ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPE (3)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

1

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF
PENGUSAHAAN KOMODITI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)
A. Faroby Falatehan1 dan Arif Wibowo2
1

2

Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB
Asist en Penelit i Depart emen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan,
Fakult as Ekonomi dan Manaj emen IPB

ABSTRACT
Corn is one of st rat egic commodit ies in Indonesia. Corn product ivit y f rom year t o year cont inues t o
increase, but it is lower t han t he world product ivit y. This research analyzes t he comparat ive and

compet it ive advant ages of corn f arm management in Grobogan dist rict , Cent ral Java province. Corn is
f inancially and economically prof it able, besides t hat , it also has comparat ive and compet it ive
advant ages. Government policy on corn commodit y has not been running ef f ect ively. The most
sensit ive component of t he prof it earned in corn commodit y in Grobogan is a component of t he out put
price.

Keywords : PAM, compar at i ve advant ages, compet i t ive, diamond por t er

I.

PENDAHULUAN

12. 600. 000 t on. Meskipun t ingkat produkt ivit as
j agung di Indonesia dari t ahun ke t ahun t erus

1. 1 LATAR BELAKANG
Jagung dapat

meningkat mencapai 34, 70 kuint al per hekt ar


dimanf aat kan

t idak

unt uk bahan pangan masyarakat

hanya

t et api j uga

unt uk makanan olahan, indust ri t epung, dan
indust ri pakan t ernak. Peranan komodit i j agung
sebagai bahan baku ut ama pakan t ernak sampai
saat ini belum t ergant i. Permint aan j agung di
pasar

dunia

peningkat an


maupun
set iap

domest ik

t ahunnya.

mengalami
Meningkat nya

permint aan j agung di pasar dunia t erut ama unt uk
bahan baku bahan bakar et anol sebagai upaya
mengurangi ket ergant ungan pada minyak bumi
yang

harganya

peningkat an

t erus


meningkat .

permint aan

j agung

Sedangkan
di

pasar

domest ik disebabkan proporsi penggunaan j agung
oleh indust ri pakan t elah mencapai 50 persen
dari t ot al kebut uhan nasional dalam beberapa
Produksi j agung Indonesia pada t ahun 2006
sebesar 11. 609. 463 t on (BPS, 2007). Ket ersediaan
t ersebut

masih t ergolong rendah j ika dibandingkan dengan

produkt ivit as j agung dunia, yait u sebesar 47, 20
kuint al per hekt ar (BPS, 2006). Berkembangnya
sekt or

pet ernakan

belum

dapat

memenuhi

permint aan j agung dal am negeri, yait u sebesar

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

yang

didukung


oleh

berkembangnya indust ri pakan dan pangan yang
menggunakan bahan baku j agung, menyebabkan
permint aan

j agung

dalam

negeri

t erus

meningkat . Upaya Indonesia unt uk memenuhi
permint aan

j agung

di


dal am

negeri

adal ah

dengan melakukan impor j agung dalam bent uk
segar maupun olahan dari negara lain, yait u
Amerika Serikat , China, Thailand, Argent ina, dan
India (Dept an, 2006).
Menurunnya
Int ernasional
permint aan

t ahun t erakhir.

j agung

pada t ahun 2006, namun produkt ivit as t ersebut


menyebabkan

persediaan
yang

t erhadap
harga

j agung

diikut i

pasar

peningkat an

komodit as
j agung


di

di

t ersebut ,
t ingkat

int ernasional t erus meningkat . Pada t ahun 2006
rat a-rat a harga j agung di pasar int ernasional
sebesar US$ 135 per t on, t et api saat ini sudah

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

2

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)


US$ 280 per t on. 3 Kondisi t ersebut

mencapai
menj adi
sebagai

peluang
sent ra

bagi

Kabupat en

produksi

j agung

Grobogan

t erbesar


di

Propinsi Jawa Tengah dengan produksi rat a-rat a
set iap t ahun sebesar 600 ribu t on at au 60 persen

1. 2 TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah yang t elah
diuraikan di at as, maka t uj uan penelit ian ini
adalah sebagai berikut :
1.

a) Menganalisis keunggulan komparat if

dari t ot al produksi j agung di Jawa Tengah (Dinas

dan kompet it if usahat ani j agung di

Pert anian

Kabupat en

dan

Perkebunan

Grobogan,

2007).

Grobogan

dengan

Selain it u, Kabupat en Grobogan j uga memiliki

menggunakan Pol i cy Anal ysi s Mat r i x

ket ersediaan lahan yang luas dan kondisi iklim

(PAM) ;

yang mendukung. Namun, kondisi t ersebut belum

b) Menganalisis keunggulan kompet it if

berdampak pada peningkat an pendapat an pet ani

usahat ani

j agung di Kabupat en Grobogan.

Grobogan

Dalam

perdagangan

campur

t angan

pemerint ah

yang

di

dengan

Kabupat en
menggunakan

analisis Di amond Por t er ;

int ernasional,

pengusahaan j agung t idak t erlepas dari adanya

j agung

2.

berupa

Menganalisis perubahan
t erhadap

keunggulan

yang

t erj adi

komparat if

dan

kebij akan-kebij akan, sepert i kebij akan subsidi,

kompet it if j ika t erj adi perubahan harga

paj ak, dan perubahan nilai t ukar rupiah. Dampak

out put dan harga input .

adanya kebij akan pemerint ah t ersebut seringkali
menyebabkan t erj adinya perbedaan harga input
maupun out put dari usahat ani j agung, sehingga

II. METODE PENELITIAN

akan berpengaruh t erhadap perhit ungan f inansial
maupun ekonomi yang dikeluarkan oleh pet ani.
Unt uk menget ahui dayasaing pengusahaan
komodit i j agung di Kabupat en Grobogan, akan
dilakukan analisis keunggulan komparat if dan
analisis keunggulan kompet it if .

Perdagangan

at au pert ukaran t erj adi karena adanya prinsip
lokalisasi

produksi

dan

spesial isasi.

Prinsip

keunggulan komparat if adal ah unt uk menj elaskan
spesial isasi at au manf aat adanya perdagangan
dari sat u daerah (negara) dengan daerah l ain.
Sedangkan

keunggulan

keunggulan

yang

keunggulan

harga,

kompet it if

lebih

luas,

kualit as,

merupakan
mencakup

st rat egi

dan

kompet it if ,

merupakan

kunci

produksi,

pemasaran

dan

kebij akan.
ef isiensi

bagaimana memprediksi
konsumen

PENELITIAN
Penelit ian

at au

ini

dil aksanakan

di

Desa

Panunggalan, Kecamat an Pulokulon, Kabupat en
Grobogan,

Propinsi

Jawa

Tengah.

Pemilihan

lokasi ini dilakukan secara sengaj a (pur posi ve) ,
sesuai

dengan

t uj uan

penelit ian.

