Transportasi Bagi Difabel di Kota Malang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi adalah suatu fasilitas yang digunakan manusia untuk
melalukan sebuah mobi litas dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingga
memudahlan manusia dalam berbagai hal. Sarana transportas di bagi menjadi 3
yaitu darat, laut dan udara. Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan
pemnidahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu dari suatu tempat
ketempat

lainnya.

Dalam

transportasi

terdapat

dua


unsur

yaitu

pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat barang
(comoditi dan penumpang ke.tempat ;ain). Sebagai sarana publik, transportasi
haruslah memilik pelayanan yang baik agar pelayanan terhadap pengguna
trasnportasi dapat dilaksanakan secara maksimal dan pengguna merasa puas.
Setiap warga negara berhak untuk melakukan moblitas dengan
menggunakan moda transportasi publik yang disediakan oleh pemerintah, yang
mencangkup transportasi darat, udara dan laut. Sebagaimana yang tercantum
dalam pasal 28G ayat 3 bahwa“setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapaikeadilan”, jika dikaitkan dengan masalah transportasi oublik, maka
setiap orang berhak memperoleh perlaukan khusus dalam untuk mendapatkan
kemudahan dalam bertransportasi. Hal tersebut diperkuat dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
pada Bagian KedelapanTentang Perlakuan Khusus Kepada Penyandang Cacat,
Manusia Usia Lanjut, Anak-anak, Wanita Hamil, dan Orang Sakit Pasal 97 yang
menyatakan bahwa “Perusahaan Angkutan Umum yang mengoperasikan

Kendaraan Bermotor tertentu wajib memberikan perlakuan khusus kepada
penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang
sakit”, kemudian di jelaskan kembali dalam pasal 98 ayat 1 yang menyatakan
bahwa “Perlakuan khusus kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-

1

anak, wanita hamil, dan orang sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97
meliputi:
a. Penyediaan fasilitas aksesibilitas yang memberikan kemudahan naik dan turun
yang berupa paling sedikit alat bantu untuk naik turun dari dan ke Kendaraan.
b. Memberi prioritas pelayanan pada saat naik dan turun dengan mendahulukan
penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang
sakit; dan / atau
c. Menyediakan fasilitas pelayanan khusus dengan menyediakan tempat duduk
prioritas.
Berdasarkan pertauran pemerintah sebgaimana yang telah terpaparkan di atas,
maka judul penelitian ini adalah “Pelayanan Transportasi Bagi Penyandang
Disabilitas pada Armada Bus di Terminal Arjosari”.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan transportasi bagi peyandang disabilitas pada armada
bus?
2. Bagaimana fasilitas armada bus bagi penyandang disabilitas?
C. Tujuan Penelitan
1. Mengetahui bagaimana pelayanaan transportasi bagi penyandang disabilitas
pada armada bus
2. Mengetahui bagaimana fasilitas aramada bus bagi penyandang disabilitas
D. Landasan Teori
1. Pengertian Penyandang Disabilitas atau Anak Berkebutuhan Khusus
Penyandang disabilitas atau yang sering disebut anak berkebutuhan khusus
adalah seseorang yang memiliki hambatan secara fisik, intelgensi ataupun
gabungan anatar keduanya yang membutuhkan pelayanan khusus dalam
mengakomodasikan kebutuhanya. Sehingga kemampuannya dapat terasah
secara optimal. Menurut IG.A.K. Wardani (2010 : 3) anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang mempunyai sesuatu yang luar biasa yang secara
signifikan membedakannya dengan anak-anak seusia pada umumnya.
Keluarbiasaan yang dimiliki anak tersebut dapat merupakan sesuatu yang
positif, dapat pula yang negatif.

