Mira askep keluarga Tunggu Kepulangan Mira

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA By. Y
DENGAN BBLR
DI DESA KERTA JAYA
KOTA BANDUNG

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Oleh:
MIRA SITRI ILI
14901-17069

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2018

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. R
A.

Pengkajian

1. Data umum
a. Identitas kepala Keluarga
1) Nama Kepala Keluarga

: Tn. R

2) Umur Kepala Keluarga

: 45 Tahun

3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Petani
4) Pendidikan Kepala Keluarga

: SMP

5) Alamat

: Gunung sari RW 01/01

b. Komposisi anggota keluarga

No

Nama

Umur

1

Tn. R

45 Th

Jenis
Kelamin
L

Hubungan

Pendidikan


Pekerjaan

Kepala

SMP

Petani

Keluarga
2

Ny. I

40 Th

P

Istri

SLTP


IRT

3

An. T

2 hr

P

Anak

-

-

4

An. Y


7 hr

L

Anak

-

-

c. Genogram

Keterangan :
: Perempuan

: Meninggal

: Laki-laki
: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
: Tn. A

d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti, karena terdiri dari satu anggota
keluarga yaitu Ayah, Ibu serta Anaknya.
e. Suku Bangsa
1) Asal suku bangsa keluarga : Keluarga Tn. R berasal dari suku Sunda
2) Bahasa yang dipakai keluarga : Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda.
3) Kebiasaan

keluarga

yang

dipengaruhi

suku


yang

dapat

mempengaruhi kesehatan : Tidak ada kebiasaan khusus yang
dipengaruhi suku Sunda yang mempengaruhi kesehatan.
f.

Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
dengan ajaran agama Islam.

g. Status sosial ekonomi
1) Penghasilan keluarga Tn. R adalah Rp 550.000,- perbulan.
2) Jenis pengeluaran keluarga setiap bulan adalah untuk kebutuhan
rumah tangga (makan, minum) dan untuk biaya pendidikan anak.
3) Tabungan khusus kesehatan : Keluarga Tn. R tidak memiliki
tabungan kesehatan ataupun asuransi.
4) Barang (harta benda yang dimiliki keluarga) : Keluarga tidak

memiliki sarana hiburan di rumahnya.
h. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai jadwal khusus untuk berekreasi
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman 1998), keluarga By. Y
berada dalam tahap perkembangan ketiga yaitu keluarga dengan anak
usia pra sekolah. Orang tua By. Y yaitu Tn. R sudah berusia 35 tahun dan
Ny. I berusia 32 tahun, pasangan ini mempunyai dua anak yang pertama
meninggal saat lahir (prematur) dan yang kedua berusia 7 hari.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga By. Y baru di tahap perkembangan keluarga yang ketiga masih
banyak tahap perkembangan selanjutnya yang belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti :
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti
Tn. R menjadi kepala keluarga dan memiliki seorang istri serta
seorang anak yang berusia 15 tahun.
2) Penyakit yang diderita keluarga
Keluarga By. Y mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki
penyakit infeksi menular (misal TB), penyakit kardiovaskuler

(hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan
persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat
kehamilan gemeli (kembar). Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah

Rumah keluarga By. Y rumah semi permanen dengan atap dari genteng,
lantai dari semen dan dinding dari bilik. Yang terdiri dari 2 kamar tidur
dan semuanya memiliki jendela. Terdiri dari satu ruang tamu yang
bergabung dengan ruang keluarga dan ruang makan, satu dapur dan satu
WC/kamar mandi. Untuk keperluan minum, mandi dan mencuci,
keluarga Tn. R memanfaatkan sumur pompa yang terdapat disebelah
timur rumah. Disebelah barat rumah Tn. R terdapat kandang bebek,
sedangkan di sudut utara timur terdapat tempat sampah yang rutin
dibersihkan tiap 2 hari sekali. Cahaya matahari dapat masuk dengan
leluasa ke rumah Tn. R. Pada siang hari. Pada malam hari terdapat
nyamuk di rumah keluarga Tn. R.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. R tinggal di daerah pedesaan yang padat penduduk yaitu
desa gunung sari. Keluarga Tn. R tinggal di daerah hunian yang

