Chapter I Insidensi Hepatitis B pada Pasien HIV AIDS di Klinik VCT Pusyansus RSUP. Haji Adam Malik Medan dari Januari tahun 2010 Dsember tahun 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi
yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus
ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983
dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika
Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional
pada tahun 1986 nama virus diubah menjadi HIV. Retrovirus yang menyerang sel CD4
yang menyebabkan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh atau pertahanan tubuh
sehingga individu mudah terserang infeksi yang mengancam kehidupan.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 33.4 juta orang di
dunia hidup dengan HIV. 50% dari jumlah keselurahannya merupakan wanita dan 3,4 juta
adalah anak. Lebih dari 25 juta orang telah meninggal karena AIDS di seluruh dunia sejak
kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981. Pada tahun 2010, 1,8 juta orang meninggal
karena HIV / AIDS, dan 2,7 juta orang baru terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus
didunia, 97% penderita berada di negara berkembang dan berpendapatan rendah.
Menurut UNAIDS, 23,5 juta penderita tinggal di sub-sahara afrika, dimana
didalamnya terdapat 91% dari anak-anak yang positif HIV didunia. Diperkirakan 1,8 juta
orang di wilayah ini baru terinfeksi dan1,2 juta orang dewasa dan anak-anak meninggal
karena AIDS. Di Afrika utara dan timur tengah, sekitar 300.000 orang hidup dengan HIV
Universitas Sumatera Utara
dan 37.000 orang baru terinfeksi serta diperkirakan 23.000 orang dewasa dan anak-anak
meninggal karena AIDS. Di Eropa Barat dan Tengah terdapat 30.000 kasus baru HIV,
sehingga jumlah orang yang hidup dengan HIV bertambah menjadi 900.000 dan 7.000
orang di wilayah ini meninggal karena AIDS. Selain itu, di Amerika Tengah dan Selatan
terdapat 83.000 orang yang baru terinfeks HIV / AIDS dan diperkirakan 54.000 kematian
terkait AIDS. Daerah ini saat ini memiliki 1,4 juta orang yang hidup dengan HIV / AIDS.
Di Asia Pasifik, hampir 372.000 orang yang baru terinfeksi, sehingga jumlah orang yang
hidup dengan HIV / AIDS di sana hampir mencapai 5 juta dan di Asia terdapat 31.000
orang yang menderita AIDS (UNAIDS World AIDS Day Report 2012).
Menurut UNICEF, Indonesia tanpa program percepatan pencegahan infeksi HIV
diperkirakan pada tahun 2014 akan terdapat lebih dari setengah juta orang terinfeksi HIV.
Epidemi ini dipicu terutama oleh penularan seksual dan penggunaan narkoba suntikan.
Tanah Papua, Jakarta dan Bali memimpin di tingkat kasus HIV baru per 100.000 orang.
Jumlah penderita yang 1,5% dari penderita Indonesia, Tanah Papua menyumbang lebih
dari 15 persen dari semua kasus HIV baru di Indonesia pada 2011. Papua sendiri
memiliki tingkat kasus hampir 15 kali lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Berbeda
dengan daerah lain di Indonesia, Tanah Papua mempunyai tingkat rendah generalisasi
epidemi HIV dengan prevalensi 3 persen pada remaja usia 15-24 tahun (Beadle dan
Temongmere G. A 2012).
Hepatitis B disebabkan oleh virus yang menginfeksi hati. Orang dewasa yang terkena
hepatitis B biasanya dapat pulih kembali. Namun sebagian besar bayi yang terinfeksi
pada saat lahir menjadi pembawa kronis yaitu mereka membawa virus selama
bertahun-tahun dan dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain. Virus ini melular
Universitas Sumatera Utara
dalam saluran darah dan cairan tubuh lainnya.
Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan dua milyar orang telah
terinfeksi virus hepatitis B dan lebih dari 240 juta memiliki infeksi (jangka panjang) hati
kronis. Sekitar 600 000 orang meninggal setiap tahun karena konsekuensi akut atau
kronis hepatitis B.Hepatitis B endemik di China dan bagian lain di Asia (Valla 2006).
Kebanyakan orang di wilayah ini terinfeksi dengan virus hepatitis B selama masa
kanak-kanak dan 8-10% dari populasi orang dewasa terinfeksi secara kronis. Kanker hati
yang disebabkan oleh hepatitis B adalah salah satu dari tiga penyebab kematian akibat
kanker pada pria, dan penyebab utama kanker pada wanita di wilayah ini.Tingkat infeksi
kronis yang tinggi
juga ditemukan di Amazon dan bagian selatan Eropa timur dan
tengah. Di Timur Tengah dan subkontinen India, diperkirakan 2-5% dari populasi umum
terinfeksi secara kronis dan 90 persen) yang tidak terinfeksi HIV.
