Aktualisasi Makna Kurban dalam Kehidupan

BERKORBAN UNTUK MEMBANGUN
KESEJAHTERAAN UMAT
(Khutbah Idul Adha 10 Dzulhijjah
1436 H /23 September 2015)

Oleh:
H. Suprianto, S.Sos, M.Si.
PIMPINAN DAERAH
MUHAMMADIYAH (PDM) KUTAI
KARTANEGARA

Disampaikan di:
_______________MUHAMMADIYAH
TENGGARONG
2015

‫‪BERKORBAN UNTUK MEMBANGUN‬‬
‫‪KESEJAHTERAAN UMAT‬‬
‫‪0leh: Ust. H. Suprianto, S.Sos, M.Si.‬‬

‫عي يييدْا ا‬

‫جعميي م‬
‫م ع‬
‫دْ ُللييهع ال لييذ عيي م‬
‫م د‬
‫ا مل ي م‬
‫ل ال يي مييوي م‬
‫ح ي‬
‫د‬
‫مييةة‬
‫سييل ع ع‬
‫ن‪ َ،‬وموم ل‬
‫م ي‬
‫حييدْ ممناَ ب عععييييدْ عهع ك مأ ل‬
‫ل عل ي د‬
‫مي ي م‬
‫د‬
‫د‬
‫ي‬
‫ه‬
‫ر‬

‫ك‬
‫يي‬
‫ش‬
‫ن‬
‫و‬
‫ييمَ‪َ،‬‬
‫م‬
‫موا ع‬
‫مم‬
‫ة‪ َ،‬ع‬
‫حييدْ م ة‬
‫د د‬
‫ن غ مي يييرع ال م‬
‫ميي ي‬
‫هييوم د‬
‫ل‬
‫سيياَن عهع وم د‬
‫ذو ال ي م‬
‫ل إع ي‬
‫ح م‬

‫ع مملىَ ك م م‬
‫جل م ع‬
‫ماَ ع‬
‫شييهدْ ا من ل م ا عل مييه ا عل ل أ م‬
‫وا يلك يييرا مم‪ .‬أ م‬
‫ي‬
‫ت‬
‫يي‬
‫ن‬
‫م د ي‬
‫ي م‬
‫م‬
‫م ع‬
‫ع‬
‫ماَل عيي م‬
‫ك ل ميي م‬
‫شييرعي ي م‬
‫حييدْ م م‬
‫ك لم م‬
‫ك‬

‫وم ي‬
‫مَ م‬
‫ك‪ َ،‬الل لهديي ل‬
‫مل ي م‬
‫من ت م م‬
‫شاَء وممتنَييزعع د‬
‫مل ي ع‬
‫ك م‬
‫ك ت دؤ يعتيِ ال ي د‬
‫ال ي د‬
‫مل ي م‬
‫ميين ت م م‬
‫من ت م م‬
‫شيياَء‬
‫ك ع‬
‫شيياَء ومت دععييزز م‬
‫م ل‬
‫ال ي د‬
‫خي يييدر إ عن ليي م‬
‫شيياَء ب عي مييدْ ع م‬

‫ومت دييذ ع ز‬
‫ميين ت م م‬
‫ك‬
‫ك ال ي م‬
‫ل م‬
‫شيييِةء مقييدْير وأ م‬
‫م‬
‫م‬
‫ىَ د‬
‫كيي ل‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ا‬
‫دْ‬
‫ه‬
‫شيي‬
‫م د ل‬
‫ع ر م‬
‫ل م ي‬
‫ع مليي م‬

‫سويل د م‬
‫مدْا ا ع مب يدْ د م‬
‫صيي ل‬
‫ل‬
‫م م‬
‫ك وممر د‬
‫ك‪ .‬ال مل لهديي ل‬
‫ح ل‬
‫د‬
‫مَ م‬
‫فىَ‪ َ،‬ال ل ل‬
‫ذي‬
‫صط م م‬
‫مَ ع مملىَ م‬
‫وما د م‬
‫حب عي يعبنَاَ م ال د‬
‫سل ل د‬
‫م ي‬
‫م‬
‫سيياَل م ي‬

‫حاَب عهع‬
‫صيي م‬
‫ب مل لييغم اللر م‬
‫ة‪ َ،‬ومع مل مييىَ آل عييهع ومأ ي‬
‫دعاَ م ا عملىَ اللييهع ب عييدْ مع يومت ع ع‬
‫ه‪ َ،‬موجاَ مهمييدْ م‬
‫ن م‬
‫وم م‬
‫م ي‬
‫دْ‪ :‬ع‬
‫جهاَ مد ع ع‬
‫عب ميياَد م‬
‫ميياَ ب معييي د‬
‫يِ اللهع م‬
‫ه‪ .‬ا م ل‬
‫حق ل ع‬
‫فع ي‬
‫الله‪ َ،‬أ د‬
‫د‬
‫وىَ‬

‫قيي‬
‫ي‬
‫ت‬
‫ب‬
‫ي‬
‫ياَ‬
‫إ‬
‫و‬
‫يِ‬
‫س‬
‫ي‬
‫ف‬
‫ن‬
‫و‬
‫مَ‬
‫ك‬
‫ي‬
‫ص‬
‫و‬
‫م‬

‫ع‬
‫م‬
‫ع‬
‫ي م عل م ع‬
‫م‬
‫ع ي ي ي م‬
‫ن!َ‬
‫مت ل د‬
‫اللهع فم م‬
‫قو ي م‬
‫قدْ ي مفاَمز ال د‬
‫‪Allahu Akbar 2x Walillahil Hamd‬‬

‫‪1 | Pa g e‬‬

Kaum Muslim Rahimakumullah.
Di pagi hari yang penuh berkah ini, kita
berkumpul untuk melaksanakan shalat ‘Idul
Adha. Baru saja kita ruku’ dan sujud sebagai
pernyataan taat kepada Allah SWT. Kita

agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan
tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas
keagunga-Nya. Takbir yang kita ucapkan
bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi
merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh
dan menggetarkan relung jiwa manusia yang
beriman. Allah Maha Besar; Allah Maha Agung;
Tiada yang patut di sembah kecuali Allah. Karena
itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada
diri saya sendiri dan juga kepada hadirin
sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita
di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan
jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkaan agar
kita semua dapat meraih ketakwaan sebagai
tujuan dari ibadah ‘Idul Adha tahun ini.
Allahu Akbar 2x Walillahil Hamd
Kaum Muslim Rahimakumullah.
Seluruh rangkaian ibadah haji dan peringatan
‘Idul Adha yang telah berulang kali setiap tahun
dilaksankan oleh kaum Muslimin di seluruh

dunia, telah kita ketahui sesungguhnya tidak
dapat dipisahkan dari kisah nyata yang
diperankan oleh keluarga ideal Nabi Ibrahim; Siti
Hajar dan Nabi Ismail sebagai putera keduanya.
Ketiga tokoh tersebut memiliki kepribadian
agung, kepribadian yang menghimpun segala
keutamaa dan penerapan nilai-nilai kebenaran
dalam kehidupan nyata. Salah satu kunci yang

2 | Pa g e

menjadikan
keluarga
tersebut
menjadi
momumen sejarah; adalah jiwa pengorbanan
mereka.
Hebatnya, Ismail dengan sadar diri dan ikhlas
menuruti kehendak ayah kandungnya sendiri
yang hendak menyembelih dirinya. Inilah bentuk
pengorbanan luar biasa yang mungkin hanya
dilakukan oleh hamba-hamba pilihan seperti nabi
Ibrahim dan putranya, nabi Islmail as. Demikian
uswah dari para pembawa risalah Allah yang
mesti tersemat dalam kepribadian kita jika
mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir.
Pengorbanan dalam segala hal harus kita
lakukan dengan ikhlas demi menjunjung risalah
Allah di muka bumi ini.
Kaum Muslim Rahimakumullah.
Dalam semangat pengorbanan yang telah
diperankan oleh keluarga Ibrahim AS tersebut,
terdapat obsesi besar yang tercermin dalam tiga
visi utama yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan kita. Ketiga visi tersebut adalah;
Pertama, mendirikan shalat; sebagai tonggak
kejelasan orientasi hidup manusia. Orang yang
mendirikan shalat, akan memiliki kejelasan
orientasi hidup ini pada akhirnya akan menuai
dua sikap; syukur dan sabar sebagaimana firman
Allah:

‫ربنَاَ إنيِ أ م‬
‫م‬
‫د‬
‫ر‬
‫ب‬
ِ‫تي‬
‫ي‬
‫ر‬
‫ذ‬
‫من‬
‫ت‬
َ‫كن‬
‫س‬
‫ع‬
‫ع‬
‫ل لم عل‬
‫واد ة غ مي عي‬
‫ل‬
‫ي‬
‫د‬
‫ع م‬
‫ل‬
‫عنَييدْ م ب مي يعتيي م‬
َ‫حييلرم ع مرب لمنَييا‬
‫عذي مزيرةع ع‬
‫م م‬
‫ك ال ي د‬
‫ل أم‬
‫ي‬
‫جعميي ي‬
‫ن‬
‫يي‬
‫م‬
‫ة‬
ْ‫د‬
‫يي‬
‫ئ‬
‫ف‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ل عي د ع‬
‫صييل مة م مفاَ ي‬
‫قي د‬
‫مييوا ي ال ل‬
‫م ل م‬
3 | Pa g e

‫ن‬
‫مَ موايردزقيهدييمَ ل‬
‫وي إ عل مي يهعيي ي‬
‫ميي م‬
‫س ت مهييي ع‬
‫النَ ليياَ ع‬
‫مَ ي م ي‬
‫ن‬
‫ممرا ع‬
‫شك ددرو م‬
‫ت ل معمل لهد ي‬
‫الث ل م‬
“Ya Tuhan kami sesunggunnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di suatu
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dimuliakan.
Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka
mendirikan shalat. Maka jadikanlah gati sebagia
manusia cenderung kepada mereka dan
rezekikanla mereka dari buah-buahan, agar
mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim [14]: 37).
Ayat ini secara tidak langsung memberikan
makna; kita dituntut meluangkan sebagian
waktu kita untuk mengerjakan ibadah shalat
dalam keadaan sempit maupun luang, dalam
keadaaan kekeringan maupun kehujanan agar
kita dalam hidup ini mempunyai tujaun dan arah
hidup yang jelas hanya beribadah semata
kepada Allah; dan terbebas dari belenggu materi
dunia semata. Oleh sebab itu, kita dilatih untuk
bersyukur dan sabar untuk melaksanakan ibadah
shalat di saat kita menikmati lezat dan
nikmatnya kehidupan ini maupun kita kita
berada diujung tanduk kehancuran dalam
kehidupan ini.
Kaum Muslim Rahimakumullah.
Kedua, menjadi pribadi yang menawan di tengah
masyarakat, pribadi yang mempengaruhi, bukan
yang mudah terpengaruh. Untuk mewujudkan
pribadi tersebut, dibutuhkan interaksi dengan
lingkungan dan berkomunikasi dengan sesama

4 | Pa g e

anggota
shalih.

masyarakat

dan

menaburkan

amal

Hal
ini
dibuktikan
bagaimana
beliau
perasaannya sendiri ketika harus berhadapan
dengan ayah dan kaumnya yang musyrik,
bahkan sampai harus menghadapi hukuman
dibakar
hidup-hidup
sebagai
konsekwensi
menentang kemusyrikan sebagaimana yang
dijelaskan dalam QS. Al-Anbiya [21]: 51-69.
Nabi
Ibrahim
memang
terkenal
sangat
dermawan bagi kalangan masyarakatnya, beliau
adalah sosok manusia yang tidak pernah letih
dalam menabur kebaikan dan bahkan tegas
menolak kebatilan sebagaimana tindakannya
terhadap raja yang zalim pada saat itu. Dengan
amal shalih yang ia taburkan, beliau mampu
menjadikan masyarakatnya menjadi manusia
yang berperadaban.
Kaum Mulimin Rahimakullah;
Jika kita terapkan pentingnya amal shalih dalam
masyarakat, semangat dari perjuangan nabi
Ibrahim dapat pula kita aplikasikan dalam
kehidupan nyata. Banyak sekali ayat al-Qur’an
yang memerintahkan untuk beriman dan
beramal shaleh. Seperti aqimu al-salah waatu alzakat, Artinya. Seseorang yang beriman kepada
Allah swt. harus disertai bukti beramal kebaikan
bagi sesama manusia. Orang yang baik di mata
Allah swt. tidak saja mereka yang melakukan
shalat dan menyibukkan dengan kepentingan
pribadi saja dan tidak pernah peduli kepada
orang sekelilingnya, isteri, anak, tetangga dan
lainnya. Alangkah baiknya, jika ummat manusia

5 | Pa g e

sebaiknya secara individu shaleh juga secara
sosial. Artinya dengan Tuhannya juga dekat dan
dengan masyarakat sekitarnya juga baik.
Dalam Q.S. al-Ma’un (107): 1-3 dijelaskan
tentang adanya orang yang mendustakan hari
akhir yang dikaitkan dengan persoalan sosial
kemasyarakatan, yakni:

‫أ مرأ م‬
‫ل‬
‫م‬
‫( فمذ مل ع م‬1) ‫ن‬
‫ل‬
‫ك‬
‫دْي‬
‫باَل‬
‫ب‬
‫ذ‬
‫ك‬
‫ي‬
‫ذي‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ت‬
‫ي‬
‫ع‬
‫د‬
‫م ي م‬
‫د ع ل ع‬
َ‫ض ع مملييى‬
‫ال ل ع‬
‫( وممل ي م د‬2) َ‫م‬
‫ذي ي مدْ دع ز ال يي معتي م‬
‫ح ز‬
‫ن‬
‫س ع‬
‫ط ممعاَم ع ال ي ع‬
‫م ي‬
‫كي ع‬
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama? Maka itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak mendorong memberi
makan orang miskin.”

Orang-orang
yang
tidak
peduli
dengan
sekitarnya termasuk menghardik anak yatim dan
tidak memberi makan bagi yang miskin, maka
dianggap sebagai orang yang mendustakan hari
akhir.
Beragama
tapi
dianggap
tidak
mempercaia hari akhir.
Momentum yang sangat baik ini, Idhul Adha
marilah kita gunakan untuk meningkatkan
keimanan dan amal sholeh kita dengan
semangat
berqurban.
Allah
swt.
telah
memberikan banyak nikmat yang sangat banyak
kepada kita, berupa kekayaan materi; berkat
rahmatnya pula lah daerah kita ini mendapatkan
kecukupan sandang, pangan dan segala isi
sumber daya alam yang terdapat di dalamnya.
Jangan sampai kita semua disebut oleh Allah

6 | Pa g e

swt. sebagai seorang yang mendustakan Agama
padahal kita semua sudah merasakan menikmati
cipataanya.
Kaum Muslim Rahimakumullah.
Ketiga, Visi menanamkan jiwa yang mempunyai
kemandirian ekonomi. Makkah; yang dulu
merupakan
lembah
yang
gersang
itu,
mempunyai persediaan air yang melimpahlimpah. Datanglah manusia dari berbagai
pelosok terutama para pedagang ke tempat siti
hajar dan nabi ismail, untuk membeli air.
Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal
dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman
dan makmur, berkat kecakapan doa dan berkah
keluarga Ibrahim dalam mengelola kota dan
masyarakat:

‫ذا ب مملدْا ا‬
‫جع م ي‬
‫ومإ عذ ي مقاَ م‬
‫هـَ م‬
‫ل م‬
‫ل إ عب يمرا ع‬
‫با ي‬
‫مَ مر ل‬
‫هي د‬
‫آمنَاَ ا وارزقي أ م‬
‫م‬
‫ل‬
‫ن‬
‫يي‬
‫م‬
‫ت‬
‫را‬
‫يي‬
‫م‬
‫ث‬
‫ال‬
‫ن‬
‫يي‬
‫م‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ع م ي د‬
‫م م ع م ي‬
‫د ع م‬
‫منَ يدهمَ عباَلل لهع موال يي مويم ع ال ع‬
‫ن ع‬
‫آ م‬
‫م م‬
‫خر ع‬
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berdo’a: Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebagai negeri
yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari
buah-buahan
kepada
penduduknya
yang
beriman di antara mereka kepada Allah dan hari
kiamat.” (QS. Al-Baqarah: [2]: 126).

7 | Pa g e

Kaum Muslim Rahimakumullah.
Dalam pandangan tingkat kemakmuran modern,
Makkah dalam tata pemerintahan dan ekonomi,
serta keamanan hukum, merupakan faktor
utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan
(meski beberapa tempo lalu terdapat musibah
yang meninmpa bangunan masjidil Haram).
Semua kemakmuran itu tidak hanya dinikmati
oleh orang islam saja. Orang-orang yang tidak
beragama Islam pun ikut menikmati.
Aplikasi do’a Nabi Ibrahim di atas, seharusnya
dapat kita aplikasikan dalam semangat kita
membangun ekonomi umat; yang pada akhirnya
dapat dinikmati hingga berkelanjutan. Kita
dituntuk untuk kreatif guna mensejahterakan
umat dalam bidang ekonomi. Sebab negeri kita
tercinta ini Indonesia, adalah negeri yang pada
saat ini masih ditimpa oleh musibah berupa
Kemiskinan dan Kebodoahan.
Berbicara tentang kemiskinan dan kebodohan,
mungkin tiada habis-habisnya. Persoalan yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini begitu
kompleks dan membutuhkan perhatian yang
serius. Berbagai perspektif dikemukakan oleh
para ahli dan praktisi. Pakar hukum dengan
logika hukumnya menawarkan konsep supremasi
dan penegakan hukum, sementara itu pakar
ekonomi dengan logika ekonominya pun
mencoba menjawab bahwa permasalahan yang
dihadapi bangsa ini hanya bisa diatasi jika
dilakukan pembenahan sektor ekonomi melalui
pembangunan sektor riil yang berpihak pada
masyarakat
ekonomi
lemah.
Pandangan-

8 | Pa g e

pandangan ini sesungguhnya tidakIah salah.
Hanya saja kita perlu berkaca diri mencari titik
lemah dari dalam diri manusia itu sendiri yang
menyebabkan mereka serakah, apatis, egois,
dan lainnya serta yang paling fatal adalah
mengabaikan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT. Padahal Allah SWT menegaskan
dalam firman-Nya:

‫وملييو أ من أ م‬
‫م‬
‫ي‬
‫م‬
‫وا‬
‫قيي‬
‫م‬
‫ت‬
‫وا‬
‫نَييوا‬
‫م‬
‫آ‬
َ‫رى‬
‫قيي‬
‫د‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ل‬
‫هيي‬
‫ي‬
‫م د‬
‫م ي ل‬
‫م ل ي‬
‫م‬
‫ماَءع‬
‫لم م‬
‫ت ع‬
‫مَ ب ممرك ميياَ ة‬
‫فت م ي‬
‫ن ال ل‬
‫سيي م‬
‫حنَ ميياَ ع مل مي يهعيي ي‬
‫ميي م‬
‫وايل مرض ول مكن ك مذ لبوا فمأ م‬
‫ي‬
َ‫مييا‬
‫ب‬
َ‫م‬
‫ه‬
َ‫نا‬
‫ذ‬
‫خيي‬
‫د‬
‫م م د ي ع م‬
‫م ي ع م ع ي‬
‫م‬
‫ن‬
‫كاَدنوا ي مك ي ع‬
‫سدبو م‬
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 96)
Kaum Muslimin Rahimakumullah:
Kemiskinan dan kebodohan yang melanda negeri
ini terjadi, bukan semata-mata karena faktor
Takdir semata, justeru hal itu terjadi karena
manusia yang lain terlalu rakkus terhadap
sebagian
lainnya,
contoh
kecil
banyak
masyarakat yang tak perduli dengan lingkungan
sebagai dampak dari ekploititasi yang hanya
mempertimbangkan
kepentingan
individu
belaka. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh
hadis Nabi SAW:

9 | Pa g e

‫ك ال دممَ أ م‬
‫مَ ك مم‬
‫عىَ ع مل مي يك يد‬
‫ش د‬
َ‫ما‬
‫ت‬
‫ن‬
‫دْا م‬
‫»ديو ع‬
‫م د ي م م‬
‫عىَ ال م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫قيياَ م‬
‫ل‬
‫َ فم م‬،َ‫صييعمت عمها‬
‫ق‬
َ‫ييى‬
‫ل‬
‫إ‬
‫ة‬
‫يي‬
‫ل‬
‫ك‬
‫دْا م‬
‫د‬
‫ت ميي م‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ل ب ميي ي‬
‫َ قميياَ م‬،‫ذ‬
‫مقاَئ ع ر‬
‫ل‬
‫مئ ع ة‬
‫ل وم ع‬
‫ن قعل لةة ن م ي‬
‫ن ي موي م‬
‫ح د‬
‫م ي‬
‫أم‬
‫مئ عذ ة ك معثيرر ومل مك عنَ لك يد‬
‫مَ غ دث ميياَرء ك مغدث ميياَءع‬
‫و‬
‫ي‬
َ‫م‬
‫ت‬
‫ن‬
‫د‬
‫ي‬
‫م‬
‫ي ي م‬
‫دْوعر‬
‫ل ومل مي منَ يمز م‬
‫ه ع‬
‫صيي د‬
‫ال ل‬
‫ن اللليي د‬
‫ن د‬
‫ميي ي‬
‫عيي ل‬
‫سييي ي ع‬
‫ه‬
‫مَ ومل مي م ي‬
‫ممهاَب م م‬
‫ة ع‬
‫ن اللليي د‬
‫منَ يك د ي‬
‫مَ ال ي م‬
‫ع مدْ دولك د ي‬
‫قذ عفم ل‬
‫ل مقاَئ عيي ر‬
‫قيياَ م‬
َ‫ل ي مييا‬
‫َ فم م‬،‫ن‬
‫عفيِ قددلوب عك د ي‬
‫مَ ال يييومهي م‬
‫ن قميياَ م‬
‫سو م‬
‫ب‬
‫حيي ز‬
‫ل د‬
‫مر د‬
‫ل الل لييهع وم م‬
‫ميياَ ال يييومهي د‬
ِ«‫ت‬
‫الدْ زن يمياَ ومك ممراه عي م د‬
‫مو ي ع‬
‫ة ال ي م‬
“Nyaris saja umat-umat itu mengerumuni kalian
sebagaimana mereka mengerumi makanan di
atas nampan. Ada yang bertanya, ‘Apakah
karena jumlah kita yang saat itu memang
sedikit?’ Baginda Nabi menjawab, ‘Tidak. Justru
kalian ketika itu jumlahnya banyak, tetapi kalian
ibaratnya
seperti
buih
yang
diombangambingkan gelombang. Allah benar-benar akan
mencabut
dari
dada-dada
musuh
kalian
perasaan segan terhadap diri kalian. Sementara
Allah benar-benar akan tanamkan ke dalam
benak kalian penyakit wahn.’ Ada yang
bertanya, ‘Apakah penyakit wahn itu, wahai
Rasulullah?’ Baginda menjawab, ‘Mencintai
dunia, dan takut akan kematian.’” (HR. Ahmad
dan Tirmidzi).
Allahuakbar 2x Walillaahilhamd.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.

