Peranan Radio dalam Pembangunan Pertania

Pendahuluan
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi (Changara, 2006). Radio merupakan
salah satu bentuk dari media massa. Oleh karena itu, media radio digunakan dalam menyampaikan
pesan, ataupun informasi dari suatu sumber kepada khalayak. Menurut Changara (2006)
kelebihan media radio dibanding dengan media massa yang lainnya adalah cepat dan mudah
dibawa kemana-mana, dan dapat didengar sambil mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti mencuci,
mengendarai mobil, memasak, menulis, dan semacamnya. Radio telah banyak dimanfaatkan
kegunaannya bagi kehidupan masyarakat, dan telah menjadi media yang cukup populer untuk
menyebarkan berbagai informasi. Diantaranya, kegunaan radio untuk pembangunan pertanian, yaitu
sebagai media penyebar informasi, pesan, dan hasil dari pembangunan.
Menurut Syahyuti dalam Dewi (2008), pembangunan pertanian merupakan suatu upaya
peningkatan produksi pertanian melalui ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam proses pembangunan pertanian, radio mempunyai peran
sebagai media yang menyampaikan informasi pertanian yang menunjang untuk peningkatan
produksi pertanian serta untuk memberdayakan masyarakat petani dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
Radio dapat dijadikan sebagai media dalam pembangunan pertanian karena dinilai cukup
efektif dalam proses penyebaran informasinya. Penyampaian informasi dalam media radio dilakukan
dengan cara two way communication dan bersifat interaktif serta kemudahan dalam mengaksesnya
karena relatif murah (Kifli, 2007). Kemudahan tersebut berdampak positif bagi masyarakat petani

yang umumnya mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi terbaru. Dengan melihat
keunggulan dan kemudahan tersebut, penulis mengharapkan media radio dapat berperan banyak
dalam meningkatkan pembangunan pertanian.

Tujuan
1. Mengetahui karakter radio sebagai salah satu media komunikasi.
2. Mengetahui peluang dan tantangan radio di era globalisasi.
3. Mengetahui peran dan efektivitas radio dalam pembangunan pertanian

Isi
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi (Changara, 2006). Media massa
terbagi ke dalam dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang
dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media
elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media online
(internet, termasuk di dalamnya media sosial).
Radio pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada saat pendirian Bataviasche Radio
Veregening (BRV) pada tanggal 16 Juni 1925 oleh Weltevreden. Penyiaran radio sendiri sebagai

media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara

secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
Radio memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Karakteristik radio ini bisa juga menjadi
keunggulan dan kelemahan media radio. Menurut Adam (2000) radio memiliki 4 karakteristik, yaitu:
1. Produksi audio
Karakteristik ini mengharuskan reporter radio untuk menguasai teknik penyiaran, karena
keterbatasan produksi berupa suara saja harus mampu mewakili informasi yang biasanya
disampaikan dalam bentuk foto, gambar grafis, atau visual bergerak.
2. Informasi muncul selintas
Sebagian besar siaran radio tak terdokumentasi, sehingga akan berlalu setelah disiarkan,
kecuali pihak perusahaan mendokumentasikannya dalam bentuk rekaman. Sebagai tantangan adalah
berita yang mengudara secara selintas dan sekali dengar ini harus dapat dicerna dan dimengerti
informasinya oleh pendengar. Itulah sebabnya radio disebut sebagai medium yang wajib melakukan
pengulangan agar pendengar semakin jelas dalam memahami materi yang disiarkan.
3. Unggul dalam kecepatan
Perkembangan teknologi komunikasi seperti perangakat satelit dan seluler semakin
memudahkan radio menampilkan kecepatannya menyiarkan informasi. Pesan yang disiarkan melalui
radio lebih cepat terdistribusi kepada khalayak sehingga berita terbaru mengenai pertanian dan
bidang lainnya.
4. Imajinatif
Suara yang dihasilkan dapat mengundang imajinasi pendengar, karena audience akan bersaha

