BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga pada Siswa Kelas I SD

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian berkaitan dengan
peningkatan pemahaman membaca siswa pada kelas I menggunakan
metode global dan pembahasan yang mengenai proses pembelajaran
menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga
dapat menghasilkan kemampuan pemahaman membaca yang meningkat.
Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian
Siklus

Pertemuan
1

2

3

1


24 Juli 2017

25 Juli 2017

26 Juli 2017

2

28 Juli 2017

29 Juli 2017

30 Juli 2017

4.1 Pra Siklus
Berdasarkan observasi dan wawancara kemampuan membaca kelas
I di SDN Tegalrejo Kabupaten Magelang

pada Semester I Tahun


Pelajaran 2017/2018 ditemukan berbagai permasalahan dalam kemampuan
pemahaman membaca siswa. Subyek penelitian pada penelitian tindakan
kelas ini adalah siswa kelas I SDN Tegalrejo yang terdiri dari 27 siswa
dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 siswa dan 13 siswa perempuan.
Permasalahan dalam kemampuan pemahaman membaca siswa tersebut
terjadi karena kurangnya minat siswa dalam membaca dan siswa hanya
sering menghafalkan huruf dalam membaca bukan memahami. Dari
berbagai permasalahan yang muncul tersebut berdampak pada pemahaman
siswa membaca yang masih rendah dan belum memenuhi Kriteria
57

58

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. KKM yang telah
ditetapkan oleh SD N Tegalrejo kelas I adalah 70. Persentase hasil belajar
siswa yang telah tuntas sesuai KKM adalah 40,74 % dan yang belum
tuntas sesuai KKM adalah 59,26 %. Data perolehan kemampuan
pemahaman membaca siswa kelas I SDN Tegalrejo Kabupaten Magelang
sebelum dilakukannya tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2
Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Prasiklus ≥ KKM (70)
Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

11

40,74 %

Belum Tuntas

16

59,26 %


Dari tabel daftar nilai siswa prasiklus diatas dapat dibuat diagram
sebagai berikut.
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Nilai Prasiklus

Data menunjukkan 16 siswa 59,26%) belum tuntas kemampuan
pemahaman membacanya dari jumlah keseluruhan siswa dan 11 siswa
(40,74%) telah tuntas. Pada kondisi awal nilai tertinggi yang diperoleh

59

siswa adalah 85 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40.
Dengan melihat hasil kemampuan membaca tersebut dirasa peneliti perlu
melakukan upaya perbaikan pada kemampuan pemahaman membaca
siswa yaitu dengan menerapkan metode global berbantuan media gambar
dan alat peraga sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman membaca siswa.

4.2 Siklus 1
4.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini sebelum peneliti melakukan penelitian
langkah pertama yang dilakukan adalah meminta izin kepada kepala
sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Setelah mendapatkan
izin dari sekolah kemudian memiinta izin kepada guru kelas I yang mana
subyek penelitian adalah siswa kelas I untuk melakukan penelitian pada
kemampuan pemahaman siswa. Setelah guru kelas mengizinkan kemudian
peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas untuk mendapatkan
informasi tentang subyek penelitian yang akan digunakan oleh peneliti
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain melakukan wawancara
peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
berlangsung untuk mengetahui kemampuan pemahaman membaca siswa
kelas I SDN Tegalrejo.
Setelah mendapatkan berbagai informasi sebagai data dari
wawancara maupun observasi peneliti kemudian berdiskusi dengan guru
kelas mengenai Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan peneliti
dalam Penelitian Tindakan Kelas. Adapun. Kompetensi Dasar tersebut
adalah Bahasa Indonesia 3.4 Mengenal kosa kata tentang anggota tubuh
dan panca indera serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar,
tulisan, slogan sederhana, dan atau syair lagu), 4.4 Menjelaskan dengan
kosa katan yang tepat tentang anggota tubuh dan panca indera serta

perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulisan.; PPKn: 3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan

60

sehari-hari di rumah , 4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari di rumah.; Matematika

:4.1 Menyajikan

bilangan cacah sampai dengan 99 yang bersesuaian dengan banyak
anggota kumpulan objek yang disajikan
Berdasarkan permasalahan pada saat observasi dan wawancara
kemudian peneliti menyiapkan metode pembelajaran untuk memperbaiki
pemahaman membaca siswa yaitu dengan menerapkan metode global.
Kemudian juga menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran serta lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti konsultasi terlebih
dahulu kepada guru kelas mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode global yang akan digunakan dalam

pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrument soal
untuk mengetahui tingkat kevalidan soal yaitu kelayakan soal untuk
digunakan dan untuk mengetahui reliabilitas soal yaitu keajegan soal
ketika digunakan secara berulang-ulang. Uji instrument validitas dan
realibilitas soal dilakukan di kelas 2 SDN Tegalrejo pada hari Sabtu, 22
Juli 2017.

