Perspektif Marxisme dalam Memandang Peni
MARXISM
Presented by :
Mohamad Armansyah
(11130000033)
Jaka Haritstyo
(11130000039)
Putri Larasat
(11130000043)
Marisa Cesa Ulfah
(11130000040)
Zahra
(11130000055)
Mengapa
Rusia
militernya
Apa kepentingan
meningkatkan
di
Rusia
kehadiran
Suriah?
di sana?
MARXISM
Kelas Sosial
Historical
Materialism
Justce
Social Class (Kelas Sosial)
Suriah
Pemerintah
Rusia
Pemilik
Modal
Pekerja
Pemerintah
Pemilik
Modal
Pekerja
Social Class (Kelas sosial)
• Perusahaan berbagai bidang di Suriah serta perusahaan milik
pemilik modal Rusia, baik yang merupakan perusahaan gas
di Suriah, maupun perusahaan senjata yang menjadi
pemasok senjata dan komoditas lainnya dikontrol oleh para
pemilik modal (borjuis).
• Di Suriah, keluarga Assad (Presiden Suriah), khususnya
Makhlouf, menguasai 60% dari sektor perekonomian.
(http://www.workersinternational.org.za/wivlsyria29.10.2011.htm)
• Sebagai rezim yang berkuasa, Assad membuka jalan bagi
para pemilik modal untuk tetap melakukan eksploitasi
terhadap kaum-kaum buruh dengan membangun solidaritas
kapitalisme antarborjuis di Rusia (dengan perusahaan
senjata disana) dan Suriah (keluarga Assad). Perusahaan
tersebut misalnya, perusahaan militer (Robosoronexport),
perusahaan minyak (Tatneft), dan gas milik perusahaan Rusia
• Perusahaan-perusahaan asing milik pemilik modal, tdak
sepenuhnya dinasionalisasikan, tetapi tetap dikontrol oleh
pemilik modal.
• Sebagian hasil dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan
asing tersebut digunakan untuk membiayai sekolah dan
kesehatan di Suriah. Tetapi dibalik semua itu, pekerja
(proletar) tetap (langgeng) dieksploitasi oleh pemilik modal
(borjuis).
• Eksploitasi kapitalisme ini menyebabkan makin jauhnya gap
yang ada antara pemilik modal dengan pekerja serta
keterpurukan kondisi ekonomi yang carut-marut.
“Free educaton and free health care are not
in
themselves indicators of a ‘socialist’ regime. Capitalist countries have
free educaton and health care but are brutal ant-worker regimes.
Even if educaton may be offered free, under capitalism it is stll
a tool to brainwash the working class and produce
tame and obedient wage slaves for capitalist needs”.
(http://www.workersinternatonal.org.za/wivlsyria29.10.2011.htm)
Untuk saat ini, menurut kami posisi
Peristwa ini dalam Teori Sejarah
Marxisme ada dalam era kapitalisme
Dimana
Borjuis
Demokrasi
berkonflik dengan ploretariat. Kaum
Proletariat
menginginkan
pemerintahan dan pembangunan
proletarian, atau bisa dikatakan
komunis utopis.
Justice
Damai menurut marxisme, adalah saat semua orang dari golongan
yang berbeda, sama-sama tercukupi kebutuhannya. Karena masih
adanya konflik antar kelas borjuis dengan proletar, justice atau
keadilan (dimana tdak ada kelas sosial) yang merupakan mimpi dari
marxisme belum dapat tercapai. Mereka, rakyat yang mempunyai
pekerjaan sebagai buruh atau the have not (kaum proletar) di Suriah
merasa diekspolitasi habis-habisan oleh mereka the have, sehingga
mereka (kaum proletar) larut dalam kemiskinan yang amat teramat
(sekitar 11% dari penduduk Suriah) sehingga mereka tdak sanggup
untuk memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs mereka.
(Kuncahyono 2013: 122-123)
Analisa
1. Konflik antar kelas yang belum berujung menjadikan kondisi
kedua kelas (borjuis dan proletar) amat pelik terutama dalam
hal ekonomi. Hal ini dibuktkan dengan gap yang ada dan
teramat jauh.
2. Dalam marxisme, kaum-kaum pemilik modal (borjuis) akan
berusaha untuk melanggengkan tujuan-tujuan yang mereka
bangun dan kaum-kaum proletar yang merasa tereksploitasi
cenderung akan melakukan perlawanan, baik secara tak
terorganisir maupun secara terorganisir.
3. Kondisi ini mengganggu kestabilan atau solidaritas
kapitalis yang dapat kapanpun runtuh apabila tdak
diawasi dengan seksama. (Hubungan yang dijalin oleh
Rusia dengan Suriah dalam sektor perdagangan senjata,
sudah berlangsung sejak Hafez Al-Assad memimpin, yaitu
dari tahun 1970an) (http://www.news-decoder.com/2015/10/07/what-
4. Maka dari itu Rusia masuk mengintervensi agar solidaritas
yang dibangun tdak runtuh, karena apabila runtuh, akan
terjadi penumpukan komoditas (dalam hal ini
persenjataan) dan kapitalisme global yang selama ini
dilakukan Rusia terhadap Suriah akan runtuh, dan ini
dapat memberi dampak buruk kepada perekonomian
Rusia.
