Makalah Sistem Informasi Manajemen Pende
PENDEKATAN SISTEM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang Dibimbing
Oleh: Siti Masrohatin, MM,
Disusun
Oleh Kelompok 1 :
Iradatul Kamilah
(E20151014)
Arisandi Ferdiansyah
(E20151041)
Nurul Awaliyah
(E20151013)
Mustika Purnamasari
(E20151025)
Inayatul Hasanah
(E20161032)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM / PRODI PERBANKAN
SYARIAH
MARET 2017
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas
rahmat dan hikmah-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini dengan
pembahasan: Pendekatan Sistem.
Dengan terselesainya makalah ini, kami setulus hati mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1.
Siti Masrohatin, MM, selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen.
2.
Orang tua kami yang telah member sumbangan moril dan materi.
3.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyempurnakan tugas
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau jauh dari
kesempurnaan. Namun akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan dan
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca maupun
perkembangan ilmu kami.
Jember, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR ..................................................
i
DAFTAR ISI
ii
..........................................................
2
BAB I PENDAHULUAN ..............................................
1
A. Latarbelakang..........................................................
1
B. Rumusanmasalah....................................................
1
C. Tujuanmasalah........................................................
1
D. Manfaat....................................................................
1
E. Sistematika...................................................................................
................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................
2
A. PengertianLogika....................................................
2
B. Macam-macam Logika............................................
3
C. KegunaanLogika.....................................................
4
BAB III PENUTUP ....................................................
2
A. Kesimpulan..............................................................
4
B. Saran......................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA....................................................
2
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selama
proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan, dan beberapa elemen
pemecahan masalah harus ada. ketika proses pemecahan masalah mulai berjalan, manajer
berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.
Struktur masaalah mempengaruhi cara pemecahan masalah. masalah yang tidak
terstruktur harus dipecahkan oleh manejer, tetapi masalah yang terstruktur dapat dipecahkan
oleh komputer. Manajer dan komputer dapat berkerja sama untuk memecahkan masalah
semi-terstruktur.
Suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat, dan disebut
pendekatan sistem. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang
perusahaan sebagai suatu sistem, memahami lingkungan perusahaan, dan mengidentifikasi
subsistem-subsistem dalam perusahaan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud pendekatan sistem ?
2. Bagaimana penerapan pendekatan sistem ?
3. Bagaimana penggunaan konsep sistem ?
4. Bagaimana siklus hidup sistem?
5. Apa itu sistem antarorganisasi (IOS) ?
6. Bagaimana manfaat dan etika dari sistem informasi?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian pendekatan sistem.
4
2. Mengetahui penerapan pendekatan sistem.
3. Memahami penggunaan konsep sistem.
4. Mengetahui siklus hidup sistem.
5. Memahami sistem antarorganisasi (IOS).
6. Mengetahui manfaat dan etika dari sistem informasi.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita bisa tahu tentang pendekatan sistem.
E. Sistematika
Untuk menjelaskan dari uraian-uraian yang terdapat pada rumusan masalah, makalah ini
dituangkkan dalam sistematika penulisan yang meliputi pendahuluan, isi, atau pembahasan,
dan penutup atau kesimpulan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN SISTEM
Berbagai defnisi muncul dari berbagai para ahli yang berbeda
dengan memberikan defnisi yang berbeda terhadap suatu hal yang
sama. Salah satu defnisi menyatakan bahwa pendekatan sistem sebagai
sebuah teknik dalam menerapkan pendekatan ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang yang kompleks, yang menekankan pada analisis
dan perancangan secara menyeluruh atau ada juga yang berpendapat
sebagai sebuah flosof atau persepsi tentang struktur yang terkoordinir
secara efsien dan optimal dalam menjalankannya aktivitas-aktivitas dan
operasi perusahaan dalam organisasi apa pun.
Beberapa peneliti melihat pendekatan sistem adalah sebagai
perluasan dari metode pemecahan masalah. Masalah merupakan suatu
kondisi
yang
memiliki
potensi
untuk
menimbulkan
kerugian
atau
menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi Pemecahan Masalah
berarti tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan
akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya
pemecahan
masalah
bukan
didasarkan
pada
jumlah
waktu
yang
dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian keputusan untuk
memecahkan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit jam
namun dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau jutaan
dolar. Dalam memecahkan masalah, seorang manajer akan membuat
banyak keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang
6
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
Biasanya ada beberapa strategi atau aksi yang dapat dipertimbangkan
manajer. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah mengidentifkasi
berbagai alternatif keputusan. Seorang manajer mungkin memahami
bahan sebagian persoalan lebih baik daripada yang lain. Masalah
mengenai berapa banyak persediaan yang harus dipesan untuk pengisian
kembali
adalah
suatu
contoh
permasalahanyang
mungkin
sangat
dipahami oleh seorang manajer. Permasalahan yang terdiri dari elemenelemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami oleh
pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan
permasalah
tak
terstruktur
merupakan
terstruktur.
Elemen-elemen Proses Pemecahan Masalah
7
kebalikan
dari
masalah
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John
Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal abad
ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri penilaian
yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara memadai.
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Untuk pendekatan sistem itu sendiri merupakan serangkaian
langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu
pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan solusi
yang dipilih bekerja.
Meskipun banyak deskripsi mengenai pendekatan sistem yang
mengikuti pola dasar yang sama, jumlah langkahnya dapat berbeda.
Mengenai
pola
dasar
dan
langkah-langkah
pendekatan
sistem,
dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha defnisi
dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer untuk
memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha
defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi
alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti
untuk
meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari
ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer
dalam
pendekatan
sistem.pendekatan
sistem
berfungsi
untuk
menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis
komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun langkah-langkah dalam Pendekatan Sistem
1. Memandang Perusahaan sebagai suatu sistem
2. Mengenal sistem lingkungan
3. Mengidentifkasi subsistem-subsistem perusahaan
8
4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu ukuran tertentu,
Setiap bagian dari sistem dianalisis secara berurutan dimana dalam point
ini terbagi dalam tujuh elemen, yaitu
a) Mengevaluasi standar
b) Membandingkan output sistem dengan standar
c) Mengevaluasi manajemen
d) Mengevaluasi pengolah informasi
e) Mengevaluasi input dan sumber daya input
f) Mengevaluasi proses transformasi
g) Mengevaluasi sumber daya output
Langkah satu sampai tiga termasuk dalam upaya persiapan, dimana
tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersmasama menghasilkan kerangka berpikir yang diinginkan untuk menangani
masalah. Langkah empat sampai lima termasuk dalam upaya defnisi.