2


Klasifikasi anak berkebutuhan khusus dalam pasal 129 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan menyebutkan ada 12 kelompok anak
berkebutuhan khusus yaitu:
a) Tunanetra
Seseorang yang mengalami hamabatan pengelihatan sebagian atau secara
total, sehingga kehilngan kemampuan untuk melihat secara normal.
b) Tunarungu
Seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar antar 35-69 Db menurut
ISO, sehingga tidak dapat mendengar secara normal.
c) Tunawicara
Seseorang yang mengalami gangguan dalamberbicara seperti gagap
d) Tunagrahita
Seseorang yang memiliki hambatan intelektual atau seseoranng yang
memiliki kecerdasan inetelektual di bawah rata-rata.
e) Tunadaksa
Adalah mereka yang mengalami cacat fisik atau kehilangan sebagian
anggota tubuhnya, yang dapat terjadi sebelum dan sesudah kelahiran
f) Tunalaras

Adalah mereka yang mengalami gangguan emosi dan prilaku
g) Berkesulitan belajar
Seseorang yang mengalami disfungsi neorologis
h) Lamban belajar
Lamban belajar adalah mereka yang membutuhkan pengulangan pada
pembalajran yang disampaikan.
i) Autis
Mereka yang mengalami gangguan komunikasi, sosial dan perilaku
j) Memiliki gangguan motorik
Seseorang yang memiliki hambatan gerak atau keseulitan gerak
k) menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif
lain; dan yang memiliki kelainan lain
2. Pengertian Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu
objek,

pelayanan

ataupun


lingkungan.

Kemuduhan

akses

tersebut

diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum
lainnya. Aksesibilitas juga difokuskan pada lemudahan bagi penderita cacat
untuk menggunakan fasilitas sperti pengguna kursi rda harus disa berjalan
dengan mudah diterotoar ataupun naik ke atas angkutan umum (wikipedia).

3

E. Keguanaan Penelitian
1. Bagi pemerintah
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pemrntah untuk terus memamntau penyediaan pelayanan transportasi pada
peyadang disabilitas, terutama pada armada bus.

2. Bagi Armada Bus
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi armada bus
untuk memberkan pelayanan terbaik yang didukung dengan fasilitas yang
emadai bagi penyandang disabilitas.

4

BAB II
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah petunjuk arah jenis penelitian yang nantinya
akan dipilih untuk melakukan penelitian. Pada bab ini akan dibahas beberapa sub
bab penting dari metode penelitian diantaranya (a) Pendekatan dan jenis
penelitian, (b) Prosedur pengumpulan data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitan
Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif

deskriptif


dengan

pendeketan studi kasus yang difokuskan pada permasalahan yang akan dibahas.
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam
metode ini dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu
keadaan atau kejadiaan yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan caracara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk
menghasilkan da menguji hipotesis (Wikipedia).
B. Prosedur Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai
berikut:
1) Teknik Observasi
Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui realita
atau keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, pengamatan penelitian lebih
terfokus pada fasilitas bagi penyandang disabilitas di terminal Arjosari. Hal
ini dikarenakan terminal Arjosari merupakan terminal tersebaar di Malang

Raya.

2) Teknik Wawancara
Wawancara

adalah

proses

memperoleh

keterangan

untuk

memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan objek

5

penelitian atau percakapan interview dengan subjek penelitian dengan

maksud tertentu. Secara konseptual pedoman wawancara ada dua macam,
Pertama: wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya
memuat garis besar pernyataan yang akan ditanyakan. Kedua: wawancara
terstuktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci sehingga
menyerupai Chek List (Moleong, 2014:190).
Dalam penelitian ini peneliti lebih cenderung banyak
menggunakan wawancara atau interview tidak terstruktur, karena hal ini
lebih memberikan kebebasan dan keluasan hati kepada subjek penelitian
sehingga tidak ada suasana terikat yang menjadikan subjek tegang dalam
memberikan jawaban.
3) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan membaca dan
mencatat dari dokumen–dokumen yang ada dan didapati dari objek
penelitian (Arikunto,2000:134). Dokumentasi tersebut berupa kondisi
terinal Arjosari Malang.

