BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan Menulis a. Pengertian Keterampilan Menulis - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelaj

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis

  Keterampilan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan otot-otot dan urat-urat syaraf yang tampak dalam kegiatan jasmaniah

  (neuromuscular) seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya (Muhibbinsyah, 2010).

  Menurut Soemarjadi (2001) disebutkan bahwa keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Akan tetapi dalam pengertian sempit biasanya keterampilan lebih ditujukan pada kegiatan yang berupa perbuatan. Terampil itu lebih dari sekedar memahami, oleh karena itu untuk menjadi yang terampil diperlukan latihan-latihan praktis yang bisa memberikan stimulus (rangsangan) pada otak, agar kita semakin terbiasa.

  Setiap orang memiliki tingkatan keterampilan yang berbeda-beda. Keterampilan tidak datang dengan sendirinya tetapi melalui proses dan perlu dilatih secara berulang-ulang. Keterampilan yang dimiliki oleh siswa bisa dilatih melalui proses pembelajaran yang diajarkan di sekolah setiap hari.

  Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dari hasil latihan yang berulang-ulang. Seseorang bisa dikatakan terampil bukan hanya apabila mempunyai koordinasi gerakan motoriknya saja, tetapi juga ada pengaruh dari aspek kognitif.

  Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan merupakan keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai oleh siswa setelah kemampuan mendengar, berbicara dan membaca. Nurjamal (2011) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Menulis adalah kemampuan puncak yang dimiliki seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks.

  Nasir (2010) berpendapat bahwa menulis memiliki dua pengertian yang berbeda. Pertama adalah menulis sebagaiamana pengertian harfiah: menulis di lembaran kertas, catatan harian, buku tulis dan sebagainya. Menulis pada pengertian kedua adalah menulis untuk orang banyak (publik, masyarakat). Menulis untuk publik artinya berkomunikasi dengan orang banyak dan karena itu gagasan yang disampaikan haruslah untuk kepentingan orang banyak, atau dengan kata lain, ide yang disampaikan harus mengandung kepentingan masyarakat.

  Tarigan (2008) mengemukakan menulis adalah menurunkan dan melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, agar orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Sejalan dengan pendapat Tarigan, Suparno (2007), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat dan medianya.

  Kristiantari (2011) mendefinisikan menulis sebagai kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau mediannya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Sedangkan tulisan merupakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran/media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan

  Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses menyalin ide dan gagasan dalam bahasa tulis menjadi suatu demi kata agar menjadi sebuah kalimat agar dipahami oleh orang lain atau pembacanya.

  Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Oleh sebab itu menulis lebih dipahami sebagai keterampilan, bukan sebagai ilmu (Widiarto, 2012). Menulis dapat dikatakan bukan lagi sebagai hasil kreativitas seni (art) tetapi sebagai keterampilan (craft) karena menulis tidak semata-mata hasil intuitif belaka tetapi hasil kebiasaan yang dipupuk terus menerus melalui proses kreativitas di bawah tekanan (Nasir 2010).

  Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang mengolah suatu ide dan gagasan berupa bahasa tulis yang dilakukan seacara terus menerus dan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan dan menciptakan kreativitas. Melalui tulisan, penulis dapat menyampaikan pesan dari sebuah pikiran dan perasaan dengan cara memilih hal- hal yang ditulis sehingga membentuk kalimat-kalimat yang utuh kepada si pembaca.

b. Tujuan Menulis

  Pada dasarnya menulis bertujuan untuk menyampaikan pesan dari penulis kepada pembaca melalui bahasa tulis. Pesan yang dapat disampaikan oleh seorang penulis bisa berupa pendapat, ide, atau gagasan. Melalui tulisan manusia bisa saling berkomunikasi walaupun tidak secara langsung. Menurut Syarif (2009) tujuan menulis adalah:

  1) Menginformasikan segala sesuatu, melalui membaca media cetak kita dapat mendapatkan berita baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini. 2) Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. 3) Mendidik, melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. 4) Menghibur, melalui membaca cerpen ataupun novel seseorang dapat terhibur dengan isi cetita yang terkandung didalamnya.

  Menurut Suparno (2007), tujuan menulis itu bermacam-macam seperti: (1) menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, (2) membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, (3) menjadikan pembaca beropini, (4) menjadikan pembaca mengerti, dan (5) membuat pembaca terpesuasi oleh isi karangan, atau membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan dalam karangan, dari yang menjadikan pembaca berpikir kritis sampai tujuan menarik atau persuasif.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai beberapa tujuan yang ingin disampaikan dari penulis agar orang lain yang membaca memahami nilai-nilai atau pesan yang terkandung dalam tulisan sehingga si pembaca dapat berfikir dan memperoleh manfaat dari tulisan yang telah dibacanya

c. Manfaat Menulis

  Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan suatu proses berfikir, oleh sebab itu banyak manfaat yang diperoleh dengan menulis. Seperti yang dikemukaan oleh Suparno (2007), menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan menulis, yaitu: (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat mengembangkan suatu gagasan dan ide, menambah pengetahuan, serta meningkatkan kreativitas yang bermanfaat bukan hanya untuk penulis tetapi juga bermanfaat untuk pembaca.

d. Tahap-tahap Menulis

  Nasir (2010) menyatakan sebuah tulisan dapat dengan mudah dipahami bukan hanya dalam pengertian kata demi kata, kalimat demi kalimat, tetapi pada pengertian apakah gagasan yang disampaikan didalamnya telah dijabarkan, tersusun, dan terorganisasikan dengan baik sehingga pembaca memahami ide yang disampaikan penulis. Maka dari itu dalam membuat suatu tulisan harus sesuai dengan tahap-tahap penulisan agar isi pesan dalam tulisan dapat tersampaikan dengan baik oleh pembaca.

  Haryadi (1997) mengemukakan secara padat proses penulisan terdiri atas lima tahap, yaitu (1) pramenulis, (2)menulis, (3) merevisi, (4) mengedit, (5) mempublikasikan. Selanjutnya, kegiatan apa yang dilakukan pada setiap tahap dapat diikuti penjelasan berikut :

  1) Pramenulis Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, obeservasi, bahan bacaan, dan imajinasi

  2) Menulis Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat paragraf.

  Selanjutnya paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, pembentukan kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan paragraf sampai dengan penyusunan karangan secara utuh. 3) Merevisi Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan.

  Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat. 4) Mengedit

  Dalam pengeditan ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. 5) Mempublikasikan

  Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk non cetakan. Penyampaian non cetakan dapat dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya.

  Nasir (2010) mengungkapkan dalam bercerita melalui tulisan terdapat tiga komponen dasar, yaitu: pembuka, isi, dan penutup (lead, body, ending). Penjelasan mengenai ketiga tahapan tersebut adalah : 1) Pembuka (lead) Pembuka bertugas memperkenalkan (introduction) isi cerita atau tulisan.

  Tulisan harus dapat menarik perhatian dan menjelaskan isi cerita, atau membuka mata orang untuk membaca tulisan tersebut. 2) Isi (body)

  Tubuh cerita merupakan kandungan kisah, inti, atau uraian dari sebuah tulisan. Dalam tubuh tulisan terdapat narasi, deskripsi, kutipan dialog dan monolog atau analisis, data dan informasi. Semua hal tersebut ditata menurut alur atau logika bercerita. 3) Penutup (ending)

  Penutup adalah bagian akhir tulisan. Bagian ini harus mengakhiri sebuah gagasan dengan baik, jelas dan tepat. Artinya penutup tidaklah sekadar penutup, tetapi penutup yang berhubungan dengan gagasan sebelumnya. Struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan sekaligus untuk menggiring pembaca terhadap pokok tulisan. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca kepada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan pada ide-ide penting.

2.1.2 Menulis Karangan Deskripsi

  a. Pengertian Karangan

  Karangan adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Bahasa yang teratur merupakan manifestasi pikiran yang teratur pula (Nurgiyantoro, 2009).

  b. Jenis-Jenis Karangan

  Ada beberapa jenis karangan yang biasa digunakan sebagai dasar pemahaman sebelum menulis karangan yaitu : 1) Argumentasi, 2) Eksposisi/paparan, 3) Narasi/cerita 4) Persuasi dan 5) Deskripsi.

  1) Argumentasi Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulis (Kristiantari

  2) Eksposisi Kristiantari (2011) menyatakan eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan atau menguraikan sesuatu yang dapat menambah pengetahuan pembacanya. 3) Narasi

  Maslakhah (2011) narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kehadian menurut urutan terjadinya atau kronologisnya dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suparno (2007). Narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa. narasi adalah cerita yang didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa. 4) Persuasi

  Kristiantari (2011) persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulis . Hal senada juga dikemukakan oleh Suparno (2007) bahwa karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan yang berdaya-bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilantarkan oleh penulis. 5) Deskripsi

  Karangan jenis deskripsi merupakan karangan yang berisi lukisan/gambaran tentang suatu hal/peristiwa. Kristiantari (2011) Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Deskripsi merupakan karangan yang disusun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca (Suparno, 2007). Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya melalui tulisannya dapat “melihat” apa ya ng dilihatnya, dapat “mendengar” apa yang didengarnya, dan “merasakan” apa yang dirasakanya.

  Dari beberapa jenis karangan di atas, penulis memilih jenis karangan deskripsi sebagai objek penelitian. Untuk lebih mengetahui tentang karangan deskripsi dijelaskan lebih lanjut.

c. Pengertian Karangan Deskripsi

  Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Kristiantari (2011) menyatakan deskripsi adalah bentuk tulisan yang menggambarkan suatu objek secara rinci yang dapat menimbulkan kesan mendalam pada pembaca. Objek yang digambarkan dapat berupa benda atau peristiwa. Rincian objek didasarkan pada tanggapan panca indera, kesan yang ditimbulkan dan suasana yang dirasakan dalam suatu peristiwa penggambaran secara rinci ini menciptakan kesan seolah- olah pembaca melihat dan mengalami sendiri suatu objek atau peristiwa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Maslakhah (2011) mengemukakan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.

  Karangan deskripsi bermaksud menyampaikan sesuatu atau keadaan yang sedang dialami oleh penulis secara rinci melalui kata-kata. Bukan hanya sesuatu yang dapat dilihat menggunakan panca indera saja yang bisa didiskripsikan melainkan juga perasaan yang dirasakan. Dengan membaca karangan deskripsi diharapkan pembaca melihat, mendengar, meraba, membau bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh penulis walaupun tidak melihat objek yang dilihat secara langsung. Karangan deskripsi menjadikan pembacanya memiliki imajinasi untuk membayangkan apa yang ditulis oleh penulis.

  d. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

  Penggambaran objek dalam karangan deskripsi membutuhkan pemahaman tentang ciri-ciri karangan deskripsi agar pembaca dapat memahami objek yang digambarkan sehingga seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan, bahkan menikmati sendiri objeknya. Semi ( 2007) mengemukakan lima ciri-ciri karangan deskripsi yaitu:

  1) Karangan deskripsi memperlihatkan detil atau rincian tentang objek 2) Karangan deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca 3) Karangan deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat diindera oleh panca indera sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia

  4) Penyampaian karangan deskripsi dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah 5) Organisasi penyajian lebih umum menggunakan susunan ruang. Menurut Rani (2006), ciri-ciri paragraf deskripsi ditandai oleh dua hal, yaitu. 1) Penggunaan kata-kata atau ungkapan yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya ikal, hidungnya mancung, dan matanya biru. 2) Tidak menggunakan kata-kata yang bersifat evaluatif yang terlalu abstrak seperti tinggi sekali, berat badan tidak seimbang, matanya indah, dan sebagainya. Dari berbagai paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri deskripsi pada umumnya berupa memperlihatkan secara detail atau rinci tentang suatu objek menjadi suatu tulisan deskripsi. Tulisan yang disampaikan kepada pembaca dengan penggunaan kata-kata ungkapan yang bersifat deskriptif dan gaya memikat, agar pembaca bisa merasakan apa yang pengarang sampaikan.

  e. Macam-macam Deskripsi

  1) Deskripsi Orang Jika anda menulis karangan deskripsi orang, tentukan hal-hal yang menarik dari orang yang akan anda deskripsikan. Setelah itu, kemukakan informasi tentang orang itu dengan retorika pengungkapan yang memungkinkan pembaca seolah-olah mengenalinya sendiri. Berikut adalah aspek yang dideskripsikan dari seseorang.

  a) Deskripsi Keadaan Fisik Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak yang bersifat objektif.

  b) Deskripsi Keadaan Sekitar Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas- aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang.

  c) Deskripsi Watak atau Tingkah Perbuatan Dalam mendeskripsikan watak seseorang kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia. Dengan kecermatan, kita harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

  d) Deskripssi Gagasan-gagasan Tokoh Hal ini memang tidak dapat diserap oleh panca indera manusia.

  Namun, antara perasaan dan unsur perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat. Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan parasaan seseorang pada waktu itu. 2) Deskripsi Tempat Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa. Jika melukiskan suatu tempat, hendaknya bekerja dengan mengikuti cara yang logis dalam menyusun perincian. Dengan demikian, lukisan akan menjadi jelas. Di samping itu, harus mampu menyeleksi detail-detail dari suatu tempat yang dideskripsikan, sehingga detail-detail yang dipilih betul-betul mempunyai hubungan atau berperan langsung dalam peristiwa yang dilukiskannya. Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat. Pertama, kita bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan menyebutkan apa yang kita lihat. Kedua, kita dapat mulai dengan menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling menarik perhatian kita. Baru menyusul perincian lain yang kurang menarik disekitarnya.

  Suparno (2007) mengungkapkan bahwa dalam memilih cara yang baik untuk melukiskan tempat, perlu kita pertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun deskripsi, yaitu: a) suasana hati, b) bagian yang relevan, c) urutan penyajian. Untuk lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.

  a) Suasana Hati Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati mana yang paling menonjol untuk dijadikan landasan. Sikap pengarang ketika membuat karangan deskripsi mengenai tempat menunjukan sifat dan suasana hati yang menguasai pikiran pengarang pada waktu itu.

  b) Bagian yang Relevan Pengarang deskripsi harus mampu memilih detail-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati itu.

  c) Urutan Penyajian Sebagai pengarang deskripsi dituntut mampu untuk menetapkan urutan

f. Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi

  Langkah-langkah menulis karangan deskripsi menurut Suparno (2007) adalah sebagai berikut 1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat. 2) Merumuskan tujuan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi. 3) Menentukan bagian yang akan dideskripsikan: Kalau yang dideskropsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak, gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh? Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian tertentu saja yang menarik?

  4) Merinci dan menyistematikan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu untuk memunculkan kesan dan gambaan kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan? Pendekatan apa yang akan digunakan penulis?

2.1.3 Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

  Kata media berasa dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

  

medium , yang berarti sesuatu yang terletak di tengah atau suatu alat. Media juga

  dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, atau antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi (Anitah, 2008). Sependapat dengan Anitah, Sadiman (1986) mengemukakan media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Syarif 2009).

  Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

  Hujair (2009) menyebutkan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran sebagai berikut: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran 3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar 4) Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran Hujair (2009) juga mengelompokan 3 manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran a) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik

  c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan guru, siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga

  d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

  2) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar (guru)

  a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan

  b) Menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik

  c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik

  d) Memudahkan kendali guru terhadap materi pelajaran

  e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran

  f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang guru

  g) Meningkatkan kualitas pembelajaran 3) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar (siswa)

  a) Meningkatkan motivasi belajar siswa

  b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar siswa

  c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan siswa untuk belajar d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga memudahkan siswa untuk belajar e) Merangsang siswa untuk berfikir dan beranalisis

  f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan

  g) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang sidajikan guru lewat media pembelajaran Media pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya dalam proses pembelajaran saja, tetapi juga bermanfaat untuk guru dan siswa. Media pembelajaran membantu guru menyampaikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dengan media pembelajaran tujuan pembelajaran akan tersampaikan dengan baik pula oleh siswa.

c. Macam-macam Media Pembelajaran

  Penggolongan media pembelajaran menurut Anitah (2008), media pembelajaran dikategorikan menjadi tiga yaitu :

  1) Media Visual Media visual disebut juga media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatan. Media ini dapat dipedakan menjadi dua yaitu:

  a) Media visual yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar mati atau gambar diam (still picture), ilustrasi, karikatur, poster, bagan, grafik, peta datar, relia dan model, dan berbagai jenis papan, dan

  b) Media visual yang diproyeksikan, misalnya overhead projector (OHP), slide (film bingkai), filmstrip (film rangkai), dan opaque projector .

  2) Media Audio Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan melalui indera pendengar. Agar media tersebut dapat menyampaikan pesan kepada pendengar, harus digunakan bahasa audio. Bahasa audio adalah bahasa yang memudahkan elemen- elemen suara bunyi dan music yang mengandung nilai abstrak. Misalnya audio kaset, telepon, audio internet, radio internet.

  3) Media Audio Visual Media audio visual merupakan media yang memungkinkan seseorang tidak hanya melihat atau mendengar saja, tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuai yang divisualisasikan. Misalnya slide suara, televisi, dan multimedia

d. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran

  Setelah mengetahui tujuan dan manfaat, langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Hujair (2009) pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan :

  1) Tujuan pembelajaran

  3) Metode mengajar 4) Tersedia alat yang dibutuhkan 5) Minat siswa 6) Situasi pembelajaran yang sedang berlangsung Menurut pertimbanagan memilih media pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, penulis memilih media gambar sebagai media pembelajaran. Penulis memilih media gambar karena bersifat kongkret dibandingkan media verbal. Alasan lain dari pemilihan media gambar karena gambar mudah ditemukan dimana saja serta dapat menarik perhatian semua tingkatan siswa dari kelas rendah sampai kelas tinggi. Media gambar juga sesuai dengan materi yang akan disampaikan yaitu menulis karangan deskripsi.

  2.1.4 Media Gambar

  a. Pengertian Media Gambar

  Hamzah & Nina (2010) mendefinisikan gambar adalah bentuk resprentasi visual dari orang, tempat ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Media gambar merupakan segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor.

  Media gambar adalah media yang paling umum dipakai yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana (Sadiman, 2006). Melalui media gambar, siswa dapat ditunjukan suatu tempat, orang dan segala sesuatu daerah yang jauh dari jangkauan. Sesuai pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian media gambar adalah segala bentuk alat komunikasi sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar atau foto yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi ke peserta didik.

  b. Ciri-ciri Media Gambar yang Baik

  Anitah (2008) menyebutkan ciri-ciri gambar yang baik adalah sebagai berikut: 1) Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan siswa. 2) Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar itu pembelajar mendapat gambaran yang pokok. Apabila gambar kompleks, perhatian siswa terbagi, akibaatnya ada sesuatu yang justru penting tetapi tidak tertangkap oleh siswa. 3) Realistis, maksudnya gambar itu seperti benda yang sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar, sudah tentu perbandingan ukuran juga harus diperhatiakan. 4) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan, maksudnya gambar sebagai media pembelajaran harus dapat dipegang, diraba oleh siswa.

  c. Kriteria Memilih Media Gambar

  Anitah (2008) menyebutkan ciri-ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih media gambar yang baik, yaitu: 1) Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan siswa. 2) Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar itu siswa mendapat gambaran yang pokok. Kalau gambar tidak kompleks, perhatian siswa terbagi, akibatnya ada sesuatu yang justru penting tetapi tidak tertangkap oleh siswa. 3) Realistis, maksudnya gambar itu seperti benda yang sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar, sudah tentu perbandingan ukuran juga harus diperhatikan. 4) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Ada yang menganggap bahwa gambar adalah sesuatu yang suci, tetapi sebagai media pembelajaran, gambar harus dapat dipegang, diraba oleh siswa.

  Kriteria yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih dan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik oleh siswa.

  d. Manfaat Media Gambar

  Menurut Anitah (2008), manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1) Menimbulkan daya tarik bagi siswa. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian siswa. 2) Mempermudah pengertian siswa. Suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud,

  3) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapat diperbesar bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas. 4) Menyingkat uraian panjang. Uaraian tersebut mungkin dapat ditunjukan dengan sebuah gambar saja.

  Menurut Hack Barth (Uno: 2010), pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu pengajar dalam beberapa hal yaitu (a) menarik, (b) menarik perhatian, unik, (c) menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak mudah diamati, (d) memperjelas hal yang bersifat abstrak, dan (d) mampu mengilustrasikan suatu proses.

  Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan penggunaan media gambar dapat menarik perhatian siswa, memperjelas hal yang bersifat abstrak sehingga memperlancar tujuan pembelajaran. Jika siswa tertarik dengan media pembelajaran maka akan memacu siswa untuk fokus mengikuti pembelajaran. Penggunaan media gambar yang sesuai dengan materi dan menarik perhatian siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan meningkat.

  e. Kelebihan Media Gambar

  Menurut Sadiman (2009), media gambar memiliki kelebihan diantaranya: 1) sifatnya konkret dan lebih realistis menunjukkan pokok masalah, 2) media gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu karena tidak semua benda dapat ditampilkan di kelas dan suatu peristiwa tidak dapat dilihat seperti adanya,

  3) gambar dapat memperjelas suatu masalah. Namun, kekurangannya hanya menekankan pada persepsi indera mata dan ukurannya terbatas untuk kelompok besar. Pendapat Sadiman (2011), media gambar amat cocok digunakan dikarenakan media ini dapat mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak dalam bentuk gambar atau foto, fungsi media gambar sebagai berikut :

  1) Sifatnya konkrit; lebih realistis dibandingkan dengan media verbal semata. 2) Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu. 3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita 4) Memperjelas sesuatu masalah 5) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa peralatan khusus.

  

2.1.5 Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Keterampilan

Menulis Karangan Deskripsi Siswa

  Hamzah dan Nina (2010) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran, media dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Penggunaan media sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Mengingat siswa sekolah dasar mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan sebagian besar mempunyai sifat mudah bosan dan masih dalam tahap usia bermain. Penggunaan media pembelajaran akan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

  Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, siswa sekolah dasar terutama pada tingkatan kelas rendah masih belum bisa berfikir secara abstrak. Penggunaan media pembelajaran berupa gambar akan sangat membantu siswa berfikir konkrit dengan melihat gambar secara langsung bukan hanya membayangkannya. Dengan hal ini siswa akan lebih mudah menemukan kata- kata, mengembangkan ide serta gagasan untuk membuat suatu karangan deskripsi berdasarkan gambar yang dilihatnya. Wibawa (1992) mengemukakan secara umum ada 3 langkah dalam prosedur penggunaan media gambar yang perlu diikuti yaitu (1) persiapan (2) pelaksanaan (penyajian dan penerima) dan (3) tindak lanjut. Dalam penelitian ini mengacu pada tiga langkah sebagai berikut :

  1) Persiapan Pada tahap persiapan ini, guru mempersiapkan media berupa media gambar. Selain itu, pada tahap ini guru juga mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar.

  2) Pelaksanaan (penyajian dan penerimaan) Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan siswa antara lain, (1) siswa mengamati gambar, (2) siswa bertanya jawab mengenai gambar (3) siswa menulis deskripsi pada lembar kerja. 3) Tindak Lanjut

  Kegiatan tindak lanjut ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran menggunakan media gambar.

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan No. Peneliti Tahun Responden/ Variabel Model Hasil Paertisipan Analisis

  

1. Mulyani 2013 kelas III SDN media gambar berseri, PTK Hasil penelitian aktivitas guru mengalami peningkatan nilai dari 76

Tlanak

  III pembelajaran tematik, menjadi 84,7. Sementara itu, ketuntasan belajar klasikal mengalami Kedungpring keterampilan menulis peningkatan dari 65% menjadi 85%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Lamongan karangan bahwa pemanfaatan media gambar berseri dalam pembelajaran tematik bertema pekerjaan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN Tlanak III Kedungpring Lamongan.

  

2. Titik Dwi 2013 Kelas IV SD Gambar Seri, PTK Indikator pencapaian keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada

Wuryani Negeri Keterampilan Menulis siklus akhir yaitu siklus II yaitu pada pertemuan I keterampilan menulis isi Premulung, Karangan Deskripsi karangan siswa yaitu 28 siswa atau 71,79%, pada pertemuan II meningkat Surakarta menjadi 34 siswa atau 87,17%, keterampilan mengorganisasikan karangan siswa dalam pada pertemuan I yaitu 27 siswa atau 69,23%, pada pertemuan II meningkat menjadi 31 siswa atau 79,48%, keterampilan dalam tata bahasa pada pertemuan I yaitu 27 siswa atau 69,23%, pada pertemuan II meningkat menjadi 34 siswa atau 87,17%, keterampilan siswa dalam kosa kata pada pertemuan I yaitu 30 siswa atau 76,92%, pada pertemuan II meningkat menjadi 34 siswa atau 87,17%, keterampilan menulis ejaan karangan pada pertemuan I yaitu 28 siswa atau 71,79% pada pertemuan II meningkat menjadi 31 siswa atau 79,48%%. Rata-rata prosentase keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada siklus II pertemuan I sebesar 71,79% dan pertemuan II sebesar 84.09%.

  

3. Ratnarti 2013 Kelas IV SDN Kemampuan Menulis, PTK hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap observasi awal

Pahrun

  28 Kota karangan deskriptif, perolehan nilai pada aspek bentuk karangan 30%, untuk aspek keruntutan Selatan Kota media gambar, siswa isi 30%, untuk aspek kemampuan memilih kata 40%, serta aspek Gorontalo kelas IV penggunaan ejaan 35%. Pada siklus I mengalami peningkatan yakni bentuk karangan 50%, untuk aspek keruntutan isi 55%, untuk aspek memilih kata 65% dan penggunaan ejaan 60%. Pada siklus II untuk aspek bentuk karangan 78,4%, untuk aspek keruntutan isi 76%, untuk aspek kemampuan memilih kata 89,3% dan pada aspek penggunaan ejaan 89%

4. Ervana 2013 Kelas

  IIB media gambar , PTK Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media gambar Nurhayani SDN Jeruk menulis, deskripsi. dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran yaitu dari siklus I rata- I/469 rata persentase keterlaksanaan 93,75% dengan nilai ketercapaian 82,65 Surabaya menjadi rata-rata persentase keterlaksanaan 100% dengan nilai ketercapaian 94,65 pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal terlihat pada siklus I memperoleh persentase 70,40% dan pada siklus II memperoleh persentase 88,90%.

  

5. Ismi Nur 2016 Kelas V SD menulis deskripsi, PTK Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan proses pembelajaran

Azizah Negeri media audio visual, keterampilan menulis terlihat siswa lebih senang dan tertarik mengikuti Wonosari IV Sekolah Dasar proses pembelajaran, siswa lebih mudah memahami isi gagasan cerita, Gunungkidul siswa lebih mudah menuangkan isi gagasan ke dalam bentuk tulisan, dan siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi. Peningkatan nilai rerata keterampilan menulis deskripsi pada siklus I sebesar 7,79, yang kondisi awal 63,84 meningkat menjadi 71,63 dan peningkatan nilai rerata keterampilan menulis deskripsi pada siklus II sebesar 14,84, yang kondisi awal sebesar 63,84 meningkat menjadi 78,68

  

6. Estri 2014 Kelas V SD kartu bergambar, PTK Nilai rata-rata siswa dari pretes sebesar 65,45. Pada siklus I nilai rata-rata

Murwani, Negeri Setono pendekatan scientific , siswa naik menjadi 69,55. Selanjutnya, pada siklus II nilai rata-rata siswa Hadi No. 95, keterampilan menulis naik menjadi 77,63. Selain itu, peningkatan keterampilan menulis Mulyono, Pajang, deskripsi deskripsi peserta didik juga dibuktikan dengan adanya peningkatan Peduk Laweyan, ketuntasan klasikal yang juga menjadi indikator keberhasilan tindakan. Rintayati, Surakarta Ketuntasan klasikal pada saat pretes adalah 42,11% atau 16 siswa. M. Ismail

  Ketuntasan tersebut meningkat pada siklus I menjadi 57,89% atau 22 Sriyanto siswa. Selanjutnya, pada siklus II ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator kinerja (80%) menjadi 94,74% atau 36 siswa

  

7. Helda Nela 2014 Kelas II SDN Media gambar, PTK Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media gambar

Meilinda Kebonagung 2 menulis, desktiptif. dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran yaitu dari siklus I yang Sukodono mencapai rata-rata 100% dengan rata-rata nilai ketercapaian 81,49 menjadi rata-rata 100% dengan rata-rata nilai ketercapaian 87,07 pada siklus II.

  Hasil belajar menulis deskripsi siswa secara klasikal pada siklus I memperoleh 62,2% dan pada siklus II memperoleh 86,5%

  

8. Ninik Dwi 2015 Kelas III MI media gambar, PTK Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media gambar

Izayani Hidayatul menulis, hasil belajar dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran yaitu siklus I yang Abidin mencapai rata-rata 100% dengan rata-rata nilai ketercapaian 85,73 dan Gampang siklus II yang mencapai rata-rata 100% dengan rata-rata nilai ketercapaian Sidoarjo 94,71. Hasil belajar menulis siswa secara klasikal pada siklus I memperoleh 72,41% dan pada siklus II memperoleh 86,20%

  

9. Nurbandiah 2016 Kelas V MIN Sketsa gambar , Eksperimen Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

Kota Cirebon karangan, deskripsi, pada hasil belajar menulis karangan deskripsi. Hal ini Berdasarkan dari hasil belajar. nilai R Square sebesar 0,568 (kuadrat dari koefisien korelasi 0,754). Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa 56,8% pengaruh variable x (media gambar sketsa) terhadap variable y (hasil belajar) sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Pada hasil uji regresi di peroleh hasil uji t hitung sebesar 5,002 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (5,002) lebih besar dari t tabel (2.10982) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh media gambar sketsa terhadap hasil belajar menulis karangan deskripsi Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

  

10. Rini 2014 Kelas IV SDN Menulis deskripsi, PTK Hasil pelaksanaan pada siklus I adalah persentase aktivitas guru sebesar

Widiastuti Tembok media gambar 70,3% dan hasil belajar siswa sebesar 70,3%. Sedangkan hasil pelaksanaan Dukuh III-85 pada siklus II adalah persentase aktivitas guru sebesar 88,2% dan hasil Surabaya belajar siswa sebesar 88,9%.

