Tugas UAS Sistem Informasi Manajemen

1. Pengembangan Sistem
Latar Belakang Perusahaan PT SUCOFINDO
PT. Superitending Company Of Indonesia (Persero) atau disingkat SUCOFINDO
merupakan perusahaan inspeksi pertama di Indonesia yang melayani jasa inspeksi
komoditas pertanian, seperti inspeksi beras untuk pengadaan stok nasional, jasa
inspeksi tekhnik, inspeksi perdagangan maupun terhadap sarana perdagangan,
sertifikasi system manajemen mutu, penerapan system keselamatan dan kesehatan
kerja, sertifikasi produk, jasa konsultasi di bidang investasi dan laboratorium. Saat
ini, 95% saham Sucofindo dimiliki Pemerintah Republik Indonesia, dan 5% oleh SGS.
Pemerintah
merencanakan
privatisasi
SUCOFINDO
pada
tahun
2008.
Keanekaragaman jasa-jasa SUCOFINDO dikemas secara terpadu, jaringan kerja
Laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai Kota di Indonesia serta
didukung oleh 2.646 Tenaga Profesional yang ahli di bidangnya.
SUCOFINDO didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 sebagai perusahaan inspeksi
pertama di Indonesia yang 95% sahamnya dikuasai oleh Negara Republik Indonesia

dan 5% dikuasai oleh Societe Generale de Surveillance (SGS) Holding, SA. Berawal
dari perkembangan kegiatan perdagangan terutama terhadap komoditi pertanian,
kelancaran arus barang dan pengamanan devisa Negara dalam perdagangan
ekspor-impor, kemudian melalui kreatifitas, SUCOFINDO melakukan inovasi jasajasa baru pada basis kompetensinya seiring dengan perkembangan kebutuhan
dunia usaha.
Bisnis Jasa pertama yang dimiliki SUCOFINDO adalah cargo superintendence &
inspection, kemudian melalui analysis study dan inovasi SUCOFINDO melakukan
diversifikasi jasa, sehingga selanjutnya lahirlah jasa-jasa warehousing & forwarding,
analytical laboratories, industrial & marine engineering, fumigation & industrial
hygiene.

Aplikasi Konsep
Pengembangan Sistem Informasi Terpadu pada PT. SUCOFINDO menjamin
kualitas data dan informasi.
Kemajuan di bidang teknologi dan informasi memberikan banyak kemudahan,
namun juga menimbulkan banyak tuntutan dari para pemangku kepentingan,
misalnya transparansi informasi, ketersediaan informasi, serta layanan informasi
yang lengkap dan mudah diakses. Di bidang pemerintahan, sistem informasi
terpadu dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik,
menyajikan

data
yang
dimiliki
pemerintah,
memantau
efektivitas
regulasi/kebijakan, merencanakan pembangunan daerah secara terpadu, serta
membantu penerapan good governance. Hal ini bertujuan agar publik terlayani.
Sementara di sektor bisnis, keberadaan teknologi informasi bertindak sebagai
business enabler dalam peningkatan kinerja dan peningkatan transparansi dalam
penerapan good corporate governance. SUCOFINDO berpengalaman untuk

mengembangkan sistem informasi, mulai dari tahap identifikasi kebutuhan,
pengembangan,
pemastian
efektifitas
pelaksanaan,
sampai
dengan
pengembangannya

secara
berkesinambungan.

Solusi
Teknologi informasi di setiap organisasi perlu dikembangkan untuk bisa menjamin
ketersediaan data dan informasi yang berkelanjutan, berkualitas, terkini dan mudah
diakses. SUCOFINDO mememiliki pengalaman luas dalam menyediakan jasa
pengembangan sistem informasi terpadu, antara lain yang terkait dengan
manajemen penanaman modal, perizinan penangkapan ikan, pemantauan kualitas
lingkungan secara on-line, penerbitan Surat Keterangan Asal produk ekspor, dan
penerbitan Single Identity Number di bidang kependudukan. Sehingga hal ini
diharapkan
akan
menunjang
efisiensi
di
dalam
SUCOFINDO.
Pelaksanaan
Pengembangan sistem informasi terpadu oleh SUCOFINDO dalam lingkup yang luas

