IDENTIFIKASI KAPANG DAN KHAMIR pada

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1.

Judul Percobaan
IDENTIFIKASI KAPANG DAN KHAMIR

1. 2.

Prinsip Percobaan
Berdasarkan pertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang sesuai

1. 3.

Tujuan Percobaan
Mengetahui jumlah koloni dan identifikasi kapang dan khamir yang
terkandung dalam sampel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati
yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa sisa
tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat zat kimia yang
lebih sederhana, yang kemudia dikembalikan kembali kedalam tanah, dan
selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Cendawan saprofitik juga penting dalam
fermentasi industri misalnya pembuatan bir, minuman anggur, dan produksi
antibiotik seperti penisilin. Beberaoa fungi, meskipun saprofitik dapat juga
menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur sebagai parasit. Sebagai
parasit mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia.
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat
mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya
glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau
anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat
mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri,

tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan
dari substrat misalkan tiamin dan biotin.
Fungi terdiri dari kapang dan khamir. Khamir biasanya uniseluler;
sedangkan kapang berfilamen. Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari
kapang karena bentuknya yang bersifat uniseluler. Reproduksi khamir terutama
dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak
lebih cepat jika dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan
luas permukaan dengan volume yang lebih besar.
Morfologi:

2

Pada umumnya sel khamir lebih besar dari pada kebanyakan bakteri,tetapi
khamir yang terkecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir memiliki ukuran
yang beragam, berkisar antar 1 sampai 5 mikrometer lebarnya dan panjangnya
dari 5 sampai 30 mikrometer. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang
berbentuk memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies memiliki bentuk yang
khas. Khamir dilengkapi flagelum atau alat alat pergeraakan lainnya.
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian;
miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan

kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai
10 mikrometer. Dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1
mikrometer.
Ada 3 macam morfologi hifa:
1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak memiliki dinding sekat atau
septum.
2. Septat dengan sel sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori
ditengah tengah yang memungkinkan perpindahan nukelus dan sitoplasma
dari satu tempat ketempat lain.
3. Septat dengan sel sel multinukleat.
Miselium dapat vegetatif (somatif) atau reduktif. Beberapa hifa dari
miselium somatik menembus kedalam medium untuk mendapatkan
makanan. Miselium reproduksi bertanggung jawab untuk pembentukan
spora dan biasanya tumbuh meluas keudara dari medium. Miselium suatu
kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat
merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur.
Reproduksi
Reproduksi khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal
khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan dengan


3

kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang
lebih besar.
Bagian besar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan
berkembang biak. Secara alamiah cenawan berkembang biak dengan berbagai
cara, baik secara seksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan
spora. Dapat pula dengan seksual dengan peleburan nukelus dari dua sel
induknya. Pada pembelahan suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel
anakan yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dan penjolan kecil
pada sel inangnya.
Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam
jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual:
1. Konidiospora atau konidium, dibentuk diujung atau disisi sebuah
hifa
2. Sporangiospora. Spora ini dibentuk dalam sebuah kantung yang
disebut sporangium diujung hifa khusus.
3. Oidium atau artospora, sel ini terbentuk karena terputusnya sel sel
hifa

4. Klamidospora spora yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk. Terbentuk dari hifa somatik.
5. Blatospora merupakan tunas atau kuncup kuncup pada sel khamir.

Spora seksual, yang dihasilkan dari peleburan 2 nukleus. Terbentuk lebih jarang
dan lebih sedikit apabila dibandingkan dengan spora aseksual. Dan juga terbentuk
pada keadaan yang tertentu tertentu saja. Tipe spora seksual:
1. Askospora. Spora terbentuk dalam kantung yang disebut askus.
2. Basidiospora. Terbentuk diatas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora. Spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung ujung 2 hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gatemangia.

4

4. Oospora. Terbentuk di struktur betina khusus yang disebut
ooginium.
Fisiologi
Kapang dan khamir dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium

berisikan konsentrasi gula yang dpat menghambat pertumbuhan kebanyakan
bakteri inilah sebabnya mengapa kapang dapat tumbuh di selai atau manisan,
sedangkan bakteri tidak dapat tumbuh. Kapang dan khamir juga dapat bertahan
pada keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain.
Sifat fisiologi khamir
1. Khamir itu bersifat fakultatif, artinya mereka dapat hidup baik dalam
kedaan aerobik maupun dalam keadaan anaerobik.
2. Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1.5-8.5.Namun kebanyakan
khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4-4.5,
sehingga kerusakan oleh khamir lebih mungkin terjadi pada produkproduk asam.
3. Suhu lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan khamir adalah 2530oC dan suhu maksimum 35-47oC.Beberapa khamir dapat tumbuh pada
suhu 0oC atau lebih rendah. Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik,
tetapi khamir fermentatif dapat tumbuh secara anaerobik meskipun lambat
4. Khamir hanya sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan
khamir dapat terbunuh pada suhu 60oC

5

Sifat Fisiologi Kapang
1. Kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk pertumbuhannya

dibandingkan dengan khamir dan bakteri Air merupakan pelarut esensil
yang dibutuhkan bagi semua reaksi biokimiawi dalam sistem hidup dan
sekitar 90% menyusun berat basah sel.

2. Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu tumbuh baik pada
suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang
adalah sekitar 25-30°C, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37°C
atau lebih. Beberapa kapang bersifat psikotrofik yakni dapat tumbuh baik
pada suhu lemari es, dan beberapa bahkan masih dapat tumbuh lambat
pada suhu dibawah suhu pembekuan, misal -5 sampai -10°C, selain itu
beberapa kapang bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu
tinggi .

3. Semua kapang bersifat aerobik, yakni membutuhkan oksigen dalam
pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang
luas, yakni 2,0-8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila pada
kondisi asam atau pH rendah.

4. Nutrisi sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan pertumbuhannya,
yakni sebagai sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi, dan faktor

pertumbuhan (mineral dan vitamin). Nutrien tersebut dibutuhkan untuk
membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel. Kapang dapat
menggunakan berbagai komponen sumber makanan, dari materi yang
sederhana hingga materi yang kompleks. Kapang mampu memproduksi

6

enzim hidrolitik, seperti amilase, pektinase, proteinase dan lipase. Maka
dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pektin,
protein atau lipid.

Cendawan mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya.
Sekalipun demikian, mereka itu heterotrof berbeda dengan bakteri, mereka dapat
menggunakan senyawa karbon anorganik seperti misalnya karbon dioksida.
Klasifikasi
Klasifikasi cendawan terutama didasarkan pada ciri ciri spora seksual dan
tubuh .
Fisiologi komperatif untuk cendawan dan bakteri
Ciri
pH optimum

Suhu optimum
Gas

Cendawan

Bakteri

3,8-5,6
22-30 °c (saprofit)

6,5-7,5

30-37 °c (parasit)
Aerobik obligat (kapang)
Fakultatif (khamir)

Cahaya (untuk

tiada


tumbuh)
Kadar gula dalam
medium
Komponen dinding

4-5%
Kitin, selulosa atau

sel

glukan
Resisten terhadap

Kerentanan terhadap

penisilin, tetrasiklin;

antibiotik

kloramfenikol; peka

terhadap griseofulvin

7

20-37 °c (mesofil)
Aerocik --->
anaerobik
Beberapa kelompok
fotosintetik
0,5-1%
peptidoglikan
Resisten terhadap
griseopilvin; peka
terhadap penisilin.
Tetrasuklin,
kloramfenikol

BAB III
PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN
3. 1.

Prosedur Percobaan
3. 1. 1. Pengamatan Makroskopis
1. Disiapkan isolate sampel yang telah diperoleh dari pertumbuhan
koloni pada media SDA
2. Diamati warna, bentuk pertumbuhan, bentuk spora dan ciri lainnya
3. 1. 2. Pengamatan Mikroskopis (Uji Moist Chamber)
1. Disiapkan cawan petri, dimasukkan 2-3 lembar tissue kedalamnya,
diteteskan air suling hingga kondisi tissue lembab
2. Letakkan kaca objek dan tutupnya diatas tissue lembab tersebut
3. Ditutup cawan petri, dibungkus dengan kertas coklat, lalu di sterilisasi
4. Setelah steril, diteteskan sedikit media SDA pada bagian tengah kaca
objek, ditungdibiarkan padat, kemudina media dibelah menjadi dua
dengan cutter
5. Diletakkan isolate kapang dan khamir pada bagian belahan media
6. Ditutup media dengan kaca penutup, diolesi vaselin pada ketiga sisi
kaca penutup
7. Diinkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
8. Hasil inkubasi diamati dibawah mikroskop

3. 2.

Hasil Percobaan

No

Bahan uji

Makroskopis

Mikroskopis

1.

Kapang

Pertumbuhan kapang yang
berwarna hitam di sekitar

Terlihat spora kapang yang
panjang pada bagian luar

8

2.

media SDA, terlihat spora
mengelilingi setiap bagian
kapang

selnya

Pertumbuhan khamir yang
berwarna kuning bening pada
media SDA, khamir
berbentuk bulatan yang
berlendir

Khamir yang berlendir terlihat
sepeti lendir dibawah
mikroskop

Khamir

Identifikasi kapang dan khamir berdasarkan sumber dari internet

9

Kapang hasil percobaan diamati
dibawah mikroskop

Kapang jenis Aspergillus sydowii

Khamir hasil percobaan diamati
dibawah mikroskop

Khamir jenis
Saccharomyces cerevisiae

BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

10

4. 1.