Saluran

pemasaran j agung di daerah penelit ian dalam
penelit ian ini diasumsikan hanya ada sat u saluran
pemasaran

sehingga

persent ase

komodit i

di

set iap t ahap saluran pemasaran adalah serat us
persen.

Penelit ian ini

dilakukan pada Bulan

Februari sampai Mei 2008, yang meliput i survei
penj aj agan

Keunggulan
dari

2. 1 LOKASI, WAKTU DAN RUANG LINGKUP

ke lokasi

penelit ian,

penyusunan

rencana kerj a, pengambilan dat a di lapangan,
dan pengolahan dat a sert a penyusunan hasil.

apa yang diinginkan

meningkat kan

kepuasan

2. 2 JENIS DAN SUMBER DATA

konsumen.
Dat a yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah dat a primer dan dat a sekunder, baik yang
bersif at

kuant it at if

maupun

kualit at if .

Dat a

3

Bank Ekspor Indonesia. Harganya makin Mel ambung.
www. wart aekonomi. com. Diakses Tanggal 28 Januari 2008.

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

primer diperoleh dari wawancara dan pengisian
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

kuesioner kepada responden sert a pengamat an
langsung di lapangan.

Tabel 1.

Pengamat an langsung ini

digunakan unt uk memperkuat analisis keunggulan

Alokasi Biaya Produksi dalam
Komponen Domestik dan Asing
Domestik

Asing

Paj ak

(%)

(%)

(%)

100, 0

0, 0

0, 0

Urea

70, 6

29, 1

0, 3

TSP

70, 6

29, 1

0, 3

100, 0

0, 0

0, 0

50, 0

50, 0

0, 0

No

Uraian

menggunakan di amond por t er . Sedangkan dat a

1

Benih

*

sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pert anian,

2

Pupuk

kompet it if ,

khususnya

unt uk

analisis

sert a inst ansi-inst ansi t erkait lainnya.
Dalam
pet ani

penel it ian

ini,

responden

j agung Desa Panunggalan,

adalah

Kecamat an

Tenaga

3

Pulokulon, Kabupat en Grobogan, Jawa Tengah

kerj a

dengan j umlah responden sebanyak 40 orang.
Mekanisme
dilakukan

pemil ihan
dengan

pet ani

met ode

Penyusut an

ini

4

r andom

5

Sewa lahan

100, 0

0, 0

0, 0

6

Paj ak

100, 0

0, 0

0, 0

responden

si mpl e

3

sampl i ng.

peralat an **

Sumber: Tabel Input -Out put 2005, BPS diol ah

2. 3 METODE ANALISIS DATA

Ket : *) www. dupont . com

**) Suciany, 2007

2. 3. 1 Met ode Alokasi Komponen Biaya Domest ik

2.

dan Asing

1.

Biaya t at aniaga didapat dengan menghit ung

Al okasi Bi aya Pr oduksi
Input t r adabl e dalam penelit ian ini adalah

benih dan pupuk (Urea, TSP), sedangkan input

non t r adabl e yang digunakan dalam penelit ian ini
adalah sewa lahan, t enaga kerj a, dan pupuk
organik
t ersebut ,

(kompos

cair).

t erdapat

diperdagangkan t et api

Al okasi Bi aya Tat ani aga

Selain
input
di

kedua

input

yang

t idak

biaya pengangkut an dan biaya penanganan mul ai
dari pet ani sampai ke konsumen yang dalam hal
ini adal ah pabrik pakan t ernak, yait u CP Prima
yang ada di Semarang, Jawa Tengah.

Tabel 2.

Komponen Domestik dan Asing

dalamnya t erdapat

barang-barang yang diperdagangkan yang disebut

i ndi r ect

t r ade.

Dalam

penelit ian

ini,

Alokasi Biaya Tataniaga dalam

Uraian

yang

t ergolong barang ini yait u peralat an pert anian.
Suciany (2007) membagi besarnya penyusut an
peralat an at as 50 persen biaya domest ik dan 50

Domestik

Asing

Paj ak

(%)

(%)

(%)

Pengangkut an

44, 32

54, 47

1, 21

Penanganan

82, 05

17, 19

0, 76

Sumber: Haryono, 1991

persen asing. Unt uk keperluan penelit ian ini,
besarnya biaya unt uk peral at an yang dihit ung

2. 3. 2 Model Policy Analysis Mat rix (PAM)

berdasarkan nil ai penyusut an per musim t anam

Pol i cy Anal ysi s Mat r i x (PAM) at au Mat riks

dit et apkan sebesar 50 persen biaya domest ik dan

Analisis Kebij akan merupakan suat u anal isis yang

50 persen biaya asing. Sedangkan unt uk input

dapat

benih dimasukkan ke dalam komponen biaya

yait u keunt ungan (Analisis Finansial dan Analisis

domest ik 100 persen karena sej ak t ahun 1988, PT

Ekonomi)

Dupont

Indonesia mulai

memproduksi

benih j agung hibridanya di dalam negeri.

sendiri

mengident if ikasikan
dan

anal isis

dua
dampak

perhit ungan,
kebij akan

pemerint ah yang mempengaruhi input dan out put
pada sist em komodit i. Model analisis ini dapat
digunakan unt uk menganalisis ef isiensi ekonomi
dan

pengaruh

int ervensi

pemerint ah

sert a

dampaknya pada sist em komodit i, baik pada
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

4

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

akt ivit as pet ani, pengolahan maupun pemasaran.
Elemen-elemen

unt uk

melakukan

2.

anal isis

Analisis

sensit ivit as

karena

kenaikan

harga bayangan dan harga akt ual upah

f inansial dan ekonomi dit unj ukkan oleh Tabel 3.

t enaga kerj a sebesar 25 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini

Policy Analysis Mat rix (PAM)

Tabel 3.

Penerimaan
Out put
Harga
Privat
Harga
Sosial
Dampak
Kebij akan

t erj adi pada periode penanaman 2006.
3.

Biaya
Input
Tr adabl e

Fakt or
Domest ik

Keunt ungan

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

Analisis

sensit ivit as

karena

kenaikan

harga bayangan dan harga akt ual pupuk
sebesar 12, 79 persen dan 10, 71 persen
unt uk Urea dan TSP. Hal ini didasari
apabila suat u saat pemerint ah mencabut
subsidinya t erhadap kedua j enis pupuk
t ersebut

dengan

asumsi

f akt or

lain

t et ap.

Sumber: Pear son, Got sch, dan Bahri (2005)

4.

Ket erangan:
A : Penerimaan Privat
B : Biaya Input Tr adabl e Privat
C : Biaya Input Domest ik Privat
D : Keunt ungan Privat
E : Penerimaan Sosial
F : Biaya Input Tr adabl e Sosial
G : Biaya Input Domest ik Sosial
H : Keunt ungan Sosi al
I : Transf er Out put
J : Transf er Input Tr adabl e
K : Transf er Fakt or
L : Transf er Bersih

Analisis sensit ivit as karena penurunan
harga bayangan dan harga akt ual out put
sebesar 25 persen dengan asumsi f akt or
lain t et ap. Kondisi ini t erj adi pada t ahun
2005.