Jawaban Pertanyaan
1. Karena Rusia ingin mempertahankan solidaritas kapitalis yang
sudah dibangun oleh Rusia dan Suriah sejak Hafez Al-Assad
memerintah. Solidaritas kapitalis yang dimaksud “dibangun”
dalam hal ini adalah Suriah merupakan pasar untuk
perdagangan senjata Rusia. Data yang ada menunjukan dari
2006-2010 Rusia mengekspor sekitar 48% dari kebutuhan
senjata di Suriah. (Beretta dalam Pieter, 2013: 269) Maka dari itu
kedua belah pihak, baik pemerintahan Assad ataupun
perusahaan senjata di Rusia sama-sama ingin melanggengkan
solidaritas yang telah dibangun sejak lama (sejak zaman Hafez
Al-Assad), oleh karena itu untuk melanggengkan kesolidaritasan
tersebut, Rusia meningkatkan kehadiran militernya di Suriah
agar ancaman atau serangan dari pihak-pihak yang
bersebrangan dengan tujuan kaum borjuis, dapat ditekan
bahkan dihilangkan.
2. Tujuan Rusia adalah untuk melanggengkan solidaritas
yang telah dibangun (yaitu dengan melindungi dan
mempermudah akses ekspolitasi kaum borjuis terhadap
kaum proletar). Apabila Bassar Al-Assad digulingkan
akibat revolusi oleh proletar, maka kerjasama antara Rusia
dengan Suriah bisa dipastkan akan jadi berantakan,
karena sektor perdagangan senjata merupakan sektor
terkuat yang membuat kedua negara ini membentuk
solidaritas antar kapitalis (borjuis).
Workers of all lands, UNITE!
Karl H. Marx
1818-1883
Referensi
Amos, Howard. 2011
Kuncahyono 2013: 122-123
Wezeman, Pieter D., SIPRI YEARBOOK 2013: Arms transfers to
Syria
(http://www.news-decoder.com/2015/10/07/what-to-makeof-russias-involvement-in-syria/)
(http://www.workersinternatonal.org.za/wivlsyria29.10.2011.
htm)
Presented by :
Mohamad Armansyah
(11130000033)
Jaka Haritstyo
(11130000039)
Putri Larasat
(11130000043)
Marisa Cesa Ulfah
(11130000040)
Zahra
(11130000055)
Mengapa
Rusia
militernya
Apa kepentingan
meningkatkan
di
Rusia
kehadiran
Suriah?
di sana?
MARXISM
Kelas Sosial
Historical
Materialism
Justce
Social Class (Kelas Sosial)
Suriah
Pemerintah
Rusia
Pemilik
Modal
Pekerja
Pemerintah
Pemilik
Modal
Pekerja
Social Class (Kelas sosial)
• Perusahaan berbagai bidang di Suriah serta perusahaan milik
pemilik modal Rusia, baik yang merupakan perusahaan gas
di Suriah, maupun perusahaan senjata yang menjadi
pemasok senjata dan komoditas lainnya dikontrol oleh para
pemilik modal (borjuis).
• Di Suriah, keluarga Assad (Presiden Suriah), khususnya
Makhlouf, menguasai 60% dari sektor perekonomian.
(http://www.workersinternational.org.za/wivlsyria29.10.2011.htm)
• Sebagai rezim yang berkuasa, Assad membuka jalan bagi
para pemilik modal untuk tetap melakukan eksploitasi
terhadap kaum-kaum buruh dengan membangun solidaritas
kapitalisme antarborjuis di Rusia (dengan perusahaan
senjata disana) dan Suriah (keluarga Assad). Perusahaan
tersebut misalnya, perusahaan militer (Robosoronexport),
perusahaan minyak (Tatneft), dan gas milik perusahaan Rusia
• Perusahaan-perusahaan asing milik pemilik modal, tdak
sepenuhnya dinasionalisasikan, tetapi tetap dikontrol oleh
pemilik modal.
• Sebagian hasil dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan
asing tersebut digunakan untuk membiayai sekolah dan
kesehatan di Suriah. Tetapi dibalik semua itu, pekerja
(proletar) tetap (langgeng) dieksploitasi oleh pemilik modal
(borjuis).
• Eksploitasi kapitalisme ini menyebabkan makin jauhnya gap
yang ada antara pemilik modal dengan pekerja serta
keterpurukan kondisi ekonomi yang carut-marut.
“Free educaton and free health care are not
in
themselves indicators of a ‘socialist’ regime. Capitalist countries have
free educaton and health care but are brutal ant-worker regimes.
