BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguasaan Kompetensi Pedagogik antara Guru Disupervisi Klinis di SMA Kristen YPKPM Ambon dengan Guru Tanpa Supervisi di SMA Kartika XIII-I Ambon
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu SMA
Kristen YPKPM Ambon sebagai kelompok eksperimen dan
SMA Kartika XIII-I Ambon sebagai kelompok kontrol.
Subyek penelitian mengambil guru-guru di SMA Kristen
YPKPM Ambon dan SMA Kartika XIII-I Ambon. Adapun
karakteristik guru dari kedua sekolah yang terpilih yaitu
16 guru dari masing-masing sekolah tersaji dalam tabel
4.1 berikut.
Tabel 4.1
Karakteristik Subyek Penelitian
No
Keadaan Guru
I
Jumlah Guru
Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
S1
Masa Kerja
3 – 10
11-15
II
III
Kelompok
Eksperimen
16
7
9
Kelompok
Kontrol
16
7
9
16
16
12
4
12
4
SMA Kristen YPKPM Ambon beralamatkan di Jln.
Diponegoro, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Provinsi
Maluku. SMA Kartika XIII-I Ambon terletak di Jln. Dr.
Tamaela, Kecamatan Nusaniwe, Provinsi Maluku. Status
kedua sekolah tersebut adalah swasta. Adapun dua
sekolah memiliki tingkat kesamaan yang sama, berstatus
swasta, dengan tingkat akreditas ke dua sekolah tersebut
adalah B. Penyebaran karakteristik guru dari masingmasing kelompok dengan mata pelajaran terlihat pada
tabel 4.2 dan 4.3.
67
Tabel 4.2 Kelompok Eksperimen SMA KRISTEN YPKPM Ambon
No
Nama
Guru
Jenis
Kelamin
Kelompok Eksperimen
Tingkat
Pendidikan
Masa
Kerja
1
M.S
Guru Mata
Pelajaran
PAK
2
D.P
Bahasa Indonesia
1
3
A.P
Bahasa Indonesia
1
4
B.R
PKN
1
5
6
7
8
M.P
K.D.J
A.J
S.L
9
E.R
10
V.N
3-10
Tahun
Matematika
Matematika
Geografi
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
S1
Sosiologi
Jumlah
Guru
1
L
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
11
S.K
Sosiologi
12
H.A
Ekonomi
1
1
13
S.E
Kimia
1
1
14
J.R.B
Fisika
1
1
15
L.L
Sejarah
1
1
16
L.L
Biologi
1
1
16
7
11 - 13
Tahun
Jumlah
P
1
9
Tabel 4.3 Kelompok Kontrol SMA Kartika XIII-I Ambon
No
1
2
3
4
5
Nama
Guru
Tingkat
Pendidikan
Masa
Kerja
G.P. A
N.G
R.B
D.M
G.P
6
K.R
7
M.T
3-10
Tahun
Guru Mata
Pelajaran
PAK
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
PKN
Matematika
Matematika
Geografi
L
1
1
1
2
1
1
1
F.L
D.P
10
V.V
Sosiologi
11
V.A
Sosiologi
12
D.W
Ekonomi
1
13
R.H
Kimia
1
14
S.P
Fisika
1
Sejarah
1
1
Biologi
1
1
16
7
S.L
16
M.C.P
S1
Bahasa Inggris
11 – 13
Tahun
P
1
1
9
15
Bahasa Inggris
Jumlah
Guru
1
1
1
1
8
Jumlah
68
Jenis
Kelamin
Kelompok Kontrol
2
1
1
2
1
1
1
1
1
9
4.2 Uji Normalitas
Normalitas sebuah data dapat diketahui dengan
pengujian normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk
melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel
penelitian. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan one-sample-kolmogrov test pada
SPSS 16.00. Sig (2-tailed) pada output data dari pengolahan
tersebut digunakan dalam uji normalitas dalam penelitian
ini adalah penguasaan kompetensi pedagogik (kompetensi
mengajar) guru sebelum di supervisi pada SMA Kristen
YPKPM Ambon dan SMA Kartika XIII-I Ambon. Adapun
hasil
uji
normalitas
kelompok
eksperimen
dengan
kelompok kontrol pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Kontrol
16
16
Mean
52.00
53.62
Std. Deviation
6.613
5.032
Absolute
.175
.139
Positive
.113
.139
Negative
-.175
-.085
Kolmogorov-Smirnov Z
.700
.558
Asymp. Sig. (2-tailed)
.712
.915
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa analisis uji
Kolmogorov-Smirnov
tingkat
signifikan
pada
kelompok
eksperimen 0,712>0,05 dan pada kelompok kontrol nilai
signifikansi 0,915>0,05 sehingga laboran data kedua
kelompok berdistribusi normal.
69
4.3 Analisis Deskriptif
Sebelum
treatment
dilakukan
terlebihi
dahulu
dilakukan pretest. Pretest pada penguasaan kompetensi
pedagogik antara guru yang disupervisi klinis dengan guru
tanpa supervisi klinis dilakukan dengan analisis deskriptif
dan analisis komparatif t-tes dengan menggunakan uji
beda Paired-Sample t-test (uji t). Hasil pretest ini juga akan
merupakan uji kesetaraan pada ke dua kelompok dalam
penelitian ini. Tujuan dilakukan analisis pretest adalah
untuk mengetahui kondisi awal guru sebelum dilakukan
treatment, apakah dalam kondisi setara atau tidak.
Adapun hasil dari pretest kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol tersaji dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Interval
79-95
64-78
49-63
34-48
19-33
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Total
Mean
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi
Pretest Eksperimen
Frekuensi
Presentasi
0
0
11
68.8%
4
25%
1
6.2%
16
100%
52.00
60
33
6.613
Pretest Kontrol
Frekuensi
Presentasi
0
0
14
87.5%
2
12.5%
0
16
100%
53.63
63
46
5.032
Pada tabel 4.5 hasil pretest kelompok kontrol dan pretest
kelompok
eksperimen
pada
penguasaan
kompetensi
pedagogik menyatakan bahwa hasil terlihat pada nilai
mean pretest kelompok eksperimen sebesar 52,00, dan
pretest kelompok kontrol sebesar 53,63 dan memiliki
standar deviasi untuk pretest kelompok eksperimen 6,613
dan 5,032 untuk pretest kelompok kontrol. Kemudian dari
70
hasil ini dilakukan uji beda (uji-t) signifikansi pada Paired
Sample t-test (uji-t), pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Beda t Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1 PretestEksperiment –
PretestKontrol
Std.
Deviation
1.625
4.617
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std.
Error
Mean
Lower
1.154
-4.085
Upper
T
.835 1.408
Df
15
Sig. (2tailed)
.180
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 1,408 dan koefisien signifkansi 0,180>0,05 maka
dapat dibuktikan tidak signifikan atau dengan arti bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikansi antara hasil pretest
pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Dengan demikian menyatakan bahwa hasilnya setara atau
tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Oleh karena
itu dapat dilanjutkan langkah berikutnya untuk mulai
melakukan treatment di kelompok eksperimen.
Pemberian treatmen dilakukan dengan melakukan
pembelajaran di kelas (kompetensi mengajar) pada guru
yang
disupervisi
Sedangkan
pada
klinis
pada
kelompok
kelompok
eksperimen.
kontrol
dilakukan
pembelajaran (kompetensi mengajar) tanpa supervisi. Pada
kelompok eksperimen, supervisi dilakukan pada masingmasing pertemuan. Adapun hasil supervisi pada masingmasing pertemuan tersaji seperti berikut.