Analisis

sensit ivit as

pada

saat

harga

bayangan dan harga akt ual input (benih, t enaga
kerj a,

pupuk)

bersamaan
Indikat or-indikat or anal isis PAM meliput i, (1)

sert a

dalam

out put

berubah

secara

yang

t idak

kondisi

mengunt ungkan.

Keunt ungan Privat (PP) = A-B-C; (2) Keunt ungan

Analisis sensit ivit as unt uk mel ihat komponen

Sosial (SP) = E-F-G; (3) Rasio Biaya Privat (PCR) =

yang paling sensit if at au berpengaruh t erhadap

C/ A-B; (4) Rasio Biaya Sumberdaya Domest ik

keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan

(DRC) = G/ E-F; (5) Transf er Out put (TO) = A-E;

komodit i j agung di Desa Panunggalan,

(6) Koef isien Prot eksi Out put Nominal (NPCO) =

dilakukan analisis sensit ivit as t erhadap komponen

A/ E; (7) Transf er Input (TI) = B-F; (8) Koef isien

benih, t enaga kerj a, pupuk, dan out put dengan

maka

Prot eksi Input Nominal (NPCI) = B/ F; (9) Transf er

persent ase masing-masing sebesar 10 persen,

Fakt or (TF) = C-G; (10) Koef isien Prot eksi Ef ekt if

sert a gabungan keempat nya.

(EPC) = A-B/ E-F; (11) Transf er Bersih (TB) = D-H;
(12) Koef isien Keunt ungan (KK) = D/ H; (13) Rasio

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Subsidi Bagi Produsen (SRP) = L/ E.

3. 1 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN

2. 3. 3 Analisis Sensit ivit as

KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOMODITI
Pada penelit ian ini, analisis sensit ivit as yang
akan dilakukan adal ah:
1.

Analisis

sensit ivit as

MAT RIX (PAM)
karena

kenaikan

harga bayangan dan harga akt ual benih
j agung sebesar 28, 57 persen dengan
asumsi f akt or lain t et ap. Kondisi ini
t erj adi pada musim t anam t ahun 2007.
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

JAGUNG MENGGUNAKAN POLICY ANALYSIS

Hasil perhit ungan dari penerimaan, biaya
usahat ani, dan biaya t at aniaga dapat dilihat pada
Lampiran 1. Mat riks PAM yang diperoleh dapat
dilihat pada Tabel 4.
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

Tabel 4.

5

Matriks Analisis Kebij akan Usahatani Jagung Desa Panunggalan Tahun 2007 (Rp/ Ha)
Biaya

Penerimaan Output

Input T radable

Keuntungan

Faktor Domestik

Harga Privat

11. 534. 566

391. 147

6. 334. 972

4. 808. 446

Harga Sosial

11. 926. 016

419. 201

6. 355. 326

5. 151. 488

-391. 450

-28. 054

-20. 354

-343. 041

Dampak
Kebij akan

3. 1. 1 Analisis Keunggulan Komparat if

t ambah out put sebesar sat u sat uan diperlukan

Analisis keunggulan komparat if dapat diukur
dengan menggunakan Keunt ungan Sosial (SP) dan
Rasio

Biaya

Sumberdaya

Berdasarkan hasil

Domest ik

anal isis,

(DRC).

keunt ungan sosial

yang diperoleh posit if (>0), yait u sebesar Rp

t ambahan biaya f akt or domest ik sebesar 0, 57
sat uan.

Nilai

ini

menunj ukkan

bahwa

pengusahaan komodit i j agung ef isien, memiliki
dayasaing

pada

saat

ada

int ervensi

dari

pemerint ah.

5. 151. 488 per hekt ar. Hasil ini menunj ukkan
bahwa secara ekonomi, yait u pada kondisi pasar
persaingan
komodit i

sempurna,
j agung

kegiat an

dapat

3. 1. 3 Analisis Dampak Kebij akan Pemerint ah

pengusahaan

dilanj ut kan

karena

3. 1. 3. 1 Dampak Kebi j akan Ter hadap Out put
Hasil analisis PAM menunj ukkan bahwa nilai

mengunt ungkan.
Selain

keunt ungan

sosial ,

keunggulan

komparat if pengusahaan komodit i j agung j uga
dapat dilihat dari ef isiensi ekonomi yang dapat
diukur

dengan

Sumberdaya

menggunakan

Domest ik

(DRC).

Rasio
Hasil

Biaya
analisis

menunj ukkan bahwa nilai DRC adalah sebesar
0, 55. Ini mengindikasikan bahwa pada harga
sosial, unt uk meningkat kan nilai t ambah out put
sebesar sat u sat uan diperlukan t ambahan biaya
f akt or domest ik sebesar 0, 55 sat uan. Nil ai DRC
yang

kurang

pengusahaan
Panunggalan

dari

sat u

menunj ukkan

komodit i
ef isien

j agung

secara

di

ekonomi

Transf er Out put adalah negat if , yait u sebesar Rp
-391. 450 yang berart i harga j agung di Desa
Panunggalan lebih rendah dibandingkan dengan
harga

at au

memiliki dayasaing pada kondisi t anpa adanya

di

t ransf er

pasar
out put

int ernasional,
dari

produsen

at au
ke

konsumen sebesar Rp 391. 450, ini menunj ukkan
konsumen membeli komodit i t ersebut dengan
harga

yang

lebih

rendah

dari

harga

yang

seharusnya dibayar apabila pasar t idak t erdist orsi
at au t anpa kebij akan pemerint ah.
Analisis dampak kebij akan t erhadap out put

bahwa
Desa

j agung

t erdapat

dilihat dari Koef isien Prot eksi Out put Nominal
(NPCO). Nilai NPCO sebesar 0, 97. Nil ai NPCO
lebih kecil dari sat u menunj ukkan bahwa akibat
kebij akan t arif impor sebesar lima persen, harga

int ervensi dari pemerint ah.

privat yang dit erima pet ani j agung lebih rendah
dari

3. 1. 2 Analisis Keunggulan Kompet it if

harga

di

pasar

int ernasional.

Hal

ini

menyebabkan pet ani j agung mendapat insent if
Keunt ungan privat

yang diperoleh posit if

unt uk meningkat kan produksinya.

Kondisi

ini

(>0), yait u sebesar Rp 4. 808. 446 per hekt ar. Ini

mengindikasikan t arif impor sebesar lima persen

menunj ukkan bahwa secara f inansial, dengan

belum mampu melindungi harga j agung domest ik

adanya kebij akan

at au kurang memberikan insent if kepada pet ani

dari

pemerint ah,

komodit i

j agung mengunt ungkan.
Nilai

PCR adalah 0, 57,

unt uk meningkat kan produksinya.
mengindi-kasikan

bahwa pada harga privat , unt uk menaikkan nilai
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

6

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

Tabel 5.

