kuliah ke 7 pengaruh patogen gudang terhadap manusia1

Pengaruh Patogen Gudang
Terhadap Binatang dan
Manusia

Oleh: Irda Safni

• Penyakit yang disebabkan oleh
cendawan disebut: Mikosis
• Penyakit yang disebabkan oleh metabolit
toksin (mikotoksin) yang dihasilkan:
Mikotoksikosis

MIKOTOKSIN

Mikotoksin merupakan metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh spesies cendawan tertentu selama
pertumbuhannya pada bahan pangan maupun
pakan, bersifat sitotoksik, merusak struktur sel
seperti membran, dan merusak proses
pembentukan sel yang penting seperti protein,
DNA, dan RNA.


Mikotoksin mulai dikenal sejak ditemukannya
aflatoksin yang menyebabkan Turkey X –disease
pada tahun 1960 di Inggris.
Menurut Bhat dan Miller (1991) sekitar 25%-50%
komoditas pertanian tercemar kelima jenis
mikotoksin.

Aspergill
us

Penicilliu
m

Cendawan umum yang
Toksigenik
Stachybot
rys

Fusariu

m

Hingga saat ini telah dikenal 300 jenis mikotoksin
Ada 5 jenis mikotoksin yang sangat berpotensi
menyebabkan penyakit baik pada manusia maupun
hewan, yaitu”
1. Aflatoksin
2. Okratoksin A
3. Zearalenon
4.Trikotesena (deoksinivalenol, toksin T2)
5. Fumonisin.

AFLATOKSIN
 Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus flavus toxin.
 Toksin ini pertama kali diketahui berasal dari cendawan A.
flavus yang berhasil diisolasi pada tahun 1960.
Aflatoksin terutama dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan
Aspergillus parasiticus.
A. flavus sebagai penghasil utama aflatoksin umumnya
hanya memproduksi aflatoksin B1 dan B2 (AFB1 dan

AFB2).
 Sedangkan A. parasiticus memproduksi AFB1, AFB2,
AFG1, dan AFG2.
 Diantara keempat jenis aflatoksin tersebut AFB1 memiliki
efek toksik yang paling tinggi.

 A. flavus dan A. parasiticus ini tumbuh pada kisaran suhu
yang jauh, yaitu berkisar dari 10-12 °C sampai 42-43 °C
dengan suhu optimum 32-33 °C dan pH optimum 6.
 Cendawan lain penghasil aflatoksin adalah Aspergillus
oryza, Aspergillus ochraceus, Penicillium puberulum,
Peniciliium citrinum, dan Penicillium expansu.

 Mikotoksin ini bersifat karsinogenik, hepatatoksik dan
mutagenik sehingga menjadi perhatian badan kesehatan
dunia (WHO) dan dikategorikan sebagai karsinogenik gol 1A.
 Selain itu, aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
 Di Indonesia, aflatoksin merupakan mikotoksin yang sering
ditemukan pada produk-produk pertanian dan hasil olahan.

Selain itu, residu aflatoksin dan metabolitnya juga ditemukan
pada produk peternak seperti susu, telur, dan daging ayam.

 Sudjadi et al. (1999) melaporkan bahwa 80 diantara 81
orang pasien (66 orang pria dan 15 orang wanita)
menderita kanker hati karena mengkonsumsi oncom,
tempe, kacang goreng, bumbu kacang, kecap dan ikan
asin.
 AFB1, AFG1, dan AFM1 terdeteksi pada contoh liver
dari 58 % pasien tersebut dengan konsentrasi diatas 400
µg/kg.

OKRATOKSIN
Okratoksin, terutama Okratoksin A (OA) diketahui
sebagai penyebab keracunan ginjal pada manusia
maupun hewan, dan juga diduga bersifat karsinogenik.
Okratoksin A ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965
dari cendawan Aspergillus ochraceus.
Secara alami A. ochraceus terdapat pada tanaman
yang mati atau busuk, juga pada biji-bijian, kacangkacangan dan buah-buahan.


