Nilai Nilai Dasar Sila Ke 5 4 08 PM Rohi

Nilai-Nilai Dasar Sila Ke-5
4:08 PM Rohima Mulyati No comments
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara
yang dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa.
Sebagai

ideologi,

nilai-nilai

Pancasila

sudah

menjadi


budaya

dalam

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini nilai-nilai luhur
pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Sendi-sendi kehidupan di
masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Adapun perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila misalkan saja
penyalahgunaan narkoba, pelacuran, penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual,
pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual), tindak kriminal / kejahatan (perampokan,
pencurian, pembunuhan, pengrusakan, pemerkosaan, dan lain sebagainya), gaya hidup
(wanita bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
ajaran yang terkandung di dalam Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila sebenarnya
sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia, berupa nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai

kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu mestinya senantiasa menjadi
acuan digunakan sebagai pedoman tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan seharihari.
1
Melihat kenyataan yang terjadi di msyarakat melalui makalah ini penulis ingin
mengungkapkan betapa pentingnya membaca, memahami dan mengaplikasikan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penyusun
dapat memberikan batasan-batasan pada:
1. Pengerttian Pancasila.
2. Nilai dasar sila ke-5.
3. Kelebihan dan kekurangan sila ke-5.
4. Aplikasi sila ke-5 dalam kehidupan sehari-hari.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Apa saja nilai dasar sila ke-5?
3. Apa kelebihan dan kekurangan sila ke-5?
4. Bagaimana aplikasi sila ke-5 dalam kehidupan sehari-hari?
D. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui hakekat Pancasila.
2. Mengetahui nilai-nilai dasar sila ke-5.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sila ke-5.
4. Mengetahui aplikasi sila ke-5 dalamkehidupan sehari-hari.
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa agar memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai
dasr Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat lain dari penulisan makalah ini
adalah sebagai tugas dari Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Kata Pancsila berasal dari kata Sansekerta (Agama Budha) yaitu untuk
mencapai Nirwana diperlukan 5 dasar atau ajaran, yaitu:
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/ membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/ dilarang mencuri.

3. Jangan berhubungan kelamin/dilarang berzina.

4. Jangan berkata palsu/ berdusta.
5. Jangan minum yang menghilangkan pikiran/ minuman keras.
Diadaptasi oleh orang Jawa menjadi 5M= Madat/Mabok, Maling/Mencuri,
Madon/Perempuan, Maen/Judi, Mateni/Membunuh.
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha yaitu dalam kitab
Tripitaka dimana dalam ajaran Budha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai
Nirwana/ surga melalui Pancasila yang isinya 5J seperti di atas.
2. Pengertian secara Historis
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan
Pancasila sebagao dasar negara. Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk
pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan 5 prinsip sebagai dasar negara yang
diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi bahasa Indonesia yang umum. Jadi
walaupun pada alinea ke-4 pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila namun
yang dimaksud dasar negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan interpretasi
(penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan dasar negara.
3
3. Pengertian Pancasila secara Terminologi Historis
a.


Pancasila menurut MR. Moh Yamin
Pada tanggal 29 Mei 1945 tersebut BPUPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada
kesempatan ini MR. Moh Yamin mendapat kesempatan yang pertama kali untuk
mengemukakan pemikirannya tentang dasar negara dihadapan sidangnya lengkap badan
penyelidik. Pidato beliau yaitu berisikan 5 asas dasar negara Indonesia merdeka yang diidamidamkan sebagai berikut:

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5.

Tanggal Kesejahteraan rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD RI. Di
dalam pembukaan racanganUUD tersebut tercantum rumusan 5 asas dasar negara,yang
rumusannya adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kebangsaan persatuan Indonesia.

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin hikmat oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perlu diketahui bahwa dalam kenyataannya terdapat rumusan yang bebeda diantara rumusan
di dalam pidatonya dengan usulannya secara tertulis, maka bukti sejarah tersebut harus
dimaklumi.

