Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS

Karya Monumental umat Islam
dalam IPTEKS
AIK IV - Pertemuan II
Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

...



Universitas tertua di dunia adalah Universitas Karaouin,
didirikan seorang muslimah di Fez, Maroko pada 859 M.
Pada 872 M, Ahmad bin Tulun penguasa Mesir
mengeluarkan 60 Dinar emas untuk membangun rumah
sakit di Fustat. Rumah sakit ini kemudian dicontoh dan
dikembangkan di Eropa.

A. Zaman Kejayaan Islam di bidang IPTEKS


Rumah kebajikan
Khalifah Abbasiyah ketujuh, Al Ma’mun (813-833 SM)

mendirikan institut pendidikan di Baghdad dengan nama
Rumah Hikmah (Bayt al Hikmah).
Pendirian Bayt al Hikmah didasari oleh pemikiran bahwa
jika cendekiawan terbaik dari seluruh dunia berkumpul
dan belajar satu sama lain, maka akan menghasilkan
kemungkinan yang tidak terbatas.
Pada masa itu, cendekiawan terkenal baik muslim maupun
non muslim berkumpul di Baghdad sebagai bagian proyek
Al Ma’mun.



Rumah kebajikan ini unik karena:
1. Meruntuhkan dinding yang sebelumnya memisahkan
kelompok yang berbeda
2. Bahasa Arab menjadi bahasa perantara, karena jika
seseorang memeluk agama Islam pasti ia akan paham
bahasa Arab meskipun hanya bacaan shalat
3. Islam memerintahkan untuk mencari ilmu, yang
menjadikan penelitian sebagai ibadah


Matematika


Salah satu ilmuwan Matematika muslim terbesar adalah
Muhammad bin Musa al Khwarizmi (759-850 M), yang
merupakan orang Persia.
Al Khwarizmi mempelopori penggunaan sistem angka
India kuno dan menambahkan nol.
Al Khwarizmi terkenal sebagai pengembang ilmu Aljabar,
dengan buku monumentalnya yang berjudul Buku
Ringkasan Kalkulasi dengan Melengkapi dan
Menyeimbangkan. Kata aljabar diambil dari bukunya dan
berasal dari kata al Jabr yang berarti melengkapi.





Ilmuwan Matematika muslim lain adalah Umar Khayyam

(1048-1131M). Umar Khayyam menemukan metode untuk
memecahkan persamaan kubik. Ia juga merupakan orang
yang paling awal yang memformulasikan teorema
binominal yang membantu memecahkan masalah aljabar.
Al Battani yang merupakan ilmuwan Islam abad kesepuluh
menemukan trigonometri. Melalui fungsi trigonometri dan
pemahaman dasar tentang bintang, seseorang dapat
menghitung dengan tepat posisinya di bumi. Hal ini
penting untuk penentuan arah shalat bagi umat Islam.

Astronomi




Al Biruni adalah ilmuwan astronomi muslim pada abad
kesebelas, ia menentang pernyataan Ptolomeus yang
menyatakan bumi tidak bergerak, Al Biruni menyatakan
bahkan mungkin bumi berputar pada sumbunya.
Cendekiawan asal Andalusia bernama al Majriti

memusatkan perhatian pada upaya merevisi dan
menyempurnakan tabel serta perhitungan astronomis.
Setelah kematiannya, ilmuwan seperti Kopernikus dan
Galileo mengembangkan teori perhitungan astronomis,
yang kita terima sebagai fakta hari ini.

Geografi






Pada tahun 1300-an Ibnu Battuta, cendekiawan muslim dari
Maroko menempuh perjalanan sejauh 170 ribu kilometer.
Melintasi Afrika barat, India, Tiongkok, dan Asia tenggara.
Muhammad al Idrisi yang berasal dari Sisilia di bawah
perlindungan raja Sisilia yang toleran saat itu, Roger II,
membuat peta dunia dengan akurasi dan detail yang tidak
tertandingi pada masa abad pertengahan.

