KINERJA MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN TUWELEY KECAMATAN BAOLAN KABUPATEN TOLITOLI

KINERJA MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN
BANJIR DI KELURAHAN TUWELEY KECAMATAN BAOLAN
KABUPATEN TOLITOLI
Oleh :
Hastiani

, Lilik Prihadi Utomo, dan Iwan Alim Saputra

Hastianiharuna@yahoo.co.id; lilik56@ymail.com; IA14307@yahoo.com
Program Studi Pend. Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja masyarakat dalam
penanggulangan banjir di Kelurahan Tuweley dan untuk menentukan faktor dominan
yang mempengaruhi kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir di Kelurahan
Tuweley. Penelitian ini menggunakan pendekatan kelingkungan sosial. Prosedur
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, kuisioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kondisi sosial-ekonomi masyarakat

Kelurahan Tuweley berada pada kategori sedang dengan pencapaian sebesar 47,73%,
tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Tuweley tentang banjir berada pada
kategori sedang dengan pencapaian sebesar 54,55%, tingkat persepsi masyarakat
Kelurahan Tuweley dalam penanggulangan banjir berada pada kategori tinggi dengan
pencapaian 43,18%, tingkat pengalaman masyarakat Kelurahan Tuweley dalam
menanggulangi banjir berada pada kategori sedang dengan pencapaian sebesar
45,45%, tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Tuweley dalam menanggulangi
banjir berada pada kategori sedang dengan pencapaian sebesar 68,18%, dan tingkat
kinerja masyarakat Kelurahan Tuweley dalam menanggulangi banjir berada pada
kategori sedang dengan pencapaian sebesar 43,18%. Adapun, faktor yang paling
berpengaruh adalah faktor persepsi dikarenakan tergolong pada kategori tinggi.

Kata Kunci : Kinerja Masyarakat, Penanggulangan Banjir, Kelurahan Tuweley

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara rawan bencana, termasuk bencana
alam. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yaitu bencana tsunami, gempa,
kekeringan, banjir dan longsor. Bencana ini merupakan fenomena alam yang

umumnya terjadi.
Bencana adalah suatu kejadian, alam atau buatan manusia, tiba-tiba atau
progresif, yang menimbulkan dampak yang dahsyat (hebat) sehingga komunitas
(masyarakat)

yang

terkena

atau

terpengaruh

harus

merespon

dengan

tindakan-tindakan luar biasa (Carter, 1991, dalam Kodoatie, Robert J. & Roestam

Sjarief, 2010:53). Pengertian ini lebih diperjelas lagi dalam Undang-Undang R.I
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dalam pasal 1 antara lain
menyebutkan bahwa bencana adalah persistiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana ini merupakan fenomena alam yang umum terjadi dalam kaitannya
dengan intensitas curah hujan, pengaruh kondisi penggunaan lahan serta kondisi
topografi suatu wilayah. Penyebab banjir yang paling utama yaitu tingginya curah
hujan sehingga dapat memicu meningkatnya pasokan air ke dalam sistem aliran.
Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dengan kepadatan permukiman
secara tidak langsung mengurangi daerah resapan air karena padatnya kawasan
permukiman berakibat pada buruknya sistem drainase yang dapat memberikan
kontribusi terhadap bencana banjir.
Kelurahan Tuweley merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Baolan,
Kabupaten Tolitoli yang telah beberapa kali mengalami banjir pada saat musim hujan.

Penyebab terjadinya banjir dalam 2 kategori, yaitu: banjir yang disebabkan oleh
sebab-sebab alami dan banjir disebabkan oleh tindakan manusia. Sebab-sebab alami
penyebab banjir diantaranya adalah curah hujan. pengaruh fisiografis, erosi dan
sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase yang tidak memadai, pengaruh air
pasang. Sedangkan sebab-sebab banjir karena tindakan manusia meliputi pengaruh
kondisi DAS, kawasan kumuh, sampah, drainasi lahan bendung dan bangunan air,
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