4
b. Pancasila menurut Ir. Soekarno
Pada tanggal 11 Juni 1945 tersebut Soekaro berpidato di depan sidang badan penyidik. Di
dalam pidato tersebut diajukan oleh soekarno secara lisan usulan 5 asas sebagai dasar negara
indonesia yang akan dibentuknya, yang rumusannya sebagai berikut:
1. Nasionalisme/ kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme/ peri kemanusiaan.
3. Mufakat/ demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Untuk usulan tentang rumusan dasar Negara tersebut beliau mengadakan usul agar dasar
Negara tersebut diberi nama “ Pancasila” yang dikatakan oleh beliau istilah itu atas saran dari
seorang ahli bahasa, namun sayangnya tidak disebutkan nama beliau. Usul mengenai nama

Pancasila bagi dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI. Selanjutnya
beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “ tri sila” yang
rumusannya:
1. Sosio Nasional: Nasionalisme dan Internasionalisme.
2. Sosio Demokrasi: Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat.
3. Ketuhanan YME.
Dan masih menurut Ir. Soekarno tri sila masih dapat diperas lagi menjadi eka sila/ satu sila
yang intinya adalah gotong royong.
c.

Pancasila menurut Piagam Jakarta

Adapun rumusan Pancasila sebagaimana termuat dalam Piagam Jakarta adalah sebagai
berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
5
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian Pancasila tersebut yang sah dan benar secara
Konstitusional adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, hal ini
diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal
13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar
Negara RI yang sah dan benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945.
B. Nilai Dasar Sila Ke-5
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu
dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwakilan. Dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai-nilai
yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila ke-5
tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan
sosial).


6

Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakekat keadilan manusia yaitu
keadilandalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
Tuhannya.
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah
meliputi:
1. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan
distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti
pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam
bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasrkan atas hak dan kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini
pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundangundangan yang berlaku dalam negara. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum
merupakan subtansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.

Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya
paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang
lainnya disebut keadilan legal.

7
3. Keadilan Komulatif
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan
akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam
hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan

kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya,
mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan
ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan
suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).

C. Kelebihan dan Kekurangan Sila Ke-5
a.

Kelebihan Sila Ke-5
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh
nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan. Dengan sila
ke-5 ( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesi), manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.

8
Dalam hal ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
b. Kekurangan Sila Ke-5
Sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti
keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat. Namun ternyata dalam kenyataannya sila
ke-5 masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia setelah 65 tahun merdeka masih belum maksimal dan merupakan sila yang
diabaikan oleh penyelenggara Negara Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan
17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini.
Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data
Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami
perubahan, strata tersebut antara lain:
1.

Strata Sosial Utama:

Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi liberal, dimulai masa
orde baru sampai dengan saat ini, telah berhasil mengumpulkan kekayaan yang luar biasa dan
mengendalikan perekomomian Indonesia yang sebetulnya sebagai penjajah model baru
melalui dominasi modal dan ekonomi.
Ironisnya yang berada distrata ini mayoritas adalah keturunan Cina yang berada di Indonesia.
Sangat sedikit para pemodal bangsa Indonesia asli yang punya kedekatan dengan para
pengambil keputusan dan para penyelenggara negara.
9
2. Strata Sosial Kedua:
Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit KKN yang akut dari
masa orde baru sampai dengan saat ini telah mampu menyejahterakan diri mereka sendiri
melebihi masyarakat biasa yang sebetulnya tidak beranjak dari fungsi strata sosial pada masa
Belanda (pada saat itu sebagai birokrat yang dipakai untuk penyelenggara administrasi negara
bagi kepentingan Belanda).
3. Strata Sosial Ketiga:
Para pekerja profesional yang bisa mempunyai pendapatan yang memadai untuk
kesejahteraannya berkat kemampuannya mengikuti pendidikan tinggi dialam kemerdekaan
ini ataupun berusaha mendapat keahlian dengan usahanya sendiri. Kalangan ini adalah kaum
profesional seperti: dokter, akuntan, lawyer, engineer, konsultan, direktur, manager, dll. yang
pada hakekatnya bekerja untuk mendapatkan penghasilan apakah secara “independent”
ataupun bekerja pada perusahaan-perusahaan milik pemodal pada strata sosial pertama.
Dalam katagori ini juga para pengusaha kelas menengah.
4. Strata Sosial Keempat:
Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang menikmati paling sedikit
kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh, pekerja rendahan, nelayan, saat
ini malahan ditambah dengan kaum migran yang memadati daerah kumuh kota-kota besar di
Indonesia akibat daya dukung kehidupan yang makin menurun di pedesaan dan terpaksa
melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa. Termasuk katagori ini
adalah para pengusaha kecil, pedagang kaki lima dan mereka yang bergelut pada sektor
informal lainnya.
10

