Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Tentang Isu Gender dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita T1 362007022 BAB IV
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1. Film 7 Hati 7Cinta 7WanitaFilm 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini merupakan film pendek yang berjudul Aku Perempuan, karya Robby Ertanto pada September 2009. Kemudian direlis menjadi sebuah film panjang layar lebar atas usulan presiden direktur festival film Indonesia (FFI), Zendy Rizky Tjandra. Awalnya film ini berdurasi 125 menit, kemudian diperpendek menjadi 95 menit namun bagian yang dipotong tersebut, tidak mempengaruhi keseluhan dialog dalam film, bahkan menjadikan cerita dalam film semakin nampak maknanya.
Robby selaku sutradara tidak mengganti alur dan pemain dalam film tersebut, sehingga hasilnya hampir sama dengan film yang berjudul Aku Perempuan, hanya judul dan durasinya yang membedakan film ini. Menurut Robby film ini diangkat dari cerita nyata, kisah dari seorang temannya di Surabaya, selain itu pada 2009 lalu, saat Robby Ertanto mengikuti ASEAN- ROK Independen Cinema Workshop di Manila, ia mendengar isu feminisme menjadi perhatian dunia. Hal inilah yang melatarbelakangi Robby mengangkat isu tersebut menjadi cerita dalam Film 7 Hati 7Cinta 7Wanita karyanya. Sumber: http://filmindonesia.or.id.
(2)
Film ini menyajikan latar disebuah rumah sakit di Jakarta, dengan mempraktikan tradisi kehidupan modern. Skenario dari film ini juga ditulis oleh Robby Ertanto sendiri ketika masih duduk di bangku kuliah semester enam di Institut Kesenian Jakarta. Film ini dibintangi oleh Jajang C Noer, dan pertama kali diputar dalam format digital betacam. Pemutaran perdana Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita tingkat dunia diadakan di Festival Film Indonesia (FFI) di Melbourne, Australia edisi kelima pada 20 Agustus 2010. Kemudian tayang di Balinale, Bali pada festival film Oktober 2010 lalu, sebelum tayang secara umum di jaringan bioskop blitzmegaplex, 18 Mei 2011.
Dengan pemilihan karakter pemain yang cerdik oleh sutradara Robby Ertanto, dan pengiringan lagu-lagu secara cermat, dalam menceritakan setiap pasangan serta penokohan yang sangat konsisten makin membuat film ini terlihat lancar dalam dialog yang dikedepankan di ruangan dokter Kartini. Sehingga menjadikan film ini semakin nampak seperti realitas sesunguhnya dalam kehidupan sehari-hari dan khalayak bisa langsung menangkap secara cepat isi dalam film ini. Akhirnya waktu yang dibutuhkan hampir satu tahun untuk bisa tayang di masyarakat secara umum bisa terobati, setelah film ini mendapatkan banyak pengahargaan dalam ajang festival film Indonesia (FFI).
(3)
4.2. Sinopsis Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Film ini diangkat dari kisah nyata, mengenai realitas kehidupan yang berkaitan dengan kelas sosial di masyarakat, dan mengambil ending sebuah rumah sakit di Jakarta. Dengan pengambilan ending ini, akan semakin menjadikan cerita dalam film ini seperti benar-benar terjadi dan sesuai dengan kenyataan sesungguhnya. Cerita dalam film ini semuanya bersumber pada seorang dokter ahli kandungan bernama Kartini yang sudah berusia 45 tahun. Dia adalah seorang dokter yang mempunyai masa lalu kelam terhadap laki-laki. Sewaktu muda dia mempunyai pacar, namun kedua orang tua Kartini tidak menyetujui hubungan mereka berdua, sehingga laki-laki tersebut diusir ayah Kartini dari rumah, ketika laki-laki tersebut menemui Kartini. Sejak peristiwa itu, Kartini dan pacarnya tersebut, tidak lagi mengetahui kelanjutan hubungan mereka, karena laki-laki tersebut sudah menjaga jarak sebab takut terhadap orang tua Kartini, dan membiarkan dengan tujuan supaya Kartini mendapatkan laki-laki yang sesuai dengan pilihan orang tuanya. Sejak peristiwa itu, dokter Kartini menjadi tidak percaya lagi dengan perasaan cinta dari laki-laki, karena dia merasa sudah dipermainkan, sebab setelah kejadian tersebut laki-laki itu tidak pernah lagi berusaha untuk mencarinya. Dari masa lalunya tersebut, kemudian dokter Kartini menganggap laki-laki adalah orang yang tidak bertanggung jawab, dan laki-laki adalah penyebab setiap masalah yang terjadi pada perempuan.