Indikator-indikator Analisis PAM pada Pengusahaan Komoditi Jagung Desa Panunggalan
Tahun 2007
Indikator
Nilai
1. Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
2. Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
4. Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
5. Transf er out put (TO)
-391. 450
6. Koef isien prot eksi out put nominal (NPCO)
0, 97
7. Transf er input (TI)
-28. 054
8. Koef isien prot eksi input nominal (NPCI)
0, 93
9. Transf er f akt or (TF)
-20. 354
10. Koef isien prot eksi ef ekt if (EPC)
0, 97
11. Transf er bersih (TB)
-343. 041
12. Koef isien keunt ungan (PC)
0, 93
13. Rasio subsidi bagi produsen (SRP)
-0, 03

3. 1. 3. 2 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input
Nilai

Input

kebij akan

pemerint ah

yang

berupa

(TI) yang diperoleh

subsidi pupuk Urea dan TSP, sehingga pet ani

sebesar Rp -28. 054, berart i kebij akan pemerint ah

mendapat kan t ambahan keunt ungan Rp 20. 354

pada

Transf er

adanya

t r adabl e

input

mengunt ungkan

pet ani

per hekt ar.

sebesar Rp 28. 054 per hekt ar karena dengan
adanya

subsidi

menj adikan

pupuk

harga

pada

yang

Urea

dan

dibayarkan

TSP

3. 1. 3. 3 Dampak Kebi j akan Ter hadap Input Out put

pet ani

t erhadap input t ersebut lebih rendah daripada
harga yang sebenarnya.

Koef isien

Prot eksi

menggambarkan

Unt uk menunj ukkan t ingkat prot eksi at au

Ef ekt if

sej auh

mana

(EPC)
kebij akan

pemerint ah dal am mel indungi at au menghambat

dist orsi yang dibebankan pemerint ah pada input

produksi

t r adabl e apabil a dibandingkan t anpa adanya

adalah sebesar 0, 97. Nil ai EPC yang lebih kecil

kebij akan

dari sat u mengindikasikan kebij akan pemerint ah

pemerint ah,

dapat

dilihat

dari

domest ik

secara ef ekt if .

Nilai

EPC

besarnya nilai Koef isien Prot eksi Input Nominal

t erhadap input -out put unt uk komodit i j agung

(NPCI). Nilai NPCI sebesar 0, 93, berart i kebij akan

belum

subsidi

TSP

pemerint ah yang belum berj alan dengan ef ekt if

biaya

yait u kebij akan t arif impor lima persen. Hal ini

posit if

menyebabkan

pada

pupuk

pet ani

Urea

dan

hanya membayar

berj alan

ef ekt if .

input t r adabl e sebesar 93 persen dari biaya yang

menyebabkan nil ai

seharusnya

dit erima pet ani

pet ani

keluarkan

unt uk

input

t r adabl e ket ika t idak ada kebij akan subsidi

t ambah

t ersebut .

pet ani

Hasil

anal isis

TF

adal ah

negat if ,

yait u

yang
yang

Adapun

t ambah

keunt ungan yang

j agung 0, 97 kal i

seharusnya

kebij akan

dari

dit erima,

mengusahakan

komodit i

nil ai

sehingga
j agung

kurang mendapat perlindungan pemerint ah.

sebesar Rp -20. 354. Nilai ini menunj ukkan bahwa

Transf er Bersih (TB) merupakan besarnya

harga input non t r adabl e yang dikeluarkan oleh

t ambahan surplus produsen at au berkurangnya

pemerint ah pada t ingkat harga f inansial lebih

surplus produsen yang disebabkan oleh kebij akan

rendah j ika dibandingkan dengan harga input non

pemerint ah. Nilai TB yang diperoleh sebesar Rp -

t r adabl e yang dikeluarkan pada harga sosial. Hal

343. 041 per hekt ar. Hal ini berart i kebij akan

ini

mengakibat kan

domest ik

lebih

pet ani

rendah

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

membayar

input

pemerint ah t erhadap input dan out put belum

dibandingkan

t anpa

memberikan

insent if

ekonomi

unt uk

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

7

meningkat kan produksi, karena dengan adanya

sebesar Rp 77. 130 dengan asumsi f akt or lain

kebij akan pemerint ah,

t et ap .

surplus yang dit erima

pet ani berkurang sebesar Rp 343. 041 per hekt ar.
Nilai PC menunj ukkan pengaruh gabungan

3. 2. 2 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi

pada out put , input t r adabl e, dan input non

t r adabl e, diperoleh nilai sebesar 0, 93. Nil ai ini
berart i keunt ungan hanya 93 persen dari yang
seharusnya diperoleh.
-0, 03.

Nilai

SRP

yang

negat if

mengindikasikan bahwa kebij akan pemerint ah
yang berlaku selama ini menyebabkan pet ani
mengeluarkan biaya produksi lebih besar t iga
persen

daripada

berproduksi.
t erj adi

biaya

Nilai

karena

Tabel 7 met unj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan harga t enaga kerj a sebesar 25 persen,
pengusahaan

Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP) diperoleh
sebesar

Kenaikan Harga Tenaga Kerj a

imbangan

negat if
adanya

berart i
dist orsi

unt uk

divergensi
kebij akan,

sehingga menurunkan keunt ungan privat .

komodit i

j agung

di

Desa

Panunggalan masih mengunt ungkan, baik secara
f inansial maupun secara ekonomi meskipun nilai
keunt ungan
menurun

privat

sebesar

Keunggulan
pengusahaan

dan
Rp

keunt ungan

609. 050

per

komparat if

dan

komodit i

j agung

sosial
hekt ar.

kompet it if
di

Desa

Panunggalan j uga menurun. Hal ini dit unj ukkan
dengan meningkat nya nil ai PCR dan DRC sebesar
0, 05. Meskipun demikian, pengusahaan j agung
t et ap memiliki dayasaing karena nil ai PCR dan

3. 2 ANALISIS SENSITIVITAS USAHATANI JAGUNG
3. 2. 1 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi

ket ika

Kenaikan Harga Benih

harga benih

menyebabkan

nilai

sebesar

28, 57 persen

keunt ungan,

baik

privat

maupun ekonomi menurun sebesar Rp 220. 360
Kenaikan harga benih di t ingkat pet ani j uga
keunggulan

kenaikan

harga

t enaga

kerj a

di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan
berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap
perubahan harga t enaga kerj a sebesar 10 persen,
maka

keunt ungan

pengusahaan

per hekt ar.
menurunkan

t erj adi

sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung

Tabel 6 menunj ukkan bahwa dengan adanya
kenaikan

DRC masih lebih kecil dari sat u. Begit u j uga

komparat if

dan

yang

komodit i

diperoleh
j agung

di

dalam
daerah

penelit ian berubah sebesar Rp 243. 620 dengan
asumsi f akt or lain t et ap .

kompet it if pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.

