Respon Padi Terhadap Suhu Rendah Fisiolo
ISBN 978-979-540-108-7
Seminar Nasional (2015 : Sukamandi)
Prosiding Seminar Nasional 2015: Temu Teknologi Padi/ editor Sarlan
Abdulrachman ... [et al/]---Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017
2 jil.:17 cm x 24 cm
ISBN 978-979-540-106-3 (No. Jilid Lengkap)
ISBN 978-979-540-108-0 (jilid/Buku1)
ISBN 978-979-540-108-7 (jilid/Buku2)
1. Padi --- Kongres
I. Judul
II. ...
Editor:
Sarlan Abdulrachman
Satoto
Bambang Nuryanto
Widyantoro
Ade Ruskandar
Dody Handoko
Rachmawati
Indrastuti A. Rumanti
N. Usyati Nurwulan
Agustiani Suhartini
Ridwan Rahmat M.
Ismail Wahab
Editor Pelaksana:
Aris Hairmansis
Wage Ratna Rohaeni
Agus Guswara
Zahara Mardiah
Mutya Norvyani
Desain Sampul dan Tata Letak:
Suharna
Hak Cipta © 2017, pada penulis
Hak publikasi pada Penerbit Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh
Isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Cetakan keTahun
01
17
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jalan Raya No. IX Sukamandi, Subang
Jawa Barat 41256
Telp. (0260) 520157, Fax. (0260) 520158
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Mengacu pada agenda kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam
Nawa Cita, pemerintah telah melakukan berbagai upaya akselerasi pencapaian
swasembada pangan khususnya beras. Swasembada beras perlu dipertahankan
dengan peningkatan produktivitas dan produksi padi nasional tiap tahunnya.
Untuk itu Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya strategis
antara lain melalui perbaikan irigasi, distribusi benih atau bibit berbagai varietas
unggul, distribusi pupuk, dan pengadaan alat pertanian. Program peningkatan
produksi beras juga didukung oleh inovasi teknologi pertanian serta kegiatan
pendampingan penerapan inovasi teknologi pertanian seperti UPSUS (Upaya
Khusus) yang sedang dilakukan secara nasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan berbagai teknologi
padi. Berbagai terobosan inovasi teknologi padi dibutuhkan untuk mengamankan
produksi padi nasional di tengah perubahan iklim. Pengembangan inovasi
teknologi padi membutuhkan sinergi dan integrasi berbagai disiplin baik
dibidang pemuliaan, perbenihan, agronomi, fisiologi tanaman, ilmu tanah,
proteksi, pascapanen, mekanisasi dan social ekonomi untuk mendukung
swasembada beras berkelanjutan.
Dalam Temu Teknologi Padi Nasional 2015 ini telah terhimpun dan
tersampaikan berbagai teknologi, gagasan dan dukungan dari Balitbangtan,
lembaga penelitian lain dan perguruan tinggi guna peningkatan produktivitas dan
produksi padi dan swasembada beras berkelanjutan.
Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
andil atas terselenggaranya TemuTeknologi Padi dan terbitnya prosiding ini.
Jakarta, 06 Agustus 2015
Kepala Balitbangtan
Dr. Ir. M. Syakir, MS
i
ii
KATA PENGANTAR
Pertanian Indonesia dihadapkan pada tantangan peningkatan produktivitas dan
produksi tanaman, ketahanan pangan, dan perbaikan kesejahteran petani secara
nasional. Peningkatan produktivitas dan produksi padi ini mutlak diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri yang meningkat setiap tahun
seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Dalam Temu Teknologi Padi Nasional 2015 ini dapat terhimpun serta dapat
dipresentasikan tiga makalah utama dan seratus makalah bidang ilmu pemuliaan,
perbenihan, budidaya (agronomi), proteksi tanaman, pascapanen dan social ekonomi
padi yang berasal dari lembaga-lembaga penelitian di bawah Badan Litbang
Pertanian maupun lembaga-lembaga penelitian lain serta perguruan tinggi.
Saya sampaikan terima kasih kepada seluruh peserta atas partisipasi dan
dukungan yang diberikan, dan kepada panitia temu teknologi yang telah bekerja
keras mempersiapkan kegiatan ini dan kemudian menyusun prosiding ini.
Sukamandi, 06 Agustus 2015
Kepala BB Padi
Dr. Ali Jamil
iii
iv
DAFTAR ISI
Pendahuluan .......................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................... v
Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Korporasi Dalam Sistem Pertanian
Modern ............................................................................................................. 489
Cahyati Setiani, Sodiq Jauhari, dan Umi Haryati
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Petani Terhadap Varietas
Unggul Baru Padi di Kabupaten Kendal Jawa Tengah ..................................... 499
Anggi Sahru Romdon dan Joko Pramono
Kontribusi Balai Benih Terhadap Kebutuhan Benih Padi Sawah di Jawa
Barat ................................................................................................................. 513
Iskandar Ishaq, Susi Ramdhaniati, Dian Firdaus dan Yaya Sukarya
Adopsi Teknologi PTT Padi pada Display VUB Padi Sawah di
Kabupaten Sumedang ....................................................................................... 531
Siti Lia Mulijanti, dan Anna Sinaga
Sistem Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Tumpuan Adopsi Teknologi
Tanpa Olah Tanah di Desa Namu Ukur Sumatera Utara .................................. 541
Wasito
Respon Petani Terhadap Display VUB Padi Sawah pada Pendampingan
PTT di Kabupaten Cianjur ................................................................................ 555
Arti Djatiharti
Tingkat Adopsi dan Dampak Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi
di Kabupaten Brebes......................................................................................... 565
Elly Kurniyati, Anggi Sahru Romdon, dan Muryanto
Peluang Penyediaan Benih Padi Melalui Penumbuhan Calon Penangkar
pada Tingkat Kelompoktani di Kabupaten Majalengka ................................... 577
Yati Haryati, Bebet Nurbaeti, dan Titiek Maryati
Keputusan Petani Dalam Mengadopsi Varietas Unggul Baru pada
Usaha Tani Padi di Kelurahan Bakti Karya (Binjai) Sumatera Utara ............... 587
Khairiah dan Wasito
Respon Petani Terhadap Inovasi Teknologi Padi di Jawa Tengah ................... 597
Munir Eti Wulanjari, Cahyati Setiani dan Sodiq Jauhari
v
Penerapan Mekanisasi pada Usahatani Padi Dalam Rangka Mengatasi
Kelangkaan Tenaga Kerja dan Mendukung Tanam Serempak di Jawa
Tengah .............................................................................................................. 607
Teguh Prasetyo, Cahyati Setiani, dan Sodiq Jauhari
Potensi dan Permasalahan Perbenihan di Sulawesi Barat ................................. 619
Religius Heryanto dan M. P. Sirappa
Analisis Pola Spasial Distribusi Indeks Pertanaman (IP) Padi di
Kabupaten Subang Tahun 2014 ........................................................................ 629
Septian D.W. Putra dan Bram Kusbiantoro
Analisis Efisiensi Produksi dan Alokasi Penggunaan Input Usahatani
Padi Sawah di Kabupaten Seram Bagian Barat ................................................ 637
Ismatul Hidayah dan Andriko Noto Susanto
Analisis Parsial Perubahan Komponen Teknologi Usahatani Padi
Sawah Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya
Terpadu) Berdasarkan Tingkat Efisiensi Teknis di Kabupaten Buru
Provinsi Maluku ................................................................................................ 647
Ismatul Hidayah
Adaptasi dan Preferensi Petani Terhadap Varietas Unggul Baru Spesifik
Lokasi................................................................................................................ 663
Susilawati dan Suparman
Persepsi Petani Terhadap Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi
Sawah Sistem Jajar Legowo (Indo Jarwo Transplanter 2:1) di Provinsi
Bengkulu ........................................................................................................... 673
Yesmawati, Wahyu Wibawa dan Umi Pudji Astuti
Penguatan Lembaga Perbenihan Untuk Mendukung Program Kawasan
Mandiri Benih Padi di Provinsi Bengkulu ........................................................ 681
Wahyu Wibawa dan Dedi Sugandi
Sistem Modelling Swasembada Padi Berkelanjutan di Provinsi Aceh ..
