ANALISIS RISIKO DAN LAVERAGE docx

ANALISIS RISIKO DAN LAVERAGE
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Tahun 2015
Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas individu Analisis Laporan
Keuangan
Dosen pembimbing: Diah Ayu Susanti SE, AK, M.ACC,

Disusun oleh :
Nama : Hariyanti
Nim

: 201512207

Kelas : 4 E

UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas limpahan karunia, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penyusun masih
diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk Nusa,
Bangsa dan Negara khususnya melalui bidang Pendidikan. Terwujudnya
makalah Tentang “ Analisis Risiko dan Leverage pada PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk pada tahun 2015 ” dari berbagai tinjauan ini merupakan kerja
keras yang baik bagi penyusun.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
terhadap semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
1. Selaku dosen pengampu Mata Analisis Laporan Keuangan Ibu Diah Ayu
Susanti, SE, AK, M.ACC
2. Orang Tua kami yang telah mendo’akan yang terbaik untuk
penyelesaian makalah saya;
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyadari dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu penyusun
mohon maaf atas kesalahan dalam makalah ini. penyusun mengharap saran dan
kritikan yang bersifat membangun penyusun untuk sempurnanya makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberi manfaat
kepada penyusun khususnya dan kepada pembaca umumnya dalam
keikutsertaan mewujudkan pemuda-pemudi yang mandiri.


Kudus,

MEI 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Analisis laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan hubungan diantara berbagai account dari beberapa laporan
keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional
perusahaan. Analisis Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis) yang sering
digunakan di pasar modal, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio pasar (rasiosaham)
(Rusdin, 2006:140).
Analisis risiko merupakan pasangan kembar analisis profitabilitas.
Keduanya dipakai untuk menentukan daya tarik suatu perusahaan. Konsep
operating dan financial Leverage adalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan
dan pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah

penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel,
maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba.
Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk
menghasilkan laba diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu.
Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui gambaran risiko apa saja
yang akan terjadi kedepannya, mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghadapi risiko yang terjadi, bagaimana cara perusahaan mempertahankan
kelangsungan hidup produknya dalam menghadapi resiko.

Objek penelitian ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang
merupakan perusahaan perseroan terbatas, dimana perusahaan ini sesuai dengan
akta pendirian, perusahaan bergerak dalam produksi makanan.

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma
berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah
dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali
dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny
Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri

kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan
Surat
Keputusan No.C22915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991,
dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11
Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula
PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh
Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan
terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang
dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan
pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang
merupakan
salah
satu
cabang

dari PT
Sanmaru
Food
Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi
pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak
200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang
berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya
tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang,

Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar,
Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu
Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk
dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program
pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.



Tujuan Pendirian

Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung
adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha
internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya
transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai
daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta
dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran
citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.


Visi
“Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan
produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi
pemimpin di industri makanan”.




Misi
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia
di bidang industri makanan”.



Perkembangan Perusahaan

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma
berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah
namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses
Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971. PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami

kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk yang
dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari 10 merek dengan 150

rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu
bagian darinoodle division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor
dan pabrik seluas 61.640 m². Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di
kabupaten dan kota Bandung, Cimahi, Cikampek, Purwakarta, Subang,
Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang
bergerak dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri makanan
olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie
terdepan dan memegang market leader pada masing-masing brand yang
dimilikinya.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar,
dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan
permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen,
baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan
selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan
terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1.

2.

Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan
Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng
melainkan dikeringkan.

Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie,
bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan
adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau
rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada
konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke
dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan
direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis risiko?
2. Apa yang dimaksud dengan leverage ?
3. Bagaimana cara menganalisis risiko dan leverage pada PT Akasha Wira
International Tbk?


BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS RISIKO
 Pengertian Analisis Risiko
Secara sederhana, analisis risiko atau risk analysis dapat diartikan
sebagai sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan,
kemudian menganalisanya untuk memastikan hasil pembongkaran dan
menyoroti bagaimana dampak-dampak yang ditimbulkan dapat dihilangkan
atau dikurangi. Analisis risiko juga dipahami sebagai sebuah proses untuk
menentukan pengamanan macam apa yang cocok atau layak untuk sebuah
sistem atau lingkungan (ISO 1799, “An Introduction To Risk Analysis”, 2012).
Analisis risiko merupakan bagian dari manajemen risiko, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi kemungkinan kondisi, peristiwa, atau situasi negative
eksternal dan internal.
b. Penentuan hubungan sebab-akibat antara peluang kejadian, skalanya dan
kemungkinan dampaknya.
c. Evaluasi sebagai dampak dibawah ini asumsi dan profitabilitas yang
berbeda.

d. Penerapan

teknik

kualitatif

dan

kuantitatif

untuk

mengurangi

ketidakpastian dari dampak dan biaya, kewajiban, atau kerugian.
 Analisis Sumber Risiko
Dalam teori manajemen keuangan, ada trade-off antara risiko dan return.
Jika risiko suatu investasi lebih tinggi, return yang diharapkan juga tinggi.
Banyak para manajer mengetahui risiko untuk dipertimbangkan dalam menilai
dan mengambil keputusan investasi. Penilaian dan pemahaman trade-off antara
risiko dan return membentuk landasan untuk memaksimumkan kesejahteraan

pemegang saham. Perusahaan seharusnya mengenali apakah return yang
diharapkan dapat dicapai atau tidak, yang berarti perusahaan harus mengenali
elemen risiko dalam proses pengambilan keputusan. Risiko dapat didefinisikan
sebagai variabilitas return dari apa yang diharapkan (Brealey, Stewart, and
Alan, 1995). Dengan kata lain risiko adalah sebagai kemungkinan bahwa return
sesungguhnya dari suatu investasi akan lebih rendah dari return yang
diharapkan. Return adalah keuntungan atau aliran kas neto yang diperoleh dari
suatu investasi. Dalam kegiatan bisnis, perusahaan sering dihadapkan pada
pengeluaran biaya yang bersifat tetap, yang tentu saja mengandung risiko.
Berkaitan dengan itu manajemen harus tahu mengenai leverage. Leverage
menunjukkan penggunaan biaya tetap dalam usaha meningkatkan keuntungan.
Secara umum investor enggan terhadap risiko (averse risk) (Horne and
John,1992). Jika risiko lebih besar, investor mengharapkan return dari suatu
investasi yang lebih besar. Return yang tinggi tidak selalu disertai investasi
berisiko. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor jika
investasi tersebut tidak memberi harapan tingkat return yang tinggi.
Sumber-sumber dan tipe-tipe risiko bisa dilihat pada bagan berikut ini:
Sumber

Contoh resiko yang timbul

Internasional

Ketidak stabilan pemerintah local
Ketidak stabilan kebijakan pemerintah setempat
Risiko perubahan kurs mata uang
Resesi dunia

Domestik

Resesi
Inflasi atau deflasi
Perubahan tingkat bunga
Perubahan demografis

Perubahan kebijakan dalam negeri
Perubahan politik dalam negeri
Perubahan teknologi

Industri

Persaingan
Perubahan kekuatan tawar menawar dalam industry
Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan industry
Perubahan manajemen

Perusahaan

Perubahan strategi
Risiko terkena bencana
Risiko terkena tuntutan hukum
Meskipun risiko-risiko di atas secara langsung atau tidak langsung akan
mempengeruhi perusahaan, tetapi perusahaan harus memperhatikan risikorisiko yang mempunyai konsekuensi keuangan perusahaan.
Tabel dibawah ini menggambarkan kegiatan-kegiatan perusahaan dan
kaitannya dengan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajibannya
dengan kas. Oleh karena itu analisis aliran kas sering dipakai sebagai alat
analisis untuk melihat kemampuan perusahaan sekaligus untuk menganalisis
risiko perusahaan. Perusahaan kadang-kadang mengalami kebangkrutan
(default) atau tidak bisa membayar kewajiban-kewajibannya karena tidak
mempunyai

kas

yang

cukup,

meskipun

perusahaan

tersebut

cukup

menguntungkan. Laporan aliran kas akan melengkapi analisis risiko disamping
analisis rasio yang akan dibicarakan pada bab ini.
Kegiatan perusahaan dan aliran kas tang dihasilkan atau dibutuhkan:
Kegiatan