kerusakan bangunan pengendali banjir, perencanaan sistem pengendali banjir yang
tidak tepat (Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto, 2002:78-79).
Berdasarkan hasil observasi, banjir di Kelurahan Tuweley disebabkan oleh
sebagian hutan gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan sehingga hutan tidak lagi berfungsi
sepenuhnya sebagai penyerap air hujan. Lahan hutanpun menjadi longsor, dan tanah
longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal. Pendangkalan sungai ini
menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat musim hujan datang.
Akibat ulah masyarakat membuang sampah pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
menimbulkan tersendatnya aliran sungai, saat memasuki musim penghujan tidak
jarang air sungai tersebut meluap dan menghambat aktivitas warga setempat. Upaya
dalam menanggulangi banjir yang dilakukan masyarakat Kelurahan Tuweley yaitu

seperti pembuatan bronjong dan pengerukan sungai, namun banjir masih terus saja
terjadi. Banjir di Kelurahan Tuweley, mulai tahun 2011 sampai dengan 2016 secara
keruangan kejadian banjir bervariatif dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kejadian Banjir di Kelurahan Tuweley
No

Tanggal

1

21/4/2011

2

3/2/2012

3

4


5

6

Penyebab Bencana
Hujan deras dan meluapnya
sungai Tuweley

Upaya Penanggulangan

Kendala

-

-

Hujan deras dan meluapnya
sungai Tuweley

-


-

4/5/2012

Hujan deras dan meluapnya
sungai Tuweley

-

-

4/8/2016

Hujan deras

Melakukan upaya evakuasi
warga dengan perahu karet

-


13/9/2016

24/9/2016

Curah hujan tinggi

15 orang dievakuasi dengan
perahu karet

Curah hujan tinggi

Pembuatan
bronjong
pengerukan sungai

Sumber : BPBD Kabupaten Tolitoli, 2017

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD


dan

Pendangkalan
sungai,
drainase tidak
berfungsi
dengan
baik
dan sampah
Pendangkalan
sungai,
drainase tidak
berfungsi
dengan
baik
dan sampah

Keterangan
Terendam
Rusak

Peralatan rumah tangga,
sekolah, perkantoran serta
barang dagangan
Merendam
permukiman,
perkantoran,
sekolah,
perguruan tinggi, pasar dan
menghambat jalan dalam
kota
Permukiman, perkantoran,
sekolah, pasar, pertokoan dan
jalan-jalan utama terendam
air
Permukiman, perkantoran,
sekolah, pasar, pertokoan dan
jalan-jalan utama terendam
air
Permukiman, perkantoran,
sekolah, pasar, pertokoan dan

jalan-jalan utama terendam
air. 23 KK mengungsi dan 2
rumah hanyut terbawa banjir

Kelurahan Tuweley memiliki potensi bencana banjir yang tinggi, dapat dilihat
pada tahun 2016 kejadian banjir telah terjadi sebanyak 3 kali dan dimungkinkan banjir
akan kembali terulang di tahun-tahun mendatang, maka kinerja masyarakat dalam
upaya penanggulangan banjir penting dikaji pada penelitian. Kinerja masyarakat yang
dimaksud adalah kesertaan atau partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir.
Penilaian kinerja adalah pekerjaan yang dihasilkan, kerjasama, inisiatif, pengetahuan,
dan kesetiaan. Keterkaitan kinerja masyarakat dalam peanggulangan banjir pada
penelitian ini meliputi kondisi sosial-ekonomi masyarakat, pengetahuan masyarakat
terhadapa banjir, persepsi masyarakat terhadap banjir, pengalaman masyarakat dalam
penanggulangan banjir, partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir. Kinerja
masyarakat yang masih rendah dalam penanggulangan banjir terindikasi masih
adanya korban jiwa dan kerugian harta benda masyarakat di daerah kejadian banjir.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan
penelitian adalah pendekatan yang terfokus pada lingkungan sosial. Analisis
ditekankan pada tindakan yang dilakukan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan banjir. Penelitian dilakukan di wilayah administrasi Kelurahan
Tuweley, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli. Luas wilayah Kelurahan Tuweley
adalah 28 km2 (2.800 ha). Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi penelitian yaitu
(1) setiap musim hujan sering terjadi banjir di Kelurahan Tuweley; (2) banjir
menimbulkan kerugian; (3) program penanggulangan banjir dari Pemerintah Daerah
dan masyarakat belum berjalan dengan baik terbukti masih sering terjadi banjir setiap
musim penghujan.
Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara purposive sampling. Yunus (2010:302) menyatakan bahwa penekanan
metode penelitian purposive ini adalah pada karakter anggota sampel yang karena
pertimbangan mendalam dianggap/diyakini oleh peneliti akan benar-benar mewakili
karakter populasi/subpopulasi. Peneliti menggunakan metode purposive sampling
karena pada penelitian ini ditekankan ke masyarakat yang sering terkena banjir.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, kuisioner, dan
wawancara. Analisis data kualitatif pada penelitian ini menggunakan analisis model

