ANALISIS PARAMETER PEMESINAN TERHADAP GA
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
ANALISIS PARAMETER PEMESINAN TERHADAP GAYA POTONG
PADA PROSES PEMBUBUTAN LOGAM S45C
Rosehan, Sobron Lubis, Mochammad Firmansyah
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
e-mail: ryahuza@yahoo.com
Abstrak
Permintaan untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya produksi rendah, salah satu cara
yang diterapkan adalah proses pemesinan dengan kecepatan tinggi. Pemesinan kecepatan
tinggi yaitu peningkatan parameter pemesinan yang akan mereduksi waktu produksi. Di sisi
lain pemesinan kecepatan tinggi akan mempengaruhi gaya potong dan gaya makan. Penelitian
ini mengamati pengaruh kecepatan potong terhadap gaya yang terjadi dan mempengaruhi
kualitas kekasaran permukaan yang dihasilkan, sehingga dalam era modern ini banyak proses
produksi dengan menggunakan pemesinan kecepatan tinggi.
Kata kunci: kecepatan potong, kekasaran, gaya potong
PENDAHULUAN
Teknologi proses pemesinan mengalami perubahan dari mesin bubut konvensional
hingga sekarang sudah menggunakan sistem automatic seperti Computer Numeric Control
(CNC). Teknologi proses pemesinan ini merupakan jawaban dari tuntutan dunia industri untuk
menghasilkan produk yang berkualitas meliputi kepresisian tinggi, mampu melaksanakan
proses pemesinan dengan tingkat kesulitan tinggi yang tidak mampu dikerjakan pada mesin
bubut manual, serta kemampuan untuk menghasilkan produk secara massal.
Secara umum Mesin perkakas CNC bubut beroperasi sama seperti mesin perkakas
bubut konvensional meliputi roughing dan finishing cutting. Dalam pengerjaan Roughing
dan finishing cutting akan muncul gaya potong dan gaya makanyang disebabkan karena
proses pemotongan.
Banyak penelitian tentang pemotongan material baik dari segi alat potong, sudut
potong, hasil pemotongan (geram), dan lain-lain. Penelitian ini berjudul “Analisis
Parameter Pemesinan terhadap Gaya Potong pada Proses Pembubutan Logam S45C”.
Parameter pemesinan meliputi kecepatan potong (cutting speed), kedalaman potong (depth
of cut), sudut pahat, kecepatan makan (feeding speed), gaya potong dan makan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini untuk medapatkan hasil yang akurat, maka yang dilakukan
dalam kajian ini adalah metode experimental. Penelitian akan dilakukan di Laboratorium
CNC Universitas Tarumanagara dengan menggunakan mesin CNC Lathe Mazzak.
Untuk melakukan penelitian ini, metode yang akan dilakukan adalah melakukan
perubahan kecepatan potong (300 m/min, 350 m/min, 400 m/min, 450 m/min, 500 m/min)
dan untuk parameter yang lain adalah konstan (Vf 500 mm/min dan doc 0.3 mm). Bahan
spesimen digunakan adalah S45C dengan dimensi P : 150 mm, D : 55 mm dengan
komposisi S45C, sebagai berikut; Carbon (C): 0.45%, Silikon (Si): 0.35%, Mangan (Mn):
0.7%, Fosfor (P): 0.03%, Belerang (S): 0.35%.
Mata Pahat yang digunakan adalah TNMG 160408 carbide dengan nose radius 0.8
mm sebanyak 5 buah, setiap titik tool akan digunakan dua kali pemotongan.
Untuk melakukan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan alat ukur
Surface Roughnes Tester (Gambar 1.) dan pengukuran gaya potong dan gaya pemakanan
mengunakan alat ukur tool dynamometer (Gambar 2.). Dynamometer dipasang pada tool
holder PTGNR-2020K16 dengan strain gauge menggunakan rangkaian full bridge.
