BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian rokok - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja usia pertengahan di SMP Negeri 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok
2.1.1 Pengertian rokok
Rokok adalah slinder dari kertas berukuran panjang antra 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah (Triswanto, 2007).
Rokok adalah hasil olahan tembakau berbungkus termasuk cerutu atau
bahan lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotin Tobacum, Nicotiana Rustica
lainya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau bahan
tambahan (Tendra, 2003).
2.1.2 Bahan baku rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana
Tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu,
temabakau untuk pipa serta pemakaian oral. Di Indonesia temabakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek,
temabakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, pokok
pipa, dan tembakau tanpa asapa atau tembakau kunyah (Triswanto, 2007).
2.1.3 Bahan-bahan Kimia yang Terkandung dalam Rokok
Rokok mengandung 4000 lebihjenis bahan kimia, 40 jenis diantaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200

diantaranya berbahaya bagi kesehatan (Triswanto, 2007). zat-zat beracun yang
terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.1 Nikotin
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porilidin yang terdapat dalam
Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya
bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin yang tergantung
didalam asap rokok antara 0,5-3 mg, dan semuanya diserap , sehingga didalam
cairan ndarah atau plasma antara 40-50 mg/ml. Nikotin juga memiliki
karakteristik efek ediktif dan psikoaktif. dalam jangka panjang, nikotin akan
menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan
selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat
kepuasan dan ketagihannya. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan
ketagihan atau serta ketergantungan pada pemakainnya.
2.1.3.2. Karbon Monoksida (CO)
Gas kabon Monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun

penggunaannya dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang. Gas CO
yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang
dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (Paris per million) sudah
dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.
2.1.3.3 Tar
Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat
merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-

Universitas Sumatera Utara

paru sehingga menimbulkan iritasi pada saluran nafas, menyebabkan bronchitis,
kanker nasofaring dan kanker paru. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam
rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. setelah dingin akan menjadi padat
dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran
pernafasan dan paru-paru. pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg perbatang
rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg.
2.1.3.4 Amoniak
Amoniak adlah gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen zat ini merupakan salah satu bahan pembuat cairan pembersih toilet.

Karena kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk kedalam
peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
2.1.3.4 Hidrogen sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah
terbakar. Jika masuk kedalam tubuh, HCN akan menghalangi pernafasan dan
merusak saluran pernafasan.
2.1.3.6 Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa
zar organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dari membahayakan karena fenol ini terikat keprotein dan menghalangi aktivitas
enzim.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.7 Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar
dengan bau yang keras. Zat ini mengahalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi
pigmen).
2.1.3.8 Kadmium

Radmium adalah salah satu bahan beracun pembuat batu baterai. Jika masuk
kedalam tubuh manusia, Zat ini dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.
2.1.3.9 Formaldehida
Formaldehida adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini
tergolong sebagai pengawet dan membasmi hama. Gas ini juga sangat beracun
keras terhadap semua organisme hidup.
2.2 Perilaku Merokok
2.2.1 Perilaku
Perilaku adalah segala tindakan yang dilakukan oleh manusia yang
mencakup kegiatan motoris dan juga aktifitas atau kegiatan yang bersifat praktis
atau jiwani.
Kalangie (1994: 87) mengatakan bahwa perilaku merupakan tindakan atau
kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk kepentingan
atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai,
dan norma kelompok yang bersangkutan.
Krakteristik perilaku ada dua macam yaitu perilaku terbuka dan perilaku
tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain
tanpa menggunakan alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat

Universitas Sumatera Utara


dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir,
sedih, berkhayal, bermimpi, takut.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan
wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan peran manusia sebagai
makhluk individu, sosial dan berketuhanan.
Sehubungan

dengan

perilaku

manuasia

ada

empat

faktor


yang

mempengaruhi perilaku yaitu :
2.2.1.1 Faktor genetik
Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari
Tuhan Yang Maha Esa. Teori tentang keturunan disampaikan oleh Gragor Mendel
yang dikenal dengan hipotesa genetik. Teori Mendel menyatakan bahwa :
a.

Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan.

b.

Tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya.

c.

Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan

memisah dan


menerima pasangan faktor terbuka.
Dalam keturunan terdapat empat azas yaitu :
a.

Azas reproduksi yaitu kecakapan dari ayah atau ibu tidak dapat diturunkan
kepada anakn ya karena kecakapan merupakan hasil belajar tiap individu.

b.

