dan harga akt ual input (benih, t enaga
kerj a,
pupuk)
bersamaan
Indikat or-indikat or anal isis PAM meliput i, (1)
sert a
dalam
out put
berubah
secara
yang
t idak
kondisi
mengunt ungkan.
Keunt ungan Privat (PP) = A-B-C; (2) Keunt ungan
Analisis sensit ivit as unt uk mel ihat komponen
Sosial (SP) = E-F-G; (3) Rasio Biaya Privat (PCR) =
yang paling sensit if at au berpengaruh t erhadap
C/ A-B; (4) Rasio Biaya Sumberdaya Domest ik
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
(DRC) = G/ E-F; (5) Transf er Out put (TO) = A-E;
komodit i j agung di Desa Panunggalan,
(6) Koef isien Prot eksi Out put Nominal (NPCO) =
dilakukan analisis sensit ivit as t erhadap komponen
A/ E; (7) Transf er Input (TI) = B-F; (8) Koef isien
benih, t enaga kerj a, pupuk, dan out put dengan
maka
Prot eksi Input Nominal (NPCI) = B/ F; (9) Transf er
persent ase masing-masing sebesar 10 persen,
Fakt or (TF) = C-G; (10) Koef isien Prot eksi Ef ekt if
sert a gabungan keempat nya.
(EPC) = A-B/ E-F; (11) Transf er Bersih (TB) = D-H;
(12) Koef isien Keunt ungan (KK) = D/ H; (13) Rasio
III HASIL DAN PEMBAHASAN
Subsidi Bagi Produsen (SRP) = L/ E.
3. 1 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN
2. 3. 3 Analisis Sensit ivit as
KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOMODITI
Pada penelit ian ini, analisis sensit ivit as yang
akan dilakukan adal ah:
1.
Analisis
sensit ivit as
MAT RIX (PAM)
karena
kenaikan
harga bayangan dan harga akt ual benih
j agung sebesar 28, 57 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini
t erj adi pada musim t anam t ahun 2007.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
JAGUNG MENGGUNAKAN POLICY ANALYSIS
Hasil perhit ungan dari penerimaan, biaya
usahat ani, dan biaya t at aniaga dapat dilihat pada
Lampiran 1. Mat riks PAM yang diperoleh dapat
dilihat pada Tabel 4.
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 4.
5
Matriks Analisis Kebij akan Usahatani Jagung Desa Panunggalan Tahun 2007 (Rp/ Ha)
Biaya
Penerimaan Output
Input T radable
Keuntungan
Faktor Domestik
Harga Privat
11. 534. 566
391. 147
6. 334. 972
4. 808. 446
Harga Sosial
11. 926. 016
419. 201
6. 355. 326
5. 151. 488
-391. 450
-28. 054
-20. 354
-343. 041
Dampak
Kebij akan
3. 1. 1 Analisis Keunggulan Komparat if
t ambah out put sebesar sat u sat uan diperlukan
Analisis keunggulan komparat if dapat diukur
dengan menggunakan Keunt ungan Sosial (SP) dan
Rasio
Biaya
Sumberdaya
Berdasarkan hasil
Domest ik
anal isis,
(DRC).
keunt ungan sosial
yang diperoleh posit if (>0), yait u sebesar Rp
t ambahan biaya f akt or domest ik sebesar 0, 57
sat uan.
Nilai
ini
menunj ukkan
bahwa
pengusahaan komodit i j agung ef isien, memiliki
dayasaing
pada
saat
ada
int ervensi
dari
pemerint ah.
5. 151. 488 per hekt ar. Hasil ini menunj ukkan
bahwa secara ekonomi, yait u pada kondisi pasar
persaingan
komodit i
sempurna,
j agung
kegiat an
dapat
3. 1. 3 Analisis Dampak Kebij akan Pemerint ah
pengusahaan
dilanj ut kan
karena
3. 1. 3. 1 Dampak Kebi j akan Ter hadap Out put
Hasil analisis PAM menunj ukkan bahwa nilai
mengunt ungkan.
Selain
keunt ungan
sosial ,
keunggulan
komparat if pengusahaan komodit i j agung j uga
dapat dilihat dari ef isiensi ekonomi yang dapat
diukur
dengan
Sumberdaya
menggunakan
Domest ik
(DRC).
Rasio
Hasil
Biaya
analisis
menunj ukkan bahwa nilai DRC adalah sebesar
0, 55. Ini mengindikasikan bahwa pada harga
sosial, unt uk meningkat kan nilai t ambah out put
sebesar sat u sat uan diperlukan t ambahan biaya
f akt or domest ik sebesar 0, 55 sat uan. Nil ai DRC
yang
kurang
pengusahaan
Panunggalan
dari
sat u
menunj ukkan
komodit i
ef isien
j agung
secara
di
ekonomi
Transf er Out put adalah negat if , yait u sebesar Rp
-391. 450 yang berart i harga j agung di Desa
Panunggalan lebih rendah dibandingkan dengan
harga
at au
memiliki dayasaing pada kondisi t anpa adanya
di
t ransf er
pasar
out put
int ernasional,
dari
produsen
at au
ke
konsumen sebesar Rp 391. 450, ini menunj ukkan
konsumen membeli komodit i t ersebut dengan
harga
yang
lebih
rendah
dari
harga
yang
seharusnya dibayar apabila pasar t idak t erdist orsi
at au t anpa kebij akan pemerint ah.
