MODEL SEBARAN SPASIAL TEMPORAL KONSENTRASI MERKURI AKIBAT PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL SEBAGAI DASAR MONITORING DAN EVALUASI PENCEMARAN DI EKOSISTEM SUNGAI TULABOLO PROVINSI GORONTALO - repository civitas UGM

9--

~

RINGKASAN
MODEL SEBARAN SPASIAL TEMPORAL
KONSENTRASI MERKURI
AKIBAT PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL
SEBAGAI DASAR MONITORING DAN EV ALUASI
PENCEMARAN DI EKOSISTEM SUNGAI TULABOLO
PROVTNSIGORONTALO

A. Latar Belakang
Secaraumum penambangan emas di Provinsi Gorontalomerupakansalah satu potensi
sumberdayaalam (SDA) yang memberikan prospek yang lebih baik daIam peningkatan taraf
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan ekonomi ini terutama daIam hal
pendapatan,penyerapan tenaga kerja dan peluang kegiatan barn, di luar sektor pertanian dan
perkebunan
Salah satu dampak negatif yang ditimbuIkan akibat penambangan emas oleh rakyat,
adalah pencemaran merkuri hasil proses pengolahan emas secara amalgamasi. Pada proses
amalgamasi emas yang dilakukan oleh rakyat secara tradisional, merkuri OOpatterlepas ke

Iingkungan pada tahap pencucian dan penggarangan. Pada proses pencucian. limbah yang
umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke bOOanair. Hal ini disebabkan
merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiran-butiran hains, yang sifatnya sukar
dipisahkan pada proses penggilingan yang dilakukan bersamaan dengan proses amalgamasi,
sehinggapada proses pencucian merkuri dalam ampas terbawa masuk ke sungai. Di daIamair,
merkuridapat berubah menjadi senyawaorganik metil merkuri atau fenil merkuri akibat proses
dekomposisioleh bakteri. Selanjutnyasenyawaorganik tersebut akan terserap oleh jasad renik
yang selanjutnyaakan masuk dalam rantai makanan dan akhimya akan terjOOiakumuIasi dan
biomagniflkasidalam tubuh hewan air seperti ikan dan kerang, yang akhimya dapat masuk ke
dalam tubuhmanusiayang mengkonsumsinya(Widhiyatna,2005)

'~1

"
"1'
.~

Beberapa dampak lingkungan yang terjOOiakibat kegiatan pertambangan ernas tanpa izin
adalah perubahan kuaIitas air, sedimen, hewan aquatic dan vegetasi akibat penggunaan merkuri
dalam mengekstrasi emas. Khusus Daerah Mohutango Kabupaten Bone Bolango terdapat 46

Unit pengolahan emas dengan masing masing unit terdapat 10 tromoI. Masing masing tromol
menggunakan I kg Hg sekali putaran. Kisaran waktu pengolahan untuk satu tromol mencapai 4
jam, sehingga

proses pengolahan

dalam kurun waktu 24 jam, intensitas

usaha mencapai

5

-

7

kali proses. Dari data ini maka terdapat 460 kg merkuri yang di pakai setiap kali putaran. Dari
setiap 1 kg merkuri, yang menjadi Iimbah adaIah 10 gram maka diperkirakan limbah yang
terbuang ke lingkungan sebesar 460 Kg Hg x 0,01 kg maka akan ada 4,6 kg yang terbuang ke
Iingkungan untuk satu kali putaran. Untuk 5 kali putar setiap harinya maka akan ada 23 kg

Iimbah yang terbuang ke lingkungan. Hal ini sangat menghawatirkan karena OOpatmencemari
Sungai Bone yang merupakan sumber air minum masyarakat Gorontalo (Balihristi, 2008).

Pertambanganemas menggunakan merkuri amalgam untuk memisahkan emas dari
bahan mentah. Pada proses ini akan menghasilkan air limbah yang mengandung merkuri,
kemudianmencemariperairansehinggamembahayakan kehidupandi air (Sutomo,1998).
Penelitianyang dilakukanoleh Husodo et ai, (2005), yaitu adanya bukti kontaminasi
merkuridi lokasipenambanganemas Kulonprogo,pada sedimen sungai dan biota yang hidup di
sungai, yang melintasi Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Penelitian
yang dilakukan Roeroe (2000) di Teluk Buyat menunjukkankonsentrasi merkuri rata-rata di
dalam kerang berkisar 0,5019

- 2,1529

ppm, dalam sedimen berkisar 0,1150

-

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

I)

1,2341 ppm.

2)

Penelitian di Ponce Enriquez Equador menunjukkan konsentrasi merkuri di sedimen dasar
berkisar

0,1 - 13 mglkg, partikel tersuspensi

berkisar

0,01

-


9,61 mglkg dan pada minerallogam

rata-rata berkisar0,01 - 5,0 mglkg. Ukurandan beban partikel kontaminandalam lingkungan
perairan akan dipindahkandalam bentuk partikel tersuspensidi dalam sungai.Konsentrasidari
logam berbahaya yang berada di sedimen dasar akan membahayakanbiota sebagai akibat dari
basil remobilisasi dari metilasidan proses lain yang ada di dalam air (Appletonet ai, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Panda et ai, (2003) di Sungai Kahayan menunjukkan
bahwa merkuridi sepanjangSungaiKahayanmengancampendudukyang mengkonsumsiikandi
sungai tersebut. Akumulasi merkuri tertinggi dalam sedimen sungai (0,336 ug) dikutip dalam
daging Mnumerus (0,303 ug/g :I:0,342) dan air (0,058 mg/l). Asupan merkurimingguan yang
dapat ditoleransi menurut WHO adalah 24,4 ug sehari jika dimungkinkan seseorang
menkonsumsi lOOg daging MNumerus sehari, 30,3 ug/g yang masuk ke tubuh. Dengan
demikian kegiatan tambang tradisional yang berada di Sub DAS Tulabolo memerlukan
penelitian yang mendalam yaitu masalah kegiatan tambang tradisional akan memberi dampak
pencemaran terhadap ekosistem aliran sungai Tulabolo dan mengancam penduduk yang
mengkonsumsiikan atau air dari sungaitersebut.
Pentingnya penelitian ini karena banyaknyamasyarakat yang sangat membutuhkanair
Sungai Bone sebagai sumber air minum masyarakat Gorontalo. Berdasarkan uraian
permasalahan pada lokasi penelitian, maka beberapa rumusan masalah yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah :

I.