Azas variasi yang penurunan sifat dari orang tua pada keturunanya terdapat
variasi baik kualitas maupun kuantitas.

c.

Azas regresi fillial yaitu adanya penyusustan siafat-sifat orang tua yang
diturunkan kepada anaknya.

Universitas Sumatera Utara


d.

Azas jenis menyilang yaitu apa yang diturunkan yaitu apa yang diturunkan
kepada anak mempunyai sasaran menyolang.

e.

Azas konfromitas yaitu setiap individu akan menyerupai ciri-ciri yang
diturunkan oleh kelompok rasnya.

2.2.1.2 Faktor lingkungan
Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh
pada diri individu dalam perilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap
perkembangan

pembawaan

dan

kehidupan


manusia.

Lingkungan

dapat

digolongkan :
a.

Lingkungan manusia. Yang termasuk dalam lingkungan ini adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan, agama, taraf
kehidupan dan sebagainya.

b.

Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat dijiwa manusia yang turut
memberi warna pada jiwa manusia yang berbeda disekitarnya.

c.


Lingkungan geografis. Latar geografis turut mepengaruhi corak kehidupan
manusia.
Lingkungan sosial manusia menerima , mempertahankan dan melanjutkan

warisan hasil ciptaan manusia sebelumnya. Hasil ciptaan manusia dapat juga
dinyatakan dalam bentuk adat, tari-tarian. Lingkungan sebagai faktor yang
mepengaruhi bagi pengembangan sifat dan perilaku individu mulai mengalami
dan mengecap alam dan sekitarnya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Alat Ukur Perilaku
2.2.2.1 Pengetahuan
pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang:
a.


Faktor Internal : faktor dari dalam dari sendiri, misalnyaintelegensi, minat,
kondisi fisik.

b.

Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
sarana.

c.

Faktor pendekatan belajar: faktor upaya belajar, misalnya strategidan
metode dalam pembelajaran.

2.2.2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Ada tiga komponen pokok:
a.

Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

b.

Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c.

kecenderungan untuk bertindak.

sikap terdiri dari berbagai tingkatan:
a.

Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).

Universitas Sumatera Utara

b.

Merespon
memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c.

Menghargai
Megngajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tga.

d.

Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.2.3 Praktik atau Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
a.

Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sepengaruh dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b.

Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

Universitas Sumatera Utara

c.

Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.

2.2.3 Perilaku Merokok
Perilaku merokok merupakan hal biasa dijumpai perokok berasal dari
berbagai kelas sosial dan kelompok umur yang berbeda. hal ini mungkin mungkin
disebabkan karena rokok dengan mudah dan dapat diperoleh dimanapun dan
kapanpun.
2.2.4 Tipe Perilaku Merokok
Menurut Smet (1994) ada 3 tipe perokok yang diklasifikasikan berdasarkan
banyaknya rokok yang dihisap. tiga tipe tersebut adalah perokok berat, perokok
sedang dan perokok ringan. Dikatakan perokok berat ketika seseorang menghisap
rokok 15 batang rokok dalam sehari. Perokok sedang ringan merupakan perokok
yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
Mu’tadin (2002) menggolongkan tipe perilaku merokok berdasarkan tempat
dimana seseorang menghisap rokok menjadi dua golongan.
a

Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik
kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka
menikmati

kebiasaan

mereka

merokok.

Umumnya

mereka

masih

menghargai orang lain karena mereka menempatkan diri di smoking area.
Sedangkan kelompok yang heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

Universitas Sumatera Utara

b

Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi
tempat yang bersifat pribadi contohnya kantor dan kamar tidur
pribadi. Perokok memilih tempat-tempat seperti ini digolongkan sebagai
individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan slalu gelisah. Selain itu,
toilet yang menjadi salah satu tempat merokok. perokok jenis ini dapat
digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.
Silvan dan tomkins dalam Mu’tadin (2002) menambahkan terdapat
empat tipe perilaku merokok yang berdasarkan pada managemen of affect
theory, yaitu :

2.2.4.1 Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
1.

Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau
makan.

2.

Simulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya
untuk menyenagkan perasaan.

3.

Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dari
memegang rokok.

2.2.4.2 Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif
Banyak orang yang merokok untuk menguranggi perasaan negatif dalam
dirinya. Mereka menghisap rokok agar terhindar dari perasaan yang tidak enak,
misalnya merokok apabila marah, cemas, gelisah.