11. Desi 2016 Kelas

  XA Menulis Paragraf PTK Sebelum menggunakan media gambar nilai rata-rata siswa 67. Setelah Anggreni SMA N

  I Deskripsi, Media menggunakan media gambar siklus I pertemuan pertama nilai rata-rata Saputra, Boyan Gambar siswa 58,64, pertemuan kedua 62,77. Siklus II pertemuan pertama nilai Endang Tanjung. rata-rata siswa 74,13, pertemuan kedua 80,73. Susilowati, Deden Ramdani

  

12. Linanda 2016 Kelas IV SD Keterampilan menulis PTK Peningkatan nilai rerata keterampilan menulis deskripsi pada siklus I

Desy Negeri deskripsi, media sebesar 5,31, yang kondisi awal 69,38 meningkat menjadi 74,69, dan pada Arnasari Pogung Kidul gambar, SD siklus II meningkat sebesar 12,81, yang kondisi awal nilai rerata 69,38 meningkat menjadi 82,19. Azmussya’ni 2014 Kelas II SDN Keterampilan menulis, PTK Hasil observasi menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan pendekatan ,

3 Sakra pendekatan proses, proses dengan media gambar dalam pembelajaran adalah

  Muhammad Lombok media gambar sebagai berikut. Pada Siklus I pertemuan I indikator yang terlaksana 12 Nur Wangid Timur NTB (42,85%=kurang), siklus I pertemuan II indikator terlaksana 18 (64,28%=sedang), dan siklus II pertemuan I 22 (61,11%=sedang), dan siklus II pertemuan II 24 (85,71%=baik) dari 28 indikator yang diamati. Berdasarkan evaluasi hasil tes menulis siswa yang dilaksanakan. Penelitian mengungkapkan bahwa rerata hasil keterampilan menulis siswa pada Siklus I persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai 68,3%, meningkat pada siklus II menjadi 75%.

  

13. Rio 2012 Kelas III SDN Media Gambar Seri PTK Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan sebesar

Nuswantoro Krembangan dan Karangan 24,3%, yaitu dari 63,6% pada siklus I menjadi 87,9% pada siklus II. Hasil Selatan III/606 Sederhana belajar siswa pada seluruh aspek telah mencapai keberhasilan Surabaya

  14. Aliffah 2014 Kelas IV SD picture and picture , PTK nilai rata-rata siswa saat pratindakan sebesar 59,63 dengan Kartikasar , Negeri Krajan keterampilan menulis ketuntasan klasikal sebesar 22,21%. Pada siklus I nilai rata-rata siswa Soegiyant, 01, Gatak, deskripsi sebesar 68,89 dan ketuntasan klasikal sebesar 51,85%, dan Usad , Sukoharjo pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 74,96 dengan Rukaya ketuntasan klasikal sebesar 85,15%.

  

15. Ernawati, 2014 Kelas V SDN Peningkatan,kemampu PTK Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan

Suhardi

  04 Hulu an menulis, media menulis karangan deskripsi siswa kelas V. Ini terlihat dari nilai rata-rata Marli, Sungai gambar berseri. siswa yang hanya 60,42 (pada Siklus I) dan meningkat menjadi 73,33 Endang Ketapang (pada siklus II). Uliyanti

  

16. Eva Sulastris 2014 Kelas IV MIS kemampuan menulis, PTK skor rata-rata peserta didik pada siklus 1 sebesar 50,75 dan pada

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kajian Teori 2.1.1 Modul Pembelajaran 2.1.1.1.Pengertian Modul Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam Materi Pecahan untuk Kelas 5 SD

0 0 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam Materi Pecahan untuk Kelas 5 SD

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam Materi Pecahan untuk Kelas 5 SD

0 0 17

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATERI PECAHAN UNTUK KELAS 5 SD SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 1 50

TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: “Kemauan Menggunakan dan Kemampuan Membayar Para Pelaku UKM Terhadap Alih Daya Aplikasi E-Accounting Di Kecamatan Ambarawa ”

0 0 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Kelas III SD

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

0 0 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 7