Analisis dampak kebij akan t erhadap out put
bahwa
Desa
j agung
t erdapat
dilihat dari Koef isien Prot eksi Out put Nominal
(NPCO). Nilai NPCO sebesar 0, 97. Nil ai NPCO
lebih kecil dari sat u menunj ukkan bahwa akibat
kebij akan t arif impor sebesar lima persen, harga
int ervensi dari pemerint ah.
privat yang dit erima pet ani j agung lebih rendah
dari
3. 1. 2 Analisis Keunggulan Kompet it if
harga
di
pasar
int ernasional.
Hal
ini
menyebabkan pet ani j agung mendapat insent if
Keunt ungan privat
yang diperoleh posit if
unt uk meningkat kan produksinya.
Kondisi
ini
(>0), yait u sebesar Rp 4. 808. 446 per hekt ar. Ini
mengindikasikan t arif impor sebesar lima persen
menunj ukkan bahwa secara f inansial, dengan
belum mampu melindungi harga j agung domest ik
adanya kebij akan
at au kurang memberikan insent if kepada pet ani
dari
pemerint ah,
komodit i
j agung mengunt ungkan.
Nilai
PCR adalah 0, 57,
unt uk meningkat kan produksinya.
mengindi-kasikan
bahwa pada harga privat , unt uk menaikkan nilai
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
6
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 5.
Indikator-indikator Analisis PAM pada Pengusahaan Komoditi Jagung Desa Panunggalan
Tahun 2007
Indikator
Nilai
1. Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
2. Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
4. Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
5. Transf er out put (TO)
-391. 450
6. Koef isien prot eksi out put nominal (NPCO)
0, 97
7. Transf er input (TI)
-28. 054
8. Koef isien prot eksi input nominal (NPCI)
0, 93
9. Transf er f akt or (TF)
-20. 354
10. Koef isien prot eksi ef ekt if (EPC)
0, 97
11. Transf er bersih (TB)
-343. 041
12. Koef isien keunt ungan (PC)
0, 93
13. Rasio subsidi bagi produsen (SRP)
-0, 03
3. 1. 3. 2 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input
Nilai
Input
kebij akan
pemerint ah
yang
berupa
(TI) yang diperoleh
subsidi pupuk Urea dan TSP, sehingga pet ani
sebesar Rp -28. 054, berart i kebij akan pemerint ah
mendapat kan t ambahan keunt ungan Rp 20. 354
pada
Transf er
adanya
t r adabl e
input
mengunt ungkan
pet ani
per hekt ar.
sebesar Rp 28. 054 per hekt ar karena dengan
adanya
subsidi
menj adikan
pupuk
harga
pada
yang
Urea
dan
dibayarkan
TSP
3. 1. 3. 3 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input Out put
pet ani
t erhadap input t ersebut lebih rendah daripada
harga yang sebenarnya.
Koef isien
Prot eksi
menggambarkan
Unt uk menunj ukkan t ingkat prot eksi at au
Ef ekt if
sej auh
mana
(EPC)
kebij akan
pemerint ah dal am mel indungi at au menghambat
dist orsi yang dibebankan pemerint ah pada input
produksi
t r adabl e apabil a dibandingkan t anpa adanya
adalah sebesar 0, 97. Nil ai EPC yang lebih kecil
kebij akan
dari sat u mengindikasikan kebij akan pemerint ah
pemerint ah,
dapat
dilihat
dari
domest ik
secara ef ekt if .
Nilai
EPC
besarnya nilai Koef isien Prot eksi Input Nominal
t erhadap input -out put unt uk komodit i j agung
(NPCI). Nilai NPCI sebesar 0, 93, berart i kebij akan
belum
subsidi
TSP
pemerint ah yang belum berj alan dengan ef ekt if
biaya
yait u kebij akan t arif impor lima persen. Hal ini
posit if
menyebabkan
pada
pupuk
pet ani
Urea
dan
hanya membayar
berj alan
ef ekt if .
input t r adabl e sebesar 93 persen dari biaya yang
menyebabkan nil ai
seharusnya
dit erima pet ani
pet ani
keluarkan
unt uk
input
t r adabl e ket ika t idak ada kebij akan subsidi
t ambah
t ersebut .
pet ani
Hasil
anal isis
TF
adal ah
negat if ,
yait u
yang
yang
Adapun
t ambah
keunt ungan yang
j agung 0, 97 kal i
seharusnya
kebij akan
dari
dit erima,
mengusahakan
komodit i
nil ai
sehingga
j agung
kurang mendapat perlindungan pemerint ah.
