Penerapan e Faktur di Indonesia
TANTANGAN EFAKTUR
PENYAJI KELOMPOK 1:
AHMAD YUSUF
BIROCHI PUSPO RAHARJO
INDRIANI NATASYA
RAHMAT STIADY
TIGOR RAMADHAN LUBIS
OUTLINE
GAMBARAN UMUM FAKTUR
TINJAUAN TENTANG E-FAKTUR
TANTANGAN BAGI DJP
TANTANGAN BAGI WP
STUDI E-FAKTUR DI KOREA SELATAN
GAMBARAN UMUM
Indriani Natasya
PENGERTIAN PENGERTIAN
faktur Pajak adalah
bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP
atau penyerahan JKP
(PER-24/PJ/2012 )
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
Nomor Seri Faktur Pajak adalah nomor seri yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada
Pengusaha Kena Pajak dengan mekanisme tertentu
untuk penomoran Faktur Pajak yang berupa kumpulan
angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
Faktur Pajak Tidak Lengkap adalah Faktur
Pajak yang tidak mencantumkan keterangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan/
atau mencantumkan keterangan tidak
sebenarnya atau sesungguhnya dan/ atau
mengisi keterangan yang tidak sesuai dengan
tata cara dan prosedur sebagaimana diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
JENIS FAKTUR PAJAK
1.
Faktur Pajak Standar FP pada umumnya :D
2.
Faktur Pajak Gabungan FPS yg memuat penyerahan BKP
JKP dalam satu Masa kepada pembeli BKP JKP yang sama
3.
Faktur Pajak Sederhana FP yang diberikan ke pembeli
konsumen TERAKHIR
(ex: bon kontan, Faktur Penjualan, segi cash register, karcis,
kuitansi )
KEWAJIBAN
PENERBITAN FP
1. penyerahan BKP;
2. penyerahan JKP;
3. ekspor BKP berwujud & tidak berwujud;
4. ekspor JKP.
SAAT PENERBITAN FP
a.
saat penyerahan BKP dan/atau JKP;
b.
saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau
sebelum penyerahan JKP;
c.
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan;
d.
saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut PPN;
e.
saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
ISI FAKTUR PAJAK
a.
nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
menyerahkan BKP atau JKP;
b.
nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
c.
jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga;
d.
PPN yang dipungut;
e.
PPnBM yang dipungut;
f.
kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g.
nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak.
YANG TTD FAKTUR
PKP harus menunjuk pejabat/pegawai yang berhak
menandatangani Faktur Pajak dan menyampaikan ke KPP paling
lama akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai tersebut
mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak. disertai dengan:
contoh tanda tangan pejabat/pegawai dimaksud;
fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai
BENTUK FAKTUR PAJAK KERTAS
TINJAUAN E-FAKTUR
Tigor Ramadhan Lubis
LATAR BELAKANG E-FAKTUR
1.
Penyalahgunaa
n PKP/Faktur
Pajak
Non PKP
Menerbitkan FP
FP Tidak/Terlambat
Terbit
Faktur Pajak Fiktif
Faktur Pajak Ganda
2. Beban
Administrasi
Faktur Pajak
PKP aktif 500 ribu
Faktur Pajak per
tahun 200 juta
SPT per tahun 2 juta
Pelaporan sebagian
manual
Kepatuhan PKP
menurun
Penerimaan PPN
kurang optimal
Biaya kepatuhan
dan beban
pengawasan
DASAR HUKUM
• Undang-Undang PPN Tahun 2009, Pasal 13 (8)
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.011/2013
tentang Tata Cara Pembuatan Dan Tata Cara Pembetulan
Atau Penggantian Faktur Pajak.
• Peraturan Dirjen Pajak, PER-16/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli
2014) tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur
Pajak Berbentuk Elektronik.
• SE-21/PJ/2014 tentang Tata Cara Permintaan Data Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik.
• SE-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi
Dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak
Dan Sertifikat Elektronik, Serta Permintaan, Pengembalian, Dan
Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak.