 Selain A.ochraceus, OA juga dapat dihasilkan oleh
Penicillium viridicatum yang terdapat pada biji-bijian di
daerah beriklim sedang (temperate), seperti pada gandum
di eropa bagian utara.
 P. viridicatum tumbuh pada suhu antara 0-31 °C dengan
suhu optimal pada 20 °C dan pH optimum 6-7.
 A.ochraceus tumbuh pada suhu antara 8-37 °C.

 Saat ini diketahui sedikitnya 3 macam Okratoksin, yaitu
Okratoksin A (OA), Okratoksin B (OB), dan Okratoksin C
(OC).
 OA adalah yang paling toksik dan paling banyak
ditemukan di alam, terutama pada komoditas kopi, selain
itu OA juga banyak ditemukan pada berbagai produk
ternak seperti daging babi dan daging ayam.
 Hal ini karena OA bersifat larut dalam lemak sehingga
dapat tertimbun di bagian daging yang berlemak.

ZEARALENON

Zearalenon adalah toksin estrogenik yang dihasilkan
oleh kapang Fusarium graminearum, Fusarium
tricinctum, dan Fusarium moniliforme.
 Zearalenon pertama kali diisolasi pada tahun 1962.
 Cendawan ini tumbuh pada suhu optimum 20-25 °C
dan kelembaban 40-60 %.
Mikotoksin ini cukup stabil dan tahan terhadap suhu
tinggi.

Hingga saat ini paling sedikit terdapat 6 macam turunan
zearalenon, diantara nya α-zearalenol yang memiliki aktivitas
estrogenik 3 kali lipat daripada senyawa induknya.
Senyawa turunan lainnya adalah 6,8-dihidroksizearalenon,
8-hidroksi zearalenon, 3-hidroksi zearalenon, 7-dehidro
zearalenon, dan 5- formil zearalenon.
Komoditas yang banyak tercemar zearalenon adalah jagung,
gandum, kacang kedelai, beras dan serelia lainnya.

FUMONISIN
o Fumonisin termasuk kelompok toksin fusarium yang

dihasilkan oleh cendawan Fusarium spp., terutama F.
moniliforme dan F. proliferatum.
o Mikotoksin ini relatif baru diketahui dan pertama kali
diisolasi dari F. moniliforme pada tahun 1988 .
o Selain F. moniliforme dan F. proliferatum, terdapat pula
cendawan lain yang juga mampu memproduksi fumonisin,
yaitu F.nygamai, F. anthophilum, F. diamini dan F.
napiforme.

o F. moniliforme tumbuh pada suhu optimal antara
22,5-27,5 °C dengan suhu maksimum 32-37 °C.
o Cendawan Fusarium ini tumbuh dan tersebar
diberbagai negara didunia, terutama negara beriklim
tropis dan sub tropis.
o Komoditas pertanian yang sering dicemari cendawan
ini adalah jagung, gandum, sorgum dan berbagai
produk pertanian lainnya.
o Hingga saat ini telah diketahui 11 jenis senyawa
Fumonisin, yaitu Fumonisin B1 (FB1), FB2, FB3 dan
FB4, FA1, FA2, FC1, FC2, FP1, FP2 dan FP3.


o Diantara jenis fumonisin tersebut, FB1 mempunyai
toksisitas yang dan dikenal juga dengan nama
Makrofusin.
oFB1 dan FB2 banyak mencemari jagung dalam jumlah
cukup besar, dan FB1 juga ditemukan pada beras yang
terinfeksi oleh F.proliferatum.
oMeskipun kontaminasi fumonisin pada hewan dan
manusia belum mendapat perhatian di Indonesia, namun
keberadaannya perlu diwaspadai mengingat mikotoksin
ini banyak ditemukan bersama-sama dengan aflatoksin
sehingga dapat meningkatkan toksisitas kedua
mikotoksin tersebut

TRIKOTESENA
• Trikotesena mempunyai 40 jenis mikotoksin,
dan kapang penghasilnya adalah genus Fusarium,
Myrothecium, Trichoderma, Cephalosporin,
Verisimonosporin, dan Stachybotrys.
• T-2 toksin dihasilkan oleh Fusarium tricinctum, F.

solani, dan F. roseum.

