Tak Setetespun Air Limbah Mengalir Keluar

Direkt ur Operasional
PT Arw ana Cit ramulia Tbk
Edy Suyant o

22

INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

PT ARWANA CITRAM ULIA TBK

Tak Se te te s pun
Air Lim bah
Me ng alir Ke luar

Kawasan intalasi porduksi yang relatif
hijau memang mengindikasikan
bahwa perusahaan telah menerapkan
industri hijau. Namun yang lebih
mengesankan, tak ada setetespun air
limbah produksi yang keluar dari
kawasan pabrik.


INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

23

COVER STORY

M

elihat
kawasan
produksi
dan pabrik keramik milik PT
Arwana Citramulia Tbk di
kawasan Tangerang layaknya melihat
sebuah instalasi produksi di tengah
sebuah taman. Areal industri dikelilingi
oleh rumput yang hijau serta sejumlah
pohon menaungi. Instalasi pengelolaan
air limbah pun dibuat sedemikian rupa

sehingga tampak menyerupai sebuah
kolam hias. Bahkan sejumlah ternak
tampak tenang menyantap rumput di
kawasan rerumputan pabrik. Seperti
telah terjadi sinergi antara lingkungan
yang hijau, menopang proses produksi
di pabrik produsen keramik ini.
Bisa dimaklumi, karena perseroan
adalah salah satu dari sekian perusahaan
yang
menerima
penghargaan
Industri Hijau berdasarkan criteria
yang ditetapkan oleh Kementerian
Perindustrian pada awal tahun ini.
Penghargaan Industri Hijau ini diberikan
langsung oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, kepada 10 perusahaan yang
dua di antaranya merupakan bagian
dari Grup Arwana. PT Arwana Nuansa

Keramik mendapat peringkat kelima,
sementara PT Arwana Citramulia Tbk
mendapat peringkat kesembilan. Selain
dua perusahaan dari Grup Arwana ini,
tercatat nama-nama industri besar
lainnya semisal PT Holcim Tbk, PT
Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper,
PT Semen Gresik (Persero) Tbk, dan PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Selain
penghargaan
tadi, PT
Arwana Citramulia Tbk juga berhasil
mendapatkan perusahaan berpredikat
Proper Hijau dari Kementerian Negara
Lingkungan
Hidup.
Disampaikan
Direktur Operasional PT Arwana
Citramulia Tbk Edy Suyanto, manajemen

perseroan merasa bersyukur telah
dipercaya untuk mendapatkan sejumlah
predikat industri yang lekat dengan
pelestarian lingkungan.
“Ini
akan
menjadi
motivasi
manajemen
untuk
memberikan
kontribusi yang lebih berarti di masa
yang akan datang, khususnya yang
berkait dengan pelestarian lingkungan,”
ujar Edy. Sebagai pelengkap standar
24

pengelolaan lingkungan, perseroan
juga telah melengkapip diri dengan ISO
14001, sebagai sebuah enviromental

management standard.
Menurut Edy, apa yang telah
perusahaan capai sebenarnya tak lain
dari penjabaran dan realisasi dari visi
perusahaan, bahwa perseroan ingin
menjadi perusahan terbaik di industri
keramik yang penuh dengan daya cipta
dan inovasi, serta mampu memberikan
kontribusi
yang
berarti
bagi
pembangunan negara dan masyarakat.
Selain sebagai perusahaan publik
yang taat pajak, kata Edy, perseroan
juga ingin ikut berkontribusi secara
positif pada lingkungan. Baik dalam
bentuk community development dan
Corporate Social Responsibility (CSR),
serta berpartisipasi dalam pelestarian

lingkungan.
“Ini fokus kami. Sebagai profesional,
kami patut syukuri bisa mencapai
predikat ini karena dukungan founder
kami Pak Tandean Rustandy, yang beri
dorongan luar biasa untuk konsisten
dan berkomitmen mencapai hal tadi,”
imbuhnya. CEO perseroan menurutnya
memang telah memberikan panduan
dalam operasional perusahaan, yakni
yang mencakup pelestarian lingkungan,
energi, kualitas produk, teknologi dan
kualitas sumber daya manusia.
Oleh pimpinan perusahaan, upaya
pelestarian lingkungan menjadi panduan
pertama yang harus diimplementasikan
oleh
segenap
karyawan
dan

manajemen.
KEJAR PROPER EMAS

Upaya penghijauan dan pelestarian
lingkungan
di
kawasan
pabrik
sebenarnya hanya sebagian kecil saja
dalam persyaratan untuk bisa mask
dalam predikat perusahaan dengan
Proper Hijau. Jika melihat berdasarkan
standar dan criteria yang ditetapkan
oleh Kemeneg Lingkungan Hidup,
predikat Proper Hijau diberikan kepada
perusahaan jika telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan.
Yakni telah mempunyai sistem


INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

Direkt ur Operasional
PT Arw ana Cit ramulia Tbk
Edy Suyant o

pengelolaan lingkungan, mempunyai
hubungan yang baik dengan masyarakat
dalam hal ini melakukan community
development , termasuk melakukan
upaya 3R ( reduce, reuse dan recycle).
“Ini sudah kami lakukan. Untuk itu kita
bisa dikategorikan industri hijau, dan
berhak mendapatkan predikat proper
hijau,” ujar Edy.
Sebelum
mencapai
predikat
tersebut, perusahaan telah berhasil
lolos dari aspek penilaian Proper Biru,

yakni tidak melakukan pencemaran air,
pencemaran laut, pencemaran udara,
limbah B3, limbah domestik, dan amdal.
Tak merasa pusa dengan predikat

tersebut, perusahaan dan manajemen
serta karyawan bertekad predikat yang
lebih tinggi lagi,yakni Proper Emas.Untuk
mendapatkan predikat itu, perusahaan
harus mampu mempertahankan kinerja
Proper Hijau di industri hijau selama tiga
tahun berturut-turut. Selain itu, audit
juga dilakukan oleh Kemeneg LH selama
enam bulan sekali terkait pencapaian
dan upaya menjaga sustainabilitas
predikat Proper Hijau.
Proper emas adalah predikat bagi
perusahaan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari
yang

dipersyaratkan
dan
telah
melakukan upaya 3R, menerapkan

sistem pengelolaan lingkungan yang
berkesinambungan, serta melakukan
upaya-upaya yang berguna bagi
kepentingan masyarakat pada jangka
panjang.
Sejauh ini, pengendalian air limbah
di lingkup instalasi produksi perusahaan
juga sangat baik. Menunrut Edy, jika
sebagian besar pabrik tak bisa lepas dari
pembuangan limbah lewat sejumlah
akses berupa sungai maupun saluran air
lainnya, PT Arwana Citramulia Tbk yang
berkode ARNA di Bursa Efek Indonesia
(BEI) ini justru tidak setetespun
mengalirkan air limbahnya keluar dari

kawasan pabrik.

Sehingga tak ada air berwarna hitam
atau berbau busuk yang bisa merusak
ekosistem dan mengganggu masyarakat
sekitar.
Manajemen
perusahaan
mengupayakan setiap air limbah
didaur ulang kembali dan selanjutnya
digunakan dalam proses produksi. “Jadi
tak ada yang keluar dari lingkungan
pabrik. Reduce, reuse, recycle. Itu dari
penggunaan air,” ujar Edy.
‘REUSE’ LIMBAH PADAT

Sementara itu limbah padat dari
keramik yang gagal produk alias reject ,
karena masih memiliki nilai ekonomis,
masih bisa dijual kepada masyarakat

INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

25

COVER STORY
PT Arwana
Citramulia berhasil
meningkatkan
produksinya secara
konsisten dalam
kurun waktu lima
tahun terakhir.
Pada tahun 2010
produksi masih
tercatat sebesar
38,8 juta m2. Lalu
naik menjadi 40,8
juta m2 pada
thaun 2011, dan
diprediksikan pada
tahun ini produksi
akan kembali
meningkat menjadi
41,3 juta m2.

