Hubungan Keuangan Pusat Daerah Pertemuan ke 2

Hubungan Keuangan
Pusat – Daerah
Oleh:
Oleh:

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen
Universitas Malikussaleh
2011

PPIM FE Unimal

Sistem/Struktur Pemerintahan
Pembagian Fungsi/Kewenangan antar
Tingkatan Pemerintahan (Pusat dan
Daerah)
Pembagian kewenangan Keuangan
(Hubungan Keuangan Pusat
Pusat--Daerah)
PPIM FE Unimal

Sistem/Struktur Pemerintahan

Tingkatan Pemerintahan yang ada
Azas Pemerintahan yang dianut

PPIM FE Unimal

Pembagian Fungsi
Pemerintahan
Sistem Penyerahan urusan
Kriteria Pembagian urusan/Fungsi
Pemerintahan
Pembagian Fungsi Pemerintahan

PPIM FE Unimal

Sistem Penyerahan
Urusan/Kewenangan
General Competence:
Competence:
Sistem penetapan urusan atau kewenangan
pemerintah daerah tanpa penetapan secara

spesifik terhadap luas kewenangannya.
Ultra Vires:
Vires:
Penetapan urusan/kewenangan secara rinci
dalam peraturan perundangan.

PPIM FE Unimal

Pembagian Fungsi PusatPusat-Daerah
Kriteria:
1. Ruang Lingkup Services: apakah bersifat
nasional atau kedaerahan (economic of
scope)
2. Skala ekonomi: memadai (econimic of scale)
3. Consumer Preferences/Responiveness:
apa yg menjadi kebutuhan konsumen &
cepat vs lambat
PPIM FE Unimal

4. Cost/Benefit spill

spill--over
5. Budgetary choices on composition of
spending

PPIM FE Unimal

1. Fungsi Pemerintah Pusat
2. Fungsi Pemerintah Propinsi
3. Fungsi Pemerintah
Kabupaten/Kota

PPIM FE Unimal

Prinsip Pembagian Sumber
Sumber-Sumber Keuangan:
Money follow Functions atau
Expenditure Assignment precede
Tax Assignment
Yang harus tercermin dalam


UU ttg Perimbangan
Keuangan Pusat
Pusat--Daerah
PPIM FE Unimal

1

Pendapatan Asli Daerah

2

Sumber--Sumber
Penyerahan Sumber
Pendapatan Daerah

3

Bagi Hasil Pendapatan Pajak

4


Alokasi Pusat kepada Daerah
PPIM FE Unimal

Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil BUMD
Lain--Lain Pendapatan Daerah yang sah
Lain

PPIM FE Unimal

Penyerahan/Penetapan PAD
Penyerahan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
telah dilakukan berulangkali.
Sebelum yang terakhir (tahun 2000), telah
ditetapkan UU No.18 tahun 1997
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


PPIM FE Unimal

Bagi Hasil Pajak/Pendapatan
Penyerahan sebagian atau seluruh
pendapatan Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah.
Contoh: Pajak Bumi dan Bangunan

PPIM FE Unimal

Alokasi Pusat Daerah
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Tujuannya:

Tujuannya:
Untuk memperbaiki Vertical imbalances
Untuk memperbaiki horizontal imbalances
Untuk menjaga standard pelayan publik pada setiap
daerah
Penyeimbang bagi spill
spill--over effects
Pembangunan ekonomi
Mendorong pelaksanaan otonomi daerah

PPIM FE Unimal

Kriteria Alokasi PusatPusat-Daerah
1.
2.
3.

4.