71
4.3.1 Analisis Deskriptif Pembelajaran Disupervisi
Klinis di SMA Kristen YPKPM Ambon.
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan
supervisi
pada
pertemuan
pertama
dilakukan pada 12-17 Januari 2015. Adapun prosedur
pelaksanaan supervisi klinis dilakukan.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap awal perencanaan, yang dilakukan
adalah supervisor, guru senior dan guru yang
diteliti,
bersama-sama
secara
langsung,
menciptakan
mereview,
mendiskusikan,
bertatap
muka
akrab,
untuk
menganalisis,
terkait
suasana
dengan Pemetaan Standar Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), Penyusunan RPP, dan
Silabus yang sesuai dengan Permendiknas No.41
tahun
2007
tentang
Standar
Proses,
serta
penyiapan materi ajar bagi guru yang diteliti. Pada
tahap perencanaan ini mendapat respon yang baik
dari guru yang diteliti yang berupa pertanyaanpertanyaan diajukan dalam diskusi bersama untuk
guru senior dan supervisor. Pertanyaan tersebut
mengarah pada penyusunan RPP yang berupa; 1)
Apakah indikator itu? 2) Mengapa kalau sudah ada
indikator masih perlu dibuat tujuan? 3) Apa
bedanya indikator dengan tujuan?. Serta masih
banyak juga yang belum paham bagaimana cara
membuat RPP yang baik dengan benar. Guru pun
merespon positif dari guru senior dan supervisor
72
yang diberikan sebuah jawaban serta jalan keluar
dari masalah-masalah yang dihadapi oleh guru
tersebut, sehingga guru menjadi mengerti dan
paham. Kemudian hasilnya terlihat dari guru yang
belum paham dalam menyusun RPP dengan baik,
mulai secara individu dapat menyusun kembali RPP
dengan bimbingan dari guru senior yang memiliki
basic pengetahuan yang sama. Diskusi pun berjalan
secara terbuka dan seimbang.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah tahap perencanaan dilakukan tahap
selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh supervisor untuk melakukan
observasi di kelas. Adapun tahap observasi ini
dilakukan dengan dibantu instrument observasi
supervisi klinis yang menggunakan kemampuan
melaksanan
pembelajara
pembelajaran
mengajar
yaitu
guru
pelaksanaan
(IPKG2).
IPKG
2
seperti yang telah dibakukan oleh Depdiknas serta
Pedoman Penilaian Kinerja Guru dari Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Departemen
tahun
(Instrumen
2008
Pendidikan
terlampir).
Nasional
Data-data
penelitian ini juga didapatkan dari hasil kolaborasi
peneliti
dengan
kepala
sekolah
setempat
berdasarkan hasil diskusi sehingga diharapkan
mendapatkan
data-data
yang
objektif.
Dengan
berdasarkan hal-hal di atas maka data yang ada
73
dalam
penelitian
validitasnya.
observasi
ini
Adapun
berdasarkan
tidak
diragukan
lagi
pengamatan
atau
kegiatan-kegiatan
pada
hasil
instrumen dengan memiliki aspek atau indikator
dalam penilaian pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Supervisi Klinis Pertemuan I
No
I
INDIKATOR
Tahap Perencanaan Awal
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
5
2
Penyusunan RPP
5
3
Penyusunan Silabus
4
5
6
7
III
5
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Penguasaan Materi Pembelajaran
II
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
2,8
2,4
2,7
2,7
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran dengan aspek/Indikator
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan
kompetensi tujuan yang akan dicapai
2,8
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
2,6
10
Menguasai kelas
2,4
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
2,5
12
13
IV
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu
2,6
4,0
Pemanfaatan Sumber atau Media Pembelajaran
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
2,6
15
Menghasilkan pesan yang menarik
2,7
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
2,4
V
Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2,7
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
2,8
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar
2,6
VI
20
74
Rata-Rata
Pertemuan
I
Proses dan Hasil Belajar
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
2,8
21
VII
22
23
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi
2,3
(tujuan)
Penggunaan Bahasa Secara Lisan dan tulis secara jelas, baik dan
benar
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
3
dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya
VIII
24
25
2,3
Guru Melakukan Tindak Lanjut
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
2,4
2,6
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
2,6
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian
pembelajaran untuk melakukan umpan balik kepada
siswa
2,4
Jumlah
78,50
Rata-rata
2,91
Sumber : Data Diolah, 2015
Kemudian hasil observasi yang tersaji dalam
tabel 4.7 dianalisis oleh supervisor. Hasil pada
pertemuan pertama masih terlihat ada kekurangan
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di
kelas yang belum menunjuk keberhasilan karena
baru mencapai nilai rata-rata 2,91.
3. Tahap Umpan Balik / Evaluasi
Pada tahap umpan balik ini sekaligus juga
merupakan tahap evaluasi untuk mengevaluasi halhal
yang
terjadi
selama
tahap
pelaksanaan
pembelajaran guru di kelas. Jadi dalam tahap
umpan balik ada evaluasi yang dilakukan karena
tahap ini, akan melihat sejauh mana tujuan yang
telah
dirumuskan
masalah-masalah
dalam
yang
persiapan
terjadi
guru
pada
dan
proses
pembelajaran. Masalah tersebut berdasarkan hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas yang
75
telah dianalisis oleh supervisor. Sehingga dari hasil
yang dianalisis pada proses pembalajaran yang
didapatkan, untuk dievaluasi oleh guru yang diteliti
bersama dengan supervisor dan terjadi umpan
balik. Maka dari sinilah letaknya supervisi yang
ditunjukan kepada usaha memperbaiki masalahmasalah
pada
kegiatan
langkah-langkah
supervisor
pembelajaran
supervisi
dalam
seperti
dijalankan
menangani
atau
oleh
mengatasi
masalah tersebut. Hasil supervisi akan dijadikan
bahan pertimbangan untuk penyempurnaan atau
peningkatan penyusunan rencana dan pelaksanaan
pembelajaran bagi tiap guru.
Berdasarkan hasil data observasi yang telah
dianalisis
oleh
supervisor,
dilakukan
wawancara
maka
dengan
selanjutkan
guru-guru
yang
bersangkutan untuk mendapatkan sebuah data
yang
obyektif
observasi
dengan
dengan
dokumentasi.
Dari
membandingkan
wawancara
hasil
dan
observasi
yang
hasil
studi
telah
dianalisis oleh supervisor, wawancara dengan guru
yang
diteliti
dan
dokumentasi
dikumpulkan,
dicatat
sehingga
kemantapan
kebenarannya
kemudian
mendapatkan
data
berupa
kekurangan atau masalah yang terjadi pada proses
pembelajaran.
Data
yang
telah
dianalisis,
memperoleh sebuah data dari kekurangan yang
76
dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran
yaitu
1) Guru kurang mengaitkan materi pengajaran
dengan pengetahuan yang relevan.
2) Guru kurang dalam penguasaan Kelas
3) Kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
4) Melakukan penilai akhir belum sesuai dengan
kompetensi (tujuan) pembelajaran.
5) Belum terlihat pada penyampaian pesan materi
pada proses pembelajaran dengan gaya yang
sesuai
dalam
menyampaikan
pesan
materi
tersebut.
