LAPORAN PRAKTIKUM PENGMAS K E L

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Aulia Farida, S.P, M.Si

Disusun Oleh: Kelompok 1 AGB16-Kelas F
Septriana Ayuningtiaz

(D1B016082)

Duwi Ratna Sari

(D1B016087)

Fillawanto

(D1B016092)

Iqbal Rafi Irwanto

(D1B016097)


Wahyu Wijaya

(D1B016102)

Selvi Aulia Sandi

(D1B016113)

Yesy Karnella

(D1B016121)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI KELAPA SAWIT DI DESA
SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI


1. Biodata Responden
NO

Nama Responden

Umur

Pekerjaan

1

Salim

47 tahun

Petani sawit

Anggota
Keluarga

4 orang

2

Muksin

35 tahun

Petani Sawit

5 orang

Menikah

SMA

3

Asmadi


38 tahun

Petani sawit

6 orang

Menikah

SMA

4

Salmi

33 tahun

Petani sawit

3 orang


Menikah

SMP

5

R. Samosir

55 tahun

Petani sawit

6 orang

Menikah

SMA

6


Ermawati

42 tahun

4 orang

Menikah

SMA

7

Muklisin

Petani
sawit/pedagang
makanan
Petani sawit

3 orang


Menikah

SMA

Umur
tanaman
sekarang

Modal
penanaman

38 tahun

Status
Menikah

Tingkat
Pendidikan
SMA


2. Data Pertanian Sawit Responden
NO

Nama
Responden

Awal
penanaman

Alasan menanam

Luas lahan

1

Salim

Sejak tahun
2008 menaAam

tanaman kelapa
sawit
Sejak tahun
2008 menaAam
tanaman kelapa
sawit

Lingkungan sekitar
mendukung
penanaman sawit

2 Hektar
dan 120
batang/Ha

12 tahun

Prospek
penghasilan
melaluin informasi

wilayah sekitar
cukup menjanjikan
Menurut pak
asmadi keadaan
lingkungannya
mendukung dn
penghasilan melalu
informasi terjamin
Prosenya cepat
menghasilkan dan
lahannya
mendukung untuk
perkebunan sawit

2 Hektar

12 tahun

4,5 Hektar


12 tahun

Modal sendiri

1 Ha

10 tahun

Modal sendiri

Awalnya ibu R.
Samosir merasa
pelepah sawit bisa
digunakan untuk

± 20
Tumbuk
dengan
±30

Bervariasi,
ada yang
berumur ±
4 tahun,

Karena
bibit
sawitnya
hasil

2

Muksin

3

Asmadi

Sejak tahun
2008

4

Salmi

Sejak tahun
2008

5

R. Samosir

± 10-11 Tahun

Tidak ada
karena dari
penggarapan
keluarga
Modal sendiri
dari awal

tempat teduhan, batang
namum
lama tanaman
kelamaan
dari sawit
buahnya sendiri
malah
lebih
menghasilkan,
jadi diperluas dan
dilebarkan
lagi
usaha
tani
sawitnya

tapi yang
paling
besar dan
paling
lama umur
±10-11
tahun

semaian
sendiri, dan
sambilan
menjulal
bibit sawit
ke tempat
lain,
juga
kebun tidak
sampai 1Ha
jadi
tidak
terlalu
dihitung
modal
awalnya

6

Ermawati

Tahun 2001

Karena menurut
ibu Ermawati
tanaman kelapa
sawit lebih praktis
dibanding
tanaman lainya.

Sekitar
300m².
atau 100
batang
pohon
kelapa
sawit.

16 tahun

Sekitar 7 juta

7

Muklisin

Tahun 2005

Karena saya
senang, panennya
enak

8 Hektar

6 tahun

Modal awal
dari
penanaman
sampai
menjadi
buah pasir
itu ± Rp 25
juta/ Ha.
Kebun yang
saya punya
ada 8 Ha.
Jadi kirakira modal
saya itu Rp
200 juta

Umur
tanaman
saat panen

Harga 1 kg
sawit

Jumlah
produksi /
bulan

NO

Nama
Responden

Kepemilikan
lahan

Bibit

1

Salim

Lahan pribadi

Bibit
hasil Untuk
semaian
buah pasir
sendiri
sekitar
umur 4-5
tahun
sudah
berbuah,

Harga
sawit
sekarang
Rp. 1.750

Produksi
yang
dihasilkan
per
1x
panen
800kg,
panen

ketika
sudah
berumur 6
tahun
buah
sudah
menghasil
kan

dilakukan 2
minggu
sekali, jadi
untuk
sebulan
dapat
menghasilka
n
3200kg
sawit

2

Muksin

Lahan pribadi

Pembibitan
dilakukan
sendiri dari
koperasi

Untuk
buah pasir
sekitar
umur
3
tahun
sudah
berbuah,
ketika
sudah
berumur 4
tahun
buah
sudah
menghasil
kan

Harga di
RAM
sekitar RP.
1.750/Kg

Rata-rata
pendapatan
produksi 1
kali panen
1500 kg

3

Asmadi

Lahan pribadi

Bibit semai
sendiri

Untuk
buah pasir
sekitar
umur
3
tahun
sudah
berbuah,
ketika
sudah
berumur 4
tahun
buah
sudah
menghasil
kan