26

level bawah dengan harga yang murah.
Sementara hasil produksi lainnya yang
benar-benar tak lagi memiliki nilai jual,
dihancurkan kembali lewat crusher
machine, untuk kemudian digunakan
kembali dalam proses produksi dengan
formulasi baru, tanpa harus mengalami
down grade kualitas.
Sedangkan untuk gas buang, sebut
saja untuk pabrik Arwana di Serang
yang memiliki sekitar 50 cerobong, terus
dilakukan uji emisi secara berkala agar
kadar karbon dan sulfur yang keluar tidak
melampaui ambang membahayakan. Uji
secara berkala ini dilakukan oleh tim audit
dari Kemeneg Lingkungan Hidup selama
enam bulan sekali.
Untuk tangung jawab social perusahaan
alias Corporate Social Responsibility ( CSR),
perseroan telah mengeluarkan dana lebih
dari 2,5% dari revenue perusahaan untuk
kepentingan tersebut. Seperti diketahui,
walaupun belum ada aturan baku,
perusahaan pelat merah telah ditetapkan
harus menyisihkan 2,5% dari revenue-nya
untuk segala kegiatan terkait tanggung
jawab social perusahan.
Saat ini perusahaan telah melakukan
kegiatan perbaikan rumah dan sekolah
masyarakat sekitar lewat program Bedah
Rumah dan Bedah Sekolah. Perusahaan
juga secara berkala mendatangkan
sejumlah dokter spesialis ke daerah
sekitar pabrik, dan memberikan program
berobat gratis sebanyak dua bulan sekali.
Selain itu, perusahaan juga berusaha
memberdayakan para ibu-ibu lingkungan
sekitar pabrik dengan memberikan
secara gratis mesin jahit, sehingga mereka
bisa menjad lebih produktif. Sementara
untuk para pemuda yang masih belum
mendapatkan pekerjaan, perusahaan
membekali mereka dengan peralatan
potong rambut, sehingga mereka bisa
mengisi waktu kosongnya dengan
berprofesi sebagai pemotong rambut.
Berbicara soal kinerja, PT Arwana
Citramulia
berhasil
meningkatkan
produksinya secara konsisten dalam
kurun waktu lima tahun terakhir. Pada
tahun 2010 produksi masih tercatat
sebesar 38,8 juta m2. Lalu naik menjadi
40,8 juta m2 pada thaun 2011, dan

INDONESIAN INDUSTRY I 05 I AGUSTUS 2012

diprediksikan pada tahun ini produksi
akan kembali meningkat menjadi 41,3 juta
m2. Pada tahun 2013 diperkirakan akan
terjad kenaikan signifikan pada produksi,
menjadi 49,3 juta m2 dan menjadi 55,3
juta m2 pada tahun 2014.
Edy Suyanto menyebut kenaikan
produksi yang cukup besar bakal dialami
perusahaan pada tahun 2013 dan 2014
karena diperkirakan pada tahun 2013
pabrik baru PT Arwana Citramulia yang
dibangun di Palembang sudah mulai
berproduksi. “Saat ini masih dalam proses
konstruksi, kami mengeluarkan investasi
tahap pertama sebesar Rp 200 miliar
untuk pembangunannya,” kata Edy.
Perusahaan
sejauh
ini
masih
menjadikan masyarakat level menengah
bawah sebagai pasar utama dari produkproduknya. Sebesar 95% dari hasil
produksinya dipasarkan untuk segmen
tersebut, lewat brand Arwana. Sementara
sisanya sebesar 5% ditujukan ke pasar
menengah atas lewat brand Uno.
Produk yang dihasilkan perusahaan
memiliki varian yang cukup lengkap.
“Untuk keramik dinding kami punya tipe
marble, fancy, plain color, rustic, fancy
decorative, granity. Ada range produk
yang lengkap. Maka kita bisa berikan one
stop shopping, baik untuk lantai, dinding,
outdoor. kita punya kelengkapan,” kata
Edy.
Sejauh
ini
perusahaan
belum
bergerak ke pasar produk sanitary karena
manajemen masih melihat pasar keramik
lantai masih menawarkan peluang yang
besar, dan belum terpenuhi dengan baik.
Kendati demikian, jika kendala pasokan
bahan baker gas sudah bisa teratasi,
bukan tak mungkin perusahaan akan
mencoba masuk ke pasar tersebut.
Sementara itu dengan dibangunnya
pabrik baru di Palembang, perusahaan
akan memiliki kemudahan dari segi
produksi dan sales untuk pasar di luar
Pulau Jawa. “Jadi nanti kami memiliki basis
produksi di Serang, Surabaya, Tangerang
dan Palembang. Ini akan beri competitive
advantage untuk kecepatan melayani
konsumen.
Termasuk
menghemat
tranportation cost ,” imbuh Edy. q
– DHIYAN W WIBOWO –