6) Guru kurang memberikan rangkuman akhir,
dan
tidak
ada
keterlibatkan
siswa
secara
bersama-sama dalam membuat rangkuman dari
akhir materi pembelajaran.
7) Guru
belum
penilaian
optimal
pencapaian
memanfaatkan
pembelajaran
hasil
untuk
melakukan umpan balik kepada siswa belum
dilaksanakan karena kekurangan waktu.
Dari
hasil
data
kekurangan
yang
diperoleh,
kemudian supervisor dapat melakukan beberapa langkahlangkah supervisi klinis dalam mengatasi kekurangan
yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran di
kelas.
Penyelesaian
masalah
ini
dilakukan
bersama
dengan guru yang bersangkutan. Pengembangan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
77
1. Mendengarkan.
Supervisor mendengarkan kesan yang dialami oleh
guru
pada
proses
pembelajaran
yang
dilakukan,
termasuk masalah/kekurangan yang dihadapi oleh
guru berdasarkan hasil yang telah dianalisis bersama
yaitu 1) kurang mengaitkan materi pengajaran dengan
pengetahuan yang relevan; 2) Guru kurang dalam
penguasaan Kelas; 3) Kurang melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media; 4) Melakukan penilai akhir belum
sesuai dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran; 5)
Penyampaian pesan materi dalam proses pembelajaran
dengan gaya yang sesuai dengan pesan materi kurang
terlihat; 6) Guru kurang memberikan rangkuman akhir
serta tidak ada keterlibatkan siswa secara bersamasama dalam membuat rangkuman dari akhir materi
atau pembelajaran; dan 7) Guru yang belum optimal
memanfaatkan
hasil
Penilaian
pencapaian
pembelajaran untuk melakukan umpan balik kepada
siswa belum dilaksanakan karena kekurangan waktu.
2. Mengklarifikasi
Dari kekurangan tersebut yang diperoleh dari hasil
yang didengar dari pihak guru tersebut, supervisor
memperjelas tentang masalah yang dihadapi oleh guru,
dan melakukan tanya jawab dengan guru untuk
mendapatkan apa yang diinginkan oleh guru.
3. Mendorong
Dalam
proses
menyelesaikan
masalah
supervisor
membuat suasana yang nyaman dengan guru agar
78
guru
dalam
melakukan
perbaikan
tidak
merasa
tertekan.
4. Presentasi
Pada bagian ini, supervisor memberikan gambaran
mengenai masalah atau kesulitan yang dihadapi guru
dalam
pertemuan
pertama
beserta
memberikan
solusi/saran kepada guru untuk menjadi lebih baik.
5. Pemecahan masalah
Dari apa yang sudah digambarkan/dipresentasikan
oleh supervisor, maka selanjutnya supervisor bersama
dengan
guru
perundingan
yang
untuk
bersangkutan
menyelesaikan
melakukan
masalah
yang
dihadapi oleh guru. Suasana berunding terjadi dalam
suasana yang nyaman.
6. Negosiasi
Pada negosiasi masih sama tujuannya dengan pemecah
masalah, yaitu untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi guru-guru.
7. Demonstrasi
Setelah mencapai kesepakatan dalam penyelesaian
masalah, selanjutnya supervisor mendemonstrasikan
atau memberikan contoh untuk memperagakan apa
yang akan dilakukan guru dalam pertemuan yang
kedua, sehingga diharapkan pada pertemuan ke dua
dapat terjadi perubahan yang lebih baik.
8. Mengarahkan
Mengarahkan masih sperti pada bagian demonstrasi,
hanya saja dalam bagian ini supervisor memberikan
79
kesempatan kepada guru untuk menanyakan apa saja
yang belum jelas.
9. Standarisasi
Jika guru sudah jelas, supervisor memberikan patokan
yang perlu dilakukan guru pada pertemuan kedua.
Pemberian patokan diambil dari hasil diskusi bersama
dengan guru-guru.
10. Penguatan
Supervisor memberikan motivasi kepada guru. Agar
dalam
pertemuan
berikutnya
guru
menjadi
lebih
bersemangat.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan kedua
dilakukan pada tanggal 19-24 Januari 2015. Adapun
prosedur
pelaksanaan
supervisi
klinis
pada
tiap
tahapan tetap sama seperti yang dilakukan pada
pertemuan
pertama.
Pada
tahap
perencanaan
supervisor, guru senior dan guru yang diteliti tetap
melakukan diskusi bersama, yang masih terkait dengan
Kompetensi
Inti
(KI),
Kompetensi
Dasar
(KD),
Penyusunan RPP dan silabus bagi guru yang belum
paham benar, atau masih yang belum jelas, sehingga
pada tahap ini, guru bisa mendapatkan hasil yang
optimal/puas.
Tahap
observasi
pada
pelaksanaan
pembelajaran di kelas tetap sama dilakukan pada
pertemuan pertama. Hasil pengamatan dalam supervisi
pertemuan kedua tersaji dalam table 4.8.
80
Tabel 4.8
Hasil Supervisi Klinis Pertemuan II
No
INDIKATOR
I
Rata-Rata
Pertemuan
II
Tahap Perencanaan
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5,0
2
Penyusunan RPP
5,0
3
Penyusunan Silabus
5,0
Pelaksanaan Pembelajaran
Penguasaan Materi Pembelajaran
II
4
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
3,7
5
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3,5
6
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar
3,5
7
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
3,5
III
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan kompetensi
tujuan yang akan dicapai
3,6
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3,6
10
Menguasai kelas
3,5
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
3,3
12
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya positif
3.6
13
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
4,0
IV
Pemanfaatan sumber atau Media Pembelajaran
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
3,6
15
Menghasilkan pesan yang menarik
3,5
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
3,1
V
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
3,6
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
3,8
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar
3,5
VI
Proses dan Hasil Belajar
20
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
3,3
21
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
3,0
VII
Penggunaan Bahasa secara lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
22
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
3,8
23
Menyampaikan pesan dengan gaya
3,3
VIII
Guru Melakukan Tindak lanjut
24
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
3,5
25
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
3,1
81
atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
3,3
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian pembelajaran
untuk melakukan umpan balik kepada siswa
3,0
Jumlah
97,75
Rata-rata
3,63
Sumber Data Diolah 2015
Hasil observasi pada pertemuan kedua terlihat
dalam tabel 4.8. Pertemuan kedua ini sudah terlihat
perbaikan yang terjadi dari kekurangan dalam pertemuan
pertama. Perbaikan terlihat pada nilai rata-rata yang
diperoleh pada pertemuan kedua yaitu 3,63. Ada beberapa
kelemahan yang masih dilakukan guru dalam proses
pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut,
yaitu:
1) Masih kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
2) Melakukan
penilaian
akhir
yang
sesuai
dengan
kompetensi tujuan
3) Masih
kurang
tindak
lanjut
dengan
memberikan
arahan / tugas sebagai bagian remedi / pengayaan.
4) Belum optimal pada penilaian pencapaian pembelajaran
untuk melakukan umpan balik kepada siswa karena
kurang waktu.
Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi dalam
pertemuan kedua, supervisor tetap melakukan langkahlangkah yang sama seperti supervisi pada pertemuan
pertama. Diharapkan dengan cara yang sama pada
tahapan
umpan
balik
atau
evaluasi,
guru
yang
bersangkutan dapat merasa nyaman dalam mengatasi
82
kekurangan, bersama dengan supervisor. Sehingga hasil
dari supervisi pada pertemuan kedua diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar di SMA
Kristen YPKPM Ambon, terutama dalam pertemuan yang
ketiga.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan ketiga
dilakukan pada tanggal 26 – 31 Januari 2015. Hasil
pengamatan dalam supervisi pertemuan ketiga tersaji
dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Supervisi Pertemuan Ketiga
No
INDIKATOR
I
Rata-Rata
Pertemuan
III
Tahap Perencanaan
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5,0
2
Penyusunan RPP
5,0
3
Penyusunan Silabus
5,0
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap Penguasaan Materi Pembelajaran
II
4
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
4,4
5
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
4,1
6
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki
belajar
4,4
7
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
4,1
III
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran Yang Bervariasi dan Relevan
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan kompetensi tujuan
yang akan dicapai
4,1
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4,2
10
Menguasai kelas
4
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
4,2
12
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
positif
4,2
13
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
4,3
IV
Pemanfaatan sumber atau media pembelajaran yang bervariasi dan relevan
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
4,2
15
Menghasilkan pesan yang menarik
4,7
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
4,1
83
V
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
4,1
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
4,2
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
4,1
VI
Proses dan Hasil Belajar
20
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
4,0
21
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
4,1
VII
Penggunaan Bahasa secara lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
22
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
4,1
23
Menyampaikan pesan dengan gaya
3,9
VIII
24
25
Guru melakukan tindak lanjut
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
4,1
3,8
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
4,1
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian pembelajaran untuk
melakukan umpan balik kepada siswa
4,0
Jumlah
114,19
Rata-rata
4,23
Sumber : Data Diolah 2015
Hasil observasi supervisi klinis pada pertemuan
ketiga terlihat pada tabel 4.9. Pertemuan ketiga sudah
memperlihatkan peningkatkan yang nyata dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat hasil rata-rata pada
pertemuan
ketiga
yaitu
4,23.
Namun
masih
ada
kelemahan yang terjadi pada pertemuan ketiga, yaitu
menyampaikan materi pembelajaran dengan gaya dan
melaksanakan
tindak
lanjut
dengan
memberikan
arahan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan.
Walaupun
merupakan
dalam
penelitian
pertemuan
ini
terakhir,
pertemuan
supervisor
ketiga
tetap
melakukan supervisi klinis. Adapun langkah-langkah
supervisi tetap sama dengan langkah-langkah pada
84
pertemuan pertama dan kedua. Diharapkan pada
supervisi pertemuan ketiga ini, masalah-masalah yang
terjadi pada proses pembelajaran di kelas khusus
dalam
penyampaian
materi
dengan
gaya
yang
memberikan arahan atau tugas sebagai remedy atau
pengayaan dapat teratasi.
Adapun hasil rekapitulasi data dan persen (%)
peningkatan pada tiap pertemuan supervisi klinis tersaji
pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Peningkatan Rata-rata Tiap Pertemuan Supervisi Klinis
Kegiatan
Banyak Guru
Total
Rata-Rata
Pertemuan I
16
78,50
2,91
Pertemuan II
16
97,75
3,63
Pertemuan III
16
114,19
4,23
Hasil pada tabel 4.10 terlihat peningkatan rata-rata
pada pertemuan pertama adalah 2,91 menjadi 3,63
dengan kenaikan 24,4% dan kenaikan juga terlihat pada
pertemuan ketiga dimana pada pertemuan kedua rata-rata
3,63 menjadi 4,23 naik 16,5%. Dari hasil tersebut yang
diperoleh pada pelaksanaan supervisi klinis terhadap
penguasaan
kompetensi
mengajar
guru,
mengalami
peningkatan di tiap pertemuan dari pertemuan pertama
sampai pada pertemuan ketiga.
4.3.2 Analisis Deskriptif Pembelajaran Tanpa Supervisi
di SMA Kartika XIII-I Ambon.
Pembelajaran tanpa supervisi dilaksanakan
pada kelompok kontrol. Proses pembelajaran yang
dilakukan berbeda dengan kelompok eksperimen
85
yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
disupervisi klinis. Pada pertemuan pertama, kedua,
ketiga tidak dilakukan dengan supervisi gurupun
dalam mengajar tidak dibantu oleh supervisor.
Guru diberikan kebebasan untuk melakukan
pembelajaran seperti biasa yang dilakukan di SMA
Kartika XIII-I Ambon dalam proses pembelajaran
sehari-hari. Pada akhir pertemuan ketiga akan
tetap dilakukan posttest. Posttest dilakukan dengan
tujuan
untuk
mengetahui
hasil
akhir
dari
pembelajaran tanpa supervisi.
4.3.3 Analisis Deskriptif Posttest
Setelah
dilakukan
treatment
penguasaan
kompetensi pedagogik (kompetensi mengajar) guru
yang disupervisi klinis bagi kelompok eksperimen
dan penguasaan kompetensi pedagogik (kompetensi
mengajar) guru tanpa supervisi bagi kelompok
kontrol, maka dilakukan posttest untuk mengetahui
hasil akhir dari treatment yang dilakukan.
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Interval
79-95
64-78
49-63
34-48
19-33
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Total
Mean
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi
86
Postest Eksperimen
Frekuensi
Presentasi
0
10
62.5%
6
37.5%
0
0
16
100%
62.19
73
50
7.259
Postest Kontrol
Frekuensi
Presentasi
0
0
13
81.2%
3
18.8%
0
16
100%
53.94
63
46
5.767
Pada
tabel
4.11
hasil
posttest
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada penguasaan
kompetensi
yang
memiliki
nilai
tertinggi
pada
kelompok eksperimen diperoleh 10 orang dan nilai
sedang 6 orang, dengan memiliki mean (rata-rata)
62,19, dan standar deviasi 7.259 jika dibandingkan
dengan posttest kelompok kontrol yang memiliki
nilai sedang berjumlah 13 orang, nilai rendah 3
orang dengan nilai mean (rata-rata) 53,94 dengan
standar deviasi 5.767. Rata-rata (mean) kelompok
eksperimen
lebih
besar.
dibandingkan
dengan
kelompok kontrol dengan selisih pada mean yaitu
8,25.
4.4. Analisis Komparatif Post Test
Untuk
analisis
komparatif
posttest
dilakukan
menggunakan uji beda Paired Sample t-test (uji t) dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.00. Tujuannya untuk
melihat perbedaan penguasaan kompetensi pedagogik
guru antara guru yang disupervisi dengan guru tanpa
supervisi. Adapun hasil uji beda t posttest pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Beda Postest Penguasaan Kompetensi Pedagogik antara
Guru yang Disupervisi Klinis dengan Guru Tanpa Supervisi
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1 PostestEksperiment –
PostestKontrol
8.250
Std.
Deviation
7.887
Std.
Error
Mean
1.972
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
4.047
Upper
T
12.453 4.184
Df
15
Sig. (2tailed)
.001
87
Berdasarkan perhitungan uji beda untuk posttest
penguasaan kompetensi pedagogik guru yang disupervisi
klinis dengan guru yang tanpa supervisi seperti yang
tersaji pada tabel 4.12, diperoleh hasil t hitung sebesar
4,184 dengan Sig.2-tailed 0,001
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu SMA
Kristen YPKPM Ambon sebagai kelompok eksperimen dan
SMA Kartika XIII-I Ambon sebagai kelompok kontrol.