Harga di
RAM
sekitar RP.
1.750/Kg

Rata-rata
pendapatan
produksi 1
kali panen ±
3250 kg

4

Salmi

Lahan pribadi

Bibit semai
sendiri

Harga di
RAM
sekitar RP.
1.750/Kg

300 Kg

5

R. Samosir

Lahan pribadi

Bibit semai
sendiri

Harga
sawit
sekarang
Rp. 1.400

Produksi
yang
dihasilkan
per
1x

Untuk
buah pasir
sekitar
umur
3

tahun
sudah
berbuah,
ketika
sudah
berumur 4
tahun
buah
sudah
menghasil
kan

panen
200kg,
panen
dilakukan 2
minggu
sekali, jadi
untuk
sebulan
dapat
menghasilka
n
400kg
sawit

6

Ermawati

Lahan pribadi

Bibit sendiri
didapat
dengan cara
membeli.

Untuk
buah pasir
sekitar
umur
3
tahun
sudah
berbuah,
ketika
sudah
berumur 4
tahun
buah
sudah
menghasil
kan

Harga
kelapa
sawit di
tengkulak
adalah Rp.
1400,-

Rata-rata
pendapatan
produksi 1
kali penen
450 kg

7

Muklisin

Lahan sendiri

Semai sendiri

Untuk
buah pasir
sekitar
umur 4-5
tahun
sudah
berbuah,
ketika
sudah
berumur 6
tahun
buah
sudah

Rp. 1400/
kg

Sekitar 3 ton
dalam sekali
panen

N
O
1

Nama
Responde
n
Salim

Tenaga kerja

Transportasi

Tidak
Transportasi
menggunaka yang
n
tenaga digunakan

Pemupukan

Penyakit
tanaman

Pemupukan
Sejauh
dilakukan
tidak
1tahun hanya hama

Mempruning

ini Untuk
ada mempruning
hanya

kerja,
yaitu
biasanya
transportasi
sendiri atau pribadi
dibantu
dengan
keluarga saja

2

Muksin

Tidak
menggunaka
n
tenaga
kerja,
biasanya
sendiri atau
dibantu
dengan
keluarga saja

3

Asmadi

Dari
penanaman
sampai
penjualan
menggunakan
tenaga sendiri

4

Salmi

Pak
salmi
tidak
menggunaka
n
tenaga
kerja, beliau
merawat dan
memanen
kelpasawitny
a sendiri

Transportasi
yang
digunakan
menuju kebun
motor pribadi,
dan untuk
mengangkut
tandan buah
segar milik
pribadi juga

Transportasi
yang
digunakan
oleh pak
Salmi
menuju ke
kebun
menggunaka
n motor
pribadi,
transportasi
yang
digunakan
mengangkut
Tandan Buah
Segar
menggunaka
n mobil mili

2kali
Pupuk yang
digunakan
biasanya
adalah MPK
dan Urea.

penyakit
yang
menyerang
tanaman,
tetapi pada
awal
penanaman
saja pernah
terserang
hama babi.

dilakukan
setiap
panen,
atau 1 bulan
sekali

Di pupuk 6
bulan sekali,
pupuk yang
digunakan
NPK ( 2 kg
setiap batang
terdapat 240
batang ) yang
digunakan
adalah
gramason
Memupuk
dilakukan 1
tahun 2 kali,
pupuk yang
digunakan
NPK ( 2 kg
setiap batang
terdapat 240
batang ) yang
digunakan
adalah
gramason
Dilakukan
pemupukan 6
bulan sekali
pupuk yang
digunakan
NPK ( 2 kg
setiap batang
terdapat 240
batang ) yang
digunakan
adalah
gramason

Yang pernah
menyerang
pada daun
ulat dan
kumbang
pada pohon
semut

Membersihkan
pelepah
dilakukan setiap
2 minggu 2
pelelepah
dibawah buah

Yang pernah
menyerang
pada daun
ulat dan
kumbang
pada pohon
semut

Membersihkan
pelepah
dilakukan setiap
2 minggu 2
pelepah dibawah
buah

Hama yang
menyerang
pada waktu
tanaman
sawit masih
kecil adalah
hama babi,
dan yang
pernah
menyerang
tanaman
sawit ketika
dewasa yaitu
pada daun
ulat dan
kumbang

Beliau
hanya
mematok
waktupemrunin
g ketika plepah
sudah berada di
2
plepah
dibawah buah

ksaudaranya
Tidak
Transportasi
menggunaka yang
n
tenaga digunakan
kerja,
yaitu
biasanya
transportasi
sendiri atau pribadi
dibantu
dengan
keluarga saja

5

R.
Samosir

6

Ermawati

Proses
penaman dan
perawatan
dilakukan
sendiri oleh
ibu Ernawati
dan keluarga
tetapi dalam
proses
penjulan ibu
Ernawati
menggunaka
n tenaga
kerja dari
tengkulak
yang
membeli
hasil
tanaman
sawitnya.

