SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

SEJARAH KENAGARIAN PARIT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) pada Jurusan Sejarah

Peradaban Islam

Oleh : ROLIS PUTRA

NIM: 1311020145

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) IMAM BONJOL PADANG 1438 H / 2017M

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Rolis Putra

: Air Bangis, 20 Agustus 1994

Alamat : Jorong Pasar Pokan Kenagarian Air Bangis Kec. Sungai Beremas Kab. Pasaman Barat

Sehubungan dengan penulisan skripsi saya yang berjudul Sejarah Kenagarian Parit (1957 – 2016) dengan ini saya menyatakan bahwa, sesungguhnya penulisan skripsi ini adalah benar (orisinal) sebagai hasil karya saya dan menurut kaidah orisinalitas karya ilmiah. Oleh karena itu, bila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi tersebut adalah hasil plagiasi atau tidak orisinal karya saya, saya bersedia untuk dibatalkan kembali keabsahan skripsi ini sekaligus batalnya kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 9 Agustus 2017 Saya yang menyatakan,

Rolis Putra 1311020145

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan j judul “SEJARAH KENAGARIAN PARIT T 1957 – 2016”

yang disusun oleh Ro olis Putra, BP. 1311020145, telah memenuhi nuhi persyaratan ilmiah dan dapat diset tujui untuk diajukan ke sidang munaqasya ah. Demikianlah persetujuan ini diberikan an, untuk dapat dipergunakan sebagaimana me estinya.

Padang, 08 Agustus 2017 P

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Chairusdi M. .Ag Dra. YUlniza, M.Ag NIP. 1955102419820310 195510241982031005

NIP. 196906201994032004 196906201994032004

PENGESAHAN TIM PENGUJI

“Sejarah Kenaga agarian Parit ( 1957 – 2016 )”. Disusun ol oleh Rolis Putra, BP: 1311020145, telah h diuji dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Imam Bo onjol Padang, hari Kamis tanggal 24 Agu ustus 2017, dan dinyatakan telah diterim ma sebagai salah satu syarat dalam mencap pai gelar sarjana program Strata Satu (S.1) .1) pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam ( SP PI ).

Padang. 28 Agustus 2017 Tim Penguji

Ketua ua Sekretari is

Drs. Chairusdi, i, M.Ag Dra. Yulniza, M.Ag NIP. 19551024198203 19551024198203 1 005

NIP. 19690620199403 2 19690620199403 2 004

Penguji uji I Penguji II II

Desmaniar T, T, M.Pd Mhd. Ilham, S.Ag, S.So os,M.Hum NIP. 19601112198903 19601112198903 2 002

NIP. 19730611199903 1 19730611199903 1 002

Mengesahkan, Dekan Fakulta as Adab dan Ilmu Budaya UIN Imam Bonjol P Padang

Dr. Yufni Faisol, MA Nip. 19590213198803 1 002

KATA PENGANTAR ح ﻻر ن ي م ﺢﻣ ﻻر ﷲ م ب س

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sejarah Kenagarian Parit 1957 – 2016 . Salawat beriring salam mohonkan kepada Allah SWT untuk dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan dan menegakkan syari’ah Islam dan membawa umatnya kealam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kesulitan dan kesukaran, namun berkat rahmat dan petunjuk dari Allah SWT dan bantuan, dorongan, partisipasi dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terwujud juga sebagaimana adanya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yang tercinta Ayahanda Alm. Safrendi dan Ibunda Liswati telah mendidik dan membesarkan, telah ikhlas bersusah payah memberikan materil maupun moril dalam kelancaran studi penulis. Semoga Allah SWT memberi rahmat dan ampunan kepada Ayah dan Bunda. Amin.

2. Bapak Rektor UIN Imam Bonjol Padang beserta staf. 3. Bapak Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menimba ilmu.

ii

4. Bapak Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam M. Ilham S.Sos, M.Hum, dan Lisna Sandora, M.Pd yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Imam Bonjol Padang.

5. Prof. Drs. Chairusdi, M.Ag sebagai Pembimbing I dan Dra. Yulniza,M.Ag, selaku Pembimbing II sekaligus sebagai PA ( Penasehat Akademik ) yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu karyawan / karyawati Perpustakaan Institut dan Fakultas Adab UIN Imam Bonjol Padang yang telah memberikan kemudahan untuk mencari bahan skripsi penulis.

7. Abang ( Rengga Ali Permadi ) dan adik - adikku (Rafi Gustian, Reza Pahlevi, Rezkia Arifa, Ramadhani Putri dan Sibungsu Raysa Nurul Izzah) yang memberikan semangat kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat (Jaka Ramadhan, Riski Irwansyah, Adsizon, Yusrizal, dan Haqiqi Rivandi) yang telah memberikan penulis semangat dan selalu mendengarkan keluhan dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman senasib sepenanggungan yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini (Marsel, Afri, Utia, Widia, Yesi, Viona, Fitri Intan , Fitri Darola) serta semua rekan-rekan SPI 13, yang telah bersama-sama dalam berjuang.

iii

10. Teman – teman kosku Subandi, Nofriadi, Ardi, Aidil, Bayu, Sapri, irvan, Datuk, Ali, Ferdinan, Iqbal, dan semuanya yang telah menjadi penghibur dalam tawa candaku selama pembuatan skripsi ini.

Semua bantuan baik moril dan materil sangat berguna bagi penulis, Semoga Allah akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda, Amin. Dalam penulisan skripsi ini mungkin saja terdapat kekeliruan dan kekurangan walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin menghindari kekurangan tersebut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik yang membangun dan saran-saran dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Atas bantuan yang diberikan penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Billahi taufiq wal hidayah.

Padang, 9 Agustus 2017

Penulis

Rolis Putra 1311020145

iv

ABSTRAK

Skripsi Rolis Putra NIM 1311020145. Sejarah Kenagarian Parit 1957 - 2016. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pindahnya pusat pemerintahan Kenagarian Parit pada tahun 1957 dari Air Balam Ke Jorong Parit. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sejarah Kenagarian, bentuk perubahan pemerintahan nagari parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit dan perkembangan sarana dan prasarana di kenagarian parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit. Sedangkan tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sejarah dari Kenagarian Parit, untuk mengetahui bentuk perubahan pemerintahan nagari parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit, untuk mengetahui perkembangan sarana dan prasarana di kengarian parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit.

Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah. Penelitian ini dilaksanakan di Kenagarian Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten pasaman Barat pada tahun 2016 - 2017. Langkah-langkah penelitian ini adalah mengumpulkan sumber yang bersifat eksploratif dan tidak terbatas, setelah sumber tersebut di kumpulkan selanjutnya dilakukan kritik sumber setelah itu dilakukan merangkai dan mengungkap objek permasalahan yang akan diteliti pada tahap akhir dilakukan penulisan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang yang pertama kali mendirikan Kenagarian Parit adalah Rajo Jawo Bajangguk Ameh dari Batipuah. Sedangkan nama dari Kenagarian Parit sendiri diambil dari sebuah benteng pertahanan masyarakat Kenagarian Parit dari penjajahan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nagari merupakan unit pemukiman 1 yang paling sempurna yang diakui oleh adat, nagari memiliki teritorial dan mempunyai struktur politik serta

aparat hukum tersendiri. Untuk menjadi nagari kelengkapan yang harus dipenuhi oleh suatu pemukiman diantaranya adalah adanya balai adat, masjid serta ditunjang oleh areal persawahan. 2 Dalam pembentukan suatu nagari sejak

dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah Minang itu sendiri yaitu Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu . Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian berkembang menjadi Nagari, yang dipimpin secara bersama oleh para penghulu atau datuk setempat. Biasanya disetiap nagari yang dibentuk itu minimal terdiri dari 4 suku yang mendomisili kawasan tersebut. 3 Didalam

sebuah nagari juga ada yang melebihi dari 4 suku yang mendomisi daerah tersebut seperti nagari Koto Tangah, Tilatang yang mempunyai sepuluh buah

1 Musyair Zairuddin (2011),Membangkit Batang Tarandam : Adat Salingka Nagari Di Minangkabau , Ombak, Yogyakarta . hal.55

2 Tsuyoshi Kato, (2005), Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif ,balai pustaka, Jakarta. hal.27

3 Yerris S. Putra,dkk (2007),Minangkabau Dalam Persimpangan Generasi, Pusat Study Humaniora Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang. hal.124 3 Yerris S. Putra,dkk (2007),Minangkabau Dalam Persimpangan Generasi, Pusat Study Humaniora Fakultas Sastra Universitas Andalas, Padang. hal.124

campuran keduanya. 5 Adapun syarat fisik sebuah nagari adalah batas jalan penghubung antar nagari, dan mempunyai tempat tinggal. 6 Selain itu fungsi dari sebuah nagari berdasarkan sebagai kesatuan masyarakat hukum adat antara lain:

1. Membantu pemerintah dalam mengusahakan kelancaran pembangunan di segala bidang,terutama dibidang kemasyakatan dan budaya.

2. Mengurus urusan hukum adat dan adat – istiadat dalam nagari.

3. Memberi kedudukan hukum menurut hukum adat terhadap hal – hal yang menyangkut harta kekayaan masyarakat nagari guna kepentingan keperdataan adat juga dalam hal adanya sengketa atau perkara perdata adat.

4. Menyelenggarakan penbinaan dan pengembangan nilai adat Minangkabau, dalam rangka memperkaya, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayan Minangkabau khususnya.

5. Menjaga, memelihara, dan memanfaatkan kekayaan nagari untuk kesejahteraan masyarakat nagari. 7

4 Chairil Anwar ( 1997 ), HUKUM ADAT INDONESIA Meninjau Hukum Adat Minangkabau, Jakarta: PT. Rineka Putra. hal. 24

5 Nashbahry couto (2008), Budaya Visual Seni Tradisi Minagkabau, Padang: UNP Press. hal. 170 6

Amir MS ( 2011) . ADAT MINANGKABAU Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta: Citra Harta Prima. Hal. 52 - 53 7 Amir MS ( 2013 ) . ADAT MINANGKABAU Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang

. Tinta Mas Indonesia,. h. 57

Jika segala isi nagari tidak memakai undang – undang, meskipun bagaimana orang berusaha hendak memperbaiki nagari itu tiadalah selamat. 8

Kabupaten Pasaman Barat memiliki 12 Kecamatan dan 13 Kenagarian. Salah satu kenagarian yang ada di Pasaman Barat adalah Kenagarian Parit Kecamatan Koto Balingka. Kenagarian Parit ini merupakan kenagarian terluas diantara kenagarian lainnya di Kabupaten Pasaman Barat dengan luas

9 2 486,51 10 Km yang terdiri dari 28 jorong .

Menurut informasi yang diperoleh sudah 12 orang Wali Nagari Parit sejak zaman Belanda sampai sekarang. Ibu kota Kenagarian Parit pertama adalah Air Balam. Pada tahun 1957 dengan wali nagari Sutan Syeh Johan, dia memindahkan pusat pemerintahan ke Jorong Parit, yang sekaligus juga merupakan Ibu Kota Kecamatan Koto Balingka sekarang. Sesuai perkembangan politik Nasional maka tahun 1975 – 2003 Pemerintah Nagari berubah ke Pemerintah Desa dan sejak tahun 2003 sampai sekarang kembali ke sistim Pemerintah Nagari 11 . Alasan Kembalinya ke sistem Pemerintahan

nagari, hal itu di sebabkan oleh Pemerintahan desa yang selama ini berfungsi sebagai pemerintahan terendah sepenuhnya dapat mewujudkan dan menampung filosofi dan sosial masyarakat Minangkabau. 12

8 Ibrahim Dt. Singgono Dirajo (2003), Curaian Adat Minagkabau, Bukittinggi: Kristal Mulia. hal. 107

9 Pasaman Barat Dalam Angka (2009), Statistic Of West Pasaman 10 Wawancara dengan Hendra Jhoni ( Bapak Wali Nagari Parit), 25 Agustus 2016 11 Ampera Salim, Zulkifli (2005),Minangkabau (Dalam Catatan Sejarah Yang

Tercicir), (Padang:Yayasan Citra Budaya Indonesia Sanggar Sastra Remaja Pelangi, hal. 156) 12 Himpunan Peraturan Daerah ( PERDA) tentang Pemerintahan Nagari di Sumatera

Barat. Padang: PPIM. Hal. 18

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti sejarah pindahnya ibu kota nagari tersebut karena dilihat dari fungsi sebuah nagari sebagai kesatuan masyarakat hukum adat. Nagari itu membantu pemerintah dalam mengusahakan kelancaran pembangunan disegala bidang. Fungsi itu tidak begitu terlihat di kengarian Parit sampai sekarang,hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya sarana dan prasarana seperti jalan raya, sekolah,dan perekonomian yang jauh dari kata sempurna. Selain itu dikenagarian Parit sering terjadi yang namanya penculikan kendaraan dan baru – baru ini ada pembunuhan di Kenagarian Parit lebih tepatnya bulan agustus 2016.

13 Penculikan dan pembunuhan itu menunjukkan bahwa tidak jalannya fungsi nagari sebagai pengurus urusan hukum adat.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Dari penjelasan di atas agar lebih terarahnya penelitian ini, maka untuk itu penulis merumuskan dan membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Rumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Kenagarian Parit.

