BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perencanaan Jadwal Induk Produksi pada PT. Morawa Electric Transbuana
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Sejarah Perusahaan Energi listrik sangat dibutuhkan masyarakat pada zaman sekarang ini.
Energi listrik mempunyai manfaat yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun kegiatan proses produksi pada perusahaan. Pendistribusian energi listrik ini sangat tergantung pada transformator. Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dengan terus bertambahnya kebutuhan energi listrik bagi masyarakat dan perusahaan-perusahaan, menjadi peluang yang besar bagi investor untuk berinvestasi bagi perusahaan penghasil transformator, karena semakin bertambah kebutuhan pendistribusian listrik maka semakin banyak diperlukan transformator.
Hal inilah yang mendorong pendirian perusahaan transformator PT. Morawa
Electric Transbuana yang berlokasi di Jalan Raya Medan Tanjung Morawa Km
20,5 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Perusahaan yang memproduksi transformator tegangan tinggi dengan kapasitas jenis satu fasa dan tiga fasa ini juga memiliki kantor yang beralamat di Jl. Perniagaan Baru No. 48D-50D Medan, Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan dengan ijin usaha tetap No.
127/M/SK/IMLD/VIII/88, tanggal 9 Agustus 1988. Ijin usaha tersebut kemudian diperluas dengan ijin perluasan No. 120/Kanwil-02/IP/ID-IMLDE/X/98 pada tanggal 5 Oktober 1992.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator yaitu transformator satu fasa dan transformator tiga fasa. Transformator yang dihasilkan dikonsumsi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang merupakan konsumen utama dari PT. Morawa Electric dan juga perusahaan-perusahaan swasta lainnya seperti PT. Ariwabana, dan PT. Caltex Pasific Indonesia dan PT. SOCI. Transformator yang diproduksi juga diekspor ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana berbentuk lini dan fungsional. Pada struktur organisasi lini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada atasan yang memberi perintah.
Adapun struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu bagian pemasaran, pabrik (produksi), keuangan dan administrasi berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan / ADM
Kepala Keuangan
Presiden Direktur Kepala
Personalia Direktur
Pabrik Direktur
Pabrik Kepala Penjualan
Kepala Proses Akhir
Manajer Produksi Kepala
Pengujian Kepala Design
Kepala Gudang
Kepala Bengkel Kepala
Pembelian Kepala Distribusi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana Universitas Sumatera Utara Pada PT. Morawa Electric Transbuana, order yang masuk dari pelanggan diterima oleh Kepala Penjualan, kemudian SPK (Surat Perintah Kerja) yang berisi informasi tentang pemesan, lead time, dan jumlah pesanan diserahkan Direktur Pemasaran kepada Direktur Pabrik. Direktur Pabrik kemudian mengadakan pertemuan dengan seluruh Kepala Bagian di pabrik untuk membahas order yang masuk. Kepala Design membuat desain dan modifikasi desain sesuai dengan surat perintah kerja yang ada dan menghitung bahan yang diperlukan untuk pembuatan transformator yang akan diproduksi untuk diserahkan kepada Kepala Pembelian dan Kepala Gudang. Manajer Produksi membagikan desain sesuai dengan surat perintah kerja kepada Kepala Pengujian dan Kepala Proses Akhir. Kemudian Manajer Produksi menjadwalkan dan mengawasi proses produksi transformator di lantai pabrik.2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada lampiran 1.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
2.3.3.1. Tenaga Kerja
Sebagai salah satu faktor produksi, PT. Morawa Electric Transbuana sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang akan direkrut.
Setelah proses perekrutan, dilakukan proses seleksi, penempatan, orientasi, dan melakukan pelatihan (training) kepada calon tenaga kerja yang baru. Hal ini bertujuan untuk menjamin tersedianya tenaga kerja yang terampil.