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit
berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat Indonesia dapat
menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat harus bayar dan tidak
merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air didaerah-daerah terpencil
contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai
iklan salah satu perusahaan air minum. Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar
(bensin) padahal Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa
Indonesia harus antri dan membayar mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
2.

Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya
sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata kadang
malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena penduduk kota
saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah – daerah tertentu yang
sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat, merasakan pendidikan itu dengan
baik.

11
Mental pengajarnya pun kini tidak lagi bermoral, terbukti banyaknya kasus pencabulan dan
kekerasan dalam proses belajar mengajar.
D. Aplikasi Sila Ke-5 dalam Kehidupan
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua
orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual,
lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain
apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada
orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi
mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk
kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan
membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.
Manusia terdiri atas jasmani dan rohani dan demikian pula terdiri atas sifatnya sebagai

individu dan makhluk sosial. Pada hakekatnya manusia menginginkan agar unsur-unsur
tersebut dapat mendapat perlakuan yang baik, agar ia dapat berfungsi sebagai makhluk
manusia. Adalah tidak mungkin jika orang hanya mementingkan diri pribadi tanpa
memperhatikan kepentingan masyarakat sama sekali. Sebaliknya karena orang hidup di
dalam masyarakat juga tidak dapat melupakan kepentingan sendiri. Bangsa Indonesia dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama.

12
Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya
aplikasi sila ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.

9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang
dalam sila ke-5 mempunyai Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Kelain
itu pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan tersebup
terletak pada tujuan pada sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang
belum maksimal.
B. Saran
Seharusnya pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan sila ke-5. Seperti
pada bidang ekonomi, hukum dll.
Dalam pendidikan perlu adanya di tanamkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia agar anak- anak bangsa Indonesia memiliki kompetensi yang mumpuni ketika
terjun di kehidupan masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://yunitayuii.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html
http://mathsowhat.blogspot.com/2010/04/pengamalan-pancasila-sila-ke-5.html
http://www.facebook.com/topic.php?uid=157917169167&topic=15430

BAB I
1. Abstraksi

Pancasila merupakan sekumpulan nilai –nilai luhur yang diyakini kebenarannya, yang
kemudian dijabarkan dalam pedoman pengamalan Pancasila. Pengembangan sikap adil
terhadap sesama manusia, kesamaan kedudukan terhadap hukum dan HAM, keseimbangan
antara hak dan kewajiban merupakan sikap yang tercermin dari pengamalan nilai Pancasila
yakni sila ke -5 yang berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Fungsi dari
nilai yang terkandung dalam Pancasila sila ke-5 ini berfungsi sebagai tujuan negara. Namun,
apakah nilai –nilai yang terkandung dalam sila ke lima Pancasila itu sudah terlaksana
seutuhnya di lingkungan kita? Kita dapat menilai dengan mengamati kejadian di sekitar kita.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang bersikap tidak sesuai dengan nilai moral Pancasila.
Mereka cenderung bersikap individualis, menghalalkan segala cara walaupun dengan kerja
keras, melemahkan kekuatan hukum, menggunakan sumberdaya dan sumber kekayaan
Indonesia dengan berlebihan, menyelewengkan kekuasaan, dsb. Sungguh ironis memang,
Pancasila yang disepakati bersama sebagai kepribadian bangsa saat ini kenyataan di
lingkungan masyarakat Indonesia bertentangan dengan ajaran Pancasila.

permisi……… lewat sebentar..

