BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang yang beralamat di Jalan Manggis No. 2 Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, Kode Pos 50188. Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang saat ini adalah Mulyono, S.Pd.M.Pd. SK terakhir status sekolah SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang adalah Terakreditasi A. Jasa Pendidikan Dasar Setingkat Sekolah Dasar (SD) ini dengan lama pendidikan adalah 6 (enam) tahun. SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini memiliki tenaga pengajar dari lulusan S1 sebanyak 11 orang, lulusan S2 sebanyak 1 orang dan yang masih menempuh kuliah S1 sebanyak 2 orang. Sekolah SD Negeri Wates 01 memiliki tenaga Tata Usaha dari lulusan S1 sebanyak 1 orang, penjaga Sekolah dari lulusan SMP sebanyak 1 orang, Satpam dari lulusan SMA sebanyak 1 orang, pesuruh dari lulusan SMA sebanyak 1 orang dan petugas perpustakaan sebanyak 2 orang dari lulusan SMK dan SMA.

  SD Negeri Wates 01 Kota Semarang yang terletak di Jalan Manggis No. 2 Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang merupakan UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Ngaliyan

  2

  dengan luas tanah dan bangunan 5.030 M / 1.074

  Negeri Wates 01 Kota Semarang ini memiliki fasilitas antara lain adalah ruang kelas sebanyak 12 ruang, kantor kepala sekolah, lapangan olah raga/upacara, perpustakaan, musholla, aula, ruang guru, ruang UKS, kantin, rumah penjaga, kamar mandi/wc siswa dan kamar mandi.wc guru.

  

4.2.1 Evaluasi Konteks Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi konteks kepemimpinan Kepala Sekolah diartikan sebagai situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan Kepala Sekolah dalam suatu program kepemimpinan yang bersangkutan.

  Konteks evaluasi kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini adalah kebijakan kepala sekolah yang sesuai dengan sasaran-sasaran yang akan dicapai serta keterkaitan antara kebutuhan-kebutuhan, peluang, dari pelaksanaan program dengan tujuan program supervisi kepala sekolah.

  Dalam evaluasi konteks kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tentunya Kepala Sekolah harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan apa yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga bisa menindaklanjutinya. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyono, S.Pd.M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “ Permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran di SDN Wates 01 Kecamatan

  Ngaliyan Kota Semarang ini antara lain adalah 1) Kesulitan dalam penguasaan kelas karena jumlah siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak, 2) kurangnya media buku pembelajaran karena ketersediaan buku pelajaran dari sekolah terbatas yang mengakibatkan kurangnya kesadaran orangtua tentang pentingnya buku pelajaran terhadap keberhasilan anak dalam belajar, 3) guru kurang optimal dalam penggunaan alat peraga, dan 4) guru kurang berhasil dalam memotivasi siswa.”

  Guru kelas I A SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “

  Permasalahan yang dihadapi kami dalam pembelajaran selain yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah tadi adalah 1) ada siswa yang selalu over sehingga mengganggu temannya, 2) masoh banyak siswa yang perlu perhatian khusus hal tersebut terlihat apabila ketika guru menerangkan ada beberapa anak yang kurang memperhatikan sehingga waktu diberi pertanyaan tidak bisa menjawab dengan benar, dan 3) banyak orangtua kurang peduli terhadap pendidikan anaknya karena di sekolah kami mayoritas orangtua siswa berada pada ekonomi menengah ke bawah sehingga orangtua sibuk mencari kebutuhan hidup dan kurang memperhatikan anaknya.”

  Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran adalah dari sekolah terbatasnya ketersediaan buku yang mengakibatkan kurangnya kesadaran orangtua tentang pentingnya buku pelajaran terhadap keberhasilan anak dalam belajar, 3) guru kurang optimal dalam penggunaan alat peraga, 4) guru kurang berhasil dalam memotivasi siswa, 5) ada siswa yang selalu over sehingga mengganggu temannya, 6) masih banyak siswa yang perlu perhatian khusus hal tersebut terlihat apabila ketika guru menerangkan ada beberapa anak yang kurang memperhatikan sehingga waktu diberi pertanyaan tidak bisa menjawab dengan benar, dan 7) banyak orangtua kurang peduli terhadap pendidikan anaknya karena di sekolah kami mayoritas orangtua siswa berada pada ekonomi menengah ke bawah sehingga orangtua sibuk mencari kebutuhan hidup dan kurang memperhatikan anaknya.