Bahan makanan yang terkontaminasi oleh mikotoksin

Regulasi tentang Mikotoksin
Peraturan tentang batasan maksimum aflatoksin dalam
produk pangan telah dituangkan dalam Keputusan Kepala
Badan POM RI Tahun 2004.
Di sini disebutkan bahwa batas maksimum cemaran
aflatoksin B1 (AFB1) dan total aflatoksin produk pangan
berbasis kacang tanah dan jagung masing masing adalah
20 ppb dan total aflatoksin 35 ppb.
Produk susu memiliki batas maksimum aflatoksin M1
(AFM1) 0,5 ppb.
Aflatoksin yang mencemari susu berasal dari perubahan
aflatoksin B1 pada pakan menjadi aflatoksin M1.

Khusus untuk cemaran aflatoksin, batas maksimum
yang ditetapkan pada berbagai produk pangan adalah
sama seperti halnya pada Keputusan Kepala Badan POM

(2004), yaitu pada kacang tanah dan produk olahannya
serta jagung dan produk olahannya, adalah 20 ppb untuk
AFB1 dan 35 ppb untuk total aflatoksin, dan pada susu
dan produk olahannya adalah 0.5 ppb untuk AFM1.
Namun demikian pada kenyataannya, data yang ada
menunjukkan bahwa komoditi pertanian Indonesia, yaitu
kacang tanah dan jagung banyak tercemar oleh
aflatoksin, bahkan cemaran aflatoksin pada kedua
komoditi yang beredar di pasar banyak melebihi batas
maksimum yang telah ditetapkan (>20 ppb).

Dampak Mikotoksin terhadap
kesehatan manusia
• Keracunan makanan dan muntah-muntah
(vomitoxin)
• Aflatoksikosis (aflatoksin)
• Aplastic anemia (bone marrow failure)
• Pendarahan (trichothecenes)
• Gangguan pernafasan akut
• Kanker (aflatoksin)

• Cacat lahir (fumonisins).

Organ System Affected

Toxin(s)

Vascular
Digestive

Aflatoxin
Aflatoxin, T2toxin, Vomitotoxin

Respiratory

Trichothecenes

Nervous

Trichothecenes

Cutaneous

Tricothecenes

Urinary

Ochratoxin A, Citrinin

Reproductive

Zearalenone, T-2 toxin

Immune

Many

Rantai Kejadian Mikotoksin

Modes of Spore Transmission
• Airborne, wind or indoor ventilation systems.
• Attachment to insects of birds, thus transmitted
from plant to plant, or animal to animal, etc.
• Via transportation mechanisms such as trucks, crop
machinery, etc.

Route of infection
Ingestion/skin contact/ in halation
Blood stream & lymphatic system
Inhibit protein synthesis
Damage macrophages system
Inhibit particle clearance of the lungs
Increase sensitivity to bacterial endotoxins

MIKOTOKSIKOSIS

Mikotoksikosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh racun yang dihasilkan jamur (mikotoksin).
Penyakit mikotoksikosis mempunyai gejala yang
khas. Penyakit ini tidak kontagius dan menyerang
semua golongan umur.
Di negara subtropis, kejadian penyakit umumnya
bersifat musiman, namun di daerah tropis penyakit
terjadi sepanjang tahun.

Mikotoksikosis terjadi apabila hewan atau
manusia mengonsumsi toksin yang dihasilkan
cendawan secara terus-menerus dalam jangka
waktu tertentu (singkat atau lama) hingga toksin
tersebut terakumulasi di dalam tubuh.
Bila organ penetralisir toksin pada tubuh seperti
hati dan ginjal tidak dapat lagi mentoleransi racun
pada ambang batas di dalam tubuh maka akan
timbul kelainan patologis, yang ditandai oleh gejala
klinis hingga kematian bila tidak dikendalikan.

Potensi Penggunaan of Mikotoksin
• Aplikasi kesehatan –
• Trichothecenes diketahui memiliki
aktivitas antileukaemia;
• Turunan Zearalenone memiliki potensi
pengobatan sindrom menopause pada
wanita;
• Aplikasi Pertanian – turunan
Zearalenone sebagai pengatur tumbuh
domba dan sapi; dan juga bisa
digunakan sebagai herbisida dan
insektisida.

Terima Kasih