2. Batasan Masalah

Agar penulisan ini tidak melenceng kemana – mana, maka penulis memberi batasan masalah sebagai berikut:

13 Wawancara dengan Alghazali (Datuk Suku Chaniago di Kenagarian Parit) 03 Februari 2017 13 Wawancara dengan Alghazali (Datuk Suku Chaniago di Kenagarian Parit) 03 Februari 2017

kota Nagari Parit Pindah 14 dan diakhiri tahun 2016 karena pada tahun ini penulis menyeminarkan dan sekaligus ditahun ini juga jurusan

Sejarah Peradapan Islam mensyahkan judul skripsi penulis. Selain itu penulis ingin melihat pengaruh perpindahan nagari tersebut secara menyeluruh (dari awal pindah sampai yang terbaru / 2016)

b. Batasan Spasial Batasan Spasial dari Penelitian ini adalah Kenagarian Parit. Alasan penulis, karena disitulah tempat permasalahan penelitian

ini ditemukan.

c. Batasan Tematis

1. Sejarah Kenagarian Parit.

2. Bentuk perubahan pemerintahan Nagari Parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit.

3. Perkembangan sarana dan prasarana di kenagarian parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Sejarah Kenagarian Parit.

b. Untuk mengetahui bentuk perubahan pemerintahan nagari parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit .

14 Sumber : Data Kantor Wali Nagari Parit Tahun 2012, op.,Cit 14 Sumber : Data Kantor Wali Nagari Parit Tahun 2012, op.,Cit

2. Kegunaan Penelitian

a. Memberikan informasi dan memperkaya wawasan keilmuan dalam bidang Sejarah di kawasan Minangkabau.

b. menambah khazanah kepustakaan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Imam Bonjol Padang.

c. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Humaniora di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Imam Bonjol Padang.

D. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul penelitian ini maka penulis menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Sejarah : Kejadian atau peristiwa – peristiwa sesungguhnya dan dapat pula diartikan sebagai ungkapan gambaran atau peristiwa tentang manusia. 15

Selain itu sejarah menurut para ahli berasal dari yaitu sebagai berikut:

a. Dr. R. Ruslan Abdul Gani : Sejarah adalah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematic perkembangan masyarakat serta manusia di masa lampau beserta kejadian-kejadian.

15 Irhash A. Shamad, (2003), Ilmu Sejarah perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian ,Hayfa Press : Jakarta . hal.37 - 38 15 Irhash A. Shamad, (2003), Ilmu Sejarah perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian ,Hayfa Press : Jakarta . hal.37 - 38

c. . Patrick Gardiner : Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat manusia.

d. W.H. Walsh : Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang menitik

beratkan pada pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia.

e. JV. Bryce : Sejarah adalah catatan dari apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

f. R. Moh. Ali : Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang menitik

beratkan pada pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia. 16

2. Nagari Parit : Salah satu nagari dan merupakan nagari terluas yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Kenagarian Parit terletak di Kecamatan Koto Balingka, dimana kenagarian ini merupakan Kenagarian terluas diantara 13 nagari lainnya yang ada di Pasaman Barat.

Sesuai dengan penjelasan judul diatas Sejarah Kenagarian Parit adalah sebuah peristiwa tentang asal usul dari sebuah kenagarian yang teletak di Pasaman Barat, lebih tepatnya di Kenagarian Parit Kecamatan Koto Balingka.

16 http://www.rifalnurkholiq.com/2015/09/makalah-pengantar-ilmu-sejarah_0.html di unduh tanggal 23 Juli 2017, Jam 09.00 WIB.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan yang penulis lakukan di perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Perpustakaan Pusat UIN Imam Bonjol Padang, Perpustakan Fak. Ilmu Budaya Unand, penulis belum menemukan penelitian yang mengangkat tentang judul ini. Hanya saja penulis menemukan skripsi mahasiswa Unand tahun 2010 yang berjudul Sejarah Kota Dumai 1979-2005. Skripsi ini lebih cendrung membahas Menjelaskan bentuk perubahan pemerintahan kota Dumai dari kota Administratif sampai memjadi kota Otonom. Selain itu, penulis juga menemukan buku – buku yang menyinggung perpindahan ibu kota Negara (PDRI) seperti Sejarah Kebudayaan Islam di Minangkabau 2 (karangan Drs. Chairusdi dan Drs. Saharman), dimana pada buku ini kita dapat melihat surat dari Soekarno kepada Syafruddin (Menteri Kemakmuran RI) untuk membuat pemerintahan darurat Surat itu berbunyi:

‘’Kami, presiden Republik Indonesia,memberitakan bahwa pada hari minggu 19 Desember 1948,tepatnya jam 6 pagi, Belanda telah mulai serangannya atas ibu-kota Yogyakarta. Jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi,kami menguasakan kepada Mr. Syafruddin Prawira Negara, Menteri kemakmuran Republik Indonesia, untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatera”.Yogyakarta,19 Desember

1948 Soekarno- Hatta 17 . Selain itu juga ada buku Sedjarah Minangkabau (karangan Drs. Mansoer) dkk

yang berisi tentang : setelah memperoleh kepastian bahwa pimpinan RI sudah

, 17 Chairusdi & Saharman ( 2013 ) . Sejarah Kebudayaan Islam Di Minangkau Padang: Tinta mas Indonesia, hal 57 , 17 Chairusdi & Saharman ( 2013 ) . Sejarah Kebudayaan Islam Di Minangkau Padang: Tinta mas Indonesia, hal 57

Adapun penelitian yang telah dilakukan adalah memcari bahan penelitian di perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang baik perpustakaan institut maupun fakultas dan Perpustakaan Universitas lain seperti Unand serta Profil Nagari Parit di kantor Wali Nagari Parit Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat, dimana pada profil nagari ini terdapat sedikit hal – hal yang menyangkut keadaan Nagari Parit itu sendiri.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah lisan atau Oral History. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk Penelitian wawancara. Tujuan dari penggunaan metode sejarah lisan adalah untuk dapat memperoleh hasil penelitian berupa rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif hingga tingkat yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode Sejarah Lisan terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, sintesis, dan penulisan. Berikut langkah-langkahnya:

1. Heuristik

Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis menelusuri sumber-sumber yang bersangkutan dengan topik penelitian. Sumber primer dari penelitian ini adalah wawancara dengan tokoh – tokoh adat Nagari Parit, Arsip nagari, dokumen, foto, dan surat Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis menelusuri sumber-sumber yang bersangkutan dengan topik penelitian. Sumber primer dari penelitian ini adalah wawancara dengan tokoh – tokoh adat Nagari Parit, Arsip nagari, dokumen, foto, dan surat

2. Kritik Sumber

Setelah sumber-sumber didapatkan, langkah selanjutnya penulis melakukan kritik sumber gunanya untuk mengetahui sumber-sumber sejarah yang masih ada atau masih orisinil (asli), baik dari bentuk fisiknya maupun isinya pada sumber-sumber yang penulis dapatkan dalam penelitian ini maka diuji melalui kritik eksteren maupun kritik interen. Kritik eksteren yaitu bertugas untuk menyelidiki atau meneliti keaslian sumber, bagaimana otensitasnya suatu sumber, dan apakah sumber tersebut masih asli atau tidak. Sedangkan kritik interen adalah melakukan pengujian kandungan informasi yang diperoleh dari sumber.