Subyek penelitian mengambil guru-guru di SMA Kristen
YPKPM Ambon dan SMA Kartika XIII-I Ambon. Adapun
karakteristik guru dari kedua sekolah yang terpilih yaitu
16 guru dari masing-masing sekolah tersaji dalam tabel
4.1 berikut.
Tabel 4.1
Karakteristik Subyek Penelitian
No
Keadaan Guru
I
Jumlah Guru
Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
S1
Masa Kerja
3 – 10
11-15
II
III
Kelompok
Eksperimen
16
7
9
Kelompok
Kontrol
16
7
9
16
16
12
4
12
4
SMA Kristen YPKPM Ambon beralamatkan di Jln.
Diponegoro, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Provinsi
Maluku. SMA Kartika XIII-I Ambon terletak di Jln. Dr.
Tamaela, Kecamatan Nusaniwe, Provinsi Maluku. Status
kedua sekolah tersebut adalah swasta. Adapun dua
sekolah memiliki tingkat kesamaan yang sama, berstatus
swasta, dengan tingkat akreditas ke dua sekolah tersebut
adalah B. Penyebaran karakteristik guru dari masingmasing kelompok dengan mata pelajaran terlihat pada
tabel 4.2 dan 4.3.
67
Tabel 4.2 Kelompok Eksperimen SMA KRISTEN YPKPM Ambon
No
Nama
Guru
Jenis
Kelamin
Kelompok Eksperimen
Tingkat
Pendidikan
Masa
Kerja
1
M.S
Guru Mata
Pelajaran
PAK
2
D.P
Bahasa Indonesia
1
3
A.P
Bahasa Indonesia
1
4
B.R
PKN
1
5
6
7
8
M.P
K.D.J
A.J
S.L
9
E.R
10
V.N
3-10
Tahun
Matematika
Matematika
Geografi
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
S1
Sosiologi
Jumlah
Guru
1
L
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
11
S.K
Sosiologi
12
H.A
Ekonomi
1
1
13
S.E
Kimia
1
1
14
J.R.B
Fisika
1
1
15
L.L
Sejarah
1
1
16
L.L
Biologi
1
1
16
7
11 - 13
Tahun
Jumlah
P
1
9
Tabel 4.3 Kelompok Kontrol SMA Kartika XIII-I Ambon
No
1
2
3
4
5
Nama
Guru
Tingkat
Pendidikan
Masa
Kerja
G.P. A
N.G
R.B
D.M
G.P
6
K.R
7
M.T
3-10
Tahun
Guru Mata
Pelajaran
PAK
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
PKN
Matematika
Matematika
Geografi
L
1
1
1
2
1
1
1
F.L
D.P
10
V.V
Sosiologi
11
V.A
Sosiologi
12
D.W
Ekonomi
1
13
R.H
Kimia
1
14
S.P
Fisika
1
Sejarah
1
1
Biologi
1
1
16
7
S.L
16
M.C.P
S1
Bahasa Inggris
11 – 13
Tahun
P
1
1
9
15
Bahasa Inggris
Jumlah
Guru
1
1
1
1
8
Jumlah
68
Jenis
Kelamin
Kelompok Kontrol
2
1
1
2
1
1
1
1
1
9
4.2 Uji Normalitas
Normalitas sebuah data dapat diketahui dengan
pengujian normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk
melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel
penelitian. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan one-sample-kolmogrov test pada
SPSS 16.00. Sig (2-tailed) pada output data dari pengolahan
tersebut digunakan dalam uji normalitas dalam penelitian
ini adalah penguasaan kompetensi pedagogik (kompetensi
mengajar) guru sebelum di supervisi pada SMA Kristen
YPKPM Ambon dan SMA Kartika XIII-I Ambon. Adapun
hasil
uji
normalitas
kelompok
eksperimen
dengan
kelompok kontrol pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Kontrol
16
16
Mean
52.00
53.62
Std. Deviation
6.613
5.032
Absolute
.175
.139
Positive
.113
.139
Negative
-.175
-.085
Kolmogorov-Smirnov Z
.700
.558
Asymp. Sig. (2-tailed)
.712
.915
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa analisis uji
Kolmogorov-Smirnov
tingkat
signifikan
pada
kelompok
eksperimen 0,712>0,05 dan pada kelompok kontrol nilai
signifikansi 0,915>0,05 sehingga laboran data kedua
kelompok berdistribusi normal.
69
4.3 Analisis Deskriptif
Sebelum
treatment
dilakukan
terlebihi
dahulu
dilakukan pretest. Pretest pada penguasaan kompetensi
pedagogik antara guru yang disupervisi klinis dengan guru
tanpa supervisi klinis dilakukan dengan analisis deskriptif
dan analisis komparatif t-tes dengan menggunakan uji
beda Paired-Sample t-test (uji t). Hasil pretest ini juga akan
merupakan uji kesetaraan pada ke dua kelompok dalam
penelitian ini. Tujuan dilakukan analisis pretest adalah
untuk mengetahui kondisi awal guru sebelum dilakukan
treatment, apakah dalam kondisi setara atau tidak.
Adapun hasil dari pretest kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol tersaji dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Interval
79-95
64-78
49-63
34-48
19-33
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Total
Mean
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi
Pretest Eksperimen
Frekuensi
Presentasi
0
0
11
68.8%
4
25%
1
6.2%
16
100%
52.00
60
33
6.613
Pretest Kontrol
Frekuensi
Presentasi
0
0
14
87.5%
2
12.5%
0
16
100%
53.63
63
46
5.032
Pada tabel 4.5 hasil pretest kelompok kontrol dan pretest
kelompok
eksperimen
pada
penguasaan
kompetensi
pedagogik menyatakan bahwa hasil terlihat pada nilai
mean pretest kelompok eksperimen sebesar 52,00, dan
pretest kelompok kontrol sebesar 53,63 dan memiliki
standar deviasi untuk pretest kelompok eksperimen 6,613
dan 5,032 untuk pretest kelompok kontrol. Kemudian dari
70
hasil ini dilakukan uji beda (uji-t) signifikansi pada Paired
Sample t-test (uji-t), pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Beda t Nilai Pretest
Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1 PretestEksperiment –
PretestKontrol
Std.
Deviation
1.625
4.617
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std.
Error
Mean
Lower
1.154
-4.085
Upper
T
.835 1.408
Df
15
Sig. (2tailed)
.180
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 1,408 dan koefisien signifkansi 0,180>0,05 maka
dapat dibuktikan tidak signifikan atau dengan arti bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikansi antara hasil pretest
pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Dengan demikian menyatakan bahwa hasilnya setara atau
tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Oleh karena
itu dapat dilanjutkan langkah berikutnya untuk mulai
melakukan treatment di kelompok eksperimen.
Pemberian treatmen dilakukan dengan melakukan
pembelajaran di kelas (kompetensi mengajar) pada guru
yang
disupervisi
Sedangkan
pada
klinis
pada
kelompok
kelompok
eksperimen.
kontrol
dilakukan
pembelajaran (kompetensi mengajar) tanpa supervisi. Pada
kelompok eksperimen, supervisi dilakukan pada masingmasing pertemuan. Adapun hasil supervisi pada masingmasing pertemuan tersaji seperti berikut.
71
4.3.1 Analisis Deskriptif Pembelajaran Disupervisi
Klinis di SMA Kristen YPKPM Ambon.