TM-300
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Gambar 1. Surface Tester
Gambar 2. Tool Dynamometer
Proses pengambilan data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Melakukan kalibrasi Surface roughness tester
3. Mempersiapkan dan menera tool dynamometer
4. Mempersiapkan row material sebagai spesimen uji dari Baja S45C dengan proses
pemesinan
5. Menentukan parameter-parameter pemesinan:
a. Kecepatan makan (VF) : 500 mm/min (konstan)
b. Kecepatan potong (VC) : 300 – 500 m/min
c. Kedalaman potong (dOC) : 0.3 mm (konstan)
6. Program G-Code, dengan parameter VF dan dOC konstan dan variasi kecepatan potong
(VC).
7. Spesimen dicekam pada chuck mesin
8. Pasang insert pada holder tool dynamometer dan setting benda kerja terhadap program
yang telah dibuat.
9. Kemudian proses pemesinan sesuai dengan program yang telah dibuat, setiap material
dilakukan empat kali proses pemesinan dengan VC yang sama.
10. Rekam gaya potong dan gaya makan pada display digital tool dynamometer.
11. Setelah sekali proses pemesinan dilakukan proses pengukuran dengan alat surface test
random pada lima titik.
12. Kemudian lakukan berulang-ulang sebanyak total 10 material.
13. Membuat grafik-grafik perbandingan dari hasil pengujian kualitas kekasaran
permukaan yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari experiment yang telah dilakukan, diperoleh data-data perubahan gaya potong
dan kekasaran permukaan dengan perberdaan cutting speed sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Hasil Gaya Potong, Gaya Makan, dan Kekasaran Permukaan Variasi
Kecepatan potong
Data Mesin:
CNC Lathe "Quick Turn 8N"
Tool Carbide TNMG 160408MP KC 9240
No
1
2
3
4
5
Kecepatan potong
VC (m/menit)
500
450
400
350
300
Parameter Pemesinan:
Vf : 500 mm/min
dOC : 0.3 mm
VC : 500, 450,400,350,300
Gaya potong
FC (Newton)
119.8
133.1
144.6
163.65
187.25
TM-301
Data Material:
Grade
: S45C
Panjang : 150 mm
Diameter : 55 mm
Gaya makan
Ff (Newton)
20.3
18.8
14.88
17.78
16.28
Kekasaran
Ra (μm)
2.11
1.82
2.6
2.99
4.64
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Pengolahan Data Penelitian
Dari data penelitian maka di dapat grafik VC vs Ra, VC vs FC, dan VC vs Ff.
VC vs Ra
5
4.64
4
Ra (µm) 3
2.99
2.6
2
2.11
1.82
Ra
1
300
350
400
450
500
VC (m/min)
Gambar 3. Grafik Kecepatan Potong terhadap Kekasaran Permukaan
VC vs FC
200
187.25
180
163.65
160
FC (N)
144.6
140
133.1
120
119.8
Fc
100
300
350
400
VC (m/min)
450
500
Gambar 4. Grafik Kecepatan Potong terhadap Gaya Potong
VC vs Ff
Ff (N)
21
20
19
18
17
16
15
20.3
18.8
17.78
16.28
300
Ff
16.2
350
400
450
500
VC (m/min)
Gambar 5. Grafik Kecepatan Potong terhadap Gaya Makan
Dari hasil penelitian yang ditunjukan grafik dengan hubungan antara gaya potong
terhadap kekasaran permukaan seperti pada grafik di bawah ini.
FC vs Ra
187.25
179
163.65
FC(N) 159
144.6
139
133.1
119.8
119
4.64
2.99
2.6
1.82
2.11
Ra (µm)
Gambar 6. Grafik Gaya Potong terhadap Kekasaran Permukaan
TM-302
Fc
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Ff vs Ra
21
20
19
18
17
16
15
14
Ff(N)
20.3
18.8
17.78
16.28
Ff
16.2
4.64
2.99
2.6
1.82
2.11
Ra (µm)
Gambar 7. Grafik Gaya Makan terhadap Kekasaran Permukaan
Data hasil penelitian yang ditunjukan dengan grafik-grafik di atas bahwa
peningkatan kecepatan potong akan memperbesar sudut geser, sehingga penampang geser
mengecil. Pengecilan bidang geser akan mengakibatkan penurunan terhadap gaya potong,
dalam fenomena penurunan gaya potong tersebut menyebabkan deformasi yang terjadi
akan semakin kecil, sehingga akan meningkatkan kekasaran permukaan pada benda kerja.