Even if educaton may be offered free, under capitalism it is stll
a tool to brainwash the working class and produce
tame and obedient wage slaves for capitalist needs”.
(http://www.workersinternatonal.org.za/wivlsyria29.10.2011.htm)
Untuk saat ini, menurut kami posisi
Peristwa ini dalam Teori Sejarah
Marxisme ada dalam era kapitalisme
Dimana
Borjuis
Demokrasi
berkonflik dengan ploretariat. Kaum
Proletariat
menginginkan
pemerintahan dan pembangunan
proletarian, atau bisa dikatakan
komunis utopis.
Justice
Damai menurut marxisme, adalah saat semua orang dari golongan
yang berbeda, sama-sama tercukupi kebutuhannya. Karena masih
adanya konflik antar kelas borjuis dengan proletar, justice atau
keadilan (dimana tdak ada kelas sosial) yang merupakan mimpi dari
marxisme belum dapat tercapai. Mereka, rakyat yang mempunyai
pekerjaan sebagai buruh atau the have not (kaum proletar) di Suriah
merasa diekspolitasi habis-habisan oleh mereka the have, sehingga
mereka (kaum proletar) larut dalam kemiskinan yang amat teramat
(sekitar 11% dari penduduk Suriah) sehingga mereka tdak sanggup
untuk memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs mereka.
(Kuncahyono 2013: 122-123)
Analisa
1. Konflik antar kelas yang belum berujung menjadikan kondisi
kedua kelas (borjuis dan proletar) amat pelik terutama dalam
hal ekonomi. Hal ini dibuktkan dengan gap yang ada dan
teramat jauh.
2. Dalam marxisme, kaum-kaum pemilik modal (borjuis) akan
berusaha untuk melanggengkan tujuan-tujuan yang mereka
bangun dan kaum-kaum proletar yang merasa tereksploitasi
cenderung akan melakukan perlawanan, baik secara tak
terorganisir maupun secara terorganisir.
3. Kondisi ini mengganggu kestabilan atau solidaritas
kapitalis yang dapat kapanpun runtuh apabila tdak
diawasi dengan seksama. (Hubungan yang dijalin oleh
Rusia dengan Suriah dalam sektor perdagangan senjata,
sudah berlangsung sejak Hafez Al-Assad memimpin, yaitu
dari tahun 1970an) (http://www.news-decoder.com/2015/10/07/what-
4. Maka dari itu Rusia masuk mengintervensi agar solidaritas
yang dibangun tdak runtuh, karena apabila runtuh, akan
terjadi penumpukan komoditas (dalam hal ini
persenjataan) dan kapitalisme global yang selama ini
dilakukan Rusia terhadap Suriah akan runtuh, dan ini
dapat memberi dampak buruk kepada perekonomian
Rusia.
Jawaban Pertanyaan
1. Karena Rusia ingin mempertahankan solidaritas kapitalis yang
sudah dibangun oleh Rusia dan Suriah sejak Hafez Al-Assad
memerintah. Solidaritas kapitalis yang dimaksud “dibangun”
dalam hal ini adalah Suriah merupakan pasar untuk
perdagangan senjata Rusia. Data yang ada menunjukan dari
2006-2010 Rusia mengekspor sekitar 48% dari kebutuhan
senjata di Suriah. (Beretta dalam Pieter, 2013: 269) Maka dari itu
kedua belah pihak, baik pemerintahan Assad ataupun
perusahaan senjata di Rusia sama-sama ingin melanggengkan
solidaritas yang telah dibangun sejak lama (sejak zaman Hafez
Al-Assad), oleh karena itu untuk melanggengkan kesolidaritasan
tersebut, Rusia meningkatkan kehadiran militernya di Suriah
agar ancaman atau serangan dari pihak-pihak yang
bersebrangan dengan tujuan kaum borjuis, dapat ditekan
bahkan dihilangkan.
2. Tujuan Rusia adalah untuk melanggengkan solidaritas
yang telah dibangun (yaitu dengan melindungi dan
mempermudah akses ekspolitasi kaum borjuis terhadap
kaum proletar). Apabila Bassar Al-Assad digulingkan
akibat revolusi oleh proletar, maka kerjasama antara Rusia
dengan Suriah bisa dipastkan akan jadi berantakan,
karena sektor perdagangan senjata merupakan sektor
terkuat yang membuat kedua negara ini membentuk
solidaritas antar kapitalis (borjuis).
Workers of all lands, UNITE!
Karl H. Marx
1818-1883
Referensi
Amos, Howard. 2011
Kuncahyono 2013: 122-123
Wezeman, Pieter D., SIPRI YEARBOOK 2013: Arms transfers to
Syria
(http://www.news-decoder.com/2015/10/07/what-to-makeof-russias-involvement-in-syria/)
(http://www.workersinternatonal.org.za/wivlsyria29.10.2011.
htm)