Dan
yang
terakhir
yaitu
upaya
pemecahan
atau
solusi
meliputi
pertimbangan berbagai alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik
dan penerapannya.
9
B. PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM
Meskipun tidak sukar untuk memahami tiap langkah dari pendektan sistem secara
terpisah, menyatukan semua langkah itu menjadi suatu proses tunggal memerlukan banyak
usaha. Manajer mengembangkan keahlian integrasi ini melalui pengalaman.
Titik awal yang baik adalah upaya persiapan yang harus dilakukan manajaer sebelum
pemecahan masalah di mulai. Manajer harus memandang unit organisasi sebagai sistem yang
berada dalam supersistem lingkungan yang lebih besar dan sistem itu juga terdiri dari
beberapa subsistem. Manajer terlibat dalam penguraian fungsional dengan bergerak dari
sistem ke subsistem, dan dengan menganalisis bagian-bagian sistem sesuai urutan tertentu.
Prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan
pendekatan
sistem
sangatlah
bervariasi
didalam
tahapan-tahapan
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan
sebagai berikut:
1. Tahap Pertama. (Pernyataan tujuan) disini jelaslah makin kompleks
suatu sistem akan lebih sulit untuk menentukan tujuannya. Ketika kita
menentukan tujuan, kita sebenarnya menentukan sasaran yang ingin
dicapai atau hasil yang diinginkan. Untuk menentukan apakah output
yang dihasilkan sesuai dengan output yang diharapkan, maka tujuan
harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur dan harus
ditentukan kriteria kinerja. Tujuan dan kriteria harus spesifk, relevan,
dan penting.
2. Tahap Kedua. (Sintesa) dalam menerapkan pendekatan sstem, sintesa
berarti
mengombinasikan
bagian-bagian
atau
elemen
untuk
membentuk satu kesatuan. Karena komponen dalam suatu sistem
dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, hasilnya akan berupa
berbagai alternatif pemecahan masalah untuk mencapai tujuan.
Sintesa dimulai dengan mengidentifkasi komponen-komponen atau
sub-sub suatu sistem tertentu yang dipilih kaitannya satu sama lain
dan keterbatasan yang dimiliki, baik oleh lingkungan atau oleh sistem
10
itu sendiri. Selanjutnya, kita merancang beberapa alternatif model
sistem yang pada dasarnya merupakan proses untuk mengubah input
menjadi output.
3. Tahap Ketiga (Evaluasi) pendekatan sistem pada tahap ini menilai
setiap sistem alternatif sistem secara terperinci untuk menilai kinerja
dan menentukan sejauh mana sistem tersebut dapat memenuhi target
yang ditentukan.
4. Tahap Keempat (Pemilihan) pada tahap keempat pendekatan sistem,
kita melaksanakan pemilihan terakhir dari beberapa alternatif sistem
berdasarkan pada hasil penilaian kita. Pada akhirnya, meskipun
alternatif sistem tersebut dapat diuraikan. Sistem-sistem tersebut
tetap tidak dapat diperbandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan
jumlah karakteristik yang menjadi perhatian sangat banyak sehingga
meningkatkan kompleksitas proses pemilihan. Suatu hal yang perlu
disadari dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun
dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun dalam
proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun akan menjadi
sempurna dalam berbagai pertimbangan dan iri adalah hal yang tidak
dikehendaki.
5. Tahap Kelima (Penerapan) pada tahap kelima yang juga merupakan
tahap terakhir dalam pendekatan sistem adalah penerapan sistem. Ini
merupakan arah dimana kita pada akhirnya akan menemukan sebaik
atau seburuk apa sistem kita sebenarnya bekerja dalam mencapai
tujuannya.
C. PENGGUNAAN KONSEP SISTEM
Dalam pengertian yang paling sederhana, konsep-konsep sistem
memberikan kita pemikiran tentang manajemen. Konsep-konsep tersebut
memberikan
kerangka
acuan
untuk
menilai
akibat
pengambilan
keputusan manajemen. Organisasi perusahaan bukan saja merupakan
contoh dari sebuah sistem dengan berbagai macam substitusinya, akan
11
tetapi organisasi perusahaan itu sendiri merupakan sebuah subsiste dari
sistem yang lebih besar. Kekompleksannya sangat besar apabila manajer
tidak
berusaha
untuk
menyederhanakannya.
Akan
tetapi
dengan
mengidentifkasi subsistem-subsistemnya (seperti akutansi, produksi,
pendidikan, dan lain-lain). Hubungan diantara subsistem (hubungan
horizontal), dan antara subsistem dan sistem (hubungan vertikal) di
dalam organisasi, seorang manajer dapat mengetahui percabangan dari
berbagai macam keputusannya.
Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep sistem dengan
beberapa ide penerapan konsep sistem tersebut Macholdan Miles dalam
buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciri-ciri berikut dipenuhi
penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri
tersebut adalah:
1. Sistem harus buatan manusia
2. Setiap koponen dari system harus memberikan andil dalam
mencapai tujuan system secara keseluruhan.
3. Sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari sudut biasa.
4. Beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang lainnya
dilakukan dengan manusia.
Seperti telah kita ketahui pada bagian sebelumnya bahwa konsepkonsep system dapat bermanfaat untuk membantu melaksanakan fungsi
manajemen agar lebih efektif. Pernyataan ini dapat diterapkan saat kita
menjalankan system apa pun. Baik itu system di departemen pendidikan,
perusahaan industri, ataupun bagian system informasi itu sendiri. agar
efektivitas suatu system dapat tercapai dengan baik, maka kita harus
dapat mengendalikan dan mengarahkan system tersebut kesasaran yang
lebih ditetapkan untuk maksud ini, kita harus mengerti system tersebut
dengan baik supaya keputusan yang memadai untuk setiap langkah
kegiatan yang diambil.