693
Basri A. Bakar, Abdul Azis, T. Iskandar dan Aris Hairmansis
Kontribusi Usahatani Padi Hibrida Terhadap Pendapatan Petani Padi
Skala Kecil ........................................................................................................ 707
I Putu Wardana dan Ade Ruskandar
Analisis Responsibilitas Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi
Padi Sawah di Provinsi Bali .............................................................................. 721
Suharyanto dan Widyantoro
Usahatani Kacang Hijau Setelah Padi Di Tingkat Petani Pada Lahan
vi
Sawah Irigasi (Kasus Di Wilayah Jatisari-Karawang)...................................... 731
Ade Ruskandar, Tita Rusriati dan A. Guswara
Variasi Nukleotida pada Gen Trehalose 6 Phosphate Phosphatase pada
Varietas Padi Japonica ...................................................................................... 739
Ifa Manzila, Puji Lestari dan Tri Puji Priyatno
Evaluasi Fenotipik dan Molekuler Galur BC6F2 Ciherang-Pup1 Terkait
dengan Toleransi Terhadap Defisiensi Fosfor .................................................. 749
Ma’sumah dan Joko Prasetiyono
Produksi Benih Kombinasi Padi Hibrida pada Tahap Evaluasi Daya
Hasil ................................................................................................................. 763
Nita Kartina, Bayu P. Wibowo, Indrastuti A.Rumanti dan Satoto
Indeks Panen dan Sistem Perakaran Sepuluh Galur Padi Tipe Baru pada
Kondisi Lahan Aerob dan Anaerob .................................................................. 771
Suwarto, Agus Riyanto dan Rani Pramesthi
Keragaan Varietas Inpari di Rawa Lebak Tengahan Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatera Selatan ....................................................................................... 783
Waluyo dan Suparwoto
Tingkat Polimorfisme Beberapa Marker SSR (Simple Sequen Repeat)
Untuk Identifikasi Sidik Jari DNA Plasma Nutfah Padi ................................... 791
Wage R. Rohaeni, Indria W. Mulsanti, A. Hidayatullah dan Satoto
Variasi genetik 12 varietas padi japonica berdasarkan gen Sucrose
Synthase 3 ......................................................................................................... 799
Puji Lestari
Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status Pemuliaan ............ 811
Peni Lestari dan Wage Ratna Rohaeni
Periode Reseptivitas Putik Pada Tetua Padi Hibrida dan Varietas
Inbrida .............................................................................................................. 823
Bayu Pramono Wibowo, Nita Kartina, Indrastuti A Rumanti, dan Satoto
Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Padi Gogo yang Ditanam di Lahan
Sawah ............................................................................................................... 829
Atin Yulyatin, S. Ramdhaniati, I. Ishaq dan IGP. A. Diratmaja
Seleksi Galur Padi Gogo Generasi Menengah di Lahan Kering Dataran
Tinggi ............................................................................................................... 835
Aris Hairmansis, Supartopo, Yullianida, Warsono, Sukirman, Sunaryo, Suwarno
vii
Evaluasi Beberapa Galur Mutan Padi pada Kondisi Sawah Tadah
Hujan ................................................................................................................. 845
Ali Imamuddin, Untung Susanto, dan M. Yamin Samaullah
Teknik Pengelolaan dan Mutu Benih yang Dihasilkan Dari Sektor
Perbenihan Informal .......................................................................................... 857
S. Wahyuni, A.F. V. Yuningsih dan M. L. Widiastuti
Dormansi Benih F1 Padi Hibrida dan Metode Efektif Untuk Pematahan
Dormansi ........................................................................................................... 871
Sri Wahyuni, A. Yajid dan Aida F.V. Yuningsih
Hasil Galur Galur Harapan Padi Sawah di Beberapa Daerah Produksi
Padi ................................................................................................................... 883
Buang Abdullah, Sularjo dan Cahyono
Teknologi Mandiri Benih Padi Berbasis Masyarakat Mendukung
Pengembangan Tanaman Padi Terpadu di Bali ................................................ 891
AANB. Kamandalu, IBK. Suastika, A. Guswara dan I GK. Dana Arsana
Korelasi Tingkat Toleransi Galur-Galur Padi Gogo Terhadap Keracunan
Aluminium Hasil Skrining di Rumah Kaca dengan Keragaan Tanaman
di Lahan Kering Masam .................................................................................... 903
Yullianida, Aris Hairmansis, Supartopo dan Suwarno
Adaptasi Galur-Galur Elit Padi Toleran Salin pada Lingkungan Tumbuh
Normal .............................................................................................................. 913
Nafisah, Trias Sitaresmi, Satoto
Daya Hasil Galur Toleran Salinitas di Lingkungan Tumbuh Pesisir
Indramayu pada Musim Hujan .......................................................................... 923
Nafisah, Aris Hairmansis, Trias Sitaresmi, Untung Susanto, Ali Jamil
Toleransi Varietas Unggul Padi Terhadap Cekaman Kekeringan pada
Fase Bibit .......................................................................................................... 937
Untung Susanto, Rina Hapsari Wening, Nafisah, Satoto, Ali Jamil
Teknologi Perbanyakan Benih Varietas Unggul Baru “IPB 3 S” Untuk
Mendukung Swasembada Padi di-Bali ............................................................. 947
I GK. Dana Arsana, AANB. Kamandalu, Priatna Sasmita, Agus Guswara dan Ali Jamil
Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Lahan Sawah
Dataran Rendah di Bali ..................................................................................... 959
IB. Aribawa dan SAN Aryawati
Daftar Hadir Peserta Pemakalah Seminar Temu Teknologi Padi 2015 ............. 967
Tanggal 6 Agustus 2016
viii
RESPON PADI TERHADAP SUHU RENDAH:
FISIOLOGI DAN STATUS PEMULIAAN
Peni Lestari1) dan Wage Ratna Rohaeni2)
Pusat Penelitian Biologi. Komplek CSC Jl Raya Jakarta Bogor KM 46,
Cibinong. 16911
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Padi masih menjadi primadona pangan utama bagi masyarakat Indonesia, walaupun
upaya diversifikasi pangan sudah mulai dilakukan di sejumlah daerah. Masalah
perluasan konversi lahan sentra produksi padi menjadi sektor non pertanian
menggeser pusat lumbung padi ke daerah suboptimal. Saat ini program pemuliaan
padi mulai melirik lahan dataran tinggi disamping tipe lahan marjinal lainnya untuk
pengembangan padi selanjutnya. Tantangan yang timbul kemudian adalah mencari
genotipe padi unggul toleran suhu rendah disamping ketahanannya terhadap penyakit
blast. Selama ini seleksi untuk karakter suhu rendah difokuskan pada fase
pembungaan. Sebab, tahap pembentukan malai padi adalah fase kritis terhadap
cekaman suhu rendah. Namun demikian, terobosan untuk melakukan seleksi pada
tahap pertumbuhan yang lebih awal, seperti tahap benih, penting dilakukan.
Melakukan seleksi pada tahap ini akan mengurangi luas lahan yang diperlukan untuk
seleksi tanaman padi, dibandingkan bila hanya melakukan seleksi setelah tanaman
berbunga. Hanya tanaman yang dapat berkecambah dan tumbuh baik pada kondisi
suhu rendah yang kemudian diseleksi untuk mengetahui umur berbunga dan
produktivitasnya. Terkait seleksi untuk tahap benih, alat thermogradientbar dapat
dijadikan pilihan. Alat ini memiliki rentang suhu yang lebar, yakni 2 o – 45oC, dengan
gradient suhu 1.6oC per kolomnya. Dengan menggunakan alat ini, hanya benih yang
toleran suhu dingin yang dapat berkecambah. Beragamnya gradient suhu
memungkinkan untuk dilakukan seleksi padi sekaligus untuk berbagai ketinggian
tempat berdasarkan perbedaan suhu.
Kata Kunci: Thermogradienbar, skrining, suhu rendah, Padi
ABSTRACT
Until now, the rice is still be favorite food for the Indonesian people, although the
food diversification efforts already underway in a number areas. Land conversion
into non-agricultural sector in rice production centers area shifts the paddy granary
center move to suboptimal region. Currently rice breeding program began leads rice
development to plateau region and other marginal area. The challenge arises then is
to find high-yielding rice genotypes that toleran to low temperatures and resistant to
blast disease. All this time, the selection for low temperature character
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
811
were focused on flowering phase. That is becaused rice panicle formation stage is a
critical phase of the low-temperature stress. However, a breakthrough for selection in
the early growth stages, such as seed stages, is necessary. Doing Selection at this
stage will reduce the required land area for the selection of rice plants, compared
with doing selection after flowering stage. Only seed can germinate and grow well in
low temperature conditions are then selected to determine the age of flowering and
productivity. Thermogradientbar can be selected for temperature screening on paddy
seed stage. This tool has a broad temperature range, namely 2o - 45oC, with a
temperature gradient 1.6oC per room. By using this tool, only the seeds that are lowtemperatures tolerant will germinate. The diversity of the temperature gradient allows
for doing selection of rice at the same time for different altitude based on the
difference in temperature.
Keywords: Thermogradienbar, screening, low temperature, Rice
PENDAHULUAN
Padi masih menjadi primadona komoditas pangan di Indonesia hingga saat ini,
walaupun program diversifikasi pangan juga mulai kembali dipopulerkan di beberapa
daerah, melalui pameran atau bahkan peraturan daerah. Penggunaan komoditas umbi
dan spesies serealia lain umumnya menjadi pilihan dalam mengembangkan pangan
non beras. Karena beras masih sangat diperlukan sebagai pangan utama, maka
pengembangan padi tetap dilakukan guna mengamankan pangan Indonesia, selain
pencarian plasma nutfah sumber karbohidrat alternatif. Pengembangan padi sendiri
menemui banyak kendala, diantaranya serangan berbagai hama penyakit dan
menurunnya tingkat kesuburan lahan sebagai akibat perubahan iklim. Untuk itu,
pengembangan padi diarahkan pada seleksi dan perakitan genotipe padi unggul di
berbagai kondisi cekaman.
Karakter Indonesia yang bersifat kepulauan dengan beragam tipe iklim
menjadi dasar mengapa pengembangan padi perlu diarahkan pada sifat adaptif di
spesifik lokasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya padi dapat
dibudidayakan secara luas di nusantara. Dengan demikian, rantai distribusi beras
dapat dipangkas. Biaya yang diperlukan untuk distribusi dari daerah sentra
budidaya ke daerah target pemasaran dapat diminimalisasi. Dengan upaya
tersebut, diharapkan status keamanan pangan, bahkan kemandirian pangan
sejumlah daerah dapat ditingkatkan. Secara genetik, genotipe yang memiliki
daya adaptasi luas juga cenderung berproduksi lebih rendah dibandingkan
dengan genotipe yang memiliki daya adaptasi spesifik lokasi.
Dalam pengembangan padi beberapa tahun terakhir, lahan suboptimal
menjadi pilihan pengembangan padi ke depan. Pengembangan padi di lahan
tersebut membutuhkan perlakuan budidaya khusus serta varietas yang toleran
cekaman abiotik tertentu. Hingga saat ini, telah dikembangkan padi yang adaptif
pada lahan masam, seperti Varietas Kapuas, Lematang, Sei Lilim, dan Way Putih
(Chairunas et.al 2014), juga IPB 1R Dadahup dan IPB 2R Bakumpai (Hairmanis
812
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
et.al 2013); varietas padi untuk lahan kering (varietas Inpago 4 – Inpago 6) (BB
Padi, 2015), varietas yang unggul di lahan salin, seperti Inpari 34 Salin Agritan
(BB Padi, 2015); serta varietas yang tahan genangan, seperti Inpari 29 rendaman
(BB Padi, 2015). Namun, selain tetap merakit padi unggul di semua tipe lahan
tersebut, penelitian mulai mengarah pada pembentukan verietas adaptif dataran
tinggi. Pengembangannya akan sangat mendukung program kemandirian pangan
untuk masyarakat daerah pegunungan.
Perakitan varietas padi sawah di dataran tinggi diarahkan pada
terbentuknya tanaman padi toleran suhu rendah, efisien dalam pemanfaatan air
dan cahaya matahari, tahan kelembaban tinggi, serta tahan hama dan penyakit,
terutama penyakit blast. Pada akhirnya, padi yang diharapkan akan berumur
genjah dan berdaya hasil tinggi. Tulisan ini akan membahas mengenai pengaruh
cekaman suhu rendah pada pertumbuhan dan produksi padi di dataran tinggi.
Berdasarkan kondisi fisiologi tanaman, kemudian dijelaskan penelitian dan jenis
seleksi yang telah dikembangkan serta peluang teknologi alternatif yang dapat
digunakan untuk mendukung pemuliaan padi toleran suhu rendah.
Pengaruh Cekaman Suhu Rendah Pada Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Padi
Padi relatif sensitif terhadap suhu rendah. Hal ini terlihat pada setiap tahap
pertumbuhannya, mulai perkecambahan benih hingga pengurangan hasil panen
(Toriyama dan Inoue, 1984). Lee (2001) menyatakan bahwa cekaman suhu rendah
mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi dengan menghambat perkecambahan;
pertumbuhan akar, daun, dan tinggi tanaman pada fase vegetatif; memperlambat
pembungaan dan pembentukan malai; terganggunya meiosis, pembentukan pollen
dan penyerbukan, serta terganggunya pertumbuhan dan pengisian malai. Cekaman
suhu rendah dilaporkan dapat mengurangi jumlah malai yang terbentuk (Toriyama,
1994). IRRI (1986) menyatakan bahwa toleransi suhu rendah terutama diperlukan
pada tahap perkecambahan, pertumbuhan anakan, pembentukan malai, dan
pembungaan; tergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang.
Secara alami padi membutuhkan suhu hangat di awal pertumbuhannya. Dugaan
ini didasarkan pada fakta bahwa spesies ini membutuhkan perendaman dengan air
panas selama semalam, bersuhu sekitar 80 oC, untuk memecahkan dormansinya. Oleh
karena itu, cekaman suhu rendah pada fase perkecambahan akan sangat menurunkan
daya kecambah benih padi (Basnayake et.al 2003; Ali et.al 2006), bila tanpa
perlakuan. Bilapun benih berhasil tumbuh, Mertz et al. (2012) dan Shimono et.al
(2001; 2007) menyatakan bahwa suhu rendah dapat merusak pertumbuhan,
mengurangi tinggi tanaman, dan menyebabkan peningkatan persaingan dengan
gulma pada padi di usia muda. Yunita (2009) menjelaskan, bahwa secara fisiologis,
tanaman akan mengakumulasi gula dan senyawa kompatibel lainnya untuk
mengurangi kehilangan air akibat suhu rendah. Penurunan setiap 5oC dimulai dari
25oC, menyebabkan kecepatan berkecambah
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
813
benih berkurang yang ditandai dengan lambatnya pertumbuhan radikula (Soares
et al, 2014). Hasil percobaan menggunakan 40 nomor padi menunjukkan bahwa
suhu rendah memang dapat menghambat perkecambahan benih padi secara
signifikan (Gambar 1). Pada suhu rendah, benih tetap dapat berkecambah normal
namun memerlukan waku lebih lama untuk berkecambah.
