Teori Teori Dasar dalam Psikologi Sosial

Teori-Teori Dasar dalam Psikologi Sosial
1. Teori Genetik
Teori ini menekankan pada kualitas pembawaan sejak lahir
atas tingkah laku sosial. Dasar asumsi ini merupakan komponen
dari tingkah laku sosial yang dihubungkan atau mempunyai akar
pada penyebab genetik yang tidak dipelajari. Menurut Konrad
Lorenz (1966) tingkah laku agresi adalah perwujudan dari insting
agresi yang dibawa sejak lahir dan berasal dari kebutuhan untuk
melindungi diri. Sedangkan menurut Douglas (1966) banyak sifat
tingkah laku spesifik dpt dijelaskan dalam istilah insting. Misalnya :
Ibu melindungi anaknya maka dia menjelaskan tingkah laku
tersebut

.

sebagai

parental

insting.


2. Teori Belajar
Teori belajar lebih menekankan kepada peranan situasi dan
lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Teori ini
menganalisa tingkah laku sosial dalam istilah asosiasi yang
mempelajari stimulus dan respon. Tingkah laku terjadi akibat
proses belajar yang juga disertai dengan adanya reinforcement.
Sehingga manusia cenderung berinteraksi dengan orang-orang
yang memberikan ganjaran dan akan menghindari orang-orang
yang menimbulkan kerugian. Menurut Bandura (1977), seorang
anak belajar tingkah laku baru dengan melihat orang lain (model)
yang melakukannya dan mengamati konsekuensi dari sejumlah
tingkah laku. Jika modelnya mendapat reward maka tingkah laku
model tersebut akan dilakukannya dimasa yang akan datang,
namun jika model tersebut mendapat hukuman, maka anak akan
menjauhi tingkah laku tersebut, proses belajar ini disebut "imitasi".

Ada pun ciri-ciri khusus dalam teori belajar yakni :
1) sebab-sebab perilaku diduga terutama terletak pada
pengalaman belajar individu di massa lampau,
2) cenderung menempatkan penyebab peilaku terutama pada

lingkungan eksternal dan tidak pada pengertian individu
subjektif terhadap apa yang terjadi,
3) biasanya pendekatan belajar diarahkan untuk menjelaskan
perilaku yang nyata dan bukan keadaan subjektif atau
psikologis ( faktor-faktor internal seperti emosi atau perasaan,
motif, dan persepsi.
3. Teori Kognitif
Teori ini menempatkan secara khusus proses-proses berpikir
&

bagaimana

individu

memahami

dan

mempresentasikan


dunia.Teori kognitif lebih memusatkan perhatian pada interpretasi
dan perseptual mengenai keadaan sekarang, bukan masa lalu.
Mencari sebab-sebab prilaku pada persepsi atau interpretasi
individu terhadap situasi. Teori kognitif menekankan bahwa
pendekatan yang sesuai terhadap gejala psikologi adalah dengan
mempelajari proses kognitif dan bgaimana orang-orang membentuk
kesan atas orang lain. Teori kognitif ini juga memerlukan teori
atribusi, yakni: sebuah studi sistematis atas bagaimana para
pengamat menentukan penyebab tingkahlaku orang lain dan
kognisi sosial yang berbicara tentang bagaimana cara orang berfikir
dalam memahami dan mengerti dunia sosial mereka (Fiske & Tylor,
1982).

4. Teori Psikoanalisa

Tingkah laku orang dewasa merupakan refleksi pengalaman
masa kecilnya. Teori ini menekankan bahwa orang bergerak
melewati suatu tahapan (stage) yang pasti selama tahun-tahun
awal perkembangan yang berhubungan dengan sumber-sumber
kesenangan seksual (sexual pleasure) yaitu tahap oral, anal, phalik