2.

3.

4.

Bagaimanakah sebaran spasial temporaljumlah konsentrasi merkuri di dalam air dan
sedimen akihat penambangantradisionalpada berbagaijarak dan debit air yang ditinjau di
Sungai Mohutango dan Sungai Tulabolodi KecamatanSuwawaKabupatenBone Bolango.
Bagaimanalc'lb hubungan
jumlah konsentrasi merkuri (air dan sedimen) akibat
penambangan tradisional terhadap faktor faktor yang mempengaruhinya(jarak dan debit)
sebagai dasar pengelolaan dan monitoring terhadap Sungai Mohutango dan Sungai
Tulabolo.
Bagaimanakah dampak penambangantradisional terhadap konsentrasimerkuri di air dan
sedimen (abiotik), tumbuhan,hewan aquatikdengandan manusia (biotik) dan kesehatan
masyarakat (culture).
Bagaimanakah strategipengelolaanSungaiTulaboloakibat penambanganemas tradisional

untuk mengantisipasi terjadinyapencemaranlingkungan.

Tujuan penelitian

3)
4)

Menentukan sebaran spasial temporal konsentrasi merkuri di dalam air dan sedimen
akibat penambangan tradisional ditinjau pada perubahanjarak dan debit air di Sungai
Tulabolo.
Menyusunsuatu hubungan korelasikuantitatif jumlah konsentrasimerkuri di dalam air
dan sedimen akibat penambangan tradisional berdasarkan faktor -faktor yang
mempengaruhinya di Sungai Tulabolosebagai dasar pengelolaandan monitoringkualitas
air di KecamatanSuwawaKabupatenBone Bolango.
Mengkaji dampak penambangan tradisional terhadap air dan sedimen (abiotik), hewan
aquatic,vegetasidan manusia(biotik)dan kesehatanmasyarakat(culture).
Menyusun strategi pengelolaan lingkungan akibat penambangan tradisional di Sungai
Tulabolo.

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik kualitas air dan sedimen
di Sungai Tulabolo dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2)

Dapat menjadi data dasar dalam pendataan sebaran konsentrasi merkuri akibat penambangan
tradisional di Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

3)

Dapat menjadi dasar pengelolaan dan monitoring sebaran merkuri akibat penambangan
tradisional di Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango serta untuk pengembangan
ilmu dan teknologi

4)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipaharni oleh masyarakat dan menjadi bahan

pertimbangan untuk memilih pekerjaan sebagai penambang dan mendapatkan pemahaman
tentang upaya pengelolaan lingkungan daerah tambang. Bagi pemerintah dapat menjadi
bahan referensi untuk pengambilan keputusan dalam rangka penanganan kegiatan
Pertambangan Emas Tanpa Ijin di Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

I
,

I
2
3

c. Metode Penelitian
3) Bahan Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian di lapangan dilakukan pada dua lokasi yaitu lokasi pertama disebut dengan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Peta DAS Bone, skala I:
50.000, peta jenis tanah, skala I : 50.000, peta geologi skala 1 : 50.000, peta wilayah

administrasi skala I : 50.000, data eurah hujan, asam nitrat pH < 2 dan aeeton.

Titik Bor 17 dan lokasi ke dua terdapat di Daerah Mohutango. Pengambilan sampel dilakukan di
Sungai

17, Sungai Mohutango, Sungai Tulabolo dan Sungai Bone. Sungai

17 dan Sungai

4)

Mohutango bermuara di Sungai TulaOOlodan Sungai TulaOOlobermuara di Sungai Bone. Lokasi
tambang

Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer + printer +
scanner, program komputer (perangkat lunak) Arc Gis 93, Sediment sampler tipe USDH 48,
sediment sampler tipe grab sampler, pelampung, current meter, stop watch, meteren, OOtol
sampel, perahu, GPS, tongkat yang mempunyai skala, perangkat alat laOOratorium, kamera

digital, grab sample, kusioner untuk pengumpulan data kesehatan masyarakat.

Titik Bor 15 merupakan lokasi penambangan tradisional yang bam dibuka. Lokasi

tambang Bor 15 mengalir ke Sungai Kuning dan bermuara di Sungai TulaOOlo.Ketiga lokasi ini
dipilih sebagai lokasi penelitian karena ketiga lokasi ini dijadikan masyarakat sebagai tempat
pembuangan limbah aktivitas penambangan rakyat dan memberi tambahan debit terhadap Sungai
Bone dimana Sungai Bone dijadikan sebagai sumber air minum masyarakat Gorontaio.
2. Varia bel Penelitian

5) Prosedur Penelitian
Data utama dalam penelitian ini adalah debit, konsentrasi merkuri di air, merkuri sedimen
dasar; merkuri sedimen melayang, merkuri pada tumbuhan, merkuri pada hewan aquatik,
merkuri di rarnbut kepala, TSS dan data kesehatan masyarakat. Teknik pengumpulan data primer
dilakukan dengan pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan dan pengambilan sampel
air, sedimen, tumbuhan, hewan aquatik, dan rarnbut kepala, disamping itu juga dengan
wawaneara dengan masyarakat.

Variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
a) Konsentrasi Merkuri di air dan sedimen
1) Variabel bebas ( variabel yang mempengaruhi) adalah :
Jarak antara lokasi penambangan dengan titik yang ditinjau, debit air dan

Analisis konsentrasi merkuri dilakukan di laOOratorium pembinaan dan pengujian mutu
hasil perikanan di Gorontalo, laOOratorium penelitian dan pengujian terpadu Universitas Gadjah
Mada dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontaio. Metode yang dipakai dalam penetapan
konsentrasi merkuri adalah spekrofotometri serapan atom tanpa nyala. Kriteria pengambilan
sampel air dan sedimen adalah tinggi muka air yakni muka air tinggi, sedang clan rendah.
Pengukuran debit dengan menggunakan metode pelampung. Pengambilan sampel sedimen
dengan grab sampel. Pengukuran TSS dengan menggunakan eara equal width increment (EWI).
Konsentrasi merkuri di sedimen diambil pada sedimen dasar dan sedimen melayang.
Pengambilan sampel air dan sedimen digunakan untuk mengukur kandungan merkuri
yang berada di saluran tailing dan sungai. Jumlah sampel untuk mengukur konsentrasi merkuri di

beban limbah.
2) Variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) adalah:
Konsentrasi merkuri di sedimen dasar, di dalam sedimen melayang dan air.
b) Aspek Kesehatan Masyarakat
1) Variabel bebas (variabel yang berpengaruh) kesehatan masyarakat sebagai variabel yang
ikut mempengaruhi tingginya konsentrasi merkuri pada manusia dengan indikator sebagai
berikut :
Tingkat pendidikan, pendapatan masyarakat, penggunaan air di sungai
(makan dan
minum), umur, lama tinggal, jarak tempat tinggal dengan lokasi pengolahan, jarak lokasi
sumber air minum dengan sungai.

air, sedimen dasar dan sedimen melayang, masing-masing 16 sampel dengan 6 kali ulangan.
Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada
titik-titik yang sudah ditentukan
berdasarkan pada jarak dan perubahan debit air. Sampel vegetasi diambil di sekitar lokasi

Keluhan kesehatan : sakit kepala, rasa kesemutan, jarak pandang mata penyempit,
pendengaran berkurang, beljalan limbung, tremor, gangguan fungsi ginjal dan daya ingat
berkurang.
2) Variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) : kadar merkuri dalam rambut kepala.

pengolahan Mohutango dan TulaOOlopada jarak 50 m dari setiap lokasi pengolahan, masing
masing lokasi diambil 2 sampel dipilih seeara aeak. Jumlah keseluruhan sampel vegetasi 18
sampel yaitu 4 sampel di darat dan 14 sampel di sepanjang sungai hulu hilir. Sampel diambil
pada daun dan akar dari tumbuhan yang ada di lokasi tersebut. Masing- masing sampel diambil
beratnya 20 gram. Daun atau akar tersebut dikeringkan kemudian dikemas dalam plastik yang
kedap air. Selanjutnya dikirim dan diperiksa di laboratorium.

4

5

----

.
.Untuk hewan aquatik yang akan dijadikan sampel adalah ikan, udang, siput dan kepiting.
Lokasi pengambilan sampel ikan pada hulu, lokasi pengolahan dan hilir dari Sungai Tulabolo.
Jumlah keseluruhan sampel ikan sebanyak 12 sampel dipilih secara acak. Sampel ikan dieuei
dengan aquades, kemudian dimasukkan ke dalam plastik berisi air dan dibekukan. Plastik yang
berisi ikan tersebut dimasukkan ke dalam cooler yang telah berisi es batu.
Dalam upaya melihat kontaminasi merkuri pada manusia, maka penelitian dilakukan
dengan mengambil sampel pada rambut kepala dari masyarakat yang tinggal di Sub DAS
Tulabolo dengan kriteria penduduk yang termasuk usia produktif, pekeJjaan bukan menambang
dan mengkonsumsi air dari sungai tersebut. Jumlah sampel yang diambil pada rambut kepala
dari masyarakat yang tinggal di tepi aliran Sungai Tulabolo sebanyak 15 sampel dengan syarat
yang memenuhi kriteria tersebut dan dipilih seeara acak sederhana. Di lokasi penelitian ini
masyarakat hanya bermukim di daerah tengah dan hilir dari Sungai Tulabolo. Berat sampel
rambut yang diambil dari masing-masing individu 20 gram yang selanjutnya dikemas dalam
plastik yang kedap udara dan selanjutnya diperiksa di laboratorium.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap konsentrasi merkuri di sedimen dasar pada berbagai
jarak adalah keeepatan aliran. Aliran sungai yang keeepatannya rendah akan mengakibatkan
pembentukan lumpur dan sedimen di sungai. Persamaan regresi hubungan antara konsentrasi
merkuri pada berbagai jarak dan debit air ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Persamaan regresi hubungan antara jarak dengan konsentrasi merkuri rata-rata di
sedimen dasar
No I Debit

Persamaan

R
0,783
0,873
0,670

IV
0,613
0,762
0,449

b) Pengaruh jarak terhadap konsentrasi merkuri rata-rata

6) AnaDsisData

Std Etrorof
Estimaste
0.803
0,631
0,486

I

Sig
0,001
0,000
0,003

di sedimen melayang

Hasil uji ANOV A dengan nilai signifikansi 0,000 (debit rendah), 0,004 (pada debit
sedang) dan 0,014 (debit tinggi) menunjukkan bahwa persamaan regresi pada berbagai debit
dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi merkuri di sedimen melayang pada berbagai
jarak. Variabel jarak
menunjukkan probabilitas signifikansi pada 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi merkuri di sedimen melayang dipengaruhi jarak. Semakin jauh
jarak yang ditinjau pada berbagai debit air, maka konsentrasi merkuri di sedimen melayang
semakin menurun.