3. Sintesis

Pada tahap ini setelah sumber yang dikumpulkan menjadi fakta, selanjutnya fakta tersebut saling dihubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan makna yang saling berhubungan dan dirangkai sehingga menjadi rangkaian yang logis dan benar. 18

3. Penulisan

Dalam hal ini penulis berusaha untuk memaparkan hasil penelitiandengan mendeskripsikan dalam bentuk karya tulis dengan

18 Muhammad Natsir(1998) , Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 59 18 Muhammad Natsir(1998) , Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 59

G. Sistematika Penulisan

Sebagai pedoman dan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: Menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Berisi gambaran umum Nagari Parit yang memjelaskan tentang

Geografis, Demografis, Struktur Pemerintahan dan

Politik Kenagarian Parit, Pendidikan, Kondisi Keagamaan , Kondisi Sosial, dan Kondisi Budaya .

BAB III: Menjelaskan tentang bagaimana sejarah Kenagarian Parit, memjelaskan bentuk perubahan pemerintahan nagari parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit, dan perkembangan sarana dan prasarana di kengarian parit pasca perpindahan ibu kota Kenagarian Parit.

BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II MONOGRAFI KENAGARIAN PARIT KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

A. Geografi Kenagarian Parit

Kecamatan Koto Balingka merupakan kecamatan terluas diantara kecamatan lainnya di kabupaten Pasaman Barat dengan luas 592.17 Km, 2 yang terdiri dari

satu kenagarian dengan 28 jorong, jumlah Penduduk 28.140 jiwa, adapun letak Kenagarian Parit adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kab. Madina, Sumut dan Kec. Ranah

Batahan

 Sebelah Selatan

: Samudera Indonesia

 Sebelah Timur : Kec. Lembah Melintang dan Kec. Sei Aur  Sebelah Barat

: Kec. Sei Beremas / Nagari Aia Bangih Secara Geografis Nagari Parit terletak pada garis 00 0 03` Lintang

0 0 Utara – 00 0 11` Lintang Utara dan 99 10` Bujur Timur – 100 04` Bujur Timur, dengan ketinggian 500 – 1.240 diatas permukaan laut, sehingga

Nagari Parit Secara umum bersuhu Panas. 1 Dalam melaksanakan Roda Pemerintahan Nagari Parik memiliki satu

orang Wali Nagari dan dibantu oleh 28 orang Kepala Jorong. Tanggal 04 Januari 2013 telah dilantik oleh Bupati Pasaman Barat, Bapak Hendra Joni, A.Md sebagai Wali Nagari Parik Menggantikan Bapak Pjs. Hendri Fausal.

Adapun nama-nama jorong beserta kepala jorongnya dapat kita lihat pada table di bawah ini.

Tabel I

Nama Jorong dan Kepala Jorong Nagari Parik

No Nama Jorong Nama Kepala Jorong

1 2 Parit

Yufrizal

2 3 Pemukiman Baru I ( PB I )

Adlizar

1 Profil Kenagarian Parit Tahun 2012 2 Penduduknya mayoritas orang Minang.

3 4 Pemukiman Baru II ( PB II ) Arif Arianto

4 5 Tanah Datar Soang Kupon

5 6 Sikabau

Rusdan

6 Lubuk Gadang Isman Antono

7 Ulu Simpang

10 Rura Patontang

Tumorang

11 Aek Garingging

13 Aek Nabirong

Saiful

14 Tombang Padang

Jefri Naldi

15 7 Air Runding

Ade Candra

16 Simpang

Muzilwan

17 Kampung Randah

khaidar. M

18 8 Batas Tarok

Dalkiswan

19 Siduampan Eri Surifman

20 Setia Baru

Makri

21 9 Batang Lapu

Daflaizar

3 Penduduknya mayoritas orang Minang yang transmigrasi dari maninjau. 4 Penduduknya mayoritas orang Jawa ( Transmigrasi dari Jawa). 5 Penduduknya mayoritas orang minang. 6 Penduduknya mayoritas orang minag.

7 Dari Lubuk Gadang sampai ke Air Runding mayoritas penduduknya adalah orang Mandahiling.

8 Dari Simpang sampai ke Batas Tarok mayoritas penduduknya adalah orang Minang.

22 10 Limau Saring

Asriman

23 11 Air Balam

Afrizal

24 12 Tamiang Ampalu

Alirman

25 Sigalangan Sulhel Antoni

28 13 Air Jernih

Sapri

Sumber : Data Kantor Wali Nagri Parit Tahun 2012

B. Demografi Kenagarian Parit

Jumlah Penduduk Nagari Parit sesuai data tahun 2012 adalah 28.104 yang berdomisili di 28 jorong. Jumlah Kepala Keluarga yang banyak terdapat pada Jorong Parit terdiri dari 767 KK dengan jumlah penduduknya 2.759 jiwa. Untuk keseluruhan jumlah KK yang terdapat di Nagari Parit adalah 6.828 KK dan dapat dilihat pada table dibawah ini.

9 Dari Siduampan sampai ke batang Lapu mayoritas penduduknya adalah orang Mandahiling.

10 Penduduknya mayoritas orang Mandahiling. 11 Penduduknya mayoritas orang Minang. 12 Penduduknya mayoritas orang mandahiling. 13 Dari Sigalangan sampai ke Air Jernih mayoritas penduduknya adalah orang

mandahiling.

Tabel II

Jumlah Penduduk Nagari Parit

Jumlah No Nama Jorong

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Laki-laki Perempuan Jiwa

4 Tanah Datar

6 Lubuk Gadang

7 Ulu Simpang

10 Rura Patontang

11 Aek Garingging

13 Aek Nabirong

14 Tombang Padang

15 Air Runding

17 Kampung Randah 98 182

18 Batas Tarok

19 Siduampan

20 Setia Baru

21 Batang Lapu

22 Limau Saring

23 Air Balam

24 Tamiang Ampalu

28 Air Jernih

28104 Sumber : Data Penduduk Tahun 2014 Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk terbanyak di Kenagarian Parit terdapat di Jorong Parit dan penduduk yang paling sedikit terdapat di Jorong Aek Garingging.