7

Muklisin

Sekitar 3 – 4
orang tenaga

Milik sendiri

Milik sendiri

Pemupukan
dilakukan
4bulan
sekali, atau 3
kali dalam
setahun
Pupuk yang
digunakan
bervariasi
mulai
dari
kompos,
TSP, MPK,
Urea, untuk
pupuk kimia
digunakan
sesuai umur
tanaman,
untuk
tanaman
yang sudah
tua
bisa
menggunaka
n 2kg pupuk
kimia
perpohonnya

Sejauh
ini
tidak
ada
hama
penyakit
yang
menyerang
tanaman,
karena lokasi
tumbuhnya
disekitar
rumah

Untuk
mempruning
hanya
dilakukan
1x
dalam setahun

Lahan ibu
ernawati
dipupuk 3
bulan sekali
Pupuk yang
digunakan
NPK dan
pupuk
kandang.

Lokasi
kebun yang
dekat dengan
jalan utama
menyebabka
n kebun
aman dari
hamanDan
belum
pernah
terserang
penyakit.

Membersihkan
pelepah
dilakukan
setiap 2minggu
sekali atau
setiap panen.

Biasanya ada
3 jenis

Kalau
penyakit

Setelah panen
biasanya sekitar

kerja

NO

Pendapatan
per bulan

pupuk dan
dilakukan
bertahan tiap
2 bulan
sekali. Jenis
pupuk yang
saya
gunakan
biasanya
Dolomit,
Urea, TSP,
HCl, sekam,
dan burat

jarang ya,
kalau hama
hanya ulat
sawit saja

1

Nama
Responden
Salim

3.200 X Rp.
1.750 = Rp.
5.600.000,perbulannya

Proses
Penjualan
Tanpa melalui
tengkulak
namun
langsung
menjual ke
RAM

Bantuan
Pemerintah
Tidak pernah
mendapatkan
bantuan

Masalah &
Kendala
Kendala saat
penanaman
hama babi
dan monyet,
setelah
berbuah
pasir.

2

Muksin

Pendapatn
kotor
5.250.000,
Pendapatan
bersih
5.000.000

Tanpa melalui
tengkulak
namun
langsung
menjual ke
RAM

Tidak pernah
mendapatkan
bantuan

Kendala saat
penanaman
hama babi
dan monyet,
setelah
berbuah
pasir.

3

Asmadi

Pendapatan
kotor ±
12.750.000,
Pendapatan
bersih
12.000.000

Tanpa melalui
tengkulak
namun
langsung
menjual ke
RAM

Tidak pernah
mendapatkan
bantuan

Kendala saat
penanaman
hama babi
dan monyet,
setelah
berbuah
pasir.

2minggu sekali

Harapan
Agar petani
sawit di RT
04 mendapat
bantuan
subsidi pupuk
dari
pemerintah
melalui
pembentukan
gapoktan dan
juga harga
sawit selalu
stabil
Agar petani
sawit di RT
04 mendapat
bantuan
subsidi pupuk
dari
pemerintah
melalui
pembentukan
gapoktan dan
juga harga
sawit selalu
stabil
Agar petani
sawit di RT
04 mendapat
bantuan
subsidi pupuk
dari
pemerintah
melalui
pembentukan
gapoktan dan

4

Salmi

5

6

juga harga
sawit selalu
stabil
Agar petani
sawit di RT
04 mendapat
bantuan
subsidi pupuk
dari
pemerintah
melalui
pembentukan
gapoktan dan
juga harga
sawit selalu
stabil

Pendapatan
kotor
±1.200.000,
pendapatan
bersih
1.000.000

Langsung
menjual ke
RAM,
menggunakan
mobil
saudaranya.

Tidak pernah
mendapatkan
bantuan

Kendala yang
dihadapi
hama babi
dan landak,
setelah
berbuah pasir
harga pupuk
yang
digunakan
semakin
mahal karena
pada saat
penanaman
hanya
menggunaka
n pupuk
kandang.

R. Samosir

400 kg X
Rp. 1.400 =
Rp.
560.000,perbulannya

Untuk proses
penjualan
biasanya
tegkulak
datang
langsung ke
lokasi
pengumpulan
sawit
(di
rumah
ibu
R.Samosir)

Belum
pernah
mendapatka
n
banuan
dari
pemerintah,
dulu pernah
mengajukan
proposal
dengan
kelompok
tani
lain,
namun
sampai
sekarang
masih belum
mendapatka
n bantuan

Sejauh ini
tidak
ada
kendala
karena
lokasi
penanaman
disekitar
rumah
tempat
tinggal
pribadi

Ibu
R.Samosir
berharap
semoga
kedepannya
bisa
mendapatkan
subsidi
berupa
bantuan
pupuk dari
pemerintah

Ermawati

Pendapatan
sekitar Rp.
1.260.000,-

Tengkulak
yang
mendatangi ke
kebun dan
mengambilny
a langsung
dari pohon,
sehingga ibu
Ernawati
hanya terima
hasil
bersihnya
saja.

Tidak pernah
mendapatkan
bantuan

Harga sawit
tidak stabil
dam
pemberian
pupuk tidak
konsisten.

Harapan dari
Ibu Ernawati
adalah agar
harga
tanaman
sawit terus
stabil
danmendapat
bantuan dari
pemerintah
berupa
subsidi
pupuk.