sebesar Rp -20. 354. Nilai ini menunj ukkan bahwa
Transf er Bersih (TB) merupakan besarnya
harga input non t r adabl e yang dikeluarkan oleh
t ambahan surplus produsen at au berkurangnya
pemerint ah pada t ingkat harga f inansial lebih
surplus produsen yang disebabkan oleh kebij akan
rendah j ika dibandingkan dengan harga input non
pemerint ah. Nilai TB yang diperoleh sebesar Rp -
t r adabl e yang dikeluarkan pada harga sosial. Hal
343. 041 per hekt ar. Hal ini berart i kebij akan
ini
mengakibat kan
domest ik
lebih
pet ani
rendah
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
membayar
input
pemerint ah t erhadap input dan out put belum
dibandingkan
t anpa
memberikan
insent if
ekonomi
unt uk
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
7
meningkat kan produksi, karena dengan adanya
sebesar Rp 77. 130 dengan asumsi f akt or lain
kebij akan pemerint ah,
t et ap .
surplus yang dit erima
pet ani berkurang sebesar Rp 343. 041 per hekt ar.
Nilai PC menunj ukkan pengaruh gabungan
3. 2. 2 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
pada out put , input t r adabl e, dan input non
t r adabl e, diperoleh nilai sebesar 0, 93. Nil ai ini
berart i keunt ungan hanya 93 persen dari yang
seharusnya diperoleh.
-0, 03.
Nilai
SRP
yang
negat if
mengindikasikan bahwa kebij akan pemerint ah
yang berlaku selama ini menyebabkan pet ani
mengeluarkan biaya produksi lebih besar t iga
persen
daripada
berproduksi.
t erj adi
biaya
Nilai
karena
Tabel 7 met unj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan harga t enaga kerj a sebesar 25 persen,
pengusahaan
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP) diperoleh
sebesar
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a
imbangan
negat if
adanya
berart i
dist orsi
unt uk
divergensi
kebij akan,
sehingga menurunkan keunt ungan privat .
komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan masih mengunt ungkan, baik secara
f inansial maupun secara ekonomi meskipun nilai
keunt ungan
menurun
privat
sebesar
Keunggulan
pengusahaan
dan
Rp
keunt ungan
609. 050
per
komparat if
dan
komodit i
j agung
sosial
hekt ar.
kompet it if
di
Desa
Panunggalan j uga menurun. Hal ini dit unj ukkan
dengan meningkat nya nil ai PCR dan DRC sebesar
0, 05. Meskipun demikian, pengusahaan j agung
t et ap memiliki dayasaing karena nil ai PCR dan
3. 2 ANALISIS SENSITIVITAS USAHATANI JAGUNG
3. 2. 1 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
ket ika
Kenaikan Harga Benih
harga benih
menyebabkan
nilai
sebesar
28, 57 persen
keunt ungan,
baik
privat
maupun ekonomi menurun sebesar Rp 220. 360
Kenaikan harga benih di t ingkat pet ani j uga
keunggulan
kenaikan
harga
t enaga
kerj a
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
perubahan harga t enaga kerj a sebesar 10 persen,
maka
keunt ungan
pengusahaan
per hekt ar.
menurunkan
t erj adi
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
Tabel 6 menunj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan
DRC masih lebih kecil dari sat u. Begit u j uga
komparat if
dan
yang
komodit i
diperoleh
j agung
di
dalam
daerah
penelit ian berubah sebesar Rp 243. 620 dengan
asumsi f akt or lain t et ap .
kompet it if pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.
Hal
ini
dit unj ukkan
dengan
3. 2. 3 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
Kenaikan Harga Pupuk
meningkat nya nilai PCR dan DRC sebesar 0, 02.
Meskipun
pengusahaan
Panunggalan
demikian,
secara
komodit i
t et ap
j agung
keseluruhan
di
mengunt ungkan
Desa
secara
Terj adinya
kenaikan
harga
pupuk
Urea
sebesar 12, 79 persen dan TSP sebesar 10, 71
persen
menyebabkan
keunt ungan
privat
dan
f inansial dan ekonomi, sert a t et ap berdayasaing.
keunt ungan sosial mengal ami penurunan, t et api
Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga benih
nilainya
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
pengusahaan
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
ekonomi ket ika t erj adi kenaikan harga kedua
perubahan harga benih sebesar 10 persen, maka
pupuk t ersebut .
masih
posit if .