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan
supervisi
pada
pertemuan
pertama
dilakukan pada 12-17 Januari 2015. Adapun prosedur
pelaksanaan supervisi klinis dilakukan.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap awal perencanaan, yang dilakukan
adalah supervisor, guru senior dan guru yang
diteliti,
bersama-sama
secara
langsung,
menciptakan
mereview,
mendiskusikan,
bertatap
muka
akrab,
untuk
menganalisis,
terkait
suasana
dengan Pemetaan Standar Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), Penyusunan RPP, dan
Silabus yang sesuai dengan Permendiknas No.41
tahun
2007
tentang
Standar
Proses,
serta
penyiapan materi ajar bagi guru yang diteliti. Pada
tahap perencanaan ini mendapat respon yang baik
dari guru yang diteliti yang berupa pertanyaanpertanyaan diajukan dalam diskusi bersama untuk
guru senior dan supervisor. Pertanyaan tersebut
mengarah pada penyusunan RPP yang berupa; 1)
Apakah indikator itu? 2) Mengapa kalau sudah ada
indikator masih perlu dibuat tujuan? 3) Apa
bedanya indikator dengan tujuan?. Serta masih
banyak juga yang belum paham bagaimana cara
membuat RPP yang baik dengan benar. Guru pun
merespon positif dari guru senior dan supervisor
72
yang diberikan sebuah jawaban serta jalan keluar
dari masalah-masalah yang dihadapi oleh guru
tersebut, sehingga guru menjadi mengerti dan
paham. Kemudian hasilnya terlihat dari guru yang
belum paham dalam menyusun RPP dengan baik,
mulai secara individu dapat menyusun kembali RPP
dengan bimbingan dari guru senior yang memiliki
basic pengetahuan yang sama. Diskusi pun berjalan
secara terbuka dan seimbang.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah tahap perencanaan dilakukan tahap
selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh supervisor untuk melakukan
observasi di kelas. Adapun tahap observasi ini
dilakukan dengan dibantu instrument observasi
supervisi klinis yang menggunakan kemampuan
melaksanan
pembelajara
pembelajaran
mengajar
yaitu
guru
pelaksanaan
(IPKG2).
IPKG
2
seperti yang telah dibakukan oleh Depdiknas serta
Pedoman Penilaian Kinerja Guru dari Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Departemen
tahun
(Instrumen
2008
Pendidikan
terlampir).
Nasional
Data-data
penelitian ini juga didapatkan dari hasil kolaborasi
peneliti
dengan
kepala
sekolah
setempat
berdasarkan hasil diskusi sehingga diharapkan
mendapatkan
data-data
yang
objektif.
Dengan
berdasarkan hal-hal di atas maka data yang ada
73
dalam
penelitian
validitasnya.
observasi
ini
Adapun
berdasarkan
tidak
diragukan
lagi
pengamatan
atau
kegiatan-kegiatan
pada
hasil
instrumen dengan memiliki aspek atau indikator
dalam penilaian pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Supervisi Klinis Pertemuan I
No
I
INDIKATOR
Tahap Perencanaan Awal
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
5
2
Penyusunan RPP
5
3
Penyusunan Silabus
4
5
6
7
III
5
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Penguasaan Materi Pembelajaran
II
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
2,8
2,4
2,7
2,7
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran dengan aspek/Indikator
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan
kompetensi tujuan yang akan dicapai
2,8
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
2,6
10
Menguasai kelas
2,4
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
2,5
12
13
IV
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu
2,6
4,0
Pemanfaatan Sumber atau Media Pembelajaran
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
2,6
15
Menghasilkan pesan yang menarik
2,7
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
2,4
V
Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2,7
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
2,8
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar
2,6
VI
20
74
Rata-Rata
Pertemuan
I
Proses dan Hasil Belajar
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
2,8
21
VII
22
23
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi
2,3
(tujuan)
Penggunaan Bahasa Secara Lisan dan tulis secara jelas, baik dan
benar
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,
3
dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya
VIII
24
25
2,3
Guru Melakukan Tindak Lanjut
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
2,4
2,6
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
2,6
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian
pembelajaran untuk melakukan umpan balik kepada
siswa
2,4
Jumlah
78,50
Rata-rata
2,91
Sumber : Data Diolah, 2015
Kemudian hasil observasi yang tersaji dalam
tabel 4.7 dianalisis oleh supervisor. Hasil pada
pertemuan pertama masih terlihat ada kekurangan
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di
kelas yang belum menunjuk keberhasilan karena
baru mencapai nilai rata-rata 2,91.
3. Tahap Umpan Balik / Evaluasi
Pada tahap umpan balik ini sekaligus juga
merupakan tahap evaluasi untuk mengevaluasi halhal
yang
terjadi
selama
tahap
pelaksanaan
pembelajaran guru di kelas. Jadi dalam tahap
umpan balik ada evaluasi yang dilakukan karena
tahap ini, akan melihat sejauh mana tujuan yang
telah
dirumuskan
masalah-masalah
dalam
yang
persiapan
terjadi
guru
pada
dan
proses
pembelajaran. Masalah tersebut berdasarkan hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas yang
75
telah dianalisis oleh supervisor. Sehingga dari hasil
yang dianalisis pada proses pembalajaran yang
didapatkan, untuk dievaluasi oleh guru yang diteliti
bersama dengan supervisor dan terjadi umpan
balik. Maka dari sinilah letaknya supervisi yang
ditunjukan kepada usaha memperbaiki masalahmasalah
pada
kegiatan
langkah-langkah
supervisor
pembelajaran
supervisi
dalam
seperti
dijalankan
menangani
atau
oleh
mengatasi
masalah tersebut. Hasil supervisi akan dijadikan
bahan pertimbangan untuk penyempurnaan atau
peningkatan penyusunan rencana dan pelaksanaan
pembelajaran bagi tiap guru.
Berdasarkan hasil data observasi yang telah
dianalisis
oleh
supervisor,
dilakukan
wawancara
maka
dengan
selanjutkan
guru-guru
yang
bersangkutan untuk mendapatkan sebuah data
yang
obyektif
observasi
dengan
dengan
dokumentasi.
Dari
membandingkan
wawancara
hasil
dan
observasi
yang
hasil
studi
telah
dianalisis oleh supervisor, wawancara dengan guru
yang
diteliti
dan
dokumentasi
dikumpulkan,
dicatat
sehingga
kemantapan
kebenarannya
kemudian
mendapatkan
data
berupa
kekurangan atau masalah yang terjadi pada proses
pembelajaran.
Data
yang
telah
dianalisis,
memperoleh sebuah data dari kekurangan yang
76
dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran
yaitu
1) Guru kurang mengaitkan materi pengajaran
dengan pengetahuan yang relevan.
2) Guru kurang dalam penguasaan Kelas
3) Kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
4) Melakukan penilai akhir belum sesuai dengan
kompetensi (tujuan) pembelajaran.
5) Belum terlihat pada penyampaian pesan materi
pada proses pembelajaran dengan gaya yang
sesuai
dalam
menyampaikan
pesan
materi
tersebut.
6) Guru kurang memberikan rangkuman akhir,
dan
tidak
ada
keterlibatkan
siswa
secara
bersama-sama dalam membuat rangkuman dari
akhir materi pembelajaran.
7) Guru
belum
penilaian
optimal
pencapaian
memanfaatkan
pembelajaran
hasil
untuk
melakukan umpan balik kepada siswa belum
dilaksanakan karena kekurangan waktu.