7

Muklisin

Lampiran Foto:

Untuk sekali
panen
mungkin
sekitar Rp.
3.800.000
kalau
sebulannya
sekitar Rp.
7.600.000

Biasanya di
datangi
tengkulak,
pada saat
panen pasti
banyak yang
mencari
mereka
melakukan
penawaran
lalu kita pilih
mana yang
harga tertinggi
itu yang kita
pilih

Belum
pernah sama
sekali,
penyuluhan
pun tidak
ada

Kendalanya
itu pada saat
musim
hujan, kan
di tanah
gambut jadi
mobil bisa
jeblos gitu.
Terus kalau
di produksi,
permainan
dari atas
yang kadang
membuat
harga sawit
anjlok

Harga stabil,
tidak ada
permainan
dari atas.

Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan para
petani sawit di Desa Simpang Sungai Duren.

KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PEMILIK KEBUN KARET
DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator

: Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F)

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Lokasi

: RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren

Narasumber

: Bapak Pungut

1. Profil Narasumber
a. Nama
b. Umur
c. Pekerjaan
d. Jumlah anggota keluarga
e. Status
f. Tingkat pendidikan
2. Quisioner

: Bapak Pungut
: 55 Tahun
: Petani Karet
: 5 Orang
: Menikah
: SMA

1. Usaha pertanian apa yang Bapak/Ibu jalani?
Perkebunan karet
2. Sejak kapan Bapak/Ibu bertani karet?
Sejak kecil Pak Pungut sudah bertani karet, tetapi untuk tani karet yang sekarang
dimiliki sudah sejak tahun 2008
3. Kenapa Bapak/Ibu memilih komoditas tanaman karet dibanding tanaman lain?
Karena Pak Pungut senang, dan dari kecil ia juga sudah bertani karet, jadi beliau
merasa telah memiliki pengalaman tentang pertanian karet
4. Lahan yang Bapak/Ibu miliki merupakan lahan pribadi atau lahan sewaan?
Lahan sendiri
5. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu miliki?
±4 Ha
6. Dimana lokasi lahan perkebunan yang Bapak/Ibu miliki?
Kebunnya berada di daerah Simp. Sungai Duren , tepatnya di belakang UIN
Jambi perbatasan antara citra raya dengan simpang sungai duren.
7. Kira-kira berapa jarak dari rumah ke lokasi perkebunan Bapak/Ibu?
Cukup dekat sekitar 1Km dari rumah
8. Kendaraan apa yang biasanya Bapak/Ibu gunakan ke Lokasi perkebunan?
Pak Pungut menggunakan motor untuk ke kebun
9. Bagaimana kondisi lahan yang Bapak/Ibu miliki?
Kondisi lahan beliau bersih, tidak semak dan lahannya cukup datar (tidak
berbukit)
10. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengolahan lahan tersebut menjadi lahan karet?
Awalnya lahan itu hutan, kemudian ditebang dan dibersihkan, tanpa dilakukan
pengolahan tanah, langsung dibuat lubang untuk tempat penanaman bibitnya
dengan tambahan pupuk organik.
11. Berapa modal yang Bapak/Ibu gunakan?
Modal yang Pak Pungut gunakan seadanya saja. Diguyur-guyur gitu, kalau ada
uang Pak Pungut beli sebisanya. Kalau tidak ada, tidak membeli apa-apa.
12. Berasal darimana modal yang Bapak/Ibu gunakan?

Modal pribadi
13. Apa Bapak/Ibu menanam dari awal atau membeli lahan jadi?
Menanam dari awal. Beliau mengambil buah karet yang jatuh ke tanah, kemudian
di semai untuk dijadikan bibit.
14. Apakah Bapak/Ibu menyemai bibit sendiri atau membeli bibit?
Iya, bibit disemai sendiri
15. Jenis bibit apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Bibit unggul dari biji buah tanaman karet yang unggul
16. Berapa banyak batang karet dalam 1 Ha di perkebunan Bapak/Ibu?
Dalam 1 Ha itu ada sekitar 500 batang karet
17. Berapa jarak tanaman karet di perkebunan Bapak/Ibu?
4 x 3 Meter
18. Berapa umur tanaman karet Bapak/Ibu saat ini?
Umurnya kurang lebih 10 tahun sejak penanaman
19. Apakah Bapak/Ibu memiliki bantuan tenaga kerja untuk menyadap karet?
Bantuan tenaga kerja dari keluarga sendiri, tidak mempekerjakan orang lain

20. Berapa kali Bapak/Ibu melakukan pemupukan?
Pemupukan dilakukan setahun 2 kali saat karet masih dalam proses pertumbuhan
sebelum dilakukan penyadapan, sekitar 7 tahun lamanya. Setelah di sadap tidak
pernah dipupuk lagi.
21. Jenis pupuk apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Pupuk Urea, NPK, dan pupuk kandang
22. Berapa banyak biaya yang bapak habiskan untuk pemupukan?
Biayanya seadanya karena proses pemupukan dilakukan berguyur-guyur ketika
memiliki modal saja.
23. Hama dan Gulma apa yang sering menyerang perkebunan Bapak/Ibu?
Hama saat masih kecil yaitu babi dan ketika telah dewasa hamanya itu kera
merah. Kalau gulma yang menyerang dulu ilalang, setelah dewasa berubah
menjadi jlebutan dan pakisan.
24. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanggulangi masalah tersebut?