Al Mas’udi pada pertengahan abad kesepuluh menuliskan
pelayaran muslim Iberia selama berbulan-bulan pada 889 dari
pelabuhan Delba hingga sampai wilayah yang belum dikenal.
Sayangnya, hingga saat ini penjelajah yang terkenal adalah
Columbus yang beru menemukan Dunia Baru pada tahun
1492.

Kedokteran





Pada abad kesepuluh, Baghdad mempelopori ujian lisensi
yang harus diambil oleh dokter sebelum berpraktik.
Muhammad bin Zakariya al Razi yang hidup pada abad
kesembilan membuat buku yang meragukan gagasan Galen
(yang menyatakan tubuh manusia hanya terdiri dari darah,
empedu hitam, empedu kuning, dan lendir).
Ibnu Sina atau Avicenna merupakan ilmuwan kedokteran

muslim yang sangat terkenal, membuat karya berjudul
Aturan Pengobatan, yang menekankan bahwa obat-obatan
harus diuji di bawah kondisi terkontrol.

Fisika




Ibnu al Haytham (965-1040M) berasal dari Irak,
mengembangkan teori cahaya dan menemukan bahwa
cahaya memantul dari setiap titik objek ke mata dan
sejumlah besar sinar cahaya diubah menjadi informasi yang
dapat diproses otak.
Pada abad keduabelas, al Jazari merancang dan
membangun berbagai mesin otomatis, diantaranya sistem
pencuci tangan otomatis, jam, bahkan robot musik
bertenaga air.

Fikih dan Hadis







Dengan perkembangan ilmu pengetahuan empiris,
tumbuhlah ilmu pengetahuan Islam. Fikih – hukum
yurisprudensi Islam. Fikih mengajarkan pemahaman
mengenai hukum kriminal hingga tata caara shalat dan
makanan yang halal.
Ulama fikih yang terkenal diantaranya adalah Abu Hanifah
(699-767 M), Malik (711-795 M), Muhammad al Syafi’i
(767-820 M), Ahmad bin Hanbal (780-855M).
Berdasarkan prinsip-prinsip yang diterapkan ahli fikih ini,
berkembanglah 4 mahzab fikih yang terkenal, yakni
Hanifah, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.

B. Sebab-sebab kemajuan umat Islam di
bidang IPTEKS





Islam menghargai penelitian sebagai ibadah.
Adanya rumah kebajikan mendorong ilmuwan muslim
untuk mematahkan teori lama dari Yunani maupun
Romawi kuno untuk kemudian mengembangkan teori
baru dengan perlindungan dari pemerintah Khalifah
Abbasiyah.

C. Sebab-sebab Kemunduran umat Islam di
dalam IPTEKS


Renaisans atau Renaissence merupakan era perubahan di
Eropa, pada masa ini gerakan menerjemahkan ratusan teks
berbahasa Arab ke bahasa Latin dilakukan. Pada masa
Ottoman, Eropa mulai menyusul dan bahkan menyalip
dunia Islam.


Upaya-upaya kebangkitan kembali umat
Islam dalam IPTEKS




Gerakan pembaharuan mulai timbul akibat benturan
antara Islam dengan kekuatan Eropa. Gerakan ini antara
lain Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh
Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arab,
Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India dan Gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said
Muhammad Sanusi dari Aljazair.
Dilanjutkan oleh Jamaluddin Al Afghani (1839-1897M)






Perkembangan Ekonomi Syariah, di Indonesia mulai
dianggap menjadi sistem keuangan baru yang patut
diperhitungkan, saat ini Inggris menjadi pusat Keuangan
Syariah. Negara-negara non Muslim juga ikut mempelajari
sistem keuangan syariah yang dianggap lebih
menguntungkan.
Didirikannya OKI untuk mewadahi Negara Islam
mengembangkan berbagai sektor, salah satunya pendidikan,
dengan memprakarsai berdirinya IDB (Islamic
Development Bank) dan IRTI (Islamic Research and
Training Institut).