akan didukung dengan peraturan-peraturan yang berlaku, serta data dan informasi
yang dikumpulkan secara periodik oleh berbagai lembaga. Kami menggunakan
pendekatan kondisi dan pendekatan kebutuhan dengan metodologi system
standard (system development live cycle) dan mengacu ke sesedikitnya 4 fungsi:
Fungsi Operasional
Sistem informasi yang dibangun harus mampu membantu pekerjaan operasional
rutin sehingga mengurangi beban dan memudahkan penyelesaian pekerjaan serta
meningkatkan kinerja. Dalam kaitan ini, komunikasi intensif dengan user sangat
diperlukan.
Fungsi Promosi
Sistem informasi harus memuat data dan informasi program dan peningkatan
kualitas hasil program pengelolaan yang disajikan secara informatif, terstruktur dan
didukung oleh media interaktif/video atau dokumentasi lain. Sasaran fungsi promosi
diantaranya pelanggan, auditor, pemerintah, masyarakat dan atau karyawan
internal dalam konteks sosialisasi program.
Fungsi Pengembangan
Sistem informasi terpadu harus dapat dikembangkan sesuai perkembangan
kebutuhan dengan dukungan trend data dan informasi yang dikumpulkan.

Fungsi Penilaian Kinerja

Sistem informasi didesain dengan kemampuan telusur dan konsistensi
pengumpulan data dan informasi secara periodik sehingga kinerja pengelolaan
lintas bagian dapat terukur dan terdokumentasikan dengan baik. Hal ini dapat
membantu penilaian kinerja secara tepat baik bagi kepentingan internal maupun
kepentingan program pemerintah.
Manfaat
Bagi kalangan pemrakarsa/usaha, sistem informasi terpada mempermudah
perolehan data untuk dapat dijadikan faktor kajian kelayakan usaha, pemilihan jenis
usaha, penganggaran biaya usaha, serta, meningkatkan kinerja pengelolaan usaha
yang tentunya akan meningkatkan citra perusahaan.
Bagi pemerintah, sistem informasi memberikan kemudahan dalam melakukan
pemantauan dan pengawasan wilayah, menyusun perencanaan dan melakukan
penilaian kinerja dalam rangka penerapan keadilan berusaha, sekaligus mendukung
pelaksanaan good governance, transparansi layanan publik dan peningkatan
akuntabilitas.
Bagi masyarakat, sistem informasi memudahkan keterlibatannya untuk berperan
aktif dalam menangani masalah dan berantisipasi dalam upaya peningkatan
kesejahteraan.
Bagi LSM/NGO dan pemerhati, sistem informasi memudahkan pemilihan prioritas
kajian, penyaluran bantuan kepedulian di berbagai bidang.


Ilustrasi
Fungsi
Operasional

Fungsi Promosi
Data Informasi

Teknologi
Informasi
Fungsi
Pengembangan

Fungsi Penilaian
Kinerja

Pemerintah
Masyarakat
LSM


Kesimpulan
SUCOFINDO adalah perusahaan jasa inspeksi pertama di Indonesia. SUCOFINDO
didirikan pada tahun 1956 dan memiliki cakupan jasa yang lengkap serta
laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Jaringan SUCOFINDO memiliki titik
layanan yang tersebar di seluruh Indonesia dan bermitra dengan perusahaanperusahaan inspeksi asing yang memiliki jaringan global. Jasa sesuai kebutuhan
pelanggan
SUCOFINDO menawarkan solusi tepat dan efektif yang sesuai dengan kebutuhan
klien. Untuk mendukung hal ini SUCOFINDO melakukan pengembangan di bidang
sistem informasi guna menunjang kinerja dari perusahaan. Dengan melakukan
pengembangan sistem informasi di 4 bidang fungsi yaitu fungsi operasional, fungsi
promosi, fungsi pengembangan dan fungsi penilaian kinerja, diharapkan kinerja
SUCOFINDO dapat berjalan efektif dan efisien dan dapat memenuhi kepentingan
para stakeholder yang ada yaitu dari pihak pemerintah, masyarakat dan LSM.

