KEPRIBADIAN pelaku kekerasan dalam kepribadian (7)
BAB II
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepribadian
Kepribadian berasal dari bahsa inggris “Personality” bahasa yunani “Per”
dan “Sonare” yang berarti topeng, tetapi juga beasal dari kata “Personae” yang berarti
pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.
Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Ross Stagner (1961),
Menguasai hawa nafsu
Sifat lemah lembut dan rendah hati
Berhati-hati dalam mengambil keputusan
Menjadi teladan yang baik
Beramal shaleh dan berlomba-lomba berbuat baik
Menjaga diri, sabar
Ikhlas
Hidup sederhana
Pintar mendengar kemudian mengikutinya
Menanamkan sifat-sifat di atas terhadap peserta didik dapat disebut upaya
mengartikan kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian sebagai topeng
dalam membentuk kepribadian peserta didik serta merupakan suatu pembentukan
(Mask Persoanlity), yaitu kepribadian yang berpura-pura, yang dibuat-buat, yang semu
kebiasaan yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai akhlaqul karimah. Sedangkan aspek-
atau mengandung kepalsuan. Kedua, kepribadian sejati (real personality) yaitu
aspek pembentukan kepribadian peserta didik adalah sebagai berikut:
kepribadian yang sesungguhnya, yang asli.
Disamping itu kepribadian bisa diartikan sebagai kepribadian yang menarik
dan kepribadian yang membosankan. Kepribadian yang menarik atau yang subur (lot
of persolity), menggambarkan satu sosok yang memiliki sifat- sifat: mudah menarik
a.
b.
Aspek idiil atau dasar bersumber dari ajaran wahyu
Aspek materiil atau bahan berupa pedoman dan ajaran yang terangkum dalam
c.
materi bagi pembentukan akhlakul karimah
Aspek sosial menitik beratkan kepada hubungan yang baik antara sesama makhluk
d.
khususnya manusia.
Aspek teologi pembangunan kepentingan manusia ditujukan pada pembangunan
simpati orang, sopan santun, memberikan kesan menarik. Sedangkan kepribadian yang
membosankan atau gersang ( no personality), menunjukkan adanya sifat- sifat yang
nilai-nilai tauhid sehingga upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai
tidak di sukai orang, dan tidak menarik.
Kepribadian juga merupak pengaruh seseorang kepada orang lain.
e.
f.
Kepribadian di lihat dari pengaruhnya terhadap orang lain, orang yang berpengaruh
atau besar pengaruhnya terhadap orang lain di pandang berpribadi, sedang yang kecil
pengabdi Allah yang setia.
Demostorial atas penghargaan terhadap paham lawan yang berbeda
Fitrah manusia, meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan
jasmani dan rohani ruh.
atau yang tidak ada pengaruhnya di pandang tidak berpribadi.
Jadi pembentukan kepribadian peserta didik itu harus seluruh aspek-aspeknya
supaya pembentukan kepribadian menjadi paripurna, menyeluruh, terarah dan
B. Upaya Membentuk Kepribadian Siswa (Peserta Didik) Menurut Islam
berimbang. Selain upaya-upaya di atas, upaya pembentukan kepribadian peserta didik
Upaya-upaya dalam pembentukan kepribadian siswa (peserta didik) adalah
yang dapat kita lakukan antara lain :
dengan memberikan materi pendidikan akhlak yang meliputi :
a. Pendidikan Keluarga
a.
b.
Penyucian jiwa
Kejujuran dan kebenaran
1
Pendidikan keluarga adalah tempat tempat berlangsungnya pendidikan
didik dalam usaha membentuk sikap sosial, keagamaan dan menambah ilmu
yang pertama dan utama sebelum anak mengenai sekolah dan masyarakat. Oleh
pengetahuan. Pendidikan masyarakat juga disebut dengan pendidikan non formal.
karena itu pendidikan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa pembentukan kepribadian peserta
pribadi anak, sehingga sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga
didik di lembaga pendidikan formal atau sekolah, terutama pendidikan agama
adalah ayah dan ibu. Jadi baik dan buruknya pendidikan anak-anak dalam
Islam sangatlah mengutamakan terbinanya akhlak yang baik pada manusia. Setiap
keluarga tergantung orang tuanya. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat at
orang Islam harus berusaha membentuk kepribadiannya karena dalam membentuk
Tahrim ayat 6 : Artinya : "Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
kepribadian bukanlah hal yang mudah, melainkan sangat memerlukan waktu yang
keluargamu dari siksa api neraka.... (QS. at Tahrim : 6)".
lama, ketabahan, keuletan dalam mendidik anaknya hingga kepribadian akan
Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa sebagai orang tua harus
tercapai sesuai dengan ajaran Islam. Abdul Sani, dalam bukunya mengatakan
memberikan pengaruh kepadanya, yakni dengan cara mendidiknya dengan ajaran
bahwa : Menanamkan pendidikan dalam jiwa si anak agar mempunyai akhlak
Islam, seperti tentang keimanan, ketaqwaan, serta akhlak Islam atau dengan kata
yang bermoral tinggi, berbudi luhur terhadap siapapun juga dan bila mana saja,
lain bahwa orang tua sebagai contoh yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Karena
tidak mengenai ruang dan tempat, kalau berkata benar, berbicara jujur, hidup
orang tua kelak harus bertanggung jawab menyelamatkan keluarganya dari siksa
mempunyai malu, jangan suka berdusta, penipu, memelihara amanah dan
api neraka.
menepati janji, sopan santun dalam bergaul sesama manusia, jangan bersifat
angkuh, sombong, tetapi jangan pula terlalu merendahkan diri, sebaiknya manusia
b. Pendidikan di Sekolah
itu bersifat sederhana.
Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam pendidikan
Bertolak dari pendapat di atas, bahwa pembentukan kepribadian seorang
pengajaran, belajar yang tidak didapatkan si anak dalam keluarga. Dengan adanya
peserta didik tidak seperti apa yang kita bayangkan, namun ditempuh dalam waktu
pendidikan di sekolah maka pendidiknya adalah guru. Seorang guru di samping
yang lama, bahkan sejak kecil pun harus sudah dilatih berbuat dan bersikap baik,
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pendidikan agama, juga
yang tidak mengenai tempat, waktu dan situasi. Dengan memberikan latihan-
berfungsi sebagai pembantu keluarga untuk menjadi seorang pendidik dalam
latihan berbuat baik diharapkan peserta didik kelak menjadi dewasa ia mempunyai
usaha pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini guru agamalah yang sangat
kepribadian muslim, yang dari aspek-aspek kepribadian tersebut harus dilandasi
berperan dalam membentuk kepribadian muslim pada anak didik atau murid.
dengan ajaran Islam.
c. Lingkungan Masyarakat
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Siswa
Pendidikan di masyarakat dapat dikatakan pendidikan tidak langsung,
Pendidikan agama yang diterima oleh anak didalam keluarga merupakan
yang dilaksanakan secara tidak sadar baik oleh anak didik itu sendiri maupun
bekal untuk melanjutkan pendidikan di sekolah, hal ini kita sadari karena sekolah
masyarakat. Lembaga pendidikan masyarakat turut membantu pendidikan anak
2
merupakan tindak lanjut dari pendidikan keluarga. Sebagai pendidik tentunya juga
menyadari hal tersebut bahwa anak datang dari berbagai lingkungan keluarga yang
berbeda, artinya berbagai pengalaman yang dibawa oleh anak dari keluarga sehingga
akan beraneka ragam corak kepribadiannya. Oleh karena itu seorang pendidik di dalam
menjalankan tugasnya, di samping mengajarkan ilmu pengetahuan juga harus dapat
membuat hubungan timbal balik terhadap anak didik. Sebab pekerjaan guru itu
menyangkut beberapa faktor yaitu: Jiwa atau kepribadian anak yang satu sama lainnya
berbeda keadaannya, pertumbuhan dan perkembangannya serta wataknya, yang
kesemua itu membutuhkan bimbingan yang tepat dari guru.
Kepribadian guru itu sendiri merupakan alat yang sangat tajam bagi
pelaksanaan pendidikan anak di dalam pendidikan sekolah, sehingga kepribadian guru
menjadi ciri dari kesuksesannya.
Ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru,seperti metodologi
pengajaran, karena dengan ilmu pengetahuan inilah yang akan masuk pada jiwa anak
didik.
Dalam hal ini tentu saja peranan gurulah yang sangat menentukan dalam
pembinaan kepribadian anak, karena di samping guru berperan sebagai pengajar, guru
juga berperan sebagai pendorong dan pengarah serta bertanggung jawab untuk melihat
segala yang terjadi pada diri peserta didik sehingga perilaku keseharian peserta didik
dapat selalu dipantau dan diawasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari apa yang
dikemukakan oleh Slameto, bahwa secara terperinci tugas guru itu berpusat pada :
Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan
melalui pengalaman belajar yang memadai. Membantu perkembangan aspek-aspek
pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.
3
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepribadian
Kepribadian berasal dari bahsa inggris “Personality” bahasa yunani “Per”
dan “Sonare” yang berarti topeng, tetapi juga beasal dari kata “Personae” yang berarti
pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.
Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Ross Stagner (1961),
Menguasai hawa nafsu
Sifat lemah lembut dan rendah hati
Berhati-hati dalam mengambil keputusan
Menjadi teladan yang baik
Beramal shaleh dan berlomba-lomba berbuat baik
Menjaga diri, sabar
Ikhlas
Hidup sederhana
Pintar mendengar kemudian mengikutinya
Menanamkan sifat-sifat di atas terhadap peserta didik dapat disebut upaya
mengartikan kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian sebagai topeng
dalam membentuk kepribadian peserta didik serta merupakan suatu pembentukan
(Mask Persoanlity), yaitu kepribadian yang berpura-pura, yang dibuat-buat, yang semu
kebiasaan yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai akhlaqul karimah. Sedangkan aspek-
atau mengandung kepalsuan. Kedua, kepribadian sejati (real personality) yaitu
aspek pembentukan kepribadian peserta didik adalah sebagai berikut:
kepribadian yang sesungguhnya, yang asli.
Disamping itu kepribadian bisa diartikan sebagai kepribadian yang menarik
dan kepribadian yang membosankan. Kepribadian yang menarik atau yang subur (lot
of persolity), menggambarkan satu sosok yang memiliki sifat- sifat: mudah menarik
a.
b.
Aspek idiil atau dasar bersumber dari ajaran wahyu
Aspek materiil atau bahan berupa pedoman dan ajaran yang terangkum dalam
c.
materi bagi pembentukan akhlakul karimah
Aspek sosial menitik beratkan kepada hubungan yang baik antara sesama makhluk
d.
khususnya manusia.
Aspek teologi pembangunan kepentingan manusia ditujukan pada pembangunan
simpati orang, sopan santun, memberikan kesan menarik. Sedangkan kepribadian yang
membosankan atau gersang ( no personality), menunjukkan adanya sifat- sifat yang
nilai-nilai tauhid sehingga upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai
tidak di sukai orang, dan tidak menarik.
Kepribadian juga merupak pengaruh seseorang kepada orang lain.
e.
f.
Kepribadian di lihat dari pengaruhnya terhadap orang lain, orang yang berpengaruh
atau besar pengaruhnya terhadap orang lain di pandang berpribadi, sedang yang kecil
pengabdi Allah yang setia.
Demostorial atas penghargaan terhadap paham lawan yang berbeda
Fitrah manusia, meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan
jasmani dan rohani ruh.
atau yang tidak ada pengaruhnya di pandang tidak berpribadi.
Jadi pembentukan kepribadian peserta didik itu harus seluruh aspek-aspeknya
supaya pembentukan kepribadian menjadi paripurna, menyeluruh, terarah dan
B. Upaya Membentuk Kepribadian Siswa (Peserta Didik) Menurut Islam
berimbang. Selain upaya-upaya di atas, upaya pembentukan kepribadian peserta didik
Upaya-upaya dalam pembentukan kepribadian siswa (peserta didik) adalah
yang dapat kita lakukan antara lain :
dengan memberikan materi pendidikan akhlak yang meliputi :
a. Pendidikan Keluarga
a.
b.
Penyucian jiwa
Kejujuran dan kebenaran
1
Pendidikan keluarga adalah tempat tempat berlangsungnya pendidikan
didik dalam usaha membentuk sikap sosial, keagamaan dan menambah ilmu
yang pertama dan utama sebelum anak mengenai sekolah dan masyarakat. Oleh
pengetahuan. Pendidikan masyarakat juga disebut dengan pendidikan non formal.
karena itu pendidikan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa pembentukan kepribadian peserta
pribadi anak, sehingga sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga
didik di lembaga pendidikan formal atau sekolah, terutama pendidikan agama
adalah ayah dan ibu. Jadi baik dan buruknya pendidikan anak-anak dalam
Islam sangatlah mengutamakan terbinanya akhlak yang baik pada manusia. Setiap
keluarga tergantung orang tuanya. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat at
orang Islam harus berusaha membentuk kepribadiannya karena dalam membentuk
Tahrim ayat 6 : Artinya : "Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
kepribadian bukanlah hal yang mudah, melainkan sangat memerlukan waktu yang
keluargamu dari siksa api neraka.... (QS. at Tahrim : 6)".