Pada PT. Morawa Electric Transbuana terdapat dua golongan tenaga kerja yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Penempatan posisi setiap tenaga kerja diatur oleh pihak manajemen perusahaan. Perincian jumlah tenaga kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana25 Karyawan Seksi Perakitan/Koneksi Kumparan
18 Karyawan Seksi Bengkel
16
19 Karyawan Seksi Pengujian Material
3
20 Karyawan Seksi Produksi Inti
2
21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti
1
22 Karyawan Seksi Pengujian Inti
1
23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi
2
24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan
9
7
17 Karyawan Seksi Perawatan
26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo
2
27 Karyawan Seksi Finishing
6
28 Karyawan Seksi Gudang
1
29 Karyawan Seksi Lokal
1
30 Karyawan Seksi Ekspor
1
31 Karyawan Seksi Administrasi
4
32 Karyawan Seksi Keamanan
8 Total
1
1
No Jabatan Jumlah
1
(orang)
1 Presiden Direktur
1
2 Direktur Pemasaran
1
3 Direktur Keuangan/ADM
1
4 Direktur Pabrik
1
5 Manajer Produksi
1
6 Kepala Bagian Penjualan
1
7 Kepala Bagian Distribusi
8 Kepala Bagian Desain
16 Karyawan Seksi Desain
1
1
15 Kepala Bagian Personalia
1
14 Kepala Bagian Keuangan
1
13 Kepala Bagian Gudang
12 Kepala Bagian Bengkel
1
1
11 Kepala Bagian Pengujian
1
10 Kepala Bagian Proses Akhir
1
9 Kepala Bagian Pembelian
81 Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
2.3.3.2. Jam Kerja
PT. Morawa Electric Transbuana memberlakukan jam kerja selama enam hari dalam seminggu yaitu dari hari Senin sampai Sabtu. Apabila perusahaan memiliki order yang banyak, maka hari Minggu juga bekerja (khusus bagian produksi) untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Karyawan yang memiliki jam kerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan dianggap lembur. Pembagian jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut.
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric TransbuanaHari Jam Kerja Keterangan Senin-Kamis
08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 16.00 Kerja
Jumat 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.30 Istirahat 13.30 - 16.00 Kerja
Sabtu 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 15.00 Kerja
2.3.4. Sistem Pengupahan
Pembayaran upah karyawan oleh PT. Morawa Electric Transbuana dilakukan setiap awal bulan dimana besar upah berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, pendidikan, dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Adapun perincian upah pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah gaji pokok, upah lembur, tunjangan kesehatan dan keluarga, dan insentif kerajinan. Disamping upah yang diterima setiap awal bulan, karyawan juga mendapatkan tunjangan hari raya dan bonus tahunan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
2.4. Jumlah dan Spesifikasi Produk
PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi produk transformator satu fasa dapat dilihat pada Tabel 2.3, sedangkan spesifikasi produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu FasaUraian Spesifikasi Transformator Daya Pengenal kVA
5
10
15
25
50
- Jumlah Fasa
1
1
1
1
1 Frekuensi Pengenal Hz
50
50
50
50
50 Tegangan Primer kV
20
20
20
20
20 Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462 Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga FasaUraian Spesifikasi Transformator Daya Pengenal kVA 25 50 100 160 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600
- Jumlah Fasa
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 Frekuensi Pengenal Hz 50 50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50 Tegangan Primer kV 20 20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20 Tegangan kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Sekunder Arus Beban Nol % 2,3 2,3 2,3 2,1 2 1,9 1,9 1,8
2
2
2
2
2
2 Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
2.5. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk proses produksi pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut.
2.5.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi transformator adalah: 1. Plat Silicon Steel
Silicon steel digunakan untuk pembuatan inti transformator. Jenis silicon steel
yang digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon
Steel Jepang dan jenis RG8H produksi Kawasaki Steel Jepang. Silicon steel
berbentuk lembaran plat yang tergulung berlapis-lapis.2. Kawat Tembaga (Cooper Wire) Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu: a.
Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder untuk gulungan primer dengan diameter 1,60 mm.
b.
Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan sekunder dengan ukuran 3,2 x 8 mm.
3. Kertas Isolasi Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam mengisolasi kawat-kawat, kawat ke tangki dan kawat ke inti. Kertas ini berasal dari Jepang dalam bentuk gulungan besar untuk ukuran 0,13-0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80-1,60 mm dikemas dalam peti.
4. Minyak Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B dan minyak Esso Volta 80 buatan Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban besar atau terkena sambaran petir.
5. High and Low Voltage Bushing
High and low voltage bushing merupakan bahan yang digunakan untuk tempat
mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke dalam rangkaian transformator. Bahan ini diimpor dari Cina.
