KETERKAITAN SOSIAL BUDAYA INDONESIA DENG

KETERKAITAN SOSIAL BUDAYA INDONESIA DENGAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL
Dosen :Indraswari, M.A., Ph.D.

Gracia Yobel
2015 330 116
Kelas A

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
19 Februari 2016

Pentingnya pengenalan sosial budaya sama halnya dengan pengenalan akan identitas diri
dalam kehidupan bernegara. Oleh sebab itu setiap masyarakat diharapkan mampu mengenal
kebudayaan negaranya masing-masing serta dapat berinteraksi sosial secara nasional maupun
global. Terdapat dua dimensi yang dapat dikelompokkan untuk memahami ilmu pengetahuan
sosial-budaya.1


Dimensi Fenomenal; membahas suatu proses melalui refleksi, imajinasi, kontemplasi,
observasi, eksperimental, komparasi yang tidak pernah berhenti untuk menemukan
kebenaran ilmiah. Dalam dimensi ini juga tercakup unsur masyarakat sebagai

masyarakat elit yang dalam kehidupan kesehariannya sangat konsern terhadap kaidah
universalisme, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme. Unsur terakhir dalam
dimensi ini adalah produk, yaitu hasil dari aktivitas berupa dalil-dalil, teori, dan



paradigma beserta hasil penerapannya berupa fenomena sosial atau alam.
Dimensi Struktural; tersusun atas komponen-komponen objek sasaran yang ingin
diketahui dan tahap demi setahap disusun kembali dalam satu kesatuan sistem ilmu
pengetahuan.
Kelanjutan masyarakat dalam suatu negara akan berasaskan pada kerjasama dan mufakat

nilai-nilai. Pola pikir, pola tindak, serta fungsi sistem budaya Indonesia juga berperan penting
dalam interaksi hubungan internasional. Sikap sadar budaya dapat mewujudkan ide dan tingkah
laku yang akan membawa pelaku budaya tersebut kepada suatu keinginan untuk men-jadi
dominan dalam suatu kesatuan masyarakat.
Apabila dikaitkan dengan era globalisasi saat ini maka kita akan dengan mudah
menemukan terjadinya akulturasi atau pencampuran budaya antara budaya lokal kita dengan
budaya barat. Seolah-olah masyarakat Indonesia mulai mengadopsi budaya luar karena dianggap
‘tren’ dan ‘keren’. Berubahnya tradisi budaya seperti ini disebut dengan ‘revivalism’. Lebih

tepatnya, revivalism adalah proses penolakkan budaya luar yang masuk ke dalam dengan
merusak budaya dari masyarakat itu sendiri.
Di satu sisi, proses akulturasi juga bisa menghasilkan dampak yang positif, seperti
 Ajang untuk meningkatkan kelestarian budaya;
 Sebagai media untuk pengenalan akan budaya lain;
 Mempererat hubungan antar negara;
1 Dr. Arifin, M.Si, “Sistem Sosial-Budaya”, hlm. 3



Membangun masyarakat dunia yang berkomitmen untuk mendukung keragaman



dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari;
Memerangi polarisasi dan stereotype untuk meningkatkan pemahaman dan kerja
sama antar budaya yang berbeda.

2


Apabila

dikaitkan dengan

hubungan

internasional,

maka hal akulturasi

tersebut

dapat

pula melahirkan “The Clash of Civilization”3, yang berarti perbedaan kebudayaan, identitas, dan
perlawanan yang terjadi, kemudian dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik antarnegara atau konflik internasional.
4
Bicara soal keterkaitan antara sosial budaya Indonesia dengan hubungan internasional
dapat dilihat dari kutipan berita “Indonesia Cetak Rekor Dunia Permainan Angklung di Amerika
Serikat”5 Musik angklung khas budaya Indonesia telah diperkenalkan kepada dunia lewat

pencetakkan rekor tersebut. Sebanyak kira-kira 5.000 orang memadati stadion di Washington,
DC untuk berkolaborasi memainkan angklung. Para warga negara Amerika nampak tertarik
mendalami alat musik tradisional Indonesia satu ini. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat
2 “Multicultural Children”, diakses pada 19 Februari 2016, http://www.123rf.com/stockphoto/cultural_diversity.html
3 Simon Murden, “Culture in Global Politics”, Globalization of World Politics, 2005.
4 “Amerika Terpukau Alunan Angklung Saung Udjo”, Detik News, diakses pada 19 Februari 2016,
http://travel.detik.com/read/2012/03/27/162853/1877990/1025/5/amerika-terpukau-alunan-angklung-saungudjo
5 “Indonesia Cetak Rekor Dunia Permainan Angklung di Amerika Serikat”, Antara News, diakses pada 19 Februari
2016, http://www.antaranews.com/berita/266748/indonesia-cetak-rekor-dunia-permainan-angklung-di-amerika