(4)
Sebagai seorang dokter kandungan, Kartini menemukan barbagai macam kasus dan persoalan yang dihadapi perempuan dari berbagai latar belakang yang disebabkan oleh perlakuan tidak adil para laki-laki. Dari yang hamil di luar nikah, perempuan penjaja seks terkena kangker rahim, perempuan yang hamil 9 bulan, namun harus bercerai dengan suami karena suaminya tersebut diam-diam sudah menikah dengan perempuan lain dan sudah punya anak berusia 3 tahun. Kemudian ada juga perempuan yang sedang hamil namun selalu disiksa suaminya karena suaminya tersebut mengalami kelainan seksual, tapi perempuan itu selalu menutupinya karena takut dengan suaminya. Ada juga seorang perempuan yang sedang hamil muda yang nekat akan menggugurkan bayi dalam kandungannya bila bayi tersebut tidak berjenis kelamin laki-laki. Dari permasalahan tersebut, dokter Kartini berusaha berjuang supaya perempuan mendapatkan hak dan tanggung jawab dari laki-laki, sebab menurut dokter Kartini semua permasalahan tersebut mutlak kesalahan laki-laki, sementara perempuan adalah korban.
Semua cerita tentang permasalahan para perempuan tersebut terungkap bermula dari meja konsultasi di ruang kerja dokter Kartini. Dokter Kartini mempunyai 6 orang pasien. Pasien pertama bernama Rara berusia 14 tahun yaitu seorang siswi kelas 2 SMP. Rara menemui dokter Kartini untuk berkonsultasi, karena dia telat dua minggu. Dokter Kartini terkejut sewaktu melihat Rara yang masih terbilang anak-anak masuk ruangannya. Dalam ruangan kerjanya, dokter Kartini bertanya kepada Rara penyebab dia telat dua minggu, Rara menjawab dengan lugu bahwa dia mau tahu apa mungkin dirinya hamil karena perbuatan hubungan suami istri yang dia lakukan
(5)
dengan pacarnya Acin yang baru berusia 15 tahun. Kemudian dokter Kartini kembali bertanya kenapa Rara mau melakukan hubungan tersebut kalau takut hamil. Rara menjawab awalnya dia menolak, namun karena pacarnya terus memaksa dan merayunya serta menciuminya terus menerus akhirnya Rara pasrah dan mau melakukan hubungan tersebut. Ketika diperiksa oleh dokter Kartini ternyata Rara positif hamil. Rara mencoba meminta pertanggungjawaban dari Acin, namun saat mendengar Rara hamil Acin meminta Rara untuk menggugurkan bayi dalam kandunganya, karena dia tidak mau bertanggung jawab terhadap bayi tersebut dengan alasan dia belum bekerja. Sehingga dalam kasus Rara ini, dokter Kartini menggarisbawahi dengan kalimatnya bahwa Rara ini adalah perempuan kecil yang belum mengerti tentang arti sebuah kehormatan dan impian yang selama ini menjadi impian kaum perempuan dalam perjuangan mereka.
Pasien kedua dari dokter Kartini adalah Lili berusia 27 tahun, kakak dari Acin. Lili sedang hamil muda, namun selalu mengalami kekerasan dari suaminya Randy yang berusia 30 tahun, karena suaminya tersebut mengalami kelainan seksual. Sehingga setiap kali berkonsultasi dengan dokter Kartini muka dan perutnya lebam akibat penyiksaan suaminya tersebut. Dokter Kartini selalu meminta Lili untuk melaporkan perlakuan suaminya itu ke polisi, namun Lili selalu pasrah dengan perlakuan suaminya. Lili juga melarang dokter Kartini melaporkan suaminya karena Lili menganggap perlakuan suaminya tersebut adalah karena cinta. Selain itu, alasan Lili juga karena dia mencintai suaminya oleh sebab itu dia tidak mau melaporkan perbuatan suaminya itu ke polisi. Akhirnya Lili meniggal karena terlalu banyak luka
(6)
ditubuhnya akibat dari penyiksaan yang dilakukan setiap hari oleh suaminya yang dia anggap sebagai uangkapan cinta tersebut.