Gambar 1. Daya berkecambah benih padi pada berbagai perlakuan suhu
Pada suhu rendah, benih padi tidak mati, hanya mengalami dormansi. Bila
benih yang sebelumnya diperlakuan suhu rendah kemudian diberi perlakuan
suhu hangat, benih padi tersebut dapat berkecambah normal.
Pemberian nutrisi pada pertanaman padi, terutama unsur nitrogen, di
lingkungan bersuhu rendah sebenarnya dapat membantu memperbaiki pertumbuhan
tanaman (Limbongan et al., 2009). Sumber nitrogen bisa berasal dari pupuk organik,
seperti kompos atau pupuk kandang, maupun pupuk kimia (Lee, 2001). Pemberian
nitrogen pada tahap perkembangan vegetatif di lingkungan suhu rendah
meningkatkan jumlah anakan dan jumlah malai per rumpun (Toriyama, 1994;
Gunawardena et.al 2003), tetapi sayangnya, suhu rendah menurunkan kemampuan
tanaman untuk mengikat nitrogen. Walaupun baik bagi pertumbuhan vegetatif,
pemberian nitrogen dapat mengganggu perkembangan organ generative (bunga),
meningkatkan jumlah spikelet steril (Lee, 2001; Gunawardena et.al 2003),
pengurangan jumlah serbuk sari viabel, sehingga meningkatkan persentase malai
hampa (Lee, 2001; Gunawardena et.al 2003; Ghadirnezhad dan Fallah, 2014),
terutama bila suhu rendah tersebut terjadi di malam hari (Hamdani, 1979). Berbagai
pengaruh tersebut akan berujung pada penurunan kuantitas hasil panen dan
keberagaman waktu panen. Oleh karena itu diperlukan penelitian-penelitian terkait
dosis dan waktu aplikasi pupuk yang tepat.
Banyak data hasil penelitian yang menerangkan bahwa fase generatif adalah
kritis padi terhadap suhu rendah, yang dimulai dari terlambatnya umur berbunga,
perkembangan bunga, sterilitas malai, hingga pengurangan hasil panen. Lu et.al
(2007) melaporkan bahwa kisaran suhu yang cocok untuk proses pembungaan
814
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
pada berbagai tipe hasil persilangan terjadi pada kisaran suhu 22.5 o- 23.3oC. Pada
suhu di bawah 23 oC, mulai terjadi sterilitas malai (Yuan, 1998) yang kemudian
akan berdampak pada pengurangan hasil. Tingkat kehampaan malai akibat suhu
rendah tergantung pada kepekaan spikelet varietas tertentu terhadap cekaman
suhu rendah. Tingkat kepekaan ini bervariasi antar stadia pertumbuhan dalam
fase produktif. Kepekaan paling ekstrim terjadi pada fase pembentukan
mikrospora muda.
Data mengenai penurunan hasil panen pada berbagai ketinggian tempat di
berbagai lintang telah terdokumentasi di Korea (Lee et al., 1987), Bagian utara
dan selatan Cina, Bangladesh, India, Nepal (Lee, 2001), sampai di Jepang
(Shimono et al. 2007). Suhu rendah telah menyebabkan kehilangan hasil padi
sebanyak 15% dari total kehilangan hasil yang terjadi di jepang (Shimono,
2005). Farrell et.al (2001) juga mendokumentasikan penurunan hasil panen padi
akibat suhu rendah di Australia.
Perkembangan Pemuliaan Padi Untuk Cekaman Suhu Rendah
Pemuliaan padi toleran suhu rendah telah dilakukan sejak sebelum tahun
2005. Ini terdokumentasi dari hasil refleksi BB Padi, bahwa dalam kurun waktu 5
tahun (2005-2009), BB Padi telah melepas 27 varietas padi tahan cekaman suhu
rendah, dengan daya adaptasi sedang hingga tinggi (BB Padi, 2009). Diantaranya
adalah INPARI 28 Kerinci (800 m dpl) toleran suhu rendah (< 21oC), tahan
blas dan produktivitas tinggi (>6t/ha). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Jawa Barat. 29 hal. http://km.ristek.go.id/assets/files/KEMTAN/538%20
D%20n/538.pdf. [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Balai Besar tanaman Padi. 2015. Ragam pilihan varietas unggul padi untuk lahan
kering.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/infoteknologi/content/6-ragam-pilihan-varietas-unggul-padi-untuk-lahankering [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
818
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
Chairunas, Yardha, A. Yusuf, Firdaus, Tamrin, MN Ali. 2014. Rakitan teknologi
budidaya padi di lahan gambut. http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/
images/dokumen/Rekomtek/06RAKITAN%20TEKNOLOGI%20
BUDIDAYA%20PADI.pdf [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Dewi IS, BS Purwoko. 2001. Kultur antera untuk mendukung program
pemuliaan tanaman padi. Jurnal Agronomi Indonesia. 29(2). Abstrak
online. http://202.124.205.111/index.php/jurnalagronomi/article/
viewArticle/1548[diakses tanggal 12 agustus 2015]
Ghadirnezhad R, A Fallah. 2014. Temperature effect on yield and yield components
of different rice cultivars in flowering stage. International Journal of
Agronomy 2014. E-Journal. http://dx.doi.org/10.1155/2014/846707
Gimena EF, K Kazuhide, M Toshiyuki. 2000. Effect of storage temperature on
the keeping quality of malabar spinach (Basella alba L.). Food
Preservation Science 26(4): 211-217.
Gunawardena, S Fukai, FPC Blamey. 2003. Low temperature induced spikelet
sterility in rice. I Nitrogen fertilization and sensitive reproductive period.
Australia Journal Agriculture Res. 54:937-947.
Hadiarto T. 2013. Kompleksitas sistem respon tanaman padi terhadap cekaman
kekeringan, suhu rendah, dan salinitas tinggi. http://biogen.litbang.
pertanian.go.id/index.php/2013/08/kompleksitas-sistem-respon-tanamanpadi-terhadap-cekaman-kekeringan-suhu-rendah-dan-salinitas-tinggi/
[diakses tanggal 12 Agustus 2015].
Hairmanis A, H Aswidinnoor, Supartono, WB Suwarno, B Suprihatno, Suwarno.
2013. Potensi hasil dan mutu beras sepuluh galur harapan padi untuk
lahan rawa pasang surut. Jurnal Agronomi Indonesia 41(1):1-8.
Hamdani AR. 1979. Low temperature problems and cold tolerance research
activities for rice in india. Report of a Rice Cold Tolerance Workshop.
IRRI Los Banos. P39-48.
Infopublik. 2015. BB padi subang: Jalan panjang ketahanan pangan nasional.
http://infopublik.id/read/8280/bb-padi -subang--jalan-panjang-ketahananpangan-nasional.html [diakses tanggal 13 Agustus 2015].
IRRI. 1986. Rice Genetics. Proceedings of the international rice genetic
symposium. Manila. Philipines.
Lee MH, DJ Park, SK Rho, YD Lee, RK Park. 1987. Varietal diffrerences in low
temperature damage at the reproductive, heading and ripening stages of
the rice plant. Research report on Phytotron Experiment,II. Suwon, Korea.
National Crop Station.p38-59.
Lee MH. 2001. Low temperature tolerance in rice: the Korean experience. ACIAR.
Proceedings. International Rice research Institute (IRRI). Philipines.
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
819
Lestari P, NW Utami, T Juhaeti. 2012. Studi penentuan rentang suhu kardinal
perkecambahan Basella alba L. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama
PERAGI-PERHORTI-PERIPI-HIGI. Bogor, 1-2 Mei 2012.p376-380.
Limbongan YL, BS Purwoko, Trikoesoemaningtyas, H Aswidinnoor. 2009.
Respon genotipe padi sawah terhadap pemupukan nitrogen di dataran
tinggi. Jurnal Agronomi Indonesia 37(3):175-182.
Limbongan YL, H Aswidinnoor, BS Purwoko, trikoesoemaningtyas. 2008.
Pewarisan sifat toleransi padi sawah (Oryza sativa L) terhadap cekaman
suhu rendah. Jurnal Buletin Agronomi 36(2):111-117
Mertz LM, FA Henning, RC Soares, RF Baldiga, FB Peske, D. Moares. 2012.
Alterações fisiológicas em sementes de arroz expostas ao frio na fase de
germinação. Revista Brasileira de Sementes. Jurnal dalam bahasa Brazil
abstrak bahasa Inggris. 31(2): 254-262
Rusd AMI. 2011. Pengujian toleransi padi (Oryza sativa L.) terhadap salinitas pada
fase perkecambahan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sakai K. 1949. Effects of deep-flood irrigation on grain yield of rice plants in a
cool summer year. Agriculture and Horticulture 24: 405-408
Sasaki T, A Honma. 1977. Studies on breeding for germinability at low temperature
of rice varieties adapted to direct sowing cultivation in flooded paddy field in
cool region: VI. Effectiveness of individual selection for generability at low
temperature on some agronomic characters in early segregating generations.
Japanese Journal of Breeding 27(2): 157-166. Abstract in English.
https://www.jstage.jst.go.jp/article/jsbbs1951/27/2/27_2_157/_
article
[diakses tanggal 13 Agustus 2015].
Sasmita P. 2007. Aplikasi teknik kultur antera pada pemuliaan tanaman padi.
Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007: 595-609. http://www.litbang.
pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2008_p2bn2_04.pdf. [diakses tanggal
13 Agustus 2015].
Shimono HT, Hasegawa, K Iwama. 2001. Quantitative expression of
developmental processe as a function of water temperature in rice (Oryza
sativa L) under cool climate. Journal Faculty of Agriculture Hokkaido
university. 70:29-40.
Shimono K, M Okada, E Kanda, I Arakawa. 2007. Low temperature-induced
sterility in rice; evidence for the effects of temperature before panicle
initiation. Field Crop Res. 101(5): 221-231.
Silitonga TS. 2004. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah padi di Indonesia.
Buletin Plasma Nutfah 10(2): 56-71.http://indoplasma.or.id/publikasi/
buletin_pn/pdf/buletin_pn_10_2_2004_56-71_tiur.pdf. [diakses tanggal 13
Agustus 2015].
820
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
Soares VN, AK Radke, MAATillmann, AB Moura, LOB Schuch. 2014.
Physiological performance of rice seeds treated with thiamethoxam or
rhizobacteria under different temperatures. Journal Seed Science 36(2).
http://www.scielo.br/
scielo.php?pid=S231715372014000200007&script=sci_arttext [[diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Susanti D, A Riyanto, T Widiatmoko. 2010. Evaluasi adaptasi genotip padi
sawah dataran tinggi dan uji paket pemupukan di dataran tinggi
banjarnegara dan wonosobo. Agronomika 10(1): 51-63.
Sutarno H, NW Utami. 2008. Perkecambahan dan vigor semai Picrasma javanica
Blume pada berbagai suhu. Berita Biologi 9(2):213-218.
Toriyama K, K Inoue. 1984. The effect of micrometeorological elements on
sterility due to cool injury in rice plants; An application of simulation
model for the prediction of canopy climate. (In Japanese with English
Abstract). Jpn. Journal Crop Science. 53:387-395.