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

Miles dan Huberman (Iskandar, 2009: 222) yang dilakukan dengan 3 langkah, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik penelitian
Penelitian ini mengambil responden yaitu masyarakat di Kelurahan Tuweley
yang sudah sering menjadi korban bencana banjir Sungai Ogomalane yang berada di
wilayah pada RT I RW I (89 KK), RT I RW II (200 KK), RT II RW I (81 KK), dan RT
III RW I (68 KK). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 KK atau 10%.
Kondisi Sosial-Ekonomi Responden
Kondisi sosial-ekonomi responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,
umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama tinggal di lokasi
penelitian, status tempat tinggal, kepemilikan lahan pekarangan, kepemilikan ternak
besar, dan kepemilikan ternak kecil. Hasil penelitian untuk faktor kondisi sosial
ekonomi masyarakat dalam penanggulangan banjir, dapat dilihat pada tabel distribusi
kategori responden berikut ini.
Tabel 2 Distribusi Kategori Faktor Sosial-Ekonomi Responden
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber : Data Primer, 2017

Jumlah Responden
11
21
12
44

Persentase
25,00%
47,73%
27,27%
100,00%

Berdasarkan tabel 2 diperoleh informasi bahwa untuk faktor kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tuweley berada pada kategori sedang. Kondisi sosial
ekonomi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan
lain-lain. Pemenuhan kebutuhan berkaitan dengan penghasilan sedangkan pekerjaan
biasanya merupakan akibat dari pendidikan dan merupakan salah satu faktor penentu.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan, dan pekerjaan. Jika dilihat dari hasil sebelumnya, masyarakat Kelurahan
Tuweley memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan pekerjaan masyarakat yaitu
PNS. Hal ini menunjukkan semakin baik pekerjaan semakin tinggi pula pendapatan
yang membuat seseorang dapat mampu membuat dan melakukan proses
penanggulangan.
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

Pengetahuan Tentang Banjir
Pengetahuan

seseorang

merupakan

wawasan

yang

dimiliki

seseorang

berdasarkan ilmu pengetahuan sesuai tingkat pendidikan mereka dan pengalaman
hidup yang pernah dilaluinya. Pengetahuan yang dimaksudkan pada penelitian adalah
pengetahuan yang dimiliki setiap individu pada masyarakat dalam memaknai
penanggulangan banjir. Hasil penelitian untuk faktor pengetahuan masyarakat tentang
banjir, dapat dilihat pada tabel distribusi kategori responden berikut ini.
Tabel 3 Distribusi Kategori Faktor Pengetahuan Masyarakat tentang Banjir
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber : Data Primer, 2017

Jumlah Responden
4
24
16
44

Persentase
9,09%
54,55%
36,36%
100,00%

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasi bahwa untuk faktor pengetahuan
masyarakat Kelurahan Tuweley tentang banjir berada pada kategori sedang. Hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang banjir tidak terlalu mendalam
dikarenakan masyarakat kurang memiliki minat untuk mencari hal-hal yang
berhubungan dengan banjir, masyarakat hanya mengharapkan adanya pemberitahuan
yang bersumber dari pamong desa dan penyuluhan BPBD.
Persepsi Masyarakat Menanggulangi Banjir
Penanggulangan banjir merupakan suatu proses untuk melakukan pencegahan
terhadap bencana banjir yang sering melanda suatu daerah. Masyarakat harus
memiliki persepsi yang baik tentang cara menanggulangi banjir, tingkat kesadaran
masyarakat yang rendah menjadi ujung pangkal atas semua musibah ini. Hasil
penelitian untuk faktor persepsi masyarakat penanggulangan banjir, dapat dilihat pada
tabel distribusi kategori responden berikut ini.
Tabel 4 Distribusi Kategori Faktor Persepsi Masyarakat Penanggulangan Banjir
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber : Data Primer, 2017