Yanti adalah perempuan yang berusia 25 tahun dan pasien ketiga dari dokter Kartini, yaitu perempuan yang pekerjaannya sebagai penjual seks komersial (PSK). Saat memusuki ruang kerja dokter Kartini Yanti ditemani seorang laki-Laki bernama Bambang yang berperan sebagai tukang antar jemput Yanti, dan dalam film ini sutradara namakan sebagai ajelo (antar jemput lonteh). Dalam ruangan dokter Kartini seolah-olah kisah tentang kehidupan malam Yanti diceritakan. Setiap malam Yanti selalu melayani tiga orang yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan dalam berhubungan seks. Dokter Kartini seolah terkejut mendengar cerita tersebut, dia menganggap Yanti adalah perempuan unik yang pernah ia temui dari semua perempuan yang menjadi korban dari laki-laki. Akibat dari pekerjaan tersebut, setelah melihat hasil tes dari dokter Kartini, Yanti sangat sedih sebab dari hasil tes tersebut ternyata dia menderita kangker rahim. Bambang sebagai seorang laki-laki yang sudah lama mencintai Yanti selalu memberikan Yanti semangat supaya kangker rahim tersebut bisa Yanti atasi, kerena kengker rahim tersebut akhirnya Yanti memutuskan untuk berhenti menjadi perempuan malam. Bambang sangat terkejut mendengar penyataan Yanti tersebut, karena menurut Bambang Yanti adalah seorang perempuan yang hanya bisa bekerja sebagai perempuan malam yang tugasnya hanya mengangkang saja. Namun Yanti dalam keadaan marah menjelaskan kepada Bambang bahwa dirinya juga pernah bekerja di kantoran, namun karena bosnya hanya menginginkan Yanti melayaninya di ranjang, sehingga dia berenti dari pekerjaan itu
(7)
dan akhirnya karena kecewa terhadap perlakuan laki-laki, dia memutuskan menjadi perempuan malam (PSK), karena menjadi perempuan malam sama halnya dengan pekerja kantoran yang tugasnya bukan bekerja, namun hanya menjadi pemuas laki-laki semata.
Kemudian hadir juga Ratna buruh jahit berusia 25 tahun yang sedang hamil 9 bulan. Awalnya kesulitan mendapatkan anak sehingga suaminya Marwan berusia 27 tahun, diam-diam selingkuh dengan perempuan lain dan sudah mendapatkan anak laki-laki berusia 3 tahun. Ratna adalah seorang perempuan yang tegar, walaupun dia seorang buruh jahit, namun Ratna selalu kuat dan tidak pernah megeluh dengan kehidupanya. Dokter Kartini selalu meminta Ratna untuk meminta cuti karena kelahiran anaknya sudah dekat, namun Ratna selalu menjawab bahwa uangnya lumaian untuk bayi dalam kandungannya. Disisi lain suaminya selalu jarang pulang, dengan alasan selalu lembur, namun Ratna tetap tabah walaupun setiap hari suaminya tidak kunjung gajihan. Suatu ketika Ratna mencium bau yang berbeda dari baju suaminya Marwan, dan dari peristiwa itu Ratna tahu bahwa suaminya tersebut mempunyai istri simpanan, dan karena itu suaminya selalu pulang malam dengan alasan lembur. Kemudian semuanya terbongkar ketika istri simpanan Marwan datang ke Rumah mereka, karena anak Marwan dengan selingkuhanya tersebut sakit. Ratna yang saat itu baru pulang kerja terkejut melihat perempuan lain di rumah mereka, sementara pintu dalam keadaan tertutup. Sehingga terjadilah pertengkaran hebat antara Ratna dengan Marwan. Ratna dengan tegas mengatakan kepada Marwan bahwa dirinya bukan seekor anjing yang bisa ditendang begitu saja saat majikannya sibuk
(8)
dengan lonteh-lonteh diluar. Akhirnya Ratna meninggalkan rumah bersama dengan Rara adiknya yang juga hamil. Dari peristiwa tersebut, bagi Ratna sosok laki-laki itu tidak bisa dipercaya, laki-laki dicap Ratna sebagai orang yang kurang ajar, bangsat, dan tidak tahu diri. Cap ini diberikan karena laki-laki dengan mudah lari dari tanggung jawabnya, baik sebagai suami maupun sebagai pacar.