Analisis data konsentrasi merkuri di air, sedimen dasar dan sedimen melayang dilakukan
secara spasial temporal. Pengujian hipotesis tentang pengaruh jarak dan debit terhadap
konsentrasimerkuri di air dan sedimen (dasar dan melayang)dilakukan dengananalisis regresi
sederhanadan regresi ganda.
Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan pengaruh tambang tradisional
terhadap ekosistem Sungai Tulabolo disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang selanjutnya
dibandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan. Analisis deskriptif juga dilakukan terhadap
kondisi kesehatan masyarakat di tepi aliran Sungai Tulabolo dalam bentuk tabel.

Hal ini disebabkan limbah eair yang masih mengandung merkuri mengalami
pengeneeran dan penyebaran di badan air. Ukuran partikel mempunyai peranan penting dalam
distribusi logam berat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sieka et ai, (2000) menunjukkan
bahwa pada umumnya kandungan logam berat tertinggi terakumulasi pada partikel sedimen yang
lebih keeil, sedangkan kandungan logam berat terendah terakumulasi pada partikel yang lebih
besar (Erlangga, 2007). Persamaan regresi antara jarak dengan konsentrasi merkuri di sedimen
melayang ditunjukkan dalam Tabel 2.

D. Basil dan Pembahasan
I) Pengaruh Jarak terhadap Konsentrasi Merkuri

Tabel 2. Persamaan regresi hubungan antara jarak dengan konsentrasi merkuri rata-rata di
sedimen melavanl!

a) Pengaruh jarak terhadap konsentrasi merkuri rata-rata di sedimen dasar
Hasil uji ANOV A dengan nilai signifikansi 0,001 (debit rendah),
0,000 (pada debit
sedang) dan 0,003 (debit tinggi) menunjukkan bahwa persamaan regresi pada berbagai debit
dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi merkuri di sedimen dasar pada berbagai jarak.
Variabel jarak menunjukkan probabilitas signifikansi pada 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi merkuri dipengaruhi jarak. Semakin jauh jarak yang ditinjau maka semakin
menurun konsentrasi merkuri di sedimen dasar.

I

1.226 Log X
0.398 Log X
0.416 Log X

R
0,852
0,662
0,583

IV
0,727
0,439
0,340

~

0,000
0,004
0,014

?
I

,

6

7

I
~
~

---.

~

,

3. Pengaruh aktivitas penambangan terhadap limbah yang dihasilkan
a. Pengaruh beban limbah terhadap konsentrasi merkuri di dalam sedimen dasar
Hasil anaIisis regresi sederhana menoojukkan bahwa variabel jarak dapat memberi
pengaruh terhadap konsentrasi merkuri di air pada kriteria debit tinggi. Hasil uji ANOV A dengan
nilai signifikansi 0,006 (debit rendah) dan 0,027 (debit sedang) yang berarti persamaan regresi
dapat digunakan ootuk memprediksi konsentrasi merkuri di sedimen dasar pada debit rendah dan
sedang. Variabel limbah menoojukkan probabilitas signifikansi pada 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi merkuri dipengaruhi dapat dipengaruhi beban limbah yang
masuk ke soogai. Persarnaan regresi yang menoojukkan huboogan antara beban limbah dan
konsentrasi merkuri ditunjukkan dalam Tabel 5
Tabel 5. Persarnaan regresi antara konsentrasi merkuri di sedimen dasar dengan beban
limbah
Debit
Rendah
Sedang
TinlZlri

No
1
2
3
Sumber:

.

R
0,675
0,534
0,437

Persamaan
Ln Y - 2,010 X-4,626
Ln Y = 1,411 X 0,183
Y
- 9,913 X - 5,878

-

R'
0,456
0,285
0,191

}

J

95%

Hasil anaIisis regresi sedehana menoojukkan bahwa beban limbah yang terbuang ke
soogai tidak berpengaruh terhadap konsentrasi merkuri pada kriteria debit tinggi. Tidak
signifikannya konsentrasi merkuri pada kriteria debit tinggi adalah adanya faktor lain yang
berpengaruh yaitu debit air yang mengaIir dan jarak antara sumber limbah dengan lokasi yang
ditinjau. Debit air berpengaruh terhadap proses pencucian logam-logam yang terlarut di dalam
air.
b.

c. Pengaruh beban limbah terhadap konsentrasi merkuri di daIam air
Hasil uji ANOV A dengan nilai signiflkansi 0,041 yang berarti persamaan regresi dapat
digunakan ootuk memprediksi konsentrasi merkuri di air pada debit rendah. Variabellimbah
menunjukkan probabilitas signiflkansi pada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
merkuri di air dapat dipengaruhi beban limbah yang masuk ke soogai
Hasil anaIisis statistik menoojukkan bahwa beban limbah kurang berpengaruh terhadap
konsentrasi merkuri pada debit air rendah dan tinggi. Pada debit rendah konsentrasi merkuri
lebih banyak terendap di sekitar wilayah pengolahan sehingga konsentrasi merkuri memilki nilai
yang sangat tinggi. Demikian pula pada debit tinggi konsentrasi merkuri lebih dipengaruhi oleh
proses pengenceran di badan air. Persamaan regresi huboogan antara beban limbah dengan
konsentrasi merkuri ditunjukkan dalam Tabel 7.

Sig
0,006
0,027
0,079.

Basil anaJisis
Tidal signifikan patia tingkat kepercayaan

Hasil anaIisis regresi menoojukkan bahwa beban limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
penambangan emas kurang berpengaruh terhadap hasil konsentrasi merkuri di dalam sedimen
melayang pada kriteria debit sedang dan tinggi.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar konsentrasi merkuri di sedimen melayang adalah
besamya debit dan TSS yang terbawa ke aIiran soogai. Debit dan TSS secara bersama-sama
memberi pengaruh terhadap hasil konsentrasi merkuri yang dihasilkan. Ukuran partikel turut
memberi pengaruh terhadap hasil konsentrasi merkuri di soogai, semakin haIus partikel semakin
tinggi konsentrasi merkuri yang dihasilkan.