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT – Welcome to my Personal Blog by isomwebs There are many topics
about Indonesia like indonesia tourism, tourist attractions, art dan culture of indonesia, cheap
hotels, indonesian news and entertainment, top celebrities, automotive, education, healthy,
etc. All topics on here such asPENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT just for personal notes by blog author and this topic is about
PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT.

to get any more information for this related topics of HP dual sim card you
can do a search in the category at contoh surat, This topic is about
PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT by isomwebs.com
lanjuuuuuuutttt…..
BAB II
1. Latar Belakang Masalah

Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk pedoman
bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila memiliki fungsi
sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa, sebagai kepribadian
bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup
bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika kita mengamati
kejadian di lingkungan masyarakat sekitar kita, kita dapat mengetahui berapa jauh perubahan
norma manusia yang melenceng dari kaidah dan nilai Pancasila. Maka, agar Pancasila itu
benar- benar terasa dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka
rakyat Indonesia harus berusaha melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila, dengan
mendarah dagingkan nilai – nilai yang luhur yang terkandung dalam Pancasila.

2. Rumusan Masalah

Pada hakikatnya Pancasila merupakan muatan nilai – nilai moral bangsa Indonesia. Namun
nilai – nilai yang tercermin dalam kehidupan sehari – hari rakyat Indonesia terkadang
bertolak belakang dengan nilai Pancasila. Ini merupakan bukti bahwa nilai falsafah yang
terkandung dalam Pancasila meluntur. Hal ini dikarenakan kodrat manusia sebagai mahluk
individu, mahluk sosial serta mahluk pribadi serta mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

BAB III
Pembahasan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalimat tersebut memiliki makna yang sangat
luas. Makna dari sila ke lima Pancasila yang disarikan isi dan naskah tersebut kedalam 45
butir P-4 diantaranya;
a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong – royong

b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak orang lain
e. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
f. Tidak menggunakan hak milik usaha – usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
h. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan
kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia diliputi,
didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung dalam sila ke
lima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5
dari makna keseluruhan Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam Pancasila selain sila
ke 5 juga memiliki keterkaitan dengan sila lainnya.
Dalam kehidupan sehari- hari, pengamalan sila kelima Pancasila terkadang tidak sesuai
dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat pada berubahnya
sikap masyarat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap tidak sesuai nilai dan norma
Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa. Jika suatu bangsa
kehilangan jati diri bangsa, mudah bangsa lain untuk menjajah bangsa Indonesia. Perilaku
yang dipedomankan sebagai pengamalan Pancasila beserta pengamalan di masyarakat
Indonesia diantaranya ;

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong – royong

Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi kodrat
manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong antar sesama,

gotong- royong, tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis kelamin
dan agama. Namun, dimasa sekarang nampaknya sikap tersebut sudah meluntur. Banyak
orang yang bekerja sehari suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
Hingga timbul sikap acuh tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai
Pancasila. Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup
Pancasila lebih mementingkan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra antar
manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama
dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang lain
tanpa membedakan suku, ras, agama,jenis kelamin.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya. Rakyat
indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945. Hak
asasi manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang sama dalam hukum, hak atas
penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan , berkumpul, hak atas kebebasan
mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan
pengajaran, dsb. Dengan dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945, mengandung
pengertian bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain – lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta memegang
teguh cita- cita moral rakyat yang luhur.

4. Menghormati hak orang lain

Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir yaitu hak
asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar
bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan manusia lain
dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang
dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain di
masyarakat.