Toriyama, K. 1994. Studies on estimation of nitrogen mineralization pattern of
lowland rice field and nitrogen fertilizing model for rice plant. Agric.
Exp. Stat. 36:147–198.
Wening RH, U Susanto. 2015. Uji toleransi plasma nutfah padi
cekaman suhu rendah pada agroekosistem gogo. Prosiding
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(1):
http://biodiversitas. mipa.uns.ac.id/M/M0101/M010127.pdf.
tanggal 13 Agustus 2015].
terhadap
Seminar
155-161.
[diakses
Yunita R. 2009. Pemanfaatan variasi somaklonal dan seleksi in vitro dalam
perakitan tanaman toleran cekaman abiotik. Jurnal Litbang Pertanian
28(4): 142-148.
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
821
DAFTAR HADIR PESERTA PEMAKALAH SEMINAR TEMU TEKNOLOGI
PADI 2015 Tanggal 6 AGUSTUS 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama Peserta
A Suismo
A. Hairmansis
A. Hidayatullah
A. Kasno
A. Prayitno
A. Yajid
A.A.N.B. Kamandalu
Abdul Azis
Abdul Rohman Ashari
Ade Ruskandar
Ade Taufik
Adi Hardiana
Adi Sumardi
Agus
Agus Guswara
Agus Riyanto
Agus W. Anggara
Agusinus
Ahmad Jaeni
Ahmadi
Aida F.V. Yuningsih
Ali Bahtiar, SP
Ali Imamuddin
Ali Jamil
Aman Rasna
Ami T. Rakhmi
Ami Teja Rakhmi
Andriko Noto Susanto
Anggi Sahru Romdon
Anggiani Nasution
Anna Sinaga
Ari Januari
Instansi
BBP3TP
BB Padi
BB Padi
Balittanah
BPTP Jawa Timur
BB Padi
BPTP Bali
BPTP Aceh
BP3K Tambakdahan
BB Padi
PT. Pertani
BP3K Sukasari
BPP Tambakdahan
Distan Kab. Bandung
BB Padi
UNSOED
BB Padi
KP. Kuningan
Poktan
Poktan Ngesti AT
BB Padi
BP3K Pamanukan
BB Padi
Kepala BB Padi
KP. Pusakangara
BB Padi
BB Padi
BPTP Maluku Utara
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
Daftar Hadir Peserta Pemakalah Seminar Temu Teknologi Padi 2015
967
No
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
968
Nama Peserta
Aris Hairmansis
Arti Djatiharti
Asep Dedi S
Asmawati
Atin Yulyatin
Aviv Ayun P
Ayub Darmanto
Bambang Basuki
Bambang Nuryanto
Baniyati
Bardi
Basri A. Bakar
Bayu Pramono Wibowo
Bebet Nurbaeti
Bram Kusbiantoro
Buang Abdullah
Cahyati Setiani
Celvia Roza
Chayono
Cucu Gunarsih
Dadang M. Hasbi
Dano Nurdik
Dede Kusdiaman
Dede Munawar
Dede Riana
Deden Jaenudin
Dedi Mulyadi
Dedi Sugandi
Dedy Qhodarisman
Deni Rahayu
Dessy Andriani
Diah Arismiati
Dian Firdaus
Diki
Dini Yuliani
Instansi
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
BB Biogen
BPTP Jawa Barat
BP3K Pamanukan
BB Padi
PT. Petrosida Gresik
BB Padi
Poktan Ngesti AT
Anggota
BPTP Aceh
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BKP5K Kab. Cirebon
Benih Pertiwi
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BP3K
BPP Pabuaran
BPTP Bengkulu
BP3K Legonkulon
Petani
Universitas Brawijaya
BB Padi
BPTP Jawa Barat
Kelompok Tani
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Nama Peserta
Dody D. Handoko
Drajyo
E. Fidiyawati
Edi Husen
Edy Suwandar
Eka Rahayu
Eka Silpi Siregar
Eko Hari Iswanto
Eko Juli
Eko Srihartanto
Elda
Elis Septianingrum
Elly Kurniyati
Endang Suhartatik
Endjang Sujitno
Era Adi Chandra
Erwin Budiman
Espi
Eswanto
F. Rudi Prasetyo H
Fibrianti
Firly Erwindawaty
Forita Dyah Arianti
Gagad Restu Pratiwi
Galang
Gigin Ginanjar
Gunawan
H. Abdul Gopur
H. Abdullah
H. Zaeni A
Hairil Anwar
Helista
Hendi Supriyadi
Hendrik
Herry Sukmaja
Instansi
BB Padi
Poktan Ngesti AT
BPTP NTB
BBSDLP
BKP5K Kab. Cirebon
BB Pascapanen
BB Padi
BB Padi
PT. Bisi
BPTP Yogyakarta
BPTP Riau
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
PT. Tritama
BP3K Ciasem
Gapoktan
BPTP Jawa Tengah
BPTP Yogyakarta
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
Kelompok Tani
Poltek Agroindustri Sbang
BPTP Jawa Timur
Poktan
Gapoktan Tj. Sari
Kelota
BPTP Jawa Tengah
BPP Binong
BPTP Jawa Barat
Poktan Ngesti AT
BP3K Cipeundeuy
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
969
No
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
970
Nama Peserta
Hery Widyanto
HS. Harsono
Husni M. Muhtar
I GK. Dana Arsana
I K. Kariada
I Putu Wardana
I. Ishaq
I. Khairullah
I.G.K. Dana Arsana
IB. Aribawa
IBK. Suastika
Ichsan S
Ida Bagus Kade Suastika
Idham
Idrus H
Ifa Manzila
IGP Alit Diratmaja
Iin Setyowati
Ikhwani
Imamuddin F
Indrastuti A Rumanti
Indria W. Mulsanti
Ipuk Syarifah
Irma Villayanti
Iskandar Ishaq
Ismatul Hidayah
Jayadi
Jeng Supriyanti
Jetyo Arin
Johan Satar, SP
Joko Pramono
Joko Prasetiyono
Js. Bahroni
Jubaedah
Jumali
Instansi
BPTP Riau
Poktan
BPP Cikaum
BPTP Bali
BPTP Bali
Puslitbang TP
BPTP Jawa Barat
Balittra
BPTP Bali
BPTP Bali
BPTP Bali
Poktan Ngesti AT
BPTP Bali
PT. Petrosida Gresik
BB Padi
BB Biogen
BPTP Jawa Barat
BPTP Banten
Puslitbang TP
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BB Padi
Distanhut Kab. Bogor
BPTP Jawa Barat
BPTP Maluku
Semarang
BPP Purwodadi
POPT Jateng
BP3K Cikaum
BPTP Jawa Tengah
BB Biogen
Poktan
Balittanah
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Nama Peserta
Khaerul Muttaqien
Khairiah
Kiki Kusyaeri Hamdani
Komalawati
Kurnia
Ladiyani R. Widowati
Laila Nur Milati
Lailan Nizar L. Tobing
Lalu Muhamad Zarwazi
Leni Marliani, SP
Linca Anggria
Liyanan
Loso Winarto
M. Hari R.
M. Munir
M. P. Sirappa
M. Yamin Samaullah
Ma’sumah
Made Jana Mejaya
Masgauti
Mastam
Mastomi
Miftah A. Pamungkas
Mira Landep Widi Astuti
Miranti Dian Pertiwi
Muchamad Yusron
Muh. Ismail
Muh. Ricky
Muhdimun
Mulyadi
Munir Eti Wulanjari
Muryanto
Muta Aris
Mutya Norvyani
N. Usyati
Instansi
Universitas Brawijaya
BPTP Sumatera Utara
BPTP Jawa Barat
BPTP Jawa Tengah
BPTP Jawa Barat
Balittanah
BB Padi
Universitas Islam Sumatera Utara
BB Padi
BP3K Ciasem
Balittanah
BB Padi
BPTP Sumatera Utara
BB Padi
Poktan
LPTP Sulawesi Barat
BB Padi
BB Biogen
Puslitbang TP
BPTP Riau
Gapoktan
Kelota
BB Padi
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BPTP Banten
BPTP Jateng
LPTP SULBAR
Ngenti Ajining Tani
BPTP Yogyakarta
BPTP Jawa Tengah
BPTP Jawa Tengah
Poktan Ngesti AT
BB Padi
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
971
No
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
972
Nama Peserta
Nafisah
Nana S
Nana Taryana
Nandang Sunandar
Nani Yunani
Nasli Chotna
Nasri Joni
Nia Kurniawati
Nindy Malinda Sari
Niran
Nisra Hapsoh Simamora
Nita Kartina
Nokar
Nu Luh Putu Sri Ratmini
Nuki
Nur Ciptono
Nurasiah Djaenuddin
Nurhalim
Nurhayati
Nurianty
Nurkholish Nugroho
Nurul Hidayatun
Panjana
Peni Lestari
Pipit Pitria
Prabowo Yosaphat
Prayitno
Priatna Sasmita
Puji Lestari
R. Rahmat
Rachmawati
Rahmini
Rani Pramesthi
Rasam
Rathi Frima Zona
Instansi
BB Padi
KP. Kuningan
Poktan
BPTP Jawa Barat
BB Padi
Anggota
BPTP Riau
BB Padi
Universitas Jenderal Soedirman
BB Padi
BB Padi
BB Padi
PT. SSA
BPTP Sumatera Selatan
Poktan Ngesti AT
BPTP Jawa Tengah
Balitserealia
BPTP Jawa Tengah
BPTP Riau
Distanhut Kab. Bogor
BB Padi
BB Biogen
Ngenti Ajining Tani
Pusat Penelitian Biologi
BB Padi
BBP Mektan
BB Padi
BB Padi
BB Biogen
BB Pascapanen
BB Padi
BB Padi
UNSOED
KP. Kuningan
BPTP Riau
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
Nama Peserta
Ratima Sianipar
Ratna Sari Dewi
Religius Heryanto
Resa Setia Adiandri
Resmayeti Purba
Retno Dwi Wahyuningrum
Ria Oktaviani
Rina Hapsari Wening
Riska Sari
Rizki Raja S
Rizky Utami
Rochimun
Rohandi
Rosadi Nurdin
Rozakurniati
Rusman
S. Ramdhaniati
S.A.N. Aryawati
Saefudin
Saeful Hadi
Sahnti Agustriningsih
Saleh Mokhtar
Saptani Wiramiharja
Saras Bintan Amalia
Sarjana
Sarjiman
Sarlan Abdulrachman
Sartono
Satoto
Septian D.W. Putra
Setyo Budiyanto
Sigit Nugraha
Siti
Siti Afrianingsih
Siti Lia Mulijanti
Instansi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
LPTP Sulawesi Barat
BB Pascapanen
BPTP Banten
BPTP Yogyakarta
Institut Pertanian Bogor
BB Padi
Universitas Jenderal Soedirman
PT. Bukaka
Universitas Jenderal Soedirman
Poktan Ngesti AT
BP3K
PT. Bukaka
BB Padi
Distanhutbun Pwk
BPTP Jawa Barat
BPTP Bali
BBP3TP
BP3K
BP3K Patokbeusi
BPTP Kalimantan Tengah
BPP Patokbeusi
Universitas Jenderal Soedirm
Seminar Nasional (2015 : Sukamandi)
Prosiding Seminar Nasional 2015: Temu Teknologi Padi/ editor Sarlan
Abdulrachman ... [et al/]---Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017
2 jil.:17 cm x 24 cm
ISBN 978-979-540-106-3 (No. Jilid Lengkap)
ISBN 978-979-540-108-0 (jilid/Buku1)
ISBN 978-979-540-108-7 (jilid/Buku2)
1. Padi --- Kongres
I. Judul
II. ...
Editor:
Sarlan Abdulrachman
Satoto
Bambang Nuryanto
Widyantoro
Ade Ruskandar
Dody Handoko
Rachmawati
Indrastuti A. Rumanti
N. Usyati Nurwulan
Agustiani Suhartini
Ridwan Rahmat M.