12
Upaya dalam memahami suatu sistem, bahkan yang kompleks
sekalipun,
serta
untuk
meningkatkan
kemampuan
kita
dalam
memberikan keputusan yang lebih baik sehingga menjadi manajer yang
lebih baik disebut sebagai ‘pendekatan sistem’ atau penerapan konsep
sistem dalam proses pengambilan keputusan.
D. SIKLUS HIDUP SISTEM
Tidak ada manusia yang terlepas dari sistem, sistem terdapat di
mana saja dan manusia tidak bisa hidup tanpa sistem. Banyak manfaat
yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem sebagai Produk
Sistem sebagai produk berarti sistem dapat dibuat dan dapat
diperjualbelikan. Banyak konsultan yang memiliki aktivitas dalam
pembuatan sistem. Suatu kesalahan yang sering mereka lakukan
adalah mereka menjual sistem pada suatu perusahaan hanya dengan
menduplikasi sistem yang pernah dibuatnya diperusahaan lain. Sistem
pada dasarnya berisi kebijakan manajemen tersebut tidak sama
walaupun jenis perusahaannya sama maka sistemnya tidak akan
persis sama.
2. Sistem sebagai Alat
Sistem sebagai alat berarti sistem tersebut digunakan oleh
manajemen
dalam
mengoperasikan
perusahaannya.
Perusahaan
seperti Kentucky Fried Chicken dan Mc Donald merupakan perusahaan
yang beroperasi mengandalkanpada sistem. Pada dasarnya produk
yang dibuat mereka bahan-bahannya semua ada di Indonesia. Tapi
kalau orang Indonesia membuat ayam goreng sendiri dengan kualitas
yang sama dengan mereka danm dijual dengan merek lain maka
popularitas dan omzet penjualannya tidak akan sebanyak kalau kita
menggunakan standar sistem yang diberikan oleh mereka. Jadi disini
sistem
disamping
digunakan
13
sebagai
alat
manajemen
dalam
mengoperasikan usahanya juga digunakan sebagai alat bersaing
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
3. Sistem sebagai Pola Pikir
Pola pikir sistem digunakan dalam pendekatan sistem seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Pola pikir sistem merupakan upaya
yang
dilakukan
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dengan
berusaha memahami sistem dari suatu objek atau masalah yang
sedang dihadapi, bahkan yang kompleks sekalipun, dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kemampuan kita dalam memberikan
keputusan yang paling baik. Keputusan yang dihasilkan berdasarkan
pola pikir sistem hasil keputusannya akan sangat sistematis.
E. SISTEM ANTARORGANISASI (IOS)
Karena sistem informasi merupakan komponen dari organisasi juga pada dasarnya
merupakan komponen dari organisasi. Karena itu kalau pembahasan mengenai komponenkomponen diperluas kedalam suatu organisasi maka selain komponen yang dijelaskan
sebelumnya, ada komponen-komponen lain yang di susun berdasarkan konsep organisasi.
Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu
organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi.
Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah
di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan
harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan
memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut.
1. Tempat Kerja (Work Place)
Pembahasan mengenai tempat kerja dapat dilihat melalui sumber daya manusia
(SDM) yang bekerja ditempat tersebut. Suatu organisasi pada dasarnya terdiri dari orangorang yang secara bersama-sama berkerja pada organisasi tersebut untukmencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan, yaitu membuat dan memasarkan produk serta jasa. Contoh
tempat kerja misalnya rumah sakit dan sebagai tempat memberikan pelayanan kesehatan.
Perusahaan industri tempat memproduksi barang jadi dari bahan baki dan lain-lain.
14
Upaya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dilakukan di tempat kerja
dengan menyusun struktur organisasi, baik berbentuk lini, staff atau gabungan keduanya,
dan membagi sumber daya manusia yang ada berdasarkan keahlian dan pekerjaan yang
harus dilakukan. Di tempat dimana mereka bekerja, walaupun sumber daya tersebut satu
dengan yang lainnya terpisah, mereka harus tetap berinteraksi dan terkoordinasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan apa pun bentuk organisasinya. Koordinasi hanya bisa
dilakukan kalau antara masing-masing bagian, termasuk karyawannya melakukan saling
tukar menukar informasi melaui suatu komunikasi di antar mereka.
2. Sumber Daya Manusia Bagian Operasional
SDM yang ada di suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
besar sesuai dengan aktivitas yang ada di dalam suatu organisasi, yaitu SDM informasi
dan SDM operasional. SDM informasi merupakan SDM yang terlibat dalam sistem
informasi dan merupakan komponen dari sistem informasi sedangkan SDM operasional
merupakan komponen organisasi yang secara langsung berhubungan dengan proses
produksi dan distribusi produk atau pelayanan.
3. Budaya Perusahaan
Budaya dalam kaitannya dalm organisasi didefinisikan sebagai cara-cara yang
dilakukan oleh SDM di dalam organisasi tersebut. Budaya merupakan unsur lain yang
menjadi perekat hubungan sosial yang memadukan suatu organisasi sehingga bersatu.
Budaya merupakan lingkungan internal sehari-hari yang terlihat dan dirasakan oleh
mereka yang bekerja do dalamnya. Hal ini merupakan hasil proses belajar SDM secara
komulatif sebagai pencerminan dan promosi, imbalan, hukuman dan keputusan yang
diterapkan oleh suatu orgaisasi.
Budaya juga menggambarkan bagaimana SDM belajar untuk melakukan sesuatu
disuatu organisasi. Budaya perusahaan tidak tertulis, budaya bukan merupakan bagian
penting dari uraian tugas juga bukan merupakan bagian penting dari uraian tugas juga
bukan merupakan uraian prosedur manual, ini merupakan gambaran bagaimana
kebiasaan SDM disuatu disuatu perusahaan dan apa yang sebenarnya terjadi di
perusahaan tersebut.
Apa yang harus dilakuan oleh budaya organisasi terhadap sistem informasi.
Banyak budaya perusahaan memiliki masalah mental yang kurang baik. Pada masa lalu
15
banyak orang yang merasa kecewa karena melakukan sesuatu yang positif. Beberapa
perubahan dalam budaya muncul karena munculnya komputer dan teknologi informasi.