6. Tap Changer
Tap changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila
transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan apabila suhu transformator tinggi.
7. Earth Terminal
Earth terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah.
8. Thermometer Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang digunakan untuk mengukur suhu transformator.
9. Pressure Terminal Pressure terminal berfungsi sebagai penghubung transmisi.
10. Kertas OD Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.
11. Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi dalam negeri, yang digunakan dalam pembuatan casing transformator.
2.5.2. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah : 1.
2 ).
Gas Nitrogen (N Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses pengujian kebocoran tangki transformator. Fungsi gas nitrogen pada saat proses pemanggangan inti adalah: a.
Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti, sehingga tidak terjadi pekaratan inti.
b.
Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata.
2. HCl dan Soda Ash HCl dan soda ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat.
3. Kayu Meranti Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar kedudukannya tetap.
4. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.
2.5.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan transformator adalah: 1. Cotton Band
Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar tidak lepas.
2. Plat Merek Plat merek “Morawa” digunakan untuk menunjukkan nama pabrik yang memproduksi transformator.
3. Name Plate
Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada
tangki trafo.Lem Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan. Jenis lem yang digunakan adalah lem chack.
5. Kawat Las Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer dan kumparan sekunder.
6. Baut dan Mur
Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup
pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki, dan memasang tutup tangki trafo.
7. Hand Hold
Hand hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan transformator dan terdiri dari dua pasang pegangan.
8. Cat Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator.
2.6. Uraian Proses Produksi
Urutan proses produksi transformator pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:
2.6.1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)
Inti transformator terbuat dari silicon steel yang berfungsi untuk mengalir arus listrik. Ciri-ciri inti transformator yang baik adalah memiliki rugi- rugi arus pusar yang kecil. Silicon steel dibawa dari gudang ke bagian pemotongan. Silicon steel diukur sesuai dengan desain yang diinginkan misalnya untuk trafo 3 Fasa 50 KVA 50 HZ, diperlukan lebar masing-masing 100 mm, 90 mm, 80 mm, 60 mm, 40 mm. Silicon steel yang telah selesai diukur kemudian dipotong. Proses pemotongan inti transformator dilakukan setelah lembaran silikon dalam bentuk gulungan diletakkan pada penyangga mesin pemotongan, kemudian mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur putarannya melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan yang telah diatur jarak pisau-pisaunya sesuai dengan keperluan yang diinginkan. Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat inti yang terbuang. Selanjutnya mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong diletakkan di tempat penyusunan plat. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pemotongan inti harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan fosfor yang melapisi inti.
2.6.2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)
Hasil lembaran inti yang telah selesai dipotong dibawa ke penggulungan inti, kemudian lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong tersebut digulung dengan menggunakan jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan ukuran-ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini adalah dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per dengan cara penggulungan wound core (inti gulung) dimana dapat diterapkan untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu: a.
Rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, maka terjadi penghematan dalam penggunaan inti transformator.
b.
Arus penguatan (exciting current) sangat kecil karena kecilnya celah udara (air gap) c.
Tingkat kebisingan (noise level) rendah d.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini lebih cepat e. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.
Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen bahan yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan. Kerugian dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan (terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan diperbaiki di pabrik. Penggulungan inti trafo dengan cara staching atau inti susun, apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan mengeluarkan belitannya untuk diganti.
Penggulungan inti harus memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat menyebabkan rugi-rugi inti bertambah besar.
Inti transformator yang sudah selesai digulung, ditimbang untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Penimbangan ini juga berguna untuk menentukan berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat transformator 50- 150 kVA adalah sekitar 35 kg.
2.6.4. Proses Annealing
Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist
crane , kemudian silicon steel tersebut siap untuk dipanaskan dengan
menggunakan tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses annealing ini berguna untuk: a.
Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.
b.
Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.
Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol, yang mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada tungku pemanas. Pada panel tersebut, thermocouple dihubungkan dengan relay
o temperature dengan range 0-1200
C, relay ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan sehingga dapat
o
membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 840
C. Uraian proses annealing inti transformator adalah sebagai berikut: Inti (silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan besi.
b.
Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen pemanas yang menggunakan listrik.
c.
2 dialirkan dengan tekanan ± 0,1 kg/cm selama 30 menit.