lingkungan antar rumahnya tidak berjauhan. Keluarga Tn. A jarang
berkumpul dengan keluarga-keluarganya, kecuali ada acara keluarga.
Interaksi dengan masyarakat dilakukan Ny. I jika semua pekerjaan telah
selesai, dan tidak sedang membantu suaminya. Sedangkan Tn. R biasa
berinteraksi secara formal dengan masyarakat jika ada pertemuan antar
sesama warga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. R sudah ± 30 tahun tinggal di rumah yang mereka huni saat
ini. Sejak menikah Tn. R dan Ny. I sudah tinggal di tempat yang
didiaminya sekarang.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Tn. R tidak mengikuti kegiatan organisasi di masyarakat karena TN. R
bekerja tetapi anak perempuannya mengikuti pengajian di mesjid.
e. Sistem pendukung keluarga
Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan
adalah tetangga dan keluarga terdekat.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasai keluarga
1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

Anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaanperasaan dengan jelas. Anggota keluarga mendengar, memperoleh,
dan memberikan respon dengan baik terhadap pesan dari Kepala
keluarga. Bahasa yang digunakan sehar-hari adalah Bahasa Sunda
dan terkadang Bahasa Indonesia. Keluarga biasanya berkomunikasi
secara langsung.
2) Cara keluarga memecahkan masalah
Keluarga bersifat terbuka dan selalu mendiskusikan masalah. Emosi
yang disampaikan bersifat positif karena marahnya Tn. R hanya
untuk menasehati keluarganya. Pola umum yang digunakan dalam
menyampaikan pesan-pesan penting biasanya dilakukan secara
langsung. Tidak terdapat jenis disfungsional komunikasi yang
nampak dalam pola komunikasi keluarga. Tidak ada hal-hal/masalah
yang tertutup untuk didiskusikan dalam keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
adalah membicarakan dan mendiskusikannya bersama seluruh
anggota keluarga untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
2) Kekuatan yang digunakan keluarga
Kekuatan yang digunakan oleh keluarga adalah kesabaran dan
kebersamaan dalam keluarga dalam menyelesaikan semua masalah
yang dihadapi. Keluarga juga selalu berdoa untuk diberikan
kesabaran apabila ada masalah dalam keluarga.
c. Struktur peran Formal dan informal
Peran seluruh anggota keluarga : Posisi dan peran formal pada setiap
anggota keluarga adalah Tn. R sebagai kepala keluarga yang bertugas

mencari nafkah dan sebagai pemimpin dalam keluarga. Tidak ada konflik
peran dalam keluarga. Peran informal dalam keluarga ada, jika ada
anggota keluarga yang sedang sakit, Ny. I berperan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit. Tujuan dari peran informal yang dijalankan
keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga wajib
melayani dan merawat keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan nilai dan
norma kelompok atau komunitas yang lebih luas. Nilai ini dianut secara
sadar oleh keluarga dan keluarga menganggapnya penting. Tidak ada
konflik menonjol dalam keluarga. Keluarga menganggap bahwa kelas
sosial, latar belakang tidak mempengaruhi nilai-nilai keluarga. Keluarga
menganggap kesehatan sangatlah penting, keluarga percaya bahwa
penyakit yang diderita dapat diobati.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Anggota keluarga bisa merasakan kebutuhan individu lain dalam
keluarga. Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan psikologis anak.
Anggota

keluarga

sangat

menghormati

adanya

kebutuhan-kebutuhan/keinginan-keinginan berbeda. Keluarga saling
menghormati satu sama lain. Keluarga merasakan kesepian bila ditinggal
salah satu anggota keuarga pergi kesuatu tempat meski hanya beberapa
hari. Anggota keluarga saling mendukung satu sama lain dengan penuh
perasaan akrab dan menunjukkan kasih sayang satu sama lain.
b. Fungsi sosialisasi
Salah satu cara keluarga melakukan sosialisasi pada anak melalui sarana
pendidikan

(sekolah).