Tabel 2. Berdasarkan Perhitungan VC terhadap Ra secara Teoritis
Vf` (mm/menit)
500
500
500
500
500
N (rpm)
1802.66
2103.11
2403.55
2704.00
3004.44
VC(m/menit)
300
350
400
450
500
f (mm/rev)
0.277
0.237
0.208
0.185
0.166
Ra(μm)
1.202
0.883
0.676
0.534
0.433
Dari perhitungan secara teoritis ditabulasikan pada Tabel 2., data tersebut diolah
menggunakan grafik seperti pada grafik VC terhadap Ra dan grafik f terhadap Ra. berikut ini:
VC vs Ra
5
4.64
4
Ra
3
2.99
2.6
2
1
2.11
1.82
1.202
0.883
0.534
percobaan
0.676
0
300
350
teoritis
0.433
400
450
500
VC
Gambar 8. Grafik Kecepatan Potong terhadap Kekasaran Permukaan secara Teoritis
f vs Ra
1.2
R² = 0.9946
1.2024
Ra
1
0.883
0.8
Series1
0.676
0.6
Linear (Series1)
0.534
0.433
0.4
0.15
0.2
0.25
0.3
feed
Gambar 9. Grafik Feed terhadap Kekasaran Permukaan secara Teoritis
TM-303
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Dapat dilihat dari grafik di atas kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan
secara teoritis dan hasil percobaan berbading searah yaitu semakin besar nilai kecepatan
potong maka nilai kekasaran permukaan mengecil dengan kata lain kekasaran permukaan
semakin baik. namun pada gambar 8 kecepatan potong 300 m/min nilai feeding 0.27
mm/put mengalami peningkatan terhadap nilai kekasaran permukaan menjadi 1.2 . hal
ini membuktikan bahwa kekasaran permukaan mengikuti feeding karena secara grafik
teoritis kenaikan nilai feed mempengaruhi kenaikan nilai kekasaran permukaan, dengan
peningkatan kecepatan potong akan memperbesar sudut geser, sehingga penampang geser
mengecil.
KESIMPULAN
1. Hubungan antara gaya potong dengan kekasaran permukaan adalah berbanding lurus.
Semakin rendah nilai gaya potong, maka nilai kekasaran permukaan yang dihasilkan
semakin menurun.
2. Hubungan antara teoritis dengan hasil percobaan pada kecepatan potong terhadap
kekasaran permukaan berbanding lurus.
3. Hubungan antara gaya potong terhadap feed berbanding lurus semakin rendah gaya
potong nilai feed juga akan menurun, karena bidang geser semakin membesar.
4. Nilai gaya potong akan semakin menurun dengan seiring kenaikan kecepatan potong,
hal ini dikarenakan bidang geser antara tool dengan benda kerja mengecil dengan
kecepatan potong yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Girdhar, P., Practical Machinery Vibration Analysis and Predictive Maintenance,
2004.
2. Thomas L. Lago, Performance of a Chatter Control System for Turning and Boring
Application, 2002.
3. Suhardjono, Analisa Pengaruh Kecepatan Potong terhadap Getaran dan Kekasaran
permukaan pada Proses Bubut tanpa Penumpu Tailstock, Jurnal Teknik Mesin ITS,
Vol 6(1), 2006.
4. Suhardjono, Analisa Sudut Potong Utama dan Kecepatan Potong terhadap Getaran
dan Effeknya terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut, (2005).
5. Gunay,M., Analisa Gaya Potong terhadap Sudut Potong, 2004.
6. Taufiq Rochcim, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, 1993.
7. Rosehan Yahuza. Pengaruh Kecepatan Potong Tinggi terhadap Kualitas Permukaan
Benda Kerja Pada Proses Bubut, 2001.
8. Muhammad Ari Prasetio, Koefisien Koerasi Signifikasi, dan Determinasi, 2009.
9. Asmed dan Yusri Mura, Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap Kekasaran
Permukaan.