Selain itu muncul juga Lastri, seorang perempuan gendut berusia 27 tahun. Ia adalah seorang perempuan yang sangat menginginkan kehamilan, namun tidak bisa hamil dikarenakan berat badannya yang tidak bisa turun. Lastri adalah perempuan yang terbilang sama sekali tidak bermasalah dalam rumah tangganya dengan Hadi suaminya yang berusia 30 tahun. Suaminya Hadi selalu menyukai masakkan dari Lastri. Dokter Kartini melihat hubungan mereka sangat bahagia sekali, sehingga sempat juga dokter Kartini mau menghapus masa lalunya yang kelam terhadap laki-laki. Namun suatu masalah tiba-tiba muncul dalam hubungan Lastri dengan suaminya tersebut. Berawal dari seorang pasien terakhir dokter Kartini, yaitu Ningsih berusia 30 tahun. Ningsih adalah seorang perempuan yang sedang hamil. Dia adalah perempuan yang sangat menginginkan bayi laki-laki, kalau tidak laki-laki dia akan menggugurkan bayi dalam kandunganya tersebut. Karena kehadiran bayi laki-laki tersebut, menurut Ningsih akan menggantikan suaminya yang selama ini culun, pemalu, dan tidak punya ambisi, serta tidak bisa memimpin kelurga. Dokter Kartini heran mendengar penjelasan Ningsih, namun akhirnya alasan Ningsih diketahui oleh dokter Kartini, sebab dalam kehidupan rumah tangganya, perbedaan status mendorongnya lebih dominan dalam segala hal, sementara suaminya tergolong
(9)
laki-laki yang lemah dan tidak sukses seperti dirinya. Bukan hanya itu, ternyata suami Ningsih adalah Hadi, yang juga suami Lastri. Hal ini terbongkar ketika Hadi sedang menemani Ningsih memeriksakan kandungan ke dokter Kartini, sementara Lastri juga sedang periksa di sana. Akhirnya kebohongan Hadi terhadap Ningsih dan terhadap Lastri terbongkar. Di depan ruang kerja dokter Kartini pertengkaran antara Ketiganya terjadi, sampai terjadi tarik tarikan rambut antara Lastri dengan Ningsih, sementara Hadi hanya tercengang bingung melihat kedua istrinya bertengkar dan berkelahi.
Perempuan terakhir adalah dokter muda Rohana , yang baru masuk bekerja di rumah sakit Fatmawati Jakarta, tempat dokter Kartini juga bekerja. Rohana memberikan pandangan baru kepada dokter Kartini, mengenai laki-laki. Akhirnya selama 45 tahun tenggelam dalam permasalah pasien dan masa lalu yang membuatnya takut sebagai perempuan, kini dokter Kartini mulai mendapatkan perbandingan tentang laki-laki dan perempuan. Dokter Kartini sadar dengan perkataan dokter Rohana, bahwa tidak semua permasalahan mutlak kesalahan kaum laki-laki, sebab tidak semua perempuan adalah korban, sehingga perempuan juga perlu dipertanyakan dalam setiap masalah yang muncul. Ketika jam kantor selesai, dokter Kartini terkejut melihat seorang laki-laki yang dulu pernah dicintainya, laki-laki tersebut adalah ayah dari dokter Rohana. Laki-laki tersebut menceritakan alasannya kenapa dia tidak mencari dokter Kartini saat itu. Pertemuan itu kemudian mengubah pikiran dokter Kartini terhadap laki-laki.
(10)
Akhirnya dokter Kartini mampu memulai hidupnya dengan lembaran baru, barsama dokter Anton, yang juga dokter kandungan yang sudah lama mencintai dokter Kartini.