Jumlah Responden
12
13
19
44

Persentase
27,27%
29,55%
43,18%
100,00%

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh informasi bahwa untuk faktor persepsi
masyarakat Kelurahan Tuweley dalam penanggulangan banjir berada pada kategori
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi masyarakat terhadap banjir
didaerah penelitian mampu memberi kontribusi yang tinggi sebesar 43,18% terhadap
kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir sehingga persepsi masyarakat
terhadap banjir merupakan salah satu aspek psikologis yang penting dalam merespon
kejadian banjir. Oleh karena itu, persepsi masyarakat dalam penanggulangan banjir
adalah pandangan setiap anggota masyarakat sesuai tingkat pendidikan dan
pengalaman mereka.
Pengalaman Menghadapi Banjir
Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
sehari-harinya. Pengalaman masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengalaman masyarakat sebelum dan sesudah menghadapi banjir. Hasil penelitian
untuk faktor pengalaman masyarakat penanggulangan banjir, dapat dilihat pada tabel
distribusi kategori responden berikut ini.
Tabel 5 Distribusi Faktor Pengalaman Masyarakat Penanggulangan Banjir
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber : Data Primer, 2017

Jumlah Responden
9
20
15
44

Persentase
20,46%
45,45%
34,09%
100,00%

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh informasi bahwa untuk faktor pengalaman
masyarakat Kelurahan Tuweley dalam penanggulangan banjir berada pada kategori
sedang. Hal tersebut dikarenakan faktor pengalaman seseorang yang cukup baik dapat
terlihat pada partisipasi seseorang dalam melakukan penanggulangan banjir karena
dengan pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu tentang dampak dari
banjir tersebut. Oleh karena itu, variabel pengalaman masyarakat dalam menghadapi
banjir dapat digunakan sebagai pedoman serta pembelajaran masyarakat dalam
melakukan mitigasi bencana banjir.
Partisipasi Masyarakat dalam Menanggulangi Banjir
Partisipasi masyarakat adalah proses kesertaan masyarakat dalam pengambilan
keputusan. Partisipasi masyarakat yang dimaksud pada penelitian ini adalah
keterlibatan seseorang dan kelompok secara langsung dalam berbagai kegiatan yang
manifestasi salah satunya adalah kinerja masyarakat dalam menanggulangi banjir.
Hasil penelitian untuk faktor partisipasi masyarakat penanggulangan banjir, dapat
dilihat pada tabel distribusi kategori responden berikut ini.
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

Tabel 6 Distribusi Faktor Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Banjir
Kategori
Jumlah Responden
Persentase
Rendah
3
6,82%
Sedang
30
68,18%
Tinggi
11
25,00%
Total
44
100,00%
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh informasi bahwa untuk faktor partisipasi
masyarakat Kelurahan Tuweley dalam penanggulangan banjir berada pada kategori
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan melalui pengetahuan dan
pengalaman masyarakat cukup baik maka dalam merespon penanggulangan banjir
terlihat pada partisipasi masyarakat itu sendiri dalam penanggulangan banjir.
Kinerja Masyarakat dalam Menanggulangi Banjir
Kinerja merupakan hasil yang dicapai dalam kegiatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan masyarakat dalam penanggulangan banjir. Hasil penelitian untuk faktor
kinerja masyarakat penanggulangan banjir, dapat dilihat pada tabel

distribusi

kategori responden berikut ini.
Tabel 7 Distribusi Faktor Kinerja Masyarakat Penanggulangan Banjir
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Sumber : Data Primer, 2017

Jumlah Responden
18
19
7
44

Persentase
40,91%
43,18%
15,91%
100,00%

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh informasi bahwa untuk faktor kinerja masyarakat
Kelurahan Tuweley dalam menanggulangi banjir, jumlah responden yang berada pada
kategori rendah sebanyak 18 orang (40,91%), jumlah responden yang berada pada
kategori sedang sebanyak 19 orang (43,18%), dan jumlah responden yang berada
pada kategori tinggi sebanyak 7 orang (15,91%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa faktor kinerja masyarakat Kelurahan Tuweley dalam menanggulangi banjir
berada pada kategori sedang, hal tersebut dikarenakan jumlah responden paling
banyak berada pada kategori sedang.