asli Indonesia untuk tahu mengenai seluk-beluk sosial budaya negara sendiri agar dapat
diperkenalkan ke dunia internasional dalam kaitannya dengan hubungan internasional.
Contoh lain dari keterkaitan sosial-budaya dengan hubungan internasional adalah pada

saat Indonesia menjadi tuan rumah dalam acara Festival Konfrensi Asia Afrika, Maret 2015.
Acara festival tersebut dihadiri oleh hampir semua negara dari Asia. Masing-masing negara juga
6

menunjukkan tarian, pakaian, maupun alat musik tradisional dari negara mereka masing-masing.


Bukan saja masyarakat Indonesia yang terkesima melihat pagelaran seni tradisional berbagai
negara tersebut, melainkan delegasi negara-negara lain pun turut menikmati culture diversity dari
berbagai penjuru dunia. Ridwan Kamil, walikota Bandung menyatakan bahwa acara Festival
Konfrensi Asia Afrika ini pun dapat berguna sebagai ajang promosi kota Bandung dan Indonesia
kepada dunia.7

6 “Kemeriahan Parade KAA di Bandung”, Liputan 6, diakses pada 19 Februari 2016,
http://photo.liputan6.com/news/kemeriahan-parade-kaa-di-bandung-2220647
7 “Peringatan 60 Tahun KAA, Bandung Siapkan Berbagai Festival”, Kompas, diakses pada 19 Februari 2016,
http://travel.kompas.com/read/2015/02/24/183200627/Peringatan.60.Tahun.KAA.Bandung.Siapkan.Beragam.Festi
val

Dari kedua contoh tersebut diatas dapat dikatakan bahwa interaksi sosial budaya
Indonesia dalam kaitannya dengan hubungan internasional sangat penting. Untuk itu, sebagai
masyarakat Indonesia yang baik, sudah seharusnya lah kita melestarikan budaya daerah kita
masing-masing dan bangga akan status budaya tersebut. Dengan adanya era globalisasi, bukan
berarti kehidupan sosial budaya kita justru semakin condong ke arah barat-baratan, melainkan
makin memperkokoh ciri khas dan identitas negara masing-masing. Penting pula memiliki sikap
saling menghargai budaya lain. Apresiasi terhadap beragam jenis sosial budaya dapat
memperkaya pola pikir kita.


Indonesia Cetak Rekor Dunia Permainan
Angklung di Amerika
Minggu, 10 Juli 2011 14:50 WIB | 10.688 Views
http://www.antaranews.com/berita/266748/indonesia-cetak-rekor-dunia-permainan-angklung-diamerika

New York (ANTARA News) - Indonesia berhasil menggalang pembuatan rekor dunia "Guinness
World Records" permainan angklung dengan peserta multibangsa terbanyak setelah lebih dari
5.000 orang mampu memainkan lagu "We Are the World" di Washington DC, Amerika Serikat,
Sabtu petang (9/7).
Lagu ciptaan Michael Jackson dan Lionel Richie itu berhasil dimainkan para peserta di bawah
panduan yang diberikan oleh Daeng Udjo dari Saung Angklung "Udjo" di Bandung, Jawa Barat.
Pencetakan rekor dunia itu berlangsung di taman National Mall-Washington Monument, yang
lokasinya antara lain menghadap Capitol Hill (Gedung Kongres AS) serta berseberangan dengan
Gedung Putih, yaitu kantor dan kediaman resmi Presiden AS.
Para peserta yang masing-masing mendapatkan sebuah angklung serta syal batik atau ikat kepala
khas Bali saat memasuki arena, mengikuti panduan Daeng Udjo dengan membunyikan angklung
berdasarkan salah satu nama pulau di Indonesia yang tercantum pada angklung mereka.
Nama-nama pulau tersebut --Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Maluku,
Flores, Papua, Halmahera-- secara berurutan menggambarkan not do-re-mi-fa-so-la-ti-do-re