6. Tidak menggunakan hak milik usaha – usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain

Masih sering kita jumpai kasus- kasus suap, pungli, sogokan marak disegala bidang. Bukan
hanya badan usaha milik pererintah, badan usaha milik swasta juga dapat kita jumpai pungli,
suap, sogokan. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat dan negara. Masyarakat dirugikan
karena melakukan pengorbanan yang lebih banyak dari pada peratuan yang telah ditetapkan
dan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dikarenakan pungli,
sogokan dan suap. Sedangkan negara menderita kerugian dikarenakan sesuatu yang
seharusnya benar kelak menjadi salah. Semisal penerimaan pegawai negri, pemerintah
dirugikan oleh karena calon yang diterima berdasar pada banyaknya suap bukan karena
standar penerimaan yang telah ditetapkan. Jika penyelewengan penggunaan hak milik usaha
untuk pemerasan ini tidak dibenahi, boleh jadi hukum kelak bisa di beli.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan,
perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan Indonesia kaya
akan hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat
Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan kekayaan negara tersebut dengan berlebihan
dan gaya hidup mewah. Karena diantara sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak
dapat diperbaharui dan masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak.
Sedangkan Indonesia memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh
rakyat Indonesia.

8. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.

Sering kita mendengar kasus – kasus koruptor yang menjamur di Indonesia. Korupsi dapat
jadi karena koruptor melaksanakan hak – hak asasi manusia cenderung untuk berlebihlebihan, sehingga merugikan negara dan masyarakat. Seharusnya, manusia lebih

memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut
hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras

Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi terwujud.
Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar, sesuai dengan hukum.
Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan keinginannya tersebut dengan cara
yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai
bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia
inginkan dengan kerja keras. Bukan mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama

Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil karya anak
Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil karya
mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi kepada anak negri Indonesia lainnya untuk
tetap terus berkarya.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Pemerataan perekonomian di Indonesia masih perlu dilaksanakan. Hal ini perlu dikarenakan
pertumbuhan ekonomi antar daerah masih berbeda. Jika pertumbuhan peerekonomian
Indonesia tidak merata, ini menyebabkan ketertinggalan suatu daerah dengan daerah lain.
Pemerintah dalam mengatasi hal ini menggalakan pemerataan penduduk, pemerataan
perekonomian dengan program pinjaman modal dll. Langkah pemerintah tersebut berguna
untuk mewujudkan pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa Pancasila sebagai kepribadian bangsa
mengandung nilai yang menuntun rakyat Indonesia untuk berperilaku selaras dengan ajaran
Pancasila yang begitu banyak dan memiliki kemanfaatan bagi negara Indonesia guna
mewujudkan cita- cita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia.

BAB III
Kesimpulan dan Saran
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan;
1. Masih banyak perilaku di masyarakat Indonesia yang bertentangan dengan ajaran
Pancasila.
2. Perilaku menyimpang dari nilai filosofi Pancasila nantinya akan membawa dampak buruk
bagi bangsa Indonesia.
3. Penyimpangan dari pengamalan pengamalan Pancasila akan menghilangkan kepribadian
bangsa.

Kita sebagai rakyat Indonesia hendaknya;
1. Berperilaku sesuai nilai –nilai moral Pancasila
2. Mengendalikan diri dari kepentingan pribadi agar dapat melaksanakan kewajibannya
sebagai manusia sosial
3. Bersama- sama mewujudkan kehidupan berdasar Pancasila

Referensi
MS Bakry, Noor. 1997. PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN. Yogyakarta: Liberty
www. Bof. Kenz.or.id
Semoga artikel contoh makalah demam berdarah, contoh makalah demam berdarah, makalah
demam berdarah, deam berdarah diatas dapat bermanfaat bagi semua. aminn.. – artikel :
Makalah Demam Berdarah dengue, PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Related posts:
1.
2.
3.
4.

Contoh Sila ke 1 dalam kehidupan sehari hari
MAKALAH PENGAMALAN PANCASILA
MAKALAH PANCASILA » Pendidikan Pancasila
HAKEKAT DAN NILAI NILAI PANCASILA

Category: Pend. Kewarganegaraan Tags: pengamalan sila ke 1, pengamalan sila ke 2,
pengamalan sila ke 3, pengamalan sila ke 4, pengamalan sila ke 5, PENGAMALAN SILA
KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT