E FISHER ELECTRIC FISH DRYER PEMANFAATAN

LOMBA KARYA TULIS PERADABAN
RDK 37 JMMI ITS

E-FISHER (ELECTRIC FISH DRYER): PEMANFAATAN SIFAT PANAS
THERMOELECTRIC SEBAGAI MEDIA PENGERING IKAN RAMAH
LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PERIKANAN
NELAYAN IKAN ASIN DI KELURAHAN KEDUNG COWEK SURABAYA
(INSPIRASI DARI Q.S .AR RA’D AYAT 17)

Diusulkan oleh:
(Badrut Tamam)
(Zainul Rahmawan)
(Ahmad Sirajuddin)

(2214100101)
(2214100055)
(5213100129)

(2014)
(2014)
(2013)


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016



ii 

E-FISHER (ELECTRIC FISH DRYER): PEMANFAATAN SIFAT PANAS
THERMOELECTRIC SEBAGAI MEDIA PENGERING IKAN RAMAH
LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI
PERIKANAN NELAYAN IKAN ASIN DI KELURAHAN KEDUNG COWEK
SURABAYA (INSPIRASI DARI Q.S .AR RA’D AYAT 17)

(Badrut Tamam1, Zainul Rahmawan2, Ahmad Sirajuddin3)
1,2
Program Studi S1 Teknik Elektro-Fakultas Teknologi Industri
3
Program Studi S1 Sistem Informasi-Fakultas Teknologi Informasi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih Sukolilo-Surabaya

ABSTRAK
Setiap tahun nelayan ikan asin selalu mengalami kerugian karena hujan. Dalam
Q.S. Ar-Ra’d ayat 17 dijelaskan bahwa hujan diturunkan menurut ukurannya dan
logam dapat dijadikan suatu alat. Dari Q.S. Ar-ra’d ayat 17 tersebut kami
terinspirasi untuk membuat suatu alat yang dapat membantu nelayan mengatasi
masalah saat hujan tiba. Yakni E-FISHER (Electric Fish Dryer), sebuah alat
pengering ikan yang dapat digunakan saat hujan maupun saat malam hari karena
tidak bergantung pada sinar matahari. Pengeringan dengan alat ini diatur sehingga
didapat pengeringan yang sesuai Standar nasional Indonesia (SNI). E-FISHER ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi nelayan ikan asin sehingga
peningkatan dari sektor ekonomi juga akan meningkat. Metode yang digunakan
adalah dimulai dengan pengumpulan data, lalu pemrosesan data, perancangan dan
penghitungan sistem, pengumpulan alat dan bahan, pembuatan alat, proses uji dan
analisa, dan terkahir kesimpulan. Dengan inovasi ini diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi produksi ikan asin dan kualitas ikan yang telah diproduksi
oleh nelayan ikan asin tradisional, sehingga ikan asin dapat memiliki nilai jual
tinggi di pasaran dengan menggunakan metode pengawetan penggaraman elektrik

yang efisien dan ramah lingkungan
Kata kunci: Nelayan, Thermoelectric, efisiensi produksi, ikan asin
ABSTRACT
In every year the fishermen of salted fish always suffered losses of production
because of the rain. in Q.S. Ar-Ra'd verse 17 explains that the rain lowered
according to their size and metal can be used as a tool. From Q.S. Ar-Ra'd verse
17 we were inspired to create a tool that could help fishermen cope with the
problem when the rain arrived. Namely E-FISHER (Electric Fish Dryer), a dryer
fish that can be used in the rain or at night because it does not rely on sunlight.
Drying with this tool set in order to get appropriate drying according to
Indonesian National Standards (SNI). E-FISHER is expected to improve
production efficiency for the fishermen of salted fish so that the benefit of the
economic sector will also increase. The method used is started with data
collection and data processing, design and calculation systems, the collection of
tools and materials, manufacturing tools, test and analysis process, and the last is
conclusion. With this innovation, it is expected to improve more the efficiency of
production and the qualityof the salted fish which has been produced by
iii 

traditional fishermen of salted fish, so that the salted fish that may have high sales

value in the market by using a preservation method of salting electrically-efficient
and environmentally
Keywords: Fishermen, Thermoelectric, production efficiency, salted fish

iv 

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang pesisir pantai
terbesar ke dua, yakni dengan jumlah pulau mencapai 18.306 dan panjang garis
pantai kurang lebih 81.000 km (DKP, 2008). Dengan luas teritori laut tersebut
tentunya tersimpan potensi perikanan yang besar di dalamnya, sehingga tidak heran
jika produksi perikanan Indonesia tangkap meningkat pesat. Berdasarkan laporan
FAO Year Book 2012, Indonesia telah menjadi negara produsen perikanan dunia,
di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan lainnya. Produksi
perikanan tangkap maupun perikanan budidaya di Indonesia meningkat sebesar
10,09% setiap tahunnya (BPS, 2015). Pada tahun 2011 berada pada peringkat ke-3
dunia dengan jumlah tangkapan sebesar 5.707,7 ribu ton, dan berada pada

peringkat ke-4 sebagai negara produsen perikanan budidaya dunia dengan jumlah
produksi sebesar 2.718 ribu ton. Hingga pada tahun 2014 produksi perikanan
Indonesia sebesar 14,52 juta ton (Menteri Perikanan dan Kelautan, 2015).
Peningkatan ini berdampak pada sektor perkenomian Indonesia yang ditandai
dengan meningkatnya nilai ekspor produk perikanan Tiongkok hingga mencapai
kenaikan sebesar 7,47% dibanding tahun 2014 atau senilai US$ 141,1
(Transformasi, 2016).
Kondisi demikian telah merepresentasikan perintah Allah SWT dalam QS.
An-Nahl ayat 14 tentang eksplorasi hasil laut. Allah SWT memerintahkan agar
memanfaatkan potensi laut baik pemanfaatan ikan yang ada di dalamnya maupun
pemanfaatan perhiasan-perhiasan laut yang ada (Rizky, 2016). Sehubungan
dengan pemanfaatan potensi ikan yang cukup meningkat produksinya. Proses
pengolahan dan pengawetan ikan menjadi salah satu bagian penting dari mata
rantai industri perikanan. Hal ini dikarenakan hasil perikanan merupakan
komoditas yang mudah mengalami proses kemunduran mutu dan pembusukan
(Elieser, 2015).
Salah satu produk pengawetan dan pengolahan ikan yang banyak terdapat
di indoneisa adalah ikan asin. dalam skala nasional, ikan asin merupakan salah
satu produk perikanan yang mempunyai kedudukan penting, hal ini dapat dilihat
bahwa hampir 65% produk perikan masih diolah dan diawetkan dengan cara

penggaraman (Arfianto dan Liviawaty, 1989). Pemerintah Indonesia telah
menetapkan ikan asin sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat.
hal ini menunjukkan bahwa ikan asin tidak hanya digemari oleh masyarakat
ekonomi kelas bawah, tetapi juga kelas menengah dan atas. (Astamawan, 1997).
Namun permasalahan cuaca yang tidak mendukung (produktivitas menurun) dan
kebersihan ikan yang kurang terjamin menjadi permasalahan umum yang sering
dialami oleh para nelayan dalam proses pengolahan ikan asin (Daud, 2004).
Salah satu daerah pengolahan ikan asin di Surabaya terletak di daerah
pesisir Kelurahan Kedung Cowek. Pengolahan ikan asin ini dilakukan secara
konvensional. proses pengeringan umumnya dilakukan dengan menjemur ikan

2

dengan bantuan sinar matahari secara langsung. Namun jika cuaca mendung akan
mengakibatkan ikan menjadi busuk dan kebersihan ikan kurang terjamin. Di
samping itu, metode ini kurang efektif. Karena nelayan selalu bergantung penuh
pada sinar matahari untuk mengeringkannya, sehingga proses pengeringan ikan
hanya bisa dilakukan pada pagi sampai sore hari atau selama ada sinar matahari.
Kondisi demikian bisa menjadi penghalang bagi nelayan ikan asin untuk
menjemur ikan. Bahkan, nelayan ikan asin selalu mengalami kerugian saat hujan

tiba (Pikiran-rakyat.com, 2016).
Al-Quran sebagai kitab petunjuk bagi manusia selalu memberikan solusi
atas problematika umat termasuk permasalahan efsisiensi produksi perikanan,
khususnya ikan asin. Salah satu isyarat dalam Al-Quran yang dapat dijadikan
sebagai solusi adalah seperti yang termaktub dalam QS. Ar-Raa’d: 17. Sehingga
berdasarkan pengkajian yang termaktub dalam ayat tersebut baik dalam kaca mata
tafsir, ilmiah yang diperkuat dengan penelitian penelitian terdahulu, maka kami
merancang sebuah alat pengering ikan berbasis thermoelectric sebagai solusi
alternatif proses pengeringan ikan yang ramah lingkungan dalam upaya
mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat nelayan, yakni E-Fisher (Electric
Fish Dryer) yang diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pendapatan nelayan
ikan asin.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis Al-Qur’an ini adalah:
1. Bagaimana Kajian Al-Quran Surat Ar-Ra’d: 17 yang dapat dijadikan inspirasi
dalam hal pengolahan ikan asin yang inovatif?
2. Bagaimana desain alat E-FISHER ( Electric Fish Driyer )
3. Bagaimana efisiensi serta pengaruh E-FISHER terhadap produksi perikanan
dan kualitas ikan ?
Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kajian Al-Quran Surat Ar-Ra’d: 17 sehingga dapat
dijadikan inspirasi dalam hal pengolahan ikan asin yang inovatif?
2. Mengeathui prinsip dasar serta cara kerja E-FISHER ( Electric Fish Driyer )
3. Untuk mengetahui pengaruh E-FISHER ( Electric Fish Driyer ) terhadap hasil
produksi perikanan dan kualitas ikan
Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah:
1. Bagi Akademisi
a. Meningkatkan kreatifitas dalam pengembangan teknologi
b. Mengaplikasikan disiplin ilmu di jurusan
2. Bagi Masyarakat (Nelayan)
a. Menjadi solusi dalam mengatasi kerugian para nelayan dalam proses
pengeringan ikan saat musim hujan

3

b. Mampu menstabilkan dan meningkatkan pendapatan harian masyarakat
(nelayan)
3. Bagi Pemerintah

a. Memberikan solusi alternatif pengeringan ikan berbasis teknologi
b. Sebagai referensi green technology di Indonesia
METODE PENULISAN
Pengumpulan Data
Pada tahap ini kami melakukan studi literatur dan survei lapangan.
Sumberyang digunakan dalam tahap studi literatur yaitu Al-Qur’an dan Hadits,
jurnal, karya tulis yang telah ada, serta informasi di internet.Tahap survei
lapangan yakni mengambil informasi yang diperlukan dengan terjun langsung ke
lapangan, yaitu ke Desa Kedung Cowek, Kenjeran, Surabaya.
Pemrosesan Data
Pada tahap ini dilakukan pemrosesan data baik dari hasil studi literatur
maupun data yang diperoleh dari Desa Kedung Cowek sendiri. Data tersebut
kemudian dirumuskan menjadi sebuah ide mengenai teknologi yang tepat untuk
mejawab permasalahan terkait teknik pengeringan ikan.
Perancangan dan Penghitungan Sistem
Perancangan sistem ditujukan untuk mendapatkan desain sistem
pengeringan ikan yang optimal. Perancangan sistem terdiri dari sistem pengering
menggunakan thermoelectric, pengatur suhu, dan sistem sirkulasi udara untuk
mencegah terjadinya proses penjenuhan air pada permukaan ikan asin. Sedangkan,
penghitungan sistem meliputi penghitungan laju pengeringan dan panas yang

diperlukan untuk mengeringkan ikan.
Pengumpulan Alat dan Bahan
Pendataan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan. Pemilihan komponen
ditinjau dari segi harga dan kualitas barang yang digunakan. Peralatan utama yang
dibutuhkan antara lain thermoelectric TEC1-12706, heatsink, kipas, thermostat,
kabel, aluminium triplek, kaca, karet, baja profil siku.
Pembuatan Alat
Pembuatan alat dimulai dengan membuat kerangka dan rak pengering
dengan dimensi sesuai perhitungan. Kemudian pemasangan sistem pemanas
(thermoelectric, heatsink, dan kipas)pada posisi yang telah ditentukan.
Proses Uji dan Analisa
Pengujian dilakukan pada sistem agar kinerja alat optimal. Kemudian
menganalisaapakah dengan suhu yang diperoleh dari percobaan dapat
mengeringkan ikan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), SNI 01-2721-1992
tentang standar ikan asin kering.

4

Kesimpulan
Dari analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan apakah EFisher memiliki manfaat bagi nelayan ikan asin ditinjau dari segi ekonomi dan

aspek lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian QS. An-Nahl: 14 Mengenai Pengolahan Ikan dan Pemanfaaatan
Potensi Laut

“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 14).
Ayat ini menyatakan bahwa Allah SWT menundukkan lautan dengan segala jenis
kenakaragaman potensi yang dimilikinya. dan segala potensi kelautan telah
dijadikan Allah demikian agar kamu dapat daripadanya daging yang segar (ikan)
dan sebangsanya dengan cara yang baik, yakni baik dengan cara menangkap,
mengolah hasil tangkpan ikan termasuk di dalamnya yakni pengolahan ikan asin,
dan kamu dapat mengeluarkan, yakni mengupayakan dengan cara bersungguhsungguh untuk mendapatkan darinya, yakni dari laut itu perhiasan yang kamu
pakai, seperti permata, mutiara dan semacamnya (Shihab, 2010).
Kajian QS Ar-Raa’d :17 Sebagai Inspirasi Pemanfaatan Sifat Panas pada
Thermoelectric untuk Alat Pengering Ikan yang Ramah Lingkungan

“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk

5

membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil.
Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun
yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”(QS. Ar-Ra’d : 17)
Ayat ke 17 surat Ar-Raa’d termasuk ayat Madaniyyah, yaitu ayat yang
diturunkan setelah hijrah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam . dalam
Tafsir Ibnu Katsir ayat tersebut menjelaskan dua buah perumpamaan (amtsal)
yang dibuat untuk menggambarkan yang hak dan yang batil. Dalam ilmu amtsal
Al Quran, dijelaskan bahwa ayat ini merupakan jenis Amtsal musharrahah, yakni
sesuatu yang dijelaskan dengan lafazh matsal atau sesuatu yang menunjukkan
tasybih (penyerupaan). Berkaitan dengan amtsal dalam Al-Qur’an, menurut
Kuntowijoyo kandungan Al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian, Bagian pertama
berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan amtsal.
Bagian pertama dimaksudkan untuk membentuk pemahaman yang komprehensif
mengenai nilai-nilai sejarah islam, sedangkan bagian kedua dimaksudkan sebagai
ajakan perenungan untuk memperoleh hikmah (Kuntowijoyo, 1991).
Mengenai matsal ayat ini, terdapat hikmah dan inspirasi yang dapat
diperoleh. dikemukakan dalam firman-Nya: anzala minas samaa-i maa-an
(“Allah telah menurunkan air dari langit.”) Maksudnya air hujan. Dari tahun ke
tahun, para nelayan ikan asin selalu mengalami kerugian akibat hujan. Itu
disebabkan karena nelayan tidak bisa menjemur untuk mengeringkan ikan mereka.
Kerugian itu seharusnya tidak terjadi jika merujuk pada QS. Ar-Ra’d ayat 17
selanjutnya. Fasalat audiyatum biqadariHaa (“Maka mengalirlah air di lembahlembah menurut ukurannya.”) yakni masing-masing lembah mengambil air sesuai
dengan ukurannya. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menurunkan air
hujan dari langit menurut ukurannya. Di ayat lain dijelaskan bahwa Allah
menurunkan hujan tujuannya adalah sebagai rizki bagi manusia. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam al-Qur'an surah al-Baqoroh ayat 22. Sehingga ini
mengisyaratkan bahwa hujan diturunkan sebagai rizki bagi manusia sesuai dengan
ukurannya, bukannya sebagai musibah seperti yang dialami para nelayan ikan asin.
Penggalan ayat selanjutnya dijelaskan wa mimmaa yuuqiduuna ‘alaiHi
fin naaribtighaa-a hilyatin au mataa’in bahwa dari apa (logam) yang mereka
lebur dalam api untuk membuat suatu perhiasan atau alat-alat. Berdasarkan tafsir
Al Misbah telah dijelaskan bahwa api awalnya bersifat panas, Yakni dari
penjelasan tersebut, sifat api (panas) bisa dijadikan suatu perhiasan dan alat –alat.
Pada konteks ini kami mengibaratkan alat-alat sebagai E-Fisher, yakni alat
pengering ikan. Di samping itu, penggalan ayat dan dari apa (logam) yang
mereka lebur dalam api (panas) menjadi inspirasi sebuah teknologi
thermoelectric yang memiliki sifat panas yang dapat dimanfaatkan sebagai
inovasi media pengeringan ikan yang ramah lingkungan. Hal ini juga ssuai dengan

6

larangan Allah untuk berbuat kerusakan di bumi seperti yang dijelaskan pada QS.
Al-A’raaf ayat 56.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orangorang yang berbuat baik (QS. Al-A’raf: 56).
Ayat di atas menerangkan bahwa larangan untuk berbuat kerusakan dimuka bumi,
seperti merusak lingkungan termasuk mencemari lingkungan.
Desain Alat dan Prinsip kerja
Alat pengering pada prinsipnya menggunakan efek peltier pada
thermoelectric cooler sebagai media pemanas. Thermoelectric ini jika diberikan
sumber tegangan yang sesuai maka akan timbul perbedaan suhu (delta) yang
mencolok pada tiap sisinya sebesar 35˚C. Konfigurasi suhu pada tiap sisi dapat
diatur dengan mengatur delta pada tiap sisinya.
Desain pada gambar 1 (halaman 6) menunjukkan bahwa pada alat
pengering ini terdapat rak penyimpanan ikan, sistem pemanas dengan
thermoelectric, movable wheel, dan sirkulasi udara yang terpasang pada alat
pengering.
Sistem
Pemanas
Kaca

Sistem
Sirkulasi
Udara
Rak Ikan
Movable
Wheel

Gambar 1. Desain Alat Pengering Ikan
(Sumber: Desain Pribadi)
Skema Kerja Alat Pengering Ikan
E-Fisher memiliki prinsip kerja seperti Air Conditioner (AC), bedanya,
jika pada AC yang disirkulasikan adalah udara dingin, pada E-Fisher yang
dihembuskan adalah udara panasnya. Secara lengkap, daya listrik dari PLN

7

digunakan untuk mengaktifkan thermoelectric cooler (TEC1-12706) untuk
menghasilkan perbedaan suhu antar kedua sisi berlainan. Plat pertama
mengahadap ke dalam ruang pengering untuk menghasilkan suhu yang lebih
tinggi, dan plat kedua dibagian luar dengan suhu yang lebih rendah. Plat pertama
atau plat yang lebih panas dikopel dengan heatsink sebagai penyerap panas dan
dikopel dengan kipas untuk menghembuskan udara panas. Sedangkan, plat kedua
hanya dikopel dengan heatsink. Mengatur suhu bagian luar untuk mendapatkan
suhu ruang yang dinginkan. Berdasarkan teori, selisih suhu antar sisi
thermoelectric cooler dilihat pada datasheet TEC1-12706 dimana nilai selisih
antara bagian panas dan dingin adalah 35˚C. Pada gambar 2 terlihat bahwa
penyusunan thermoelectric cooler secara paralel dan disambungkan dengan
thermostat. Sedangkan, modifikasi thermoelectric cooler sebagai sistem pemanas
dapat dilihat pada gambar 3 (halaman 7).

Thermoelectric
Cooler
Temperature
Control

Gambar 2.Skema Kerja Pengering
Sisi Suhu Tinggi
Kipas DC 12V

Sisi Suhu Rendah
Heatsink

Thermoelectric
Gambar 3. Modifikasi Thermoelectric Cooler
(Sumber: Desain Pribadi)
Perhitungan Dimensi Alat Pengering
Nelayan Kenjeran rata-rata mendapat 30 kg/hari. Biasanya, ikan yang
ditangkap adalah ikan skala kecil dengan panjang 10 cm, lebar 3cm, tebal 1 cm
dan berat 50 gram/ikan. Asumsi bahwa ikan yang ditangkap dan dijadikan ikan
memiliki ukuran yang sama, maka estimasi jumlah ikan yang ditangkap adalah
600 ikan. Dari data diatas, luas ikan masing-masing adalah 30 cm2, dan luas total
600 ikan adalah 18000 cm2.Dengan menggunakan 3 rak, maka masing-masing rak
memiliki luas 6000 cm2. Berdasarkan spesifikasi kondisi pasar, dimensi pengering
yang mendekati adalah dengan panjang 110 cm, lebar 70 cm dan tinggi total 160
cm, dengan jarak antar rak 40 cm.

8

Perhitungan dan Perencanaan Alat Pengering Ikan
a. Kadar Air
Kadar air ikan basah = 78%; Kadar air ikan kering = 20% (SNI 01-27211992). Banyak air dalam 30 Kg dalam ikan basah (ma) = 58%*30 = 17,4 Kg.
Banyak air yang harus dikurangi = 58%*17,4 = 10,092 Kg. Penurunan kadar air
ikan selama proses pengeringan adalah (a) Kadar air akhir (%basis kering) =
[(ma)/(ma+mikan)]x100% = [17,4/(17,4+30)] = 36,7%. (b) Kadar air awal (%basis
basah) = [ma/mikan]x100% = [17,4/30]x100% = 58%.
b. Lama Pengeringan
Dari hasil kadar air, maka perhitungan laju pengeringan adalah dW/dt =
(Wo-Wf)/Δt = (58%-36,7%)/1 jam = 21,3%/jam atau 21,3%/jam x 30 Kg = 6,39
Kg/jam. Sehingga, lama pengeringan yang untuk mengeringkan ikan 30 Kg
adalah 30/6,39 = 4,7 jam.
c. Panas yang Digunakan untuk Menaikkan Suhu Produk (Qp)
Tw = Suhu setelah dipanaskan
mikan = 30 Kg
(rencana) = 55˚C.
Cp = panas jenis ikan teri
T1= Suhu ikan teri basah = 27˚C
= 0,087+0,034.(mikan) ....(Siebel, 1982)
Qp = mikan.Cp(Tw-T1) = 30(0,863)(55-27) = 724,92 kJ/jam.
d. Panas yang Digunakan untuk Menguapkan Air (Qu)
mu = banyak air yang harus dikurangi = Hfg= Panas laten penguapan
10,092 Kg/jam
= 56 kJ/Kg
Qu = mu.Hfg = 10,092.56 = 565,152 kJ/jam
e. Panas Ruang Pengering (Qr)
Qr = Qp + Qu = 1290,072 kJ/jam. Dan, kalor yang digunakan selama 4,7
jam adalah 1290,072x4,7 = 6063,3384 kJ.
f. Kalor yang Diserap Dinding Plat (Qs)
Cp = Kalor Jenis Plat Al
mpl = Massa Plat Luar {p(A.T)}
= 0,215 kkal/Kg˚C
=2700(7,3x0,005)= 98,55 Kg
3
dT = 20 ˚C ....(Pinem, 2004)
p = Massa Jenis Plat AL = 2700 Kg/m
2
A = Luas Plat Al Total = 7,3 m
Qs = mpl.Cp.dT = (98,55).(0,215).(20) = 423,765 kkal = 1779,813 kJ
g. Kalor yang Digunakan Keseluruhan (Qt)
Kalor ini merupakan kalor yang diperlukan untuk mengeringkan ikan
selama 4,7 jam. Sehingga,
Qt = Qr + Qs = 6063,3384 + 1779,813 = 7843,1514 kJ
h. Daya dan Biaya yang Dikeluarkanuntuk 30 Kg Ikan Selama 4,7 jam (Pt)
Daya yang digunakan untuk mengaktifkan empat sistem pemanas (Pp)
adalah 12 V x 3 A x 4 = 144 W. Sehingga, daya total (Pt) adalah
Pt = Pp + Qt/t = 144 W +(7843,1514/4,7) kJ/jam
= 144 W+ 1668,755617 kJ/jam = 0,144 kW + 6007,5 kW
= 6007,644 kW
Biaya = PtxTarif Dasar PLNxlama penggunaan