Gas N d.
Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160
o
volt, sampai temperatur mencapai 300
C, sementara N
2 tetap dialirkan dengan tekanan yang sama. o e.
C dengan Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600 tekanan tetap.
o f.
C Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830 selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N
2 tetap dialirkan hingga proses annealing selesai. o g.
C Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500 dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi ± 30 cm dari dasar pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara
o
perlahan sampai 350 C.
h.
Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap
o
dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160 C dan aliran N 2 dihentikan. i.
Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai. pembuangan, untuk mengalami pergantian dengan gas N
2 yang baru. Inti yang
keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane.
2.6.5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)
Setelah proses pemanggangan dan penimbangan, inti transformator dibawa ke pengujian rugi- rugi inti dengan menggunakan hoist crane untuk diuji. Proses pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah proses pemanggangan itu sudah baik atau tidak kemudian disesuaikan dengan jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan standard PLN. Berikut penjelasan dari pengujian rugi-rugi inti: a.
Ukur penampang inti tersebut.
b.
Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.
c.
Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator.
d.
Jepit ujung belitan ke terminal pengetasan.
e.
Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control panel .
f.
Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki.
g.
Catat hasil pengetesan.
h.
Setelah hasil pengetesan, switch off panel kontrol dan matikan power supply .
Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi antara belitan kawat primer dan sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis, sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya cukup melakukan proses pemanasan.
b.
Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis.
PT. Morawa Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis
Pressure Paper Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga
karena tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis.Kertas isolasi (insulation paper) yang telah selesai dipotong ditempeli dengan kertas OD. Kertas OD ini merupakan batangan kertas 4,8 mm yang direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap batang kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.
2.6.7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)
Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan menggunakan kereta sorong. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti trafo diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper yang tebalnya 0,125 mm dan dibungkus ke roda gigi yang bisa berputar pada coil
winding machine , insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran
selanjutnya kawat tembaga digulung.a.
Kumparan sekunder Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder.
Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8 mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo, dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan dan lilitan pada kaki trafo terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada tiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm.
o
Kenaikan suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65 C.
b.
Kumparan primer Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190 lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095 lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer selesai digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4 mm. Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan ketepatan penggunaan insulation paper, hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tensile strength tidak boleh terlalu besar. Apabila terlalu besar dapat menyebabkan lapisan permukaan kawat rusak atau terkelupas sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada akhirnya membuat trafo menjadi rusak.
2.6.8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)
Inti yang telah selesai digulung dibawa kebagian koneksi dengan hoist
crane. Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan
kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap kumparan sekunder dengan cara mengelasnya, kemudian dilakukan pemasangan tutup case dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengkoneksian terhadap hubungan primer.
2.6.9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)
Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang mungkin ada di dalam kawat. Inti trransformator yang telah dikoneksi dan kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering (drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas transformator. Untuk mensirkulasi temperatur dalam oven, digunakan blower yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan yang dapat merusak struktur kumparan tranformator, maka relay temperature diatur pada posisi suhu sekitar
o
115-130 C.
2.6.10. Finishing
Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ketempat pemasangan terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri dari tap
changer , bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang telah
dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke dalam case (tangki) transformator.
Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai atau tidak. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 0,5% terhadap harga-harga perbandingan transformator nominal menurut standard.
Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure terminal, oil gauge,
thermometer , dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan
baut dan mur.Kemudian tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki
oil filter hingga mencapai ± 2 cm dari mulut trafo. Minyak ini berfungsi sebagai
pendingin (cooling medium) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut perlu dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil
purifier buatan Kato Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk
menghilangkan kadar air yang terdapat pada minyak. Jenis minyak yang digunakan dalam pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang diproduksi oleh perusahaan Sheel Company Amerika Serikat.
Setelah selesai di pengisian minyak trafo dibawa ke bagian pengujian akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni: a.
Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol.
Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder (tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer pada rangkaian terbuka.
b.
Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo.
Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi) menggunakan sebuah penghantar/konduktor yang sesuai dengan besarnya arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage regulator yang dihubung ke sisi primer.
c.
Pengukuran tahanan kumparan Pengukuran tahanan kumparan ini dilakukan dengan menggunakan
Wheatstone-bridge (Jembatan Wheatstone) untuk mengukur tahanan kumparan primer dan untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder digunakan Double-bridge (Jembatan Ganda).
d.