Dari
hasil
data
kekurangan
yang
diperoleh,
kemudian supervisor dapat melakukan beberapa langkahlangkah supervisi klinis dalam mengatasi kekurangan
yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran di
kelas.
Penyelesaian
masalah
ini
dilakukan
bersama
dengan guru yang bersangkutan. Pengembangan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
77
1. Mendengarkan.
Supervisor mendengarkan kesan yang dialami oleh
guru
pada
proses
pembelajaran
yang
dilakukan,
termasuk masalah/kekurangan yang dihadapi oleh
guru berdasarkan hasil yang telah dianalisis bersama
yaitu 1) kurang mengaitkan materi pengajaran dengan
pengetahuan yang relevan; 2) Guru kurang dalam
penguasaan Kelas; 3) Kurang melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media; 4) Melakukan penilai akhir belum
sesuai dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran; 5)
Penyampaian pesan materi dalam proses pembelajaran
dengan gaya yang sesuai dengan pesan materi kurang
terlihat; 6) Guru kurang memberikan rangkuman akhir
serta tidak ada keterlibatkan siswa secara bersamasama dalam membuat rangkuman dari akhir materi
atau pembelajaran; dan 7) Guru yang belum optimal
memanfaatkan
hasil
Penilaian
pencapaian
pembelajaran untuk melakukan umpan balik kepada
siswa belum dilaksanakan karena kekurangan waktu.
2. Mengklarifikasi
Dari kekurangan tersebut yang diperoleh dari hasil
yang didengar dari pihak guru tersebut, supervisor
memperjelas tentang masalah yang dihadapi oleh guru,
dan melakukan tanya jawab dengan guru untuk
mendapatkan apa yang diinginkan oleh guru.
3. Mendorong
Dalam
proses
menyelesaikan
masalah
supervisor
membuat suasana yang nyaman dengan guru agar
78
guru
dalam
melakukan
perbaikan
tidak
merasa
tertekan.
4. Presentasi
Pada bagian ini, supervisor memberikan gambaran
mengenai masalah atau kesulitan yang dihadapi guru
dalam
pertemuan
pertama
beserta
memberikan
solusi/saran kepada guru untuk menjadi lebih baik.
5. Pemecahan masalah
Dari apa yang sudah digambarkan/dipresentasikan
oleh supervisor, maka selanjutnya supervisor bersama
dengan
guru
perundingan
yang
untuk
bersangkutan
menyelesaikan
melakukan
masalah
yang
dihadapi oleh guru. Suasana berunding terjadi dalam
suasana yang nyaman.
6. Negosiasi
Pada negosiasi masih sama tujuannya dengan pemecah
masalah, yaitu untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi guru-guru.
7. Demonstrasi
Setelah mencapai kesepakatan dalam penyelesaian
masalah, selanjutnya supervisor mendemonstrasikan
atau memberikan contoh untuk memperagakan apa
yang akan dilakukan guru dalam pertemuan yang
kedua, sehingga diharapkan pada pertemuan ke dua
dapat terjadi perubahan yang lebih baik.
8. Mengarahkan
Mengarahkan masih sperti pada bagian demonstrasi,
hanya saja dalam bagian ini supervisor memberikan
79
kesempatan kepada guru untuk menanyakan apa saja
yang belum jelas.
9. Standarisasi
Jika guru sudah jelas, supervisor memberikan patokan
yang perlu dilakukan guru pada pertemuan kedua.
Pemberian patokan diambil dari hasil diskusi bersama
dengan guru-guru.
10. Penguatan
Supervisor memberikan motivasi kepada guru. Agar
dalam
pertemuan
berikutnya
guru
menjadi
lebih
bersemangat.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan kedua
dilakukan pada tanggal 19-24 Januari 2015. Adapun
prosedur
pelaksanaan
supervisi
klinis
pada
tiap
tahapan tetap sama seperti yang dilakukan pada
pertemuan
pertama.
Pada
tahap
perencanaan
supervisor, guru senior dan guru yang diteliti tetap
melakukan diskusi bersama, yang masih terkait dengan
Kompetensi
Inti
(KI),
Kompetensi
Dasar
(KD),
Penyusunan RPP dan silabus bagi guru yang belum
paham benar, atau masih yang belum jelas, sehingga
pada tahap ini, guru bisa mendapatkan hasil yang
optimal/puas.
Tahap
observasi
pada
pelaksanaan
pembelajaran di kelas tetap sama dilakukan pada
pertemuan pertama. Hasil pengamatan dalam supervisi
pertemuan kedua tersaji dalam table 4.8.
80
Tabel 4.8
Hasil Supervisi Klinis Pertemuan II
No
INDIKATOR
I
Rata-Rata
Pertemuan
II
Tahap Perencanaan
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5,0
2
Penyusunan RPP
5,0
3
Penyusunan Silabus
5,0
Pelaksanaan Pembelajaran
Penguasaan Materi Pembelajaran
II
4
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
3,7
5
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3,5
6
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar
3,5
7
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
3,5
III
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan kompetensi
tujuan yang akan dicapai
3,6
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3,6
10
Menguasai kelas
3,5
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
3,3
12
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya positif
3.6
13
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
4,0
IV
Pemanfaatan sumber atau Media Pembelajaran
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
3,6
15
Menghasilkan pesan yang menarik
3,5
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
3,1
V
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
3,6
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
3,8
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar
3,5
VI
Proses dan Hasil Belajar
20
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
3,3
21
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
3,0
VII
Penggunaan Bahasa secara lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
22
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
3,8
23
Menyampaikan pesan dengan gaya
3,3
VIII
Guru Melakukan Tindak lanjut
24
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
3,5
25
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
3,1
81
atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
3,3
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian pembelajaran
untuk melakukan umpan balik kepada siswa
3,0
Jumlah
97,75
Rata-rata
3,63
Sumber Data Diolah 2015
Hasil observasi pada pertemuan kedua terlihat
dalam tabel 4.8. Pertemuan kedua ini sudah terlihat
perbaikan yang terjadi dari kekurangan dalam pertemuan
pertama. Perbaikan terlihat pada nilai rata-rata yang
diperoleh pada pertemuan kedua yaitu 3,63. Ada beberapa
kelemahan yang masih dilakukan guru dalam proses
pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut,
yaitu:
1) Masih kurang melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
2) Melakukan
penilaian
akhir
yang
sesuai
dengan
kompetensi tujuan
3) Masih
kurang
tindak
lanjut
dengan
memberikan
arahan / tugas sebagai bagian remedi / pengayaan.
4) Belum optimal pada penilaian pencapaian pembelajaran
untuk melakukan umpan balik kepada siswa karena
kurang waktu.
Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi dalam
pertemuan kedua, supervisor tetap melakukan langkahlangkah yang sama seperti supervisi pada pertemuan
pertama. Diharapkan dengan cara yang sama pada
tahapan
umpan
balik
atau
evaluasi,
guru
yang
bersangkutan dapat merasa nyaman dalam mengatasi
82
kekurangan, bersama dengan supervisor. Sehingga hasil
dari supervisi pada pertemuan kedua diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar di SMA
Kristen YPKPM Ambon, terutama dalam pertemuan yang
ketiga.