Pak pungut melakukan penyemprotan dan pembabatan untuk mengatasi gulma
agar kebunnya bersih tidak semak.
25. Berapa bulan sekali Bapak/Ibu melakukan pembersihan gulma?
Sekitar 2 kali dalam setahun
26. Jenis pestisida apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Roundhap dan Gromoson
27. Berapa biaya yang Bapak/Ibu gunakan untuk pestisida?
Biayanya tidak bisa diperkirakan karena penyemprotan dilakukan ketika punya
modal saja, Jadi berguyur-guyur.
28. Apakah Bapak/Ibu menggunakan obat untuk meningkatkan produksi tanaman
karet? Jika ada jenis obat apa yang bapak gunakan?
Tidak menggunakan obat
29. Dalam 1 minggu berapa kali Bapak/Ibu melakukan penyadapan?
Setiap hari kecuali hari hujan
30. Berapa minggu sekali Bapak/Ibu melakukan pengumpulan hasil sadap ?
2 minggu sekali
31. Berapa kg yang didapatkan dalam 1 kali panen?
±100 Kg per panen
32. Apakah Bapak/Ibu langsung menjual getah karet tersebut setelah dipanen di hari
yang sama?
Pak Pungut langsung menjual hasil panen itu dihari yang sama.
33. Kemana Bapak/Ibu menjual hasil panen tersebut dan kenapa bapak memilih
menjual kesana?
Kepada tengkulak yang datang kerumah untuk membeli hasil karetnya, karena
telah terbiasa menjual dengan tengkulak tersebut
34. Bagaimana Bapak/Ibu mengolah hasil panen?
Hasil lateks yang telah disadap tersebut di kumpulkan dan dicetak di dalam kotak
dengan bantuan obat (cuka).
35. Teknik apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam menyadap karet dan kenapa
Bapak/Ibu memilih teknik tersebut?
Teknik satu jalur, karena lebih mudah dan polanya tidak merusak batang karet.
36. Berapa harga jual per-Kg karet?

Sekitar Rp. 7.300/Kg
37. Berapa harga tertinggi dan terendah yang pernah Bapak/Ibu dapatkan?
Harga tertinggi Rp.11.000 dan terendah Rp. 6000
38. Apa saja kendala yang Bapak/Ibu hadapi saat membawa hasil karet?
Kendalanya hanya pada jalan yang licin setelah hujan turun.
39. Apakah menjadi petani karet adalah sumber penghasilan utama bagi Bapak/Ibu?
Iya, selain itu saya juga bekerja sebagai satpam di UIN
40. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah?
Tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
41. Apakah ada penyuluh yang memberikan arahan kepada para petani mengenai
budidaya karet?
Selama Pak Pungut mengolah lahan tersebut belum ada penyuluh yang melakukan
penyuluhan
42. Apakah ada mitra/lembaga sosial yang Bapak/Ibu ikuti?
Tidak ada
43. Berapa umur karet untuk bisa dilakukan penyadapan?
Umur karet sekitar 7 Tahun baru bisa di sadap
44. Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami kerugian?
Belum pernah, karena dalam perkebunan karet jarang terjadi gagal panen.
45. Apa kendala Bapak/Ibu dalam bertani karet?
Kendalanya pada saat penanaman adalah modal, dan saat ini adalah saat musim
trek datang, jadi produksi karet berkurang.
46. Apakah Bapak/Ibu melakukan sistem tumpang sari?
Tidak melakukan sistem tumpang sari.
47. Apakah harapan Bapak/Ibu terhadap perkembangan karet kedepannya?
Pak Pungut berharap mendapat bantuan dari pemerintah berupa pupuk dan
harapannya harga per kg karet bias jauh lebih tinggi dari pada saat sekarang ini
dan bisa tetap stabil.
Lampiran foto:

Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan Bapak
Pungut Selaku salah satu petani karet di Desa Simpang Sungai Duren.

KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI PERIKANAN DI DESA
SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI

Observator

: Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F)

Hari/ Tanggal : Senin, 12 Maret 2018
Lokasi

: RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren

Narasumber

: Ibu Gunarti dan Bapak Tujan

3. Profil Narasumber
g. Nama
h. Umur
i. Pekerjaan
j. Jumlah anggota keluarga
k. Status
l. Tingkat pendidikan

: Ibu Gunarti dan Bapak Tujan
: 50 Tahun dan 55 Tahun
: Petani ikan
: 4 Orang
: Menikah
: SD dan SMP