Perubahan apapun dalm sistem informasi memaksa SDM untuk melakuan sesuatu
yang berbeda dari biasanya. Karena itu upaya apaun yang dilakukan akan mendorong
sostem informasi yang lama untuk bertahan. Budaya menyatakan bahwa kita bisa
menghasilkan informasi seperti ini karena itu mereka tidak menginginkan adanya sistem
informasi yang baru. Lebih jauh lagin dalam sitem informasi di antara kelompok ini tidak
saling percaya satu sama lain. Karena itu mereka menolak untuk saling memberi
informasi, bahkan mugkin beberapa diantara mereka berfikir bahwa sistem informasi ini
akan digunakan untuk memutuskan hubungan kerja meraka dengan perusahaan.
4. Kekayaan (Aset)
Kekayaan perusahaan (aset) dapat disefinisikan dengan cara yang berbeda. Ada
yang menyatakan bahwa kekayaan perusahaan itu meliputi: uang, mesin, peralatan,
informasi, dan metode. Kekayaan tersebut ada yang terlihat seperti peralatan serta tanah
dan ada yang tidak terlihat seperti hak paten dan hak cipta. Kita ambil contoh disini
kekayaan dala bentuk keuangan dan kemampuan beroperasi (Sistem Informasi). Dalam
banyak hal informasi diperlukan untuk mengawasi atau menjaga kekayaa ini. Misalkan
informasi harus dapat menunjukkan bagaimana mereka bekerja atau bagaimana agar
mereka menjadi SDM yang baik karena efektifitas dan efisiensi operasi merupakan salah
satu faktor oenentu sukses bagi suatu organisasi.
5. Pengaruh
Adanya interaksi yang terjadi secara terus menerus antara lingkungan dan
organisasi, menyebabkan banyaknya informasi yang mengalir dari lingkungan ke dalam
organisasi, dan sebaliknya dari organisasi ke lingkungan dimana hal ini akan memberikan
pengaruh timbal balik bagi kedua belah pihak.
Ketika suatu organisasi di hadapkan pada masalah-masalah sosial misalnya, berbagai
lapisan sosial yang ada didalam masyarakat menjadi bagian yang sangat penting
pengaruhnya baik dalam menentukan suatu progam maupun menjadi bagian dalam progam
16
tersebut. Karena itu, beberapa organisasi sangat memperhatikan kinerja organisasinya dalam
menghadapi masalah lingkungan seperti masalah pencemaran air dan udara, sehingga
perlindungan terhadap sumber daya alam, kualitas produk dan jasa menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Alasan mengapa hal tersebut perlu diperhatikan karena dampak
buruk terhadap lingkungan yang pada akhirnya akan berpengaruh buruk juga bagi perjalanan
perusahaan.
F. MANFAAT DAN ETIKA DARI SISTEM INFORMAASI
Kata ethis berakar dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti karakter.
Etika adalah satu set kepercayaan standar atau pemikiran yang mengisi
suatu individu, kelompok atau masyarakat atas perilaku mereka.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari dari berbagai
aktivitas
yang
dirancang
untuk
mengarahkan
pegawai
dalam
melaksanakan pernyataan komitmen. Suatau aktivitas yang umum adalah
pertemuan
yang
dilaksanakan
bagi
pegawai
baru.
Dari
berbagai
permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan
menejemen untuk dihadapi yaitu:
1. Memahami
resiko-resiko
moral
dari
teknologi
baru.
Perubahan
teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi
setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan
antara resiko dan hasil serta kekhawatiran memungkinkan terjadinya
tindakan yang tidak benar.
2. Membangun
kebijakan
etika
organisasi
yang
mencangkup
pembahasan etika dan moral atas sistem informasi.
Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan informasi meliputi:
privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem dan kualitas hidupnya.
hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program
pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan
etikayang dibutuhkan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan
sistem
adalah
sebagai
perluasan
dari
metode
pemecahan masalah. Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki
potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan
18
yang luar biasa. Jadi Pemecahan Masalah berarti tindakan memberi
respons
terhadap
masalah
untuk
menekan
akibat
buruknya
atau
memanfaatkan peluang keuntungannya. Permasalahan yang terdiri dari
elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami
oleh pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan
permasalah
tak
terstruktur
merupakan
kebalikan
dari
masalah
terstruktur. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari
John Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal
abad ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri
penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara
memadai:
Mengenali
kontroversi,
menimbang
klaim
alternative,
membentuk penilaian. Pola dasar dan langkah-langkah pendekatan
sistem, dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha
defnisi dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer
untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha
defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi
alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti
untuk
meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari
ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer
dalam
pendekatan
sistem.pendekatan
sistem
berfungsi
untuk
menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis
komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun
langkah-langkah
Perusahaan
sebagai
dalam
suatu
Pendekatan
system,
mengenal
Sistem:
sistem
Memandang
lingkungan,
mengidentifkasi subsistem-subsistem perusahaan, bergerak dari tingkat
sistem ke subsistem, menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu
ukuran tertentu,
Prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan
pendekatan
sistem
sangatlah
bervariasi
19
didalam
tahapan-tahapan
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan
sebagai: Tahap pertama. (Pernyataan tujuan), tahap kedua. (Sintesa),
tahap ketiga (Evaluasi), tahap keempat (Pemilihan), tahap kelima
(Penerapan). Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep
sistem
dengan
beberapa
ide
penerapan
konsep
sistem
tersebut
Macholdan Miles dalam buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciriciri berikut dipenuhi penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak
manfaat. Ciri-ciri tersebut adalah: Sistem harus buatan manusia, setiap
koponen dari system harus memberikan andil dalam mencapai tujuan
system secara keseluruhan, sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari
sudut biasa, beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang
lainnya dilakukan dengan manusia.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai
berikut: Sistem sebagai Produk, Sistem sebagai Alat, Sistem sebagai Pola
Pikir. Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu
organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi.
Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah
di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan
harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan
memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut. Kebijakan etika organisasi berkaitan
dengan informasi meliputi: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas
sistem dan kualitas hidupnya. hal yang menjadi tantangan adalah
bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk
penerapan permasalahan kebijakan etikayang dibutuhkan.
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat memahami lebih dalam tentang pendekatan sistem.
20
DAFTAR PUSTAKA.
Humdiana dan Indrayani, Evi. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
McLeod, Raymond Jr, Siatem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Prenhallindo,
2001.