C. Struktur Pemerintahan dan Politik Kenagarian Parit

Wali Nagari 2011

Iswandy N. Sahlan, SH, M.Si

Sekretaris Nagari

Mursal

Kaur Pembangunan Kaur Umum

Kaur Kesra

Kaur Pemeintahan

Dedi Sunarya Yarman

Eva Yulianti

Indra Jaya

28 Kepala Jorong

Berdasarkan bagian struktur di atas terlihat bahwa Nagari Parit dipimpin oleh seorang Wali Nagari yang di bantu oleh seorang Sekretaris Nagari yang membawahi empat kepala urusan (KAUR) yaitu:

1. Kepala Urausan Pemerintahan yang mengurus administrasi yang berhubungan dengan Pemerintahan.

2. Kepala Urusan Pembangunan yang bertanggung jawab tentang Pembangunan Nagari.

3. Kepala Urusan Kesra yang membantu urusan sosial.

4. Kepala Urusan Umum yang mengurus di luar ketiga bidang tersebut dan k di bantu oleh dua puluh delapan kepala jorong tersebut. Dan kepala jorong lah yang langsung berhubungan dengan masyarakat sampai ke Nagari. Sistem Pemerintahan Nagari juga dibantu oleh para pemuka adat yang tergabung dalam suatu lembaga yang bernama Kerapatan Adat Nagari (KAN), dengan susunan organisasi sebagai berikut :

Tabel III

Pengurus Kerapatan Adat (KAN) Nagari Parit 14

NO NAMA

1 Yurnalis M

Khatib Bosa Ketua

Parit

2 Ghazali Chan

St. Kabasaran Sekretaris

Parit

3 Akhyar

Panglimo sati Bendahara

Parit

4 Perwakilan di 28 Anggota

14 Ruang lingkup yang ditanganinya adalah :Pengembangan dan pelestrarian adat dan budaya yang ada di Nagari Parit, merancang Peraturan Nagari yang sesuai dengan budaya

dan adat setempat yang disebut dalam pepatah Minangkabau “Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan” dengan arti dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak akan terlepas dari tiga hal yaitu : Adat, Agama (syara’) dan Undang-undang.

Jorong

Tabel IV

Anggota Badan Permusyawaratan Nagari Parik

NO NAMA

1 Askolan Lubis

Ketua

Pemuda

Tamiang Ampalu

2 Mursal

Ninik Mamak Mursal Majolelo

st. Wk. Ketua

3 Nafrida, S.Pd

4 Arwin, S.Pdi

Anggota

Cadiak Pandai Limau Saring

5 Jhon Hendri

Anggota

Cadiak Pandai Batas Tarok

6 Habdaini

Anggota

Alim Ulama

Koto Laweh

7 Zukhni, S.Ag

Anggota

Bundo

Tb. Padang

Kanduang

9 Drs. Islahuddin Anggota

Lb. Gadang Ralba

Alim Ulama

10 Darul Aziz

Anggota

Ninik Mamak

Pegambiran

Parit (Alm.)

11 H. Marwazi N Anggota

Ninik Mamak

Sumber: Kantor Nagari Parik Tahun 2011

D. Pendidikan

Pendidikan di Kenagarian Parit sudah cukup bagus dimana lulusan pendidikan umum dan lulus pendidikan khusus sudah banyak di Kenagarian Parit seperti tabel dibawah ini.

Tabel V

No

Keterangan

Jumlah (orang)

1 Lulus Pendidikan Umum

1) Taman Kanak-kanak

2) Sekolah Dasar

3) SLTP

4) SLTA

5) Akademi (D1-D3)

6) Sarjana (S1-S2)

2 Lulus Pendidikan Khusus

1) Pendidikan Pesantren

3) Pendidikan Keagamaan

4) SekolahLuar Biasa

5) Kursus/ Keterampilan Sumber: Kantor Nagari Parik Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kenagarian Parit sudah lumayan bagus. Hal itu dapet dibuktikan dengan sudah banyaknya lulusan Diploma danS1 yang ada disana.

E. Kondisi Keagamaan

Kondisi keagaman di Kenagarian Parit bisa dikatakan mayoritas penduduknya peduli akan agamanya. Hal ini dapat penulis lihat dengan banyaknya kegiatan yang berbau keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di Kenagarian Parit. Seperti rutinitas perayaan maulid nabi, isra’ mijrad,majlis ta’lim dan lain- lain. Selain itu Agama di Kenagarian Parit terdiri dari Islam dan Keristen dengan Jumlah dari dua agama tersebut sangat jauh bedanya. Hal itu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel VI

Jumlah No

- Sumber: Kantor Nagari Parik Tahun 2014

6 Konghucu

F. Mata Pencaharian ( Ekonomi )

Dari sekian banyak jenis pekerjaan yang di geluti masyarakat di Kenagarian Parit, Petani dan pedaganglah yang menjadi pekerjaan yang paling banyak di geluti masyakat di Kenagarian Parit. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling jarang digeluti oleh masrakat Parit adalah Industri Kecil. Hal itu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel VII

No Mata Pencarian

Jumlah

Presentase Keterangan

15 Penyebab tidak sesuainya jumlah penganut agama dengan jumlah penduduk diatas di pengaruhi oleh mobilitas penduduk ( kelahiran, kematian, penduduk pergi dan penduduk datang)

di Kenagarian Parit.

* Tukang Kayu

* TNI/Polri

* Pengrajin

* Industri Kecil

* Karyawan Swasta 1,245 * Sopir

* Perangkat Nagari 52 Jumlah

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2012 Adapun Sektor perekonomian Kenagarian Parit berdasarkan Profil Kenagarian Parit tahun 2014 dan 2015 yaitu sebagai berikut :

1. Sub sektor Pertanian Pangan di Kenagarian Parit

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Pemilik tanah sawah 549

2 Pemilik tanah tegalan/lading 295

3 Penyewa/penggarap 347

4 Buruh tani 761

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 Tabel diatas menunjukkan masih banyaknya buruh tani dibandingkan pemilik tanah sawah, tanah tegalan, dan penyewa.

2. Sub sektor Perkebunan di Kenagrian Parit

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Pemilik perkebunan 4012

2 Buruh perkebunan 2996

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 Tabel diatas menunjukkan pemilik perkebuan lebih banyak

dibandingkan buruh perkebunannya di Kenagarian Parit. 3. Sub sektor Peternakan

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Jumlah pemilik ternak sapi 43

2 Jumlah pemilik ternak Kambing 51

3 Jumlah pemilik ternak Ayam 279

4 Jumlah pemilik ternak Itik 168

5 Jumlah pemilik ternak Kerbau 11

6 Jumlah pemilik Kuda -

7 Jumlah pemilik Domba -

8 Jumlah buruh peternak -

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 Tabel diatas menunjukkan binatang yang paling banyak diternakkan di Kenagarian Parit adalah Ayam sedangkan kuda dan domba belum ada di ternakkan disana.

4. Sub sector Perikanan / Nelayan

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Jumlah pemilik kapal 47

2 Jumlah pemilik sampan/perahu 211

3 Jumlah penanaman rumput laut -

4 Jumlah pemilik kolam ikan 213

5 Jumlah pemilik tambak -

Jumlah pemilik 6 keramaba/sejenisnya

Jumlah pemilik 7 perikanan/nelayan

8 Lain – lain -

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 Tabel diatas menunjukkan bahwa sector perikanan / nelayan belum begitu maju di Kenagarian Parit. Hal itu dapat dibuktikan dengan masih sedikitnya penduduk yang mempunyai kapal, perahu, ataupun tambak ikan. Ditambah lagi belum adanya penduduk yang membudidayakan rumput laut dan keramba.