komodit i
Hal
ini
berart i
j agung
masih
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
komodit i j agung di daerah penelit ian berubah
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
8
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 6. Hasil Analisis Sensitivitas Ket ika Terj adi Kenaikan Harga Benih
Indikat or
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya
Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Benih Sebesar 28, 57 Persen
4. 808. 446
4. 588. 086
5. 151. 488
4. 931. 128
0, 57
0, 59
domest ik (DRC)
0, 55
0, 57
Kenaikan Harga Benih Sebesar 10 Persen
4. 808. 446
4. 731. 316
5. 151. 488
5. 074. 358
0, 57
0, 58
domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
Selisih
-220. 360
-220. 360
0, 02
0, 02
-77. 130
-77. 130
0, 01
0. 01
Tabel 7. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Tenaga Kerj a
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 199. 396
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 542. 438
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 62
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 60
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 564. 826
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 907. 868
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 59
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 57
Selisih
-609. 050
-609. 050
0, 05
0, 05
-243. 620
-243. 620
0, 02
0, 02
Tabel 8. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Pupuk
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Selisih
Kenaikan Harga Urea Sebesar 12, 79 Persen dan TSP Sebesar 10, 71 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 690. 673
-117. 773
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 020. 091
-131. 396
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
Kenaikan Harga Urea Sebesar 10 Persen dan TSP Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 711. 989
-96. 457
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 043. 925
-107. 563
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
dilihat
sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung
bahwa dengan naiknya harga pupuk Urea dan TSP
Berdasarkan
Tabel
8,
dapat
di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
yang masing-masing sebesar 12, 79 persen dan
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
10, 71 persen, pengusahaan komodit i j agung di
perubahan harga pupuk sebesar 10 persen, maka
Desa Panunggal an t et ap memiliki dayasaing. Hal
keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
ini dit unj ukkan oleh nilai PCR dan DRC yang
komodit i j agung di daerah penelit ian berubah
kurang dari
sebesar Rp 96. 457 dengan asumsi f akt or lain
sat u meskipun t elah mengalami
peningkat an dari sebelumnya, yait u sebesar 0, 01.
t et ap .
Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga pupuk
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
9
Tabel 9. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Penurunan Harga Output
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Penurunan Harga Output Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
1. 924. 805
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
2. 169. 984
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 77
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 75
Penurunan Harga Output Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 654. 990
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 958. 886
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 63
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 62
3. 2. 4 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
Begit u
Analisis sensit ivit as yang keempat adalah
kepekaan
keunt ungan
privat
dan
ekonomi, sert a dayasaing pengusahaan komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan
penurunan
harga
out put
ket ika
sebesar
25
t erj adi
persen
dengan asumsi f akt or-f akt or lain t et ap. Hal ini
didasari pada saat produksi j agung melimpah,
harga komodit i t ersebut
-2. 883. 641
-2. 981. 504
0, 20
0, 20
-1. 153. 456
-1. 192. 601
0, 06
0, 07
nilai PCR dan DRC masih lebih kecil dari sat u.
Penurunan Harga Out put
menguj i
Selisih
menj adi t urun, dan
j uga ket ika t erj adi
penurunan
harga
j agung sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i
j agung
di
Desa
Panunggalan
masih
mengunt ungkan dan berdayasaing. Jadi, pada
harga f inansial, set iap perubahan harga j agung
sebesar
10
persen,
maka
keunt ungan
yang
diperoleh dalam pengusahaan komodit i j agung di
daerah penelit ian berubah sebesar Rp 1. 153. 456
dengan asumsi f akt or lain.
penurunan harga t erendah yang pernah t erj adi di
lokasi penelit ian adalah sebesar Rp 900 per
kilogram dan harga sebelumnya adalah Rp 1.200
per kilogram.
Analisis
sensit ivit as
yang
kelima
analisis sensit ivit as gabungan,
Menurunnya harga out put sebesar 25 persen
sangat
3. 2. 5 Analisis Sensit ivit as Gabungan
mempengaruhi keunt ungan privat
dan
yait u
adal ah
menguj i
kepekaan keunt ungan privat dan ekonomi, sert a
dayasaing pengusahaan komodit i j agung di Desa
keunt ungan sosial. Bahkan, j ika dibandingkan
Panunggalan
dengan keadaan sebelumnya, penurunan harga
(benih, t enaga kerj a, pupuk) dan harga out put
out put t ersebut t elah menurunkan keunt ungan
secara bersamaan dalam
privat
mengunt ungkan.
dan
keunt ungan
ekonomi
melebihi
dengan
Jadi
set engah dari keunt ungan sebelumnya. Meskipun
gabungan
demikian,
sampai yang keempat .
nil ainya
pengusahaan
masih
komodit i
posit if
j agung
sehingga
masih
analisis
harga
input
kondisi
yang t idak
analisis ini
merupakan
sensit ivit as
yang
pert ama
Tabel 10 memperlihat kan bahwa dari hasil
mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun
analisis
ekonomi.
pengusahaan
Berdasarkan Tabel 9,
mengubah
gabungan
komodit i
menunj ukkan
j agung
bahwa
di
Desa
dit unj ukkan bahwa
Panunggalan t et ap mengunt ungkan secara privat
t urunnya harga out put sebesar 25 persen t elah
maupun sosial sert a memiliki dayasaing. Hal ini
meningkat kan nilai PCR dan DRC sebesar 0, 20,
diket ahui dari nilai PP dan SP yang posit if , sert a
sehingga keunggulan komparat if dan kompet it if
nilai PCR dan DRC yang masih lebih kecil dari
menurun.
sat u.