4.3. Penghargaan Film 7Hati 7 Cnta 7Wanita
Pada tahun 2010, Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita mendapatkan enam piala citra dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI), dan dua piala layar emas Indonesia Movie Awards (IMA).
Penerima Kategori/ Tahun Penghargaan Nominasi
Jajang C Noer Pemeran utama Wanita terbaik(2010)
Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI) Happy Salma Pemeran pendukung wanita
Terbaik(2010)
Piala Citra Pemenang pada Festival Film Indonesi (FFI) Revi Budiman Film terbaik ( 2010) Piala Citra Unggulan pada Festival
Film Indonesia (FFI) Intan Kieflie Pemeran pendukung wanita
terbaik(2010)
Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI) Robby Ertanto
Soediskam
Penulis skenario cerita asli dan adaptasi terbaik (2010)
Piala Citra Unggulan pada festival Film Indonesia (FFI) Nathanael P.
Winarto
Penata music terbaik (2010) Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI)
Rangga Djoned Pendatang baru pria terbaik (2011)
Piala layar emas Pemenang pada Indonesia Movie Awards(IMA) Happy Salma Pemeran pendukukng wanita
terbaik (2011)
Piala Layar emas
Pemenang pada Indonesia Movie Awards (IMA)
(1)
dengan pacarnya Acin yang baru berusia 15 tahun. Kemudian dokter Kartini kembali
bertanya kenapa Rara mau melakukan hubungan tersebut kalau takut hamil. Rara
menjawab awalnya dia menolak, namun karena pacarnya terus memaksa dan
merayunya serta menciuminya terus menerus akhirnya Rara pasrah dan mau
melakukan hubungan tersebut. Ketika diperiksa oleh dokter Kartini ternyata Rara
positif hamil. Rara mencoba meminta pertanggungjawaban dari Acin, namun saat
mendengar Rara hamil Acin meminta Rara untuk menggugurkan bayi dalam
kandunganya, karena dia tidak mau bertanggung jawab terhadap bayi tersebut dengan
alasan dia belum bekerja. Sehingga dalam kasus Rara ini, dokter Kartini
menggarisbawahi dengan kalimatnya bahwa Rara ini adalah perempuan kecil yang
belum mengerti tentang arti sebuah kehormatan dan impian yang selama ini menjadi
impian kaum perempuan dalam perjuangan mereka.
Pasien kedua dari dokter Kartini adalah Lili berusia 27 tahun, kakak dari Acin.
Lili sedang hamil muda, namun selalu mengalami kekerasan dari suaminya Randy
yang berusia 30 tahun, karena suaminya tersebut mengalami kelainan seksual.
Sehingga setiap kali berkonsultasi dengan dokter Kartini muka dan perutnya lebam
akibat penyiksaan suaminya tersebut. Dokter Kartini selalu meminta Lili untuk
melaporkan perlakuan suaminya itu ke polisi, namun Lili selalu pasrah dengan
perlakuan suaminya. Lili juga melarang dokter Kartini melaporkan suaminya karena
Lili menganggap perlakuan suaminya tersebut adalah karena cinta. Selain itu, alasan
Lili juga karena dia mencintai suaminya oleh sebab itu dia tidak mau melaporkan
(2)
ditubuhnya akibat dari penyiksaan yang dilakukan setiap hari oleh suaminya yang dia
anggap sebagai uangkapan cinta tersebut.
Yanti adalah perempuan yang berusia 25 tahun dan pasien ketiga dari dokter
Kartini, yaitu perempuan yang pekerjaannya sebagai penjual seks komersial (PSK).