5. Pemasaran Hasil Perikanan

No Uraian

Ya/Tidak

1 Langsung dijual ke konsumen

Ya

2 Pasar hewan/ternak

3 Melalui KUD/TPI

4 Melalui Tengkulak

5 Melalui pedagang pengencer

Ya

6 Langsung dijual ke komsumen

Ya

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parit Tahun 2015

6. Sub sektor Industri Besar/Kecil

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Jumlah pemilik industri besar 2

2 Jumlah pemilik industri sedang -

3 Jumlah buruh industry 543

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015

7. Lembaga Keuangan

No

Jenis Lembaga Keuangan

Jumlah (Orang)

1 Bank 1

2 Usaha bersama - 3 16 Kelompok simpan pinjam 1562 orang

4 Bank perkereditan rakyat (BPR) -

5 Bank kredit nagari -

6 Lumbung pitih nagari -

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parit Tahun 2015

16 Banyaknya jumlah kelompok simpan pinjam ini dikarenakan dari rata – rata penduduk yang ikut simpan pinjam lebih dari satu tempat mereka melakukan transaksi simpan pinjam.

8. Koperasi

No Jenis Koperasi Jumlah

1 Koperasi Unit Desa ( KUD ) 1

2 Koperasi Primer Non KUD 1 17

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 9. Sub sektor Kehutanan

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Jumlah pemilik usaha kehutanan -

Jumlah pemilik usaha industry 2 kehutanan

Jumlah buruh industry 3 kehutanan

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015 10. Sub sektor Pertamabangan dan Galian C

No

Status

Jumlah (Orang)

17 Profil Kenagarian Parit Tahun 2014

Pemilik usaha pertambangan 1 Galian C

Pemilik usaha industri hasil 2 pertambangan galian C

Buruh usaha pertambangan 3 galian C

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parit Tahun 2015

11. Sub sektor kecil/ Kerajinan

No

Status

Jumlah (Orang)

1 Jumlah pemilik usaha kerajinan 576

Jumlah pemilik usaha industri 2 rumah tangga

3 Jumlah usaha industry kecil 124

Jumlah pemilik usaha industri 4 kecil

Sumber : data Kantor Wali Nagari Parik Tahun 2015

18 Profil Kenagarian Parit Tahun 2015

Menurut data Profil Kenagarian Parit tahun 2015, penerangan yang digunakan oleh penduduk adalah sebagi berikut :

No Uraian Jumlah

1 Rumah Tangga yg menggunakan lampu 1156 KK minyak tanah

2 Rumah Tangga yg menggunakan listrik

a. Sumber Tenaga Diesel 109 KK

b. Sumber Tenaga Surya 130 KK

c. Sumber Tenaga Air

3 19 Rumah Tangga yang menggunakan listrik 5389 PLN

G. Kondisi Sosial

Kondisi sosial Masyarakat Parit yaitu masih memegang teguh rasa tolong menolong ( gotong royong ) dalam setiap pengadaan kegiatan masyarakat di Kenagarian Parit. Seperti pesta perkawinan, ronda, memperbaiki saluran air PAM, membersihkan selokan, membersihkan kuburan umun, dan lain – lain. Ronda di Kenagarian Parit itu dilaksanakan setelah sholat Isya. Dimana Yang mengatul jadwal ronda adalah kepala jorong di masing – masing kejorongan yang ada di kenagarian Parit. Bagi yang tidak ikut ronda dengan alasan tertentu bisa menyuruh orang lain untuk menggantikannya dengan membayar orang tersebut, kalau tidak ada yang menggantikannya. Maka, dia harus membayar

19 Profil Kenagarian Parit Tahun 2015 19 Profil Kenagarian Parit Tahun 2015

biasanya dilakukan pada hari jum’at. 20

H. Kondisi Budaya

Masyarakat Minagkabau adalah salah satu suku di Indonesia Yang susunan masyarakatnya adalah matrilineal. 21 Suku ini juga merupakan

kelompok etnis terbesar dengan jumlah penduduknya lebih dari seperempat dari seluruh penduduk di pulau Sumatera. 22 Bagi orang Minangkabau adat, adat

merupakan jalan hidup ( way of life ), cara berpikir, dan bertindak. Dari cara berpikir dan bertindak itulah lahirnya sebuah kebudayaan. 23 Adat Minangkabau

adalah aturan hidup yang diciptakan oleh datuak Perpatiah nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan. Ajaran – ajarannya membedakan secara tajam antara

manusia dengan hewan didalam tingkah laku dan perbuatan, yang didasarkan kepada ajaran – ajaran berbudi baik dan bermoral mulia sesama manusia dan alam lingkungan. 24 Adat Minangkabau yang kita warisi sekarang telah

berlangsung berabad – abad yang lalu, malah konon dari tambo menyebutkan

20 Wawancara dengan Rahman ( pemuda ),03 Februari 2017 21 Rasnidar Darwis ( 2004 ), Transformasi Nilai – nilai Kekeluargaan Masyarakat

Minangkabau Dalam Pendidikan Kewirausahaan, Bandung : Pustaka Aulia Press. hal. 24 22 Mochtar Naim (2013 ), Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Hal. 15 23 Puti Reno Raudha Thaib ( 2014 ), Pakaian Adat Perempuan Minangkabau, SUMBAR

:Bundo Kanduang. Hal. vii

24 Idrus Hakimy Dt. Rajo penghulu (2004), Pokok – pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset . hal. 13 24 Idrus Hakimy Dt. Rajo penghulu (2004), Pokok – pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset . hal. 13

dikambang saleba alam. Alam terkembang seperti yang kita tahu bukanlah sesuatu yang liar dan tidak beraturan begitupun sebaliknya sangat teratur dan tunduk kepada hukum- hukum alam. Dengan masuknya Islam, Islam tinggal memasukkan unsur – unsur kepercayaan yang bersifat theologis – eskatologis yang semua berpuncak pada keesaan dan kemahakuaasan Allah. 26 Hal atau corak budaya Minagkabau dapat kita lihat pada tambo dan kaba. 27 Yang

membedakan budaya Minangkabau dengan budaya laiannya adalah budi pekerti juga. Sehingga kita bisa berbangga dengan adat kita Tak lapuak dek

28 hujan , ndak lakang dek paneh, 29 yang hidup dalam jiwa turun temurun. Tibo dikaba baik bahimbauan,

Tibo dikaba buruak bahambauan. Nan tuo dimuliakan, nan mudo dikasihi,

Samo gadang hormat menghormati. 30 Selain itu adat Minangkabau dilihat dari struktur masyarakatnya yang

matrialkal dapat dipastikan sebagai adat alam yang tertua dalam kehidupan manusia. 31