Ismail Wahab
Editor Pelaksana:
Aris Hairmansis
Wage Ratna Rohaeni
Agus Guswara
Zahara Mardiah
Mutya Norvyani
Desain Sampul dan Tata Letak:
Suharna
Hak Cipta © 2017, pada penulis
Hak publikasi pada Penerbit Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh
Isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Cetakan keTahun
01
17
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jalan Raya No. IX Sukamandi, Subang
Jawa Barat 41256
Telp. (0260) 520157, Fax. (0260) 520158
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Mengacu pada agenda kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam
Nawa Cita, pemerintah telah melakukan berbagai upaya akselerasi pencapaian
swasembada pangan khususnya beras. Swasembada beras perlu dipertahankan
dengan peningkatan produktivitas dan produksi padi nasional tiap tahunnya.
Untuk itu Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya strategis
antara lain melalui perbaikan irigasi, distribusi benih atau bibit berbagai varietas
unggul, distribusi pupuk, dan pengadaan alat pertanian. Program peningkatan
produksi beras juga didukung oleh inovasi teknologi pertanian serta kegiatan
pendampingan penerapan inovasi teknologi pertanian seperti UPSUS (Upaya
Khusus) yang sedang dilakukan secara nasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan berbagai teknologi
padi. Berbagai terobosan inovasi teknologi padi dibutuhkan untuk mengamankan
produksi padi nasional di tengah perubahan iklim. Pengembangan inovasi
teknologi padi membutuhkan sinergi dan integrasi berbagai disiplin baik
dibidang pemuliaan, perbenihan, agronomi, fisiologi tanaman, ilmu tanah,
proteksi, pascapanen, mekanisasi dan social ekonomi untuk mendukung
swasembada beras berkelanjutan.
Dalam Temu Teknologi Padi Nasional 2015 ini telah terhimpun dan
tersampaikan berbagai teknologi, gagasan dan dukungan dari Balitbangtan,
lembaga penelitian lain dan perguruan tinggi guna peningkatan produktivitas dan
produksi padi dan swasembada beras berkelanjutan.
Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
andil atas terselenggaranya TemuTeknologi Padi dan terbitnya prosiding ini.
Jakarta, 06 Agustus 2015
Kepala Balitbangtan
Dr. Ir. M. Syakir, MS
i
ii
KATA PENGANTAR
Pertanian Indonesia dihadapkan pada tantangan peningkatan produktivitas dan
produksi tanaman, ketahanan pangan, dan perbaikan kesejahteran petani secara
nasional. Peningkatan produktivitas dan produksi padi ini mutlak diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri yang meningkat setiap tahun
seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Dalam Temu Teknologi Padi Nasional 2015 ini dapat terhimpun serta dapat
dipresentasikan tiga makalah utama dan seratus makalah bidang ilmu pemuliaan,
perbenihan, budidaya (agronomi), proteksi tanaman, pascapanen dan social ekonomi
padi yang berasal dari lembaga-lembaga penelitian di bawah Badan Litbang
Pertanian maupun lembaga-lembaga penelitian lain serta perguruan tinggi.
Saya sampaikan terima kasih kepada seluruh peserta atas partisipasi dan
dukungan yang diberikan, dan kepada panitia temu teknologi yang telah bekerja
keras mempersiapkan kegiatan ini dan kemudian menyusun prosiding ini.
Sukamandi, 06 Agustus 2015
Kepala BB Padi
Dr. Ali Jamil
iii
iv
DAFTAR ISI
Pendahuluan .......................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................... v
Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Korporasi Dalam Sistem Pertanian
Modern ............................................................................................................. 489
Cahyati Setiani, Sodiq Jauhari, dan Umi Haryati
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Petani Terhadap Varietas
Unggul Baru Padi di Kabupaten Kendal Jawa Tengah ..................................... 499
Anggi Sahru Romdon dan Joko Pramono
Kontribusi Balai Benih Terhadap Kebutuhan Benih Padi Sawah di Jawa
Barat ................................................................................................................. 513
Iskandar Ishaq, Susi Ramdhaniati, Dian Firdaus dan Yaya Sukarya
Adopsi Teknologi PTT Padi pada Display VUB Padi Sawah di
Kabupaten Sumedang ....................................................................................... 531
Siti Lia Mulijanti, dan Anna Sinaga
Sistem Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Tumpuan Adopsi Teknologi
Tanpa Olah Tanah di Desa Namu Ukur Sumatera Utara .................................. 541
Wasito
Respon Petani Terhadap Display VUB Padi Sawah pada Pendampingan
PTT di Kabupaten Cianjur ................................................................................ 555
Arti Djatiharti
Tingkat Adopsi dan Dampak Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi
di Kabupaten Brebes......................................................................................... 565
Elly Kurniyati, Anggi Sahru Romdon, dan Muryanto
Peluang Penyediaan Benih Padi Melalui Penumbuhan Calon Penangkar
pada Tingkat Kelompoktani di Kabupaten Majalengka ................................... 577
Yati Haryati, Bebet Nurbaeti, dan Titiek Maryati
Keputusan Petani Dalam Mengadopsi Varietas Unggul Baru pada
Usaha Tani Padi di Kelurahan Bakti Karya (Binjai) Sumatera Utara ............... 587
Khairiah dan Wasito
Respon Petani Terhadap Inovasi Teknologi Padi di Jawa Tengah ................... 597
Munir Eti Wulanjari, Cahyati Setiani dan Sodiq Jauhari
v
Penerapan Mekanisasi pada Usahatani Padi Dalam Rangka Mengatasi
Kelangkaan Tenaga Kerja dan Mendukung Tanam Serempak di Jawa
Tengah .............................................................................................................. 607
Teguh Prasetyo, Cahyati Setiani, dan Sodiq Jauhari
Potensi dan Permasalahan Perbenihan di Sulawesi Barat ................................. 619
Religius Heryanto dan M. P. Sirappa
Analisis Pola Spasial Distribusi Indeks Pertanaman (IP) Padi di
Kabupaten Subang Tahun 2014 ........................................................................ 629
Septian D.W. Putra dan Bram Kusbiantoro
Analisis Efisiensi Produksi dan Alokasi Penggunaan Input Usahatani
Padi Sawah di Kabupaten Seram Bagian Barat ................................................ 637
Ismatul Hidayah dan Andriko Noto Susanto
Analisis Parsial Perubahan Komponen Teknologi Usahatani Padi
Sawah Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya
Terpadu) Berdasarkan Tingkat Efisiensi Teknis di Kabupaten Buru
Provinsi Maluku ................................................................................................ 647
Ismatul Hidayah
Adaptasi dan Preferensi Petani Terhadap Varietas Unggul Baru Spesifik
Lokasi................................................................................................................ 663
Susilawati dan Suparman
Persepsi Petani Terhadap Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi
Sawah Sistem Jajar Legowo (Indo Jarwo Transplanter 2:1) di Provinsi
Bengkulu ........................................................................................................... 673
Yesmawati, Wahyu Wibawa dan Umi Pudji Astuti
Penguatan Lembaga Perbenihan Untuk Mendukung Program Kawasan
Mandiri Benih Padi di Provinsi Bengkulu ........................................................ 681
Wahyu Wibawa dan Dedi Sugandi
Sistem Modelling Swasembada Padi Berkelanjutan di Provinsi Aceh ..
693
Basri A. Bakar, Abdul Azis, T. Iskandar dan Aris Hairmansis
Kontribusi Usahatani Padi Hibrida Terhadap Pendapatan Petani Padi
Skala Kecil ........................................................................................................ 707
I Putu Wardana dan Ade Ruskandar
Analisis Responsibilitas Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi
Padi Sawah di Provinsi Bali .............................................................................. 721
Suharyanto dan Widyantoro
Usahatani Kacang Hijau Setelah Padi Di Tingkat Petani Pada Lahan
vi
Sawah Irigasi (Kasus Di Wilayah Jatisari-Karawang)...................................... 731
Ade Ruskandar, Tita Rusriati dan A. Guswara
Variasi Nukleotida pada Gen Trehalose 6 Phosphate Phosphatase pada
Varietas Padi Japonica ...................................................................................... 739
Ifa Manzila, Puji Lestari dan Tri Puji Priyatno
Evaluasi Fenotipik dan Molekuler Galur BC6F2 Ciherang-Pup1 Terkait
dengan Toleransi Terhadap Defisiensi Fosfor .................................................. 749
Ma’sumah dan Joko Prasetiyono
Produksi Benih Kombinasi Padi Hibrida pada Tahap Evaluasi Daya
Hasil ................................................................................................................. 763
Nita Kartina, Bayu P. Wibowo, Indrastuti A.Rumanti dan Satoto
Indeks Panen dan Sistem Perakaran Sepuluh Galur Padi Tipe Baru pada
Kondisi Lahan Aerob dan Anaerob .................................................................. 771
Suwarto, Agus Riyanto dan Rani Pramesthi
Keragaan Varietas Inpari di Rawa Lebak Tengahan Kabupaten Ogan
Ilir, Sumatera Selatan ....................................................................................... 783
Waluyo dan Suparwoto
Tingkat Polimorfisme Beberapa Marker SSR (Simple Sequen Repeat)
Untuk Identifikasi Sidik Jari DNA Plasma Nutfah Padi ................................... 791
Wage R. Rohaeni, Indria W. Mulsanti, A. Hidayatullah dan Satoto
Variasi genetik 12 varietas padi japonica berdasarkan gen Sucrose
Synthase 3 ......................................................................................................... 799
Puji Lestari
Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status Pemuliaan ............ 811
Peni Lestari dan Wage Ratna Rohaeni
Periode Reseptivitas Putik Pada Tetua Padi Hibrida dan Varietas
Inbrida .............................................................................................................. 823
Bayu Pramono Wibowo, Nita Kartina, Indrastuti A Rumanti, dan Satoto
Kajian Adaptasi Beberapa Varietas Padi Gogo yang Ditanam di Lahan
Sawah ............................................................................................................... 829
Atin Yulyatin, S. Ramdhaniati, I. Ishaq dan IGP. A. Diratmaja
Seleksi Galur Padi Gogo Generasi Menengah di Lahan Kering Dataran
Tinggi ............................................................................................................... 835
Aris Hairmansis, Supartopo, Yullianida, Warsono, Sukirman, Sunaryo, Suwarno
vii
Evaluasi Beberapa Galur Mutan Padi pada Kondisi Sawah Tadah
Hujan ................................................................................................................. 845
Ali Imamuddin, Untung Susanto, dan M. Yamin Samaullah
Teknik Pengelolaan dan Mutu Benih yang Dihasilkan Dari Sektor
Perbenihan Informal .......................................................................................... 857
S. Wahyuni, A.F. V. Yuningsih dan M. L. Widiastuti
Dormansi Benih F1 Padi Hibrida dan Metode Efektif Untuk Pematahan
Dormansi ........................................................................................................... 871
Sri Wahyuni, A. Yajid dan Aida F.V. Yuningsih
Hasil Galur Galur Harapan Padi Sawah di Beberapa Daerah Produksi
Padi ................................................................................................................... 883
Buang Abdullah, Sularjo dan Cahyono
Teknologi Mandiri Benih Padi Berbasis Masyarakat Mendukung
Pengembangan Tanaman Padi Terpadu di Bali ................................................ 891
AANB. Kamandalu, IBK. Suastika, A. Guswara dan I GK. Dana Arsana
Korelasi Tingkat Toleransi Galur-Galur Padi Gogo Terhadap Keracunan
Aluminium Hasil Skrining di Rumah Kaca dengan Keragaan Tanaman
di Lahan Kering Masam .................................................................................... 903
Yullianida, Aris Hairmansis, Supartopo dan Suwarno
Adaptasi Galur-Galur Elit Padi Toleran Salin pada Lingkungan Tumbuh
Normal .............................................................................................................. 913
Nafisah, Trias Sitaresmi, Satoto
Daya Hasil Galur Toleran Salinitas di Lingkungan Tumbuh Pesisir
Indramayu pada Musim Hujan .......................................................................... 923
Nafisah, Aris Hairmansis, Trias Sitaresmi, Untung Susanto, Ali Jamil
Toleransi Varietas Unggul Padi Terhadap Cekaman Kekeringan pada
Fase Bibit .......................................................................................................... 937
Untung Susanto, Rina Hapsari Wening, Nafisah, Satoto, Ali Jamil
Teknologi Perbanyakan Benih Varietas Unggul Baru “IPB 3 S” Untuk
Mendukung Swasembada Padi di-Bali ............................................................. 947
I GK. Dana Arsana, AANB. Kamandalu, Priatna Sasmita, Agus Guswara dan Ali Jamil
Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Lahan Sawah
Dataran Rendah di Bali ..................................................................................... 959
IB. Aribawa dan SAN Aryawati
Daftar Hadir Peserta Pemakalah Seminar Temu Teknologi Padi 2015 ............. 967
Tanggal 6 Agustus 2016
viii
RESPON PADI TERHADAP SUHU RENDAH:
FISIOLOGI DAN STATUS PEMULIAAN
Peni Lestari1) dan Wage Ratna Rohaeni2)
Pusat Penelitian Biologi. Komplek CSC Jl Raya Jakarta Bogor KM 46,
Cibinong. 16911
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Padi masih menjadi primadona pangan utama bagi masyarakat Indonesia, walaupun
upaya diversifikasi pangan sudah mulai dilakukan di sejumlah daerah. Masalah
perluasan konversi lahan sentra produksi padi menjadi sektor non pertanian
menggeser pusat lumbung padi ke daerah suboptimal. Saat ini program pemuliaan
padi mulai melirik lahan dataran tinggi disamping tipe lahan marjinal lainnya untuk
pengembangan padi selanjutnya. Tantangan yang timbul kemudian adalah mencari
genotipe padi unggul toleran suhu rendah disamping ketahanannya terhadap penyakit
blast. Selama ini seleksi untuk karakter suhu rendah difokuskan pada fase
pembungaan. Sebab, tahap pembentukan malai padi adalah fase kritis terhadap
cekaman suhu rendah. Namun demikian, terobosan untuk melakukan seleksi pada
tahap pertumbuhan yang lebih awal, seperti tahap benih, penting dilakukan.