Hal

ini

dit unj ukkan

dengan

3. 2. 3 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi
Kenaikan Harga Pupuk

meningkat nya nilai PCR dan DRC sebesar 0, 02.
Meskipun
pengusahaan
Panunggalan

demikian,

secara

komodit i
t et ap

j agung

keseluruhan
di

mengunt ungkan

Desa
secara

Terj adinya

kenaikan

harga

pupuk

Urea

sebesar 12, 79 persen dan TSP sebesar 10, 71
persen

menyebabkan

keunt ungan

privat

dan

f inansial dan ekonomi, sert a t et ap berdayasaing.

keunt ungan sosial mengal ami penurunan, t et api

Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga benih

nilainya

sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung

pengusahaan

di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan

mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun

berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap

ekonomi ket ika t erj adi kenaikan harga kedua

perubahan harga benih sebesar 10 persen, maka

pupuk t ersebut .

masih

posit if .
komodit i

Hal

ini

berart i

j agung

masih

keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan
komodit i j agung di daerah penelit ian berubah

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

8

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

Tabel 6. Hasil Analisis Sensitivitas Ket ika Terj adi Kenaikan Harga Benih
Indikat or
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya
Keunt ungan privat (PP)
Keunt ungan sosial (SP)
Rasio biaya privat (PCR)
Rasio biaya sumberdaya

Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Benih Sebesar 28, 57 Persen
4. 808. 446
4. 588. 086
5. 151. 488
4. 931. 128
0, 57
0, 59
domest ik (DRC)
0, 55
0, 57
Kenaikan Harga Benih Sebesar 10 Persen
4. 808. 446
4. 731. 316
5. 151. 488
5. 074. 358
0, 57
0, 58
domest ik (DRC)
0, 55
0, 56

Selisih
-220. 360
-220. 360
0, 02
0, 02
-77. 130
-77. 130
0, 01
0. 01

Tabel 7. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Tenaga Kerj a
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 199. 396
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 542. 438
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 62
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 60
Kenaikan Harga Tenaga Kerj a Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 564. 826
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
4. 907. 868
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 59
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 57

Selisih
-609. 050
-609. 050
0, 05
0, 05
-243. 620
-243. 620
0, 02
0, 02

Tabel 8. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Kenaikan Harga Pupuk
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Selisih
Kenaikan Harga Urea Sebesar 12, 79 Persen dan TSP Sebesar 10, 71 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 690. 673
-117. 773
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 020. 091
-131. 396
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
Kenaikan Harga Urea Sebesar 10 Persen dan TSP Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
4. 711. 989
-96. 457
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
5. 043. 925
-107. 563
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 58
0, 01
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 56
0, 01
dilihat

sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i j agung

bahwa dengan naiknya harga pupuk Urea dan TSP

Berdasarkan

Tabel

8,

dapat

di Desa Panunggalan masih mengunt ungkan dan

yang masing-masing sebesar 12, 79 persen dan

berdayasaing. Jadi, pada harga f inansial, set iap

10, 71 persen, pengusahaan komodit i j agung di

perubahan harga pupuk sebesar 10 persen, maka

Desa Panunggal an t et ap memiliki dayasaing. Hal

keunt ungan yang diperoleh dalam pengusahaan

ini dit unj ukkan oleh nilai PCR dan DRC yang

komodit i j agung di daerah penelit ian berubah

kurang dari

sebesar Rp 96. 457 dengan asumsi f akt or lain

sat u meskipun t elah mengalami

peningkat an dari sebelumnya, yait u sebesar 0, 01.

t et ap .

Begit u j uga ket ika t erj adi kenaikan harga pupuk
A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

9

Tabel 9. Analisis Sensitivitas Ketika Terj adi Penurunan Harga Output
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Penurunan Harga Output Sebesar 25 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
1. 924. 805
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
2. 169. 984
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 77
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 75
Penurunan Harga Output Sebesar 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 654. 990
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 958. 886
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 63
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 62

3. 2. 4 Analisis Sensit ivit as Ket ika Terj adi

Begit u

Analisis sensit ivit as yang keempat adalah
kepekaan

keunt ungan

privat

dan

ekonomi, sert a dayasaing pengusahaan komodit i
j agung

di

Desa

Panunggalan

penurunan

harga

out put

ket ika

sebesar

25

t erj adi
persen

dengan asumsi f akt or-f akt or lain t et ap. Hal ini
didasari pada saat produksi j agung melimpah,
harga komodit i t ersebut

-2. 883. 641
-2. 981. 504
0, 20
0, 20
-1. 153. 456
-1. 192. 601
0, 06
0, 07

nilai PCR dan DRC masih lebih kecil dari sat u.

Penurunan Harga Out put

menguj i

Selisih

menj adi t urun, dan

j uga ket ika t erj adi

penurunan

harga

j agung sebesar 10 persen, pengusahaan komodit i
j agung

di

Desa

Panunggalan

masih

mengunt ungkan dan berdayasaing. Jadi, pada
harga f inansial, set iap perubahan harga j agung
sebesar

10

persen,

maka

keunt ungan

yang

diperoleh dalam pengusahaan komodit i j agung di
daerah penelit ian berubah sebesar Rp 1. 153. 456
dengan asumsi f akt or lain.

penurunan harga t erendah yang pernah t erj adi di
lokasi penelit ian adalah sebesar Rp 900 per
kilogram dan harga sebelumnya adalah Rp 1.200
per kilogram.

Analisis

sensit ivit as

yang

kelima

analisis sensit ivit as gabungan,

Menurunnya harga out put sebesar 25 persen
sangat

3. 2. 5 Analisis Sensit ivit as Gabungan

mempengaruhi keunt ungan privat

dan

yait u

adal ah
menguj i

kepekaan keunt ungan privat dan ekonomi, sert a
dayasaing pengusahaan komodit i j agung di Desa

keunt ungan sosial. Bahkan, j ika dibandingkan

Panunggalan

dengan keadaan sebelumnya, penurunan harga

(benih, t enaga kerj a, pupuk) dan harga out put

out put t ersebut t elah menurunkan keunt ungan

secara bersamaan dalam

privat

mengunt ungkan.

dan

keunt ungan

ekonomi

melebihi

dengan

Jadi

set engah dari keunt ungan sebelumnya. Meskipun

gabungan

demikian,

sampai yang keempat .

nil ainya

pengusahaan

masih

komodit i

posit if
j agung

sehingga
masih

analisis

harga

input

kondisi

yang t idak

analisis ini

merupakan

sensit ivit as

yang

pert ama

Tabel 10 memperlihat kan bahwa dari hasil

mengunt ungkan, baik secara f inansial maupun

analisis

ekonomi.

pengusahaan

Berdasarkan Tabel 9,

mengubah

gabungan
komodit i

menunj ukkan
j agung

bahwa
di

Desa

dit unj ukkan bahwa

Panunggalan t et ap mengunt ungkan secara privat

t urunnya harga out put sebesar 25 persen t elah

maupun sosial sert a memiliki dayasaing. Hal ini

meningkat kan nilai PCR dan DRC sebesar 0, 20,

diket ahui dari nilai PP dan SP yang posit if , sert a

sehingga keunggulan komparat if dan kompet it if

nilai PCR dan DRC yang masih lebih kecil dari

menurun.

sat u.