2. Supply Chain Manajemen
Latar Belakang Perusahaan PT Hero Supermarket Tbk
PT Hero Supermarket Tbk merupakan industri ritel pasar swalayan (supermarket)
terbesar di Indonesia yang berawal dari sebuah usaha kaki lima gerobag dorong
yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Selatan pada tahun 1951. Sebelumnya usaha
keluarga ini mulai dirintis di Cibadak, Sukabumi. Melihat peluang dan kesempatan

yang lebih besar di Jakarta maka akhirnya diputuskan untuk dipindahkan ke
ibukota.Tahun 1954 Hero mulai “dibesarkan” dengan didirikannya CV. Hero untuk
keperluan mengimpor produk makanan dan minuman dari luar negeri. Usaha
tersebut ternyata berkembang pesat sehingga di tahun 1971 gerai Hero yang
pertama resmi dibuka. Gerai pertama Hero Mini Supermarket tersebut berlokasi di
Jalan Faletehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan diresmikan pada tanggal 15
Agustus 1971 oleh M.S. Kurnia (Alm.).
Pertama kali PT Hero Minimarket go public adalah pada tanggal 30 Juni 1989
dengan menjual sahamnya pada masyarakat luas dan sekaligus mengukuhkan
dirinya sebagai perusahaan retail pertama yang go public dan resmi bernama PT
Hero Supermarket Tbk. Melihat besarnya respon dan peluang pasar yang ada, maka
pada Februari 1998 PT Hero Supermarket Tbk. memutuskan beraliansi dengan Dairy
Farm Hongkong yang juga sekaligus menyumbangkan pengalaman internasional
dan keahlian yang besar manfaatnya bagi manajemen Hero.
PT Hero Supermarket Tbk telah mendirikan berbagai gerai yang tersebar diseluruh
Indonesia dimana gerai-gerai tersebut adalah Hero Supermarket, Giant Ekstra,
Giant Ekspres, Star Mart Convenience Store dan Guardian Health and Beauty Store.
Pada tahun 2014 nanti PT Hero Supermarket Tbk akan menambahkan satu gerainya
lagi, yaitu IKEA yang menyediakan berbagai kebutuhan perkakas rumah.


Kepemilikan Hero diambil alih oleh Giant. Dominasi raksasa ritel asal Hong Kong,
Dairy Farm, di PT Hero Supermarket Tbk (HERO) semakin kokoh. Ini terjadi setelah
PT Hero Pusaka Sejati, salah satu pemegang saham HERO, melepas 24,54%
sahamnya kepada Mulgrave Corporation B.V. yang merupakan anak usaha Dairy
Farm. Pada November 2013, tercatat bahwa PT Hero Supermarket Tbk telah
memiliki 37 cabang HERO, 49 cabang Giant Ekstra, 112 cabang Giant Ekspres, 289
cabang Guardian Health and Beauty Store dan 151 cabang Star Mart Convenience
Store di seluruh Indonesia.

Aplikasi Konsep
PT. Hero Supermarket Tbk. menerapkan aplikasi e-SCM untuk meningkatkan
kelancaran pasokan bahan baku, pengiriman dan hubungan dengan antar bagian
dalam perusahaan, serta hubungan dengan distributor dan pemasok, oleh karena
itu PT. Hero Supermarket Tbk. menggunakan aplikasi e-SCM agar dapat mencapai
efisiensi dan efektivitas dalam proses bisnisnya. Dengan menggunakan e-SCM ini,
aliran informasi antar perusahaan dengan pemasok dan distributor maupun aliran
informasi di dalam perusahaan menjadi lebih cepat karena internet dapat
menyediakan akses informasi kapan saja ketika informasi tersebut dibutuhkan.
Aplikasi ini dirancang untuk menyajikan informasi bagi distributor, pihak internal
perusahaan dan pemasok berbasis web.