lama, ketabahan, keuletan dalam mendidik anaknya hingga kepribadian akan
Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa sebagai orang tua harus
tercapai sesuai dengan ajaran Islam. Abdul Sani, dalam bukunya mengatakan
memberikan pengaruh kepadanya, yakni dengan cara mendidiknya dengan ajaran
bahwa : Menanamkan pendidikan dalam jiwa si anak agar mempunyai akhlak
Islam, seperti tentang keimanan, ketaqwaan, serta akhlak Islam atau dengan kata
yang bermoral tinggi, berbudi luhur terhadap siapapun juga dan bila mana saja,
lain bahwa orang tua sebagai contoh yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Karena
tidak mengenai ruang dan tempat, kalau berkata benar, berbicara jujur, hidup
orang tua kelak harus bertanggung jawab menyelamatkan keluarganya dari siksa
mempunyai malu, jangan suka berdusta, penipu, memelihara amanah dan
api neraka.
menepati janji, sopan santun dalam bergaul sesama manusia, jangan bersifat
angkuh, sombong, tetapi jangan pula terlalu merendahkan diri, sebaiknya manusia
b. Pendidikan di Sekolah
itu bersifat sederhana.
Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam pendidikan
Bertolak dari pendapat di atas, bahwa pembentukan kepribadian seorang
pengajaran, belajar yang tidak didapatkan si anak dalam keluarga. Dengan adanya
peserta didik tidak seperti apa yang kita bayangkan, namun ditempuh dalam waktu
pendidikan di sekolah maka pendidiknya adalah guru. Seorang guru di samping
yang lama, bahkan sejak kecil pun harus sudah dilatih berbuat dan bersikap baik,
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pendidikan agama, juga
yang tidak mengenai tempat, waktu dan situasi. Dengan memberikan latihan-
berfungsi sebagai pembantu keluarga untuk menjadi seorang pendidik dalam
latihan berbuat baik diharapkan peserta didik kelak menjadi dewasa ia mempunyai
usaha pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini guru agamalah yang sangat
kepribadian muslim, yang dari aspek-aspek kepribadian tersebut harus dilandasi
berperan dalam membentuk kepribadian muslim pada anak didik atau murid.
dengan ajaran Islam.
c. Lingkungan Masyarakat
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Siswa
Pendidikan di masyarakat dapat dikatakan pendidikan tidak langsung,
Pendidikan agama yang diterima oleh anak didalam keluarga merupakan
yang dilaksanakan secara tidak sadar baik oleh anak didik itu sendiri maupun
bekal untuk melanjutkan pendidikan di sekolah, hal ini kita sadari karena sekolah
masyarakat. Lembaga pendidikan masyarakat turut membantu pendidikan anak
2
merupakan tindak lanjut dari pendidikan keluarga. Sebagai pendidik tentunya juga
menyadari hal tersebut bahwa anak datang dari berbagai lingkungan keluarga yang
berbeda, artinya berbagai pengalaman yang dibawa oleh anak dari keluarga sehingga
akan beraneka ragam corak kepribadiannya. Oleh karena itu seorang pendidik di dalam
menjalankan tugasnya, di samping mengajarkan ilmu pengetahuan juga harus dapat
membuat hubungan timbal balik terhadap anak didik. Sebab pekerjaan guru itu
menyangkut beberapa faktor yaitu: Jiwa atau kepribadian anak yang satu sama lainnya
berbeda keadaannya, pertumbuhan dan perkembangannya serta wataknya, yang
kesemua itu membutuhkan bimbingan yang tepat dari guru.
Kepribadian guru itu sendiri merupakan alat yang sangat tajam bagi
pelaksanaan pendidikan anak di dalam pendidikan sekolah, sehingga kepribadian guru
menjadi ciri dari kesuksesannya.
Ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru,seperti metodologi
pengajaran, karena dengan ilmu pengetahuan inilah yang akan masuk pada jiwa anak
didik.
Dalam hal ini tentu saja peranan gurulah yang sangat menentukan dalam
pembinaan kepribadian anak, karena di samping guru berperan sebagai pengajar, guru
juga berperan sebagai pendorong dan pengarah serta bertanggung jawab untuk melihat
segala yang terjadi pada diri peserta didik sehingga perilaku keseharian peserta didik
dapat selalu dipantau dan diawasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari apa yang
dikemukakan oleh Slameto, bahwa secara terperinci tugas guru itu berpusat pada :
Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan
melalui pengalaman belajar yang memadai. Membantu perkembangan aspek-aspek
pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.
3