  Permasalahan yang dihadapi guru SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang dalam pembelajaran tentunya memiliki alasan tertentu sehingga membuat guru merasa masih kurang dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang berikut ini:

  “Alasan guru masih kurang dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang ini adalah 1) karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM, 2) antusias siswa terhadap pembelajaran masih rendah, 3) siswa masih banyak yang membuat gaduh atau ramai dalam proses KBM, dan 4) siswa kesulitan dalam memperoleh informasi tentang pembelajaran dikarenakan hanya terbatas informasi dari guru saja.”

  Guru kelas II SD Negeri Wates 01 Kota Semarang mengungkapkan berikut ini:

  “Kenapa para guru merasa masih kurang dalam pelaksanaan pembelajaran adalah karena 1) jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan perhatian guru yang tidak dapat mendalam terhadap masing-masing anak, 2) alat peraga atau sumber materi yang diberikan dan digunakan dalam pembelajaran belum lengkap sepenuhnya, 3) terbatasnya media pembelajaran, dan 4) waktu pembelajaran yang diberikan guru sangat terbatas.”

  Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa masalah yang tampak bahwa guru merasa masih kurang dalam pelaksanaan pembelajaran adalah karena 1) karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM, 2) antusias siswa terhadap pembelajaran masih rendah, 3) siswa masih banyak yang membuat gaduh atau ramai dalam proses KBM, 4) siswa kesulitan dalam memperoleh informasi tentang pembelajaran dikarenakan hanya terbatas informasi dari guru saja, 5) jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan perhatian guru yang tidak dapat mendalam terhadap masing- masing anak, 6) alat peraga atau sumber materi yang diberikan dan digunakan dalam pembelajaran belum lengkap sepenuhnya, 7) terbatasnya media pembelajaran, dan 8) waktu pembelajaran yang diberikan guru sangat terbatas.

  Dalam mencapai tujuan yang diharapkan tentunya ada langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan secara bertahap, tidak terkecuali pula dengan evaluasi kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang dalam meningkatkan kinerja guru.

  Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Langkah-langkah evaluasi kepemimpinan saya sebagai kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu dengan melakukan supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu. Selain itu saya juga mengoptimalisasi kiner ja guru.”

  Konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tidak luput pula dari Permasalahan aspek atau materi yang akan ditanyakan kepala sekolah pada guru dalam pembelajaran yang dilakukan, selain materi atau konteks pembelajaran sarana pendukung yang akan dibutuhkan dalam proses KBM serta perlengkapan atau bahan pendukung dan bagaimana proses kepala sekolah dalam evaluasi kepemimpinan kepala sekolah tersebut juga sangat penting untuk diungkap. Seperti yang dinyatakan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Aspek atau materi yang saya tanyakan kepada guru yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan antara lain adalah 1) saya menanyakan kesulitan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran, 2) menanyakan ketersediaan sumber dan media pembelajaran, 3) menanyakan metode dan model pembelajaran yang digunakan guru, 4) menanyakan penggunaan alat peraga dan media dalam pembelajaran, dan 5) saya menanyakan hasil pembelajaran siswa di kelas. Kemudian untuk sarana pendukung yang akan dibutuhkan guru dalam proses KBM adalah 1) ruang kelas yang nyaman, 2) ketersediaan sumber dan media belajar yang cukup, 3) alat peraga yang menarik bagi siswa dan tepat sasaran, 4) proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru yang sesuai dengan Silabus, RPP dan kurikulum yang ada, dan 5) guru harus siap baik secara fisik maupun mental dalam pembelajaran.”