Kemampuan

Kebutuhan yang

Analisis yang

Perusahaan

Perusahaan

menggunakan

digunakan

menghasilkan

kas

kas

Operasi

Profitabilitas

Kebutuhan

Likuiditas

Investasi

Perusahaan
Penjualan aset

modal kerja
Kebutuhan

jangka pendek
Likuiditas

perusahaan

investasi pada

jangka panjang

Kapasitas

aktiva baru
Membayar

Likuiditas

Meminjam

hutang dengan

jangka panjang

Pendanaan

bunga dan
kewajiban
lainnya
Analisis risiko dibagi menjadi dua bagian:
a) Analisis risiko jangka pendek (short term liquidity risk): memfokuskan
pada kemampuan perusahaan memenuhikewajiban jangka pendeknya
(kurang dari satu tahun)
b) Analisis risiko jangka panjang (long term liquidity risk): memfokuskan
pada kemampuan perusahaanmemenuhi kewajiban jangka panjangnya
(lebih dari satu tahun)
Risiko dikelompokkan menjadi dua:
a) Risiko spesifik: dapat dihilangkan dengan diversifikasi
b) Risiko sistematis: risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi
B. ANALISIS LEVERAGE
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds)
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008:257).
Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham

istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi
kekayaan pemilik perusahaan.
Berikut ini beberapa pengertian leverage dari beberapa sumber:


Menurut Irawati (2006), leverage merupakan suatu kebijakan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau
memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap
yang harus ditanggung perusahaan.



Menurut Fakhrudin (2008:109), leverage merupakan jumlah utang yang
digunakan untuk membiayai/membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan
yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi.



Menurut Sjahrial (2009:147), leverage adalah penggunaan aktiva dan
sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap)
berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga
sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham.



Menurut

Syamsuddin

(2001:89),

leverage

adalah

kemampuan

perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban
tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan
(return) bagi pemilik perusahaan.
Analisis Leverage adalah analisis dimana untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Analisis ini digunakan untuk
mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam
proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan atau untuk
mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai dengan utang-utang
jangka panjang.

Leverage adalah sarana untuk meningkatkan sesuatu. Dalam ilmu
pembelanjaan dengan leverage dimaksudkan peluang yang tersedia untuk
menarik manfaat dari struktur modal perusahaan. Dengan memperhitungkan
tingkat biaya modal sumber equity dan tingkat biaya modal sumber debt,
struktur modal perusahaan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga para
pemegang saham dapat menarik manfaat yang optimum daripadanya. Oleh
sebab itu, masalah leverage mempunyai beberapa implikasi:
1. Para kreditur akan memperhatikan berapa besar jumlah equity atau dana

yang disediakan para pemilik perusahaan, karena jumlah tersebut
merupakan batas jaminan terakhir atau “margin of safety” bagi mereka.
Bila para pemilik hanya menyediakan sejumlah kecil saja dari
pembelanjaan yang diperlukan, maka bagian terbesar dari resiko
perusahaan dipikul oleh para kreditur.
2. Para pemegang saham sebenarnya menarik manfaat dari penarikan dana

melalui modal luar. Mereka tetap memiliki hak pengawasan penuh atas
kegiatan perusahaan, akan tetapi dengan jumlah investasi yang relative
kecil.
3. Bilamana laba yang diperoleh atas dana pinjaman lebih besar dari bunga