6

BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang pelayanan
transportasi bagi penyandang disabilitas pada armada bus di terminal Arjosari
Malang.
1. Gambaran Umum Terminal Arjosari
Terminal Arjosari merupakan terminal terbesar di Malang diantara tiga
terminal yang ada. Terminal penghubung antar kota dalam provinsi yang
menjadi tempat masuknya armada bus dari berbagai daerah. Sebagai terminal
terbesar terbesar di kota Malang, terminal Arjosari memilik fasilitas dan
kondisi bangunan yang lebih baik ketimbang terminallainnya. Hal ini
dikarenakan terminal arjosari tidak pernah sepi oleh penumpang yang akan
masuk dan kelua kota malang.
2. Fasilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Terminal Arjosari
Fasilitas bagi penyandang disabilitas di teriman Arjosari memiliki tingkat
aksesbilitas sebesar 50 %. Hal ini dikarenakan fasilitas bagi penyandang
disabilitas di terminal ini masih belum lengkap. Teriminal Arjosari hanya
memiliki rem atau bidang miring yang diperuntukan bagi penyandang
bisabilitas, wanita hamil, dan orang tua, namun tidak semua tempat memiliki
bidang miring. Hal ini dikarenakan pada pintu keluar ke arah temapat parikir
angkutan umum (angkot) tidak terdapat bidang miring. Sehingga pada pintu
keluar ini penyadang disabilitas dengan hambatan gerak, kesulitan dalam
mengakses pintukeluar ini. Meskipun pintu tangga pada pintu keluar ini tidak
banyak dan tinggi. Agar lebih jelas perhatikan gambar di bawah ini:

7

Selain kurangnya rem, fasilitas umum lainnya seperti toilet umum juga
masih kurang memadai untuk mengakomodasi kebutuhan penyandang
disabilitas. Hal ini dikarenakan di terimnal arjosari tidak terdapat tiolet potabel
yang dapat digunakan untuk penyandang disabilitas yang memilik hambatan
gerak. Permasalahan tentang fasilitas bagi penyandang didabilitas tidak cukup
pada toliet dan aksesbilitas jalan saja melainkan juga mencakup petunjukpetujuk arah yang dapat diakses oleh penyadang disabilitas. Pada kenyattannya
selain masalah aksesbilitas jalan dan toliet umum. Terminal Arjosari juga tidak
memiliki petunjuk-petunjuk arah berupa papan braile yang dapat diakses oleh
tunanetra. Sehingga dapat disimpulka bahwa fasilitas bagi penyandang
disabilitas bagi diterminal Arjosari masih belum memadai.
3. Pelayanan Armada Bus Terminal Arjosari pada Penyandang Disabilitas
Pelayanan armada bus terhadap keberadaan penyandang disabilitas sudah
rangat baik. hal ini dikarenakan mereka sangat menghargai adanya penyandang
disabilitas yang dibuktikan dengan sikap jujur dalam memberikan pelayanan
bagi penyandang disabilitas dengan hambatan penglihatan yang dilakukan oleh
sopir dan kondektur. Keramahan tersebut sangatlah membantu penyandang
disabiltas dalam melakukan perjalanan keluar kota. Sebagaimana hasil wawan
cara yang didapat bahwa :
“pelayanan armada bus bagi oenyandang disabilitas sudah sangat baik, sopir
dan kondektur sangat ramah terhadap penyadang disabilitas mereka juga
bersifat profesional dalam penarikan tarif”. Sehingga armada bus sangat cocok
dan akases bagi peyandang disabilitas (I Gede Santika Yasa). Selain I Gede
Santika Yasa pendapat serupa juga diungkapkan oleh dian yang mengatakan
bahwa “ pelayana bagi penyandang disabilitas sudah bagus dan ramah terhadap
keberadaan disabilitas.
Berdasarkan kedua hasil wawancara tersebut dapat disimpukan bahwa
pelayanan armada bus pada penyandang disabilitas di Terminal Arjosari sudah
sangat bagus dan ramah terhadap penyandang disabilitas. Sebagaimana yang
tercermin dalam sikap mereka yang ramah, jujur dan prfesioanal dalam
8