  Guru Kelas III SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Biasanya kepala sekolah menanyakan aspek atau materi yang diberikan guru pada pembelajaran yang dilakukan sudah lengkap atau belum. Selain aspek materi yang ditanyakan tersebut perlu diketahui pula dalam konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini sarana pendukung yang dibutuhkan dalam KBM juga dibutuhkan. Sarana pendukung dalam KBM itu seperti alat peraga, buku pelajaran, buku guru dan media yang digunakan dalam KBM. Kemudian untuk perlengkapan atau bahan pendukung dalam KBM yang dilakukan guru di

SDN Wates 01 Kota Semarang ini meliputi Silabus, RPP, dan alat peraga.”

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates

  01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang meliputi 1) Permasalahan apa yang nampak dari proses kegiatan belajar mengajar baik yang dialami guru maupun siswa, 2) langkah-langkah dalam evaluasi yang harus dilakukan kepala sekolah dengan melakukan supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu. Selain itu Kepala Sekolah juga mengoptimalisasi kinerja guru, 3) aspek/materi yang ditanyakan kepala sekolah pada guru dalam proses KBM nantinya, dan 4) sarana pendukung, perlengkapan serta bahan pendukung yang dibutuhkan guru yang meliputi Silabus, RPP dan alat peraga serta media dalam pembelajaran.

  

4.2.2 Evaluasi Input Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada dasarnya mempunyai tujuan untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil program. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Input dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar maupun peserta yang mengikuti pembelajaran, penggunaan anggaran dalam pelaksanaannnya serta kelayakan/kelengkapan dari sarana dan prasarana pembelajaran.

  Dalam evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates

  01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang ini bersangkutan dengan penilaian tenaga pengajar maupun peserta yang mengikuti pembelajaran. Seperti yang diutarakan Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Bentuk penilaian yang diberikan pada guru dalam proses KBM adalah penilaian secara langsung melalui pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sehingga saya sebagai kepala sekolah memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan catatan-catatan penting tentang kondisi proses pembelajaran.”

  Guru kelas III SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Bentuk penilaian yang diberikan kepala sekolah pada guru biasanya dilakukan dengan supervisi ke kelas-kelas kemudian penilaiannya ditulis dengan angka dan didiskripsikan.”

  Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk penilaian yang diberikan kepala sekolah dalam proses KBM adalah dengan supervisi atau penilaian secara langsung melalui pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sehingga saya sebagai kepala sekolah memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan catatan-catatan penting tentang kondisi proses pembelajaran.

  Kemudian dalam konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ini tentunya perlu kesiapan-kesiapan khusus yang dilakukan baik oleh Kepala Sekolah maupun guru yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang berikut ini:

  “Dalam menghargai kesiapan guru dalam proses KBM yang saya lakukan adalah dengan saya selalu mendukung usaha dan kreatifitas masing-masing guru dalam rangka peningkatan keberhasilan pembelajaran. Kemudian dalam menghadapi keberadaan guru dalam proses KBM dengan cara saya memberi kebebasan yang terarah terhadap kinerja guru untuk mewujudkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam hal ini saya sebagai kepala sekolah menganggap bahwa guru sebagai rekan kerja yang mau diajak bekerja sama dan bekerja sesuai tupoksinya untuk mencapai tujuan pendidikan.”

  Sedangkan kesiapan yang harus dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang juga diungkapkan oleh guru kelas

  IV SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Saya dalam menyikapi kesiapan memberikan pelajaran pada siswa yaitu dengan mempersiapkan diri baik secara fisik dan mental, mempersiapkan sarana dan prasarana, media dan alat peraga yang mendukung pembelajaran. Saya juga memilih metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Kemudian sikap saya dalam menghadapi pengajaran di kelas yaitu sebagai mana sikap orangtua terhadap anak-anaknya yaitu dengan penuh kesabaran dan kasih sayang membimbing dan mendidik anak-anak agar menjadi lebih baik. Selain dua hal yang saya utarakan tadi, minat saya dalam mempersiapkan pengajaran di kelas menurut saya sudah baik, ini terbukti satu hari sebelum jadwal pelajaran saya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.”

