Sistem Penentuan Posisi Berbasis Satelit

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

Tugas 2
Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit
Dosen : Hasanudin Z. Abidin
1. Astronomi Geodesi
a. Karakteristik Umum
Sebelum ditemukanya penetuan posisi berdasarkan satelit pada saat ini, dahu;u telah ada
sebuah sistem yang berdasarkan pengamatan langit yaitu sistem astronomi geodesi. Sistem
geodesi satelit tertua adalah sistem astronomi geodesi yang berbasiskan pada pengamatan
bintang, dan sampai saat ini masih digunakan meskipun terbatas pada aplikasi-aplikasi
tertentu saja. Sebagai contoh metode ini telah digunakan sejak 1884 untuk penentuan lintang
secara teliti di Potsdam. Disamping itu metode astronomi geodesi ini juga sudah berkontribusi
dalam pengamatan pergerakan kutub (polar motion) sejak tahun 1890. Pengukuran lintang
dan bujur astronomi dapat dilakukan secara simultan, yaitu dengan menggunakan metode
summer atau intercept. Dalam pengukuran penentuan posisi dngan sistem astronomi geodesi
membutuhkan primer ansiorekta dan deklinasi bintang yang dapat diperoleh lewat katalog
bintang.Dalam hal penggunaan alat untuk menentukan posisi dengan sistem satelit geodesi
astronomi tidak memerlukan alat yang canggih dan modern.
b. Parameter
Pada sistem penentuan posisi dengan sistem astronomi geodesi, parameter yang harus

diketahui adalah lintang geografis, bujur geografis, deklinasi, jari-jari bumi, assensiorekta, dan
tinggi pengamatan.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem astronomi geodesi adalah sudut
zenith bintang, sudut waktu, waktu, tekanan udara, dan temperartur yang pada akhirnya
digunakan untuk menghitung posisi pengamat.

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

2. Satelit Fotografi
a. Karakteristik Umum
Metode fotografi satelit ini berbasiskan pada pengukuran ke arah satelit, yaitu dengan
pemotretan satelit berlatar belakang bintang-bintang yang telah diketahui koordinatnya.
Metode fotografi satelit digunakan antara tahun 1964 sampai 1975 untuk pembentukan
jejaring geometrik regional, kontinental, dan global, dalam proyek-proyek nasional dan
internasional. Dengan menggunakan jaringan kamera Baker-Nunn, metode ini telah
dimanfaatkan untuk menjejak satelit-satelit buatan generasi awal seperti Sputnik-1 dan 2,
Vanguard-1, dan GEOS-1 pada era 1957 sampai awal 1960-an; dan telah berhasil
e gesti asi pe ggepe ga serta e tuk pear-shape 7 dari Bu i.
Pengorganisasian, realisasi, dan reduksi pengamatan satelit fotografi dengan kamera sangat

menyita waktu dan membutuhkan usaha yang besar. Langkah-langkah fundamentalnya:
-Pengamatan kamera
-Perhitungan dan koreksi koordinat
-Plate reduction
Plate reduction memberikan jarak ruang antara posisi stasiun pengamatan di bumi dan
satelit sebagai fungsi dari waktu.
Berikut adalah jaringan geometric global yang diamati melalui kamera BC4 :

b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem satelit fotografi, parameter yang harus diketahui adalah
sudut azimuth, sudut waktu, distorsi radial, distorsi tangensial, refraksi satelit, aberasi satelit,
phase satelit, orientasi kamera, dan deklinasi.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem satelit fotografi adalah tekanan
atmosfer, temperatur, jarak pengamatan ke satelit, dan jarak geosentris stasiun pengamat.
d. Cara Mendapatkan Posisi Titik
Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas adalah dengan menghitung
jarak dan sudut dari satelit ke objek. Diberikan elemen orbit awal dari satelit, serta diberikan
besaran dan arah tenaga dari tiap tempat dan waktu. Dari parameter diatas kita dapat
menentukan orbit dengan mengacu pada geosentriknya. Waktu observasi dicocokkan dengan

jarak ke ground station sehingga menghasilkan koordinat stasiun dengan kerangka acuan
yang sama. Sehingga observasi ke ground station tidak perlu dilakukan secara bersamaan.
Hasil dari tiap hitungan tersebut kita masukan ke persamaan observasi.