Keluarga

menanamkan

nilai

dan

norma

berdasarkan agama yang diyakini yaitu agama Islam dan sesuai dengan
adat yang ada di lingkungan tempat tinggal.

c. Fungsi perawatan kesehatan
Bagaimana keluarga mengenalkan masalah kesehatan
1) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya
meggunakan tanaman obat-obatan yang dibuat sendiri.
2). Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga Tn. R tidak ditemukan penyakit menular.
2) Pelayanan

perawatan

kesehatan

yang

diterima

dan

yang

dimanfaatkan
Keluarga Tn. R jarang pergi ke Puskesmas jika hendak berobat.
3) Sumber pembiayaan
Keluarga menggunakan biaya sendiri untuk membayar pelayanan
kesehatan.
4) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan
Fasilitas perawatan dari rumah keluarga Tn. R dengan Puskesmas
sekitar ± 4 km, sedangkan jarak dengan dokter swasta sekitar ± 2 km.
Biasanya ditempuh dengan angkot /motor.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Panjang
Keluarga Tn. R memiliki stressor pada ekonomi. Dari sisi kesehatan, Tn.
R juga khawatir akan kesehatan keluarganya, Tn. R khawatir penyakit
anaknya bertambah semakin parah.
b. Stressor Jangka Pendek
Tn. R mengatakan cemas apabila ada anggota keluarga yang sakit oleh
karena itu keluarga menginginkan penjelasan tentang penyakit yang
dialami keluarga Tn. R. Keluarga Tn. R merasa belum bisa mengatur
perekonomian keluarga. Cara mengatasi stressor ini adalah dengan
membuat suatu catatan pengeluaran dan berusaha untuk sehemat
mungkin.
c. Kemampuan Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dialami
dengan cara musyawarah. Keluarga percaya bahwa setiap masalah selalu

ada jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan kepada keluarga
ataupun tetangga di sekitar rumah.
d. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga selalu membicarakan masalah kepada orang terdekat di
keluarga, terkadang melibatkan keluarga terdekat untuk mengambil
keputusan yang terbaik baik bagi keluarga, dan selalu berdoa kepada
Tuhan.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terdapat adaptasi disfungsional dalam keluarga Tn. R, walaupun
sedang mendapatkan cobaan, akan tetapi Tn. R sebagai kepala keluarga
selalu memberikan semangat dan harapan kepada anggota keluarganya.
7. Pemeriksaan fisik
1). Keadaan umum : Klien tampak lemah
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar Dada : 28 cm
Lingkar Perut : 25 cm
Panjang Badan : 38 cm
Berat badan lahir : 1400 gr
BB saat dikaji : 1200 gr
Lingkar lengan atas : 5 cm
2).

Vital Sign
P : 138 x/menit
RR : 76 x/menit
S : 39,1 0C

3). Kepala
Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut
hitam, tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, keadaan sutura sagitalis
datar, tidak ada nyeri tekan, terdapat lanugo disekitar wajah.

4). Mata
Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh,
sklera tidak ikterik.
5). Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan lesi,
tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah membalik/lambat,
terdapat lanugo
6). Hidung
Bentuk hidung normal, PCH positif, terpasang O2 sungkup 5 liter/menit,
terpasang NGT, keadaan hidung bersih, tidat terdapat polip dan benjolan.
7). Mulut
Bentuk bibir simetris, tidak terdapat labio palato skizis, tidak terdapat
stomatitis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa – sisa
pemberian PASI.
8). Dada
Bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium),
RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, tidak
terdapat bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak terdapat kardiomegali,
palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba lemah dan ireguler.
9). Punggung
Keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo, tidak terdapat tandatanda dekubitus/ infeksi.
10). Abdomen
Bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit, lingkar perut 25 cm, tidak
terdapat hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit
kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik.