• Keputusan Dirjen Pajak, KEP-136/PJ/2014 (berlaku sejak 1
Juli 2014) tentang Penetapan PKP yang Diwajibkan Membuat
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
2014
2015
2016
PKP di LTO, Khusus dan Madya
PKP di Jawa dan bali
PKP
Nasional
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang WAJIB dibuatkan e-Faktur :
• PKP wajib membuat e-Faktur untuk setiap: (Pasal 2
ayat (1) PER-16/PJ/2014)
• Penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a dan/atau Pasal 16D UU PPN;
dan/atau
• Penyerahan JKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf c UU PPN.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang DIKECUALIKAN dari kewajiban
dibuatkan e-Faktur :
• Kewajiban pembuatan e-Faktur dikecualikan atas
penyerahan BKP dan/atau JKP: (Pasal 2 ayat (2) PER16/PJ/2014).
• Yang dilakukan oleh pedagang eceran,
• Yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri,
• Yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen
tertentu, seperti : Resi telkom, resi PPLN, tiket
pesawat.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang DIKECUALIKAN dari kewajiban
dibuatkan e-Faktur :
• Kewajiban pembuatan e-Faktur dikecualikan atas
penyerahan BKP dan/atau JKP: (Pasal 2 ayat (2) PER16/PJ/2014).
• Yang dilakukan oleh pedagang eceran,
• Yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri,
• Yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen
tertentu, seperti : Resi telkom, resi PPLN, tiket
pesawat.
GAMBARAN UMUM PEMBUATAN DAN
PELAPORAN E-FAKTUR
Pengusaha Kena
Pajak
Direktorat Jenderal
Pajak
Delapan: DJP
Satu : PKP menutup kontrak/kesepakatan
Empat: DJP
penyerahan, membuat Faktur Pajak , dan
melakukan pencatatan baik secara
manual/dengan sistem
memberikan
persetujuan/approval FP
melakukan pengelolaan
data e-faktur untuk
pelayanan dan
pengawasan
Faktur
Pajak
elektronik
E-Faktur
Tiga : PKP melaporkan FP
ke DJP via e-faktur + online
PKP
Dua: PKP
memasukan data
faktur pajak secara
manual atau dengan
impor data ke aplikasi
e-Faktur
SPT
PPN
.csv
Enam: PKP
Lima: PKP membuat SPT
PPN dalam aplikasi eFaktur
melaporkan SPT
PPN langsung ke
KPP atau via efilling
Tujuh: KPP
membuat tanda
terima SPT Masa
PPN
MANFAAT E-FAKTUR
Kenyamanan
Pengusaha
Bagi
PKP
Proteksi dari
penyalahgunaan pihak
yang tidak
bertanggungjawab
Mempermudah
pengawasan
Bagi
DJP
Mempermudah
pelayanan
Tandatangan elektronik
Tidak perlu printout
Satu kesatuan dengan
pelaporan SPT
Approval DJP
Validasi FP dapat
diketahui oleh pihak
pembeli
Validasi PK-PM
Data lengkap FP
Mempercepat
pemeriksaan
Mempercepat pelaporan
Mempercepat pemberian
nomor seri FP
TANTANGAN WP (PKP)
Ahmad Yusuf
TANTANGAN : WP PKP
1
Infrastruktur
belum memadai
2
Keamanan belum terjamin
3
PKP Pembeli : FP Valid?
TANTANGAN DJP
(Pemerintah)
Rahmat Stiady
TUJUAN
Tujuan dari program e-Faktur sesuai dengan PMK151/PMK.03/2013 adalah:
“dalam rangka memberikan kemudahan kepada Pengusaha
Kena Pajak dalam membuat Faktur Pajak dengan
menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi secara
aman”
FENOMENA E-FAKTUR
1.
Digital Signature
2.
Paperless
3.
Pengawasan
TANTANGAN
1.
Apakah PKP akan merasa lebih mudah menggunakan eFaktur dibandingkan pembuatan Faktur Pajak secara
manual?