yang harus dibayar, laba atas equity akan meningkat.
Leverage dapat didekati dengan dua cara:
1. Dengan jalan meneliti ratio dalam Neraca untuk menentukan sampai
berapa jauh dana pinjaman dari luar telah dipergunakan untuk
membelanjai kegiatan perusahaan.
2. Dengan jalan mengukur sampai berapa jauh resiko para kreditur
berkenaan dengan bunga pinjaman yang harus diterimanya. Ini dapat
dilakukan dengan jalan menghitung berapa kali biaya tetap (bunga

pinjaman dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya) tertutup oleh laba
usaha.
Kedua macam leverage ratios tersebut bersifat saling melengkapi atau
komplementer. Oleh sebab itu, dalam meneliti leverage suatu perusahaan,
seorang analis keuangan seharusnya memperhitungkan kedua leverage ratios
tersebut. Analisa ini terdiri dari Debt to Total Asset Ratio (DAR), Times Interest
Earned(TIE), Debt to Total Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity
Ratio.
Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Ratio ini juga dikenal sebagai debt (hutang) ratio mengukur presentasi
kebutuhan dana yang dibelanjai dengan debt. Dalam hal ini dengan debt
dimaksudkan, baik utang-utang jangka pendek (current liabilities), maupun
pinjaman jangka panjang (long term debt).
Debt ¿ Asset Ratio=

Total Hutang
Total Aset

Para kreditur tentu saja lebih menyukai debt ratio yang sedang-sedang
saja, karena ratio yang rendah akan memberikan perisai yang lebih baik bagi
mereka bila perusahaan harus dilikuidasi. Sebaliknya, para pemegang saham
akan mengusahakan debt ratio yang tinggi, karena hal itu akan menaikkan
tingkat laba yang mereka peroleh, tanpa mengorbankan hak pengawasan atas
perusahaan yang mereka miliki.
Times Interest Earned (TIE)
Ratio Times Interest Earned dapat dihitung dengan jalan membagi laba
sebelum bunga dan pajak (Earnings Before Interest and Taxes disingkat EBIT)
dengan biaya bunga (interest charges).

Ratio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai di mana laba
perusahaan dapat menutup biaya bunga. Bagi para kreditur, ratio yang tinggi
memberikan jaminan bahwa bunga atas pinjaman yang mereka berikan akan
dapat dibayar perusahaan. Sebaliknya, bilamana jumlah EBIT lebih kecil dari
biaya bunga yang harus dibayar, para kreditur menghadapi resiko bahwa bunga
atas pinjaman yang mereka berikan tidak akan dibayar seluruhnya. Dalam hal
demikian, mereka mungkin akan mengambil jalan hukum, dan hal ini besar
kemungkinan akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karena EBIT
sama dengan Operating Income (laba usaha), Times Interest Earned dapat
dihitung sebagai berikut:

¿ Interest Earned =

Laba sebelum bunga dan pajak ( EBIT )
Bunga

Debt to Equity Ratio(DER)
Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total utang dengan total modal.
Debt ¿ Equity Ratio=

Total Hutang
Total Ekuias

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin sedikit dibandingkan dengan utangnya.
Bagi perusahaan sebaiknya besar utang tidak boleh melebihi modal sendiri.
Dari beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa debt to equity ratio (DER)
merupakan rasio utang yang digunakan untuk kreditor atau investor biasanya
lebih menyukai debt to equity ratio (DER) yang rendah sebab tingkat keamanan
dananya semakin baik.
Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) ini menunjukan perusahaan semakin
berisiko. Semakian berisiko, kreditor atau investor meminta imbalan semakin

tinggi. Semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas
pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh
investor atau kreditor perusahaan. Singkatnya semikin tinggi debt to equity
ratio (DER) semakin besar pula risiko keuangannya, ataupun sebaliknya
semakin rendah rasio ini akan semakin rendah risiko keuangannya.
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara utang
jangka panjang dengan total modal sendiri.
LTDtER=