Supply chain management adalah metode atau pendekatan terintegrasi
untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang secara terintegrasi yang
melibatkan berbagai pihak. Sedangkan e-Supply Chain Management adalah suatu
konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet
untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang
berhubungan dengan sistem pemasokan barang. eSCM juga mengintegrasikan
perusahaan secara virtual dengan para vendor, pelanggan dan mitra bisnisnya.
Software yang digunakan oleh PT. Hero Supermarket Tbk. dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayan kepada konsumennya
menggunakan customer-driven supply chain management (SCM) yang merupakan
bagian dari SAP. Software ini membantu PT. Hero Supermarket Tbk. untuk bisa
mengakses dynamic market information dan real-time insight into demand.
Keunggulan dari program SAP ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan akurasi peramalan dan mengoptimalisasi inventori sehingga
kepuasan konsumen bisa meningkat
2. Meningkatkan service levels, hone brand strategy, and mengurangi batasan
vendor
3. Mengirimkan produk tepat waktu – bagaimana, kapan dan dimana konsumen
menginginkannya
4. Mengurangi biaya operasional dan meminimalisir biaya transportasi.


Ilustrasi

Penerapan e-SCM
Pemasok
Menuju Hero
Supermarket

HeroPenerapan e-SCM
Supermak
etMenuju Distributor

Peritel
Pelanggan Akhir

Distributor

Kesimpulan
Dengan menerapkan supply chain management PT. Hero mampu melakukan
efisiensi dalam proses bisnisnya selain itu juga dapat meminimalisir biaya-biaya
yang timbul seperti biaya operasional dan biaya transportasi. Melalui penerapan
supply chain management, PT. Hero mampu dengan segera memenuhi permintaan
pelanggan karena dengan menerapkan supply chain management maka informasi
mengenai aliran produk menjadi lebih mudah didapatkan oleh PT. Hero sehingga
hal ini tentu mendukung proses pengiriman dan ketepatan waktu produk sampai di
konsumen menjadi lebih cepat.

3. Proses Pengambilan Keputusan
Latar Belakang Perusahaan PT. Inti
Berpusat di Bandung dengan 695 orang karyawan tetap (posisi Maret 2009), PT INTI
(Industri Telekomunikasi Indonesia) telah berkiprah dalam bisnis telekomunikasi
selama 35 tahun. Pelanggan utama INTI antara lain adalah "THE BIG FOUR"
operator telekomunikasi di Indonesia; Telkom, Indosat, Telkomsel dan XL.
Sejak berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan
teknologi informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang
semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi
kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi.
Selama dua tahun terakhir INTI menangani solusi dan layanan jaringan tetap

maupun seluler serta mengembangkan produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network
Management System), SLIMS (Subscriber Line Maintenance System), NGN Server,
VMS (Video Messaging System), GPA (Perangkat Pemantau dan Pengontrol berbasis
SNMP), Interface Monitoring System untuk jaringan CDMA, dan Sistem Deteksi dan
Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System).
Memasuki tahun 2009, PT INTI mulai mencari peluang-peluang bisnis dalam industri
IT, termasuk kemungkinan untuk bergabung dalam usaha mewujudkan salah satu
mimpi dan tantangan terbesar Indonesia saat ini, yaitu membuat komputer
notebook murah. Ini adalah satu tantangan yang besar bagi INTI.

Aplikasi Konsep
Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik) merupakan
prinsip-prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan
sebagai perangkat standar yang bertujuan untuk memperbaiki citra, efisiensi,
efektifitas dan tanggung-jawab sosial perusahaan. Perangkat tersebut dapat
menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen melalui supervisi, monitoring dan
mekanisme
pengendalian
keputusan
dan
kinerja
perusahaan.
Prinsip-prinsip GCG :
 Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan, dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan.
 Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
 Responsibilitas adalah kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap
per-uu dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan per-uu yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
 Independensi adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan per-uu yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
 Fairness adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan per-uu yang
berlaku.
GCG saat ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan
Praktek GCG di BUMN.
Tujuan Penerapan GCG di BUMN adalah:
 Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung-jawab dan adil









agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun
internasional.
Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan
efisien,serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian
Komisaris, Direksi, dan Pemegang saham.
Mendorong agar Pemegang Saham, Komisaris,Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap per-uu yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung-jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun
kelestarian lingkungan
Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
Meningkatkan iklim investasi nasional.
Mensukseskan program privatisasi.

Bagi INTI, GCG saat ini bukan lagi hanya merupakan sebuah sistem atau
seperangkat aturan, namun sudah merupakan bagian dari strategi untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan.
Implementasi GCG di INTI
Proses implementasi GCG INTI dilaksanakan secara sistematis melalui Road Map
GCG INTI yaitu Tahap Pembangunan Perangkat GCG yang dimulai dengan
membentuk Komite Tata Kelola Perusahaan (GCG) untuk membangun dasar
penerapan GCG pada tahun 2004. Penyusunan Perangkat Dasar GCG tersebut
dimulai pada tahun 2004 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Mengeluarkan SKD KN 001/2004, tentang Kebijakan dan Pedoman Penerapan
Tata Kelola Perusahaan (GCG)
 Mengeluarkan SKD 024/KP.00/104040/2004 tentang Pembentukan Komite
Tata Kelola Perusahaan (GCG)
 Study Banding Komite GCG ke PT Krakatau Steel
 Pembekalan Komite GCG dari Konsultan GCG
 Studi literatur
Pada tahun 2005 implementasi GCG di INTI dilanjutkan dengan langkah-langkah
penting sebagai berikut:
 Mengeluarkan SKD 036/KP.00/204030/2005 tentang pembentukan Komite
Tata Kelola Perusahaan (GCG)
 SKD KN 021/2005 tentang Buku Etika Perusahaan
 Penyusunan Buku Etika Perusahaan
 Penyusunan Buku kumpulan peraturan/kebijakan landasan operasional GCG
 Penyusunan Buku Self Assessment
 Sosialisasi GCG di lingkungan perusahaan melalui penyebaran Buku Etika
Perusahaan, penjelasan GCG dan buku etika perusahaan
 Forum komunikasi karyawan mengenai GCG melalui media intranet jaring
 Self Assessment penerapan GCG di PT INTI oleh Komite GCG INTI
 Penyebaran penegasan etika perusahaan /kode etik






Penandatangan ketaatan terhadap kode etik
Pembentukan komite-komite pada organisasi Dewan Komisaris
Penandatangan kesepakatan percepatan implementasi GCG oleh Direksi
Audit GCG oleh Internal Audit

Pada tahun 2006 dilakukan Asesmen GCG yang dilaksanakan oleh lembaga asesor
independen sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Negara
BUMN, dengan skor 51 (72%) dan total skor 70,75. Selain itu dilakukan penyusunan
Kerangka Kerja Implementasi GCG.
Pada tahun 2007 dilakukan tindak lanjut hasil asesmen berdasarkan Kerangka Kerja
Implementasi (KKI) serta penyusunan konsep-konsep evaluasi penerapan GCG di
lingkungan internal perusahaan yang berupa self assessment manual, kuesioner,
lembar kerja, dan penilaian.
Pada tahun 2008 dilakukan kegiatan-kegiatan GCG sebagai berikut:
 Evaluasi penerapan GCG unit kerja INTI. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh
Komite GCG terhadap unit kerja PKBL, SDM & Setper, Pusbispro, dan RICE.
Hasilnya tidak ada skor, namun berupa catatan-catatan kondisi faktual dan
kondisi yang diharapkan.
 Tindak lanjut hasil asesmen 2006 berdasarkan Kerangka Kerja Implementasi.
 Sosialisasi penerapan GCG sebagai bagian dari sistem manajemen
perusahaan.
 Perubahan anggaran dasar (responsibilitas)
Kegiatan GCG pada tahun 2009 adalah:



















Sosialisasi Hukum & GCG (KPK)
Kebijakan Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah
Kebijakan Benturan Kepentingan
Penunjukkan GCG Ambassadors
Vendor Gathering (transparansi, fairness)
Sosialisasi Kebijakan-Kebijakan baru GCG
Pemberian penghargaan kepada anak-anak berprestasi dari karyawan (SR)
Perbaikan kesejahteraan karyawan (fairness, responsibilitas dalam hubungan
industri)
Dengar Pendapat dengan DPRD kota: partisipasi perusahaan bagi
penyandang cacat (social responsibility)
Peluncuran Budaya "Harmony"
Peluncuran Kebijakan "Whistle Blowing System"
Perundingan "Perjanjian Kerja Bersama" (fairness/kesetaraan)
Forum Komunikasi Manajemen dan Karyawan (berkala)
Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
Audit ISO 9001 - 2008 (responsibilitas)
Sertifikasi Sistem Manajemen K3 (bendera perak responsibilitas)
Laporan Manajemen (berkala, akuntabilitas, responsibilitas)
Perbaikan Tata Cara Pengadaan

Perkembangan implementasi GCG sampai bulan Juli 2010 pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
 Perubahan sistem karir, job tender (fairness, akuntabilitas)
 Pembaharuan Pokok-Pokok Kebijakan manajemen SDM
 Sosialisasi Kebijakan Whistle Blowing System, Budaya Harmony, Peraturan
Hukuman Disiplin (compliance program)
 Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (lanjutan 2009)
Implementasi GCG INTI dapat dilihat pada kegiatan sehari-hari perusahaan yang
antara lain telah menerapkan E-auction guna transparansi pengadaan barang dan
jasa, memberdayakan website INTI untuk keterbukaan informasi, publikasi laporan
keuangan perusahaan, perbaikan berbagai peraturan. Untuk mempertahankan dan
bahkan meningkatkan standar pencapaian praktek GCG di INTI dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi praktek GCG secara teratur dan berkesinambungan.

Ilustrasi

Kesimpulan

Proses pengambilan keputusan dari PT. Inti dituangkan kedalam tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance). Dasar Tata kelola perusahaan
PT. Inti telah dibuat dan diimplementasikan pada tahun 2004 dan kemudian
dilanjutkan hingga sekarang. Melalui proses pengambilan keputusan yang seperti
ini diharapkan PT. Inti mampu untuk memperbaiki citra, efisiensi, efektifitas dan
tanggung-jawab sosial perusahaan. Tata kelola perusahaan tersebut juga dapat
menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen melalui supervisi, monitoring dan
mekanisme pengendalian keputusan dan kinerja perusahaan. Melalui 5 aspek yaitu
akuntabilitas, fairness, independensi, transparansi dan responsibilty, PT. Inti ingin
selalu mengedepankan profesionalitas dalam setiap pengambilan keputusan tanpa
dipengeruhi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga hal ini akan mampu
meningkatkan nilai dari perusahaan.

4. E-Commerce
Latar Belakang Perusahaan PT. Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda Indonesia), pertama kali didirikan dengan nama
Garuda Indonesian Airways N.V. yang berkedudukan di Jakarta Pusat berdasarkan
Akta Perseroan Terbatas No. 137 tanggal 31 Maret 1950. Status ini kemudian
berubah menjadi PT Garuda Indonesia (Persero) tahun 1975.
Perkembangan e-Commerce yang digunakan oleh industri penerbangan domestik di
Indonesia untuk mendukung value bisnisnya juga diterapkan oleh pioneer
penerbangan Indonesia, PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda Indonesia). Garuda
Indonesia menerapkan e-Commerce tentunya dengan tujuan meningkatkan daya
saing jasa pelayanannya sehingga tercipta biaya yang rendah (cheaper), pelayanan
yang cepat (faster) dan kualitas yang diinginkan oleh perubahan customer behavior
dan lingkungan eksternal lainnya (better). Pada kesempatan kali ini tim penulis
mencoba mengkaji penerapan e-Commerce yang terdapat pada Garuda Indonesia,
dengan ruang lingkup yang terkait dengan peningkatan daya saing perusahaan,
structural analysis, strategi kompetisi yang dijalankan, serta identifikasi web
business model-nya.

Aplikasi
Layanan dari Garuda Indonesia adalah jasa penerbangan niaga berjadwal dengan
rute domestik. Layanan ini pula yang dijadikan Garuda Indonesia sebagai objek dari
e-Commerce yang dibangunnya melalui web yang dimiliki, yaitu:
 brand Garuda Indonesia : http://www.garuda-indonesia.com/
e-Commerce yang dikembangkan oleh Garuda Indonesia memakai bentuk Business
to Customer (B2C) dan Business to Business (B2B) dengan model bisnis
manufacturer (direct) model. Dikatakan memakai jenis e-Commerce B2C karena
Garuda Indonesia merupakan produser yang memasarkan jasanya secara umum
melalui web dan membeberkan jasa berdasarkan permohonan (on demand),
dimana konsumen melakukan inisiatif terlebih dahulu, misalnya dengan melakukan
booking online, yang kemudian direspon oleh Garuda Indonesia. Sedangkan B2B
dilakukan Garuda Indonesia untuk pemasaran jasanya melalui agen atau korporasi.

Model binis manufacturer (direct) model dilakukan Garuda Indonesia dengan
menggunakan kekuatan web untuk menjangkau para konsumennya terutama
dipakai untuk menyentuh pembeli secara langsung dengan tujuan efisiensi,
peningkatan pelayanan konsumen dan mengerti customer preferences. Selain itu,
Garuda Indonesia juga menggunakan web sebagai media promosi seperti jasa dan
layanan yang baru, juga tempat wisata. Hal ini akan membantu calon penumpang
mengerti secara lengkap apa yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia.
Fitur e-Commerce untuk brand Garuda Indonesia sangat lengkap bila dibandingkan
dengan fitur e-Commerce dari brand maskapai penerbangan lainnya. Garuda
Indonesia menawarkan e-Commerce terpadu yang disebut dengan 28 Customer
Touch Points yang memungkinkan calon/penumpang Garuda Indonesia mengakses
service online dari before flying sampai after arrival yang disediakan melalui web.
Fitur-fitur tersebut sangat jelas dan mudah dimengerti. Beberapa fitur tersebut
adalah:
· Book Flight
Calon penumpang Garuda Indonesi dapat melakukan pemesana tiket secara online
melalu web. Terdapat beberapa pilihan yang harus diputuskan oleh calon
penumpang, antara lain kota asal dan kota tujuan penerbangan, tanggal
keberangkatan dan kepulangan, jenis tiket apakah one-way atau return, kelas
penerbangan, dan jumlah penumpang dewasa serta anak-anak.
· Check In dan e-Ticketing
Check In secara online ini sangat berguna sekali bagi konsumen yang misalnya
memiliki waktu terbatas untuk menunggu antrian check in secara manual di
bandara. Dengan adanya check in online akan sangat meningkatkan efisiensi waktu
bagi konsumen, sekaligus kenyamanan tanpa
mengantri secara manual. Di check in secara online, konsumen juga dapat memilih
tempat duduk sesuai dengan kelas penerbangan yang telah dibayar. Bagi Garuda
Indonesia sendiri, proses ini sangat menguntungkan, karena selain meningkatkan
proses layanan kepada pelanggannya, crew Garuda dapat langsung mengetahui
ketersediaan bangku yang belum terisi, danpelay anan di bandara menjadi lebih
efisien karena sudah terdapat tiket elektronik.
· Show Schedule and Tarif
Dengan adanya jadwal dan tarif untuk setiap rute yang diperbarui setiap hari akan
memudahkan calon penumpang untuk menyesuaikan waktu penerbangan yang
akan dilakukan dan pembayaran yang akan dilakukan.
· e-Payment
e-Payment memudahkan calon penumpang Garuda Indonesia untuk pembelian tiket
secara online lewat web Garuda Indonesia. Setelah melakukan reservasi, calon
penumpang Garuda Indonesia akan menerima booking code dan 13 digit payment
code. Untuk pembayaran melalui kartu kredit Visa atau Master Card, calon
penumpang dapat langsung menelepon call center Garuda di 08041807807 atau
(021) 23519999 lalu menyebutkan 16 digit nomer kartu kredit sebaga otorisasi
pembayaran. e-Payment dapat juga dilakukan menggunakan ATM dari berbagai
bank, antara lain BCA, BNI, Bank Mandiri, Bank Niaga, Lippo Bank, Permata Bank,
BRI dan BII; Telehone Banking dari Bank Mandiri, BNI and BCA; Mobile Banking dari
Bank Mandiri, BCA dan Permata Bank; Internet Banking dari Bank Mandiri, BCA, BNI
dan Lippo Bank.
· Promotion and Touch the Feel