2.
Apakah DJP telah menggunakan dan memanfaatkan
teknologi dengan baik?
3.
Apakah DJP dapat memberikan assurance mengenai
keamanan data?
E-FAKTUR > FAKTUR
PAJAK MANUAL?
Jaringan antara PKP (client) ke DJP (server)
Lokasi usaha PKP
Cost vs Benefit
Solusi:
pilot project
Pengaplikasian secara bertahap
TEKNOLOGI
Aplikasi yang disediakan oleh DJP berbentuk installer dan
akan diinstall ke komputer Wajib Pajak.
Aplikasi ini membutuhkan koneksi internet dalam proses
koneksi ke server pusat DJP, minimal ketika mengupload
Faktur Pajak.
PKP akan diberikan ID (sebagai pengenal) dan password
(sebagai pengamanan terhadap akses atas aplikasi)
Aplikasi hanya dapat diinstall ke OS Microsoft Windows.
Data atas Faktur Pajak yang telah dibuat tetap ada pada
client dan hanya ada proses mengupload ke server (tidak
timbal balik)
TEKNOLOGI
Usulan Solusi:
aplikasi berbasis web (web-based application)
ASSURANCE
KEAMANAN DATA
Data pada jaringan
Data pada server
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
Server dan database
Peraturan terkait e-Faktur
Cash Receipt System
KOREA SELATAN
Birochi Puspo Raharjo
LATAR BELAKANG
Tercatat pada tahun 2004 konsumsi pribadi di Korea
sebanyak 61% merupakan transaksi kas sementara sisanya
sebesar 31% menggunakan kartu kredit
• Tidak dilaporkannya penghasilan dari transaksi kas kedalam
SPT Tahunan penjual;
• Penghindaran pajak sangat mudah;
• Sangat sulit membuktikannya dalam pemeriksaan.
APA ITU CRS?
Suatu sistem untuk merekam data transaksi kas,
sebagaimana sistem kartu kredit
CARA KERJA CRS
KEWAJIBAN
BERPARTISIPASI:
Badan usaha yang menjual langsung barang dagangan atau
jasa ke konsumen akhir orang pribadi
Pelayanan kesehatan seperti dokter, apotik dll
Jasa profesional seperti pengacara, akuntan, dll
Orang pribadi yang menjual barang dagangan atau jasa
kepada konsumen akhir orang pribadi, dengan syarat
peredaran usaha tahun sebelumnya telah mencapai KRW 24
juta atau lebih.
SANKSI JIKA TIDAK
BERPARTISIPASI
Sanksi administrasi 0.5% dari jumlah peredaran selama tidak
berpartisipasi (dihitung harian)
Penolakan pemberian fasilitas perpajakan dalam
penyampaian SPT Tahunan
REWARD FOR
REPORTING NONCOMPLIANCE
Untuk pelapor: 20% dari nilai yang dilaporkan
Untuk pedagang: sanksi administrasi 5% dari nilai terlapor
dan penolakan pemberian fasilitas-fasilitas perpajakan
KEUNTUNGAN
PEMBELI
Tax Income deduction
• Cash receipt dari: diri sendiri, istri, anak dll
• Nilai pengurangan :
(Total pengeluaran – (total pendapatan X 20%)) X 20% [max.