Meskipun
demikian,
pengusahaan
komodit i j agung t et ap memiliki dayasaing karena
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
10
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 10. Analisis Sensitivitas Gabungan
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Gabungan pada Kondisi yang Tidak Menguntungkan
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
977. 621
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
1. 209. 177
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 88
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 86
Gabungan 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 237. 782
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 530. 573
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 67
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 66
3. 3 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF
Selisih
-3. 830. 825
-3. 942. 311
0, 31
0, 31
-1. 570. 663
-1. 620. 914
0, 10
0, 11
sepert i berasal dari Dinas Pert anian dan
USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN
Perkebunan (Dist anbun) dengan bent uk
PENDEKATAN T HE NAT IONAL DIAMOND
penyuluhan,
demplot
SYST EM (ANALISIS PORTER)
St akehol der
misalnya
manusia
memiliki
d)
rendah
modal kelompok t ani, berasal dari iuran
dibandingkan
pokok, simpanan waj ib, pinj aman pusat
dengan daerah sekit arnya, pet ani yang
t erlibat
(Bant uan
sudah berpengalaman ant ara
26-33
t ahun
sehingga
berpengalaman
j agung.
Selain
manaj erial
dimiliki
dal am
pet ani
sudah
j uga
didukung
mendapat kan dana pembinaan dari desa
yang
berupa
oleh
dapat
hekt ar lahan sawah dan 7. 906, 6 hekt ar
lahan kering. Daya dukung lahan sangat
baik, karena sist em pert aniannya sudah
lingkungan.
pert anian
Selain
it u
yang ramah
kondisi
iklim
Sumberdaya
Ilmu
dan
uang.
disimpulkan
kondisi
keuangan
e)
Sumberdaya Inf rast rukt ur
Sudah t ersedianya t eknologi sumur
resapan.
kelompok
pemipil
Unt uk
pascapanen,
t ani
sudah
j agung
memiliki
(power
set iap
alat
t hr eser ) ,
sehingga proses pemipil an bisa berj alan
sangat mendukung pert anian.
c)
percobaan
sudah t ercukupi dan t ersedia.
Lahan yang t ersedia sebesar 5. 458
ke
lahan
Dengan banyaknya sumber modal, maka
Sumberdaya Fisik/ Al am
mengarah
pinj aman
anggot a. Selain it u, kelompok t ani j uga
adanya organisasi kelompok t ani.
b)
Langsung
bunga yang diperoleh dari
kemampuan
ket rampilan
Pinj aman
Masyarakat ), hibah, sert a berasal dari
mengusahakan
it u,
dan
diakses
melalui kelompok t ani. Adapun sumber
t enaga kerj a yang t ersedia, upah yang
lebih
Sumberdaya Modal
Permodalan pet ani dapat
beberapa keunt ungan, sepert i j umlah
relat i f
bekerj asama
sumber IPTEK Lainnya.
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya
lainnya,
dengan pihak int i, asosiasi pet ani dan
1). Kondisi Fakt or Sumberdaya
a)
at au
Penget ahuan
dan
lebih
cepat .
Kondisi
sarana
dan
prasarana t ransport asi yang ada j uga
Teknologi (IPTEK)
Sumberdaya IPTEk bagi pet ani bisa
dapat dikat akan cukup baik.
didapat secara f ormal maupun secara
inf ormal.
Secara inf ormal
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
misalnya
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
2). Kondisi Permint aan
a)
produsen benih j agung hibrida akan
Komposisi Permint aan Domest ik
Permint aan
menggiat kan produsen benih j agung
lebih
unt uk berproduksi dengan kualit as
didominasi unt uk pakan t ernak. Oleh
yang lebih baik dan harga yang
karena it u, peran indust ri pengolahan
dit et apkan pun akan lebih bersaing.
j agung sangat dibut uhkan.
Pupuk yang digunakan pet ani dalam
Rat a-rat a
domest ik
kadar
air
j agung
di
usahat ani j agung (pupuk Urea dan
t ingkat pet ani masih t ergol ong t inggi,
TSP)
yait u sekit ar 19 persen. Padahal rat a-
pemerint ah.
rat a kadar air j agung impor adalah 14
mendapat kan
subsidi
(2) Indust ri Jasa Pemasaran
Salah sat u indust ri j asa pemasaran
belum mempunyai sarana dan prasarana
komodit i
pengeringan j agung yang modern. Oleh
penelit ian
karena it u, proses pengeringan unt uk
pedagang
memenuhi
pet ani yang sudah t erkumpul
st andar
di
kadar
air
t ingkat
j agung
pedagang
Jumlah
Permint aan
dan
Pola
persen.