Pengukuran tahanan isolasi Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun sisi kumparan sekunder (low voltage).
e.
Pengujian frekuensi tinggi Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari frekuensi, dan tegangannya dua kali dari tegangan sekunder transformator yang diuji.
f.
Pengujian kebocoran dari tangki trafo Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N ) ke
2 dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat.
Selain pengujian yang bersifat routine test, perusahaan ini juga melakukan a.
Pengujian ketahanan suhu b. Pengujian kenaikan suhu
Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari kepala bagian pengujian, dipasangkan name plate yang memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan. Dan juga diberi label merek “MORAWA”, yang menandakan identitas perusahaan.
Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya dibawa ke bagian penyimpanan dengan menggunakan hoist crane.
2.7. Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin
Mesin yang digunakan di PT. Morawa Electric Transbuana sebagian besar adalah buatan luar negeri seperti Taiwan, dan Amerika. Mesin produksi yang digunakan dalam proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Mesin Produksi pada PT. Morawa Electric TransbuanaTegangan Kuat Arus Jumlah No. Nama Mesin Tahun Asal Daya
Fungsi (Volt) (Ampere) (Unit)
Memotong silicon steel sesuai dengan ukuran
1 Core Slitting 1981 Taiwan
3 HP 380
7
1 produk yang akan dibuat
2 Core Wounded 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1
2 Menggulung inti transformator a.
Memperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu memperkecil arus eksitasi dan mengurangi
3 Annealing Furnace 1981 Taiwan 60 kW 380 170 2 rugi-rugi inti b.
Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah
4 Coil Winding 1981 Taiwan
1 HP 380 3,65
10 Menggulung kumparan transformator
5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12 kVA 380
63
1 Mengeringkan inti transformator Memotong kertas isolasi sesuai dengan 6 1981 Taiwan 1,5 kVA 380 7,2
2 Paper Wrapping ukuran yang telah ditentukan
7 Oil Purifier 1981 Taiwan 3,7 kVA 380 9,8
1 Membersihkan minyak Mengosongkan udara dari transformator dan
8 Oil Filter 1981 Taiwan 380
4 1 - mengisi dengan minyak
9 Compressor 1981 Taiwan
2 HP 380 7,1
3 Memompa udara
10 Generating Set 1981 Taiwan 350 kVA 400 722
1 Cadangan pembangkit tenaga listrik
High Frequency
11 1981 Taiwan 5 kVA 380
4
1 Menetralkan frekuensi
Generator
Mengeluarkan kandungan air dari kertas
12 Drying Oven 1981 Amerika 24 kW 380
5
1 isolasi
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk proses produksi dapat dilihat pada lampiran 2.
2.7.3. Utilitas
Unit utilitas merupakan penunjang bagi unit lain dalam pabrik atau merupakan sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik.
PT. Morawa Electric Transbuana mempunyai utilitas sebagai berikut : 1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan sekitar 30.000 kWh.
3 2.
. Air dari PDAM Tirtanadi dengan kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m
2.7.4. Safety and Fire Protection
Pihak PT. Morawa Electric Transbuana melakukan tindakan pengamanan (safety) berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul. terbakar dengan sumber api. Pada perusahaan ini tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan memberikan penutup pada panel listrik, menyediakan racun api berupa alat pemadam api ringan pada jarak tertentu di lantai pabrik atau pada daerah yang mudah terjadi kebakaran.
2.7.5. Waste Treatment
Limbah dari proses produksi adalah scrap silicon steel, scrap kawat kumparan dan serbuk besi. Limbah scrap silicon steel dan scrap kawat kumparan ini dikumpulkan dan dijual kembali kepada pabrik peleburan besi, sedangkan limbah berbentuk serbuk besi langsung dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
2.7.6. Maintenance Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga tidak dapat mengakibatkan kecacatan pada produk dan keterlambatan waktu penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman. Pada perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja frekuensinya masih sangat jarang yaitu sebulan sekali.
PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan yang berproduksi dengan tata letak jenis process layout, di mana mesin yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada bagian yang sama. Perusahaan ini juga memiliki pola aliran bahan yang tidak teratur.