Saat memusuki ruang kerja dokter Kartini Yanti ditemani seorang laki-Laki bernama
Bambang yang berperan sebagai tukang antar jemput Yanti, dan dalam film ini
sutradara namakan sebagai ajelo (antar jemput lonteh). Dalam ruangan dokter Kartini
seolah-olah kisah tentang kehidupan malam Yanti diceritakan. Setiap malam Yanti
selalu melayani tiga orang yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan dalam
berhubungan seks. Dokter Kartini seolah terkejut mendengar cerita tersebut, dia
menganggap Yanti adalah perempuan unik yang pernah ia temui dari semua
perempuan yang menjadi korban dari laki-laki. Akibat dari pekerjaan tersebut, setelah
melihat hasil tes dari dokter Kartini, Yanti sangat sedih sebab dari hasil tes tersebut
ternyata dia menderita kangker rahim. Bambang sebagai seorang laki-laki yang sudah
lama mencintai Yanti selalu memberikan Yanti semangat supaya kangker rahim
tersebut bisa Yanti atasi, kerena kengker rahim tersebut akhirnya Yanti memutuskan
untuk berhenti menjadi perempuan malam. Bambang sangat terkejut mendengar
penyataan Yanti tersebut, karena menurut Bambang Yanti adalah seorang perempuan
yang hanya bisa bekerja sebagai perempuan malam yang tugasnya hanya
mengangkang saja. Namun Yanti dalam keadaan marah menjelaskan kepada Bambang
bahwa dirinya juga pernah bekerja di kantoran, namun karena bosnya hanya
(3)
dan akhirnya karena kecewa terhadap perlakuan laki-laki, dia memutuskan menjadi
perempuan malam (PSK), karena menjadi perempuan malam sama halnya dengan
pekerja kantoran yang tugasnya bukan bekerja, namun hanya menjadi pemuas laki-laki
semata.
Kemudian hadir juga Ratna buruh jahit berusia 25 tahun yang sedang hamil 9
bulan. Awalnya kesulitan mendapatkan anak sehingga suaminya Marwan berusia 27
tahun, diam-diam selingkuh dengan perempuan lain dan sudah mendapatkan anak
laki-laki berusia 3 tahun. Ratna adalah seorang perempuan yang tegar, walaupun dia
seorang buruh jahit, namun Ratna selalu kuat dan tidak pernah megeluh dengan
kehidupanya. Dokter Kartini selalu meminta Ratna untuk meminta cuti karena
kelahiran anaknya sudah dekat, namun Ratna selalu menjawab bahwa uangnya
lumaian untuk bayi dalam kandungannya. Disisi lain suaminya selalu jarang pulang,
dengan alasan selalu lembur, namun Ratna tetap tabah walaupun setiap hari suaminya
tidak kunjung gajihan. Suatu ketika Ratna mencium bau yang berbeda dari baju
suaminya Marwan, dan dari peristiwa itu Ratna tahu bahwa suaminya tersebut
mempunyai istri simpanan, dan karena itu suaminya selalu pulang malam dengan
alasan lembur. Kemudian semuanya terbongkar ketika istri simpanan Marwan datang
ke Rumah mereka, karena anak Marwan dengan selingkuhanya tersebut sakit. Ratna
yang saat itu baru pulang kerja terkejut melihat perempuan lain di rumah mereka,
sementara pintu dalam keadaan tertutup. Sehingga terjadilah pertengkaran hebat antara
Ratna dengan Marwan. Ratna dengan tegas mengatakan kepada Marwan bahwa
(4)
dengan lonteh-lonteh diluar. Akhirnya Ratna meninggalkan rumah bersama dengan
Rara adiknya yang juga hamil. Dari peristiwa tersebut, bagi Ratna sosok laki-laki itu
tidak bisa dipercaya, laki-laki dicap Ratna sebagai orang yang kurang ajar, bangsat,
dan tidak tahu diri. Cap ini diberikan karena laki-laki dengan mudah lari dari
tanggung jawabnya, baik sebagai suami maupun sebagai pacar.