TM-304
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
ANALISIS PARAMETER PEMESINAN TERHADAP GAYA POTONG
PADA PROSES PEMBUBUTAN LOGAM S45C
Rosehan, Sobron Lubis, Mochammad Firmansyah
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
e-mail: ryahuza@yahoo.com
Abstrak
Permintaan untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya produksi rendah, salah satu cara
yang diterapkan adalah proses pemesinan dengan kecepatan tinggi. Pemesinan kecepatan
tinggi yaitu peningkatan parameter pemesinan yang akan mereduksi waktu produksi. Di sisi
lain pemesinan kecepatan tinggi akan mempengaruhi gaya potong dan gaya makan. Penelitian
ini mengamati pengaruh kecepatan potong terhadap gaya yang terjadi dan mempengaruhi
kualitas kekasaran permukaan yang dihasilkan, sehingga dalam era modern ini banyak proses
produksi dengan menggunakan pemesinan kecepatan tinggi.
Kata kunci: kecepatan potong, kekasaran, gaya potong
PENDAHULUAN
Teknologi proses pemesinan mengalami perubahan dari mesin bubut konvensional
hingga sekarang sudah menggunakan sistem automatic seperti Computer Numeric Control
(CNC). Teknologi proses pemesinan ini merupakan jawaban dari tuntutan dunia industri untuk
menghasilkan produk yang berkualitas meliputi kepresisian tinggi, mampu melaksanakan
proses pemesinan dengan tingkat kesulitan tinggi yang tidak mampu dikerjakan pada mesin
bubut manual, serta kemampuan untuk menghasilkan produk secara massal.
Secara umum Mesin perkakas CNC bubut beroperasi sama seperti mesin perkakas
bubut konvensional meliputi roughing dan finishing cutting. Dalam pengerjaan Roughing
dan finishing cutting akan muncul gaya potong dan gaya makanyang disebabkan karena
proses pemotongan.
Banyak penelitian tentang pemotongan material baik dari segi alat potong, sudut
potong, hasil pemotongan (geram), dan lain-lain. Penelitian ini berjudul “Analisis
Parameter Pemesinan terhadap Gaya Potong pada Proses Pembubutan Logam S45C”.
Parameter pemesinan meliputi kecepatan potong (cutting speed), kedalaman potong (depth
of cut), sudut pahat, kecepatan makan (feeding speed), gaya potong dan makan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini untuk medapatkan hasil yang akurat, maka yang dilakukan
dalam kajian ini adalah metode experimental. Penelitian akan dilakukan di Laboratorium
CNC Universitas Tarumanagara dengan menggunakan mesin CNC Lathe Mazzak.
Untuk melakukan penelitian ini, metode yang akan dilakukan adalah melakukan
perubahan kecepatan potong (300 m/min, 350 m/min, 400 m/min, 450 m/min, 500 m/min)
dan untuk parameter yang lain adalah konstan (Vf 500 mm/min dan doc 0.3 mm). Bahan
spesimen digunakan adalah S45C dengan dimensi P : 150 mm, D : 55 mm dengan
komposisi S45C, sebagai berikut; Carbon (C): 0.45%, Silikon (Si): 0.35%, Mangan (Mn):
0.7%, Fosfor (P): 0.03%, Belerang (S): 0.35%.
Mata Pahat yang digunakan adalah TNMG 160408 carbide dengan nose radius 0.8
mm sebanyak 5 buah, setiap titik tool akan digunakan dua kali pemotongan.
Untuk melakukan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan alat ukur
Surface Roughnes Tester (Gambar 1.) dan pengukuran gaya potong dan gaya pemakanan
mengunakan alat ukur tool dynamometer (Gambar 2.). Dynamometer dipasang pada tool
holder PTGNR-2020K16 dengan strain gauge menggunakan rangkaian full bridge.