Tabel 7. Persamaan regresi huboogan antara konsentrasi merkuri di air dengan beban
limbah
No
1
2
3

Pengaruh beban limbah terhadap konsentrasi merkuri di dalam sedimen melayang

Hasil uji ANOV A dengan nilai signiflkansi 0,010 yang berarti persamaan regresi dapat
digunakan ootuk memprediksi konsentrasi merkuri di sedimen melayang pada debit rendah.
Variabellimbah
menoojukkan probabilitas signifikansi pada 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi merkuri di sedimen melayang dapat dipengaruhi beban limbah yang masuk
ke sungai.
Persarnaan regresi antara konsentrasi merkuri di sedimen melayang dengan beban limbah
ditunjukkan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Persarnaan regresi antara konsentrasi merkuri di sedimen melayang dengan
bebanlimbah
No
1
2
3

.

Sumber:

Debit
Rendah
SedanlZ
TiD22i

Persamaan
Ln Y = 1.3 X -0.996
Ln Y = 2.312 + 0.676 Ln X
Y - 17.524 - 1.125 X

Basil analisis

tidal signifikan pada tingkat kepercayaan

95%

10

R
0.610
0.362
0.042

R2
0.372
0.\31
0.002

Sig
0.016
0.154.
0.872.

Sumber:

Debit
Rendah
Sedam!
TinQQi

Persamaan
LolZY- 0.549 LolZX - 3.548
Y - 0.005- 0.005 Ln X
Y = 0.00005154

X

R'
0.072
0.250
0.004

SilZ
0.314.
0.041
0.815.

Basil ana/isis
.J tidal signifikan pada tingkat kepercayaan

3)
a.

R
0.269
0.500
0.061

95%

Pengarub Kegiatan Penambangan Emas Tradisional Terbadap Ekosistem DAS Tulabolo
Dampak kegiatan penambangan emas tradisional terbadap konsentrasi merkuri di air

Hasil anaIisis menoojukkan bahwa konsentrasi merkuri di dalam air permukaan pada
kriteria debit rendah berkisar 0,0001
0,002 mgll dan debit sedang berkisar 0,000607 0,01138 mgll, cenderung berada di atas baku mutu yang ditetapkan PP 82 Tahoo 2001 yaitu
sebesar 0,001 mgll. Pada debit tinggi, konsentrasi merkuri berkisar 0,000095 - 0,00056 mgll, di
bawah baku mutu yang ditetapkan.
Konsentrasi merkuri rata-rata di lokasi Titik Bor 17, khususnya pada ejJluent pada

-

)
)

berbagai

debit berkisar

0.00055-

0.005 mgll dan tambang

Daerah Mohutango

berkisar

0,00615 mgll. Dampak penambangan tradisionaI di aIiran Soogai Tulabolo
cenderung mendekati baku mutu limbah yang ditetapkan Kep Men LH 202/2004.

11

0,00083

-

secara umum

I

b.

Dampak penambangan emas tradisional terhadap konsentrasi merkuri di sedimen
dasar

Hasil anaIisis konsentrasi merkuri rata-rata di dalam sedimen dasar berkisar antara
0,0639
147 mg/kg (debit rendah), 1,015 - 44,308 mg/kg (debit sedang) dan 0,6115 - 41,2693
mg/kg (debit tinggi). Terdapat nilai yang sangat tinggi berkisar 172,25 147,949 mg/kg yang
pada umumnya berada di sekitar sumber limbah. Apabila baku mutu European Safety Standard
dijadikan sebagai pembanding maka nilai ambang batas maksimum ootuk logam adalah 2 ppm.
Berdasarkan perbandingan tersebut, maka seluruh sampel pada umumnya berada di atas ambang
yang ditetapkan. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa telah teIjadi kontaminasi peneemaran merkuri
di dalam sedimen dasar akibat kegiatan penambangan yang berada di aliran Soogai Tulabolo.

-

c. Dampak penambangan

-

tradisional terhadap

konsentrasi merkuri di sedimen melayang

Berdasarkan hasil analisis, rata-rata konsentrasi merkuri di sedimen melayang pada
berbagai debit berada di atas ambang baku mutu yang ditetapkan oleh European Safety Standard
sebesar 2 ppm. Konsentrasi merkuri berkisar 0,7399- 321,64 mglkg (debit rendah), 2,804 _
37,326 mg/kg (debit sedang) dan 2,3 33,93 mglkg (debit tinggi). Hal ini menoojukkan kondisi
aliran soogai Tulabolo sudah terkontaminasi merkuri. Kontaminan berasal dari aliran yang
membawa partikel-partikel halus dari kegiatan penambangan emas tradisionaI.

-

d. Dampak penambangan

tradisional terhadap

konsentrasi merkuri pada tumbuhan

Hasil anaIisis menoojukkan bahwa konsentrasi merkuri pada tumbuhan air lebih tinggi
berkisar 1.89 - 65 ppm, dibandingkan dengan tumbuhan darat yang berkisar dari O. 17 - 1 ppm.
Konsentrasi merkuri yang berada di air dan sedimen akan terserap oleh akar tumbuhan. Hal ini
yang menyebabkan konsentrasi merkuri di tumbuhan cukup tinggi.
e. Dampak penambangan

tradisional terhadap konsentrasi merkuri pada hewan aquatik

Hasil tangkapan hewan aquatik di wilayah ini meliputi ikan, kepiting, udang (Crustacea)
dan siput (gastropoda). Hasil konsentrasi merkuri pada siput di daerah ini sebesar 0,22 mglkg,
berada di bawah ambang baku mutu yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, akumulasi
terbesar merkuri terdapat pada kepiting yaitu sebesar 0,3536 mglkg yang ditemukan di hulu
Sungai Tulabolo. Nilai ambang batas kadar merkuri dalam makanan seeara nasional sebesar 0,5
mg/kg ( berdasarkan Sk DiIjen POM No. 03725/B/SKNII/89).
Bagian muara Sungai Tulabolo rata-rata memiliki akumulasi merkuri mendekati nilai
ambang batas baku mutu yang ditetapkan. Udang di muara Tulabolo memiliki akumulasi
terbesar yaitu sebesar 0.445 mglkg. Secara umum hewan aquatic yang hidup di Soogai Tulabolo
sudah tercemar oleh merkuri akibat kegiatan penambangan tradisionaI.