memvisualkan suara itu dalam benak masing-masing. Akibat kekuatan imajinasi yang tidak sesuai
dengan realita, siaran radio lebih segera menyentuh perasaan daripada nalar.
Sebagai media informasi, terdapat beberapa fungsi dari radio itu sendiri, fungsi radio sebagai
media adalah :
1. Fungsi bisnis
Sebagai media, radio seringkali hanya dipandang sebagai institusi sosial, politik, dan budaya
belaka. Akan tetapi, perkembangan dewasa ini memperlihatkan media tidak lagi dilihat semata-mata
sebagai institusi sosial dan politik, melainkan juga sebagai institusi ekonomi. Fakta menunjukkan
bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat penyampai pesan-pesan sosial, politik dan
budaya, tetapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi.
Radio merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja,
barang, dan jasa, radio juga memiliki industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma
yang menghubungkan industri tersebut dengan masyarakat dengan institusi sosial lainnya.
Sebagai media komersial, radio dikelola dan diusahakan oleh suatu organisasi bisnis, sehingga
orientasi kerjanya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Biaya operasi media komersial ini
diperoleh dari hasil penjualan, baik penjualan produk media, seperti berita, hiburan maupun
penjualan ruang untuk para pemasang iklan untuk mempromosikan produknya. Dalam kehidupan
sehari-hari kita bisa menyaksikan bagaimana menjual produk yang berupa berita yang dikemas dalam

berbagai acara, juga menyediakan ruang dan waktunya untuk para pemasang iklan sehingga dapat

menutup biaya dalam produksi dan perkembangan radio tersebut..
2. Fungsi Informasi
Radio sebagai media massa utamanya menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan
benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat
yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula masyarakat
akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur
kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan
masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai
kemampuannya
(McQuail, 1987).
Melalui radio, banyak informasi pertanian yang dapat disalurkan kepada masyarakat.
Informasi tersebut baik berupa penemuan inovasi baru dalam pertanian yang berguna dan
mendukung bagi pembangunan pertanian sehingga akan mempercepat proses pembangunan.
Salah satu aspek pembangunan ialah tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian,
pengetahuan, dan keterampilan lain mengenai sesuatu. Melalui radio, pemirsa yang semula tidak
tahu akan inovasi baru bidang pertanian akan menjadi tahu dan mengenal, yang semula tahu
menjadi lebih tahu, dan yang sudah tahu agar lebih menerapkan.
Di Indonesia banyak terdapat media komunitas, baik yang berupa media cetak ataupun yang
berupa televisi komunitas yang dikembangkan beberapa warga masyarakat untuk menyebarluaskan

informasi. Namun, yang paling banyak adalah yang berupa radio komunitas. Mengapa demikian
karena dari berbagai bentuk media, radio siaranlah yang paling mudah dioperasikan dan paling
murah biayanya dibandingkan dengan media cetak atau media televisi sehingga sangat efektif untuk
menyiarkan informasi (Nurudin, 2007).
3. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa, termasuk radio. Sebagai agent of
change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong
kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga
mendorong agar perkembangan budaya itubermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat
sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budayabudaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
4. Fungsi Komunikasi
Mencermati pengertian pers di atas maka dapat dipahami bahwa pers sebagai media
komunikasi massa adalah lembaga/institusi (bisnis/sosial/kemasyarakatan) yang di dalamnya
terdapat kegiatan junalistik yaitu mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan
segala jenis saluran yang tersedia (McQuail, 1987).
Adapun peranan radio dalam pembangunan pertanian dengan memperhatikan keadaan dan
perubahan pembangunan pertanian dewasa ini beserta tantangan-tantangan yang ada, sangat perlu
dipersiapkan strategi pendidikan masyarakat perdesaan yang efektif dalam menunjang


pembangunan. Hal ini mengingat kegiatan pendidikan masyarakat perdesaan melalui
penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan
masyarakat sasaran. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa keadaan penyuluhan pertanian di
Indonesia sampai pertengahan tahun 1990-an kurang memberi dukungan kepada kebutuhan petaninelayan, penerapan prinsip-prinsip agribisnis, sumberdaya, keterpaduan antar lembaga, otonomi
daerah dan peranserta masyarakat (Harun, 1996). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada
banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat
media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya. Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar
merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan.
Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia,
tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan
penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Penentuan jenis media visual yang
efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam
perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan.
Dengan berbagai teknologi yang telah berkembang, salah satunya yang dapat di optimalkan
pemanfaatannya adalah melalui radio untuk media penyuluhan tentang pertanian. Di banyak negara
berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media massa utama