Guarantee local revenue adequacy

Maintain local tax effort
Equity: alokasi harus berbeda antara satu daerah
dengan lainnya, sesuai kondisi daerah masing2
Transparancy dan stability:
formula harus diumumkan/diketahui oleh daerah,
dan setiap daerah harus mampu memprediksi
berapa besar yang akan diterima

PPIM FE Unimal

Jenis--jenis Alokasi Pusat
Jenis
1. Grant (subsidi)
a. Block Grant (DAU)
b. Specific Grant (DAK)
c. Matching Grant
2. Pinjaman Pusat pada Daerah
a. Langsung dari Pemerintah Pusat
b. Two
Two--step loan

3. Penyertaan Modal Pemerintah (PMP)
4. Hibah, Sumbangan
5. Bagi hasil pendapatan Pusat kepada Daerah
PPIM FE Unimal

Bagi hasil (revenue sharing)
Berdasarkan formula (by formula)
advantages vs disadvantages
Berdasarkan asal daerah (by origin)
advantages vs disadvantages

PPIM FE Unimal

Dana Alokasi Umum (DAU):
Kriteria Desain Transfer Pusat ke Daerah
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Otonomi
Revenue Adequacy
Equity
Transparant & Stabil
Simplicity
Insentif

PPIM FE Unimal

Fiscal Gap as Transfer Basis
Fiscal Gap adalah selisih antara kebutuhan
fiskal (fiscal
(fiscal needs)
needs) dengan kapasitas fiskal
(fiscal capacity)
capacity)
Fiscal Needs adalah kebutuhan daerah untuk
membiayai seluruh pengeluaran

pengeluaran-- nya dalam
rangka menjalankan fungsi /kewenangan
daerah menyediakan layanan publik
(expenditure needs)
needs)
PPIM FE Unimal

Deskripsi Dana Alokasi Umum
Terdiri dari 3 komponen umum:
1.
Faktor Penyeimbang (Balancing Factor)
2.
Formula
3.
Lumpsum
DAU = BF + Formula + Lumpsum

PPIM FE Unimal

Faktor Penyeimbang
Merupakan mekanisme untuk mencegah
terjadinya penurunan jumlah anggaran secara
tajam agar pemerintah daerah tetap dapat
membiayai angaran rutinnya, terutama yang
berkaitan dengan gaji pegawai sehubungan
dengan terjadinya penambahan kewenangan
dan adanya pegawai pusat yang dialihkan ke
daerah.

PPIM FE Unimal

Dengan adanya faktor penyeimbang
terutama pada tahun2 pertama DAU
dilaksanakan maka diharapkan Daerah
Kabupaten dan Kota dapat menerima
minimum sama dengan jumlah SDO dan
total jumlah Subsidi dalam bentuk Inpres
yang selama ini di terima oleh
Kabupaten/Kota yang bersangkutan

PPIM FE Unimal

Untuk menjaga kemampuan daerah
membiayai penambahan kewenanngan dan
penambahan pegawai maka pada tahun
tahun-tahun pertama Faktor penyeimbang
jumlahnya adalah sbb:
BF=1.3 SDO + 1.1 Inpres

PPIM FE Unimal

Formula
Menetapkan jumlah melalui formula
adalah sbb:
Menetapkan Fiscal Gap (FG)
FG = Expenditure Needs (EN) – Fiscal
Capacity (FC).
EN = APBD Exp . {Pend.Luas.Miskin.Cost Index}
n
4
FC = PAD + PBB + BPHTB . {PDRBSDA+PDRBnonSDA+Ang.Kerja}
n
3
PPIM FE Unimal

Jumlah Perhitungan dgn Formula
Pada tahun pertama penerapan DAU total jumlah BF
mencapai 80% dari total DAU sehingga siasanya dgn
formula hanya sebesar 20% yaitu Rp10.058 trilyun
dari total Rp54.465 trilyun.
Dengan demikian pada tahuntahun-tahun pertama
penerapan DAU, formula blm memainkan peran yang
signifikan.

PPIM FE Unimal

DAU di masa YAD
BF harus semakin kecil, bahkan suatu saat
tidak perlu menjadi faktor penentu DAU
Fiscal Capacity tidak lagi mengandalkan data
realisasi PAD tetapi haruslah mengacu pada
potensi pajak yg sesungguhnya.

PPIM FE Unimal