4. Quisioner
1. Mengapa Bapak/Ibu memilih untuk usaha perikanan ?
Ibu Gunarti fikir belum ada petani ikan di daerah RT.06 Simpang Sungai Duren
dan ini merupakan ide dari Ibu dan Bapak nya
2. Sejak kapan memulai usaha perikanan ini ?
Sejak tahun 2011
3. Bagaimana bentuk tambak perikanan/kolam yang dikelola ?
Pada di daerah tersebut bentuk tambak ibu Gunarti dan Bapak Tujan berbentuk
tambak terpal, tetapi mereka mempunyai juga perikanan di daerah Sungai Bahar
berbentuk tambak tanah.
4. Mengapa Bapak/Ibu telah memilih jenis tambak yang telah dipilih/gunakan ?
Karena lokasi disekitar mendukung pembuatan tambak hanya jenis tambak terpal.
5. Berapa modal yang Bapak/Ibu keluarkan dalam pembuatan sarana ini ?
Modal sampai 8 tambak untuk daerah ini hanya ± 20 juta tidak dengan modal
keseluruhan tambak yang mereka punya.
6. Apa jenis ikan yang Bapak/Ibu budidayakan ?
Ikan nila, ikan lele, ikan mas, ikan gabus dan ikan gurame.
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari jenis ikan tersebut ?
Ikan nila, mas, gurame dan gabus masa panen nya cukup lama sampai 8bulan,
tetapi untuk ikan lele panen nya cepat hanya menunggu 2,5 bulan. Harganya juga
cukup mahal dari setiap ikan, hanya saja lele sedikit murah dari jenis ikan lainnya.
8. Dari mana asal benih ikan tersebut ?
Ibu Gunarti dan suaminya hanya membeli induk paket dari Jawa, dan mereka
membuat benih tersebut lebih banyak dengan mengawinkan induk betina dengan
jantan.

9. Berapakah luas lahan/tambak yang digunakan budidaya perikanan ?
Luas lahan perikanan yang dipunyai 2Ha di Sungai Bahar, 1Ha di RT.04 Simpang
Sungai Duren, tetapi untuk di daerah ini hanya mempunyai 8tambak
10. Berapakah cakupan kapasitas kolam tersebut untuk benih ikan ?
±1000 ekor ikan
11. Berapa modal yang dikeluarkan untuk benih ikan ?
± 100 juta untuk modal keseluruhan benih ikan
12. Berapa banyak pakan yang diberikan untuk setiap per tambak ?
Setiap 1 tambak per 1x pemberian pakan sekitar ½ kg pakan, tergantung umur ikan
13. Berapa kali sehari Bapak/Ibu memberikan pakan tersebut ?
3x sehari
14. Apakah Bapak/Ibu menambahkan gizi pakan (sayur-sayuran, vitamin, dsb) ?
Iya, seperti rumput ajola, dedak, kepala ikan teri, dicampurkan lalu setelah itu
dijemur dan dikeringkan. (untuk rumput ajola dibudidayakan sendiri)
15. Apa jenis air yang Bapak/Ibu gunakan ?
Air sumur bor
16. Apakah ada alat khusus untuk proses pengairan di tambak perikanan ini ?
Hanya menggunakan selang
17. Apakah terdapat biaya yang dikeluarkan dalam proses pengairan ?
Tidak ada
18. Apakah tambak/kolam tersebut milik pribadi/sewaan ?
Milik pribadi
19. Apakah ada hama pengganggu yang membuat produksi ikan menurun ?
Ada seperti burung ayam-ayam (jika tambak tidak di beri jaring penutup)
20. Bagaimana mengatasi penyakit pada ikan ?
Memberikan obat KB atau tetes tebu
21. Bagaimana sistem permanen ikan tersebut ?
Kalau untuk di kolam tinggal menarik jaring yang dipasang, maka semua ikan
akan lagsung terambil

22. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembenihan sampai proses
pemanenan ?
Tergantung jenis ikan, untuk lele ±2,5 bulan sudah siap panen, untuk ikan nila,
mas dan gurame ±8 bulan dan untuk ikan gabus bisa sampai setahun
23. Berapa rata-rata hasil produksi ikan pada setiap tambak/kolam ?
1x panen untuk nila mencapai seberat 1 ton, lele 4 ton, gabus dan gurame ½ ton
24. Apakah Bapak/Ibu membuat inovasi kolam pemancingan?
Tidak, karna sistem yang dilakukan sekarang lebih terjamin
25. Bagaimana sistem penjualan hasil produksi ?
Masyarakat mengambil sendiri ke tambak dan anak dari Ibu Gunari (Mas Heri)
mempromosikannya lewat online
26. Berapa harga 1kg ikan Bapak/Ibu jual ?
Untuk ikan lele 1kg Rp 15.000, dan untuk ikan Nila, mas, gabus, gurame Rp
25.000
27. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat bantuan dari pemerintah pada kegiatan
perikanan yang jalankan ?
Tidak pernah
28. Apakah Bapak/Ibu menggunakan tenaga kerja ?
Tidak, hanya menggunakan tenaga dari keluarga sendiri saja
29. Berapa modal keseluruhan dalam perikanan Bapak/Ibu ?
± 100an juta
30. Bagaimana
mengatasi gagal panen ?
Memberikan seperti obat-obatan kepada ikan yang terkena penyakit,
memperhatikan air, dan memberikan pakan yang sesuai kebutuhan ikan
31. Apakah Bapak/Ibu mengasuransikan usaha tani ini ?
Tidak
32. Apakah ada program pemerintah, mahasiswa, sekolah dalam berparisipasi usaha
ini ?
Tidak pernah mendapatkan program pemerintah apapun.
33. Apa Harapan Bapak/Ibu yang diinginkan pada usaha tani perikanan tersebut dan
juga usaha perikanan Jambi ?
Harapannya agar di daerah jambi terdapat pemasaran baru seperti pengasapan
sale ikan

Lampiran Foto:

Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan
Ibu Gunarti Selaku salah satu petani ikan di Desa Simpang Sungai Duren.

KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PEMILIK BANGUNAN SEWA
DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI

Observator

: Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F)

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 maret 2018
Lokasi

: RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren

Narasumber

: Bapak Junaidi

1. Profil Narasumber

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nama
Umur
Pekerjaan
Jumlah anggota keluarga
Status
Tingkat pendidikan

: Bapak Junaidi
: 48 Tahun
: Wiraswasta
: 3 Orang
: Menikah
: SMA

2. Quisioner
1. Sejak kapan Bapak/ Ibu mulai menjalani usaha sewa bangunan?
Sejak tahun 2016 sudah ada, bangunan yang tahun 2017 masih dalam pekerjaan

2. Apa alasan Bapak/ Ibu menjalankan usaha tersebut?
Karna dengan membangun kos ini bisa menjadi investasi yang tetap dan juga
menguntungkan ,bisa untuk menambah pendapatan

3. Apakah bangunan yang Bapak/ Ibu miliki hanya ada didaerah ini saja? Atau ada
ditempat lain juga?
Ada juga di tempat lain

4. Berapa banyak bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Ada dua dengan yg baru ini

5. Berapa jumlah luas bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
6 x 10 meter, perbangunan sewa

6. Berapa jumlah luas keseluruhan bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
6-10 tumbuk

7. Apakah letak lokasi bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki berada di tempat yang
strategis?

Cukup strategis
8. Fasilitas apa saja yang tersedia di bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Kamar Mandi, Sumur , Gorden, Kasur , TV
9. Berapa jumlah bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Yang telah ada 6 pintu dan yang dalam tahap pembangunan ada 8 pintu

10. Apakah bangunan sewa (kost) di prioritaskan untuk sesama jenis/ bebas?
Sesama jenis ,Kos Putra dan Kos putri

11. Mengapa Bapak/ Ibu memilih lokasi disini untuk membangun usaha bangunan
sewa?
Karena lokasi ini dekat dengan fasilitas umum ,dekat dengan jalan lintas, dan juga
tidak terlalu jauh dari universitas supaya mahasiswa bisa memilih kos disni
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun bangunan sewa tersebut?
±5 bulan
13. Berapa modal keseluruhan yang dikeluarkan untuk membangun bangunan sewa?
±350 juta

14. Berapa modal yang dibutuhkan untuk membangun 1 bangunannya?
Bisa dikatakan ±115 juta

15. Apakah sumber modal yang Bapak/Ibu gunakan milik pribadi/pinjaman?
Ada yang pinjaman serta uang milik pribadi

16. Apakah pekerjaan lain Bapak/ Ibu selain sebagai pemilik bangunan sewa?

Usaha Kecil-Kecilan Seperti jual makanan

17. Berapa jarak tempat tinggal Bapak/ Ibu ke lokasi bangunan sewa?
Ada yang ±4 km , ada yang dekat rumah
18. Apakah bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki mempengaruhi tingkat
perekonomian keluarga?
Iya karena bisa menambah pendapatan keluarga

19. Bagaimana sistem pembayaran sewa dari banguna sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Sistem bayar pertahun
20. Apakah pembayaran air dan listrik menjadi tanggungan pemilik/ penyewa
bangunan?
Untuk awal saya yang tanggung ,setelah di tempati ,penyewa yang menanggung
keseluruhan pembayaran
21. Apakah ada masalah yang dihadapi dalam proses pembangunan bangunan sewa?
Kendalanya hanya uang ,waktu dan bahan bangunan

22. Apakah pernah ada masalah yang terjadi pada bangunan sewa yang Bapak/ Ibu
miliki? (kebakaran, kemalingan dll)
Sejauh ini tidak pernah terjadi
23. Apa dampak yang terjadi bagi pembangunan pertanian dari bangunan sewa yang
Bapak/ Ibu miliki?
Memang benar pembangunan ini akan mengurangi lahan produksi ,namun
penghasilan dan investasi dari rumah kos lebih terjamin
24. Apakah ada peraturan yang Bapak/ Ibu buat pada bangunan sewa yang dimiliki?
Ada, yaitu: tidak boleh pulang larut malam ,menjaga kebersihan ,dan merawat
fasilitas bangunan sewa
25. Apa sanksi yang diberikan bagi pelanggar peraturan? (jika ada peraturan)

Sampai saat ini belum ada yang melanggar ,hanya saja jika ada yang melanggar
atau merusak fasilitas saya hanya akan meminta ganti rugi saja

26. Jika ada penyewa yang protes terhadap bangunan, solusi apa yang dapat Bapak/
Ibu berikan?
Saya akan langsung sigap memperbaiki apa yang terjadi pada bangunan milik
saya tersebut
27. Apakah pernah terjadi bencana alam di lokasi bangunan sewa yang Bapak/ Ibu
miliki?
Belum pernah terjadi dan semoga saja tidak terjadi

28. Apakah di bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki memiliki keamanan khusus?
(satpam, cctv dll)
Tidak ada

29. Apa harapan Bapak/ Ibu untuk kedepannya?
Harapan saya agar rumah kos menjadi lebih baik dan penghuni nya adalah
penghuni yang baik dan sopan serta bisa membantu orang banyak dalam hal jasa
dan barang
Lampiran foto:

Salah satu anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) di

bangunan sewa milik Bapak Junaidi (pemilik bangunan sewa) di Desa Simpang
Sungai Duren.
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI TANAMAN UMUR MUDA
DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator

: Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F)

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Lokasi

: RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren

Narasumber

: Nenek Robi

5. Profil Narasumber
m. Nama
n. Umur
o. Pekerjaan
p. Jumlah anggota keluarga
q. Status
r. Tingkat pendidikan

: Nenek Robi
: 50 Tahun
: Petani Tanaman Umur Muda
: 4 Orang
: Menikah
: SD

6. Quisioner
1. Sejak kapan Bapak/Ibu bertani tanaman umur muda?
Sejak 2009
2. Mengapa Bapak/Ibu menanam tanaman tersebut?
Karena pada saat awal keluarga Nenek Robi datang ke daerah tersebut, mereka
berfikir bahwa dengan usaha bertani tanaman umur muda bisa menyambung hidup
mereka pada saat itu.
3. Apakah lahan Bapak/Ibu milik pribadi atau sewa?
Lahan sewa
4. Modalnya awalnya darimana?
Modal sendiri/ pribadi
5. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu miliki?
±600 m 2

6. Dimana lokasi lahan Bapak/Ibu, berapa jarak rumah dan lokasi kebun, dan
bagaimana kondisi lahan Bapak/Ibu?
Lokasi kebun di RT. 05 Desa Simpang Sungai Duren, tidak ada jarak karena tinggal
dikebun, kondisi lahan bergelombang membukit .
7. Apa saja komoditi yang Bapak/Ibu budidayakan?
Komoditi yang di budidayakan adalah tanaman jagung.
8. Berapa modal Bapak/Ibu?
Rp. 1000.000,00
9. Bagaimana pengolahan tanah saat awal pembukaan lahan, sebelum penanaman
sampai pemanenan ?
Pembukaan lahan menggunakan cangkul dan sinso dengan cara manual, saat
penanaman tanah di cangkul pada bidang yang akan ditanami saat sudah terjadi
pertumbuhan pengolahan lahan hanya pembersihan hama dan penyiraman juga
pengemburan jika terjadi kekeringan.
10. Bagaimana proses perawatan yang Bapak/Ibu lakukan ?
Proses perawatan yang dilakukan biasanya hanya pembersihan lahan dan
penyiraman
11. Berapa lama waktu yang diperlukan sampai masa panen ?
Untuk tanaman jagung biasanya sekitar 2 bulan 10 hari
12. Jenis pupuk apa yang Bapak/Ibu gunakan dan bagaimana proses pemberian
pupuknya?
Menggunakan pupuk tsp, npk, dan urea. Awal pengolahan lahan dicampur pupuk
organik. Kalau prosesnya lagsung mencampur semua dengan mengunakan air
kemudian disiramkan menggunakan cangkir sebanyak 1 cangkir setiap lobang
tanaman jagung pada setiap lobang terdapat 2 jagung.
13. Bagaimana cara Bapak/Ibu mendapatkan pupuk?
Dengan membeli di subsidi biasanya harga separoh dari pasaran
14. Berapa jarak rumah Bapak/Ibu ke kebun?
Bapak tinggal dikebun (bapak yang mengurus kebun)

15. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan alat transportasi untuk panen atau hal lain
secara keseluruhan?
Transportasi yang digunakan motor pribadi dan untuk pengakutan hasil produksi
langsung diambil tengkulak menggunakan mobil.
16. Apakah ada hama/penyakit pada tanaman jagung Bapak/Ibu ?
Ada, biasanya wereng dan semut .
17. Cara apa yang Bapak/ Ibu lakukan untuk memberantas hama/ penyakit tersebut?
Biasanya menggunakan pestisida 2 semprot pertahun, namun biasanya bisa langsung
digunakan jika terkena hama/penyakit secara dadakan
18. Bagaimana proses pemanenan komoditi yang Bapak/Ibu tanam ?
Biasanya memanen manual dengan tangan dan langsung diambil tengkulak.
19. Biasanya berapa lama masa pemanenan yang Bapak/Ibu lakukan?
Tergantung prospek perkiraan hasil penen namun biasanya satu hari selesai.
20. Apakah hasil panen tersebut langsung Bapak/Ibu di jual?
Hasil panen langsung di ambil tengkulak pada hari yang sama dengan hari
pemanenan
21. apakah Bapak/Ibu menggunakan tenaga kerja ?
Tidak menggunakan tenaga kerja lain
22. Bagaimana proses penjualan yang Bapak/Ibu lakukan?
Kalau proses penjualan biasanya tengkulak akan datang ke lokasi pemanenan
23. Berapa pendapatan yang Bapak/Ibu dapatkan setiap 1x panen?
Biasanya pendapatan 10.500.000 namun belum di itung lain lain.

24. Pernahkah Bapak/Ibu mendapatkan bantuan? Jika ada, bantuan seperti apa?
Pernah pada tahun 2013 {berupa 2 gulung jaring }
25. Apakah harapan ibu pada pertanian jagung?

Harapannya semoga harga jagung terus naik dan ada bantuan bantuan yang lengkap
dari pemerintah .

Lampiran foto:

Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan petani
tanaman umur muda di Desa Simpang Sungai Duren.