dan memegang peran penting dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Penelitian di berbagai
negara seperti dilaporkan menemukan bahwa media siaran radio efektif sebagai media pendidikan
masyarakat perdesaan, seperti di India, Cina, Taiwan dan Filipina (Jahi, 1993); Depari dan
MacAndrews, 1995). Menurut Schram (1964) dalam Depari, dan MacAndrews (1995), peranan
utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan adalah membantu memperkenalkan
perubahan sosial.
Siaran radio adalah media audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk
menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan
bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga
ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Adapun tujuan dari siaran radio adalah
untuk :
1. Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas
2. Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi
3. Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya
4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya
Peran siaran radio bagi penyuluhan pertanian sangat penting khususnya di daerah-daerah di
mana kebanyakan petani mempunyai radio. Kini banyak Pemerintah Daerah mengembangkan siaran
radio pertanian. Bahkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di berbagai
propinsi di Indonesia, juga ada yang membina siaran radio pertanian ini, baik siaran radio yang

dimiliki Pemerintah daerah maupun swasta. Pada intinya tujuan siaran radio pertanian ini adalah
mengetahui dan meningkatkan peran radio terhadap percepatan informasi teknologi yang disertai

kegiatan penyuluhan pertanian. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan masyarakat, khususnya
masyarakat pertanian dapat mengetahui pola siaran hal-hal yang berkaitan dengan pertanian yang
sesuai dengan apa yang diperlukan oleh petani.
Media radio selain memiliki keunggulan dan efektif sebagai sarana dalam menyampaikan
pesan pembangunan, juga memiliki hambatan. Dalam proses pembangunan, manusia ada
kecenderungan untuk menginginkan sifat manusiawi, yaitu situasi tatap muka atau komunikasi antar
pribadi (interpersonal communication). Agak lain halnya dengan televisi yang di samping suara,
masih membawa gambar dari komunikator, sehingga penyajian pesan nampaknya menjadi lebih
“manusiawi’ dengan terjadinya tatap muka yang semu (Susanto,1982). Selain itu, ada kelemahan
radio yang menghambat penyampaian pesan, Bahwa radio juga memiliki kelemahan, terutama
informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit diingat, karena siaran radio
melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa di dokumentasikan oleh
pendengarnya (Romli cit. Puspitasari, 2009).
Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Semarang dan Palembang serta Surabaya, radio
masih memiliki peluang menjadi salah satu media yang digemari oleh masyarakat. Akan tetapi,
umumnya mayoritas khalayak yang mendengarkan siaran ialah para remaja-dewasa. Hal tersebut
dapat menjadi kendala karena sasaran utama pembangunan pertanian ialah seluruh masyarakat

khususnya yang terjun langsung dalam dunia pertanian, sementara kebanyakan remaja kurang
tertarik dengan sektor pertanian. berikut data persentase pendengar radio di beberapa kota di
Indonesia tahun 2009.

Mengacu pada hasil survei MARS Indonesia di 8 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Medan, Makassar, Balikpapan, Palembang) yang termuat dalam “Perilaku Belanja Konsumen
Indonesia 2009” maka jumlah pendengar radio secara total masih sekitar 37%. Semarang menjadi
kota yang warganya paling suka mendengar siaran radio, disusul kemudian Palembang dan Surabaya.
Sebaliknya, kota yang warganya paling banyak meninggalkan siaran radio adalah Balikpapan dan
Medan. Karakteristik pendengar radio yang masih setia tersebut mayoritas berasal dari kelompok
usia muda (18-25 tahun) dengan strata sosial ekonomi (SES) kategori B, yaitu yang pengeluaran
bulanannya di bawah Rp 2.500.000 hingga Rp1.250.000.

Berdasarkan survai lain, jumlah Penonton TV dan Pendengar Radio di Indonesia Potensi
penonton tercatat oleh Nielsen sebanyak 12,2% atau sebanyak 46,7 juta orang dengan golongan usia
5 tahun keatas. Hitungan ini diketahui oleh Nielsen setelah melakukan survei di 10 kota atau sekitar
5,7 juta orang perharinya. Di Indonesia menurut Andini Wijendaru, executive public relation PT. AGB
Nielsen Media Reasearch Indonesia, jumlah penonton TV di Indonesia mencapai 1,2% dari populasi
27 atau sebanyak 566 ribu orang. Sementara, fakta menunjukkan bahwa lebih dari 101 juta
pendengar radio (Menurut AC Nielsen, Penetrasi Radio di Indonesia adalah 43% dari Jumlah