Permint aan j agung, baik di pasar
maupun
set iap
di
pasar
mengalami
Jagung
pengumpul,
Oleh
j agung,
domest ik
di
rat a-rat a
karena
perusahaan
cont r ol ,
Meningkat nya
proses
salah
akan
dayasaing
j agung
didukung
oleh
pakan
qual i t y
sat unya
t ent unya
indust ri
pedagang
pengeringan.
disebabkan oleh berkembangnya sekt or
yang
unt uk
melakukan
permint aan j agung di dalam negeri lebih
berkembangnya
it u,
dayasaing komodit i
pengumpul
peningkat an
t ahunnya.
pet ernakan
daerah
perusahaan
pengumpul.
meningkat kan
cenderung
di
adalah
kadar airnya masih t inggi, yait u 19
Pert umbuhan
dunia
j agung
pedagang
pengumpul lokal.
melalui
Hal
ini
mendukung
di
daerah
penelit ian.
dan
b)
Indust ri Pendukung
pangan yang menggunakan bahan baku
Indust ri
j agung.
pengolahan
merupakan
suat u bagian yang sangat pent ing di
dalam
3). Indust ri Terkait dan Indust ri Pendukung
a)
yang
persen. Hal ini disebabkan para pet ani
dilakukan
b)
11
pengusahaan
sehingga
dapat
komodit i
j agung
meningkat kan
nilai
Indust ri Terkait
t ambah yang mengunt ungkan pet ani.
(1) Indust ri Pemasok Bahan Baku
Namun, indust ri sepert i ini belum cukup
Terdapat nya
perusahaan-
berkembang di
Kabupat en Grobogan.
perusahaan indust ri benih j agung
Sehingga hal ini bisa menj adi f akt or
hibrida meliput i, PT Sang Hyang
penghambat
Seri,
usahat ani j agung di daerah penelit ian.
PT
Pioneer
Dupont
Hibrida
Indonesia,
PT
Indonesia,
PT
Pert ani, PT BISI, PT Benih Int i Subur
Int ani,
dan
benih
yang
beberapa
produsen
t ergabung
dalam
4)
St rukt ur,
dalam
Persaingan,
pengembangan
dan
St rat egi
Perusahaan
St rukt ur
pasar
yang
t erj adi
dal am
Himpunan Produsen Pedagang Benih
komodit i j agung adalah pasar persaingan
(HPPB).
sempurna,
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Dengan
banyaknya
sehingga
t ingkat
persaingan
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
12
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
dalam
indust ri
komodit i
j agung
dapat
j agung agar dapat
dikat akan sangat kuat .
a)
j agung domest ik.
St rat egi Produk
Para
Peran Pemerint ah Kabupat en Grobogan
pet ani
penelit ian
mendukung dayasaing
j agung
melakukan
di
daerah
melalui
penanaman
Dist anbun
mengadakan
adalah
Sekol ah
dengan
Lapang Pengelolaan
komodit i j agung pada musim kemarau,
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLP-TT).
sehingga kadar
yang t erkandung
Selain it u, Pemerint ah Kabupat en Grobogan
dalam j agung wakt u panen t idak t erlalu
j uga menyalurkan bant uan benih j agung
t inggi. Selain it u, qual it y cont r ol j uga
hibrida yang diarahkan unt uk daerah-daerah
dilakukan
yang produkt ivit asnya masih rendah.
air
di
t ingkat
pedagang
pengumpul.
b)
6)
St rat egi Harga
Dalam
keunt ungan
c)
Peranan dari Kesempat an
Adanya
mempert ahankan
usahat ani
yang
mereka
membuat
globalisasi
perdagangan
perdagangan
seol ah
t idak
ada
t erima, para pet ani berusaha menekan
bat asnya. Sehingga secara t idak langsung
biaya
dapat
produksi
usahat aninya
melalui
menj adikan
perdagangan
komodit i
konservasi l ahan pert anian.
j agung menj adi sebuah peluang bagi set iap
St rat egi Promosi
negara
St rat egi promosi dil akukan dengan
mengikut i
pameran,
sebagai
bent uk
produsen
produksi
unt uk
j agungnya.
meningkat kan
Selain
it u,
kebut uhan j agung dalam negeri yang masih
promosi produk-produk pert anian di Sub
j auh
Terminal
ket ersediaan j agung dalam negeri.
Agribisnis
(STA)
t ingkat
j umlah
lebih
besar
dibandingkan
dengan
propinsi.
d)
Berdasarkan hasil anal isis Di amond Por t er ,
St rat egi Dist ribusi
ini
secara keseluruhan mulai dari komponen kondisi
dilakukan berj alan sesuai dengan rant ai
f akt or sumberdaya sampai komponen peran dari
pemasaran yang umumnya t erj adi pada
kesempat an, menunj ukkan bahwa kondisi yang
produk agribisnis. Jadi t idak ada st rat egi
ada di daerah penel it ian mendukung peningkat an
dist ribusi yang dilakukan oleh pet ani di
dayasaing pengusahaan komodit i j agung. Oleh
daerah
karena it u, kondisi t ersebut diharapkan semakin
Dist ribusi
yang
penelit ian,
ada
sel ama
misalnya
dengan
menguat kan Kabupat en Grobogan sebagai sent ra
memperpendek rant ai pemasaran.
produksi ut ama j agung di Propinsi Jawa Tengah.