4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Pertemuan 1 (Senin, 24 Juli 2017)
Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada pukul 07.0008.10 WIB. Guru kelas sebagai observer. Observer mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
(1) Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama ini kegiatan awal dimulai dengan guru
memberikan salam. Mengajak siswa berdoa yang dipimpin oleh ketua
kelas dan kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru
meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis, duduk dengan rapi pada
tempat duduknya masing-masing. Setelah semua siswa siap untuk
mengikuti pembelajaran, guru kemudian memberikan apersepsi dengan

61


mengajak siswa bernyannyi lagu “Dua Mata Saya”. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan dipelajari
yaitu mengenai bagian tubuh.
(2) Kegiatan Inti
Kegiatan awal telah selesai disampaikan, kemudian selanjutnya
masuk pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti sesuai dengan langkahlangkah metode global.
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan gambar tubuh
seorang anak. Setelah itu guru meminta siswa untuk menunjukkan bagian
tubuh sesuai instruksi guru. Setelah itu guru menuliskan sebuah kalimat
sesuai peragaan yang dilakukan siswa. Guru mengajak siswa untuk dapat
membaca kalimat tersebut secara berulang-ulang dan siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan dari kalimat yang tersebut untuk membantu siswa
memahami makna kalimatnya.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama berdiskusi memisahkan
kalimat yang semula telah dituliskan oleh guru kemudian dibaca bersama
untuk dipisahkan kedalam kata per katanya. Dalam tahap ini guru meminta
siswa untuk membaca kata per kata tersebut secara bersama kemudian

siswa ditunjuk oleh guru untuk dapat membaca secara individu. Seperti
langkah untuk memahami kalimat, guru memberikan pertanyaan bermakna
terhadap kata yang ada sehingga siswa memahami makna kata yang
menyusun dalam kalimat tersebut.
Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Setiap kata yang telah dipisahkan dari kalimatnya, kemudian
dipisah menjadi suku kata yang membangunnya. Guru mengajak siswa
untuk membaca per suku katanya. Untuk membantu setiap siswa
memahami kata tersebut, langkah selanjutnya yaitu guru memberikan
contoh kata yang hampir mirip suku kata penyusunnya namun mempunyai
makna yang berbeda. Dari beberapa kata tersebut guru membantu siswa

62

memahami maknanya dengan melontarkan pertanyaan dari kata dan suku
kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Dari suku kata yang ada guru membimbing siswa untuk
memisahkan suku kata ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut
kemudian dibaca siswa bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru

mengganti huruf dalam suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf
penyusunnya. Untuk lebih memahami mengenai bagian tubuh. Pada
langkah ini guru menyediakan stereoform berbentuk huruf untuk
membantu siswa memahami huruf penyusun kata per bagian tubuh.
Beberapa siswa diminta untuk menyusun huruf (menggunakan huruf yang
telah dibuat guru) menjadi kata bermakna dalam bagian tubuh
manusia.dan meminta siswa lain untuk bersama-sama mengkritisi huruf
yang telah disusun.
(3) Kegiatan Penutup
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan tentang bagian tubuh. Guru memberikan salam dan
siswa dipersilahkan untuk istirahat.
b. Pertemuan 2 ( Selasa, 25 Juli 2017)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00-08.10 WIB
dengan alokasi waktu 2x35 menit. Observer mengamati berlangsungnya
proses pembelajaran.
(1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan mengajak siswa untuk berdoa
bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Selanjutnya
guru menanyakan kehadiran siswa. Semua siswa hadir pada pertemuan ini.

Kemudian guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa untuk tidak
ramai ketika pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis
untuk mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan mengenai bagian tubuh dan cara menjaga bagian
tubuh.

63

(2) Kegiatan Inti
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan gambar seseorang
yang sedang makan. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang ada
kemudian siswa diberi pertanyaan mengenai aturan makan yang ada dalam
rumahnya, meliputi aturan saat akan, sedang, dan setelah makan.
Kemudian guru menuliskan salah satu aturan makan yang ada.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama berdiskusi memisahkan
kalimat aturan makan yang semula telah dituliskan oleh guru kemudian
dibaca oleh siswa yang ditunjuk guru dalam kata per katanya secara
individu. Dalam langkah ini untuk memahami kata yang ada, guru
memberikan pertanyaan bermakna pada setiap kata sehingga siswa
memahami makna kata yang menyusun dalam kalimat tersebut.
Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Langkah selanjutnya, Guru mengajak siswa untuk membaca per
suku katanya. Untuk membantu setiap siswa memahami kata tersebut,
langkah selanjutnya yaitu guru memberikan contoh kata yang hampir
mirip suku kata penyusunnya namun mempunyai makna yang berbeda.
Dari beberapa kata tersebut guru membantu siswa memahami maknanya
dengan melontarkan pertanyaan dari kata dan suku kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Kemudian guru membimbing siswa untuk memisahkan suku kata
ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut kemudian dibaca siswa
bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru mengganti huruf dalam
suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf penyusunnya. Untuk
lebih memahami guru meminta siswa untuk memisahkan suku kata yang
dituliskan guru ke huruf.