TM-300
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Gambar 1. Surface Tester
Gambar 2. Tool Dynamometer
Proses pengambilan data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Melakukan kalibrasi Surface roughness tester
3. Mempersiapkan dan menera tool dynamometer
4. Mempersiapkan row material sebagai spesimen uji dari Baja S45C dengan proses
pemesinan
5. Menentukan parameter-parameter pemesinan:
a. Kecepatan makan (VF) : 500 mm/min (konstan)
b. Kecepatan potong (VC) : 300 – 500 m/min
c. Kedalaman potong (dOC) : 0.3 mm (konstan)
6. Program G-Code, dengan parameter VF dan dOC konstan dan variasi kecepatan potong
(VC).
7. Spesimen dicekam pada chuck mesin
8. Pasang insert pada holder tool dynamometer dan setting benda kerja terhadap program
yang telah dibuat.
9. Kemudian proses pemesinan sesuai dengan program yang telah dibuat, setiap material
dilakukan empat kali proses pemesinan dengan VC yang sama.
10. Rekam gaya potong dan gaya makan pada display digital tool dynamometer.
11. Setelah sekali proses pemesinan dilakukan proses pengukuran dengan alat surface test
random pada lima titik.
12. Kemudian lakukan berulang-ulang sebanyak total 10 material.
13. Membuat grafik-grafik perbandingan dari hasil pengujian kualitas kekasaran
permukaan yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari experiment yang telah dilakukan, diperoleh data-data perubahan gaya potong
dan kekasaran permukaan dengan perberdaan cutting speed sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Hasil Gaya Potong, Gaya Makan, dan Kekasaran Permukaan Variasi
Kecepatan potong
Data Mesin:
CNC Lathe "Quick Turn 8N"
Tool Carbide TNMG 160408MP KC 9240
No
1
2
3
4
5
Kecepatan potong
VC (m/menit)
500
450
400
350
300
Parameter Pemesinan:
Vf : 500 mm/min
dOC : 0.3 mm
VC : 500, 450,400,350,300
Gaya potong
FC (Newton)
119.8
133.1
144.6
163.65
187.25
TM-301
Data Material:
Grade
: S45C
Panjang : 150 mm
Diameter : 55 mm
Gaya makan
Ff (Newton)
20.3
18.8
14.88
17.78
16.28
Kekasaran
Ra (μm)
2.11
1.82
2.6
2.99
4.64
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Pengolahan Data Penelitian
Dari data penelitian maka di dapat grafik VC vs Ra, VC vs FC, dan VC vs Ff.
VC vs Ra
5
4.64
4
Ra (µm) 3
2.99
2.6
2
2.11
1.82
Ra
1
300
350
400
450
500
VC (m/min)
Gambar 3. Grafik Kecepatan Potong terhadap Kekasaran Permukaan
VC vs FC
200
187.25
180
163.65
160
FC (N)
144.6
140
133.1
120
119.8
Fc
100
300
350
400
VC (m/min)
450
500
Gambar 4. Grafik Kecepatan Potong terhadap Gaya Potong
VC vs Ff
Ff (N)
21
20
19
18
17
16
15
20.3
18.8
17.78
16.28
300
Ff
16.2
350
400
450
500
VC (m/min)
Gambar 5. Grafik Kecepatan Potong terhadap Gaya Makan
Dari hasil penelitian yang ditunjukan grafik dengan hubungan antara gaya potong
terhadap kekasaran permukaan seperti pada grafik di bawah ini.
FC vs Ra
187.25
179
163.65
FC(N) 159
144.6
139
133.1
119.8
119
4.64
2.99
2.6
1.82
2.11
Ra (µm)
Gambar 6. Grafik Gaya Potong terhadap Kekasaran Permukaan
TM-302
Fc
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Ff vs Ra
21
20
19
18
17
16
15
14
Ff(N)
20.3
18.8
17.78
16.28
Ff
16.2
4.64
2.99
2.6
1.82
2.11
Ra (µm)
Gambar 7. Grafik Gaya Makan terhadap Kekasaran Permukaan
Data hasil penelitian yang ditunjukan dengan grafik-grafik di atas bahwa
peningkatan kecepatan potong akan memperbesar sudut geser, sehingga penampang geser
mengecil. Pengecilan bidang geser akan mengakibatkan penurunan terhadap gaya potong,
dalam fenomena penurunan gaya potong tersebut menyebabkan deformasi yang terjadi
akan semakin kecil, sehingga akan meningkatkan kekasaran permukaan pada benda kerja.