  Selain kesiapan kepala sekolah dan guru dalam input evaluasi kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tidak luput pula kesiapan sarana prasarana penunjang dalam pembelajaran juga penting. Seperti yang diungkapkan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Dalam input evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di kelas, kesiapan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran juga sangat penting. Seperti kesiapan tempat belajar mengajar yang ternyata sudah sangat baik seperti meja dan kursinya, tetapi saat musim kemarau banyak debu yang masuk ke dalam kelas karena halaman sekolah belum dipaving semua. Untuk kesiapan instrument dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam keadaan baiki dan selalu disiapkan guru sebelum pembelajaran. Kesiapan buku panduan atau referensi pembelajaransudah digunakan guru sesuai petunjuk, namun masih ada buku panduan yang jumlahnya masih kurang atau belum mencukupi. Sedangkan untuk kelengkapan administrasi pembelajaran baik untuk guru maupun siswa sudah baik kesiapannya.”

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 Kota Semarang meliputi kesiapan kepala sekolah dalam pembelajaran, kesiapan guru dalam pembelajaran atau proses kegiatan belajar mengajar dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi tempat belajar mengajar, instrument dan media pembelajaran yang digunakan, buku panduan atau referensi dan kelengkapan administrasi pembelajaran baik pada guru mapun siswa yang kesemuanya sudah baik walau ada sedikit kekurangan dalam kelengkapannya.

  

4.2.3 Evaluasi Proses Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Proses dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan rincian aktivitas pelaksanaan supervisi kepala sekolah, serta peran guru terhadap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Dalam evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang tentunya motivasi kepala sekolah sangat penting diberikan pada guru dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 berikut ini:

  “Motivasi yang saya berikan pada guru dalam pelaksanaan evaluasi kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja guru ini adalah 1) guru supaya menjadi pelayan masyarakat yang baik agar dimana tempat guru selalu mendapat kebaikan, 2) kalau guru bekerja dengan iklas dan tanggungjawab maka akan menjadi keberkahan, dan 3) guru adalah profesi maka jadilah guru yang professional.”

  Guru kelas V SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Partisipasi yang diberikan guru dalam kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan memberikan pembinaan ketika rapat sekolah dan memberikan solusi kepada guru ketika ada masalah.”

  Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi kepala sekolah dalam kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan memberikan motivasi kepada guru dan memberikan pembinaan ketika rapat sekolah serta memberikan solusi kepada guru ketika ada masalah.

  Selain motivasi kepala sekolah pada guru, ternyata guru sendiri harus memiliki motivasi dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan tersebut dapat berjalan seperti yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang berikut:

  “Motivasi yang dimiliki guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas antara lain adalah: 1) persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan pembelajaran di kelas, 2) guru yakin bahwa dirinya mampu untuk mengajar dan mendidik anak-anak dengan baik, 3) guru yakin akan dapat menjadi orangtua yang kedua bagi anak didik, 4) guru yakin akan menjadi panutan yang baik bagi anak didik, dan 5) guru yakin bahwa pengajaran di kelas akan berhasil dengan baik.”

  Guru kelas VI SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Motivasi yang dimiliki guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas adalah guru supaya terobsesi dengan siswanya agar berhasil dalam belajar dan mendapat nilai yang maksimal.”

  Pentingnya motivasi guru dalam mengajar juga dibuktikan oleh peneliti saat observasi dikelas, guru menyiapkan perlengkapan sebelum mengajar lalu awal masuk memberikan pertanyaan

  • – pertanyaan yang menyangkut tentang pembelajaran kemarin sehingga siswa tetap mengingatnya. Hal tersebut membuktikan bahwa seorang guru memperhatikan perkembangan prestasi peserta didik, dilihat dari daya ingat dan pemahaman terhadap materi yang sudah disampaikan oleh guru.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang dimiliki guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas antara lain adalah 1) persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan pembelajaran di kelas, 2) guru yakin bahwa dirinya mampu untuk mengajar dan mendidik anak-anak dengan baik, 3) guru yakin akan dapat menjadi orangtua yang kedua bagi anak didik, 4) guru yakin akan menjadi panutan yang baik bagi anak didik, 5) guru yakin bahwa pengajaran di kelas akan berhasil dengan baik, dan 6) guru harus terobsesi dengan siswanya agar berhasil dalam belajar dan mendapat nilai yang maksimal.