KRW 5 juta]
Otomatis diikutsertakan dalam undian berhadiah
KEUNTUNGAN
PENJUAL
VAT credit (tidak berlaku untuk badan usaha)
• Tax Credit = Cash Receipt + Credit Card Value X 1.3%
• (Untuk usaha tertentu 2.6%)
Tax benefit karena kenaikan penghasilan
Income tax credit
Dibebaskan dari pemeriksaan selama jangka waktu tertentu
KEUNTUNGAN
OPERATOR
US$ 18 per Cash Receipt terminal yang terinstal
2,3 cent per penerbitan cash receipt (1,62 cent untuk
transaksi online)
PENYAJI KELOMPOK 1:
AHMAD YUSUF
BIROCHI PUSPO RAHARJO
INDRIANI NATASYA
RAHMAT STIADY
TIGOR RAMADHAN LUBIS
OUTLINE
GAMBARAN UMUM FAKTUR
TINJAUAN TENTANG E-FAKTUR
TANTANGAN BAGI DJP
TANTANGAN BAGI WP
STUDI E-FAKTUR DI KOREA SELATAN
GAMBARAN UMUM
Indriani Natasya
PENGERTIAN PENGERTIAN
faktur Pajak adalah
bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP
atau penyerahan JKP
(PER-24/PJ/2012 )
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
Nomor Seri Faktur Pajak adalah nomor seri yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada
Pengusaha Kena Pajak dengan mekanisme tertentu
untuk penomoran Faktur Pajak yang berupa kumpulan
angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
Faktur Pajak Tidak Lengkap adalah Faktur
Pajak yang tidak mencantumkan keterangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan/
atau mencantumkan keterangan tidak
sebenarnya atau sesungguhnya dan/ atau
mengisi keterangan yang tidak sesuai dengan
tata cara dan prosedur sebagaimana diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
JENIS FAKTUR PAJAK
1.
Faktur Pajak Standar FP pada umumnya :D
2.
Faktur Pajak Gabungan FPS yg memuat penyerahan BKP
JKP dalam satu Masa kepada pembeli BKP JKP yang sama
3.
Faktur Pajak Sederhana FP yang diberikan ke pembeli
konsumen TERAKHIR
(ex: bon kontan, Faktur Penjualan, segi cash register, karcis,
kuitansi )
KEWAJIBAN
PENERBITAN FP
1. penyerahan BKP;
2. penyerahan JKP;
3. ekspor BKP berwujud & tidak berwujud;
4. ekspor JKP.
SAAT PENERBITAN FP
a.
saat penyerahan BKP dan/atau JKP;
b.
saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau
sebelum penyerahan JKP;
c.
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan;
d.
saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut PPN;
e.
saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
ISI FAKTUR PAJAK
a.
nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
menyerahkan BKP atau JKP;
b.
nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
c.
jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga;
d.
PPN yang dipungut;
e.
PPnBM yang dipungut;
f.
kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g.
nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak.
YANG TTD FAKTUR
PKP harus menunjuk pejabat/pegawai yang berhak
menandatangani Faktur Pajak dan menyampaikan ke KPP paling
lama akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai tersebut
mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak. disertai dengan:
contoh tanda tangan pejabat/pegawai dimaksud;
fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai
BENTUK FAKTUR PAJAK KERTAS
TINJAUAN E-FAKTUR
Tigor Ramadhan Lubis
LATAR BELAKANG E-FAKTUR
1.
Penyalahgunaa
n PKP/Faktur
Pajak
Non PKP
Menerbitkan FP
FP Tidak/Terlambat
Terbit
Faktur Pajak Fiktif
Faktur Pajak Ganda
2. Beban
Administrasi
Faktur Pajak
PKP aktif 500 ribu
Faktur Pajak per
tahun 200 juta
SPT per tahun 2 juta
Pelaporan sebagian
manual
Kepatuhan PKP
menurun
Penerimaan PPN
kurang optimal
Biaya kepatuhan
dan beban
pengawasan
DASAR HUKUM
• Undang-Undang PPN Tahun 2009, Pasal 13 (8)
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.011/2013
tentang Tata Cara Pembuatan Dan Tata Cara Pembetulan
Atau Penggantian Faktur Pajak.
• Peraturan Dirjen Pajak, PER-16/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Juli
2014) tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur
Pajak Berbentuk Elektronik.
• SE-21/PJ/2014 tentang Tata Cara Permintaan Data Faktur Pajak
Berbentuk Elektronik.
• SE-20/PJ/2014 tentang Tata Cara Permohonan Kode Aktivasi
Dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak
Dan Sertifikat Elektronik, Serta Permintaan, Pengembalian, Dan
Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak.