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

3. Transit (Doppler)
a. Karateristik Umum
Transit Doppler merupakan salah satu sistem satelit yang digunakan untuk menentukan posisi
dengan menunjukkan perbedaan antara frekuensi radiasi yang diterima disuatu titik dan
frekuensi radiasi di sumbernya. Ketika pengamat dan sumber bergerak terhadap satu sama
lain. Posisi satelit dapat diketahui dengan menganalisis Doppler shift sinya radionya. Jika posisi
satelit diketahui, maka Doppler shift dapat digunakan untu menentukan posisi receiver di
Bumi. Ide ini memulai perkembangan sistem navigasi satelit yang pertama, yaitu Navy
Navigation Satellite System(NNSS), juga dikenal sebagai sistem NAVSAT atau TRANSIT.
Semua satelit yang mentransmisikan frekuensi yang stabil dapat digunakan untuk
perhitungan Doppler. Prinsip Doppler bekerja secara terbalik, yaitu receiver di bumi
mentransmisikan frekuensi yang stabil, dan receiver di satelit menghitung perhitungan
Doppler.
Pada dasarnya, Doppler shift dapat ditentukan dari perbedaan antara frekuensi yang

ditransmisikan dengan frekunesi yang diterima. Pada kenyataannya, perbedaan antara
frekuensi sinyal yang diteruma dan frekuensi refrensi stabil, dihasilkan oleh receiver, dihitung
selama interval watu yang diberikan, karena nilai frekuensi pada saat itu tidak bias diamati
secara langsung.
b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem transit(doppler), parameter yang harus diketahui
adalah nilai frekuensi satelit yang konstan, kecepatan cahaya, koordinat satelit pada orbitnya,
kecepatan satelit, dan interval waktu pendengaran frekuensi yang dipancarkan.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem Transit Doppler adalah nilai
frekuensi yang diterima pada stasiun pengamat, jarak dari stasiun ke satelit, sudut antara
satelit dengan pengamat, dan perbedaan frekuensi satelit yang diterima dengan yang
dipancarkan.
d. Cara Mendapatkan Posisi Titik
Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas adalah dengan prinsip yang
digunakan adalah cepat rambat gelombang dan trilaterasi. Sedangkan parameter yang
diketahui adalah kecepatan cahaya dan panjang gelombang yang diterima. Besaran yang
diukur adalah frekuensi fs, yang diperoleh dari electromagnetic wave yang bergerak dengan
kecepatan V mendekati penerima stasioner di bumi yang diterima dalam arah radial berupa
frekuensi yang telah berubah yaitu frekunsi fr yang memiliki hubungan fr = fs + V/λ dimana λ

= c / fs dan c adalah kecepatan merambatnya sinyal. Perubahan V/ λ dinamakan Doppler Shift.

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

4. SLR (Satellite Laser Ranging)
a. Karakteristik Umum
Sistem SLR (Satellite Laser Ranging) adalah salah satu system penentuan posisi absolut yang
paling teliti saat ini. Sistem SLR mulai dikembangkan NASA pada tahun 1964 dengan
peluncuran satelit Beacon Explorer B. Sistem ini berbasiskan pada pengukuran jarak dengan
laser ke satelit yang dilengkapi dengan retro reflector laser. Prinsip kerja dari SLR adalah
menggunakan pengukuran jarak dengan pulsa laser yang ditembakkan dari stasiun bumi ke
satelit yang dilengkapi dengan sejumlah retro-reflektor laser yang kemudian dipantulkan
kembali ke stasiun yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan koordinat dari stasiun bumi,
maka dilakukan pengukuran jarak ke satelit yang dilakukan ketika satelit melintas diatas
stasiun pengamat dan juga perlu diketahui informasi mengenai orbit satelit tersebut.
b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem satelit SLR, parameter yang harus diketahui adalah
kecepatan cahaya, frekuensi sinar yang digunakan, panjang gelombang yang digunakan, dan
orbit satelit.
c. Besaran

Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem SLR adalah waktu tempuh bolakbalik yang diperlukan oleh sinar laser dari Bumi ke Satelit.
d. Cara mendapatkan posisi titik
Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan:
d = .Δt / 2
di a a Δt adalah waktu te puh laser dari stasiu Bu i ke satelit da ke
Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya.

ali lagi ke stasiu

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

5. GPS (Global Positioning System)
a. Karakteristik Umum
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya
adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning system ).
Satelit GPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio di angkasa yang diperlengkapi dengan
antenna – antenna untuk mengirim dan menerima sinyal gelombang, yang kemudian sinyal
ini diterima oleh receiver GPs di permukaan bumi.