Meskipun

demikian,

pengusahaan

komodit i j agung t et ap memiliki dayasaing karena

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

10

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

Tabel 10. Analisis Sensitivitas Gabungan
Indikat or
Sebelum
Sesudah
Gabungan pada Kondisi yang Tidak Menguntungkan
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
977. 621
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
1. 209. 177
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 88
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 86
Gabungan 10 Persen
Keunt ungan privat (PP)
4. 808. 446
3. 237. 782
Keunt ungan sosial (SP)
5. 151. 488
3. 530. 573
Rasio biaya privat (PCR)
0, 57
0, 67
Rasio biaya sumberdaya domest ik (DRC)
0, 55
0, 66

3. 3 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF

Selisih
-3. 830. 825
-3. 942. 311
0, 31
0, 31
-1. 570. 663
-1. 620. 914
0, 10
0, 11

sepert i berasal dari Dinas Pert anian dan

USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN

Perkebunan (Dist anbun) dengan bent uk

PENDEKATAN T HE NAT IONAL DIAMOND

penyuluhan,

demplot

SYST EM (ANALISIS PORTER)

St akehol der

misalnya

manusia

memiliki

d)

rendah

modal kelompok t ani, berasal dari iuran

dibandingkan

pokok, simpanan waj ib, pinj aman pusat

dengan daerah sekit arnya, pet ani yang
t erlibat

(Bant uan

sudah berpengalaman ant ara

26-33

t ahun

sehingga

berpengalaman
j agung.

Selain

manaj erial
dimiliki

dal am

pet ani

sudah

j uga

didukung

mendapat kan dana pembinaan dari desa

yang

berupa

oleh

dapat

hekt ar lahan sawah dan 7. 906, 6 hekt ar
lahan kering. Daya dukung lahan sangat
baik, karena sist em pert aniannya sudah
lingkungan.

pert anian

Selain

it u

yang ramah
kondisi

iklim

Sumberdaya

Ilmu

dan

uang.

disimpulkan

kondisi

keuangan

e)

Sumberdaya Inf rast rukt ur
Sudah t ersedianya t eknologi sumur
resapan.
kelompok
pemipil

Unt uk

pascapanen,

t ani

sudah

j agung

memiliki

(power

set iap
alat

t hr eser ) ,

sehingga proses pemipil an bisa berj alan

sangat mendukung pert anian.
c)

percobaan

sudah t ercukupi dan t ersedia.

Lahan yang t ersedia sebesar 5. 458

ke

lahan

Dengan banyaknya sumber modal, maka

Sumberdaya Fisik/ Al am

mengarah

pinj aman

anggot a. Selain it u, kelompok t ani j uga

adanya organisasi kelompok t ani.
b)

Langsung

bunga yang diperoleh dari

kemampuan

ket rampilan

Pinj aman

Masyarakat ), hibah, sert a berasal dari

mengusahakan

it u,

dan

diakses

melalui kelompok t ani. Adapun sumber

t enaga kerj a yang t ersedia, upah yang
lebih

Sumberdaya Modal
Permodalan pet ani dapat

beberapa keunt ungan, sepert i j umlah
relat i f

bekerj asama

sumber IPTEK Lainnya.

Sumberdaya Manusia
Sumberdaya

lainnya,

dengan pihak int i, asosiasi pet ani dan

1). Kondisi Fakt or Sumberdaya
a)

at au

Penget ahuan

dan

lebih

cepat .

Kondisi

sarana

dan

prasarana t ransport asi yang ada j uga

Teknologi (IPTEK)
Sumberdaya IPTEk bagi pet ani bisa

dapat dikat akan cukup baik.

didapat secara f ormal maupun secara
inf ormal.

Secara inf ormal

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

misalnya

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

2). Kondisi Permint aan
a)

produsen benih j agung hibrida akan

Komposisi Permint aan Domest ik
Permint aan

menggiat kan produsen benih j agung
lebih

unt uk berproduksi dengan kualit as

didominasi unt uk pakan t ernak. Oleh

yang lebih baik dan harga yang

karena it u, peran indust ri pengolahan

dit et apkan pun akan lebih bersaing.

j agung sangat dibut uhkan.

Pupuk yang digunakan pet ani dalam

Rat a-rat a

domest ik

kadar

air

j agung

di

usahat ani j agung (pupuk Urea dan

t ingkat pet ani masih t ergol ong t inggi,

TSP)

yait u sekit ar 19 persen. Padahal rat a-

pemerint ah.

rat a kadar air j agung impor adalah 14

mendapat kan

subsidi

(2) Indust ri Jasa Pemasaran
Salah sat u indust ri j asa pemasaran

belum mempunyai sarana dan prasarana

komodit i

pengeringan j agung yang modern. Oleh

penelit ian

karena it u, proses pengeringan unt uk

pedagang

memenuhi

pet ani yang sudah t erkumpul

st andar
di

kadar

air

t ingkat

j agung

pedagang

Jumlah

Permint aan

dan

Pola

persen.

Permint aan j agung, baik di pasar
maupun

set iap

di

pasar

mengalami

Jagung

pengumpul,
Oleh

j agung,

domest ik

di

rat a-rat a

karena

perusahaan

cont r ol ,

Meningkat nya

proses

salah

akan

dayasaing

j agung

didukung

oleh

pakan

qual i t y

sat unya

t ent unya

indust ri

pedagang

pengeringan.

disebabkan oleh berkembangnya sekt or
yang

unt uk

melakukan

permint aan j agung di dalam negeri lebih

berkembangnya

it u,

dayasaing komodit i

pengumpul

peningkat an

t ahunnya.

pet ernakan

daerah

perusahaan

pengumpul.

meningkat kan

cenderung

di

adalah

kadar airnya masih t inggi, yait u 19

Pert umbuhan
dunia

j agung

pedagang

pengumpul lokal.

melalui
Hal

ini

mendukung
di

daerah

penelit ian.

dan

b)

Indust ri Pendukung

pangan yang menggunakan bahan baku

Indust ri

j agung.

pengolahan

merupakan

suat u bagian yang sangat pent ing di
dalam

3). Indust ri Terkait dan Indust ri Pendukung
a)

yang

persen. Hal ini disebabkan para pet ani

dilakukan
b)

11

pengusahaan

sehingga

dapat

komodit i

j agung

meningkat kan

nilai

Indust ri Terkait

t ambah yang mengunt ungkan pet ani.