Total Hutang Jangka Panjang
Total Ekuias

 Jenis-jenis Leverage
Jenis leverage ada tiga macam yaitu Operating Leverage, Financial Leverage
dan Combination Leverage. Berikut penjelasan dari masing-masing leverage
tersebut:
a. Leverage Operasi (operating leverage)
Leverage operasi adalah seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap
operasional (Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin (2001:107), leverage
operasi adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating
cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap
earning before interest and taxes (EBIT).
Leverage operasi timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban-beban tetap
yang ditanggung dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki
biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka perusahaan tersebut
menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage perusahaan

mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan
laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.
Beban tetap operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya
produksi dan pemasaran yang bersifat tetap misal gaji karyawan. Sebagai
kebalikannya adalah beban variabel operasional. Contoh biaya variabel adalah
biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk yang dihasilkan.
Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan
perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain pengaruh
perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT). Besar kecilnya leverage operasi dihitung dengan DOL (Degree of
operating leverage) yang dirumuskan sebagai berikut:
DOL=

Presentase perubahan EBIT
Presentase Perubahan Penjualan

Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba
operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang
harus diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian.
 Leverage Keuangan (financial leverage)
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap
dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih
besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2008:263).
Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari
bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage dimana
perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan modal pinjaman
serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan laba
per lembar saham. Financial Leverage timbul karena adanya kewajibankewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini
tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar
tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan.
Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of financial
leverage). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan
tertentu dari EBIT. Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko finansial
perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah
perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar. DFL
(Degree of financial leverage) dirumuskan sebagai berikut:
DFL=

Presentase perubahan EPS
Presentase Perubahan EBIT

DFL yang besar menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan
menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan
per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga ini pada kenyataannya dapat
berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk
saham preferen yang mempunyai beban pembayaran tetap setelah perhitungan
sebelum pajak.
 Leverage Gabungan (Combination Leverage)
Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik operating
leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan
keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono, 2008:267).
Leverage gabungan adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan
laba setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan
terhadap perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Combine
Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan
per lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam unit yang terjual.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ANALISIS LIKUIDITAS JANGKA PENDEK
Rasio Lancar
Rasio Lancar=

aktiva lancar
hutanglancar

PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK
TAHUN

AKTIVA
LANCAR

HUTANG
LANCAR

RASIO
LANCAR

2013

11.321.715

4.696.583

2,41

2014

13.621.918

6.208.146

2,19

2015

13.961.500

6.002.344

2,33

Grafik rasio lancar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP
2.5
2.4 2.41
2.3
Axis Title 2.2
2.1
2
2013

2.33

ICBP

2.19
2014

2015

Rasio Quick
Raio Quick=
TAHUN

Aktiva Lancar−Persediaan
Hutang Lancar

AKTIVA

PERSEDIAAN

HUTANG

RASIO

LANCAR

LANCAR

QUICK

2013

11.321.715

2.868.722

4.696.583

1,80

2014

13.621.918

2.813.122

6.208.146

1,74

2015

13.961.500

2.546.835

6.002.344

1,90

Grafik quick rasio PT Indofood CBP Sukses Makmur

ICBP
1.95
1.9
1.85
Axis Title 1.8 1.8
1.75
1.7
1.65
2013

1.9

ICBP

1.74
2014

2015

I . Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar
Rasio Aliran Kas Terhadap Hutang Lancar = Aliran Kas dari Operasi (sebelum
item-itemluar biasa) / Rata-Rata Hutang Lancar
TAHUN

ALIRAN KAS DARI
OPERASI

2013

1.993.496

5.635.691

RASIO ALIRAN KAS
TERHADAP
HUTANG LANCAR
0,35

2014

3.860.843

5.635.691

0,69

2015

3.485.533

5.635.691

0,62

RATA-RATA
HUTANG LANCAR

Grafik aliran kas terhadap hutang lancar

ICBP
0.8

0.69

0.6

0.62

ICBP

Axis Title 0.4 0.35
0.2
0
2013

2014

2015

II. RASIO AKTIVITAS MODAL KERJA
Siklus Kas
Siklus kas = rata-rata umur piutang + rata-rata umur persediaan – rata-rata umur
hutang.