21
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang Dibimbing
Oleh: Siti Masrohatin, MM,
Disusun
Oleh Kelompok 1 :
Iradatul Kamilah
(E20151014)
Arisandi Ferdiansyah
(E20151041)
Nurul Awaliyah
(E20151013)
Mustika Purnamasari
(E20151025)
Inayatul Hasanah
(E20161032)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM / PRODI PERBANKAN
SYARIAH
MARET 2017
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas
rahmat dan hikmah-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini dengan
pembahasan: Pendekatan Sistem.
Dengan terselesainya makalah ini, kami setulus hati mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1.
Siti Masrohatin, MM, selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen.
2.
Orang tua kami yang telah member sumbangan moril dan materi.
3.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyempurnakan tugas
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau jauh dari
kesempurnaan. Namun akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan dan
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca maupun
perkembangan ilmu kami.
Jember, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR ..................................................
i
DAFTAR ISI
ii
..........................................................
2
BAB I PENDAHULUAN ..............................................
1
A. Latarbelakang..........................................................
1
B. Rumusanmasalah....................................................
1
C. Tujuanmasalah........................................................
1
D. Manfaat....................................................................
1
E. Sistematika...................................................................................
................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................
2
A. PengertianLogika....................................................
2
B. Macam-macam Logika............................................
3
C. KegunaanLogika.....................................................
4
BAB III PENUTUP ....................................................
2
A. Kesimpulan..............................................................
4
B. Saran......................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA....................................................
2
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selama
proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan, dan beberapa elemen
pemecahan masalah harus ada. ketika proses pemecahan masalah mulai berjalan, manajer
berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.
Struktur masaalah mempengaruhi cara pemecahan masalah. masalah yang tidak
terstruktur harus dipecahkan oleh manejer, tetapi masalah yang terstruktur dapat dipecahkan
oleh komputer. Manajer dan komputer dapat berkerja sama untuk memecahkan masalah
semi-terstruktur.
Suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat, dan disebut
pendekatan sistem. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang
perusahaan sebagai suatu sistem, memahami lingkungan perusahaan, dan mengidentifikasi
subsistem-subsistem dalam perusahaan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud pendekatan sistem ?
2. Bagaimana penerapan pendekatan sistem ?
3. Bagaimana penggunaan konsep sistem ?
4. Bagaimana siklus hidup sistem?
5. Apa itu sistem antarorganisasi (IOS) ?
6. Bagaimana manfaat dan etika dari sistem informasi?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian pendekatan sistem.
4
2. Mengetahui penerapan pendekatan sistem.
3. Memahami penggunaan konsep sistem.
4. Mengetahui siklus hidup sistem.
5. Memahami sistem antarorganisasi (IOS).
6. Mengetahui manfaat dan etika dari sistem informasi.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita bisa tahu tentang pendekatan sistem.
E. Sistematika
Untuk menjelaskan dari uraian-uraian yang terdapat pada rumusan masalah, makalah ini
dituangkkan dalam sistematika penulisan yang meliputi pendahuluan, isi, atau pembahasan,
dan penutup atau kesimpulan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN SISTEM
Berbagai defnisi muncul dari berbagai para ahli yang berbeda
dengan memberikan defnisi yang berbeda terhadap suatu hal yang
sama. Salah satu defnisi menyatakan bahwa pendekatan sistem sebagai
sebuah teknik dalam menerapkan pendekatan ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang yang kompleks, yang menekankan pada analisis
dan perancangan secara menyeluruh atau ada juga yang berpendapat
sebagai sebuah flosof atau persepsi tentang struktur yang terkoordinir
secara efsien dan optimal dalam menjalankannya aktivitas-aktivitas dan
operasi perusahaan dalam organisasi apa pun.
Beberapa peneliti melihat pendekatan sistem adalah sebagai
perluasan dari metode pemecahan masalah. Masalah merupakan suatu
kondisi
yang
memiliki
potensi
untuk
menimbulkan
kerugian
atau
menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi Pemecahan Masalah
berarti tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan
akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya
pemecahan
masalah
bukan
didasarkan
pada
jumlah
waktu
yang
dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian keputusan untuk
memecahkan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit jam
namun dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau jutaan
dolar. Dalam memecahkan masalah, seorang manajer akan membuat
banyak keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang
6
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
Biasanya ada beberapa strategi atau aksi yang dapat dipertimbangkan
manajer. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah mengidentifkasi
berbagai alternatif keputusan. Seorang manajer mungkin memahami
bahan sebagian persoalan lebih baik daripada yang lain. Masalah
mengenai berapa banyak persediaan yang harus dipesan untuk pengisian
kembali
adalah
suatu
contoh
permasalahanyang
mungkin
sangat
dipahami oleh seorang manajer. Permasalahan yang terdiri dari elemenelemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami oleh
pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan
permasalah
tak
terstruktur
merupakan
terstruktur.
Elemen-elemen Proses Pemecahan Masalah
7
kebalikan
dari
masalah
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John
Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal abad
ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri penilaian
yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara memadai.
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Untuk pendekatan sistem itu sendiri merupakan serangkaian
langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu
pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan solusi
yang dipilih bekerja.
Meskipun banyak deskripsi mengenai pendekatan sistem yang
mengikuti pola dasar yang sama, jumlah langkahnya dapat berbeda.
Mengenai
pola
dasar
dan
langkah-langkah
pendekatan
sistem,
dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha defnisi
dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer untuk
memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha
defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi
alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti
untuk
meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari
ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer
dalam
pendekatan
sistem.pendekatan
sistem
berfungsi
untuk
menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis
komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun langkah-langkah dalam Pendekatan Sistem
1. Memandang Perusahaan sebagai suatu sistem
2. Mengenal sistem lingkungan
3. Mengidentifkasi subsistem-subsistem perusahaan
8
4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu ukuran tertentu,
Setiap bagian dari sistem dianalisis secara berurutan dimana dalam point
ini terbagi dalam tujuh elemen, yaitu
a) Mengevaluasi standar
b) Membandingkan output sistem dengan standar
c) Mengevaluasi manajemen
d) Mengevaluasi pengolah informasi
e) Mengevaluasi input dan sumber daya input
f) Mengevaluasi proses transformasi
g) Mengevaluasi sumber daya output
Langkah satu sampai tiga termasuk dalam upaya persiapan, dimana
tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersmasama menghasilkan kerangka berpikir yang diinginkan untuk menangani
masalah. Langkah empat sampai lima termasuk dalam upaya defnisi.