Dalam pengoperasiannya GPS dilengkapi dengan beberapa segmen, yaitu :

Space segmen, yaitu satelit GPS yang aktif mengorbit
Control segmen
User segmen, yaitu pengamat dengan alat penerima.
Segmen sistem kontrol yang berfungsi untuk :
- Menjaga agar semua satelit berada pada posisi orbit yang seharusnya.
- Memantau status dari kesehatan dari semua subsistem satelit
- Memantau panel matahari satelit, level daya baterai, dan propellant level yang
digunakan untuk manuver satelit.
b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem GPS, parameter yang harus diketahui adalah posisi
satelit dan datum yang digunakan.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem GPS adalah jarak antara satelit
dengan titik yang akan ditentukan posisinya di Bumi.
d. Cara Mendapatkan Posisi Titik
Receiver GPS menggunakan pesan-pesan yang dikirimkan oleh satelit untuk menentukan
posisi satelit dan waktu kirim pesan tersebut. Dari pesan-pesan tersebut, jarak dari satelit ke
receiver dapat dihitung. Posisi receiver dapat ditentukan dari data jarak dan posisi satelit
dengan metode trilaterasi. Secara geometrik, tiga satelit sudah cukup untuk menentukan
posisi di Bumi. Tetapi, satelit keempat dapat dibutuhkan, karena jam di receiver dan di satelit

bisa berbeda.

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

6. LLR (Lunar Laser Ranging)
a. Karakteristik Umum
Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Hanya saja, jika pada SLR retro-flektor
ditempatkan di satelit, pada LLR retro-flektor ditempatkan di permukaan bulan. Reflektorreflektor LLR ditempatkan di bulan pada misi Apollo (USA) dan Luna (Rusia)
b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem LLR, parameter yang harus diketahui adalah koordinat
teleskop dalam sistem CTS(rE), koordinat reflector di bulan dalam sistem barisentris(mR),
koordinat teleskop dalam sistem barisentris(r0), koefisien bulan, dan kecapatan cahaya.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem LLR adalah jarak bumi
kebulan tetapi harus mengalami koreksi karena adanya pasang surut, abrasi efek relativitas,
dan pergeseran lempeng.
d. Cara Medapatkan Posisi Titik
Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, bahwa prinsip kerja sistem LLR yaitu dengan menembakkan sinar
laser dari stasiun di Bumi kepada raflektor yang terletak di bulan, kemudian sinar tersebut

akan dipantulkan kembali ke Bumi.
Perlu diketahui disini, bahwa sistem CST berbeda dengan sistem barisentris karena adanya
pengaruh rotasi bumi, pergerakan kutub, presesi dan nutasi. Selain itu, pengamat juga harus
mempertimbangkan beberapa fenomena alam yang mempengaruhi ukuran jarak tersebut
dengan memberikan koreksi pada hitungan jarak tersebut. Selanjutnya, dengan menganalisa
data ukuran dari bumi ke bulan para ahli dapat mengetahui parameter rotasi bumi ke bulan,
dinamika sistem bumi-bulan, serta parameter relativitas. Selain itu juga dapat ditentukan
koordinat stasiun pengamat , koordinat reflektor, posisi bulan dan banyak hal lainnya yang
berhubungan dengan posisi.

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037

7. VLBI (Very Long Baseline Interferometry)
a. Karakteristik Umum
Very Long Baseline Interferometry atau VLBI pertama kali dikembangkan dalam bidang
astronomi radio dengan objektif untuk mempelajari secara rinci struktur sumbersumbergelombang radio di luar angkasa dengan resolusi ketinggian angular yang tinggi.
Teknik VLBI dapat dipandang sebagai teknik penentuan posisi relative dengan menggunakan
data fase darigelombang radio yang dipancarkan oleh kuasar, yaitu benda langit pemancar
gelombang radioalamiah. Dalam geodesi satelit, VLBI adalah teknik penentuan posisi relative
yang paling telitiuntuk baseline (jarak antar titik) yang relative panjang.

b. Parameter
Pada penentuan posisi dengan sistem VLBI, parameter yang harus diketahui adalah kecepatan
cahaya, vektor koordinat kuasar, dan vektor koordinat relatif antara kedua stasiun.
c. Besaran
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem VLBI adalah perbedaan waktu
tempuh sinyal dari kuasar ke dua sistem stasiun, perbedaan fase dari kedua sinyal, dan laju
dari kedua delay.
d. Cara Mendapatkan Posisi Titik
Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatas dengan mengetahui
parameter dan besaran diatas, kita dapat menghitung posisi dari stasiun. Sesuai dengan
prinsip kerja kuasar, yang memanfaatkan pemantulan frekuensi gelombang radio dari 2
stasiun pemancar,

R Fiddin Yurizka Firdaus / 15113037
Referensi :
Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya
by Hasanuddin Z. Abidin, Pradnya Paramita.

Penginderaan jarak jauh dan pengenalan sistem informasi geografis untuk bidang ilmu kebumian
Pengarang : Sri Hartati Soenarmo

Kahar, Joenil, Geodesi, Penerbit ITB, Cetekan 1, Bandung 2008
Survei dengan GPS
Pengarang : Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin

Steven Lumbantoruan. 2014. http://geostev.blogspot.com/2014/11/sistem-penentuanposisi-berbasis-satelit.html
Nabila. 2012. https://tujuhmei.wordpress.com/2012/09/09/sistem-penentuan-posisiberbasiskan-satelit