(atas)-mi (atas).
Peserta membunyikan angklung masing-masing saat Daeng Udjo memberikan tanda not-not
tersebut dengan menggunakan berbagai bentuk tangan.
Dari atas panggung, Daeng melatih para peserta memainkan beberapa lagu termasuk "Take Me
Home, Country Roads" ciptaan John Denver, Taffy Nivert, dan Bill Danoff, sebelum akhirnya
masuk ke lagu resmi pencetakan rekor, "We Are the World".
Sebelum pengumuman, juri dari pihak "Guinness World Records" mengaku terkesima dengan
kenyataan bahwa banyak peserta sebelumnya sama sekali tidak pernah memegang angklung
namun pada Sabtu sore di National Mall bisa bersama-sama memainkan "We Are the World".
"Ini di luar dugaan. Saya tadi di panggung hampir menangis," kata Duta Besar Indonesia untuk
AS, Dino Patti Djalal, kepada ANTARA, tentang kepastian yang diumumkan pihak "Guinness
World Records" dari atas panggung bahwa rekor angklung berhasil dicetak dengan peserta
mencapai 5.182 orang.
Sebelumnya pada Sabtu siang, Dino mengaku tidak dapat memprediksi berapa --dari target 5.000
orang-- yang akan hadir memainkan angklung untuk mencetak rekor.
"Hanya 1.000 orang pun bisa mencetak rekor kalau bisa memainkan lagu," tuturnya.
Hingga Jumat (7/7), calon peserta yang terdaftar baru mencapai 1.600 orang.
Pembuatan rekor dunia permainan angklung itu juga diikuti dari atas panggung oleh sejumlah
tokoh, termasuk Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, Duta
Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Hasan Kleib, Managing Director Bank


Dunia Sri Mulyani serta pengusaha dan promotor musik Peter Gontha.
Selain pencetakan rekor dunia permainan angklung, hari Sabtu di tempat yang sama juga
dijadikan sebagai Festival Indonesia dan hari perayaan multikulturalisme.
Festival menghadirkan sejumlah artis Indonesia, seperti Sherina, Elfa`s Singers, Denada,
Balawan serta artis mancanegara termasuk Brazilian Percussion, Interfaith Concert hingga
kelompok musik kondang dari Australia, Air Supply.
(T.K-TNY)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011

Peringatan 60 Tahun KAA, Bandung
Siapkan Beragam Festival
Selasa, 24 Februari 2015
http://travel.kompas.com/read/2015/02/24/183200627/Peringatan.60.Tahun.KAA.Bandung.Siapk
an.Beragam.Festival
BANDUNG, KOMPAS.com — Bandung akan menggelar puluhan festival menyambut
peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 pada 21-27 April 2015 sekaligus menjadi daya
tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.


"Festivalnya terbagi dua, ada main event dan side event," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
di Bandung, Selasa (24/2/2015).
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menyebutkan, acara utama dalam festival tersebut adalah
"Smartcity Summit" yang akan diikuti oleh ratusan delegasi dari negara-negara di kawasan Asia
dan Afrika ditambah dari Eropa dan Amerika.
Lebih lanjut, Emil menyebutkan, momen KAA ke-60 itu harus dimanfaatkan sebagai sarana

promosi Bandung ke dunia serta sebagai sarana membangun kebanggaan masyarakat Bandung
terhadap kotanya. Hal itu tampak dari antusiasme masyarakat untuk membantu terlaksananya
acara tersebut secara sukarela.
"Sejauh ini sudah ada sekitar 4.500 orang yang mau membantu perhelatan akbar itu sebagai
relawan," katanya.
Selain itu, puluhan festival yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kota Bandung dan masyarakat lokal juga akan memeriahkan perhelatan akbar 10 tahunan itu.
"Dari Disbudpar akan ada enam main events dan 10 subevents dari 21-27 April," kata juru bicara
Disbudpar, Reni.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah siap 100 persen untuk menyambut KAA ke-60, mulai dari
persiapan logo, dekorasi, dan sebagainya.
"Dalam festival di tanggal 25 April nanti akan ada pemecahan rekor memainkan 20.000
angklung bersama," katanya.

Selain itu, ada kegiatan "Culture Trip" ke daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung
Barat. Hal itu dilakukan untuk menarik minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Bandung.