Melakukan seleksi pada tahap ini akan mengurangi luas lahan yang diperlukan untuk
seleksi tanaman padi, dibandingkan bila hanya melakukan seleksi setelah tanaman
berbunga. Hanya tanaman yang dapat berkecambah dan tumbuh baik pada kondisi
suhu rendah yang kemudian diseleksi untuk mengetahui umur berbunga dan
produktivitasnya. Terkait seleksi untuk tahap benih, alat thermogradientbar dapat
dijadikan pilihan. Alat ini memiliki rentang suhu yang lebar, yakni 2 o – 45oC, dengan
gradient suhu 1.6oC per kolomnya. Dengan menggunakan alat ini, hanya benih yang
toleran suhu dingin yang dapat berkecambah. Beragamnya gradient suhu
memungkinkan untuk dilakukan seleksi padi sekaligus untuk berbagai ketinggian
tempat berdasarkan perbedaan suhu.
Kata Kunci: Thermogradienbar, skrining, suhu rendah, Padi
ABSTRACT
Until now, the rice is still be favorite food for the Indonesian people, although the
food diversification efforts already underway in a number areas. Land conversion
into non-agricultural sector in rice production centers area shifts the paddy granary
center move to suboptimal region. Currently rice breeding program began leads rice
development to plateau region and other marginal area. The challenge arises then is
to find high-yielding rice genotypes that toleran to low temperatures and resistant to
blast disease. All this time, the selection for low temperature character
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
811
were focused on flowering phase. That is becaused rice panicle formation stage is a
critical phase of the low-temperature stress. However, a breakthrough for selection in
the early growth stages, such as seed stages, is necessary. Doing Selection at this
stage will reduce the required land area for the selection of rice plants, compared
with doing selection after flowering stage. Only seed can germinate and grow well in
low temperature conditions are then selected to determine the age of flowering and
productivity. Thermogradientbar can be selected for temperature screening on paddy
seed stage. This tool has a broad temperature range, namely 2o - 45oC, with a
temperature gradient 1.6oC per room. By using this tool, only the seeds that are lowtemperatures tolerant will germinate. The diversity of the temperature gradient allows
for doing selection of rice at the same time for different altitude based on the
difference in temperature.
Keywords: Thermogradienbar, screening, low temperature, Rice
PENDAHULUAN
Padi masih menjadi primadona komoditas pangan di Indonesia hingga saat ini,
walaupun program diversifikasi pangan juga mulai kembali dipopulerkan di beberapa
daerah, melalui pameran atau bahkan peraturan daerah. Penggunaan komoditas umbi
dan spesies serealia lain umumnya menjadi pilihan dalam mengembangkan pangan
non beras. Karena beras masih sangat diperlukan sebagai pangan utama, maka
pengembangan padi tetap dilakukan guna mengamankan pangan Indonesia, selain
pencarian plasma nutfah sumber karbohidrat alternatif. Pengembangan padi sendiri
menemui banyak kendala, diantaranya serangan berbagai hama penyakit dan
menurunnya tingkat kesuburan lahan sebagai akibat perubahan iklim. Untuk itu,
pengembangan padi diarahkan pada seleksi dan perakitan genotipe padi unggul di
berbagai kondisi cekaman.
Karakter Indonesia yang bersifat kepulauan dengan beragam tipe iklim
menjadi dasar mengapa pengembangan padi perlu diarahkan pada sifat adaptif di
spesifik lokasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya padi dapat
dibudidayakan secara luas di nusantara. Dengan demikian, rantai distribusi beras
dapat dipangkas. Biaya yang diperlukan untuk distribusi dari daerah sentra
budidaya ke daerah target pemasaran dapat diminimalisasi. Dengan upaya
tersebut, diharapkan status keamanan pangan, bahkan kemandirian pangan
sejumlah daerah dapat ditingkatkan. Secara genetik, genotipe yang memiliki
daya adaptasi luas juga cenderung berproduksi lebih rendah dibandingkan
dengan genotipe yang memiliki daya adaptasi spesifik lokasi.
Dalam pengembangan padi beberapa tahun terakhir, lahan suboptimal
menjadi pilihan pengembangan padi ke depan. Pengembangan padi di lahan
tersebut membutuhkan perlakuan budidaya khusus serta varietas yang toleran
cekaman abiotik tertentu. Hingga saat ini, telah dikembangkan padi yang adaptif
pada lahan masam, seperti Varietas Kapuas, Lematang, Sei Lilim, dan Way Putih
(Chairunas et.al 2014), juga IPB 1R Dadahup dan IPB 2R Bakumpai (Hairmanis
812
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
et.al 2013); varietas padi untuk lahan kering (varietas Inpago 4 – Inpago 6) (BB
Padi, 2015), varietas yang unggul di lahan salin, seperti Inpari 34 Salin Agritan
(BB Padi, 2015); serta varietas yang tahan genangan, seperti Inpari 29 rendaman
(BB Padi, 2015). Namun, selain tetap merakit padi unggul di semua tipe lahan
tersebut, penelitian mulai mengarah pada pembentukan verietas adaptif dataran
tinggi. Pengembangannya akan sangat mendukung program kemandirian pangan
untuk masyarakat daerah pegunungan.
Perakitan varietas padi sawah di dataran tinggi diarahkan pada
terbentuknya tanaman padi toleran suhu rendah, efisien dalam pemanfaatan air
dan cahaya matahari, tahan kelembaban tinggi, serta tahan hama dan penyakit,
terutama penyakit blast. Pada akhirnya, padi yang diharapkan akan berumur
genjah dan berdaya hasil tinggi. Tulisan ini akan membahas mengenai pengaruh
cekaman suhu rendah pada pertumbuhan dan produksi padi di dataran tinggi.
Berdasarkan kondisi fisiologi tanaman, kemudian dijelaskan penelitian dan jenis
seleksi yang telah dikembangkan serta peluang teknologi alternatif yang dapat
digunakan untuk mendukung pemuliaan padi toleran suhu rendah.
Pengaruh Cekaman Suhu Rendah Pada Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Padi
Padi relatif sensitif terhadap suhu rendah. Hal ini terlihat pada setiap tahap
pertumbuhannya, mulai perkecambahan benih hingga pengurangan hasil panen
(Toriyama dan Inoue, 1984). Lee (2001) menyatakan bahwa cekaman suhu rendah
mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi dengan menghambat perkecambahan;
pertumbuhan akar, daun, dan tinggi tanaman pada fase vegetatif; memperlambat
pembungaan dan pembentukan malai; terganggunya meiosis, pembentukan pollen
dan penyerbukan, serta terganggunya pertumbuhan dan pengisian malai. Cekaman
suhu rendah dilaporkan dapat mengurangi jumlah malai yang terbentuk (Toriyama,
1994). IRRI (1986) menyatakan bahwa toleransi suhu rendah terutama diperlukan
pada tahap perkecambahan, pertumbuhan anakan, pembentukan malai, dan
pembungaan; tergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang.
Secara alami padi membutuhkan suhu hangat di awal pertumbuhannya. Dugaan
ini didasarkan pada fakta bahwa spesies ini membutuhkan perendaman dengan air
panas selama semalam, bersuhu sekitar 80 oC, untuk memecahkan dormansinya. Oleh
karena itu, cekaman suhu rendah pada fase perkecambahan akan sangat menurunkan
daya kecambah benih padi (Basnayake et.al 2003; Ali et.al 2006), bila tanpa
perlakuan. Bilapun benih berhasil tumbuh, Mertz et al. (2012) dan Shimono et.al
(2001; 2007) menyatakan bahwa suhu rendah dapat merusak pertumbuhan,
mengurangi tinggi tanaman, dan menyebabkan peningkatan persaingan dengan
gulma pada padi di usia muda. Yunita (2009) menjelaskan, bahwa secara fisiologis,
tanaman akan mengakumulasi gula dan senyawa kompatibel lainnya untuk
mengurangi kehilangan air akibat suhu rendah. Penurunan setiap 5oC dimulai dari
25oC, menyebabkan kecepatan berkecambah
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
813
benih berkurang yang ditandai dengan lambatnya pertumbuhan radikula (Soares
et al, 2014). Hasil percobaan menggunakan 40 nomor padi menunjukkan bahwa
suhu rendah memang dapat menghambat perkecambahan benih padi secara
signifikan (Gambar 1). Pada suhu rendah, benih tetap dapat berkecambah normal
namun memerlukan waku lebih lama untuk berkecambah.