11). Umbilikus
Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah
muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas.
12). Genitalia
Labia mayor belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan
bayi sudah BAB, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan
konsistensi lembek.
13). Integumen
Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak
tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash).
Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh.
14). Tonus Otot
Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan.
15). Ekstrimitas
Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak
terdapat benjolan dan lesi.
Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang
IVFD D5 ½ NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10
tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi.
Udema Sianosis
16). Refleks
Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba
dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon)
Menggenggam : Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan
respon
bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah.
Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap
dot
tetapi daya hisap masih lemah.

Rooting : Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi
mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir
bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus
tersebut.
17). Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper
ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus
dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

A. DATA IBU
1. Nama

: Ny. Y

2. Usia

: 32 tahun

3. Pekerjaan

: IRT

4. Pendidikan

: SMA

5. Status Kehamilan

: G2 P2 A0 usia kehamilan 29 minggu

HPHT

: 10 Mei 2008

HPL

: 17 Februari 2009

6. Riwayat Persalinan

: Persalinan spontan, P2 A0

7. Riwayat Kesehatan

: Kehamilan prematur kurang bulan

8. Lama Persalinan

: 8 jam 45 menit, Kala I : 7 jam, Kala II : 15 Menit, Kala

III 30menit, kala IV 1jam setelah plasenta lahir.
9. Riwayat ANC

: Trimester 1 : 1 kali di bidan

Trimester 2

: 1 kali

Trimester 3

: 2 kali di bidan

10. Obat – obatan

: Obat warung

11. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas dahulu
Masala
No

Jenis
kelamin

Umur

Usia
Kehamilan

Penolong

BBL

Nifas

h

Ket
meningga

1.

Perempuan

2 hari

28 minggu

Bidan

1200gr

7 hari

BBLSR

l

2.

Perempuan

7 hari

29 minggu

Bidan

1400gr

7hari

BBLSR

hidup

12. Riwayat menstruasi ibu :
Haid pertama

: 12 tahun

Siklus

: 28 hari teratur

Volume/banyaknya

: 2 x ganti balutan

Lama haid

: 5 hari

13. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga Tn. R mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap mereka dan membantu keluarga mengalami kesulitan dalam hal
kesehatan semaksimal mungkin.
B. Analisa Data
No
1.

Data

Problem

Data Subyektif:

Etiologi

Pola nafas tidak efektif

Merawat

- Bayi tampak sesak
Data Obyektif:
2.

Ibu klien mengatakan anaknya sesak

Data Subyektif:

Nutrisi

- BBL bayi 1400gram

kebutuhan

kurang

dari

Merawat

- Bayi tampak kurus
Data Obyektif
-

Ibu klien mengatakan bayinya jarang
minum ASI

C.

Prioritas Masalah (Skoring)
1. Pola nafas tidak efektif
NO
1

Kriteria
sifat masalah

Perhitungan

skor

3/3x1

1

Pembenaran
jika masalah tidak diatasi

Aktual
kemungkinan masalah
2

3

dapat diubah
Sebagian
kemungkinan masalah
dapat dicegah

maka akan mengancam jiwa pasien
1/2x2

1

ke pelayanan kesehatan
011/3x1

Mar

karena organ tubuh bayi belum berfungsi

1

dengan baik
masalah harus segera ditangani karena
dapat mengakibatkan kematian pada bayi

Rendah
4

menonjolnya masalah
Segera

kemungkinan dapat diubah jika dibawa

2/2x1

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

NO
1

Kriteria
sifat masalah

Perhitungan

skor

3/3x1

1

Aktual

jika masalah tidak diatasi
maka akan mengancam jiwa pasien

kemungkinan masalah dapat
2

Pembenaran

diubah

1/2x2

1

Sebagian

kemungkinan dapat diubah jika dibawa
ke pelayanan kesehatan

kemungkinan masalah dapat
3

dicegah

1/3x1

01-Mar

Rendah
4

menonjolnya masalah

2/2x1

1

Segera

3.