Dan
yang
terakhir
yaitu
upaya
pemecahan
atau
solusi
meliputi
pertimbangan berbagai alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik
dan penerapannya.
9
B. PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM
Meskipun tidak sukar untuk memahami tiap langkah dari pendektan sistem secara
terpisah, menyatukan semua langkah itu menjadi suatu proses tunggal memerlukan banyak
usaha. Manajer mengembangkan keahlian integrasi ini melalui pengalaman.
Titik awal yang baik adalah upaya persiapan yang harus dilakukan manajaer sebelum
pemecahan masalah di mulai. Manajer harus memandang unit organisasi sebagai sistem yang
berada dalam supersistem lingkungan yang lebih besar dan sistem itu juga terdiri dari
beberapa subsistem. Manajer terlibat dalam penguraian fungsional dengan bergerak dari
sistem ke subsistem, dan dengan menganalisis bagian-bagian sistem sesuai urutan tertentu.
Prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan
pendekatan
sistem
sangatlah
bervariasi
didalam
tahapan-tahapan
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan
sebagai berikut:
1. Tahap Pertama. (Pernyataan tujuan) disini jelaslah makin kompleks
suatu sistem akan lebih sulit untuk menentukan tujuannya. Ketika kita
menentukan tujuan, kita sebenarnya menentukan sasaran yang ingin
dicapai atau hasil yang diinginkan. Untuk menentukan apakah output
yang dihasilkan sesuai dengan output yang diharapkan, maka tujuan
harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur dan harus
ditentukan kriteria kinerja. Tujuan dan kriteria harus spesifk, relevan,
dan penting.
2. Tahap Kedua. (Sintesa) dalam menerapkan pendekatan sstem, sintesa
berarti
mengombinasikan
bagian-bagian
atau
elemen
untuk
membentuk satu kesatuan. Karena komponen dalam suatu sistem
dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, hasilnya akan berupa
berbagai alternatif pemecahan masalah untuk mencapai tujuan.
Sintesa dimulai dengan mengidentifkasi komponen-komponen atau
sub-sub suatu sistem tertentu yang dipilih kaitannya satu sama lain
dan keterbatasan yang dimiliki, baik oleh lingkungan atau oleh sistem
10
itu sendiri. Selanjutnya, kita merancang beberapa alternatif model
sistem yang pada dasarnya merupakan proses untuk mengubah input
menjadi output.
3. Tahap Ketiga (Evaluasi) pendekatan sistem pada tahap ini menilai
setiap sistem alternatif sistem secara terperinci untuk menilai kinerja
dan menentukan sejauh mana sistem tersebut dapat memenuhi target
yang ditentukan.
4. Tahap Keempat (Pemilihan) pada tahap keempat pendekatan sistem,
kita melaksanakan pemilihan terakhir dari beberapa alternatif sistem
berdasarkan pada hasil penilaian kita. Pada akhirnya, meskipun
alternatif sistem tersebut dapat diuraikan. Sistem-sistem tersebut
tetap tidak dapat diperbandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan
jumlah karakteristik yang menjadi perhatian sangat banyak sehingga
meningkatkan kompleksitas proses pemilihan. Suatu hal yang perlu
disadari dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun
dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun dalam
proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun akan menjadi
sempurna dalam berbagai pertimbangan dan iri adalah hal yang tidak
dikehendaki.
5. Tahap Kelima (Penerapan) pada tahap kelima yang juga merupakan
tahap terakhir dalam pendekatan sistem adalah penerapan sistem. Ini
merupakan arah dimana kita pada akhirnya akan menemukan sebaik
atau seburuk apa sistem kita sebenarnya bekerja dalam mencapai
tujuannya.
C. PENGGUNAAN KONSEP SISTEM
Dalam pengertian yang paling sederhana, konsep-konsep sistem
memberikan kita pemikiran tentang manajemen. Konsep-konsep tersebut
memberikan
kerangka
acuan
untuk
menilai
akibat
pengambilan
keputusan manajemen. Organisasi perusahaan bukan saja merupakan
contoh dari sebuah sistem dengan berbagai macam substitusinya, akan
11
tetapi organisasi perusahaan itu sendiri merupakan sebuah subsiste dari
sistem yang lebih besar. Kekompleksannya sangat besar apabila manajer
tidak
berusaha
untuk
menyederhanakannya.
Akan
tetapi
dengan
mengidentifkasi subsistem-subsistemnya (seperti akutansi, produksi,
pendidikan, dan lain-lain). Hubungan diantara subsistem (hubungan
horizontal), dan antara subsistem dan sistem (hubungan vertikal) di
dalam organisasi, seorang manajer dapat mengetahui percabangan dari
berbagai macam keputusannya.
Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep sistem dengan
beberapa ide penerapan konsep sistem tersebut Macholdan Miles dalam
buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciri-ciri berikut dipenuhi
penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri
tersebut adalah:
1. Sistem harus buatan manusia
2. Setiap koponen dari system harus memberikan andil dalam
mencapai tujuan system secara keseluruhan.
3. Sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari sudut biasa.
4. Beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang lainnya
dilakukan dengan manusia.
Seperti telah kita ketahui pada bagian sebelumnya bahwa konsepkonsep system dapat bermanfaat untuk membantu melaksanakan fungsi
manajemen agar lebih efektif. Pernyataan ini dapat diterapkan saat kita
menjalankan system apa pun. Baik itu system di departemen pendidikan,
perusahaan industri, ataupun bagian system informasi itu sendiri. agar
efektivitas suatu system dapat tercapai dengan baik, maka kita harus
dapat mengendalikan dan mengarahkan system tersebut kesasaran yang
lebih ditetapkan untuk maksud ini, kita harus mengerti system tersebut
dengan baik supaya keputusan yang memadai untuk setiap langkah
kegiatan yang diambil.