64

(3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup diakhiri dengan guru mengajak siswa untuk
merangkum pembelajaran, memberi motivasi kepada siswa kemudian
mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
c. Pertemuan 3 ( Rabu, 26 Juli 2017)
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada pukul 07.00-08.10 WIB
dengan alokasi waktu 2x35 menit. Observer mengamati berlangsungnya
proses pembelajaran.
(1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Guru mengecek kehadiran siswa
selanjutnya guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan memberi
motivasi siswa. Setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
kemudian guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi
“Kepala Pundak Lutut Kaki”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan ini.
(2) Kegiatan Inti
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan gambar seseorang
berdiri dengan pandangan ke depan. Guru memberikan beberapa instruksi
lain dalam instruksi gerak dasar. Kemudian guru menuliskan salah satu
instruksi sesuai gambar yang telah diberikan sebelumnya.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan
sesuai instruksi sebelumnya kemudian berdiskusi memisahkan kalimat
yang semula telah dituliskan oleh guru kemudian dibaca oleh siswa yang
ditunjuk guru dalam kata per katanya secara individu. Dalam langkah ini
untuk memahami kata yang ada, guru memberikan pertanyaan bermakna
pada setiap kata sehingga siswa memahami makna kata yang menyusun
dalam kalimat tersebut.

65

Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Guru mengajak siswa untuk membaca per suku katanya. Untuk
membantu setiap siswa memahami kata tersebut, langkah selanjutnya yaitu
guru memberikan contoh kata yang hampir mirip suku kata penyusunnya
namun mempunyai makna yang berbeda. Dari beberapa kata tersebut guru
membantu siswa memahami maknanya dengan melontarkan pertanyaan
dari kata dan suku kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Kemudian guru membimbing siswa untuk memisahkan suku kata
ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut kemudian dibaca siswa
bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru mengganti huruf dalam
suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf penyusunnya. Guru
meminta siswa untuk memisahkan suku kata yang dituliskan guru ke
huruf.
(3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru memberi umpan balik pada siswa, guru
bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran tentang
penerapan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari, memberikan tes
evaluasi sesuai dengan materi yang diajarkan untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan ketercapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran.

4.2.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan
Hasil tindakan penelitian juga berupa nilai pemahaman membaca
siswa kelas I SDN Tegalrejo setelah melakukan tindakan siklus 1
menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga,
hasil pemahaman membaca SDN Tegalrejo diperoleh dari tes evaluasi
yang dilakukan pada akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus 1.
Disajikan pada tabel berikut:

66

Tabel 4.3
Daftar Nilai Siswa Siklus 1 ≥ KKM (70)
Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

18

66,67 %

Belum Tuntas

9

33,33 %

Dari tabel daftar nilai siswa Siklus 1 diatas dapat dibuat diagram
sebagai berikut.

Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Siklus 1

Ketuntasan Siswa Siklus 1

Belum
Tuntas;
33,33%

Tuntas
Belum Tuntas

Tuntas;
66,67%

Ketuntasan hasil pemahaman membaca siklus 1 pada tabel tersebut
dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 9 siswa dari jumlah
keseluruhan siswa dengan persentase ketidaktuntasan 33,33%, sedangkan
siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 18 siswa dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 66,67% dari jumlah keseluruhan siswa. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode global adalah

67

100, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50. Dari
penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 1 terjadi peningkatan
pemahaman membaca siswa dari kondisi awal sebelum dilakukannya
tindakan. Namun belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang
ditentukan oleh peneliti, oleh karena itu perlu adanya perbaikan lagi pada
siklus berikutnya.
Tidak hanya dalam hasil belajar, peneliti juga mengamati adanya
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca
siswa dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi meliputi
16 aspek pengamatan untuk lembar observasu guru dan 16 aspek
pengamatan untuk lembar observasi siswa. Lembar observasi ini diisi
dengan hanya memberi centang (√) pada kolom “Ya” dan “Tidak” sesuai
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa berdasar aspek yang diteliti
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama,
pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus 1. Berikut adalah tabel
hasil observasi kegiatan guru dan siswa.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Siklus 1

No

Pertemuan

1

Lembar Observasi Guru

Lembar Observasi Siswa

Ya

Tidak

Ya

Tidak

1

12 poin

4 poin

12 poin

4 poin

2

2

13 poin

3 poin

12 poin

4 poin

3

3

14 poin

2 poin

14 poin

2 poin

Dari tabel diatas, banyak aspek yang belum dilaksanakan oleh
peneliti pada pertemuan pertama, meskipun terdapat peningkatan pada
pertemuan kedua dan ketiga. Aspek yang telah dilaksanakan oleh siswa
yaitu mengenai kemampuan siswa untuk memahami bacaan dari gambar
yang disediakan guru, siswa dibimbing guru mengikuti langkah-langkah
untuk membaca dengan memahami maknanya.

68

4.2.4 Refleksi
Berdasarkan dengan observasi siklus 1 yang telah dilaksanakan
menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga,
peneliti melakukan diskusi refleksi dengan guru kelas dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode global berbantuan media gambar dan alat
peraga memiliki kelebihan yaitu siswa mudah memahami makna bacaan
dengan melihat gambar dan alat peraga yang disediakan, selain itu juga
terdapat kelemahan pada siklus 1 yaitu, siswa kurang memperhatikan
instruksi guru dan kurang tanggap ketika diberi pertanyaan dan instruksi
guru.
Peneliti juga berdiskusi dengan guru mengenai faktor-faktor yang
menghambat pemahaman membaca siswa yaitu,
a. Membaca hanya dengan penghafalan huruf bukan memahami
maknanya,
b. Memikirkan dan melakukan hal lain saat pelajaran berlangsung,
c. Asyik mengobrol saat guru menerangkan pelajaran,
d. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran terutama pada saat membaca bersama.
Selain itu, peneliti dan guru juga mendiskusikan faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan siswa yaitu,
a. Memperhatikan instruksi guru,
b. Tidak memikirkan atau melakukan hal lain saat pelajaran
berlangsung,
c. Menggunakan metode pembelajaran yang cukup baik.
d. Aktif mengikuti setiap kegiatan pembelajaran.
Pada siklus 1 masih ada siswa yang memiliki hasil belajar yang
belum tuntas yaitu sebanyak 9 siswa dengan Persentase 33,33 %
sedangkan yang tuntas sebanyak 18 siswa 66,67%. Hal ini dikarenakan
masih banyak yang bermain dan tidak fokus dengan materi yang diberikan
guru.

69

Setelah pelaksanaan dan pengamatan yang telah di peroleh di
Siklus 1, ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pembelajaran di
Siklus 2, yaitu:
a. Guru harus membimbing siswa untuk memperhatikan gambar dan
alat peraga yang digunakan sehingga dapat memudahkan siswa
memahami makna bacaan tidak menghafal huruf.
b. Guru harus memotivasi siswa agar siswa memperhatikan setiap
instruksi guru dan aktif mengikuti setiap kegiatan dalam
pembelajaran.
c. Guru tidak boleh membelakangi siswa saat menulis di papan tulis
agar siswa tidak bermain atau mengobrol sendiri saat guru
menulis.
4.3 Siklus 2
4.3.1 Perencanaan
Sebelum

melaksanakan

penelitian

kemampuan

pemahamn

membaca di kelas I, guru bersama peneliti berdiskusi mengenai RPP, alat
peraga, dan instrumen yang terdiri dari lembar observasi guru, lembar
observasi siswa, lembar kegiatan siswa, dan lembar evaluasi.
Kegiatan

perencanaan

bertujuan

untuk

merencanakan

mempersiapkan segala sesuatu sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan
yang dilaksanakan saat perencanaan tindakan meliputi:
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun oleh peneliti dengan bimbingan guru kelas. RPP yang
telah disusun telah memenuhi karakteristik pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa dengan menggunakan
metode global berbantuan media gambar dan alat peraga.

70

2) Lembar Latihan Soal
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar latihan soal. Penyusunan lembar latihan soal dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti
pembelajaran pada siklus 2.
b) Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Observasi
Lembar

observasi

digunakan

sebagai

pedoman

dalam

melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran dengan metode
global berbantuan media gambar dan alat peraga. Lembar
observasi ini untuk mengamati kegiatan guru dan kegiatan siswa
menggunakan metode global selama pembelajaran berlangsung.
2) Wawancara
Wawancara kepada guru yang bersangkutan digunakan untuk
mengetahui dalam mendapatkan jawaban atau informasi dengan
tanya-jawab. Wawancara dilakukan untuk mengetahui segala
sesuatu yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian siklus
2. Seperti halnya bagaimana seharusnya guru didalam kelas agar
penelitian ini dapat mencapai indikator yang ditentukan.
3) Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan pada siklus 2 berupa 15 butir soal. Tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
pemahaman membaca siswa dengan menggunakan metode global
berbantuan media gambar dan alat peraga.

4.3.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Pertemuan 1 (Jumat, 28 Juli 2017)
Pada pertemuan pertama siklus II ini Guru kelas bertindak sebagai
observer melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang

71

berlagsung. Berikut uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
siklus II ini:

(1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama-sama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian guru menanyakan
kehadiran siswa. Guru dan siswa saling berkomuikasi mengenai kesiapan
siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru meminta siswa untuk
menyiapkan alat tulis, buku dan duduk dengan rapi pada tempat duduk
masing-masing. Setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang posisi duduk
yang benar saat membaca atau bermain game. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan materi yang disampaikan dengan sungguh-sungguh.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
yaitu siswa mengerti cara duduk yang baik untuk menjaga kesehatan
tubuh. Kegiatan awal berlangsung kurang lebih 10 menit.
(2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berlangsung kurang lebih selama 50 menit, yang
terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan gambar posisi
duduk yang benar dan posisi duduk yang salah. Guru memastikan siswa
melihat pada gambar yang telah disediakan. Guru memberikan
demonstrasi posisi duduk. Kemudian guru menuliskan salah satu posisi
demonstrasi duduk yang benar. Siswa diajak untuk membaca kalimat yang
telah dituliskan guru tersebut secara berulang-ulang dan bersama-sama.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama memisahkan kalimat
yang semula telah dituliskan oleh guru kemudian dibaca oleh siswa yang
ditunjuk guru dalam kata per katanya secara individu. Dalam langkah ini
untuk memahami kata yang ada, guru memberikan pertanyaan bermakna

72

pada setiap kata sehingga siswa memahami makna kata yang menyusun
dalam kalimat tersebut.
Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali demonstrasi yang
dilakukan oleh guru, kemudian siswa membaca kata per suku katanya.
Untuk membantu setiap siswa memahami kata tersebut, langkah
selanjutnya yaitu guru memberikan contoh kata yang hampir mirip suku
kata penyusunnya namun mempunyai makna yang berbeda. Dari beberapa
kata tersebut guru membantu siswa memahami maknanya dengan
melontarkan pertanyaan dari kata dan suku kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Kemudian guru membimbing siswa untuk memisahkan suku kata
ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut kemudian dibaca siswa
bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru mengganti huruf dalam
suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf penyusunnya. Guru
meminta siswa untuk memisahkan suku kata yang dituliskan guru ke
huruf. Kemudian untuk lebih membantu siswa memahami materi yang ada
siswa diminta untuk memahami buku siswa.
(3) Penutup
Kegiatan penutup diakhiri dengan guru menanyakan pembelajaran
yang belum dipahami, guru bersama siswa berdiskusi dan merangkum
materi pembelajaran kemudian guru menutup pembelajaran dengan
memberi salam.
b. Pertemuan 2 (Sabtu, 29 Juli 2017)
Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru
kelas selaku observer pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pada pertemuan kedua siklus II akan diuraikan sebagai berikut:
(1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama-sama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian guru menanyakan
kehadiran siswa. Guru dan siswa saling berkomuikasi mengenai kesiapan

73

siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru meminta siswa untuk
menyiapkan alat tulis, buku dan duduk dengan rapi pada tempat duduk
masing-masing. Setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi jumlah
bagian tubuh. Guru meminta siswa untuk memperhatikan materi yang
disampaikan dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yaitu agar siswa dapat
menyebutkan jumlah bagian tubuh dengan pembilang 1-10. Kegiatan awal
berlangsung kurang lebih 10 menit.
(2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berlangsung kurang lebih selama 50 menit, yang
terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan boneka barbie
sebagai alat peraga. Guru memberikan pengertian bahwa barbie itu sama
seperti manusia. Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan
mengenai jumlah bagian tubuh yang dimiliki oleh barbie. Setelah itu guru
menuliskan kalimat sesuai jumlah bagian tubuh yang di miliki barbie.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama memisahkan kalimat
yang semula telah dituliskan oleh guru meminta siswa membaca kalimat
tersebut dalam kata per katanya secara individu. Dalam langkah ini untuk
memahami kata yang ada, guru memberikan pertanyaan bermakna pada
setiap kata sehingga siswa memahami makna kata yang menyusun dalam
kalimat tersebut. Siswa yang mengetahui jawabannya dapat mengangkat
tangan dan memberikan jawabannya. Jika jawaban salah maka siswa lain
dapat berusaha untuk menjawab dengan benar.
Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Siswa berusaha membaca kata per suku katanya dengan bantuan
guru. Untuk membantu setiap siswa memahami kata tersebut, langkah
selanjutnya yaitu guru mengganti pembilang angka yang ada dalam

74

kalimat tersebut. Guru membantu siswa memahami maknanya dengan
melontarkan pertanyaan dari kata dan suku kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Kemudian guru membimbing siswa untuk memisahkan suku kata
ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut kemudian dibaca siswa
bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru mengacak huruf dalam
suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf penyusunnya dan
letaknya. Guru meminta siswa untuk memisahkan suku kata yang
dituliskan guru ke huruf.
(3) Penutup
Kegiatan penutup diakhiri dengan guru menanyakan pembelajaran
yang belum dipahami, guru bersama siswa merangkum materi
pembelajaran dan melakukan tindak lanjut kemudian guru menutup
pembelajaran dengan memberi salam.
c. Pertemuan 3 (Senin, 31 Juli 2017)
Observer mengamati berlangsungnya pembelajaran. Alokasi waktu
pada petemuan ketiga siklus II ini berlangsung selama 2x35 menit. Berikut
uraian pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus II:
(1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama-sama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian guru menanyakan
kehadiran siswa. Guru dan siswa saling berkomuikasi mengenai kesiapan
siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru meminta siswa untuk
menyiapkan alat tulis, buku dan duduk dengan rapi pada tempat duduk
masing-masing. Setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi
kegunaan bagian tubuh dan cara menjaganya. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan materi yang disampaikan dengan sungguh-sungguh.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
yaitu agar siswa mengerti kegunaan bagian tubuh dan cara menjaga bagian
tubuh. Kegiatan awal berlangsung kurang lebih 10 menit.

75

(2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berlangsung kurang lebih selama 50 menit, yang
terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
Menampilkan dan penggunaan gambar atau alat peraga dalam permulaan
Kegiatan inti diawali dengan guru menampilkan boneka barbie
sebagai alat peraga. Guru memberikan peragaan Siti saat hendak tidur
untuk menjaga tubuhnya dengan barbie tersebut. Guru meminta siswa
untuk menyebutkan kebiasaan yang dilakukannya untuk menjaga tubuhnya
saat akan tidur di malam hari. Setelah itu guru menuliskan kalimat sesuai
kebiasaan siswa.
Memisahkan kalimat-kalimat menjadi kata-kata
Pada tahap ini siswa secara bersama-sama memisahkan kalimat
yang semula telah dituliskan oleh guru meminta siswa membaca kalimat
tersebut dalam kata per katanya secara individu. Dalam langkah ini untuk
memahami kata yang ada, guru memberikan pertanyaan bermakna pada
setiap kata sehingga siswa memahami makna kata yang menyusun dalam
kalimat tersebut. Siswa yang mengetahui jawabannya dapat mengangkat
tangan dan memberikan jawabannya. Jika jawaban salah maka siswa lain
dapat berusaha untuk menjawab dengan benar.
Memisahkan kata-kata menjadi suku kata
Siswa berusaha membaca kata per suku katanya dengan bantuan
guru. Untuk membantu setiap siswa memahami kata tersebut, langkah
selanjutnya yaitu guru mengganti suku kata dalam kata yang ada dalam
kalimat tersebut. Guru membantu siswa memahami maknanya dengan
melontarkan pertanyaan dari kata dan suku kata yang ada.
Memisahkan suku kata menjadi huruf
Kemudian guru membimbing siswa untuk memisahkan suku kata
ke dalam huruf penyusunnya. Huruf tersebut kemudian dibaca siswa
bersama-sama. Dalam pemahaman maknanya guru mengacak huruf dalam
suku kata yang ada sehingga siswa mengerti huruf penyusunnya dan

76

letaknya. Guru meminta siswa untuk memisahkan suku kata yang
dituliskan guru ke huruf.
(3) Penutup
Kegiatan penutup diakhiri dengan guru menanyakan pembelajaran
yang belum

dipahami, guru bersama siswa merangkum

materi

pembelajaran dan memberikan soal evaluasi kemudian guru menutup
pembelajaran dengan memberi salam.

4.3.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran Siklus 2, siswa telah mengalami
peningkatan pada kemmapuan membacanya. Hasil pemahaman membaca
siswa yang mengikuti evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Daftar Nilai Siswa Siklus 2 ≥ KKM (70)
Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

22

81,48%

Belum Tuntas

5

18,52%

Dari tabel daftar nilai siswa prasiklus di atas dapat dibuat diagram
sebagai berikut:

77

Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 2

Ketuntasan Nilai Siswa Siklus 2
Belum
Tuntas;
18,52%
Tuntas
Belum Tuntas

Tuntas;
81,48%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui terdapat 22 siswa yang
telah memenuhi KKM dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
81,48% sementara terdapat 5 siswa yang belum mencapai KKM dengan
persentase 18,52% dari jumlah keseluruhan siswa. Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 100, sementara nilai terendah adalah 50 dengan
nilai rata-rata kelas 86,67. Pada siklus II ini sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sehingga penelitian dapat
diakhiri pada siklus II.
Pada siklus kedua ini mengalami peningkatan dan menjadikan
penelitian ini mencapai indikator yang telah ditentukan sebelumnya,
peningkatan ini mempunyai beberapa faktor pendukung dalam tes, yaitu
(1) Dalam proses pembelajaran guru selalu memantau siswa sehingga
siswa mengikuti setiap langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran
dan menjadikan siswa mudah memaknai bacaan dengan media gambar dan
alat peraga yang disediakan guru, (2) Saat tes berlangsung guru
menggunakan gambar untuk memudahkan siswa memahami soal. Faktorfaktor tersebut digunakan guru untuk menunjang metode global dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa.

78

Seperti pada siklus pertama, dalam hasil kemampuan pemahaman
membaca, peneliti juga mengamati adanya proses pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil kemampuan pemahaman membaca dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi meliputi 16 aspek
pengamatan untuk lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Siklus 2
No

Pertemuan

Lembar Observasi Guru

Lembar Observasi Siswa

Ya

Tidak

Ya

Tidak

1

1

14 poin

2 poin

14 poin

2 poin

2

2

15 poin

1 poin

15 poin

1 poin

3

3

16 poin

0 poin

16 poin

0 poin

Dari tabel diatas, terdapat aspek yang belum dilaksanakan oleh
peneliti pada pertemuan pertama dan kedua. Aspek yang tidak
dilaksanakan oleh guru dalam pertemuan 1 adalah mengenai tujuan dan
soal evaluasi. Guru kurang fokus saat awal pertemuan 1 sehingga terlewat
saat harus memberikan tujuan pembelajaran dan untuk soal evaluasi
karena memang tidak adanya tes evaluasi sehingga aspek ini tidak tercapai
dalam pertemuan ini. Kemudian untutk pertemuan 2 Guru tidak
menyampaikan rencana kedepan karena guru kehabisan waktu.

4.3.4 Refleksi
Berdasar hasil pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan pada
siklus 2 dengan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga,
setelah dilakukan refleksi dengan guru kelas I SDN Tegalrejo telah
disimpulkan bahwa peneliti dalam menyampaikan materi menggunakan
langkah-langkah metode global sudah berjalan dengan baik dan terarah.
Langkah dalam metode global sudah dilaksanakan sesuai dengan sintaks
yang telah dituliskan pada bab sebelumnya. Dalam proses pembelajaran
siklus 2 siswa sudah memperhatikan media gambar dan alat peraga yang

79

telah disediakan guru sesuai bimbingan guru. Kemudian banyak siswa
yang telah aktif melakukan instruksi guru pada setiap langkah metode
global. Dalam menuliskan kalimat di papan tulis, guru sudah tidak
membelakangi siswa sehingga siswa lebih memperhatikan setiap instruksi
dan penjelasan mengenai apa yang telah ditulis oleh guru. Hal ini juga
dibuktikan dengan meningkatnya hasil kemampuan membaca siswa dari
prasiklus ke siklus 1 dan siklus 2, dimana siswa mendapat nilai yang
tuntas sebanyak 11 siswa (40,74%), pada siklus 1 meningkat menjadi
sebanyak 18 siswa (66,67%) dan meningkat pada siklus 2 dengan jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa (81,48%). Hasil belajar siswa telah
meningkat dan mencapai indikator yang telah ditentukan oleh peneliti,
yaitu dari Persentase jumlah siswa yang nilainya lebih dari KKM >80%.
Oleh sebab itu tidak perlu lagi ada siklus berikutnya.
4.4 Perbandingan Prasiklus – Siklus 1 – Siklus 2
Tabel 4.7
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Jumlah Siswa

Persentase Siswa

Prasiklus

11

40,74 %

Siklus 1

18

66,67 %

Siklus 2

22

81,48 %

Pada tabel dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan hasil belajar
siswa yang telah tuntas mencapai KKM (70) pada tiap siklus. Kenaikan
antara prasiklus dengan siklus 1 sebesar 25,93% dan kenaikan yang terjadi
pada siklus 2 menjadi sebesar 81,48%. Berdasar pengamatan peneliti dapat
dilihat pada diagram berikut ini:

80

Gambar 4.4
Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Pemahaman Membaca

Perbandingan Ketuntasan Hasil
Pemahaman Membaca
90,00%

81,48%

80,00%
66,67%

70,00%
60,00%
50,00%

40,74%

Perbandingan Ketuntasan
Hasil Pemahaman Membaca

40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa ada 11 siswa dari 27 siswa
yang mendapat nilai ≥ KKM, yaitu 70 pada prasiklus. Hasil Persentase
prasiklus adalah 40,48%. Persentase ini belum mencapai indikator yang
ditargetkan peneliti yaitu 80%. Di siklus 1, terdapat kenaikan jumlah siswa
yang mendapat nilai ≥ KKM menjadi 18 siswa, dengan Persentase
66,67%. Meskipun telah mengalami peningkatan, akan tetapi Persentase
ini belum sesuai dengan Persentase keberhasilan yang ditentukan peneliti.
Di siklus 2 mengalami peningkatan, yaitu 22 siswa yang mendapat nilai ≥
KKM, dengan Persentase yang lebih dari target dari peneliti, yaitu sebesar
81,48%.

4.5 Pembahasan
Hasil observasi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian,
diketahui

bahwa

terdapat

permasalahan

yang

ditemukan

dalam

kemampuan pemahman membaca siswa di kelas I SDN Tegalrejo
Kabupaten Magelang. Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya
pemahaman siswa terhadap bacaan. Pada kondisi ini siswa cenderung

81

menghafal huruf. Kemudian siswa juga tidak paham makna dari bacaan
yang mereka baca. Ketika guru memberikan pertanyaan terhadap bacaan
terlihat siswa bingung dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Hal tersebut terjadi karena proses membaca siswa hanya menghafal
huruf sehingga siswa cenderung tidak memaknai sebuah bacaan
berdampak pada rendahnya kemampuan pemahaman siswa kelas I SDN
Tegalrejo Kabupaten Magelang terhadap bacaan. Diketahui dari hasil
evaluasi jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 27 siswa dari
jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan sebanyak 16 siswa masih belum
mencapai KKM.
Melihat kondisi ini maka perlu adanya tindakan perbaikan
pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan adanya
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman membaca siswa kelas 1 SDN Tegalrejo yaitu
dengan menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat
peraga sebagai solusi terhadap permasalahan tersebut.
Hasil pemahaman membaca siswa kelas 1 SDN Tegalrejo dapat
meningkat dengan adanya penggunaan metode global berbantuan media
gambar dan alat peraga melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah pertama yaitu membaca dengan struktur 1 kalimat utuh
dengan gambar atau alat peraga. Pada tahap ini, guru menyajikan
gambaratau alat peraga, lalu siswa diberikan satu kalimat utuh dibawah
gambar. Setelah diberikan satu kalimat utuh siswa diarahkan untuk
membaca kalimat tersebut secara berulang-ulang. Kemudian diadakan
tanya jawab dari kalimat tersebut. Guru mengajukan pertanyaan yang
untuk melatih keterampilan berfikir siswa dan menguji pemahaman
mereka dalam membaca. Setelah siswa menjawab kemudian siswa lain
menanggapi pendapat dari temannya.
Langkah kedua yaitu memisahkan kalimat ke dalam kata. Guru
mengarahkan siswa untuk membagi kalimat yang telah mereka tuliskan
sebelumnya kedalam kata-kata yang menyusunnya. Dalam pembagian kata