10 | P a g e

Melalui
kisah
nabi
Ibrahim
yang
rela
mengorbankan putra kesayangannya tersebut,
dapat
dipahami
jika
sebenarnya
Allah
menekankan kepada umat manusia bahwa
pengorbanan itu harus dilakukan demi meraih
kesuksesan hidup, baik sukses di dunia maupun
selamat
di
akhirat
kelak.
Pengorbanan
merupakan syarat dasar yang tidak boleh
diabaikan apalagi ditinggalkan jika ingin menjadi
manusia ideal di hadapan Allah SWT. Terlebihlebih dia seorang pemimpin rakyat, pengorbanan
dalam segala hal untuk melayani kepentingan
rakyatnya menjadi barometer keberhasilannya
menjadi pemimpin yang paripurna.
Sayangnya, dewasa ini nilai-nilai pengorbanan
tergadaikan oleh bentuk-bentuk balas jasa yang
terkadang
hanya
bernilai
materi.
Ajaran
berkorban dari nabi Ibrahim hanya sebatas
simbol dalam bentuk ritual menyembelih hewan
kurban seperti kambing, sapi, unta dan lainnya.
Masih banyak orang yang tidak sadar jika
penyembelihan hewan kurban tersebut bukan
daging dan darah yang dinilai oleh Allah,
melainkan ketaqwaannya dalam menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Fakta, pengorbanan yang dilakukan oleh para
pemilik harta dan atau pemegang kekuasaan
sekarang
ini,
kebanyakan
di
antaranya
mengharapkan imbal-balik.
Konspirasi atas nama “bakti sosial” sering
diperagakan
demi
meraih
simpati
dan
keuntungan pribadi atau golongan semata.
Contohnya bangsa Indonesia, negeri yang

11 | P a g e

seharusnya
agamis
karena
berpenduduk
mayoritas Islam ini masih berkutat dengan
skandal
kolusi,
korupsi,
nepotisme
dan
sejenisnya. Oknum-oknum penguasa di negeri
ini yang tampak dermawan karena sering
memberi sumbangan kepada rakyat miskin,
masih banyak diantaranya yang meminta
gratifikasi dan entah lain bentuknya.
Semestinya, Hari Raya Kurban yang diperingati
setiap tahunnya oleh umat Islam di negeri ini
dengan begitu antusias, mampu menanamkan
perilaku saling peduli antara satu dengan lainnya
tanpa embel-embel apapun. Sebagaimana
hikmah dari penyembelihan hewan kurban,
kemudian dagingnya diberikan kepada mereka
yang berhak, di antaranya sanak kerabat dan
para fakir miskin. Hal ini tentu dimaksud agar
tumbuhnya kepedulian dalam diri orang-orang
yang secara ekonomi memiliki kelebihan, tidak
sebatas kampanye memotong hewan kurban
dalam rangka mencari simpati untuk dipilih
dalam pemilihan.
Allahuakbar 2x Walillaahilhamd.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Menapak-tilas sejarah hidup nabi Ibrahim, kita
akan menemukan akhlak serta kepemimpinan
umat yang kompleks dalam diri beliau. Al-Qur’an
menyebut
nabi
Ibrahim
sebagai
sosok
figurpemimpin ideal karena kepribadiannya yang
paripurna. Dalam al-Quran surat an-Nahl ayat
120-122, Allah SWT berfirman:

12 | P a g e

‫د‬
‫ل‬
‫مَ م‬
‫م‬
َ‫فييا‬
‫حعنَي ا‬
‫ه‬
‫يي‬
‫ل‬
‫ل‬
َ‫تا‬
‫ن‬
َ‫قا‬
‫ة‬
‫م‬
‫نأ ل ا‬
‫ن إ عب يمرا ع‬
‫عا ع ع م‬
‫كاَ م‬
‫إع ل‬
‫هي م‬
‫مَ مييي د‬
‫ م‬.‫ن‬
‫م ي‬
‫شيياَك عارا‬
‫شييرع ع‬
‫ك ع‬
‫ن ال ي د‬
‫وممليي ي‬
‫كي م‬
‫ميي م‬
‫ط‬
‫صييمرا ة‬
‫دْاه د إ عل مييىَ ع‬
‫عل من يعد ع‬
‫جت مب ميياَه د ومهميي م‬
‫مييهع ا ي‬
‫ست م ع‬
‫م ي‬
‫د‬
‫قيمَ ة‬
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam
yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat
Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya
kepada jalan yang lurus.”

Keteladanan Ibrahim as yang ditegaskan
langsung oleh Allah SWT dalam ayat-Nya
tersebut, ditafsirkan oleh Ibnu Mas’ud dan Ibnu
Umar
yang
menyebutkan
bahwa
lafazh
“ummah” mengandung makna bahwa pemimpin
yang dijadikan teladan dan mengajarkan
kebaikan
kepada
manusia.
Kesuksesan
kepemimpinan Ibrahim sangat berlandas pada
tiga kriteria, yaitu: “Qanit li Allah”, yang artinya
tunduk kepada Allah. Kemudian
“hanif”,
bermakna lurus dalam jalan kebenaran. Dan
terakhir “syukur”, yang dijelaskan artinya
mengakui
nikmat
dengan
hati
dan
memperlihatkannya dengan amal perbuatan.
Sosok
keteladanan
itulah
seperti
yang
disebutkan dalam tiga kriteria tersebut dapat
dijamin akan jauh dari sifat zalim, korup, arogan
dan semena-mena. Perilaku yang taat kepada
Allah tentu mendatangkan keberkahan bagi

13 | P a g e

negeri yang dipimpinnya, perbuatan yang lurus
akan menjadikan rakyat nyaman menjadi
rakyatnya, sementara pribadi syukur senatiasa
melipa-gandakan anugerah-anugerah Allah yang
telah diterimanya. Dengan kata lain, jika segala
aspek di atas, spirit ibadah, sepirit kepedulian
sosial, dan sepirit kemandirian ekonomi dapat
diterapkan
semaksimal
mungkin
dalam
kehidupan umat ini di mana saja berada, tentu
berkah dari langit dan bumi pasti akan berlimpah
bagi umat manusia seluruhnya. Amin ya Rabbal
‘alamiin.
Ya Allah ya Tuhan kami. Ampunilah segala dosa
kami, dosa kedua orang tua kami yang masih
ada dan yang telah mendahului kami. Ampunilah
dosa nenek moyang kami serta semua keluarga
yang telah mendahului kami.
Ya Allah ya Tuhan kami, meskipun kami tidak
maksimal mengorbankan harta benda kami
untukmu, tetapi kami memohon kiranya engkau
tetap menujuki kami jalan seta hidyuah kepadaMU agar kami selalu belajar mempunyai jiwa
ikhlas dalam pengorbanan ini hanya untukmu.
Berikanlah kami menjadi hamba yang bersyukur,
dan istiqomah dalam beribadah dan beramal
shalih yang hanya untuk-Mu. Amin Ya Rabbal
‘Alamin.

14 | P a g e