Namun, orang dewasa dengan HIV yang tertular HBV mempunyai kemungkinan
pemulihan yang lebih rendah, dan kemungkinan ini terkait langsung dengan tingkat
tekanan kekebalan pada saat tertular HBV(Bodsworth NJ, 1991). Karena jalur penularan
HBV dan HIV serupa, ada prevalensi koinfeksi HIVHBV yang tinggi, terutama di antara
laki-laki seksual laki-laki (LSL), dan tanda HBV sebelumnya atau baru dapat ditemukan
dalam lebih dari 50 persen LSL dengan HIV. Reaktivasi HBV pada orang yang
sebelumnya hilang HBsAg terdeteksi dapat dikaitkan dengan peningkatan pada tekanan
kekebalan dalam konteks infeksi HIV(Vento S, 1989). Orang dengan koinfeksi HIV dan
HBV yang belum diobati mengalami angka HBsAg/HbeAg-positif yang lebih tinggi dan
tingkat DNA HBV yang lebih tinggi, namun mereka mempunyai tingkat transaminase
yang lebih rendah dan proses peradangan-nekro yang lebih rendah pada histologi
dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV (Gilson RJ, 1997). Walau tampaknya ada
status toleransi kekebalan ini, perkembangan pada penyakit hati lanjut termasuk sirosis
dan karsinoma hepatoselular kemungkinan dipercepat (Thio CL, 2002).
Pada era sebelum ART, mortalitas dari penyebab lain terkait HIV dan populasi
penelitian kecil menyebabkan kesulitan dalam mendefinisikan luasnya penyakit hati
terkait HBV secara benar(Puoti M, 2000). Namun sebuah analisis baru mengenai kohort
Multicentre AIDS Cohort Study (MACS) menunjukkan risiko mortalitas terkait hati yang
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi pada orang koinfeksi HIV-HBV, terutama mereka dengan tingkat tekanan
kekebalan yang paling besar(Darby SC, 1997). Pada penelitian ini terhadap 5.293 LSL,
dengan 6 persen di antaranya HBsAg-positif dan 41 persen HIV-positif, mortalitas terkait
hati adalah lebih dari delapan kali lipat lebih mungkin pada mereka koinfeksi HIV-HBV
dibandingkan mereka dengan HIV saja dan hampir 19 kali lebih mungkin bila
dibandingkan dengan mereka dengan HBV saja. Orang dengan jumlah CD4
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi
yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus
ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983
dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika
Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional
pada tahun 1986 nama virus diubah menjadi HIV. Retrovirus yang menyerang sel CD4
yang menyebabkan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh atau pertahanan tubuh
sehingga individu mudah terserang infeksi yang mengancam kehidupan.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 33.4 juta orang di
dunia hidup dengan HIV. 50% dari jumlah keselurahannya merupakan wanita dan 3,4 juta
adalah anak. Lebih dari 25 juta orang telah meninggal karena AIDS di seluruh dunia sejak
kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981. Pada tahun 2010, 1,8 juta orang meninggal
karena HIV / AIDS, dan 2,7 juta orang baru terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus
didunia, 97% penderita berada di negara berkembang dan berpendapatan rendah.
Menurut UNAIDS, 23,5 juta penderita tinggal di sub-sahara afrika, dimana
didalamnya terdapat 91% dari anak-anak yang positif HIV didunia. Diperkirakan 1,8 juta
orang di wilayah ini baru terinfeksi dan1,2 juta orang dewasa dan anak-anak meninggal
karena AIDS. Di Afrika utara dan timur tengah, sekitar 300.000 orang hidup dengan HIV
Universitas Sumatera Utara
dan 37.000 orang baru terinfeksi serta diperkirakan 23.000 orang dewasa dan anak-anak
meninggal karena AIDS. Di Eropa Barat dan Tengah terdapat 30.000 kasus baru HIV,
sehingga jumlah orang yang hidup dengan HIV bertambah menjadi 900.000 dan 7.000
orang di wilayah ini meninggal karena AIDS. Selain itu, di Amerika Tengah dan Selatan
terdapat 83.000 orang yang baru terinfeks HIV / AIDS dan diperkirakan 54.000 kematian
terkait AIDS. Daerah ini saat ini memiliki 1,4 juta orang yang hidup dengan HIV / AIDS.
Di Asia Pasifik, hampir 372.000 orang yang baru terinfeksi, sehingga jumlah orang yang
hidup dengan HIV / AIDS di sana hampir mencapai 5 juta dan di Asia terdapat 31.000
orang yang menderita AIDS (UNAIDS World AIDS Day Report 2012).