12

f. Dampak penambangan emas terhadap konsentrasi merkuri pada rambut

kepala

Kadar merkuri dalam rambut kepala dapat dipakai sebagai indikator absorbsi akibat
pemaparan yang telah berlangsoog satu sampai beberapa bulan terakhir. Hasil penelitian
menoojukkan bahwa dari 15 sampel, 6,67 % melebihi batas ambang yang ditetapkan, 26,67 %
cenderung mendekati batas ambang yang ditetapkan dan 66,67 % masih berada di bawah
ambang batas yang direkomendasikan oleh NRC sebesar 12 ppm.
g. Pengaruh konsentrasi

merkuri di rambut kepala dengan kesehatan masyarakat.

Hasil wawancara metoojukkan bahwa masyarakat yang hidup di tepi Soogai Tulabolo
60% adalah SD tamat dan tidak tamat, 13,33% SMP tamat dan 26,67% SMA tamat. Tingkat
pendidikan yang rendah mempengaruhi pola pemikiran masyarakat tentang pengelolaan limbah
hasil buangan tambang tradisional.
Hasil wawancara menoojukkan bahwa penduduk yang bermukim di wilayah aliran
sekitar Soogai Tulabolo memliki pendapatan rendah yaitu 93.33 % berkisar Rp.l00.000 - Rp
500.000 dan 6.67 % yang berpendapatan Rp.500.000 - Rp1.000.000. Hal ini memicu penduduk
yang hidup di wilayah ini bekeIja sebagai penambang. Berdasarkan persamaan regresi huboogan
antara umur dan konsentrasi merkuri di rambut kepala mempooyai huboogan yang tidak
bermakna karena dari perhitungan statistik didapat R2 = 0.0058, nilai signifikansi0.389> 0.05.
Hal ini dapat ditunjukkan di mana konsentrasi merkuri tertinggi terdapat pada individu yang
berusia muda. Tetapi individu-individu ini memiliki umur tinggallebih dari 20 taboo. Sehingga
ada kemoogkinan konsentrasi yang tinggi disebabkan oleh umur tinggal yang lama di wilayah
itu.
Jarak tempat tinggal dengan tambang mempooyai huboogan yang tidak bermakna
dengan kadar merkuri dalam rambut, karena R = 0,262 dan nilai signifikansi 0,371 > 0,005.
Demikian pula lama tinggal mempooyai huboogan yang tidak bermakna dengan konsentrasi
merkuri di rambut kepala dimana R = 0.463,R2= 0.214dan nilai signifikansi 0.082>0.05.
Keluhan penyakit ini merupakan gejala awal keracunan merkuri. Hasil anaIisis
menoojukkan bahwa konsentrasi merkuri di rambut kepala sebesar 6,67% responden berada di
atas ambang baku mutu yang ditetapkan dan 26,67% cenderung mendekati ambang batas baku
mutu yang direkomendasikan oleh NCR sebesar 12 ppm. Hal ini menoojukkan bahwa
masyarakat yang bermukim di Sub DAS Tulabolo positif telah terkontarninasi merkuri.
5.

Implikasi Pengelolaan

Ekosistem Sungai Tulabolo Akibat Penambangan

Tradisional.

Hasil penelitian menunjukkan semakin dekat dengan sumber limbah semakin tinggi
konsentrasi
merkuri. Alternatif pengelolaan merkuri di lokasi di aliran Sungai Tulabolo
mengikuti sebaran spasial temporal tingkat pencemaran merkuri. Hasil dari sebaran spasialnya
tingkat pencemaran merkuri sangat tinggi di hulu sungai, baik hulu Bor 17 maupoo hulu Daerah
Mohutango terutama pada efJ/uent limbah tambang tersebut. Oleh karena itu pencegahan
merkuri lebih utama dilakukan dekat dari sumbernya.
13

Salah satu earn untuk mengurangi tingkat peneemaran logam berat khususnya merkuri
dapat dilakukan dengan fitoremediasi yaitu konsep mengolah air limbah dengan menggunakan
media tanaman. Konsep fitoremediasi sangat tepat dilakukan pada lokasi lokasi dimana ejJluent
limbah tambang ini di keluarkan. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi tertinggi merkuri
terjadi pada debit rendah dan sedang di mana pada saat-saat seperti itu kemampuan air untuk
mendegradasi limbah sangat ked!.
E.Kesimpulan dan Saran

4. Keluhan kesehatan yang diderita masyarakat di tepi aliran Soogai Tulabolo merupakan
gejala awal
akibat keracooan merkuri yang akan membahayakan masyarakat.
Masyarakat perIu mewaspadai adanya kontaminan merkuri di wilayah ini. Hal ini dapat
diidentifikasi dari responden yang memiliki kecenderungan konsentrasi merkuri sebesar
6,67% yaitu sebesar 27,64 ppm sudah melebihi batas aman dan dan 26,67 yaitu berkisar
(4,15 - 9,35 ppm) cenderung mendekati batas aman yang ditetapkan oleh NCR sebesar
12 ppm. Hal ini menoojukkan bahwa konsentrasi merkuri di rambut kepala
mengindikasikan masyarakat yang bermukim di Sub DAS Tulabolo positif sudah
terkontaminasi merkuri.