82

tersebut guru juga melatih siswa untuk mengucapkan setiap katanya.
Kemudian dari kata tersebut guru juga memberikan pertanyaan untuk
melatih pemahaman siswa terhadap bacaan.
Langkah ketiga adalah memisahkan kata menjadi subkata. Setelah
siswa paham mengenai kata yang membentuk kalimat sebelumnya, siswa
diminta untuk memisahkan kata ke dalam subkata yang membangun kata
tersebut. Langkah yang dilakukan adalah sama seperti ketika siswa
mencoba memahami kalimat menjadi kata. Siswa diarahkan untuk dapat
membaca dengan benar dan memahami subkatanya dengan menjawab
pertanyaan dari guru.
Langkah ke empat yaitu memisahkan subkata menjadi huruf. Pada
tahap ini siswa akan belajar memisahkan subkata kedalam huruf
penyusunnya. Fungsi langkah ini agar siswa memahami makna huruf yang
menyusunnya bukan hanya siswa menghafal huruf.
Penerapan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga
dapat meningkatkan hasil kemampuan pemahaman membaca siswa kelas
I SDN Tegalrejo. Data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari
kondisi awal, siklus I dan Siklus II. Hasil Persentase prasiklus adalah
40,48%, siklus 1 naik dengan Persentase 66,67%, dan siklus 2 dengan
Persentase yang lebih dari target dari peneliti, yaitu sebesar 81,48%. Pada
kondisi awal sebanyak 11 siswa yang memenuhi KKM dan pada siklus I
sebanyak 18 siswa yang sudah memenuhi KKM, terjadi peningkatan pada
siklus II yaitu sebanyak 22 siswa telah memenuhi KKM. Nilai tertinggi
yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 85, sementara nilai
terendah 40. Setelah diterapkan metode global mengalami peningkatan.
Pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100, sementara
nilai terendah 50, pada siklus II nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah
100 sementara nilai terendah 60.
Pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media
gambar dan alat peraga dari data hasil pemahaman membaca pada
penelitian ini dikatakan berhasil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

83

dilakukan Dyah Wahyuning dengan judul Penerapan Metode Membaca
Global untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SDN 01
Semboro Kabupaten Jember tahun 2015 berjalan dengan baik, siswa
terlihat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. Awalnya para siswa
terlihat gaduh namun setelah diperlihatkan gambar mereka terlihat tenang.
Penerapan Metode Membaca Global dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman membaca dalam pembelajarannya.
Pembelajaran menggunakan metode global yang dilakukan peneliti
sangat membantu siswa dalam memahami bacaan. Seperti teori
sebelumnya yang menyebutkan bahwa metode global adalah metode yang
mempelajari suatu materi secara utuh. Dalam proses pembelajaran yang
dilakukan ini sangatlah membantu siswa dalam memahami bacaan. Hal
tersebut dikarenakan yang disuguhkan adalah satu kalimat yang utuh
sehingga siswa mudah untuk memaknainya.
Didukung dengan penggunaan media gambar dan alat peraga.
Disamping untuk menarik minat siswa di awal pembelajaran, media
gambar dan alat peraga dapat membantu penggunaan metode global dalam
proses pemahaman membaca. Dalam proses pembelajaran, media gambar
dan alat peraga dapat memvisualkan dan memperjelas kalimat utuh yang
disajikan atau dituliskan guru. Seperti teori yang ada dalam bab
sebelumnya, media gambar dan alat peraga dapat menarik dan
memperjelas makna pelajaran sehingga siswa mudah untuk memahaminya.
Peneliti menggunakan media gambar dan alat peraga untuk
memancing siswa berfikir kritis memaknai materi pembelajaran dibantu
dengan stimulus dari guru dan menarik minat siswa di awal pembelajaran.
Dalam hal ini, peneliti menyediakan media gambar dan alat peraga di awal
pembelajaran

untuk

membantu

siswa

memahami

kalimat

yang

disampaikan dan memancing siswa berpikir kritis memaknai kalimat. Pada
akhir pembelajaran diketahui bahwa penggunaan metode global yang
dibantu dengan media gambar dan alat peraga dapat meningkatkan
pemahaman makna bacaan siswa dalam pembelajaran.

84

Berdasarkan proses dan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II
yang

telah

dijabarkan

sebelumnya

terbukti

adanya

peningkatan

kemampuan pemahaman membaca siswa kelas I SDN Tegalrejo dengan
menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga.
Siswa yang semula pemahaman membacanya rendah menjadi meningkat
dalam pembelajaran setelah dilakukan penelitian menggunakan metode
global. Hal ini menunjukkan bahwa global sangat efektif digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Penerapan metode global
berbantuan media gambar dan alat peraga dalam penelitian ini terbukti
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa
SDN semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

kelas I

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24