Penduduk) secara nasional. Jumlah pendengar itu juga merupakan calon potensial pengguna radio
news & information network, radio streaming, internet broadband, serta telephone and mobile
phone. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa jumlah pendengar radio lebih banyak dibandingkan
penonton TV khususnya di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah pendengar radio yang
mencapai 101 juta orang, sementara penonton televisi hanya 566 ribu orang per hari. Radio sebagai
sarana komunikasi dan informasi yang up-to-date, dapat menyampaikan berita secara langsung,
cepat dan aktual. Selan itu jangkauannya luas, mulai dari kota sampai ke desa terpencil sekalipun.
Bahkan ke daerah yang belum dijamah tenaga listrik yang tidak memungkinkan menonton televisi
juga bisa mendengarkan siaran radio. Sifat radio yang “mobilitas” inilah yang menjadikan salah satu
alasan jumlah pendengar radio lebih banyak dibandingkan penonton televisi (Abdullah, 2012).
Keefektivan Radio dalam Penyampaian Pesan dan Informasi Hasil Pertanian yaitu
radio merupakan media yang tepat untuk menyampaikan pesan dan informasi dalam pembangunan
pertanian. Menurut Ariyani (2008), “Adapun alasan penggunaan media radio, yakni dapat
menjangkau banyak orang dalam waktu yang sama, menumbuhkan pemikiran pada para pendengar
tentang masalah yang sedang dihadapi, dan menyebarluaskan informasi secara cepat dalam keadaan
darurat”.
Menurut Wiriatmaja (1977) dikutip dalam Ariyani (2008), cara yang dapat ditempuh untuk
mencapainya adalah : (1) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di
pedesaan, (2) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan,
(3) tumbuhkan kegemaran untuk berkorespondensi dengan studio radio atau dengan dewan

pembina siaran pedesaan guna mengemukakan keinginan, keperluan, dan pendapatnya, (4)
penyuluh juga harus sering berhubungan dengan studio radio, (5) acara-acara yang menarik supaya
diumumkan terlebih dahulu, (6) mengirimkan secara teratur berita, cerita, dan pandangan tentang
hal-hal yang terjadi setempat kepada studio radio, (7) usahakan partisipasi dari orang-orang daerah
yang berbakat untuk mengisi acara radio.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan radio, yaitu daya langsung, daya tembus, dan
daya tarik. Daya langsung radio siaran yaitu proses penyusunan dan penyampaian pesan yang relatif
cepat. Daya tembus berkaitan dengan sifat radio siaran yang tidak mengenal jarak dan rintangan.
Sedangkan daya tarik yaitu adanya tiga unsur yang ada pada radio, yaitu musik, kata-kata, dan efek
suara (sound effect). Keunggulan tersebut mendukung untuk memudahkan dalam penyampaian
pesan.
Dalam pembangunan pertanian pada komunitas Dayak di Kalimantan Barat, dalam
penyampaian informasi pembangunan pertanian dan pengemasan materi komunikasi yang tepat,
informasi dan teknologi dapat diakses oleh masyarakat Dayak melalui radio dengan mudah dan
relatif murah, serta memiliki peluang untuk menjangkau pendengar yang lebih luas dan dapat
diakses secara lebih murah (Kifli, 2007). Oleh karena itu, radio merupakan media komunikasi yang

efektif dalam penyampaian informasi pembangunan pertanian karena aksesnya mudah dijangkau
oleh masyarakat petani yang umumnya memiliki keterbatasan ekonomi.
Media radio selain memiliki keunggulan dan efektif dalam menyampaikan pesan
pembangunan, juga memiliki hambatan. Dalam proses pembangunan, manusia ada kecenderungan
untuk menginginkan sifat manusiawi, yaitu situasi tatap muka atau komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication). “ Karena radio merupakan suatu alat mati, maka radio sebenarnya
tidak mempunyai sifat-sifat manusiawi tersebut”. Agak lain halnya dengan televisi yang di samping
suara, masih membawa gambar dari komunikator, sehingga penyajian pesan nampaknya menjadi
lebih “manusiawi’ dengan terjadinya tatap muka yang semu (Susanto, 1982).
Selain itu, ada kelemahan radio yang menghambat penyampaian pesan, “ Bahwa radio juga
memiliki kelemahan, terutama informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit
diingat, karena siaran radio melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa
di dokumentasikan oleh pendengarnya” (Romli, 2004) dikutip dalam Puspitasari (2009).
Hambatan-hambatan radio dalam komunikasi pembangunan dapat diatasi oleh beberapa cara. Cara
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penyampaian esapesan pembangunan adalah
dengan pendekatan manusiawi. Pendekatan manusiawi tersebut ialah pemanfaatan informasi oleh
komunikator tentang situasi khalayak yang ingin dicapai. Menurut Susanto (1982), cara tersebut
dapat berupa teknik penyajian, erudisi, relevansi, dan sifat lokal. Dengan cara tersebut merupakan
unsur-unsur yang dapat mendekatkan komunikator dengan khalayak, terutama komunikator yang
tidak berhadapan muka dengan khalayak.