12
Upaya dalam memahami suatu sistem, bahkan yang kompleks
sekalipun,
serta
untuk
meningkatkan
kemampuan
kita
dalam
memberikan keputusan yang lebih baik sehingga menjadi manajer yang
lebih baik disebut sebagai ‘pendekatan sistem’ atau penerapan konsep
sistem dalam proses pengambilan keputusan.
D. SIKLUS HIDUP SISTEM
Tidak ada manusia yang terlepas dari sistem, sistem terdapat di
mana saja dan manusia tidak bisa hidup tanpa sistem. Banyak manfaat
yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem sebagai Produk
Sistem sebagai produk berarti sistem dapat dibuat dan dapat
diperjualbelikan. Banyak konsultan yang memiliki aktivitas dalam
pembuatan sistem. Suatu kesalahan yang sering mereka lakukan
adalah mereka menjual sistem pada suatu perusahaan hanya dengan
menduplikasi sistem yang pernah dibuatnya diperusahaan lain. Sistem
pada dasarnya berisi kebijakan manajemen tersebut tidak sama
walaupun jenis perusahaannya sama maka sistemnya tidak akan
persis sama.
2. Sistem sebagai Alat
Sistem sebagai alat berarti sistem tersebut digunakan oleh
manajemen
dalam
mengoperasikan
perusahaannya.
Perusahaan
seperti Kentucky Fried Chicken dan Mc Donald merupakan perusahaan
yang beroperasi mengandalkanpada sistem. Pada dasarnya produk
yang dibuat mereka bahan-bahannya semua ada di Indonesia. Tapi
kalau orang Indonesia membuat ayam goreng sendiri dengan kualitas
yang sama dengan mereka danm dijual dengan merek lain maka
popularitas dan omzet penjualannya tidak akan sebanyak kalau kita
menggunakan standar sistem yang diberikan oleh mereka. Jadi disini
sistem
disamping
digunakan
13
sebagai
alat
manajemen
dalam
mengoperasikan usahanya juga digunakan sebagai alat bersaing
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
3. Sistem sebagai Pola Pikir
Pola pikir sistem digunakan dalam pendekatan sistem seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Pola pikir sistem merupakan upaya
yang
dilakukan
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dengan
berusaha memahami sistem dari suatu objek atau masalah yang
sedang dihadapi, bahkan yang kompleks sekalipun, dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kemampuan kita dalam memberikan
keputusan yang paling baik. Keputusan yang dihasilkan berdasarkan
pola pikir sistem hasil keputusannya akan sangat sistematis.
E. SISTEM ANTARORGANISASI (IOS)
Karena sistem informasi merupakan komponen dari organisasi juga pada dasarnya
merupakan komponen dari organisasi. Karena itu kalau pembahasan mengenai komponenkomponen diperluas kedalam suatu organisasi maka selain komponen yang dijelaskan
sebelumnya, ada komponen-komponen lain yang di susun berdasarkan konsep organisasi.
Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu
organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi.
Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah
di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan
harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan
memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut.
1. Tempat Kerja (Work Place)
Pembahasan mengenai tempat kerja dapat dilihat melalui sumber daya manusia
(SDM) yang bekerja ditempat tersebut. Suatu organisasi pada dasarnya terdiri dari orangorang yang secara bersama-sama berkerja pada organisasi tersebut untukmencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan, yaitu membuat dan memasarkan produk serta jasa. Contoh
tempat kerja misalnya rumah sakit dan sebagai tempat memberikan pelayanan kesehatan.
Perusahaan industri tempat memproduksi barang jadi dari bahan baki dan lain-lain.
14
Upaya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dilakukan di tempat kerja
dengan menyusun struktur organisasi, baik berbentuk lini, staff atau gabungan keduanya,
dan membagi sumber daya manusia yang ada berdasarkan keahlian dan pekerjaan yang
harus dilakukan. Di tempat dimana mereka bekerja, walaupun sumber daya tersebut satu
dengan yang lainnya terpisah, mereka harus tetap berinteraksi dan terkoordinasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan apa pun bentuk organisasinya. Koordinasi hanya bisa
dilakukan kalau antara masing-masing bagian, termasuk karyawannya melakukan saling
tukar menukar informasi melaui suatu komunikasi di antar mereka.
2. Sumber Daya Manusia Bagian Operasional
SDM yang ada di suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
besar sesuai dengan aktivitas yang ada di dalam suatu organisasi, yaitu SDM informasi
dan SDM operasional. SDM informasi merupakan SDM yang terlibat dalam sistem
informasi dan merupakan komponen dari sistem informasi sedangkan SDM operasional
merupakan komponen organisasi yang secara langsung berhubungan dengan proses
produksi dan distribusi produk atau pelayanan.
3. Budaya Perusahaan
Budaya dalam kaitannya dalm organisasi didefinisikan sebagai cara-cara yang
dilakukan oleh SDM di dalam organisasi tersebut. Budaya merupakan unsur lain yang
menjadi perekat hubungan sosial yang memadukan suatu organisasi sehingga bersatu.
Budaya merupakan lingkungan internal sehari-hari yang terlihat dan dirasakan oleh
mereka yang bekerja do dalamnya. Hal ini merupakan hasil proses belajar SDM secara
komulatif sebagai pencerminan dan promosi, imbalan, hukuman dan keputusan yang
diterapkan oleh suatu orgaisasi.
Budaya juga menggambarkan bagaimana SDM belajar untuk melakukan sesuatu
disuatu organisasi. Budaya perusahaan tidak tertulis, budaya bukan merupakan bagian
penting dari uraian tugas juga bukan merupakan bagian penting dari uraian tugas juga
bukan merupakan uraian prosedur manual, ini merupakan gambaran bagaimana
kebiasaan SDM disuatu disuatu perusahaan dan apa yang sebenarnya terjadi di
perusahaan tersebut.
Apa yang harus dilakuan oleh budaya organisasi terhadap sistem informasi.
Banyak budaya perusahaan memiliki masalah mental yang kurang baik. Pada masa lalu
15
banyak orang yang merasa kecewa karena melakukan sesuatu yang positif. Beberapa
perubahan dalam budaya muncul karena munculnya komputer dan teknologi informasi.