No

karena bayi lahir belum cukup bulan
(prematur)
masalah harus segera ditangani karena
dapat mengakibatkan kematian pada bayi

Defisiensi pengetahuan

Kriteria
Sifat masalah

Perhitungan

Skor

Justivikasi

1.

Skala :

2/3 x 1

1

 Aktual (Tidak /

Merupakan

ancaman

kesehatan

karena bila tidak ditangani dapat
menyebabkan terjadinya penyakit

kurang sehat)
 Ancaman
kesehatan
 Keadaan sejahtera
Kemungkinan
2.

masalah dapat diubah

2
2/2 x 2

Dapat dicegah dengan pengetahuan

Skala :

yang cukup dan pola hidup yang

 Mudah

sehat.

 Sebagian
 Tidak dapat
Potensial
masalah
3.

untuk dicegah

2/3 x 1

1

Skala :

yang cukup dan pola hidup yang

 Tinggi

sehat.

 Cukup
 Rendah
Menonjolnya masalah
4.

Skala :

2/2x1
1

 Masalah

berat,

harus

segera

ditangani
 Ada

masalah,

tetapi tidak perlu
segera ditangani
 Masalah

tidak

dirasakan
5.

4.

Dapat dicegah dengan pengetahuan

Total Skore

5

Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas

1.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat pasien

2.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat klien

3.

Defisiensi

pengetahuan

berhubungan

memodifikasi sarana prasarana kesehatan

dengan

Ketidakmampuan

keluarga

5.

Rencana Asuhan Keperawatan
EVALUASI

TUJUAN

INTERVENSI

N

DIAGNOSA

O

KEPERAWATAN

1.

Pola nafas tidak efektif

Tujuan jangka

Tujuan jangka

berhubungan

panjang : Setelah

pendek : Setelah

keluarga tentang pola nafas yang

ketidak mampuan keluarga

dilaksanakan

dilaksanakan 5 x

efektif

merawat pasien

tindakan

kunjungan

keperawatan

pernafasan menjadi

tentang penyebab dari sesak

selama 2 x 30 mnt

efektif

nafas

dengan

UMUM

KHUSUS

KRITERIA
pola nafas klien efektif

1. Kaji tingkat pengetahuan

2. Jelaskan kepada keluarga

keluarga klien

3. Ajarkan kepada keluarga klien

mengerti tentang

tentang pertolongan pertama

pengertian BBLR,

pada sesak nafas

penyebab, dan
akibat dari BBLR

2

Nutrisi
kebutuhan

kurang

dari

berhubungan

Tujuan

jangka

Tujuan jangka

kebutuhan nutrisi terpenuhi

1. Kaji tingkat pengetahuan

panjang : keluarga

pendek : memenuhi

keluarga klien tentang

dengan ketidak mampuan

klien

dapat

kebutuhan nutrisi

kebutuhan nutrisi

keluarga merawat klien

mengetahui

jenis-

klien

2. Jelaskan kepada keluarga klien

jenis makanan yang

tentang manfaat dan jenis-jenis

banyak

makanan yang banyak
mengandung nutrisi
3. Anjurkan kepada ibu klien
untuk memberikan ASI
eksklusif sedikit tapi sering

3

Defisiensi pengetahuan Tujuan jangka
berhubungan

dengan Panjang : Setelah

Ketidakmampuan
keluarga
sarana
kesehatan

dilakukan

memodifikasi penyuluhan
prasarana keluarga mampu

Tujuan Jangka
Pendek : Setelah
diberikan
penyuluhan
keluarga

Memperlihatkan

pengetahuan 1. Berikan penyuluhan kepada

tentang penyakit

keluarga dan ulangi informasi
bila diperlukan
2. Diskusikan kepada keluarga
tentang masalah

memahami

memahami

informasi yang

tentang informasi

untuk mengajukan pertanyaan

berhubungan

yang diberikan

ikut sertakan keluarga atau

dengan penyakit

3. Beri waktu kepada keluarga

orang terdekat bila perlu
4. Diskusikan kepada keluarga
untuk pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam mendapatkan
informasi