Menurut UNICEF, Indonesia tanpa program percepatan pencegahan infeksi HIV
diperkirakan pada tahun 2014 akan terdapat lebih dari setengah juta orang terinfeksi HIV.
Epidemi ini dipicu terutama oleh penularan seksual dan penggunaan narkoba suntikan.
Tanah Papua, Jakarta dan Bali memimpin di tingkat kasus HIV baru per 100.000 orang.
Jumlah penderita yang 1,5% dari penderita Indonesia, Tanah Papua menyumbang lebih
dari 15 persen dari semua kasus HIV baru di Indonesia pada 2011. Papua sendiri
memiliki tingkat kasus hampir 15 kali lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Berbeda
dengan daerah lain di Indonesia, Tanah Papua mempunyai tingkat rendah generalisasi
epidemi HIV dengan prevalensi 3 persen pada remaja usia 15-24 tahun (Beadle dan
Temongmere G. A 2012).
Hepatitis B disebabkan oleh virus yang menginfeksi hati. Orang dewasa yang terkena
hepatitis B biasanya dapat pulih kembali. Namun sebagian besar bayi yang terinfeksi
pada saat lahir menjadi pembawa kronis yaitu mereka membawa virus selama
bertahun-tahun dan dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain. Virus ini melular
Universitas Sumatera Utara
dalam saluran darah dan cairan tubuh lainnya.
Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan dua milyar orang telah
terinfeksi virus hepatitis B dan lebih dari 240 juta memiliki infeksi (jangka panjang) hati
kronis. Sekitar 600 000 orang meninggal setiap tahun karena konsekuensi akut atau
kronis hepatitis B.Hepatitis B endemik di China dan bagian lain di Asia (Valla 2006).
Kebanyakan orang di wilayah ini terinfeksi dengan virus hepatitis B selama masa
kanak-kanak dan 8-10% dari populasi orang dewasa terinfeksi secara kronis. Kanker hati
yang disebabkan oleh hepatitis B adalah salah satu dari tiga penyebab kematian akibat
kanker pada pria, dan penyebab utama kanker pada wanita di wilayah ini.Tingkat infeksi
kronis yang tinggi
juga ditemukan di Amazon dan bagian selatan Eropa timur dan
tengah. Di Timur Tengah dan subkontinen India, diperkirakan 2-5% dari populasi umum
terinfeksi secara kronis dan 90 persen) yang tidak terinfeksi HIV.
Namun, orang dewasa dengan HIV yang tertular HBV mempunyai kemungkinan
pemulihan yang lebih rendah, dan kemungkinan ini terkait langsung dengan tingkat
tekanan kekebalan pada saat tertular HBV(Bodsworth NJ, 1991). Karena jalur penularan
HBV dan HIV serupa, ada prevalensi koinfeksi HIVHBV yang tinggi, terutama di antara
laki-laki seksual laki-laki (LSL), dan tanda HBV sebelumnya atau baru dapat ditemukan
dalam lebih dari 50 persen LSL dengan HIV. Reaktivasi HBV pada orang yang
sebelumnya hilang HBsAg terdeteksi dapat dikaitkan dengan peningkatan pada tekanan
kekebalan dalam konteks infeksi HIV(Vento S, 1989). Orang dengan koinfeksi HIV dan
HBV yang belum diobati mengalami angka HBsAg/HbeAg-positif yang lebih tinggi dan
tingkat DNA HBV yang lebih tinggi, namun mereka mempunyai tingkat transaminase
yang lebih rendah dan proses peradangan-nekro yang lebih rendah pada histologi
dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV (Gilson RJ, 1997). Walau tampaknya ada
status toleransi kekebalan ini, perkembangan pada penyakit hati lanjut termasuk sirosis
dan karsinoma hepatoselular kemungkinan dipercepat (Thio CL, 2002).
Pada era sebelum ART, mortalitas dari penyebab lain terkait HIV dan populasi
penelitian kecil menyebabkan kesulitan dalam mendefinisikan luasnya penyakit hati
terkait HBV secara benar(Puoti M, 2000). Namun sebuah analisis baru mengenai kohort
Multicentre AIDS Cohort Study (MACS) menunjukkan risiko mortalitas terkait hati yang
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi pada orang koinfeksi HIV-HBV, terutama mereka dengan tingkat tekanan
kekebalan yang paling besar(Darby SC, 1997). Pada penelitian ini terhadap 5.293 LSL,
dengan 6 persen di antaranya HBsAg-positif dan 41 persen HIV-positif, mortalitas terkait
hati adalah lebih dari delapan kali lipat lebih mungkin pada mereka koinfeksi HIV-HBV
dibandingkan mereka dengan HIV saja dan hampir 19 kali lebih mungkin bila
dibandingkan dengan mereka dengan HBV saja. Orang dengan jumlah CD4