5)
Peranan Pemerint ah
Salah
sat u
peran
pemerint ah
pusat
adalah penet apan bea masuk (t arif impor)
sebesar 5 persen. Besaran t arif t ersebut
belum
mampu
domest ik,
sehingga
mengusahakan
mendapat
melindungi
komodit i
perlindungan
harga
j agung
pet ani
yang
j agung
kurang
dari
pemerint ah.
Seharusnya pemerint ah Indonesia bisa lebih
meningkat kan
prot eksi
harga
j agung
domest ik dengan meningkat kan t arif impor
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
3. 4 REKOMENDASI KEBIJAKAN
Adapun rekomendasi kebij akan yang dapat
diaj ukan adalah:
1. Harga out put dalam pengusahaan komodit i
j agung di Desa Panunggal an masih memegang
peranan
yang
sangat
pent ing
dalam
memberikan kont ribusi t erhadap keunt ungan
usahat ani,
sehingga
pemerint ah
perlu
melakukan prot eksi t erhadap harga j agung
domest ik
dengan
menj aga
volume
impor
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
j agung.
Dengan
kebij akan
13
t ersebut
pet ani j agung dalam hal pemasaran j agung
diharapkan dapat mel indungi harga j agung
dengan membent uk sarana pendukung sepert i
domest ik,
memberikan
Bulog unt uk j agung sehingga st abilisasi harga
insent if dalam pengembangan pengusahaan
j agung dapat t erj aga, khususnya pada wakt u
sehingga
dapat
komodit i j agung.
t erj adi panen raya.
2. Pemerint ah dapat memanf aat kan dayasaing
5. Indust ri pengolahan merupakan suat u bagian
j agung domest ik unt uk mengurangi j umlah
yang sangat pent ing di dalam pengusahaan
impor j agung yang t erus meningkat set iap
komodit i
t ahunnya. Saat ini j umlah produksi j agung
meningkat kan
dalam
mengunt ungkan
negeri
masih
rendah dibandingkan
j agung
dengan j umlah konsumsi dal am negeri. Oleh
sepert i
karena it u,
Kabupat en
pemerint ah diharapkan dapat
ini
pet ani.
belum
Grobogan,
pengolahan j agung,
sehingga
menj adi
dapat
menghemat
pengeluaran
dapat
t ambah
yang
Namun,
indust ri
cukup
menggali pot ensi dayasaing j agung domest ik,
devisa set iap t ahunnya.
sehingga
nilai
berkembang
khususnya
di
indust ri
sehingga hal ini bisa
f akt or
penghambat
dalam
pengembangan usahat ani j agung di daerah
3. Pemerint ah sebaiknya t idak menghapus bea
penelit ian.
masuk impor j agung karena selain merugikan
Kabupat en
pet ani,
memikirkan ke arah hilir at au pascaproduksi,
dalam j angka panj ang j uga akan
berdampak
Penurunan
negat if
t erhadap
surplus pet ani
konsumen.
akan
Oleh
karena
Grobogan
it u,
Pemerint ah
sebaiknya
mulai
yait u dengan membent uk perusahaan daerah
membuat
yang
bergerak
dalam
bidang
pengadaan
pet ani dalam negeri enggan unt uk menanam
indust ri pengeringan dan pengolahan j agung,
j agung karena pendapat an pet ani semakin
baik
menyusut , sehingga insent if unt uk budidaya
konsumsi.
unt uk
pakan
t ernak
maupun
unt uk
j agung akan semakin menurun. Penurunan
produkt ivit as akibat penurunan luas panen
akan semakin memperburuk produksi j agung
dalam
negeri
yang
sel anj ut nya
meningkat kan ket ergant ungan j agung impor
bagi
Indonesia.
Dalam
j angka
IV KESIMPULAN DAN SARAN
akan
panj ang,
4. 1 KESIMPULAN
1.
a.
kebut uhan j agung dalam negeri akan sangat
t ergant ung
oleh
impor
yang
Panunggalan
harganya
ekonomi,
t ukar dan suplai j agung dunia, sehingga akan
komparat if
merugikan konsumen j agung (indust ri pakan
memiliki
dan
kebij akan
t ernak).
baik
keunggulan
kompet it if .
pemerint ah
Adapun
t erhadap
pengusahaan komodit i j agung di Desa
j agung
di
daerah
penelit ian
Panunggalan
mempunyai posisi t awar (bar gai ni ng posi t i on)
yang lemah dalam penent uan harga j ual
j agung karena yang menent ukan harga adalah
pasar, sehingga harga yang dit erima oleh
pet ani j agung seringkali rendah apalagi ket ika
t erj adi
mengunt ungkan,
dilihat secara f inansial maupun secara
cenderung t idak st abil akibat perubahan nilai
4. Pet ani
Pengusahaan komodit i j agung di Desa
panen
pemerint ah
raya.
diharapkan
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Oleh
dapat
karena
it u,
membant u
belum
berj alan
dengan
ef ekt if .
b.