Perputaran Piutang
Perputaran Piutang = Penjualan/ Rata-Rata Piutang

TAHUN

PENJUALAN

2013

25.094.681

2014

30.002.463

RATA-RATA
PIUTANG
2.787.452

PERPUTARAN
PIUTANG
9,00

2.787.452

10,76

2015

31.741.094

2.787.452

11,39

Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata persediaan

TAHUN
2013
2014
2015

HPP
18.668.990
21.922.158
22.121.957

RATA-RATA
PERSEDIAAN
2.742.893
2.742.893
2.742.893

PERPUTARAN
PERSEDIAAN
6,81
8,00
8,07

Perputaran Hutang
Perputaran Hutang = Pembelian / Rata-Rata Hutang

TAHUN
2013
2014
2015

PEMBELIAN
19.724.825
21.866.558
21.855.670

RATA-RATA
HUTANG
9.746.738
9.746.738
9.746.738

Grafik perputaran piutang, persediaan dan hutang
Piutang

PERPUTARAN
HUTANG
2,02
2,24
2,24

perputaran piutang
12
10
9
8
Axis Title 6
4
2
0
2013

11.39

10.76

perputaran piutang

2014

2015

Persediaan

Persediaan
8.5
8
Axis Title

8.07

8

7.5
7
6.5

Persediaan

6.81

6
2013

2014

2015

Hutang

Hutang
2.3
2.25
2.2
2.15
2.1
Axis Title 2.05
2 2.02
1.95
1.9
2013

2.24

2.24
Hutang

2014

2015

Pembelian
HPP
PERSEDIAAN AKHIR
18.668.990
2.868.722
21.922.158
2.813.122
22.121.957
2.546.835
Rata-Rata Umur Piutang
JUMLAH HARI DALAM
TAHUN
SATU TAHUN
2013
365
2014
365
2015
365
Rata-Rata Umur Persediaan
JUMLAH HARI DALAM
TAHUN
SATU TAHUN
2013
365
2014
365
2015
365
Rata-Rata Umur Hutang
JUMLAH HARI DALAM
TAHUN
SATU TAHUN
2013
365
2014
365
2015
365
Grafik
Rata – rata piutang

PERSEDIAAN
AWAL
1.812.887
2.868.722
2.813.122

PEMBELIAN
19.724.825
21.866.558
21.855.670

PERPUTARAN
PIUTANG
8,52
10,2
10,78

RATA-RATA UMUR
PIUTANG (hari)
43
36
34

PERPUTARAN
PERSEDIAAN
6,81
8
8,07

RATA-RATA UMUR
PERSEDIAAN (hari)
54
46
45

PERPUTARAN
HUTANG
2,02
2,24
2,24

RATA-RATA UMUR
HUTANG (hari)
181
163
163

rata2 piutang
50
45 43
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2013

36

2014

34

2015

rata2 piutang

Rata – rata persediaan

Rata-rata Persediaan
56
54 54
52
50
Axis Title 48
46
46
45
44
42
40
2013 2014 2015

Rata-rata Persediaan

Rata – rata hutang

Rata-rata Hutang
185
180 181
175
170
Axis Title 165
163 163
160
155
150
2013 2014 2015

Rata-rata Hutang

2.1 Analisis Likuiditas Jangka Panjang
Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan
perusahaan

memenuhikewajiban-kewajiban

jangka

panjangnya.Risiko

likuiditas jangka panjang dapat dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini :
a. Rasio hutang (debt ratio)
b. Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
c. Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
d. Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan

kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masuk.Profitabilitas yang
bagus mencerminkan kemampuan perusahaan memperoleh aliran kas yang baik
dan risiko yang lebih kecil.
Rasio Hutang Jangka Panjang