Garuda Indonesia melalui web-nya, juga melakukan promosi atas produk layanan
yang dimilkinya. Promosi ini sangat ditunjang dengan adanya pengembangan touch
point, dimana calon penumpang yang akan membeli tiket Garuda Indonesia akan
merasakan bagaimana dilayani secara online, mulai dari proses reservasi,
pembayaran, memperoleh tiket, check-in, sampai kedatangan. Dimana Garuda
Indonesia mampu menyajikan lokasi-lokasi terbaik untuk tempat pariwisata di kota
tujuan penerbangan yang dipilih calon penumpangnya sekaligus fasilitas hotel dan
transportasi yang dapat dipilih sesampainya di kota tujuan.
Brand Garuda Indonesia mengembangkan dua jenis e-Commerce, yaitu Business to
Business dan Business to Customer. B2B dilakukan Garuda dengan menyediakan
Coporate Online dan Agency Online, sedangkan B2C dilakukan dengan personnal
online booking.

Ilustrasi
Corporate/Agency Online
Suatu perusahaan yang akan masuk ke B2B dengan Garuda Indonesia diwajibkan mengisi data
perusahaan secara online.

Gambar 1. Proses Registrasi dalam e-Commerce B2B Garuda Indonesia
Bagi Perusahaan keuntungan bertransaksi B2B dengan Garuda Indonesia adalah:
· Special Corporate Fares dengan diskon yang atraktif baik untuk kelas
penerbangan bisnis dan ekonomi.
· Priority waiting list
· Incentives awarding
· Fasilitas 25pecial untuk dapat mengkreditkan VAT pada tiket.
· Laporan yang komprehensif setiap bulannya
· Pembelian dan pemesanan tiket melalui berbagai cara dengan menyebutkan
corporate memberhip, yaitu GA Sales Office, Corporate Online Payment, Corporate
Online Booking dan Corporate appointed Travel Agencies

Gambar 2. Security Control dan Authetication Web Garuda

Kesimpulan
Dengan e-commerce Garuda dapat lebih informatif dan atraktif dalam menarik
minat konsumen. Selain itu e-commerce sendiri telah memudahkan konsumen
untuk melakukan pembelian tiket atau membooking tiket. Dan juga melalui ecommerce, konsumen dapat melakukan perbandingan layanan penerbangan
dengan maskapai lain. Sehingga melalui e-commerce, konsumen dapat memilih
maskapai penerbangan yang tepat untuk penerbangannya. Sehingga dapat
disimpulkan e-commerce telah memberikan efisiensi di sisi konsumen maupun di
sisi maskapai.

Daftar Pustaka
https://www.garuda-indonesia.com
https://www.hero.co.id
http://sally50.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2013/08/Tugas-E-Business-HeroGroup1.docx
http://www.inti.co.id/index.php/who-we-are/gcg
http://www.sucofindo.co.id/kebijakan%20pemerintah%20untuk%20pertanian/238/
pengembangan-sistem-informasi-terpadu.html