(1) Indust ri Pemasok Bahan Baku

Namun, indust ri sepert i ini belum cukup

Terdapat nya

perusahaan-

berkembang di

Kabupat en Grobogan.

perusahaan indust ri benih j agung

Sehingga hal ini bisa menj adi f akt or

hibrida meliput i, PT Sang Hyang

penghambat

Seri,

usahat ani j agung di daerah penelit ian.

PT

Pioneer

Dupont
Hibrida

Indonesia,

PT

Indonesia,

PT

Pert ani, PT BISI, PT Benih Int i Subur
Int ani,

dan

benih

yang

beberapa

produsen

t ergabung

dalam

4)

St rukt ur,

dalam

Persaingan,

pengembangan

dan

St rat egi

Perusahaan
St rukt ur

pasar

yang

t erj adi

dal am

Himpunan Produsen Pedagang Benih

komodit i j agung adalah pasar persaingan

(HPPB).

sempurna,

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Dengan

banyaknya

sehingga

t ingkat

persaingan

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

12

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

dalam

indust ri

komodit i

j agung

dapat

j agung agar dapat

dikat akan sangat kuat .
a)

j agung domest ik.

St rat egi Produk
Para

Peran Pemerint ah Kabupat en Grobogan

pet ani

penelit ian

mendukung dayasaing

j agung

melakukan

di

daerah

melalui

penanaman

Dist anbun

mengadakan

adalah

Sekol ah

dengan

Lapang Pengelolaan

komodit i j agung pada musim kemarau,

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLP-TT).

sehingga kadar

yang t erkandung

Selain it u, Pemerint ah Kabupat en Grobogan

dalam j agung wakt u panen t idak t erlalu

j uga menyalurkan bant uan benih j agung

t inggi. Selain it u, qual it y cont r ol j uga

hibrida yang diarahkan unt uk daerah-daerah

dilakukan

yang produkt ivit asnya masih rendah.

air

di

t ingkat

pedagang

pengumpul.
b)

6)

St rat egi Harga
Dalam
keunt ungan

c)

Peranan dari Kesempat an
Adanya

mempert ahankan
usahat ani

yang

mereka

membuat

globalisasi

perdagangan

perdagangan

seol ah

t idak

ada

t erima, para pet ani berusaha menekan

bat asnya. Sehingga secara t idak langsung

biaya

dapat

produksi

usahat aninya

melalui

menj adikan

perdagangan

komodit i

konservasi l ahan pert anian.

j agung menj adi sebuah peluang bagi set iap

St rat egi Promosi

negara

St rat egi promosi dil akukan dengan
mengikut i

pameran,

sebagai

bent uk

produsen

produksi

unt uk

j agungnya.

meningkat kan

Selain

it u,

kebut uhan j agung dalam negeri yang masih

promosi produk-produk pert anian di Sub

j auh

Terminal

ket ersediaan j agung dalam negeri.

Agribisnis

(STA)

t ingkat

j umlah

lebih

besar

dibandingkan

dengan

propinsi.
d)

Berdasarkan hasil anal isis Di amond Por t er ,

St rat egi Dist ribusi
ini

secara keseluruhan mulai dari komponen kondisi

dilakukan berj alan sesuai dengan rant ai

f akt or sumberdaya sampai komponen peran dari

pemasaran yang umumnya t erj adi pada

kesempat an, menunj ukkan bahwa kondisi yang

produk agribisnis. Jadi t idak ada st rat egi

ada di daerah penel it ian mendukung peningkat an

dist ribusi yang dilakukan oleh pet ani di

dayasaing pengusahaan komodit i j agung. Oleh

daerah

karena it u, kondisi t ersebut diharapkan semakin

Dist ribusi

yang

penelit ian,

ada

sel ama

misalnya

dengan

menguat kan Kabupat en Grobogan sebagai sent ra

memperpendek rant ai pemasaran.

produksi ut ama j agung di Propinsi Jawa Tengah.
5)

Peranan Pemerint ah
Salah

sat u

peran

pemerint ah

pusat

adalah penet apan bea masuk (t arif impor)
sebesar 5 persen. Besaran t arif t ersebut
belum

mampu

domest ik,

sehingga

mengusahakan
mendapat

melindungi
komodit i

perlindungan

harga

j agung

pet ani

yang

j agung

kurang

dari

pemerint ah.

Seharusnya pemerint ah Indonesia bisa lebih
meningkat kan

prot eksi

harga

j agung

domest ik dengan meningkat kan t arif impor

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

3. 4 REKOMENDASI KEBIJAKAN
Adapun rekomendasi kebij akan yang dapat
diaj ukan adalah:
1. Harga out put dalam pengusahaan komodit i
j agung di Desa Panunggal an masih memegang
peranan

yang

sangat

pent ing

dalam

memberikan kont ribusi t erhadap keunt ungan
usahat ani,

sehingga

pemerint ah

perlu

melakukan prot eksi t erhadap harga j agung
domest ik

dengan

menj aga

volume

impor

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

j agung.

Dengan

kebij akan

13

t ersebut

pet ani j agung dalam hal pemasaran j agung

diharapkan dapat mel indungi harga j agung

dengan membent uk sarana pendukung sepert i

domest ik,

memberikan

Bulog unt uk j agung sehingga st abilisasi harga

insent if dalam pengembangan pengusahaan

j agung dapat t erj aga, khususnya pada wakt u

sehingga

dapat

komodit i j agung.

t erj adi panen raya.

2. Pemerint ah dapat memanf aat kan dayasaing

5. Indust ri pengolahan merupakan suat u bagian

j agung domest ik unt uk mengurangi j umlah

yang sangat pent ing di dalam pengusahaan

impor j agung yang t erus meningkat set iap

komodit i

t ahunnya. Saat ini j umlah produksi j agung

meningkat kan

dalam

mengunt ungkan

negeri

masih

rendah dibandingkan

j agung

dengan j umlah konsumsi dal am negeri. Oleh

sepert i

karena it u,

Kabupat en

pemerint ah diharapkan dapat

ini

pet ani.

belum

Grobogan,

pengolahan j agung,

sehingga

menj adi

dapat

menghemat

pengeluaran

dapat

t ambah

yang

Namun,

indust ri

cukup

menggali pot ensi dayasaing j agung domest ik,
devisa set iap t ahunnya.

sehingga

nilai

berkembang

khususnya

di

indust ri

sehingga hal ini bisa

f akt or

penghambat

dalam

pengembangan usahat ani j agung di daerah

3. Pemerint ah sebaiknya t idak menghapus bea

penelit ian.

masuk impor j agung karena selain merugikan

Kabupat en

pet ani,

memikirkan ke arah hilir at au pascaproduksi,

dalam j angka panj ang j uga akan

berdampak
Penurunan

negat if

t erhadap

surplus pet ani

konsumen.

akan

Oleh

karena

Grobogan

it u,

Pemerint ah

sebaiknya

mulai

yait u dengan membent uk perusahaan daerah

membuat

yang

bergerak

dalam

bidang

pengadaan

pet ani dalam negeri enggan unt uk menanam

indust ri pengeringan dan pengolahan j agung,

j agung karena pendapat an pet ani semakin

baik

menyusut , sehingga insent if unt uk budidaya

konsumsi.

unt uk

pakan

t ernak

maupun

unt uk

j agung akan semakin menurun. Penurunan
produkt ivit as akibat penurunan luas panen
akan semakin memperburuk produksi j agung
dalam

negeri

yang

sel anj ut nya

meningkat kan ket ergant ungan j agung impor
bagi

Indonesia.