Tahun

Hutang Jangka Panjang

2013
3.924.731
2014
4.237.041
2015
4.171.369
Rasio Hutang Modal Saham
Tahun

Hutang Jangka Panjang

2013
3.924.731
2014
4.237.041
2015
4.171.369
Rasio Hutang Jangka Panjang Total Aset
Tahun

Hutang Jangka Panjang

2013
2014
2015

3.924.731
4.237.041
4.171.369

Modal Saham

583.095
583.095
583.095

Modal Saham
583.095
583.095
583.095

Total Aset
21.410.331
25.029.488
26.560.621

Rasio Hutang
Jangka Panjang
0,871
0,879
0,877
Rasio Hutang
Modal Saham
6,73
7,27
7,15
Rasio Hutang
Jangka
Panjang Total Aset
0,18
0,17
0,16

Rasio Total Hutang Total Aset

Tahun

Total Hutang

Total Aset

2013
8.621.314
2014
10.445.187
2015
10.173.713
Rasio Interest Coverage
Tahun

Laba Bersih

21.410.331
25.029.488
26.560.621

Biaya Bunga

2013
2.966.990
2014
3.445.380
2015
4.009.634
Rasio Aliran Kas Terhadap Total Hutang
Tahun

Aliran Kas Dari
Operasi

102.733
212.539
253.872

Rata-Rata Total
Hutang

2013
1.933.496
9.746.738
2014
3.860.843
9.746.738
2015
3.485.533
9.746.738
Rasio Kas Terhadap Pengeluaran Modal
Tahun

Aliran Kas Dari
Opersi Kas

Pengeluaran Modal

2013
2014
2015

1.933.496
3.860.843
3.485.533

2.369.049
1.738.736
2.043.624

Rasio Total
Hutang
Total Aset
0,40
0,42
0,38
Pajak
Penghasilan
733.699
871.208
1.086.486
Rasio Aliran Kas
Terhadap Total
Hutang
0,20
0,40
0,36
Rasio Aliran Kas
Operasional
Terhadap
Pengeluaran
Modal
0,82
2,2
1,71

Rasio Interest
Coverage
37,02
21,31
21,07

Grafik
Rasio Hutang Jangka Panjang

Rasio Hutang Jangka Panjang
0.88

0.88

0.88

0.88

0.88

Rasio Hutang
Jangka Panjang

0.87
0.87
0.87

0.87

0.87
0.87
2013

2014

2015

Rasio Hutang Modal Saham

Rasio Hutang Modal Saham
7.27

7.15

6.73

2013

2014

2015

Rasio Hutang Jangka Panjang Total Aset

Rasio Hutang
Modal Saham

Rasio Hutang Jangka Panjang Total Aset
0.19
0.18 0.18
0.18
0.17
0.17
0.16
0.16
0.15
2013

Rasio Hutang
Jangka Panjang Total Aset

0.17
0.16
2014

2015

Rasio Total Hutang Total Aset

Rasio Total Hutang Total Aset
0.43
0.42
0.41
0.4 0.4
0.39
0.38
0.37
0.36
2013

0.42
Rasio Total Hutang
Total Aset
0.38
2014

2015

Rasio Interest Coverage

Rasio Interest Coverage
40
35 37.02
30
25
20
15
10
5
0
2013

21.31

2014

21.07

Rasio Interest
Coverage

2015

Rasio Aliran Kas Terhadap Total Hutang

Rasio Aliran Kas Terhadap Total Hutang
0.5
0.4

0.4

0.3
0.2

0.36

0.2

0.1
0
2013

2014

2015

Rasio Aliran Kas
Terhadap Total
Hutang

Rasio Kas Terhadap Pengeluaran Modal

Rasio Kas Terhadap Pengeluaran Modal
2.5

2.2

2

1.71

1.5
1
0.5

Rasio Kas Terhadap
Pengeluaran Modal

0.82

0
2013

2014

2015

ANALISIS LAVERAGE
Debt Ratio to Capital Asset PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (Dalam Jutaan
Rupiah)
Tahun
Total Hutang
Total Aset
Debt Ratio to Capital Asset
2016
11.008.006,00
27.903.491,00
0,39
2015
10.173.713,00
26.560.624,00
0,38
2014
10.445.187,00
25.029.488,00
0,42
Tahun
2016
2015
2014
Tahun
2016
2015
2014
Tahun
2016
2015