Tabel 2. Berdasarkan Perhitungan VC terhadap Ra secara Teoritis
Vf` (mm/menit)
500
500
500
500
500
N (rpm)
1802.66
2103.11
2403.55
2704.00
3004.44
VC(m/menit)
300
350
400
450
500
f (mm/rev)
0.277
0.237
0.208
0.185
0.166
Ra(μm)
1.202
0.883
0.676
0.534
0.433
Dari perhitungan secara teoritis ditabulasikan pada Tabel 2., data tersebut diolah
menggunakan grafik seperti pada grafik VC terhadap Ra dan grafik f terhadap Ra. berikut ini:
VC vs Ra
5
4.64
4
Ra
3
2.99
2.6
2
1
2.11
1.82
1.202
0.883
0.534
percobaan
0.676
0
300
350
teoritis
0.433
400
450
500
VC
Gambar 8. Grafik Kecepatan Potong terhadap Kekasaran Permukaan secara Teoritis
f vs Ra
1.2
R² = 0.9946
1.2024
Ra
1
0.883
0.8
Series1
0.676
0.6
Linear (Series1)
0.534
0.433
0.4
0.15
0.2
0.25
0.3
feed
Gambar 9. Grafik Feed terhadap Kekasaran Permukaan secara Teoritis
TM-303
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI9) 2014
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Bali, 26-27 November 2014
Dapat dilihat dari grafik di atas kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan
secara teoritis dan hasil percobaan berbading searah yaitu semakin besar nilai kecepatan
potong maka nilai kekasaran permukaan mengecil dengan kata lain kekasaran permukaan
semakin baik. namun pada gambar 8 kecepatan potong 300 m/min nilai feeding 0.27
mm/put mengalami peningkatan terhadap nilai kekasaran permukaan menjadi 1.2 . hal
ini membuktikan bahwa kekasaran permukaan mengikuti feeding karena secara grafik
teoritis kenaikan nilai feed mempengaruhi kenaikan nilai kekasaran permukaan, dengan
peningkatan kecepatan potong akan memperbesar sudut geser, sehingga penampang geser
mengecil.
KESIMPULAN
1. Hubungan antara gaya potong dengan kekasaran permukaan adalah berbanding lurus.
Semakin rendah nilai gaya potong, maka nilai kekasaran permukaan yang dihasilkan
semakin menurun.
2. Hubungan antara teoritis dengan hasil percobaan pada kecepatan potong terhadap
kekasaran permukaan berbanding lurus.
3. Hubungan antara gaya potong terhadap feed berbanding lurus semakin rendah gaya
potong nilai feed juga akan menurun, karena bidang geser semakin membesar.
4. Nilai gaya potong akan semakin menurun dengan seiring kenaikan kecepatan potong,
hal ini dikarenakan bidang geser antara tool dengan benda kerja mengecil dengan
kecepatan potong yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Girdhar, P., Practical Machinery Vibration Analysis and Predictive Maintenance,
2004.
2. Thomas L. Lago, Performance of a Chatter Control System for Turning and Boring
Application, 2002.
3. Suhardjono, Analisa Pengaruh Kecepatan Potong terhadap Getaran dan Kekasaran
permukaan pada Proses Bubut tanpa Penumpu Tailstock, Jurnal Teknik Mesin ITS,
Vol 6(1), 2006.
4. Suhardjono, Analisa Sudut Potong Utama dan Kecepatan Potong terhadap Getaran
dan Effeknya terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut, (2005).
5. Gunay,M., Analisa Gaya Potong terhadap Sudut Potong, 2004.
6. Taufiq Rochcim, Teori dan Teknologi Proses Pemesinan, 1993.
7. Rosehan Yahuza. Pengaruh Kecepatan Potong Tinggi terhadap Kualitas Permukaan
Benda Kerja Pada Proses Bubut, 2001.
8. Muhammad Ari Prasetio, Koefisien Koerasi Signifikasi, dan Determinasi, 2009.
9. Asmed dan Yusri Mura, Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap Kekasaran
Permukaan.
TM-304