Dalam

j angka

IV KESIMPULAN DAN SARAN

akan

panj ang,

4. 1 KESIMPULAN
1.

a.

kebut uhan j agung dalam negeri akan sangat
t ergant ung

oleh

impor

yang

Panunggalan

harganya

ekonomi,

t ukar dan suplai j agung dunia, sehingga akan

komparat if

merugikan konsumen j agung (indust ri pakan

memiliki
dan

kebij akan

t ernak).

baik

keunggulan

kompet it if .

pemerint ah

Adapun
t erhadap

pengusahaan komodit i j agung di Desa
j agung

di

daerah

penelit ian

Panunggalan

mempunyai posisi t awar (bar gai ni ng posi t i on)
yang lemah dalam penent uan harga j ual
j agung karena yang menent ukan harga adalah
pasar, sehingga harga yang dit erima oleh
pet ani j agung seringkali rendah apalagi ket ika
t erj adi

mengunt ungkan,

dilihat secara f inansial maupun secara

cenderung t idak st abil akibat perubahan nilai

4. Pet ani

Pengusahaan komodit i j agung di Desa

panen

pemerint ah

raya.

diharapkan

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Oleh
dapat

karena

it u,

membant u

belum

berj alan

dengan

ef ekt if .
b.

Pada analisis sensit ivit as, meningkat nya
harga

benih

sebesar

meningkat nya

harga

28, 57

persen,

t enaga

kerj a

sebesar 25 persen, meningkat nya harga
pupuk Urea sebesar 12, 79 persen dan
TSP sebesar

10, 71 persen,

t urunnya

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

14

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

harga out put sebesar 25 persen, sert a
gabungan

keempat nya

menyebabkan

hilangnya

komparat if

dan

t idak
keunggulan

kompet it if

pada

pengusahaan komodit i j agung di Desa
Panunggalan.
sensit if

Komponen

yang

t erhadap

paling

Panunggalan adalah komponen harga
out put .
Pada Analisis Port er,

secara keseluruhan

hasilnya menunj ukkan bahwa kondisi yang
ada

di

daerah

peningkat an

penelit ian

dayasaing

Pearson, Scot t , Carl, dan Sj aif ul. 2005. Apl i kasi
Pol i cy Anal ysi s Mat r i x pada Per t ani an
Indonesi a. Yayasan Obor. Jakart a.

keunt ungan

pengusahaan komodit i j agung di Desa

2.

Haryono, Dwi. 1991. Keunggul an Kompar at i f dan
Dampak Kebi j aksanaan pada Pr oduksi
Kedel ai , Jagung, dan Ubi Kayu di Pr opi nsi
Lampung. Tesis. Sosial Ekonomi Pert anian.
IPB. Bogor.

mendukung

Port er, Michael E. 1998. The Compet i t i ve
Advant age of Nat i ons. Macmillan Press
Lt d. London.
Suciany,
Yani.
2007.
Anal i si s Keunggul an
Kompar at i f dan Kompet i t i f Usahat ani
Jagung dengan Anal i si s Bi aya Sumber daya
Domest i k (BSD). Skripsi. Sosial Ekonomi
Pert anian. IPB. Bogor.

pengusahaan

komodit i j agung di daerah penelit ian.

4. 2 SARAN
Kebij akan

yang

t erhadap out put

pemerint ah

t et apkan

pada pengusahaan komodit i

j agung, yait u kebij akan t arif impor lima persen
perlu

diperhat ikan

kenyat aannya
belum

di

berj alan

kembali,

karena

lapang

kebij akan

dengan

ef ekt if .

pada

t ersebut
Sebaiknya

pemerint ah menaikkan t arif impor j agung karena
kebij akan t ersebut

akan lebih ef ekt if

dalam

meningkat kan dayasaing j agung domest ikyang
akan mendukung peningkat an dayasaing j agung
domest ik.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat St at ist ik. 2006. Gr obogan Dal am
Angka.
BPS
Kabupat en
Grobogan.
Grobogan.
Badan Pusat St at ist ik. 2007. Indi kat or Ekonomi
dal am Bul et i n St at i st i k Bul an Jul i 2007.
BPS. Jakart a.
Dinas Pert anian dan Perkebunan. 2007. Dat a
Pr oduksi Pal awi j a. Kabupat en Grobogan.
Git t inger, J. P. 1986. Anal i si s Ekonomi Pr oyekPr oyek Per t ani an. Edisi Kedua. UI PressJohn Hopkins. Jakart a.

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Domestik
A

Penerimaan

B

Biaya Produksi/ Input:
Benih

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)

Analisis Ekonomi

Uraian
Asing

Paj ak

Total

Domestik

Asing

11. 534. 566

771. 300

Total
11. 926. 016

771. 300

771. 300

771. 300

Pupuk:
Urea

491. 059

202. 405

2. 086

695. 552

551. 410

227. 281

778. 692

TSP

189. 928

78. 284

807

269. 020

210. 269

86. 669

296. 938

36. 000

36. 000

36. 000

36. 000

TKLK

804. 600

804. 600

804. 600

804. 600

TKDK

1. 631. 600

1. 631. 600

1. 631. 600

1. 631. 600

70. 300

35. 150
2. 000. 000

2. 000. 000

150. 976

Kompos cair

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Pengusahaan Komoditi Jagung di Kabupaten Grobogan
(Studi Kasus: Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah)

Analisis Finansial
No

Tenaga kerj a:

Penyusut an

35. 150

Sewa lahan

2. 000. 000

2. 000. 000

Paj ak lahan

55. 210

55. 210

150. 976

150. 976

150. 976

Biaya pemipilan

35. 150

35. 150

70. 300

Biaya t at aniaga:
Pengangkut an
Penanganan
Tot al

40. 159

49. 338

1. 087

90. 585

40. 159

49. 338

89. 498

123. 860

25. 967

1. 147

150. 976

123. 860

25. 967

149. 828

6. 329. 844

391. 147

5. 128

6. 355. 326

419. 201

A. Faroby Falatehan dan Arif Wibowo

15

Lampiran 1. Biaya Finansial dan Ekonomi dalam Komponen Domest ik dan Asing per Hektar per Musim Tanam di Desa Panunggalan, 2007