Debt Ratio to Capital Asset PT. Siantar Top Tbk. (Dalam Rupiah)
Total Hutang
Total Aset
Debt Ratio to Capital Asset
903.604.586.742,00
1.963.630.084.922,00
0,46
910.758.598.913,00
1.919.568.037.170,00
0,47
882.610.280.834,00
1.700.204.093.895,00
0,52
TIE PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (Dalam Jutaan Rupiah)
EBIT
Bunga
TIE
2.723.740,00
2.277.195,00
4.009.634,00
530.714,00
3.445.380,00
496.094,00
TIE PT. Siantar Top Tbk. (Dalam Rupiah)
EBIT
Bunga
64.032.678.186,00
118.838.542,00
69.317.434.764,00
234.556.313,00

1,20
7,56
6,95

TIE
538,82
295,53

2014

54.463.766.318,00

195.803.415,00

278,16

Fixed Charge Coverage PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (Dalam Jutaan Rupiah)
Biaya
Fixed Charge
Tahun
EBIT
Biaya Sewa
Bunga
Sewa
Coverage
2.723.7
2.277.
2016
40,00
195,00
1,20
4.009.6
530.
2015
34,00
714,00
7,56
3.445.3
496.
2014
80,00
094,00
6,95

Tahun
2016
2015
2014

Fixed Charge Coverage PT. Siantar Top Tbk. (Dalam Rupiah)
Biaya
Fixed Charge
EBIT
Biaya Sewa
Bunga
Sewa
Coverage
64.032.678.186
118.838.
,00
542,00
538,82
69.317.434.764
234.556.
,00
313,00
295,53
54.463.766.318
195.803.
,00
415,00
278,16

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis risiko bersama-sama dengan analisis profitabilitas digunakan
untuk mengevaluasi daya tarik suatu perusahaan. Ada beberapa sumber resiko
:internasional,nasional ,industry dan perusahaan itu sendiri. Sumber-sumber
resiko tersebut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi
perusahaan.beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam analisi rasio.
Rekening off balance sheet kelihatannya tidak mempunyai pengaruh terhadap
neraca karena tidak tercantum di neraca, meskipun sebenarnya mempunyai
pengaruh.penyesuaiaan bias dilakukan dengan memasukkan item-item off
balance sheet kedalam analisis.
Aliran kas juga mempunyai pengaruh penting dalam likuiditas rasio
rasio yang menggunakan aliran kas sebagai salah satu variable bias digunakan
untuk melihat likuiditas perusahaan. Rasio-rasio keuangan barangkali kelihatan
jelek,tapi barangkali likuiditas perusahaan tidak terlalu jelek apabila aliran kas
perusahaan baik. Tentunya akan lebih baik apabila perusahaan mempunyai rasio
keuangan yang baik , sekaligus juga mempunyai aliran kas yang lebih baik.
SARAN
seharusnya setiap perusahaan harus mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan
selama beberapa tahun terakhir untuk mgetahui kekurangan yang dialami
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan daya tarik perusahaan
bagi pihal luar seperti investor. Pihak manajemen disisni sangat diperlukan
untuk membuat suatu kebijakan yang akan dilakukan dalam suatu permasalahan

yang mungkin timbul dari masalah seprti kinerja perusahaan dan daya tarik
perusahaan itu sendiri bagi pihal eksternal.

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2130426-pengertiananalisis-laporan-keuangan/#ixzz1xCxCRWUk