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

Hubungan antara faktor kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan kinerja
masyarakat dalam penanggulangan banjir dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8 Hubungan Faktor Kondisi Sosial-Ekonomi dan Kinerja Masyarakat
Faktor Kondisi Sosial-Ekonomi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sumber : Data Primer, 2017

Tinggi
3
3
1

Kinerja
Sedang
4
5
10

Rendah
5
13
0

Sebagian besar responden berada pada kondisi sosial ekonomi yang sedang
dengan kinerja dalam penanggulangan banjir yang rendah, hal tersebut dikarenakan
sebagian besar responden yang memiliki kondisi sosial ekonomi sedang tidak ikut
dalam menyusun rancangan kegiatan dan tidak ikut dalam menyusun jadwal kegiatan
penanggulangan banjir serta kurangnya responden dalam memberikan pemikiran
tentang penanggulangan banjir.
Hubungan antara faktor pengetahuan tentang banjir dan kinerja masyarakat
dalam penanggulangan banjir dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9 Hubungan Faktor Pengetahuan Banjir dan Kinerja Masyarakat
Faktor Pengetahuan Banjir
Tinggi
Sedang
Rendah
Sumber : Data Primer, 2017

Tinggi
3
3
1

Kinerja
Sedang
4
13
2

Rendah
9
8
1

Sebagian besar responden berada pada kondisi memiliki pengetahuan tentang
banjir yang sedang dan kinerja dalam penanggulangan banjir yang sedang, hal
tersebut dikarenakan sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan tentang
banjir yang sedang, sebagian besar responden hanya ikut menyusun sebagian kegiatan
dan menyusun sebagian jadwal kegiatan penanggulangan banjir, artinya sebagian
besar responden tidak ikut secara penuh dalam menyusun program-program dalam
penanggulangan banjir di daerah mereka.
Hubungan antara faktor persepsi dalam menghadapi banjir dan kinerja
masyarakat dalam penanggulangan banjir dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

Tabel 10 Hubungan Faktor Persepsi dan Kinerja Masyarakat
Faktor Persepsi

Tinggi
5
1
1

Tinggi
Sedang
Rendah
Sumber : Data Primer, 2017

Kinerja
Sedang
5
8
6

Rendah
9
4
5

Sebagian besar responden berada pada kondisi memiliki persepsi dalam
menghadapi banjir yang tinggi dan kinerja dalam penanggulangan banjir yang rendah,
hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden telah memiliki persepsi yang tinggi
tentang

penanggulangan

banjir

tetapi

sebagian

besar

responden

belum

mengimplementasikan persepsi mereka dalam sebuah kinerja yang nyata di
masyarakat, sebagian besar responden tidak ikut menyusun program-program
penanggulangan banjir, dan sebagian responden tidak memberikan hasil pemikirannya
dalam hal usulan program-program penanggulangan banjir. Namun, faktor persepsi
merupakan faktor paling berpengaruh dalam kinerja masyarakat, hal tersebut
dikarenakan 5 dari 7 responden yang memiliki kinerja tinggi juga memiliki persepsi
yang tinggi yang merupakan tertinggi dari semua faktor yang lain seperti faktor
kondisi sosial-ekonomi, faktor pengetahuan, faktor pengalaman, faktor partisipasi.
Sebagian responden yang memiliki persepsi tinggi tersebut mengimplementasikan
persepsi nya kedalam kinerja yang baik dalam penanggulangan banjir misalkan
memberikan usulan-usulan program, ikut menyusun rancangan kegiatan, dan ikut
menyusun jadwal kegiatan penanggulangan banjir.
Hubungan antara faktor pengalaman menghadapi banjir dan kinerja masyarakat
dalam penanggulangan banjir dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11 Hubungan Faktor Pengalaman dan Kinerja Masyarakat
Faktor Pengalaman
Tinggi
Sedang
Rendah

Tinggi
2
5
0

Kinerja
Sedang
5
11
3

Rendah
8
4
6

Sumber : Data Primer, 2017
Sebagian besar responden berada pada kondisi memiliki pengalaman dalam
menghadapi banjir yang sedang dan kinerja dalam penanggulangan banjir yang
sedang, hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden yang memiliki
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

pengalaman yang sedang dalam menghadapi banjir tetapi tidak secara penuh
memberikan kinerja yang tinggi dalam masyarakat untuk penanggulangan banjir, hal
tersebut dikarenakan sebagian besar responden tidak secara penuh ikut menyusun
rancangan kegiatan penanggulangan banjir.
Hubungan antara faktor partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir
dan kinerja masyarakat dalam menanggulangi banjir dapat dilihat pada Tabel 12
berikut:
Tabel 12 Hubungan Faktor Partisipasi dan Kinerja Masyarakat
Kinerja
Faktor Pengalaman
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
0
4
7
Sedang
5
15
10
Rendah
2
0
1
Sumber : Data Primer, 2017
Sebagian besar responden berada pada kondisi memiliki partisipasi dalam
penanggulangan banjir yang sedang dan kinerja dalam penanggulangan banjir yang
sedang, hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden yang memiliki partisipasi
yang sedang juga memiliki kinerja yang sedang karena partisipasi dan kinerja ini
memiliki hubungan yang erat, dalam hal ini kinerja dapat diukur melalui partisipasi
responden dalam ikut menyusun program-program yang akan dilakukan dalam upaya
penanggulangan banjir dan memberikan usulan-usulan program tersebut.
PENUTUP
Pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir pada penelitian ini dijelaskan
bahwa kinerja berada pada kategori sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa faktor yaitu (1) penyusunan rancangan kegiatan penanggulangan banjir,
kurangnya masyarakat yang ikut secara penuh menyusun rancangan kegiatan
penanggulangan banjir; (2) penyusunan jadwal kegiatan penanggulangan banjir,
sebagian masyarakat tidak ikut secara penuh dalam menyusun jadwal kegiatan
penanggulangan banjir dan sebagian besar masyarakat ikut memberikan pemikiran
tentang penanggulangan banjir; (3) usulan program kegiatan penanggulangan
banjir, sebagian besar masyarakat meberikan usulan program penanggulangan
banjir seperti perbaikan bronjong karena sudah ada beberapa yang rusak,
memperbaiki sungai, dan pemerintah harus tegas memberikan sanksi terhadpat
E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

masyarakat yang melakukan pembuangan sampah secara sembarangan terutama ke
Daerah Aliran Sungai.
2. Faktor yang mempengaruhi kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir
adalah faktor persepsi masyarakat yang tergolong kategori tinggi dengan
persentase 48,13%. Faktor persepsi merupakan faktor yang paling berpengaruh
dalam kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir karena sebagian
masyarakat yang memiliki persepsi tinggi tersebut mengimplementasikan
persepsinya kedalam kinerja yang baik dalam penanggulangan banjir misalkan
memberikan usulan-usulan program, ikut menyusun rancangan kegiatan, dan ikut
menyusun jadwal kegiatan penanggulangan banjir.
Saran
Saran untuk meningkatkan kinerja masyarakat dalam penanggulangan banjir
dari hasil penelitian yaitu:
1. Pengetahuan : memberikan seminar tentang penanggulangan bencana banjir yang
melibatkan masyarakat secara langsung; memberikan informasi bencana banjir
kepada masyarakat berupa peta rawan bencana, jalur evakuasi, dan tanda
peringatan apabila terjadi akan terjadi banjir; pemerintah sebaiknya membangikan
brosur dan memasang liflet dalam upaya untuk memberikan kesadaran kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
2. Pengalaman : Simulasi tanggap bencana; melakukan kegiatan gotong-royong;
3. Partisipasi

:

masyarakat

dihimbau

terlibat

secara

langsung

dengan

program-program pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan banjir; serta
terlibat secara penuh dalam menyusun rancangan kegiatan penanggulangan banjir
dan menyusun jadwal kegiatan penanggulangan banjir.
Masukan Penelitian Selanjutnya
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis memberi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian serupa dengan mencakup wilayah luas dan meneliti aspek fisik wilayah
tersebut agar lebih baik lagi kajiannya dalam menelaah bencana banjir yang terjadi
pada masyarakat.

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD

DAFTAR PUSTAKA
________. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta : Sekretariat Negara RI
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: GP Press.
Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto, (2002). Banjir Beberapa penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief.(2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta: C.V
Andi Offset (Penerbit ANDI).
Yunus. (2010). Metodologi Penelitian Wiliyah Kotemporer. Yogyakarta: Pustaka
Belajar

E-Journal Geo-Tadulako UNTAD