I
1

a. Kesimpulan

b. Saran
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil analisis pada sampling periode I (debit rendah) menunjukkan bahwa konsentrasi
merkuri baik di sedimen dasar, sedimen melayang dan air sangat tinggi di sekitar tailing,
semakin ke muara semakin rendah. Hal ini di sebabkan pengambilan sampling dilakukan
pada musim kemarau yang panjang, sehingga debit air sangat keeil, tidak eukup kuat
untuk mengangkat partikel-partikel yang mengandung merkuri dan akhirnya mengendap.
Konsentrasi merkuri di dalam sedirnen dasar, sedimen melayang dan air peri ode ke II
(debit sedang) tidak lagi terpusat di tailing tapi lebih menyebar dari hulu menuju hilir
karena sampling dilakukan pada bulan pertama musim hujan. Sampling peri ode ke III
dan IV (debit sedang), konsentrasi merkuri tertinggi di ejJluent, eenderung semakin ke
hilir semakin keeil. Peninggian di titik tertentu karena gerakan partikel dasar sungai,juga
karena adanya kegiatan tambang lain di sekitar. Sampling periode ke V dan VI (debit
tinggi), menoojukkan peninggian konsentrasi merkuri di titik-titik tertentu dan sangat
dipengaruhi oleh masukan limbah dari tambang Bor 15.
2. Hasil uji beda dua rata-rata T-Tes dengan paired samples test menoojukkan bahwa
kelompok konsentrasi merkuri di sedimen dasar, sedimen melayang dan air adalah tidak
signifikan. Hal ini disebabkan karena seiring bertambahnya debit, maka bertambah pula
unit-unit pengolahan baru di wilayah tersebut, sehingga menambah beban eemar yang
masuk ke soogai.
3.

Kegiatan tambang emas tradisional sudah memberi dampak terhadap ekosistem Soogai
Tulabolo. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis konsentrasi merkuri baik di sedimen
dasar pada berbagai debit air, pada umumnya berada di atas standar European safety
standard sebesar 2 ppm. Pada sedimen melayang konsentrasi merkuri pada berbagai debit
air berada di atas ambang baku mutu yang ditetapkan. Pada air cenderung mendekati
ambang batas yang ditetapkan PP 82 Tahoo 2001. Pada tumbuhan berada diatas baku

Saran-saran yang dapat disampaikan dari basil penelitian ini adaIah :
I. Memperhatikan sebaran spasial konsentrasi merkuri di wilayah aliran Sungai Tulabolo,
maka disarankan ootuk memprioritaskan wilayah pengelolaan untuk mereduksi dan
mencegah terjadi pencemaran merkuri terutama di lokasi yang menjadi sumber limbah. Jika
. sumber limbah dikelola dengan baik maka konsentrasi merkuri tidak akan menyebar ke arah
hilir, dan ekosistem di wilayah ini akan pulih seperti keadaan alarniaImya. Keadaan alarniah
ekosistem tanpa pertambangan yaitu di air sebesar 0,007 ppb, sedirnen dasar dan sedimen
melayang < 0,1 ppm. Konsentrasi merkuri di sedirnen dengan kadar < 0,1 ppm untuk
daerah yang tidak terdapat penambangan emas' Fitoremediasi dapat digunakan untuk
mengolah limbah B3 atau ootuk limbah radioaktif dan relatif murah pelaksanaannya
sehingga diharapkan para penambang dapat menerapkan sistem tersebut.
2. Membuat fitoremediasi pada lokasi yang menjadi sumber limbah. Salah satu cara ootuk
mengurangi tingkat pencemaran logam berat khususnya merkuri dapat dilakukan dengan
fitoremediasi yaitu konsep mengolah air lirnbah dengan menggunakan media tanaman.
3. Keterbatasan dalam kajian penelitian. DiperIukan kajian mendalam untuk mengetahui
konsentrasi merkuri pada masyarakat yang terpapar dengan yang tidak terpapar dengan
merkuri. Dalam penelitian ini yang diambil adalah masyarakat yang bukan penambang tetapi
hidup dan bermukim di wilayah Sub DAS Tulabolo. DiperIukan kajian mendalam terhadap
konsumsi ikan, karena bioakumulasi dapat terjadi melalui ikan yang dirnakan. Soogai Bone
menerima limbah dari aliran Soogai Tulabolo dan pada akhirnya bermuara di Teluk
Gorontalo. Dalam penelitian ini sampel air, sedimen, maupoo ikan tidak diperiksa di lokasi
estuary maupoo di laut Teluk Gorontalo. Mengingat
masyarakat Gorontalo senang
mengkonsumsi

ikan laut maupoo ikan air tawar.

mutu SK Dirjen POM No.03725/B/SKN1I/89 sebesar 0,5 ppm. Pada hewan aquatic
cenderung mendekati ambang batas yang ditetapkan. Pada manusia 6,67% berada di atas
ambang baku mutu, 26,67% cenderung mendekati batas ambang baku mutu dan 66,67%
masih berada di bawah ambang batas yang direkomendasikan oleh NCR sebesar 12 ppm.

14

15

I
I
I

BIODATA

Daftar Pustaka
A.Identitas
Appleton. J.D., Williams, T.M., Orbea, H, and Carrasso, M. Fluvial Contamination
Associated With Artisanal Gold Mining in The Ponce Enriquez, Portovelo-Zaruma
And NambijaAreas, Equador.Water,Air, and Soil Pollution 131: 19 - 39, 2001.
BALllIRISTI, 2008. Laporan Akhir Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan PETI. Provinsi
Gorontalo.
Erlangga, 2007. Efek Pencemaran Sungai Kampar di Provinsi Riau Terhadap Ikan Baung
(hemibagrusnemurus).TesisSekolahPascasaIjanaIPB, Bogor.