9

= (6007,644 kW).(Rp. 560/kWh).(4,7 jam)
= Rp. 15.812,740
Analisis Prediksi Implementasi dan Dampaknya Terhadap Nelayan Ikan
Asin di Pesisir Pantai Kedung Cowek Surabaya
a. Efisiensi Penghasilan dan Produksi Perikanan Asin
Ketika alat pengering ikan E-Fisher ini diterapkan secara nyata, maka akan
diperoleh keuntungan bagi nelayan ikan asin tradisional di kawasan Kenjeran.
Keuntungan tersebut meliputi penghematan biaya operasional dan waktu, serta
peningkatan kualitas ikan jika dibandingkan selama ini mereka menggunakan cara
konvensional. Efisiensi penghematan dan peningkatan kualitas tersebut akan
berdampak pada kenaikan produktivitas penghasilan nelayan Kenjeran sehingga
kualitas hidup merekapun secara ekonomi akan terangkat pula. Perbandingan
penggunaan alat pengering ikan E-FISHER dengan metode konvensional yang
selama ini digunakan para nelayan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Metode Konvensional, Pengering dengan Elemen
Pemanas, dan Pengering dengan Thermoelectric
Metode Konvensional
Dengan Elemen Pemanas
E-FISHER
pengeringan
pengeringan Lama
Lama
pengeringan Lama
pada
bergantung
pada bergantung pada daya bergantung
intensitas sinar matahari, yang digunakan, untuk 12 tegangan dan arus yang
untuk
bisa sampai 3 hari bahkan Kg ikan memerlukan digunakan
waktu 6 jam (Pinem, menyuplai
lebih
thermoelectric,
hanya
2004)
perlu waktu 4,7 jam
untuk 30 Kg ikan.
Tidak memerlukan biaya Untuk 12 Kg ikan, perlu Untuk 30 Kg ikan, perlu
khusus
biaya Rp. 10.332 (Pinem, biaya Rp. 15.812,740
2004)
Secara
penataan, Rapi secara penataan
Rapi secara penataan
membuat tempat menjadi
tidak rapi lagi
b. Optimalisasi Kearifan Lokal Kawasan Kedung Cowek sebagai Sentra
Industri Sektor Perikanan
Sektor perikanan menjadi pondasi utama untuk menopang perekonomian
masyarakat pesisir Kedung Cowek. hal ini dikarenakan produk perikanan
memiliki potensi produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Potensi yang
besar harus sejalan dengan kualitas pengolahan yang baik sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomi masayarakat pesisir Kedung Cowek.
c. Kemandirian Ekonomi Masyarakat Nelayan Kedung cowek
Permasalahan kemandirian ekonomi masyarakat khususnya nelayan
menjadi perhatian besar oleh pemerintah saat ini. Hal ini dapat diamati dari
jumlah pengangguran yang terus meningkat dan terbatasnya lapangan pekerjaan
yang tersedia. Dengan melakukan pengolahan produk perikanan akan menjadikan
salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pengangguran

10

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis permasalahan dan tujuan yang akan dicapai,
didapatkan dua kesimpulan sebagai berikut:
1. Sesuai Q.S. Ar Ra’d ayat 17, kerugian nelayan ikan asin akibat hujan bisa
diatasi dengan suatu alat, salah satunya adalah dengan E-FISHER.
2. E-FISHER merupakan alat pengering ikan yang dapat mengeringkan ikan
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang standar ikan asin kering yang
efektif dari segi waktu pengeringan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam terselesaikannya KTA ini, kami sebagai penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat iman, sehat, kesempatan,
dan nikmat-nikmat lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
2. Orang tua kami masing-masing yang selalu mendukung kami dari
belakang.
3. Dr. Ir. Suwadi, MT. yang telah membimbing kami.
4. Teman-teman dan senior yang selalu memberi semangat dan do’a kepada
kami.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
dan
Terjemahannya.
2009.
“Al-Alim
edisi
Ilmu
Pengetahuan‟.Bandung: PT Mizan Pustaka
Ariefianto, Rizky Mendung Dkk. 2016. Thermoelectric For Fish Cooling. Islamic
Paper KINI
BSN. 2009. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor
76/KEP/BSN/8/2009 Tentang Penetapan 57 (Lima Puluh Tujuh) Standar
Nasional Indonesia. Jakarta
DKP. 2008. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil.Artikel on-line Dinas Kelautan dan Perikanan.
Eviyanti. 2016. Kurang Terik Matahari, Sebagian Produksi Ikan Asin Berhenti
Produksi. Cilacap : Pikiran-rakyat.com
FAO Yearbook. 2012. Fishery and Aquaculture Statistics. Rome
Kuntowijoyo. 1991. Paradigma islam : interpretasi untuk aksi. Bandung: Mizan.
Pinem, Muhamad daud. 2004. Rancang Bangun Alat Pengering ikan Teri
Kapasitas 12 Kg/Jam. Jurnal Teknik Simetrika Vol. 3 No. 3
Shihab, M Quraish. 2010. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Transformasi. 2015. Indonesia Urutan Ke-7 Eksportir Perikanan ke Tiongkok.
http://www.transformasi.org/id/pusat-kajian/berita/kelautanperikanan/1159-indonesia-urutan-ke-7-eksportir-perikanan-ke-tiongkok
diakses tanggal 3 Juni 2016

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

PERANCANGAN KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIKPADA PEMANFAATAN AIR SUNGAIDI KECAMATAN NGUTER, KABUPATEN SUKOHARJO,JAWA TENGAH

1 71 1

Modul TK E 2016 150 hlm edit Tina M imas

2 44 165

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

ANALISIS PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DANAU RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG

9 68 121