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan supervisi pada pertemuan ketiga
dilakukan pada tanggal 26 – 31 Januari 2015. Hasil
pengamatan dalam supervisi pertemuan ketiga tersaji
dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Supervisi Pertemuan Ketiga
No
INDIKATOR
I
Rata-Rata
Pertemuan
III
Tahap Perencanaan
1
Pemetaan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5,0
2
Penyusunan RPP
5,0
3
Penyusunan Silabus
5,0
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap Penguasaan Materi Pembelajaran
II
4
Menunjukan penguasaan Materi Pembelajaran
4,4
5
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
4,1
6
Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki
belajar
4,4
7
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
4,1
III
Pendekatan atau Strategi Pembelajaran Yang Bervariasi dan Relevan
8
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan kompetensi tujuan
yang akan dicapai
4,1
9
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4,2
10
Menguasai kelas
4
11
Melaksanakan Pembelajaran yang kontekstual
4,2
12
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
positif
4,2
13
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
4,3
IV
Pemanfaatan sumber atau media pembelajaran yang bervariasi dan relevan
14
Menggunakan media secara efektif/efisien
4,2
15
Menghasilkan pesan yang menarik
4,7
16
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
4,1
83
V
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
17
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
4,1
18
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
4,2
19
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
4,1
VI
Proses dan Hasil Belajar
20
Memantau Kemajuan Belajar Selama Proses
4,0
21
Melakukan Penilaian Akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
4,1
VII
Penggunaan Bahasa secara lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
22
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
4,1
23
Menyampaikan pesan dengan gaya
3,9
VIII
24
25
Guru melakukan tindak lanjut
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
tugas sebagai bagian remedi/pengayaan
IX
4,1
3,8
Tahap Akhir Pembelajaran
26
Perencanaan alat evaluasi disusun berdasarkan tujuan
4,1
27
Memanfaatkan Hasil penilaian pencapaian pembelajaran untuk
melakukan umpan balik kepada siswa
4,0
Jumlah
114,19
Rata-rata
4,23
Sumber : Data Diolah 2015
Hasil observasi supervisi klinis pada pertemuan
ketiga terlihat pada tabel 4.9. Pertemuan ketiga sudah
memperlihatkan peningkatkan yang nyata dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat hasil rata-rata pada
pertemuan
ketiga
yaitu
4,23.
Namun
masih
ada
kelemahan yang terjadi pada pertemuan ketiga, yaitu
menyampaikan materi pembelajaran dengan gaya dan
melaksanakan
tindak
lanjut
dengan
memberikan
arahan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan.
Walaupun
merupakan
dalam
penelitian
pertemuan
ini
terakhir,
pertemuan
supervisor
ketiga
tetap
melakukan supervisi klinis. Adapun langkah-langkah
supervisi tetap sama dengan langkah-langkah pada
84
pertemuan pertama dan kedua. Diharapkan pada
supervisi pertemuan ketiga ini, masalah-masalah yang
terjadi pada proses pembelajaran di kelas khusus
dalam
penyampaian
materi
dengan
gaya
yang
memberikan arahan atau tugas sebagai remedy atau
pengayaan dapat teratasi.
Adapun hasil rekapitulasi data dan persen (%)
peningkatan pada tiap pertemuan supervisi klinis tersaji
pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Peningkatan Rata-rata Tiap Pertemuan Supervisi Klinis
Kegiatan
Banyak Guru
Total
Rata-Rata
Pertemuan I
16
78,50
2,91
Pertemuan II
16
97,75
3,63
Pertemuan III
16
114,19
4,23
Hasil pada tabel 4.10 terlihat peningkatan rata-rata
pada pertemuan pertama adalah 2,91 menjadi 3,63
dengan kenaikan 24,4% dan kenaikan juga terlihat pada
pertemuan ketiga dimana pada pertemuan kedua rata-rata
3,63 menjadi 4,23 naik 16,5%. Dari hasil tersebut yang
diperoleh pada pelaksanaan supervisi klinis terhadap
penguasaan
kompetensi
mengajar
guru,
mengalami
peningkatan di tiap pertemuan dari pertemuan pertama
sampai pada pertemuan ketiga.
4.3.2 Analisis Deskriptif Pembelajaran Tanpa Supervisi
di SMA Kartika XIII-I Ambon.
Pembelajaran tanpa supervisi dilaksanakan
pada kelompok kontrol. Proses pembelajaran yang
dilakukan berbeda dengan kelompok eksperimen
85
yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
disupervisi klinis. Pada pertemuan pertama, kedua,
ketiga tidak dilakukan dengan supervisi gurupun
dalam mengajar tidak dibantu oleh supervisor.
Guru diberikan kebebasan untuk melakukan
pembelajaran seperti biasa yang dilakukan di SMA
Kartika XIII-I Ambon dalam proses pembelajaran
sehari-hari. Pada akhir pertemuan ketiga akan
tetap dilakukan posttest. Posttest dilakukan dengan
tujuan
untuk
mengetahui
hasil
akhir
dari
pembelajaran tanpa supervisi.
4.3.3 Analisis Deskriptif Posttest
Setelah
dilakukan
treatment
penguasaan
kompetensi pedagogik (kompetensi mengajar) guru
yang disupervisi klinis bagi kelompok eksperimen
dan penguasaan kompetensi pedagogik (kompetensi
mengajar) guru tanpa supervisi bagi kelompok
kontrol, maka dilakukan posttest untuk mengetahui
hasil akhir dari treatment yang dilakukan.
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Interval
79-95
64-78
49-63
34-48
19-33
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Total
Mean
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi
86
Postest Eksperimen
Frekuensi
Presentasi
0
10
62.5%
6
37.5%
0
0
16
100%
62.19
73
50
7.259
Postest Kontrol
Frekuensi
Presentasi
0
0
13
81.2%
3
18.8%
0
16
100%
53.94
63
46
5.767
Pada
tabel
4.11
hasil
posttest
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada penguasaan
kompetensi
yang
memiliki
nilai
tertinggi
pada
kelompok eksperimen diperoleh 10 orang dan nilai
sedang 6 orang, dengan memiliki mean (rata-rata)
62,19, dan standar deviasi 7.259 jika dibandingkan
dengan posttest kelompok kontrol yang memiliki
nilai sedang berjumlah 13 orang, nilai rendah 3
orang dengan nilai mean (rata-rata) 53,94 dengan
standar deviasi 5.767. Rata-rata (mean) kelompok
eksperimen
lebih
besar.
dibandingkan
dengan
kelompok kontrol dengan selisih pada mean yaitu
8,25.
4.4. Analisis Komparatif Post Test
Untuk
analisis
komparatif
posttest
dilakukan
menggunakan uji beda Paired Sample t-test (uji t) dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.00. Tujuannya untuk
melihat perbedaan penguasaan kompetensi pedagogik
guru antara guru yang disupervisi dengan guru tanpa
supervisi. Adapun hasil uji beda t posttest pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Beda Postest Penguasaan Kompetensi Pedagogik antara
Guru yang Disupervisi Klinis dengan Guru Tanpa Supervisi
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1 PostestEksperiment –
PostestKontrol
8.250
Std.
Deviation
7.887
Std.
Error
Mean
1.972
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
4.047
Upper
T
12.453 4.184
Df
15
Sig. (2tailed)
.001
87
Berdasarkan perhitungan uji beda untuk posttest
penguasaan kompetensi pedagogik guru yang disupervisi
klinis dengan guru yang tanpa supervisi seperti yang
tersaji pada tabel 4.12, diperoleh hasil t hitung sebesar
4,184 dengan Sig.2-tailed 0,001