Perubahan apapun dalm sistem informasi memaksa SDM untuk melakuan sesuatu
yang berbeda dari biasanya. Karena itu upaya apaun yang dilakukan akan mendorong
sostem informasi yang lama untuk bertahan. Budaya menyatakan bahwa kita bisa
menghasilkan informasi seperti ini karena itu mereka tidak menginginkan adanya sistem
informasi yang baru. Lebih jauh lagin dalam sitem informasi di antara kelompok ini tidak
saling percaya satu sama lain. Karena itu mereka menolak untuk saling memberi
informasi, bahkan mugkin beberapa diantara mereka berfikir bahwa sistem informasi ini
akan digunakan untuk memutuskan hubungan kerja meraka dengan perusahaan.
4. Kekayaan (Aset)
Kekayaan perusahaan (aset) dapat disefinisikan dengan cara yang berbeda. Ada
yang menyatakan bahwa kekayaan perusahaan itu meliputi: uang, mesin, peralatan,
informasi, dan metode. Kekayaan tersebut ada yang terlihat seperti peralatan serta tanah
dan ada yang tidak terlihat seperti hak paten dan hak cipta. Kita ambil contoh disini
kekayaan dala bentuk keuangan dan kemampuan beroperasi (Sistem Informasi). Dalam
banyak hal informasi diperlukan untuk mengawasi atau menjaga kekayaa ini. Misalkan
informasi harus dapat menunjukkan bagaimana mereka bekerja atau bagaimana agar
mereka menjadi SDM yang baik karena efektifitas dan efisiensi operasi merupakan salah
satu faktor oenentu sukses bagi suatu organisasi.
5. Pengaruh
Adanya interaksi yang terjadi secara terus menerus antara lingkungan dan
organisasi, menyebabkan banyaknya informasi yang mengalir dari lingkungan ke dalam
organisasi, dan sebaliknya dari organisasi ke lingkungan dimana hal ini akan memberikan
pengaruh timbal balik bagi kedua belah pihak.
Ketika suatu organisasi di hadapkan pada masalah-masalah sosial misalnya, berbagai
lapisan sosial yang ada didalam masyarakat menjadi bagian yang sangat penting
pengaruhnya baik dalam menentukan suatu progam maupun menjadi bagian dalam progam
16
tersebut. Karena itu, beberapa organisasi sangat memperhatikan kinerja organisasinya dalam
menghadapi masalah lingkungan seperti masalah pencemaran air dan udara, sehingga
perlindungan terhadap sumber daya alam, kualitas produk dan jasa menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Alasan mengapa hal tersebut perlu diperhatikan karena dampak
buruk terhadap lingkungan yang pada akhirnya akan berpengaruh buruk juga bagi perjalanan
perusahaan.
F. MANFAAT DAN ETIKA DARI SISTEM INFORMAASI
Kata ethis berakar dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti karakter.
Etika adalah satu set kepercayaan standar atau pemikiran yang mengisi
suatu individu, kelompok atau masyarakat atas perilaku mereka.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari dari berbagai
aktivitas
yang
dirancang
untuk
mengarahkan
pegawai
dalam
melaksanakan pernyataan komitmen. Suatau aktivitas yang umum adalah
pertemuan
yang
dilaksanakan
bagi
pegawai
baru.
Dari
berbagai
permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan
menejemen untuk dihadapi yaitu:
1. Memahami
resiko-resiko
moral
dari
teknologi
baru.
Perubahan
teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi
setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan
antara resiko dan hasil serta kekhawatiran memungkinkan terjadinya
tindakan yang tidak benar.
2. Membangun
kebijakan
etika
organisasi
yang
mencangkup
pembahasan etika dan moral atas sistem informasi.
Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan informasi meliputi:
privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem dan kualitas hidupnya.
hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program
pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan
etikayang dibutuhkan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan
sistem
adalah
sebagai
perluasan
dari
metode
pemecahan masalah. Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki
potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan
18
yang luar biasa. Jadi Pemecahan Masalah berarti tindakan memberi
respons
terhadap
masalah
untuk
menekan
akibat
buruknya
atau
memanfaatkan peluang keuntungannya. Permasalahan yang terdiri dari
elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami
oleh pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan
permasalah
tak
terstruktur
merupakan
kebalikan
dari
masalah
terstruktur. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari
John Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal
abad ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri
penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara
memadai:
Mengenali
kontroversi,
menimbang
klaim
alternative,
membentuk penilaian. Pola dasar dan langkah-langkah pendekatan
sistem, dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha
defnisi dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer
untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha
defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi
alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti
untuk
meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari
ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer
dalam
pendekatan
sistem.pendekatan
sistem
berfungsi
untuk
menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis
komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun
langkah-langkah
Perusahaan
sebagai
dalam
suatu
Pendekatan
system,
mengenal
Sistem:
sistem
Memandang
lingkungan,
mengidentifkasi subsistem-subsistem perusahaan, bergerak dari tingkat
sistem ke subsistem, menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu
ukuran tertentu,
Prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan
pendekatan
sistem
sangatlah
bervariasi
19
didalam
tahapan-tahapan
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan
sebagai: Tahap pertama. (Pernyataan tujuan), tahap kedua. (Sintesa),
tahap ketiga (Evaluasi), tahap keempat (Pemilihan), tahap kelima
(Penerapan). Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep
sistem
dengan
beberapa
ide
penerapan
konsep
sistem
tersebut
Macholdan Miles dalam buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciriciri berikut dipenuhi penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak
manfaat. Ciri-ciri tersebut adalah: Sistem harus buatan manusia, setiap
koponen dari system harus memberikan andil dalam mencapai tujuan
system secara keseluruhan, sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari
sudut biasa, beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang
lainnya dilakukan dengan manusia.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai
berikut: Sistem sebagai Produk, Sistem sebagai Alat, Sistem sebagai Pola
Pikir. Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu
organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi.
Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah
di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan
harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan
memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut. Kebijakan etika organisasi berkaitan
dengan informasi meliputi: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas
sistem dan kualitas hidupnya. hal yang menjadi tantangan adalah
bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk
penerapan permasalahan kebijakan etikayang dibutuhkan.
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat memahami lebih dalam tentang pendekatan sistem.
20
DAFTAR PUSTAKA.
Humdiana dan Indrayani, Evi. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
McLeod, Raymond Jr, Siatem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Prenhallindo,
2001.
21