Pada analisis sensit ivit as, meningkat nya
harga
benih
sebesar
meningkat nya
harga
28, 57
persen,
t enaga
kerj a
sebesar 25 persen, meningkat nya harga
pupuk Urea sebesar 12, 79 persen dan
TSP sebesar
10, 71 persen,
t urunnya
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
14
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
harga out put sebesar 25 persen, sert a
gabungan
keempat nya
menyebabkan
hilangnya
komparat if
dan
t idak
keunggulan
kompet it if
pada
pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.
sensit if
Komponen
yang
t erhadap
paling
Panunggalan adalah komponen harga
out put .
Pada Analisis Port er,
secara keseluruhan
hasilnya menunj ukkan bahwa kondisi yang
ada
di
daerah
peningkat an
penelit ian
dayasaing
Pearson, Scot t , Carl, dan Sj aif ul. 2005. Apl i kasi
Pol i cy Anal ysi s Mat r i x pada Per t ani an
Indonesi a. Yayasan Obor. Jakart a.
keunt ungan
pengusahaan komodit i j agung di Desa
2.
Haryono, Dwi. 1991. Keunggul an Kompar at i f dan
Dampak Kebi j aksanaan pada Pr oduksi
Kedel ai , Jagung, dan Ubi Kayu di Pr opi nsi
Lampung. Tesis. Sosial Ekonomi Pert anian.
IPB. Bogor.
mendukung
Port er, Michael E. 1998. The Compet i t i ve
Advant age of Nat i ons. Macmillan Press
Lt d. London.
Suciany,
Yani.
2007.
Anal i si s Keunggul an
Kompar at i f dan Kompet i t i f Usahat ani
Jagung dengan Anal i si s Bi aya Sumber daya
Domest i k (BSD). Skripsi. Sosial Ekonomi
Pert anian. IPB. Bogor.
pengusahaan
komodit i j agung di daerah penelit ian.
4. 2 SARAN
Kebij akan
yang
t erhadap out put
pemerint ah
t et apkan
pada pengusahaan komodit i
j agung, yait u kebij akan t arif impor lima persen
perlu
diperhat ikan
kenyat aannya
belum
di
berj alan
kembali,
karena
lapang
kebij akan
dengan
ef ekt if .
pada
t ersebut
Sebaiknya
pemerint ah menaikkan t arif impor j agung karena
kebij akan t ersebut
akan lebih ef ekt if
dalam
meningkat kan dayasaing j agung domest ikyang
akan mendukung peningkat an dayasaing j agung
domest ik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat St at ist ik. 2006. Gr obogan Dal am
Angka.
BPS
Kabupat en
Grobogan.
Grobogan.
Badan Pusat St at ist ik. 2007. Indi kat or Ekonomi
dal am Bul et i n St at i st i k Bul an Jul i 2007.
BPS. Jakart a.
Dinas Pert anian dan Perkebunan. 2007. Dat a
Pr oduksi Pal awi j a. Kabupat en Grobogan.
Git t inger, J. P. 1986. Anal i si s Ekonomi Pr oyekPr oyek Per t ani an. Edisi Kedua. UI PressJohn Hopkins. Jakart a.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Domestik
A
Penerimaan
B
Biaya Produksi/ Input:
Benih
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Analisis Ekonomi
Uraian
Asing
Paj ak
Total
Domestik
Asing
11. 534. 566
771. 300
Total
11. 926. 016
771. 300
771. 300
771. 300
Pupuk:
Urea
491. 059
202. 405
2. 086
695. 552
551. 410
227. 281
778. 692
TSP
189. 928
78. 284
807
269. 020
210. 269
86. 669
296. 938
36. 000
36. 000
36. 000
36. 000
TKLK
804. 600
804. 600
804. 600
804. 600
TKDK
1. 631. 600
1. 631. 600
1. 631. 600
1. 631. 600
70. 300
35. 150
2. 000. 000
2. 000. 000
150. 976
Kompos cair
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
Analisis Finansial
No
Tenaga kerj a:
Penyusut an
35. 150
Sewa lahan
2. 000. 000
2. 000. 000
Paj ak lahan
55. 210
55. 210
150. 976
150. 976
150. 976
Biaya pemipilan
35. 150
35. 150
70. 300
Biaya t at aniaga:
Pengangkut an
Penanganan
Tot al
40. 159
49. 338
1. 087
90. 585
40. 159
49. 338
89. 498
123. 860
25. 967
1. 147
150. 976
123. 860
25. 967
149. 828
6. 329. 844
391. 147
5. 128
6. 355. 326
419. 201
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo
15
Lampiran 1. Biaya Finansial dan Ekonomi dalam Komponen Domest ik dan Asing per Hektar per Musim Tanam di Desa Panunggalan, 2007