Kesimpulan
Radio merupakan media komunikasi yang cukup efektif dalam pembangunan pertanian. Media
radio telah dimanfaatkan dalam pembangunan pertanian dengan adanya program “Siaran Pedesaan”
seperti yang telah dilakukan di Jawa Barat, Kolon Progo, Yogyakarta, dan di Sumatera Barat. Melalui
program tersebut diharapkan dapat meningatkan tujuan pembangunan pertanian, yaitu
meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknologi dan inovasi serta mengurangi tingkat
kemiskinan yang umumnya terjadi pada masyarakat petani. Radio merupakan media komunikasi
yang efektif dalam pembangunan pertanian di pedesaan karena dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat petani karena biaya untuk mengaksesnya relatif murah. Selain itu, adanya faktor daya
langsung, daya tembus, dan daya tarik yang memungkinkan keefektivitasan media radio dalam
pembangunan pertanian. Selain efektif, radio juga mempunyai beberapa kelemahan dan hambatan,
yaitu radio dinilai kurang bersifat manusiawi, karena tidak dapat menciptakan situasi tatap muka,
kelemahan yang lain yaitu, informasi yang disiarkan oleh radio bersifat langsung dan hanya sekali
sehingga tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya.

Saran
Melihat berbagai peluang, hambatan, dan tantangan mengenai peran radio dalam
pembangunan, dapat dikatakan sebenarnya radio memiliki peluang yang cukup besar sebagai sarana
penunjang pembangunan pertanian. akan tetapi, di era globalisasi seperti sekarang ini, radio
cenderung kurang efektif dalam menyebarkan informasi pertanian meskipun jumlah penggunanya
tinggi dan tidak kalah dengan media lainnya. Hal tersebut karena radio hanya produksi suara yang
akan menimbulkan kejenuhan pemirsa, memunculkan makna yang berbeda seperti yang dimaksud

oleh komunikator, dan cenderung lebih mengarah sebagi fungsi hiburan terkait materi yang
disiarkan.
Oleh karena itu, melihat jumlah pengguna radio yang tinggi, seharusnya antara pemerintah
dan media dapat bekerja sama dalam membuat program siaran di radio sehingga lebih menarik dan
efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi komunikasi yang juga berfungsi sebagai sarana
pembangunan. Selain itu, media (radio) juga hendaknya lebih mengutamakan isi program yang
bersifat mendidik pemirsa terkait dengan penyiaran inovasi pertanian dan hal yang terkait, bukan
lebih mengedepankan fungsi hiburannya agar banyak pemirsa yang mendengarkan. Sebagai
konsumen juga hendaknya tidak meninggalkan radio sebagai sarana komunikasi dalam
pembangunan pertanian karena di dalamnya terdapat informasi penting terkait pertanian yang dapat
menambah wawasan, mengubah sikap, dan berperilaku untuk bisa berpartisispasi dalam
pembangunan pertanian.

Daftar Isi
Ariyani L. 2008. Keefektifan Program Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Iklan Pengelolaan
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor). Skripsi Sarjana. Jurusan
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Changara, H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Dewi, S. P. 2008. Analisis Permasalahan Struktural Masyarakat Petani dan Peran Pemerintah Dalam
Pembangunan Pertanian. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Hadi, A. P. 2007. Radio komunitas sebagai media alternative untuk pemberdayaan masyarakat
pedesaan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Mataram.
Kifli, G. C. 2007. Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada Komunitas Dayak di Kalimantan
Barat. Forum Penelitian Agro Ekonomi 2: 117-125.
McQuail, D. 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2. Erlangga, Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa.PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Nasution, Z. 1988. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Puspitasari N. 2009. Persepsi Khalayak Pendengar Tentang Mutu Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi
Kasus: Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi dan Desa Ciriung, Cibinong).Skripsi Sarjana. Jurusan
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. Skripsi.
Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rousydiy TAL. 1985. Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi. Medan: Firma Rainbow
Medan. 413 hal.
Susanto, A. S. 1982. Komunikasi Massa. Binacipta, Bandung.

MAKALAH
Tugas Mata Kuliah Dasar Penyuluhan KomunikasiPertanian
“Peranan Radio dalam Pembangunan Pertanian”

Oleh :

Aryochepridho
14/365092/PN/13668
Dosen Pengampu : 1. Ir. Roso Witjaksono, MS
2. Subejo, SP, M.Sc, Ph.D

Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2016