Pangkat/GolonganlNIP
Alamat

Husodo, KRT Adi Hem, Sarwono, R.J, Suhardini, S.M, Wijanarko D, Siran, Mardani,T,
Iskandar G, Kasjono, H.S dan Supriadi, T, 2005. Kontaminasi Merkuri di Kalangan
PekeJja Yogyakarta. Kasus Penambangan Emas Kulonprogo. Jurnal Lembaga
Pengabdian

kepada

Masyarakat

Universitas

Gacijah Mada./SSN

1693-1033.

: Marike Mahmud, S.T., M.Si

Tempat,tanggallahir
Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

PekeIjaan

: Dosen UniversitasNegeri GorontaIo

: Gorontalo, 7 Agustus 1969

: Lektor Kepala/IVa/ 196908071995012 001
: JI. Teuku Umar.No. 67. LimbaB. Kota GorontaIoProvinsi
Gorontalo

FaisaI, F dan Ulfah A.M, 2009. Korelasi Antara Total Curah Hujan Terhadap Kadar

-58.

Nama

Hal 51

Panda, A., NitimuIyo, K.H., dan Djohan T.S. 2003. Akumulasi Merkuri pada Ikan Baung
(Mytus nemurus) di Sungai Kahayan Kalimantan Tengah. Jurnal Manusia dan
Lingkungan, Vol X; No.3, November 2003.

TelpfHP

:(0435)824008/08134463239

Keluarga
Suami
: dr. BudiantoKaharu
PekeIjaan : Dokterdi RumahSakitUmum Aloe SaboeKota Gorontalo
Anak
1. Moh.IIham Kaharu

Roeroe, P, 2000. Kandungan Merkuri Dalam Air, Sedimen dan Kerang (Studi Kasus
PerairanTeluk Buyat dan Sekitarnya,ProvinsiSulawesiUtara). Tesis.ProgramStudi
Ilmu LingkunganProgramPascasaIjana.UniversitasIndonesia.
Siaka, M., C.M. Owens, and G.F. Birch, 2000. Distribution of Heawy Metals Between Grain
Size, Review Kimia, Vol. 3 (2).
Widhiyatna, D.2005. Pendataan Penyebaran Merkuri Akibat Pertambangan Emas di Daerah
Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barnt. Kolokium HasH Lapangan-DIM 2005.

2. Adlina Safua Kaharu

B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 46, Kota Selatan Kodya Gorontalo.Tahun 1982
2. SMP Negeri I Gorontalo, Tahun 1985
3. SMA Negeri 1 Gorontalo, Tahun 1988
4. SaIjana Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Sam RatuIangi. 1994.
5. Pasca SaIjana (S2) Ilmu Lingkungan. Universitas Sam RatuIangi. Manado. 2002

C. Pengalaman Pelatihanlkursus/workshop
I. Kursus AMDAL tipe C keIja sama PPLH UNHAS Makassar dan PSL IKIP Negeri
Gorontalo, Tahun 2003.
2. Kursus Pengelolaan Limbah B3, PSLH ITB, 2010

16

17

".-

,

3. Pelatihan Sistem Infonnasi Geografis Tingkat Basic, Geoteknika Indonesia, Yogyakarta,
20ll

4. Pelatihan Sistem Informasi Geografis Tingkat Advance, Geoteknika Indonesia,
YOkyakarta. 2011

5. The Global South Workshop Organized by Graduate Institute of International Studies,
Geneva (GIlDS) and Graduate School, Universitas Gadjah Mada(GS-GM), Yogyakarta,
2011.

D. Pengalaman Penelitian.

11. Anggota Tim Penyusoo Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (pLTD) Marisa Pohuwato.2007.
12. Anggota Tim Penyusoo Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan lingkungan
Pembangooan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) (Anggrek).2 x 25 MW.
Gorontalo.2007.
13. Anggota Tim Penyusoo Studi Rona Awal Pertambangan Bone Bolango.2006.
14. Anggota Tim Penyusoo Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Jaringan Transmisi PLTU.Provinsi GorontaIo. 2008.
15. Anggota Tim Penyusoo Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), PT. Wira
Sawit Mandiri. Kabupaten Pohuwato. Provinsi GorontaIo. 2010.

I. Anggota Tim Penyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) Rumah Sakit Islam Gorontalo, Tahoo 2002.

16. Anggota Tim Penyusoo Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Perkebunan
dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT Inti Global Laksana Kabupatl::n Pohuwato 2010.

2. Anggota Tim Penyusun Neraca KuaIitas Lingkoogan Hidup Daerah Provinsi
GorontaIo. Tahoo 2002.

17. Anggota Tim Penyusoo Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Perkebunan
dan Pabrik Pengolahan HasH Perkebunan Kelapa Sawit PT. Banyan Tumbuh Lestari.
Kabupaten Pohuwato 2010.

3. Anggota Tim Peneliti Kajian Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan
Penambangan emas Provinsi GorontaIo. Tahoo 2002.

18. Anggota Tim Penyusoo Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Pembangunan Jalan
Akses Perkebooan Kelapa Sawit Sepanjang 54 Km PT. Inti Global Laksanana. Kabupaten
Pohuwato.2012.

4. Anggota Tim Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi GorontaIo. Tahun 2003.

5. ProvinsiGorontaIo,tahoo
AnaIisis kandoogan Mercury
2003.(Hg) pada Soogai Mopuya Kabupaten Bone Bolango

6. Anggota Tim Penyusun AnaIisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kawasan
TransmigrasiPangeaKabupatenBoalemo,Tahoo 2004.
7. Anggota Tim Penyusunan Analisis mengenai dampak Lingkungan (AMDAL)
PembangunanDaerah Irigasi Randangankabupaten Pohuwato provinsi Gorontalo.tahun
2004.
8. Anggota
Tim Penyusun
Embung Sipatana.
2006 Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan Lingkungan

.

9. Anggota Tim Penyusun UKL-UPL PLTU GorontaIo (Anggrek),Tahoo 2007.

10. Anggota Tim Penyusun Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLID) Telaga. 2007.

18

19