• Keputusan Dirjen Pajak, KEP-136/PJ/2014 (berlaku sejak 1
Juli 2014) tentang Penetapan PKP yang Diwajibkan Membuat
Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
2014
2015
2016
PKP di LTO, Khusus dan Madya
PKP di Jawa dan bali
PKP
Nasional
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang WAJIB dibuatkan e-Faktur :
• PKP wajib membuat e-Faktur untuk setiap: (Pasal 2
ayat (1) PER-16/PJ/2014)
• Penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a dan/atau Pasal 16D UU PPN;
dan/atau
• Penyerahan JKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf c UU PPN.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang DIKECUALIKAN dari kewajiban
dibuatkan e-Faktur :
• Kewajiban pembuatan e-Faktur dikecualikan atas
penyerahan BKP dan/atau JKP: (Pasal 2 ayat (2) PER16/PJ/2014).
• Yang dilakukan oleh pedagang eceran,
• Yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri,
• Yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen
tertentu, seperti : Resi telkom, resi PPLN, tiket
pesawat.
FAKTUR PAJAK ELEKTRONIK
Transaksi yang DIKECUALIKAN dari kewajiban
dibuatkan e-Faktur :
• Kewajiban pembuatan e-Faktur dikecualikan atas
penyerahan BKP dan/atau JKP: (Pasal 2 ayat (2) PER16/PJ/2014).
• Yang dilakukan oleh pedagang eceran,
• Yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang
pribadi pemegang paspor luar negeri,
• Yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen
tertentu, seperti : Resi telkom, resi PPLN, tiket
pesawat.
GAMBARAN UMUM PEMBUATAN DAN
PELAPORAN E-FAKTUR
Pengusaha Kena
Pajak
Direktorat Jenderal
Pajak
Delapan: DJP
Satu : PKP menutup kontrak/kesepakatan
Empat: DJP
penyerahan, membuat Faktur Pajak , dan
melakukan pencatatan baik secara
manual/dengan sistem
memberikan
persetujuan/approval FP
melakukan pengelolaan
data e-faktur untuk
pelayanan dan
pengawasan
Faktur
Pajak
elektronik
E-Faktur
Tiga : PKP melaporkan FP
ke DJP via e-faktur + online
PKP
Dua: PKP
memasukan data
faktur pajak secara
manual atau dengan
impor data ke aplikasi
e-Faktur
SPT
PPN
.csv
Enam: PKP
Lima: PKP membuat SPT
PPN dalam aplikasi eFaktur
melaporkan SPT
PPN langsung ke
KPP atau via efilling
Tujuh: KPP
membuat tanda
terima SPT Masa
PPN
MANFAAT E-FAKTUR
Kenyamanan
Pengusaha
Bagi
PKP
Proteksi dari
penyalahgunaan pihak
yang tidak
bertanggungjawab
Mempermudah
pengawasan
Bagi
DJP
Mempermudah
pelayanan
Tandatangan elektronik
Tidak perlu printout
Satu kesatuan dengan
pelaporan SPT
Approval DJP
Validasi FP dapat
diketahui oleh pihak
pembeli
Validasi PK-PM
Data lengkap FP
Mempercepat
pemeriksaan
Mempercepat pelaporan
Mempercepat pemberian
nomor seri FP
TANTANGAN WP (PKP)
Ahmad Yusuf
TANTANGAN : WP PKP
1
Infrastruktur
belum memadai
2
Keamanan belum terjamin
3
PKP Pembeli : FP Valid?
TANTANGAN DJP
(Pemerintah)
Rahmat Stiady
TUJUAN
Tujuan dari program e-Faktur sesuai dengan PMK151/PMK.03/2013 adalah:
“dalam rangka memberikan kemudahan kepada Pengusaha
Kena Pajak dalam membuat Faktur Pajak dengan
menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi secara
aman”
FENOMENA E-FAKTUR
1.
Digital Signature
2.
Paperless
3.
Pengawasan
TANTANGAN
1.