Gambar 1. Daya berkecambah benih padi pada berbagai perlakuan suhu
Pada suhu rendah, benih padi tidak mati, hanya mengalami dormansi. Bila
benih yang sebelumnya diperlakuan suhu rendah kemudian diberi perlakuan
suhu hangat, benih padi tersebut dapat berkecambah normal.
Pemberian nutrisi pada pertanaman padi, terutama unsur nitrogen, di
lingkungan bersuhu rendah sebenarnya dapat membantu memperbaiki pertumbuhan
tanaman (Limbongan et al., 2009). Sumber nitrogen bisa berasal dari pupuk organik,
seperti kompos atau pupuk kandang, maupun pupuk kimia (Lee, 2001). Pemberian
nitrogen pada tahap perkembangan vegetatif di lingkungan suhu rendah
meningkatkan jumlah anakan dan jumlah malai per rumpun (Toriyama, 1994;
Gunawardena et.al 2003), tetapi sayangnya, suhu rendah menurunkan kemampuan
tanaman untuk mengikat nitrogen. Walaupun baik bagi pertumbuhan vegetatif,
pemberian nitrogen dapat mengganggu perkembangan organ generative (bunga),
meningkatkan jumlah spikelet steril (Lee, 2001; Gunawardena et.al 2003),
pengurangan jumlah serbuk sari viabel, sehingga meningkatkan persentase malai
hampa (Lee, 2001; Gunawardena et.al 2003; Ghadirnezhad dan Fallah, 2014),
terutama bila suhu rendah tersebut terjadi di malam hari (Hamdani, 1979). Berbagai
pengaruh tersebut akan berujung pada penurunan kuantitas hasil panen dan
keberagaman waktu panen. Oleh karena itu diperlukan penelitian-penelitian terkait
dosis dan waktu aplikasi pupuk yang tepat.
Banyak data hasil penelitian yang menerangkan bahwa fase generatif adalah
kritis padi terhadap suhu rendah, yang dimulai dari terlambatnya umur berbunga,
perkembangan bunga, sterilitas malai, hingga pengurangan hasil panen. Lu et.al
(2007) melaporkan bahwa kisaran suhu yang cocok untuk proses pembungaan
814
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
pada berbagai tipe hasil persilangan terjadi pada kisaran suhu 22.5 o- 23.3oC. Pada
suhu di bawah 23 oC, mulai terjadi sterilitas malai (Yuan, 1998) yang kemudian
akan berdampak pada pengurangan hasil. Tingkat kehampaan malai akibat suhu
rendah tergantung pada kepekaan spikelet varietas tertentu terhadap cekaman
suhu rendah. Tingkat kepekaan ini bervariasi antar stadia pertumbuhan dalam
fase produktif. Kepekaan paling ekstrim terjadi pada fase pembentukan
mikrospora muda.
Data mengenai penurunan hasil panen pada berbagai ketinggian tempat di
berbagai lintang telah terdokumentasi di Korea (Lee et al., 1987), Bagian utara
dan selatan Cina, Bangladesh, India, Nepal (Lee, 2001), sampai di Jepang
(Shimono et al. 2007). Suhu rendah telah menyebabkan kehilangan hasil padi
sebanyak 15% dari total kehilangan hasil yang terjadi di jepang (Shimono,
2005). Farrell et.al (2001) juga mendokumentasikan penurunan hasil panen padi
akibat suhu rendah di Australia.
Perkembangan Pemuliaan Padi Untuk Cekaman Suhu Rendah
Pemuliaan padi toleran suhu rendah telah dilakukan sejak sebelum tahun
2005. Ini terdokumentasi dari hasil refleksi BB Padi, bahwa dalam kurun waktu 5
tahun (2005-2009), BB Padi telah melepas 27 varietas padi tahan cekaman suhu
rendah, dengan daya adaptasi sedang hingga tinggi (BB Padi, 2009). Diantaranya
adalah INPARI 28 Kerinci (800 m dpl) toleran suhu rendah (< 21oC), tahan
blas dan produktivitas tinggi (>6t/ha). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Jawa Barat. 29 hal. http://km.ristek.go.id/assets/files/KEMTAN/538%20
D%20n/538.pdf. [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Balai Besar tanaman Padi. 2015. Ragam pilihan varietas unggul padi untuk lahan
kering.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/infoteknologi/content/6-ragam-pilihan-varietas-unggul-padi-untuk-lahankering [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
818
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
Chairunas, Yardha, A. Yusuf, Firdaus, Tamrin, MN Ali. 2014. Rakitan teknologi
budidaya padi di lahan gambut. http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/
images/dokumen/Rekomtek/06RAKITAN%20TEKNOLOGI%20
BUDIDAYA%20PADI.pdf [diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Dewi IS, BS Purwoko. 2001. Kultur antera untuk mendukung program
pemuliaan tanaman padi. Jurnal Agronomi Indonesia. 29(2). Abstrak
online. http://202.124.205.111/index.php/jurnalagronomi/article/
viewArticle/1548[diakses tanggal 12 agustus 2015]
Ghadirnezhad R, A Fallah. 2014. Temperature effect on yield and yield components
of different rice cultivars in flowering stage. International Journal of
Agronomy 2014. E-Journal. http://dx.doi.org/10.1155/2014/846707
Gimena EF, K Kazuhide, M Toshiyuki. 2000. Effect of storage temperature on
the keeping quality of malabar spinach (Basella alba L.). Food
Preservation Science 26(4): 211-217.
Gunawardena, S Fukai, FPC Blamey. 2003. Low temperature induced spikelet
sterility in rice. I Nitrogen fertilization and sensitive reproductive period.
Australia Journal Agriculture Res. 54:937-947.
Hadiarto T. 2013. Kompleksitas sistem respon tanaman padi terhadap cekaman
kekeringan, suhu rendah, dan salinitas tinggi. http://biogen.litbang.
pertanian.go.id/index.php/2013/08/kompleksitas-sistem-respon-tanamanpadi-terhadap-cekaman-kekeringan-suhu-rendah-dan-salinitas-tinggi/
[diakses tanggal 12 Agustus 2015].
Hairmanis A, H Aswidinnoor, Supartono, WB Suwarno, B Suprihatno, Suwarno.
2013. Potensi hasil dan mutu beras sepuluh galur harapan padi untuk
lahan rawa pasang surut. Jurnal Agronomi Indonesia 41(1):1-8.
Hamdani AR. 1979. Low temperature problems and cold tolerance research
activities for rice in india. Report of a Rice Cold Tolerance Workshop.
IRRI Los Banos. P39-48.
Infopublik. 2015. BB padi subang: Jalan panjang ketahanan pangan nasional.
http://infopublik.id/read/8280/bb-padi -subang--jalan-panjang-ketahananpangan-nasional.html [diakses tanggal 13 Agustus 2015].
IRRI. 1986. Rice Genetics. Proceedings of the international rice genetic
symposium. Manila. Philipines.
Lee MH, DJ Park, SK Rho, YD Lee, RK Park. 1987. Varietal diffrerences in low
temperature damage at the reproductive, heading and ripening stages of
the rice plant. Research report on Phytotron Experiment,II. Suwon, Korea.
National Crop Station.p38-59.
Lee MH. 2001. Low temperature tolerance in rice: the Korean experience. ACIAR.
Proceedings. International Rice research Institute (IRRI). Philipines.
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
819
Lestari P, NW Utami, T Juhaeti. 2012. Studi penentuan rentang suhu kardinal
perkecambahan Basella alba L. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama
PERAGI-PERHORTI-PERIPI-HIGI. Bogor, 1-2 Mei 2012.p376-380.
Limbongan YL, BS Purwoko, Trikoesoemaningtyas, H Aswidinnoor. 2009.
Respon genotipe padi sawah terhadap pemupukan nitrogen di dataran
tinggi. Jurnal Agronomi Indonesia 37(3):175-182.
Limbongan YL, H Aswidinnoor, BS Purwoko, trikoesoemaningtyas. 2008.
Pewarisan sifat toleransi padi sawah (Oryza sativa L) terhadap cekaman
suhu rendah. Jurnal Buletin Agronomi 36(2):111-117
Mertz LM, FA Henning, RC Soares, RF Baldiga, FB Peske, D. Moares. 2012.
Alterações fisiológicas em sementes de arroz expostas ao frio na fase de
germinação. Revista Brasileira de Sementes. Jurnal dalam bahasa Brazil
abstrak bahasa Inggris. 31(2): 254-262
Rusd AMI. 2011. Pengujian toleransi padi (Oryza sativa L.) terhadap salinitas pada
fase perkecambahan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sakai K. 1949. Effects of deep-flood irrigation on grain yield of rice plants in a
cool summer year. Agriculture and Horticulture 24: 405-408
Sasaki T, A Honma. 1977. Studies on breeding for germinability at low temperature
of rice varieties adapted to direct sowing cultivation in flooded paddy field in
cool region: VI. Effectiveness of individual selection for generability at low
temperature on some agronomic characters in early segregating generations.
Japanese Journal of Breeding 27(2): 157-166. Abstract in English.
https://www.jstage.jst.go.jp/article/jsbbs1951/27/2/27_2_157/_
article
[diakses tanggal 13 Agustus 2015].
Sasmita P. 2007. Aplikasi teknik kultur antera pada pemuliaan tanaman padi.
Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007: 595-609. http://www.litbang.
pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2008_p2bn2_04.pdf. [diakses tanggal
13 Agustus 2015].
Shimono HT, Hasegawa, K Iwama. 2001. Quantitative expression of
developmental processe as a function of water temperature in rice (Oryza
sativa L) under cool climate. Journal Faculty of Agriculture Hokkaido
university. 70:29-40.
Shimono K, M Okada, E Kanda, I Arakawa. 2007. Low temperature-induced
sterility in rice; evidence for the effects of temperature before panicle
initiation. Field Crop Res. 101(5): 221-231.
Silitonga TS. 2004. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah padi di Indonesia.
Buletin Plasma Nutfah 10(2): 56-71.http://indoplasma.or.id/publikasi/
buletin_pn/pdf/buletin_pn_10_2_2004_56-71_tiur.pdf. [diakses tanggal 13
Agustus 2015].
820
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
Soares VN, AK Radke, MAATillmann, AB Moura, LOB Schuch. 2014.
Physiological performance of rice seeds treated with thiamethoxam or
rhizobacteria under different temperatures. Journal Seed Science 36(2).
http://www.scielo.br/
scielo.php?pid=S231715372014000200007&script=sci_arttext [[diakses tanggal 1 Agustus 2015].
Susanti D, A Riyanto, T Widiatmoko. 2010. Evaluasi adaptasi genotip padi
sawah dataran tinggi dan uji paket pemupukan di dataran tinggi
banjarnegara dan wonosobo. Agronomika 10(1): 51-63.
Sutarno H, NW Utami. 2008. Perkecambahan dan vigor semai Picrasma javanica
Blume pada berbagai suhu. Berita Biologi 9(2):213-218.
Toriyama K, K Inoue. 1984. The effect of micrometeorological elements on
sterility due to cool injury in rice plants; An application of simulation
model for the prediction of canopy climate. (In Japanese with English
Abstract). Jpn. Journal Crop Science. 53:387-395.