meberikan

pelayanan

bagi

penyadang

disabilitas

yang

berlandaskan

kenyamanan penumpang.
4. Fasilitas Armada Bus Bagi Penyandang Disabilitas
Fasilitas bagi penyandang disabilitas pada armada bus di terminal Arjosari
sudah cukup aksesibel bagi penyandang disabilitas dengan hambatan
penglihatan dan pendengaran. Namun fasilitas yang tersedia pada armada bus
yang berada di terminal Arjosari sangat tidak aksesibel bagi penyandang
disabilitas dengan hamabatan gerak atau yang sering disebut dengan tunadaksa.
Hal ini dikarenakan tidak adanya rem atau bidang miring yang dapat
membantu pengguna kursi roda saat memasuki bus. Selain itu didalam bus juga
tidak ada tempat khusus bagi mereka penumpang yang mengalami hambtan
gerak dan harus menggunakan kursi roda. Sehingga fasilitas armada bus yang
berada diterminal Arjosari masih belum bisa mengkaomodasi penumpang
dengan hambatan gerak tau tunadaksa. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan
oleh niko salah satu penyadang tunadaksa bahwa:
“untuk di kota malang keberadaan transportasi umum untuk anak tuna
daksa masih belum ada. seperti bus untuk tuna daksa, angkutan umum untu
tuna dasa. Sehingga bagi penyandang hamabatan gerak atau tunadaksa
diharuskan memiliki kendaaraan sendidri jika ingin berpergian”.
Pernyataan tersebut sangatlah meperihatikan, mengingat pemerintah
sedang

gencar-gencarnya

mengkampanyekan

pemerataan

pelayanan

bagi

penyandang disabilitas, apalagi dibidang trasportasi dimana hal tesebut sudah
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014
Tentang Angkutan Jalan pada Bagian KedelapanTentang Perlakuan Khusus
Kepada Penyandang Cacat, Manusia Usia Lanjut, Anak-anak, Wanita Hamil, dan
Orang Sakit pada Pasal 97 yang dijelsakan kembali pada pasal 98. Sehingga hal
tersebut tdak sesuai dengan pereturan pemerintah.

9

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang tekah dilakukan, maka dapat ditari
kesimpulan bahwa pelayan transportasi bagi penyandang disabilitas pada
armada bus belum terlaksanakan secara masimal. Masih banyak kekurangankekurangan dalam pelayanannya. Terutama pada fasilitas yang terdapat pada
armada bus, dimana aramada bus masuh belum aksesibel bagi penyandang
hambatan gerak atau tuna daksa. Sehingga tuna daksa tidak dapat memperoleh
haknya untuk berpergian menggunakan angkutan umum seperti bus. Oleh
karena itu emerintah perlu mengkaji ulang hal ini, agar hak-hak penyandang
disabilitas,

terutama

tuna

daksa

dapat

memperoleh

haknya

dalam

menggunakan angkutan umum seperti bus.
B. Saran
Dukungan pemeritah dalam terwujudnya pelayanan transportasi yang ramah
bagi penyandang disabilitas sangatlah perlu. Dukungan tersebut tidak haynya
berupa aspirasi dan apresiasi, melainkan harus secara menyeluruh dengan
memeberikan pelayanan yamg sesuai dengan kebutuhan mereka. Melalui
penyediaan sarana transportasi yang dapat mengkamodasi kebutuhan mereka.
Sebagaimana yang telah tercantum dalam peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan pada Bagian
KedelapanTentang Perlakuan Khusus Kepada Penyandang Cacat, Manusia
Usia Lanjut, Anak-anak, Wanita Hamil, dan Orang Sakit pada Pasal 97 yang
dijelsakan kembali pada pasal 98.

10

DAFTAR RUJUKAN
Igak Wardani. 2008. Pengantar pendidkikan luar biasa, Jakarta: Universitas
Terbuka
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014
Arikunto,Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Wikipedia. 2016. Studi Kasus. (online), (www.wikipedia.org), diakses (24
September 2016).

11

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21