Universitas Sumatera Utara

2.2.4.3 Perilaku merokok yang adiktif
Perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang dihisap setiap
efek rokok yang telah dihisapnya berkurang.
2.2.4.4 Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena merokok sudah menjadi kebiasaan.
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Menurut Lewin dalam komasari dan Helmi (2000) mengatakan bahwa
perilaku merokok disebabkan oleh faktor diri sendiri dan faktor lingkungan.
sedangkan Mu’tadin (2002) mengemukakan faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang merokok, yaitu:
2.2.5.1 Pengaruh Orang tua
Seseorang yang bersal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang
menjaga dan memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat dengan
rokok. Sedangkan seseorang yang berasal dari keluarga yang premitif (keluarga
yang tidak terlalu menjaga anknya dan menerima perilaku anak ) cenderung akan
mudah untuk terlibat dengan rokok.
2.2.5.2 Pengaruh Teman Sebaya
Kajian telah menunjukkan bahwa remaja mempunyai kawan-kawan yang
merokok adalah lebih mungkin merokok berbanding dengan yang sebaliknya.
Banyak orang terdorong menjadi perokok pemula karena menyesuaikan diri pada
sebuah komunitas pergaulan. Rokok membuat mereka merasa lebih terima oleh
banyak orang .

Universitas Sumatera Utara

2.2.5.3 Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental
yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering
mendorong orang untuk menghisap asap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan
lebih mudah melewati masa-masa sulit setalh merokok. Memang tidak bisa
dipungkiri bahwa ada 2 hal dari rokok yang memberi efek tenang, yaitu nikotin
dan isapan rokok.
2.2.5.4. Pengaruh Iklan
Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk
melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diiinginkan pengiklanan.
Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik dan media luar ruang telah
mendorong rasa ingin tahu penonton termasuk remaja tentang produk rokok.
2.3. Dampak resiko remaja merokok
Kerugian yang ditimbulkan dari perilaku merokok sangat banyak bagi
kesehatan tapi sayangnya masi saja banyak orang yang tetap memilih untuk
menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang
bersifat karsiogenik.
Sebagaimana halnya berbagai aktivitas, merokok ada dampak yang
ditimbulkannya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Namun jika kita
kaji lebih dalam merokok banyak mengandung dampak negatifnya dibanding

Universitas Sumatera Utara

dampak positifnya. Meskipun demikian, jumlah perokok tiap tahunnya semakin
meningkat.
2.3.1 Dampak Negatif
Sebenarnya jika kita mengetahui apa yang dihasilkan dari merokok adalah
suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya bahkan tidak ada manfaatnya terlebih
lagi dari segi kesehatan, merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Dalam
bungkus rokok itu sendiri dicantumkan peringatan pemerintah bahwa merokok
dapat menyebabkan serangan jantung, paru-paru, kanker, impotensi serta
gangguan kehamilan dan janin. Dibawah ini akan disampaikan kerugian dari
merokok antara lain:
a

Rokok mengandung 4000 jenis bahan racun yang berbahaya bagi kesehatan,
antara lain yang telah dikenal baik adalah karbon monoksida (co) yang bisa
mematikan, nikotin yang mendorong pengapuran jantung dan pembuluh
darah, tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan
menyebabkan kanker, serta berbagai racun pada hati, otak dan pembentuk
kanker.

b

Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu mengemudi dan berpikir.

c

Rokok menurunkan kebugaran.

d

Rrokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang
disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama.

e

Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan kehilangan sesuatu.
Kalau rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar
dan bekerja.

Universitas Sumatera Utara

f

Rokok memboroskan

g

Rokok dapat menyulut kebakaran (PMI, 1996: 40)
Selain beberapa hal di atas juga ada bebrapa kerugian lainnya dari merokok

yaitu:
a

Merokok dapat menyebabkan penyakit pada alat pencernaan.

b

Merokok meningkatkan tekanan darah.

c

Merokok meningkatkan prevalensi gondok.

d

Merokok dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah.

e

Merokok dapat memperpendek usia.

f

Merokok menghambat buang air kecil.

g

Merokok menimbulkan amblyopia atau penglihatan menjadi kabur.

h

Merokok bersifat adiksi (ketagihan)

i

Merokok membuat lebih cepat tua dan memperburuk wajah.

j

Rokok penyebab polusi udara dalam ruangan.(Sitepoe, 2000: 38-41)
Beberapa kerugian atau dampak negatif tentang merokok yang telah

disampaikan di atas sebenarnya lebih memperjelas bahwa merokok itu banyak
sekali kerugiannya. Sering kita dengar istilah merokok dapat menyebabkan
kematian, sebenarnya merokok bukan penyebab kematian melainkan merokok
dapat memicu suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Begitu
banyaknya kerugian yang ditimbulkan akibat merokok semoga saja para perokok
menyadari akan kerugian-kerugian itu dan meninggalkan aktivitas merokok.
2.4. Pencegahan Merokok
Program anti merokok yang dilakukan disekolah terutama memfokuskan

Universitas Sumatera Utara

pemberian informasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan. program tersebut
berdasarkan asumsi bahwa jika kaum muda tahu mengapa merokok itu tidak
sehat, maka mereka tidak akan memilih menjadi perokok. program pencegahan
yang menekankan resiko kesehatan jangka panjang yang dihubungkan dengan
merokok lebih efektif pada dewasa, sedangkan remaja lebih cenderung
berorientasi saat ini daripada yang akan datang. Ada dua pendekatan psikososial
untuk pencegahan merokok yaitu :
a

Pendekatan pengaruh sosial ( social influences approach )
Pendekatan pengaruh sosial didasarkan pada asumsi bahwa model
tersebut adalah faktor yang utama dalam memulai perilaku merokok dan
bahwa anak-anak dan remaja perlu diajari cara menahan tekanan sosial
terhadap merokok. Kebanyaan tekanan sosial terhadap merokok datang dari
orang tua, saudara kandung, teman dan media.

b

Pendekatan melatih

cara menghadapi kehidupan ( life skills training

approach )
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa yang menyebabkan
merokok dan bentuk lain penggunaan zat-zat tertentu adalah kurangnya
intelegensi personal dan sosial. Beberapa defisit personal yang bisa
membuat seseorang lebih peka terhadap penggunaan zat-zat tertentu adalah
rendah diri, kurangnya komunikasi dan sosialisasi, kurangnya motivasi
untuk berprestasi, dan kurangnya strategi yang kuat mengahadapi stres.
2.5 Remaja
Masa remaja dikenal sebagai masa penuh kesukaran. Seringkali dengan

Universitas Sumatera Utara

gampang orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anakanak ke masa dewasa, atau disebut juga usia belasan. Hurlock (1999: 206)
menyatakan bahwa “secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa”.
Remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak dan orang
dewasa. Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade
kedua masa kehidupan (pardede, 2002).
Berdasarkan kronologi dan berbagai kepentingan, terdapat beberapa defenisi
tentang remaja (Soetjiningsih, 2004) yaitu:
a

Pada buku -buku pediatric, pada umumnya mendefeniasikan remaja adalah
apabila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak
perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.

b

Menurut Undang-Undang no. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.

c

Menurut Undang-Undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah
mencapai umur 16-18 tahun dan sudah menikah dan mempunyai tempat
untuk tingga

d

Menurut Undang-Undang perkawinan No. 1 tahun1979, anak dianggap
remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk
perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

Universitas Sumatera Utara

e

Menurut Diknas anak dianggap remaja apabila anak sudah berumur 18
tahun, yang sesuai saat lulus sekolah menengah.

f

Menurut WHO, remaja bila anak mencapai umur 10-18 tahun.
Remaja dalam

tumbuh

kembangnya

menuju

dewasa,

berdasarkan

kematangan psikososial sosial, akan melewati tahap berikut: masa remaja
awal/dini (early adolescence) umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan
(middle adolescence) umur 15-18 tahun, masa remaja lanjut (Late adolescence)
umur 19-22 tahun (Soetijiningsih, 2004).
Menjadi perokok berat merupakan hasil dari proses eksperimen yang
umumnya dimulai sejak masa remaja. Mula-mula individu mencoba merokok,
merasakan tekanan rekan sebaya untuk merokok, dan mengembangkan sikap
tentang seperti apa seorang perokok. Setelah melalui proses-proses tersebut,
barulah individu menentukan apakah akan mengkonsumsi nikotin atau tidak.
dalam proses tersebut peran teman sebaya menjadi lebih penting mengingat akan
tahapan perkembangan remaja yang menitik beratkan pada penerimaan dari rekan
sebaya. Berbagai faktor meliputi fisiologis, psikologis, dan faktor-faktor sosial
menjadi alasan seseorang remaja menjadi perokok (Sentika, 2008)

Universitas Sumatera Utara