25 Musyair Zainuddin ( 2010 ), Pelestarian Eksistensi Dinamis Minagkabau, Yogyakarta: Ombak. Hal. 67

26 Gusnawita Taib ( 2001) ,TANTANGAN SUMATERA BARAT Mengembalikan keunggulan pendidikan Berbasiskan Budaya Minangkabau , Jakarta: Citra Pendidikan. hal. 118

27 Yaswirman (2013 ), HUKUM KELUARGA: Karakteristik dan Prospek Dokrim Islam dan Adat Dalam Masyarakat Matrilinear Minangkabau, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 99

28 Amir MS ( 2011), Adat Minangkabau Terancam Punah, Jakarta:Citra Harta Prima. Hal. 11

29 Latief DT Bandaro ( 2002), Etnis dan Adab Minagkabau Permasalahan dan hari depannya, Bandung: Percetakan Angkasa. Hal. 62

30 Mas’Oed Abidin (2004 ), Adat dan Syarak di Minangkabau, Padang:PPIM, hal. 121

Sedangkan kondisi budaya masyarakat kenagarian parit bisa dikatakan masih menjunjung tinggi budaya ataupun adat istiadatnya sampai saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih dipakainya adat dalam segala kegiatan seperti masih melakukan acara basilam( pesta sunatan anak laki - laki dengan mengundang orang sekampung untuk makan bersama, sehari sebelum basilam itu biasanya sang anak akan diarak disepanjang kampung dengan memakai baju marapulai, di iringi oleh rombongan bapak – bapak yang memainkan rabab serta di ikuti pula oleh keluarga dari anak yang akan basilam terebut, setelah itu keesokan harinya barulah sang anak disilam/disunat oleh seorang dokter rumah sakit dirumah anak tersebut), ma opom (memasak kue sejenis serabi tapi dikasih unti dari kelapa parut yang dicampur gula merah setiap memjelang bulan Ramadhan, bahan – bahan dari opom tersebut adalah tepung beras, santan kental, garam . Setelah adonan diaduk, adonan dimasak tampa menggunakan minyak di tungku yang menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan panas dari bara tempurung kelapa. Sebagai penutup opom yang sedang dimasak adalah batok kelapa. Setelah opom sudah banyak yang masak, selanjutnya dibagikan kepada tetangga dan orang kurang mampu disekitar rumah), malamang setiap menjelang hari raya Islam ( melamang di Kenagarian parit dengan tempat lain sama saja tidak ada

perbedaannya), dan lain – lain. 32

31 Herwandi ( 2006 ), Menggugat Minangkabau,Padang: Andalas University Press. hal. 126

32 Wawancara dengan Alghazali ( Datuk Suku Chaniago di Kenagarian Parit )03 februari 2017

BAB III Sejarah Kenagarian Parit 1957 -2016

A. Sejarah Kenagarian Parit

Sistem kanagarian telah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Kerajaan Pagaruyung pada dasarnya merupakan konfederasi nagari-nagari yang berada di Minangkabau. Kemungkinan besar sistem nagari juga sudah ada sebelum Adityawarman mendirikan kerajaan tersebut ( 1347 ). 1 Padahal bisa diyakini

bahwa jauh sebelum itu, Adityawarman maupun raja – raja lainnya telah memiliki 2 pemerintahan di daerah ini. Datangnya Adityawarman ke

Minangkabau jelas pula akan menimbulkan persentuhan – persentuhan budaya, yakni budaya Jawa dan nilai budaya minagkabau. Apalagi Adityawarman

datang ke Minangkabau untuk memerintah. 3 Terdapat dua aliran besar dalam sistem pemerintahan nagari di

Minangkabau yakni Koto Piliang dan Bodi Caniago yang keduanya mempunyai kemiripan dengan pemerintahan polis-polis pada masa Yunani

kuno 4 . Selain dipengaruhi oleh tradisi adat, struktur masyarakat Minangkabau juga diwarnai oleh pengaruh agama Islam. Awalnya muncul konflik akibat

pertentangan kedua pengaruh ini, yang kemudian dapat diselesaikan dengan

1 Wikipedia di Akses Tanggal 16 Juni 2017, Jam 00:13 WIB

2 Abdul Kiram, Yeyen Kiram (2003),Raja – raja Minangkabau Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Museum Adityawarman Padang, Padang. hal. 21

3 Mursal Esten (1993) , Tradisi dan Perubahan,Angkasa Raya Padang Anggota IKAPI, Padang. hal. 135

4 Bonner, Robert Johnson (1933). Aspects of Athenian democracy Vol 11. University of California Press. pp. 25–86, di Akses melalui WikipediaTanggal 16 Juni 2017, Jam 00:13 WIB 4 Bonner, Robert Johnson (1933). Aspects of Athenian democracy Vol 11. University of California Press. pp. 25–86, di Akses melalui WikipediaTanggal 16 Juni 2017, Jam 00:13 WIB

Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh para penghulu atau datuk di nagari tersebut, kemudian pada masa pemerintah Hindia Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu untuk menjadi wali nagari. Dalam menjalankan pemerintahannya, wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala jorong atau wali jorong, namun sekarang dibantu oleh sekretaris nagari (setnag) dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS) yang ditugaskan oleh pemerintah di Kantor Wali Nagari tersebut ( yang jumlahnya tergantung dengan kebutuhan masing-masing nagari tersebut ). Wali nagari ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan. Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari , yakni lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama , Cadiak Pandai (kaum intelektual) dan Niniak Mamak ( para pemimpin suku dalam suatu nagari ) sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam sistem administrasi desa. Keputusan keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan Tungku Tigo

Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari Nagari. 6 Dari banyaknya nagari yang terdapat di Sumatera Barat terdapat berbagai

keunikan dari tiap – tiap nagari tersebut salah satunya adalah Kenagarian Parit

5 Wikipedia. Loc.Cit 6 Profil Kenagarian Parit Tahun 2012 5 Wikipedia. Loc.Cit 6 Profil Kenagarian Parit Tahun 2012

1. Kenagarian terluas diantara kenagarian lainnya di kabupaten Pasaman Barat dengan luas 592.17 Km 2.

2. Satu – satunya Kenagarian yang berada di Kecamatan Koto Balingka

3. Masyarakat Nagari Parit terdiri berbagai etnis, mulai dari Melayu, Mandahiling, Minang, Jawa, hingga Batak. Dengan demikian penduduk

Kenagarian Parit Bersifat Multi Etnis sangat majemuk. 8 Kenagarian Parit memiliki sejarah sendiri mengenai keberadaannya.