  Dalam evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini salah satu pendukung pelaksanaannya adalah bahan pendukung pengajaran dan sarana prasarana pendukung yang lainnya yang dijadikan salah satu factor yang mampu membuat kegiatan supervisi atau evaluasi kepala sekolah SD yang bersangkutan berhasil. Untuk itu perlu adanya respon positif dari kepala sekolah dengan adanya bahan pembelajaran yang sudah ada. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Respon saya dalam kelengkapan bahan pendukung proses pembelajaran guru adalah saya memberikan pujian, memberikan semangat dan memberikan apresiasi pada guru. Kemudian jika ditanya tentang kehadiran saya dalam pelaksanaan evaluasi kepemimpinan ini menurut saya sudah tertib dan menunjukkan kewibawaan. Selain itu menurut saya saya dapat menyelesaikan tugas kepemimpinan dengan tepat waktu. Tapi kembali lagi semua penilaian tentang saya itu orang lain yang memberikan bukan saya sendiri.”

  Guru kelas I SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Respon kepala sekolah dalam kelengkapan bahan pendukung proses pembelajaran guru adalah selalu mengawasi dan memberikan arahan agar menggunakan kelengkapan pembelajaran dengan baik dan benar. Kemudian untuk kehadiran kepala sekolah dalam kepemimpinannya menurut saya sudah baik, selalu ada di sekolah untuk memantau jalannya KBM. Sedangkan apakah kepala sekolah dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu???

Menurut saya selalu menyelesaikan tepat waktu.”

  Menurut hasil dokumentasi supervisi yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru, bahwa setiap minggu diadakan pembinaan kepada guru, biasanya dilakukan setiap hari jumat setelah senam bersama, walau hanya satu jam, tetapi pelaksanaan itu sudah cukup baik untuk aperkembangan guru.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon kepala sekolah dalam kelengkapan bahan pendukung proses pembelajaran guru adalah selalu mengawasi dan memberikan arahan agar menggunakan kelengkapan pembelajaran dengan baik dan benar, selain itu kepala sekolah juga memberikan pujian, memberikan semangat serta apresiasi kepada guru. Kemudian untuk kehadiran kepala sekolah dalam kepemimpinannya sudah baik, selalu ada di sekolah untuk memantau jalannya KBM. Selain itu kepala sekolah dalam kepemimpinannya juga dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.

  Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini supaya dapat berjalan baik juga ada pengaruh dari penguasaan para guru dalam pembelajaran. Seperti yang diungkap oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Menurut saya guru sudah menguasai semua materi pelajaran. untuk penguasaan guru dalam penyampaian materi pembelajaran sudah baik dan jelas. Sedangkan penguasaan guru dalam meningkatkan kinerja mengajarnya dengan mencari referensi dan melakukan study banding.”

  Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah kepala sekolah memberikan partisipasi kepada guru dengan memberikan motivasi kepada guru dan memberikan pembinaan ketika rapat sekolah serta memberikan solusi kepada guru ketika ada masalah, adanya motivasi dari guru sendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, adanya respon yang positif dari kepala sekolah dalam kelengkapan bahan pendukung pembelajaran, kehadiran kepala sekolah yang disiplin serta penyelesaian tugas kepala sekolah yang tepat waktu, dan penguasaan para guru akan materi pelajaran.

  

4.2.4 Evaluasi Produk Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah yaitu merupakan daur ulang suatu keputusan dalam program. Dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Produk dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang menguasai pembelajaran, dan hasil belajar yang baik sebagai dampak dari meningkatnya kinerja guru.

  Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang tentunya berhubungan dengan kesuaian penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates

  01 Kota Semarang berikut ini:

  “Untuk kelayakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dalam meningkatkan kinerja guru sudah cukup baik, namun perlu ditambah beberapa alat peraga dan buku-buku pelajaran lain yang kurang. Sarana prasarana yang ada sudah sesuai namun juga perlu diperbaiki. Kemudian kelayakan media pembelajaran yang lain yang mampu mendukung pembelajaran dalam meningkatkan kinerja guru sudah cukup baik dan sudah sesuai yang diharapkan.”

  Bertolak dengan pendapat kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang Guru kelas V SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Kelayakan saspras pendukung pembelajaran menurut saya sudah layak walaupun masih ada yang harus diperbaiki, selain itu saspras pendukung pembelajaran juga belum sesuai seluruhnya karena ditiap kelas belum bisa menggunakan pembelajaran dengan media layar proyektor. Untuk kelayakan media pembelajaran yang lain sudah cukup bagus walaupun juga belum sesuai sepenuhnya.”

  Kelayakan akan sarpras dapat diketahui dari ketersediaan meja kursi yang layak pada setiap kelas, kipas angin, penerangan dikelas yang cukup baik, serta adanya proyektor dibeberapa kelas. Dokumentasi yang dimiliki sekolah bisa dilihat pada lampiran . Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang sudah layak namun masih kurang dan ada yang harus diperbaiki. Kemudian untuk media pembelajaran juga sudah cukup bagus walaupun juga belum sesuai sepenuhnya.

  Dalam evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berpengaruh pada kinerja guru yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu bahwa kinerja guru meningkat. Untuk manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini yaitu optimalisasi kinerja guru semakin baik. Kemudian hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas juga meningkat.”

  Guru kelas VI SD Negeri Wates 01 Kota Semarang mengungkapkan berikut ini:

  “Hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi. asil obseravasi di sekolah menunjukkan hal yang sama bahwa kinerja gauru amengalami perkembangan menjadi lebih baik, hal tersebut bisa dilihat pada saat guru menyiapkan perangkat pembelajarran dengan komplit sebelum mulai pembe;lajaran dikelas, cara meareka mengoperasikan alat perga dikelas serta pada saat siswa mulaia mengantuk, guru mencoba menunjukkan hal yang menarik dalam pembelajaran , misalkan gambar, video serta membuat apermainan sambil belajar dikelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru mulai kreatif.”

  Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini mampu meningkatkan kinerja guru yang dapat dilihat dari hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi.

  Selain terhadap guru dan kepala sekolah evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru juga berpengaruh terhadap siswa di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:

  “Materi pembelajaran yang dberikan guru pada siswa setelah pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sekarang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa. Pembelajaran guru sekarang juga sudah bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru berpengaruh terhadap hasil akhirnya yaitu dilihat

dengan hasil belajar siswa yang meningkat.”

  Guru kelas IV SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:

  “Materi pelajaran yang diberikan guru setelah pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sekarang sudah sesuai dengan kurikulum, Silabus dan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Pembelajaran guru ini juga mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk pengaruh dari hasil akhir kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk siswa yaitu bahwa sekarang kualitas pendidikan lebih baik sehingga prestasi siswapun men ingkat.”

  Peningkatan prestasi siswa dilihat dari dokumentasi raport siswa, terjadi perubahan dari tiap semester menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah 1) kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang sudah layak namun masih kurang dan ada yang harus diperbaiki. Kemudian untuk media pembelajaran juga sudah cukup bagus walaupun juga belum sesuai sepenuhnya; 2) adanya evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini mampu meningkatkan kinerja guru yang dapat dilihat dari hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi; 3) Materi pelajaran yang diberikan guru setelah pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sekarang sudah sesuai dengan kurikulum, Silabus dan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Pembelajaran guru ini juga mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk pengaruh dari hasil akhir kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk siswa yaitu bahwa sekarang kualitas pendidikan lebih baik sehingga prestasi siswapun meningkat. Peningkatan kinerja guru dapat dilihat dari kesiapan guru dalam mempersiapkan RPP. RPP yang baik sesuai dengan komponen yaitu antara pemilihan standar kompetensi,kompetensi dasar, dan indicator pencapaian tujuan nyambung.