Apakah PKP akan merasa lebih mudah menggunakan eFaktur dibandingkan pembuatan Faktur Pajak secara
manual?
2.
Apakah DJP telah menggunakan dan memanfaatkan
teknologi dengan baik?
3.
Apakah DJP dapat memberikan assurance mengenai
keamanan data?
E-FAKTUR > FAKTUR
PAJAK MANUAL?
Jaringan antara PKP (client) ke DJP (server)
Lokasi usaha PKP
Cost vs Benefit
Solusi:
pilot project
Pengaplikasian secara bertahap
TEKNOLOGI
Aplikasi yang disediakan oleh DJP berbentuk installer dan
akan diinstall ke komputer Wajib Pajak.
Aplikasi ini membutuhkan koneksi internet dalam proses
koneksi ke server pusat DJP, minimal ketika mengupload
Faktur Pajak.
PKP akan diberikan ID (sebagai pengenal) dan password
(sebagai pengamanan terhadap akses atas aplikasi)
Aplikasi hanya dapat diinstall ke OS Microsoft Windows.
Data atas Faktur Pajak yang telah dibuat tetap ada pada
client dan hanya ada proses mengupload ke server (tidak
timbal balik)
TEKNOLOGI
Usulan Solusi:
aplikasi berbasis web (web-based application)
ASSURANCE
KEAMANAN DATA
Data pada jaringan
Data pada server
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
Server dan database
Peraturan terkait e-Faktur
Cash Receipt System
KOREA SELATAN
Birochi Puspo Raharjo
LATAR BELAKANG
Tercatat pada tahun 2004 konsumsi pribadi di Korea
sebanyak 61% merupakan transaksi kas sementara sisanya
sebesar 31% menggunakan kartu kredit
• Tidak dilaporkannya penghasilan dari transaksi kas kedalam
SPT Tahunan penjual;
• Penghindaran pajak sangat mudah;
• Sangat sulit membuktikannya dalam pemeriksaan.
APA ITU CRS?
Suatu sistem untuk merekam data transaksi kas,
sebagaimana sistem kartu kredit
CARA KERJA CRS
KEWAJIBAN
BERPARTISIPASI:
Badan usaha yang menjual langsung barang dagangan atau
jasa ke konsumen akhir orang pribadi
Pelayanan kesehatan seperti dokter, apotik dll
Jasa profesional seperti pengacara, akuntan, dll
Orang pribadi yang menjual barang dagangan atau jasa
kepada konsumen akhir orang pribadi, dengan syarat
peredaran usaha tahun sebelumnya telah mencapai KRW 24
juta atau lebih.
SANKSI JIKA TIDAK
BERPARTISIPASI
Sanksi administrasi 0.5% dari jumlah peredaran selama tidak
berpartisipasi (dihitung harian)
Penolakan pemberian fasilitas perpajakan dalam
penyampaian SPT Tahunan
REWARD FOR
REPORTING NONCOMPLIANCE
Untuk pelapor: 20% dari nilai yang dilaporkan
Untuk pedagang: sanksi administrasi 5% dari nilai terlapor
dan penolakan pemberian fasilitas-fasilitas perpajakan
KEUNTUNGAN
PEMBELI
Tax Income deduction
• Cash receipt dari: diri sendiri, istri, anak dll
• Nilai pengurangan :
(Total pengeluaran – (total pendapatan X 20%)) X 20% [max.
KRW 5 juta]
Otomatis diikutsertakan dalam undian berhadiah
KEUNTUNGAN
PENJUAL
VAT credit (tidak berlaku untuk badan usaha)
• Tax Credit = Cash Receipt + Credit Card Value X 1.3%
• (Untuk usaha tertentu 2.6%)
Tax benefit karena kenaikan penghasilan
Income tax credit
Dibebaskan dari pemeriksaan selama jangka waktu tertentu
KEUNTUNGAN
OPERATOR
US$ 18 per Cash Receipt terminal yang terinstal
2,3 cent per penerbitan cash receipt (1,62 cent untuk
transaksi online)