Selain itu muncul juga Lastri, seorang perempuan gendut berusia 27 tahun. Ia
adalah seorang perempuan yang sangat menginginkan kehamilan, namun tidak bisa
hamil dikarenakan berat badannya yang tidak bisa turun. Lastri adalah perempuan
yang terbilang sama sekali tidak bermasalah dalam rumah tangganya dengan Hadi
suaminya yang berusia 30 tahun. Suaminya Hadi selalu menyukai masakkan dari
Lastri. Dokter Kartini melihat hubungan mereka sangat bahagia sekali, sehingga
sempat juga dokter Kartini mau menghapus masa lalunya yang kelam terhadap
laki-laki. Namun suatu masalah tiba-tiba muncul dalam hubungan Lastri dengan suaminya
tersebut. Berawal dari seorang pasien terakhir dokter Kartini, yaitu Ningsih berusia 30
tahun. Ningsih adalah seorang perempuan yang sedang hamil. Dia adalah perempuan
yang sangat menginginkan bayi laki-laki, kalau tidak laki-laki dia akan
menggugurkan bayi dalam kandunganya tersebut. Karena kehadiran bayi laki-laki
tersebut, menurut Ningsih akan menggantikan suaminya yang selama ini culun,
pemalu, dan tidak punya ambisi, serta tidak bisa memimpin kelurga. Dokter Kartini
heran mendengar penjelasan Ningsih, namun akhirnya alasan Ningsih diketahui oleh
dokter Kartini, sebab dalam kehidupan rumah tangganya, perbedaan status
(5)
laki-laki yang lemah dan tidak sukses seperti dirinya. Bukan hanya itu, ternyata suami
Ningsih adalah Hadi, yang juga suami Lastri. Hal ini terbongkar ketika Hadi sedang
menemani Ningsih memeriksakan kandungan ke dokter Kartini, sementara Lastri juga
sedang periksa di sana. Akhirnya kebohongan Hadi terhadap Ningsih dan terhadap
Lastri terbongkar. Di depan ruang kerja dokter Kartini pertengkaran antara Ketiganya
terjadi, sampai terjadi tarik tarikan rambut antara Lastri dengan Ningsih, sementara
Hadi hanya tercengang bingung melihat kedua istrinya bertengkar dan berkelahi.
Perempuan terakhir adalah dokter muda Rohana , yang baru masuk bekerja di
rumah sakit Fatmawati Jakarta, tempat dokter Kartini juga bekerja. Rohana
memberikan pandangan baru kepada dokter Kartini, mengenai laki-laki. Akhirnya
selama 45 tahun tenggelam dalam permasalah pasien dan masa lalu yang membuatnya
takut sebagai perempuan, kini dokter Kartini mulai mendapatkan perbandingan
tentang laki-laki dan perempuan. Dokter Kartini sadar dengan perkataan dokter
Rohana, bahwa tidak semua permasalahan mutlak kesalahan kaum laki-laki, sebab
tidak semua perempuan adalah korban, sehingga perempuan juga perlu dipertanyakan
dalam setiap masalah yang muncul. Ketika jam kantor selesai, dokter Kartini terkejut
melihat seorang laki-laki yang dulu pernah dicintainya, laki-laki tersebut adalah ayah
dari dokter Rohana. Laki-laki tersebut menceritakan alasannya kenapa dia tidak
mencari dokter Kartini saat itu. Pertemuan itu kemudian mengubah pikiran dokter
(6)
Akhirnya dokter Kartini mampu memulai hidupnya dengan lembaran baru,
barsama dokter Anton, yang juga dokter kandungan yang sudah lama mencintai dokter
Kartini.
4.3. Penghargaan Film 7Hati 7 Cnta 7Wanita
Pada tahun 2010, Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita mendapatkan enam piala citra
dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI), dan dua piala layar emas Indonesia Movie
Awards (IMA).
Penerima Kategori/ Tahun Penghargaan Nominasi Jajang C Noer Pemeran utama Wanita
terbaik(2010)
Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI) Happy Salma Pemeran pendukung wanita
Terbaik(2010)
Piala Citra Pemenang pada Festival Film Indonesi (FFI) Revi Budiman Film terbaik ( 2010) Piala Citra Unggulan pada Festival
Film Indonesia (FFI) Intan Kieflie Pemeran pendukung wanita
terbaik(2010)
Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI) Robby Ertanto
Soediskam
Penulis skenario cerita asli dan adaptasi terbaik (2010)
Piala Citra Unggulan pada festival Film Indonesia (FFI) Nathanael P.
Winarto
Penata music terbaik (2010) Piala Citra Unggulan pada Festival Film Indonesia (FFI)
Rangga Djoned Pendatang baru pria terbaik (2011)
Piala layar emas Pemenang pada Indonesia Movie Awards(IMA) Happy Salma Pemeran pendukukng wanita
terbaik (2011)
Piala Layar emas
Pemenang pada Indonesia Movie Awards (IMA)