Pembahasan
Tahap pertama dilakukan sterilisasi pada cawan petri yang berisi tissue

lembab. Kaca objek beserta cover glass di dalam autoklaf pada suhu 121 oC
selama 15 menit pemberian tissue lembab disini agar memudahkan
pengambilan kaca obyek dari cawan petri pada saat akan pengecekan secara
mikroskop. Tissue lembab disini diumpamakan sebagai lingkungan untuk
hidup mikroorganisme kapang dan khamir.
Tahap kedua yaitu pemberian media SDA steril pada bagian tengah kaca
obyek dan dibiarkan menjadi padat dahulu. Jika diberikannya sebelum padat
dan masih panas, kemudian kapang dan khamir tidak akan tumbuh.
Tahap selanjutnya membelah media SDA padat menjadi dua bagian
dengan bantuan cutter yang telah diflambir, tujuannya agar mikroba yang
terdapat dicutter mati dan cutter dalam keadaan antiseptis.
Langkah selanjutnya meletakan isolat pada bagian belahan tadi
menggunakan kawat ose bulat untuk memudahkan penempelan isolat pada
media.
Langkah selanjutnya menutup bagian belahan media dengan cover glass
yang diolesi vaslin pada ketiga sisinya. Serta mengusahakan vaslin tidak
menyentuh isolat, agar dapat tumbuh dan berkembang biak, saat pemberian
vaslin tidak perlu terlalu banyak. Cukup sedikit saja asal permukaan cover
glass menempel dan tidak mudah lepas, jika terlalu banyak akan menyulitkan
pada saat pengamatan mikroskopik.
Kemudian cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator suhu kamar selama
3 hari baru bisa diamati secara mikroskopik.
Pengamatan secara mikroskopis didapatkan pertumbuhan kapang yang
ditentukan adanya spora seperti bulu halus sedangkan khamir terlihat seperti
lender yang mengkilat berwarna kuning, pengamatan secara mikroskopik
dapat dilihat pada mikroskop terdapat hifa yang tampak lebih jelas dalam
kapang.
Kapang pada percobaan ini diidentifikasi sebagai Aspergillus sydowii yang
merupakan

jamur

saprofit

yang

11

ditemukan

di

tanah

yang

dapat

mengkontaminasi makanan dan kadang-kadang menjadi patogen bagi
manusia.
Ketika tumbuh dalam media agar, Aspergillus sydowii menghasilkan
koloni berwarna. Pada pelat media, kepala konidianya menyebar dan batang
dari konidiofor yang hialin transparent dan halus. Terdapat vesikel vesikel
yang berbentuk bulat. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan kapang percobaan
pada media Sabouraud Dextrose Agar.
Khamir pada percobaan ini diidentifikasi sebagai Saccharomyces
cerevisiae yang merupakan salah satu jenis khamir yang bermanfaat untuk
manusia dan hewan ternak. Saccharomyces cerevisiae memiliki morfologi
yang membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, atau oval
yang dipengaruhi strainnya. Di bawah mikroskop, Saccharomyces cerevisiae
terlihat seperti koloni berbentuk bulat, berwarna kuning muda, permukaan
berkilau, licin, dan bertekstur lunak. Hal ini sesuai dengan cirri mikroskopis
dari khamir percobaan.
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak dalam gula sederhana,
seperti glukosa, maupun gula kompleks disakarida seperti sukrosa. Selain itu,
Saccharomyces cerevisiae memerlukan oksigen, karbohidrat, dan nitrogen
untuk kelangsungan hidupnya.
4. 2.

Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Identtifikasi

kapang

dan

khamir

dilakukan

dengan

pengamatan

mikroskopis terhadap pertumbuhannya dan dalam percobaan ‘moist
chamber’ untuk melihat cirri spesifik spora dengan pengamatan
mikroskopis.
2. pada pengamatan mikroskopik pertumbuhan kapang dapat ditentukan
berdasarkan adanya spora seperti bulu halus, sedangkan pertumbuhan
khamir terlihat seperti lender dan mengkilat.
3. Kapang pada percobaan ini adalah Aspergillus sydowii dan khamir
Saccharomyces cerevisiae

12

Daftar Pustaka

Pelczar, Michael J.2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta. Penerbit Universitas
Indonesia.
Gandjar. 2009. Mikrobiologi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Dwijoseputro, D.2005. Dasar Mikrobiologi. Jakarta.

13

http://thunderhouse4-yuri.blogspot.ca/2012/05/aspergillus-sydowii.html
http://ibg102y2012-fsxy.blogspot.co.id/2012_03_01_archive.html

14