dan genital. Contohnya, tingkah laku agresi dipandang sebagai
manifestasi pembawaan sejak lahir. Contoh lain, prasangka pada
org lain, dipandang sebagai konflik individu pada masa kecil
dengan orang tuanya yang otoriter yang kemudian direfleksikan
dalam ketidak sukaannya pada orang-orang dewasa yang tidak
mirip dengan dirinya. Namun banyak ahli psikologi sosial yang tidak
cocok

menggunakan

memprediksi

tingkah

teori
laku

ini,

karena


teori

berdasarkan

psikoanalisa
proses-proses

ketidaksadaran yang sulit diobservasi, shingga sulit diuji secara
ilmiah untuk membuktikan keabsahannya. Teori psikoanalisa hanya
dapat menggambarkan fakta tetapi tidak dapat dipakai sebagai
prediktor tingkah laku.
5. Teori Peran
Perspektif dasar teori ini adalah bahwa tingkah laku dibentuk
oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi
individu-individu untuk melaksanakannya. Teori ini mengakui
pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam
situasi yang berbeda. Peranan pada umumnya didefinisikan
sebagai sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu
posisi tertentu (Sarbin & Allen, 1968).

Peran seseorang tidak hanya menentukan perilaku, tetapi
juga sebagai

beliefs (keyakinan) dan sikap individu. Individu

memilih sikap yang selaras dengan harapan-harapan yang
menentukan peran mereka. Sehingga perubahan peran akan
membawa pada perubahan sikap. Peran juga dapat mempengaruhi

values yang dipegang orang dan mempengaruhi arah dari
pertumbuhan & perkembangan kepribadian mereka. "Impression
management" Suatu bidang yang mempelajari cara bagaimana
orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif
tentang dirinya (Schlenker, 1970).
Asumsi dasar teori peran adalah bahwa orang pada
dasarnya adalah konformis, artinya individu selalu melaksanakan
peran mereka dan menampilkan prilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku.

Pengertian Psikologi Sosial Menurut Para Ahli
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti

dampak atau pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. Psikologi
sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu
tersebut

menguraikan

tentang

kegiatan-kegiatan

manusia

dalam

hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokohtokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa
psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan
tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Menurut Gordon Allport (1985), psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana

pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran
orang lain, baik secara:
a. secara nyata atau actual
b. dalam bayangan atau imajinasi
c. dalam kehadiran yang tidak langsung (implied)

Menurut David O Sears (1994), psikologi sosial adalah ilmu yang
berusaha secara sistematis untuk memahami perilaku social, mengenai:
a. bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi social
b. bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita
c. bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi social
Menurut Sherif & Musfer (1956), psikologi sosial adalah ilmu
tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi
stimulus social. Dalam defenisi ini, stimulus social diartikan bukan hanya
manusia, tetapi juga benda-benda dan hal-hal lain yang diberi makna
social.
Menurut Show & Costanzo (1970), psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi
stimulus-stimulus social. Defenisi ini tidak menekankan stimulus eksternal
maupun proses internal, melainkan mementingkan hubungan timbale balik

antara keduanya. Stimulus diberi makna tertentu oleh manusia dan
selanjutnya manusia bereaksi sesuai dengan makna yang diberikannya
itu.
Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi sosial adalah bidang
ilmu yang mencari pemahaman tetnang asal mula dan penyebab
terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial.
Defenisi ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap asal
mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran.

Sarlito

Wirawan,

setelah

menyimpulkan

beberapa

defenisi


psikologi sosial membedakan tiga wilayah studi psikologi sosial
sebagai berikut:

a. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi
tentang persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topiktopik ini bukan monopoli dari psikologi sosial, namun psikologi sosial
tidak dapat menghindar dari studi tentang topik-topik ini.
b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial dan sebagainya.
c. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi,
hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas (keselarasan), kerjasama,
persaingan, peran dan sebagainya.

TUGAS SEMESTER PENDEK

PSIKOLOGI SOSIAL

Oleh :
ACHMAD IRFAN MUZAKKI
0211143396

MANARITA
Manajemen pemberitaan
Sekoolah tinggi multimedia yogyakarta
2016