  Tentunya yang tidak kalah penting kesesuaian antara materi pembelajaran, metode, danstrategi pembelajaran.

  

4.3.1 Evaluasi Konteks Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi konteks kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam suatu program kepemimpinan yang bersangkutan. penilaian dari dimensi konteks evaluasi ini seperti kebijakan atau unit kerja terkait, sasaran yang ingin dicapai unit kerja dalam waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja terkait dan sebagainya. Sehingga dalam hal ini kepala sekolah berupaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.

  Konteks dalam penelitian ini adalah kebijakan kepala sekolah yang sesuai dengan sasaran-sasaran yang akan dicapai serta keterkaitan antara kebutuhan-kebutuhan, peluang, dari pelaksanaan program dengan tujuan program supervisi kepala sekolah.

  Konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang meliputi 1) Adanya permasalahan yang nampak dari proses kegiatan belajar mengajar baik pada guru maupun siswa, 2) langkah-langkah yang akan dilakukan kepala sekolah melalui supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu, dan 3) bahan pendukung yang perlu dipersiapkan guru meliputi Silabus, RPP dan alat peraga serta media dalam pembelajaran serta jadwal kegiatan pelaksanaan evaluasi oleh kepala sekolah.

  Penelitian ini pernah dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) dalam Using the Context, Input,

  

Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a

Comprehensive Framework to Guide the Planning,

Implementation, and Assessment of Service-learning

Programs. Artikel ini membahas tentang (1)

  eksplorasi akar teoritis evaluasi model CIPP dan aplikasinya, (2) melukiskan empat komponen, dan (3) analisis peran masing-masing komponen.

  Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011). Persamaannya bahwa kedua penelitian ini sama-sama melakukan evaluasi model CIPP. Namun perbedaannya jika penelitian ini merupakan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses KBM, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) merupakan penelitian yang menggunakan konsep CIPP sebagai kerangka komprehensif untuk penduan perencanaan, implementasi dan penilaian pelayanan program pendidikan.

  Keistimewaan dalam evaluasi konteks terhadap kepemimpinan kepala sekolah adalah perkembangan kinerja guru diketahui apakah sudah baik atau masih sama, sehingga kinerja kepala sekolah harus lebih dioptimalkan jika perubahan pada guru tidak terjadi. Menurut peneliti evaluasi konteks kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 dapat meningkatkan kinerja guru terlihat dari meningkatnya kedisiplinan guru dan sudah bekerja sesuai dengan tupoksinya sebagaimana diatur dalam Permendiknas No 16 Tahun 2009 tentang PKG .

  

4.3.2 Evaluasi Input Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tujuan untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil program. Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian tujuan dan objektif program. Menurut Eko Putro Widyoko, evaluasi masukan (input evaluation) ini ialah untuk membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Input dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar maupun peserta yang mengikuti pembelajaran, penggunaan anggaran dalam pelaksanaannnya serta kelayakan atau kelengkapan dari sarana dan prasarana pembelajaran.

  Evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SDN Wates 01 Kota Semarang meliputi kesiapan guru dalam pembelajaran atau proses kegiatan belajar mengajar dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran, instrument dan media pembelajaran yang digunakan, buku panduan atau referensi dan kelengkapan administrasi pembelajaran baik pada guru maupun siswa dan penggunaan dana BOSS yang dimanfaatkan untuk melengkapi referensi perpustakaan.

  Penelitian ini pernah dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) dalam Using the Context, Input,

  

Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a

Comprehensive Framework to Guide the Planning,

Implementation, and Assessment of Service-learning

Programs. Artikel ini membahas tentang (1)

  eksplorasi akar teoritis evaluasi model CIPP dan aplikasinya, (2) melukiskan empat komponen, dan (3) analisis peran masing-masing komponen.

  Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011). Persamaannya adalah bahwa penelitian ini sama-sama menggunakan evaluasi model CIPP. Namun perbedaannya jika penelitian ini dilakukan dalam supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) yaitu untuk mengungkap evaluasi model CIPP secara teoritis saja. Keistimewaan evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 dengan semakin meningkatnya kesiapan guru dalam proses pembelajaran dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran. Ini bisa terlihat dari persiapan guru sebelum melaksanakan pembelajara,,sehari sebelumnya sudah mempersiapkan silabus,RPP,alat paraga dan media pembelajaran.Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

  

4.3.3 Evaluasi Proses Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Proses dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan rincian aktivitas pelaksanaan supervisi kepala sekolah, serta peran guru terhadap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah program evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah sesuai dengan jadwal yang sudah disusun sebelumnya, kepala sekolah memberikan partisipasi kepada guru dengan cara pemberian motivasi, memberikan pembinaan serta memberikan solusi kepada guru, meningkatnya motivasi dari guru sendiri, kelengkapan bahan pendukung pembelajaran, kehadiran kepala sekolah yang disiplin serta penyelesaian tugas kepala sekolah yang tepat waktu, dan penguasaan para guru akan materi pelajaran sehingga memunculkan respon yang positif.

  Penelitian ini pernah dilakukan oleh Roslena Septiana, Ngadiman, dan Elvia Ivada (2013) dalam Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Wonosari. Hasil penelitian yaitu (1) Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (2) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (3) Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari.

  Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Roslena Septiana, Ngadiman, dan Elvia Ivada (2013) dengan penelitian sekarang. Persamaannya adalah bahwa kepemimpinan kepala sekolah akan berpengaruh baik dengan kinerja guru dalam pembelajaran. Namun perbedaannya jika penelitian sekarang tentang supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Roslena Septiana, Ngadiman, dan Elvia Ivada (2013) mengungkap tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerjanya untuk meningkatkan kinerja guru. Menurut peneliti dalam evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 mempunyai keistimewaan yaitu dengan kehadiran kepala sekolah yang disiplin di kelas melalui supervisi atau kunjungan kelas sehingga dapat memberi motivasi dan dapat mengetahui kesulitan guru dalam pembelajaran. Kepala sekolah dapat memberi solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi guru. Motivasi diberikan melaui pembinaan baik secara pribadi maupun secara umum. Sehingga dapat meningkatkan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran.

  

4.3.4 Evaluasi Produk Kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

  Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah yaitu merupakan daur ulang suatu keputusan dalam program. Dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Produk dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang menguasai pembelajaran, dan hasil belajar yang baik sebagai dampak dari meningkatnya kinerja guru.

  Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran sudah layak namun masih kurang dan ada yang harus diperbaik, media pembelajaran juga sudah cukup bagus walaupun juga belum sesuai sepenuhnya, evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini mampu meningkatkan kinerja guru yang dapat dilihat dari hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi; Materi pelajaran yang diberikan guru setelah pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sekarang sudah sesuai dengan kurikulum, Silabus dan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Pembelajaran guru ini juga mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk pengaruh dari hasil akhir kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk siswa yaitu bahwa sekarang kualitas

pendidikan lebih baik sehingga prestasi siswapun meningkat.

  Penelitian ini pernah dilakukan oleh Gede Prawira Utama Putra (tt) dalam Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Matahari Terbit Bali Tanjung Benoa-Nusa Dua. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud). Bali.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Evaluasi 2.1.1.1. Evaluasi Model CIPP - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tambangan 01 Kec

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian. - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tambangan 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Tambangan 01 4.1.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tamban

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tambangan 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Total Quality Management Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di SDN Tambangan 01 Kecamatan Mijen Kota Semarang

0 4 85

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORITIS Di dalam bagian ini tentang Kajian Teoritis dipetakan kedalam sub-sub bab yakni: 1)Pengelolaan manajemen, 2) Supervisi pendidikan, 3) Supervisi kunjungan kelas, 4) pengelolaan supervisi kunjungan kelas, 5) penelitian yang relevan, 6

0 0 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Kunjungan Kelas Di 3 SMA Negeri Di Kabupaten Demak

0 0 24

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Evaluasi Model CIPP (Context, Input, Process, - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ng

0 0 24