Toriyama, K. 1994. Studies on estimation of nitrogen mineralization pattern of
lowland rice field and nitrogen fertilizing model for rice plant. Agric.
Exp. Stat. 36:147–198.
Wening RH, U Susanto. 2015. Uji toleransi plasma nutfah padi
cekaman suhu rendah pada agroekosistem gogo. Prosiding
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(1):
http://biodiversitas. mipa.uns.ac.id/M/M0101/M010127.pdf.
tanggal 13 Agustus 2015].
terhadap
Seminar
155-161.
[diakses
Yunita R. 2009. Pemanfaatan variasi somaklonal dan seleksi in vitro dalam
perakitan tanaman toleran cekaman abiotik. Jurnal Litbang Pertanian
28(4): 142-148.
Lestari dan Rohaeni : Respon Padi Terhadap Suhu Rendah: Fisiologi dan Status....
821
DAFTAR HADIR PESERTA PEMAKALAH SEMINAR TEMU TEKNOLOGI
PADI 2015 Tanggal 6 AGUSTUS 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama Peserta
A Suismo
A. Hairmansis
A. Hidayatullah
A. Kasno
A. Prayitno
A. Yajid
A.A.N.B. Kamandalu
Abdul Azis
Abdul Rohman Ashari
Ade Ruskandar
Ade Taufik
Adi Hardiana
Adi Sumardi
Agus
Agus Guswara
Agus Riyanto
Agus W. Anggara
Agusinus
Ahmad Jaeni
Ahmadi
Aida F.V. Yuningsih
Ali Bahtiar, SP
Ali Imamuddin
Ali Jamil
Aman Rasna
Ami T. Rakhmi
Ami Teja Rakhmi
Andriko Noto Susanto
Anggi Sahru Romdon
Anggiani Nasution
Anna Sinaga
Ari Januari
Instansi
BBP3TP
BB Padi
BB Padi
Balittanah
BPTP Jawa Timur
BB Padi
BPTP Bali
BPTP Aceh
BP3K Tambakdahan
BB Padi
PT. Pertani
BP3K Sukasari
BPP Tambakdahan
Distan Kab. Bandung
BB Padi
UNSOED
BB Padi
KP. Kuningan
Poktan
Poktan Ngesti AT
BB Padi
BP3K Pamanukan
BB Padi
Kepala BB Padi
KP. Pusakangara
BB Padi
BB Padi
BPTP Maluku Utara
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
Daftar Hadir Peserta Pemakalah Seminar Temu Teknologi Padi 2015
967
No
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
968
Nama Peserta
Aris Hairmansis
Arti Djatiharti
Asep Dedi S
Asmawati
Atin Yulyatin
Aviv Ayun P
Ayub Darmanto
Bambang Basuki
Bambang Nuryanto
Baniyati
Bardi
Basri A. Bakar
Bayu Pramono Wibowo
Bebet Nurbaeti
Bram Kusbiantoro
Buang Abdullah
Cahyati Setiani
Celvia Roza
Chayono
Cucu Gunarsih
Dadang M. Hasbi
Dano Nurdik
Dede Kusdiaman
Dede Munawar
Dede Riana
Deden Jaenudin
Dedi Mulyadi
Dedi Sugandi
Dedy Qhodarisman
Deni Rahayu
Dessy Andriani
Diah Arismiati
Dian Firdaus
Diki
Dini Yuliani
Instansi
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
BB Biogen
BPTP Jawa Barat
BP3K Pamanukan
BB Padi
PT. Petrosida Gresik
BB Padi
Poktan Ngesti AT
Anggota
BPTP Aceh
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BKP5K Kab. Cirebon
Benih Pertiwi
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BP3K
BPP Pabuaran
BPTP Bengkulu
BP3K Legonkulon
Petani
Universitas Brawijaya
BB Padi
BPTP Jawa Barat
Kelompok Tani
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Nama Peserta
Dody D. Handoko
Drajyo
E. Fidiyawati
Edi Husen
Edy Suwandar
Eka Rahayu
Eka Silpi Siregar
Eko Hari Iswanto
Eko Juli
Eko Srihartanto
Elda
Elis Septianingrum
Elly Kurniyati
Endang Suhartatik
Endjang Sujitno
Era Adi Chandra
Erwin Budiman
Espi
Eswanto
F. Rudi Prasetyo H
Fibrianti
Firly Erwindawaty
Forita Dyah Arianti
Gagad Restu Pratiwi
Galang
Gigin Ginanjar
Gunawan
H. Abdul Gopur
H. Abdullah
H. Zaeni A
Hairil Anwar
Helista
Hendi Supriyadi
Hendrik
Herry Sukmaja
Instansi
BB Padi
Poktan Ngesti AT
BPTP NTB
BBSDLP
BKP5K Kab. Cirebon
BB Pascapanen
BB Padi
BB Padi
PT. Bisi
BPTP Yogyakarta
BPTP Riau
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
PT. Tritama
BP3K Ciasem
Gapoktan
BPTP Jawa Tengah
BPTP Yogyakarta
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BB Padi
Kelompok Tani
Poltek Agroindustri Sbang
BPTP Jawa Timur
Poktan
Gapoktan Tj. Sari
Kelota
BPTP Jawa Tengah
BPP Binong
BPTP Jawa Barat
Poktan Ngesti AT
BP3K Cipeundeuy
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
969
No
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
970
Nama Peserta
Hery Widyanto
HS. Harsono
Husni M. Muhtar
I GK. Dana Arsana
I K. Kariada
I Putu Wardana
I. Ishaq
I. Khairullah
I.G.K. Dana Arsana
IB. Aribawa
IBK. Suastika
Ichsan S
Ida Bagus Kade Suastika
Idham
Idrus H
Ifa Manzila
IGP Alit Diratmaja
Iin Setyowati
Ikhwani
Imamuddin F
Indrastuti A Rumanti
Indria W. Mulsanti
Ipuk Syarifah
Irma Villayanti
Iskandar Ishaq
Ismatul Hidayah
Jayadi
Jeng Supriyanti
Jetyo Arin
Johan Satar, SP
Joko Pramono
Joko Prasetiyono
Js. Bahroni
Jubaedah
Jumali
Instansi
BPTP Riau
Poktan
BPP Cikaum
BPTP Bali
BPTP Bali
Puslitbang TP
BPTP Jawa Barat
Balittra
BPTP Bali
BPTP Bali
BPTP Bali
Poktan Ngesti AT
BPTP Bali
PT. Petrosida Gresik
BB Padi
BB Biogen
BPTP Jawa Barat
BPTP Banten
Puslitbang TP
BB Padi
BB Padi
BB Padi
BB Padi
Distanhut Kab. Bogor
BPTP Jawa Barat
BPTP Maluku
Semarang
BPP Purwodadi
POPT Jateng
BP3K Cikaum
BPTP Jawa Tengah
BB Biogen
Poktan
Balittanah
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
Nama Peserta
Khaerul Muttaqien
Khairiah
Kiki Kusyaeri Hamdani
Komalawati
Kurnia
Ladiyani R. Widowati
Laila Nur Milati
Lailan Nizar L. Tobing
Lalu Muhamad Zarwazi
Leni Marliani, SP
Linca Anggria
Liyanan
Loso Winarto
M. Hari R.
M. Munir
M. P. Sirappa
M. Yamin Samaullah
Ma’sumah
Made Jana Mejaya
Masgauti
Mastam
Mastomi
Miftah A. Pamungkas
Mira Landep Widi Astuti
Miranti Dian Pertiwi
Muchamad Yusron
Muh. Ismail
Muh. Ricky
Muhdimun
Mulyadi
Munir Eti Wulanjari
Muryanto
Muta Aris
Mutya Norvyani
N. Usyati
Instansi
Universitas Brawijaya
BPTP Sumatera Utara
BPTP Jawa Barat
BPTP Jawa Tengah
BPTP Jawa Barat
Balittanah
BB Padi
Universitas Islam Sumatera Utara
BB Padi
BP3K Ciasem
Balittanah
BB Padi
BPTP Sumatera Utara
BB Padi
Poktan
LPTP Sulawesi Barat
BB Padi
BB Biogen
Puslitbang TP
BPTP Riau
Gapoktan
Kelota
BB Padi
BB Padi
BPTP Jawa Tengah
BPTP Banten
BPTP Jateng
LPTP SULBAR
Ngenti Ajining Tani
BPTP Yogyakarta
BPTP Jawa Tengah
BPTP Jawa Tengah
Poktan Ngesti AT
BB Padi
BB Padi
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
971
No
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
972
Nama Peserta
Nafisah
Nana S
Nana Taryana
Nandang Sunandar
Nani Yunani
Nasli Chotna
Nasri Joni
Nia Kurniawati
Nindy Malinda Sari
Niran
Nisra Hapsoh Simamora
Nita Kartina
Nokar
Nu Luh Putu Sri Ratmini
Nuki
Nur Ciptono
Nurasiah Djaenuddin
Nurhalim
Nurhayati
Nurianty
Nurkholish Nugroho
Nurul Hidayatun
Panjana
Peni Lestari
Pipit Pitria
Prabowo Yosaphat
Prayitno
Priatna Sasmita
Puji Lestari
R. Rahmat
Rachmawati
Rahmini
Rani Pramesthi
Rasam
Rathi Frima Zona
Instansi
BB Padi
KP. Kuningan
Poktan
BPTP Jawa Barat
BB Padi
Anggota
BPTP Riau
BB Padi
Universitas Jenderal Soedirman
BB Padi
BB Padi
BB Padi
PT. SSA
BPTP Sumatera Selatan
Poktan Ngesti AT
BPTP Jawa Tengah
Balitserealia
BPTP Jawa Tengah
BPTP Riau
Distanhut Kab. Bogor
BB Padi
BB Biogen
Ngenti Ajining Tani
Pusat Penelitian Biologi
BB Padi
BBP Mektan
BB Padi
BB Padi
BB Biogen
BB Pascapanen
BB Padi
BB Padi
UNSOED
KP. Kuningan
BPTP Riau
Aribawa dan Aryawati : Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di....
No
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
Nama Peserta
Ratima Sianipar
Ratna Sari Dewi
Religius Heryanto
Resa Setia Adiandri
Resmayeti Purba
Retno Dwi Wahyuningrum
Ria Oktaviani
Rina Hapsari Wening
Riska Sari
Rizki Raja S
Rizky Utami
Rochimun
Rohandi
Rosadi Nurdin
Rozakurniati
Rusman
S. Ramdhaniati
S.A.N. Aryawati
Saefudin
Saeful Hadi
Sahnti Agustriningsih
Saleh Mokhtar
Saptani Wiramiharja
Saras Bintan Amalia
Sarjana
Sarjiman
Sarlan Abdulrachman
Sartono
Satoto
Septian D.W. Putra
Setyo Budiyanto
Sigit Nugraha
Siti
Siti Afrianingsih
Siti Lia Mulijanti
Instansi
BPTP Jawa Barat
BB Padi
LPTP Sulawesi Barat
BB Pascapanen
BPTP Banten
BPTP Yogyakarta
Institut Pertanian Bogor
BB Padi
Universitas Jenderal Soedirman
PT. Bukaka
Universitas Jenderal Soedirman
Poktan Ngesti AT
BP3K
PT. Bukaka
BB Padi
Distanhutbun Pwk
BPTP Jawa Barat
BPTP Bali
BBP3TP
BP3K
BP3K Patokbeusi
BPTP Kalimantan Tengah
BPP Patokbeusi
Universitas Jenderal Soedirm