Kenagarian Parit sudah ada sejak sebelum Belanda masuk ke Sumatera Barat (Abad Ke 17), namun nagari itu belum mempunyai nama jelas seperti

9 sekarang 10 Sumatera Barat memiliki alam yang luas dan hasil bumi yang melimpah. Secara Geografis daerah Sumatera Barat memiliki bagian daerah

yakni daerah pedalaman atau daerah darek dan daerah pesisir atau daerah rantau. 11 Daerah pedalaman bentuk alamnya yang berbukit-bukit, banyak

lembah dan ngarai. Selain itu daerah Sumatera Barat bagian pedalaman memiliki alam yang kaya akan hasil buminya seperti kandungan mineral besi,

7 Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat, Indonesia. Daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003

tanggal 18 Desember 2003, dengan ibu kota kabupaten di Simpang Ampek. 8 Profil Kenagarian Parit Tahun 2012 , Loc.Cit

9 H. Gazali Chan(Ninik mamak kampung Sirih )wawancara tanggal, 30-04-2017 di kenagarian Parit

10 Sumatera Barat sebelah utara berbatasan dengan Sumatera Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Jambi dan Bengkulu, sebelah timur dengan Riau, dan sebelah Barat dengan

lautan Hindia. Sedangkan Sumatera Barat terdiri atas delapan kabupaten dan enam kotamadya. Kedelapan kabupaten itu adalah Pasaman, Agam, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Solok, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Sawahlunto Sijunjung, dan Dhamasraya. Sedangkan enam kotamadya ini adalah Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh, Solok dan Sawahlunto.

11 M.D. Mansoer, (dkk), Sedjarah Minangkabau, (Djakarta, Bhratara, 1970), hal, 2-3 11 M.D. Mansoer, (dkk), Sedjarah Minangkabau, (Djakarta, Bhratara, 1970), hal, 2-3

Untuk pertama kalinya Kapal-kapal Belanda singgah di Sumatera Barat terjadi di pelabuhan Tiku pada awal dasawarsa pertama abad ke 17. Berkat kelicikan dan kelihaiannya serta dengan berbagai tipu dayanya Kolonial Belanda pada pertengahan abad ke 17 berhasil menancapkan kukunya di daerah pesisir Sumatera Barat. Walaupun kawasan tersebut bagian dari Kerajaan Minangkabau, namun pada masa itu kerajaan tersebut hanya tinggal nostalgia dalam angan-angan orang Minang saja. Walau Rajo Tigo Selo (Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat) masih bertakhta di Pagaruyung dan sangat dihormati oleh seluruh orang Minang, namun angkatan bersenjata atau kekuasaan mereka tidak punya. 13 Sehingga salah satu anggota kerajaan dari

Pagaruyung itu memcari tempat tinggal yang aman ( Rajo Jawo Bajangguk Ameh ). Rajo Jawo Bajangguk Ameh ini merupakan orang yang pertama mendirikan kenagarian ini. Dia mengawali perjalanannya melalui Batipuh.

Lalu dia pergi ke daerah Sikabau 14 ( Sikabau terletak di Kecamatan Kotobalingka yang berjarak sekitar 70 KM dari ibu kota Kabupaten Pasaman

Barat / Simpang Empat ) 15 dan memdirikan perkampungan disana. Setelah cukup lama tinggal disana. Rajo Jawo Bajangguk Ameh itu kemudian pergi

12 http://sumaterarailways.blogspot.co.id/sejarah-perkeretaapian-sumatera-barat.html/02- 04-2017/21.00

13 ifile:///G:/(1)%20Stigma%20Belanda%20di%20Ranah%20Minang.htm di Akses Tanggal 27 -05 - 2017

14 Sikabau sekarang merupakan salah satu kejorongan yang berbentuk pesisir di Kenagarian Parit, Pasaman Barat

15 Objek Wisata Kabupaten Pasaman Barat ,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat: 2012. hal. 15 15 Objek Wisata Kabupaten Pasaman Barat ,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat: 2012. hal. 15

berganti maka tanah itu digarap oleh penghulu yang baru. 16 Induak Salapan itu antara lain:

1. Datuak Gadang ( nama lain dari Rajo Jawo Bajangguk Ameh / orang yang pertama mendirikan kenagarian Parit )

2. Panglimo Sati ( nama ulayatnya Parit)

3. Bagindo Maharajo Lelo ( nama ulayatnya Kampung Baru Parit)

4. Kampek Suku ( nama ulayatnya Tamiang Ampalu)

5. Kalimaja Lelo ( nama ulayatnya Kampung Sarik )

6. Datuak Sampono ( nama ulayatnya Kampung Danau Parit)

7. Sultan Kebesaran ( nama ulayatnya Kampung Sirih dan nama Datuaknya sekarang H. Ghazali Chan)

8. Datuak Rajo Mangguyang ( ulayatnya Batang Lapu) 17 Induak Nan Salapan + 4 Bosa = 12. Adapun Nan 4 Bosa itu antara lain 18 :

16 Latief Dt. Bandaro,dkk. (2004),Minagkabau Yang Gelisah : Memcari Strategi Sosialisasi Pewarisan Nilai – nilai Adat dan Budaya Minangkabau Untuk generasi

Muda, Bandung: CV Lubuk Agung. hal. 175 17 Ulayat – ulayat dari Induak Salapan Bosa Nan 12 ini sekarang memjadi Kejorongan di

Kenagarian Parit

1. Bosa ( tidak mempunyai tanah ulayat)

2. Khatip Bosa ( tidak mempunyai tanah ulayat ).

3. Bilal Bosa ( tidak mempunyai tanah ulayat)

4. Datuak Rajo Nan Bosa ( nama ulayatnya Lubuak Gadang). 19 Selain dari Induak Salapan Bosa Nan 12 itu dinamakan penghulu adat.

Penghulu adat hanya mengurus masyarakat atau cucu kemenakannya saja tanpa ada tanah ulayatnya, karena tanah ulayat kenagarian Parit hak kekuasaannya dipegang oleh Induak Salapan Bosa Nan 12. Kenagarian Parit mempunyai 30 niniak mamak / penghulu. Tapi yang memegang kekuasaan adat dan ulayat nagari Parit hanya Induak Salapan Bosa nan 12. Selebihnya hanya mengurus anak cucu kemenakan saja.

Adapun sejarah dari nama Kenagariann Parit yaitu kira – kira ditahun 1800an ( zaman Belanda ) warga nagari Parit Sangat anti terhadap penjajahan Belanda. 20 Untuk mengantisipasi penjajahan Belanda maka diperintahkanlah

kepada cucu kemenakan untuk membuat suatu benteng atau tempat perlindungan/kubu pertahanan dari serangan Belanda. Kubu pertahanan 21 itu

berbentuk parit/banda gadang yang ditanami Aur Baduri yang melingkari seluruh kubu pertahanan itu. Sejak itu orang – orang – orang di Kenagarian

18 Bosa nan 4 itu merupakan salah satu pemegang kekuasaan adat di nagari Parit atau pelengkap pemegang kekuasan di kenagarian Parit . Hanya saja mereka berempat tidak

mempunyai tanah ulayat seperti Induak nan salapan. Tapi walaupun begitu mereka ikut rapat dalam urusan tanah ulayat dari masing - masing Induak Salapan tersebut. Beda dengan Penghulu adat yang hanya mengurus masyarakat atau cucu kemenakannya saja.